V-1 DOKUMEN RPI2JM KABUPATEN BANGGAI LAUT

  BAB

   5 E T E R P A D U A N S T R A T E G I K P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N B A N G G A I L A U T

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Kabupaten Banggai Laut

  Kabupaten Sumbawa Barat adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Kabupaten Banggai Laut terletak di bagian timur Pulau Sulawesi, berbatasan dengan Laut Maluku, Selat Kalumbatan dan Selat Bangkurung di utara, Laut Maluku di timur, berbatasan dengan Laut Banda di selatan serta Teluk Tolo di barat. Banggai Laut merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Banggai Kepulauan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No 5 Tahun 2013 tentang pembentukan Kabupaten Banggai Laut di Provinsi Sulawesi Tengah.

  Berdasarkan gambaran umum mengenai Kabupaten Banggai Laut di atas, maka pada subbab ini akan membahas RTRW Kabupaten Banggai Laut yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada dasarnya RTRW Kabupaten/Kota menghasilkan suatu rencana

  1. PKW yang berada di wilayah kabupaten.

  2. PKL yang berada di wilayah kabupaten.

  3. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu: a) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang memiliki skala pelayanan kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.

  b) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

  Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah kabupaten. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten berfungsi:

  1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan disekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten.

  2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:

  1. Kebijakan dan strategi penataan ruangwilayah kabupaten;kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi.

  • Terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
  • Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan lingkungan (PPL).
  • Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.

  d. Dapat memuat pusat-pusat kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf a dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL promosi (dengan notasi PKLp).
  • Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK).
  • Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL.

  e. Sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk dapat mempercepat pertumbuhan wilayah Kabupaten Banggai Laut, maka a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.

  b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.

  c. PKL diusulkan oleh pemerintah kabupaten dan ditetapkan oleh pemerintah provinsi.

  2. Pembentukan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), ditetapkan dengan kriteria :

  a. Kawasanperkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa yang melayani skala kecamatan atau beberapa desa.

  b. Kawasanperkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kecamatan atau beberapa kecamatan.

  c. PPK ditetapkan oleh pemerintah kabupaten.

  3. Pembentukan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), ditetapkan dengan kriteria:

  a. Kawasanpermukiman yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan yang melayani kegiatan skala antar desa.

  b. Kawasan permukiman yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani kegiatan skala antar desa.

  c. PPL ditetapkan oleh pemerintah kabupaten. Untuk mendorong pembentukan setiap pusat pertumbuhan pada struktur ruang, maka perlu dibangun beberapa infrastruktur penunjang yang memenuhi standar infrastruktur minimal yang harus dimiliki oleh setiap pusat kegiatan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Adapun standar infrastruktur minimal dan fasilitas yang

  Pendidikan : Sekolah Menengah Umum/Kejuruan.

  2. Standar Infrastruktur Minimal dan Fasilitas yang harus dipenuhi oleh Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), meliputi : Perhubungan : Terminal Penumpang Perkotaan.

  Ekonomi : Pasar Kecamatan. Kesehatan : Pusat Kesehatan Masyarakat. Pendidikan : Sekolah Dasar 9 tahun /(SMP)

  3. Standar Infrastruktur Minimal dan Fasilitas yang harus dipenuhi oleh Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), meliputi : Perhubungan : Terhubung dengan pusat kecamatan.

  Ekonomi : Pasar Desa Kesehatan : Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu Pendidikan : Sekolah Dasar 9 tahun /(SMP)

  Dengan kebutuhan standar infrastruktur minimal dan fasilitas yang harus dipenuhi oleh setiap pusat kegiatan maka untuk mewujudkan struktur ruang, Kabupaten Banggai Lautperlu membangun atau meningkatkan fasilitas yang sudah ada.Tabel berikut memperlihatkan rencana pembangunan serta peningkatan infrastruktur dan fasilitas pada setiap pusat kegiatan dalam rangka mewujudkan struktur ruang Kabupaten Banggai Laut.

  RTRW Provinsi Sulawesi Tengah menetapkan Banggai dalam hal ini ibukota atau tempat kedudukan dari Pusat Pemerintahan Kabupaten di Kecamatan Banggai menjadi pusat kegiatan utama di Kabupaten Banggai Laut dan ditetapkan menjadi a) Sistem jaringan energi.

  b) Sistem jaringan telekomunikasi.

  c) Sistem jaringan sumber daya air.

  d) Sistem prasarana pengelolaan lingkungan.

  e) Sistem prasarana lainnya. Tabel berikut menguraikan tentang rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Banggai Laut.

  V - 7

  3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

  Wilayah Kecamatan dan antar desa (Lokal)

   Pusat Pemerintahan Lokal;  Pusat pelayanan sosial lingkungan  Perdagangan dan jasa lingkungan  Simpul pelayanan jaringan transportasi antar desa;  Pendukung PPK

  h. Lalong, Kecamatan Labobo; i. Paisulamo, Keca j. matan Labobo; dan k. Ndindibung, Kecamatan Bokan Kepulauan.

  g. Kalupapi, Kecamatan Labobo;

  f. Sasabobok, Kecamatan Labobo;

  e. Matanga, Kecamatan Banggai Selatan;

  d. Timbong Mominit, Kecamatan Banggai Selatan;

  c. Paisumosoni, Kecamatan Banggai Utara:

  b. Popisi, Kecamatan Banggai Utara;

  a. Dodung, Kecamatan Banggai;

  Wilayah Kecamatan masing-masing.

Tabel 5.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Banggai Laut

  e. Bungin, Kecamatan Bokan Kepulauan  Pusat Pemerintahan Lokal;  Pusat pelayanan sosial tingkat kecamatan  Perdagangan dan jasa tingkat kecamatan  Simpul pelayanan jaringan transportasi wilayah/perhubungan dan komunikasi;  Pendukung PKL.

  d. Mansalean, Kecamatan Labobo; dan

  c. Lantibung, Kecamatan Bangkurung;

  b. Adean,Kecamatan Banggai Tengah;

  a. Lokotoy, Kecamatan Banggai Utara;

  2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

   Pusat pelayanan sosial  Perdagangan dan jasa  Simpul pelayanan jaringan transportasi wilayah / perhubungan dan komunikasi;  Pusat pelayanan kegiatan Pariwisata Seluruh wilayah Kabupaten (regional)

  Banggai, Kecamatan Banggai  Pusat Pemerintahan Kabupaten dan Kecamatan

  1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

  No. Pusat Kegiatan Kota/Pusat Permukiman Fungsi Pelayanan Wilayah Pelayanan

  Sumber: RTRW Kabupaten Banggai Laut,, 2015

  V - 8

A. Rencana Sistem Jaringan Transportasi

  Perencanaan arah pengembangan jaringan harus dilakukan dengan baik.Yang dimaksud dengan pengembangan jaringan disini adalah pengembangan jaringan infrastruktur maupun pelayanan transportasi.Untuk itu perencanaan arah pengembangan harus dilakukan dengan sistematis. Untuk mencapai hal itu, dibawah ini disampaikan beberapa hal yang harus menjadi acuan bagi Pengembangan Jaringan Transportasi : dasar pengembangan, pokok-pokok pengembangan, tahap pengembangan.

  Dasar Pengembangan • Mendukung perkembangan dan pengembangan wilayah.

  • Menstimulasi kawasan terbelakang.
  • Integrasi antar sub wilayah dengan seluruh wilayah Banggai Laut secara Sistemik.
  • Integrasi Banggai Laut dengan kawasan Nasional.
  • Konsep pengembangan harus memperhatikan komplemen antar moda dan permintaan.
  • Aspek efesiensi dan efektifitas jarak pelayanan (untuk jarak pendek lebih efesiensi dengan angkutan jalan atau angkutan Laut dari pada dengan angkutan udara).

  Pokok-Pokok Pengembangan • Pembukaan Jalan Pada Bokan Kepulauan, Pulau Labobo dan Pulau Bangkurung.

  • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Lingkar Pulau Banggai.
  • Pembangunan dan Peningkatan Pelabuhan Banggai, Mansalean, Lantibung dan Bungin.
dan efesiensi terkait dengan jarak antar bandara dan penyambung moda lain seperti kapal cepat.

  Pengembangan Jaringan Pelayanan

  Pokok-pokok pengembangan jaringan pelayanan angkutan penumpang untuk tiap- tiap moda dirangkum dalam Tabel Pokok-pokok Pengembangan Jaringan Pelayanan Angkutan penumpang dibawah ini.

Tabel 5.2 Pokok-pokok Pengembangan Jaringan Pelayanan Angkutan penumpang

  Moda Pelayanan Jalan Bis antar Kota Kecamatan sesuai dengan permintaan Pengembangan Pelabuanan Banggai dan pelabuhan lainnya

Laut yang terdapat pada pulau bokan, Labobo dan Pulau

Bangkurung

  Reguler : Banggai-Luwuk-Palu, Banggai-Gorontalo, Banggai- Udara

Manado,Banggai-Ambon, Banggai-Ternate

Sumber: Tatralok Banggai, 2012.

  Sedangkan pokok-pokok pengembangan jaringan pelayanan angkutan barang untuk tiap- tiap moda dirangkum dalam Tabel Pokok Pengembangan Jaringan Pelayanan Angkutan Barang di bawah ini.

Tabel 5.3 Pokok Pengembangan Jaringan Pelayanan Angkutan Barang

  Pengembangan Moda Unggulan

  Dasar penentuan moda unggulan harus mempertimbangkan skenario pengembangan koridor.Pokok-pokok pengembangan moda unggulan dapat dilihat dalam Tabel dibawah ini - Pokok Pengembangan Moda Unggulan dibawah ini.

Tabel 5.4 Pokok Pengembangan Moda Unggulan Kategori Cakupan Moda

  Penumpang Nasional Udara, Kapal Laut Antar Kabupaten Udara, Kapal Laut, Kapal Cepat, Feri Dalam Kabupaten Jalan, Feri, Kapal cepat

  Barang Nasional Udara, Kapal Laut Antar Kabupaten Udara, Kapal Laut, Feri Dalam Kabupaten Jalan, Feri, Kapal cepat

  Sumber: Tatralok Banggai, 2012.

  Dalam 20 tahun kedepan moda yang perannya harus ditingkatkan adalah moda- moda seperti disampaikan pada Tabel dibawah ini – Peningkatan Peran Moda berikut ini.

Tabel 5.5 Peningkatan Peran Moda Moda Peningkatan Peran

  Angkutan Kota Angkutan dalam Kota Banggai, dalam Kota-kota Kecamatan Lainnya.

Tabel 5.6 Pokok pengembangan Jaringan Prasarana Moda Prasarana Pengembangan

  Jaringan Lingkar Pulau Banggai, Jalan Kabupaten Pulau Lobobo, Pulau Bangkurung, Bokan Kepulauan.

  Penyeberangan Pelabuhan Banggai. Laut Pelabuhan Perluasan Pelabuhan Banggai. Udara Bandara Banggai Sumber: Tatralok Banggai, 2012.

A. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat

  Sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Banggai Lautterdiri atas jaringan lalu-lintas dan angkutan jalan, serta jaringan angkutan sungai, danau dan penyeberangan yang diuraikan sebagai berikut:

A. Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, meliputi:

  1) Jaringan jalan, berupa:

  a. Jaringan jalan lokal primer, terdiri atas: 1. Ruas jalan dalam Kota Banggai.

  2. Ruas jalan Banggai – Lampa.

  3. Ruas jalan Banggai - Peling Solit.

  4. Ruas jalan Banggai - Potil Pololoba.

  16. Ruas jalan Lalong – Lipulalongo.

  17. Ruas jalan Alasan – Lipulalongo.

  18. Ruas jalan Alasan – Padingkian.

  19. Ruas jalan Alasan – Bontosi.

  20. Ruas jalan Bontosi – Talas.

  21. Ruas jalan Talas – Lipulalongo.

  22. Ruas jalan Lantibung – Lalong.

  23. Ruas jalan Lalong – Sundeng.

  24. Ruas jalan Sundeng – Dungkean.

  25. Ruas jalan Dungkean – Bone Bone.

  26. Ruas jalan Bungin – Kaukes.

  27. Ruas jalan Bungin – Bolokut.

  28. Ruas jalan Bolokut – Mandel.

  29. Ruas jalan Panapat – Mandel.

  30. Ruas jalan Limua – Kaukes.

  b. Jaringan jalan lokal sekunder, terdiri atas: 1. Ruas jalan Lampa – Padang (Paisu Uki).

  2. Ruas jalan Lampa – Tinakin Laut.

  3. Ruas jalan Boneaka – Banggai Lalongo.

  4. Ruas jalan Tinakin Darat – Mato.

  5. Ruas jalan Mampaliasan – Potil Pololoba.

  6. Ruas jalan dalam Kota Adean.

  7. Ruas jalan Gonggong – Adean.

  20. Ruas jalan Limua – Kawalu.

  21. Ruas jalan Adean – Pososlalongo.

  22. Ruas jalan Gonggong – Pososlalongo.

  c. Rencana pengembangan jaringan jalan lokal primer menjadi kolektor sekunder terdiri atas:

  1. Ruas jalan dalam Kota Banggai.

  2. Ruas jalan Banggai – Lampa.

  3. Ruas jalan Banggai - Peling Solit.

  4. Ruas jalan Banggai - Potil Pololoba.

  5. Ruas jalan Lampa – Adean.

  6. Ruas jalan Adean – Bentean.

  7. Ruas jalan Bentean – Matanga.

  8. Ruas jalan Matanga – Peling Solit.

  9. Ruas jalan Lokotoy – Potil Pololoba.

  10. Ruas jalan Peling Solit – Lokotoy.

  2) Jaringan prasarana lalu-lintas, berupa rencana peningkatan terminal penumpang

  tipe C di Kecamatan Banggai yang akan melayani route angkutan dalam kota dan antar perdesaan.

  3) Jaringan layanan lalu-lintas.

B. Jaringan angkutan sungai, danau dan penyeberangan, meliputi:

  1) Lintas penyeberangan, yaitu berupa lintas penyeberangan antar kabupaten/kota, yaitu: Luwuk – Banggai. b. Pelabuhan Penyeberangan Sasabobok di Kecamatan Bangkurung;

  c. Pelabuhan Penyeberangan Mansalean di Kecamatan Labobo;

  d. Pelabuhan Penyeberangan Bontosi di Kecamatan Labobo;

  e. Pelabuhan Penyeberangan Bungin di Kecamatan Bokan Kepulauan;

  f. Pelabuhan Penyeberangan Toropot di Kecamatan Bokan Kepulauan;

  g. Pelabuhan Penyeberangan Sonit di Kecamatan Bokan Kepulauan;

  h. Pelabuhan Penyeberangan Timpaus di Kecamatan Bokan Kepulauan; i. Pelabuhan Penyeberangan Paisubebek di Kecamatan Bokan Kepulauan; j. Pelabuhan Penyeberangan Kokudang di Kecamatan Bokan Kepulauan; k. Pelabuhan Penyeberangan Matanga di Kecamatan Banggai Selatan; l. Pelabuhan Penyeberangan Tolokibit di Kecamatan Banggai Selatan; dan m.

  Pelabuhan Penyeberangan Lokotoy di Kecamatan Banggai Utara.

C. Rencana Kelas Jalan dan Pelabuhan Penyebrangan

  Klafisikasi Klas Jalan didasarkan pada Klas Jalan, Fungsi Jalan dan Pengelolaan Jalan.Klasifikasi prasarana jalan di Banggai Laut dapat dilihat pada Tabel Rencana Klasifiaksi Jalan dibawah ini.

Tabel 5.7 Rencana Klasifiaksi Jalan

  

No Ruas Status Fungsi Rnec. Klas

  1 Lingkar Pulau Banggai Propinsi KP

  IIC

  2 Lingkar Pulau Labobo Kabupaten KP

  III

Tabel 5.8 Rencana Klasifikasi Pelabuhan Penyebrangan No Pelabuhan Penyebrangan Rencana

  

Klas

Fungsi

  1 Banggai

  II Lintas Propinsi Sumber: Tatralok Banggai, 2012.

  V - 19

2) Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut

  Sistem jaringan transportasi laut di Kabupaten Banggai Laut terdiri atasTatanan Kepelabuhanan dan Alur Pelayaran yang diuraikan sebagai berikut:

  A. Tatanan Kepelabuhan

  Tatanan Kepelabuhan menurut Undang Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, adalah suatu sistem kepelabuhanan yang memuat peran, fungsi, jenis, hierarki pelabuhan, rencana induk pelabuhan nasional, dan lokasi pelabuhan serta keterpaduan intra dan antarmoda serta keterpaduan dengan sektor lainnya. Dalam struktur ruang wilayah Kabupaten Banggai Laut, Tatanan Kepelabuhan yang ada diuraikan sebagai berikut:

  1) Pelabuhan Pengumpul, yaitu Pelabuhan Banggai yang berada di Kecamatan Banggai. 2) Rencana pembangunan tambatan perahu dan kapal rakyat di seluruh desa di Kecamatan Bangkurung, Kecamatan Labobo dan Kecamatan Bokan Kepulauan. 3) Terminal Khusus yaitu pelabuhan dengan fungsi pelayanan khusus, meliputi : a. Pengembangan pelabuhan / depot BBM.

  b. Pembangunan pelabuhan / terminal peti kemas sebagai pengembangan kapasitas Pelabuhan.

  

B. Alur Pelayaran dalam Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Laut, meliputi:

  1) Alur pelayaran regional, meliputi: a. Bitung – Banggai.

Tabel 5.9 Klasifikasi Pelabuhan Laut

  Peran dan No Pelabuhan Pengelolahan Status Fugsi

  1 Banggai Dephub Diusahakan Nasional

  2 Mansalean Pemkab Diusahakan Lokal

  3 Lantibung Pemkab Diusahakan Lokal

  4 Bungin Pemkab Diusahakan Lokal Sumber: Tatralok Banggai, 2012.

3) Sistem Jaringan Transportasi Udara

  Sistem jaringan transportasi udara dalam struktur ruang wilayah di Kabupaten Banggai Laut adalah berupa perencanaan pembangunan Bandar Udara pengumpan, yang direncanakan dibangun di Kecamatan Banggai Utara.Hal-hal yang meliputi sistem jaringan transportasi udara di Kabupaten Banggai Laut adalah berupa.

A. Tatanan Kebandarudaraan

  Tatanan Kebandarudaraan menurut Undang Undang No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan adalah sistem kebandarudaraan secara nasional yang menggambarkan perencanaan bandar udara berdasarkan rencana tata ruang, pertumbuhan ekonomi, keunggulan komparatif wilayah, kondisi alam dan geografi, keterpaduan intra dan antarmoda transportasi, kelestarian lingkungan, keselamatan dan keamanan penerbangan, serta keterpaduan dengan sektor pembangunan lainnya.Dalam struktur

C. Rencana Klas Bandara

  Rencana Klasifikasi Bandara di Banggai Laut dapat dilihat pada Tabel 3.11 Rencana Klasifikasi Bandara 2034 berikut ini.

Tabel 5.10 Rencana Klasifikasi Bandara

  

NO Bandara Penyelenggara Fungsi Penggunaan Status

  1 Banggai Kabupaten BPP Umum Domestik Keterangan : BPP : Bukan Pusat Penyebaran Sumber: Tatralok Banggai, 2012.

  V - 23

c. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

  Sistem jaringan prasarana lainnya dalam struktur ruang wilayah di Kabupaten Banggai adalah meliputi:

A. Sistem Jaringan Energi

  Sistem jaringan energi dalam struktur ruang wilayah Kabupaten Banggai Laut, meliputi: 1) Pembangkit tenaga listrik yangada di Kabupaten Banggai Laut terdiri atas: a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Banggai di Kecamatan Banggai.

  b. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sistem Hybrid Labobo di Kecamatan Labobo.

  c. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sistem Terpusat di Kecamatan Bangkurung dan Bokan Kepulauan.

  d. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Solar Home System/SHS tersebar di pulau-pulau kecil terluar berpenghuni yang berada di Kecamatan Bokan Kepulauan, Labobo dan Bangkurung.

  e. Rencana Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Padanglaya Kecamatan banggai. 2) Jaringan prasarana energi yang ada di Kabupaten Banggai Laut terdiri atas:

  a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi terdiri atas : 1) Depo BBM Banggai di Kecamatan Banggai.

  2) Rencanapembangunan sentra pengisian BBM (SPDN) di pulau-pulau kecil meliputi: Pulau Labobo, Pulau Bangkurung dan Pulau Bokan.

  b. Jaringandistribusi listrik terdiri atas: 1) Jaringanlistrik di Pulau Banggai yang melayani permukiman di Kecamatan

B. Sistem Jaringan Telekomunikasi

  Sistem jaringan telekomunikasi dalam struktur ruang wilayah Kabupaten Banggai Laut, meliputi: 1) Sistem jaringan kabel dalam struktur ruang wilayah Kabupaten Banggai Laut adalah rencana pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi berupa jaringan telepon

  fixed line atau sistem kabel yang merata hingga ke seluruh ibukota Kecamatan,

  meliputi: a. Stasiun Telepon Otomat (STO) Banggai di Kecamatan Banggai.

  b. Stasiun Telepon Otomat (STO) Matanga di Kecamatan Banggai Selatan.

  c. Stasiun Telepon Otomat (STO) Adean di Kecamatan Banggai Tengah.

  d. Stasiun Telepon Otomat (STO) Lokotoi di Kecamatan Banggai Utara. 2) Sistem jaringan nirkabel dalam struktur ruang wilayah Kabupaten Banggai Laut, terdiri atas: a. pengembangan jaringan seluler yang tersebar di seluruh kabupaten dengan pengelolaan pemanfaatan menara telekomunikasi atau BTS bersama.

  b. pembatasan terhadap pembangunan menara telekomunikasi atau BTS baru. 3) Sistem jaringan satelit dalam struktur ruang wilayah Kabupaten Banggai Laut, tersebar di seluruh wilayah kabupaten.

  V - 26

  V - 1

5.1.2. Arahan Rencana Pola Ruang

  Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Laut meliputi: rencana kawasan lindung dan rencana kawasan budidaya. Sesuai dengan UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 menjelaskan bahwa: Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan denganfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yangmencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan, sedangkan Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Adapun kawasan lindung dan kawasan budidaya yang ditetapkan di Kabupaten Banggai Laut, menurut ketentuan adalah sebagai berikut. Kawasan lindung terdiri atas:

  1. Kawasan hutan lindung

  2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, yaitu kawasan resapan air.

  3. Kawasan perlindungan setempat, meliputi:

  a. sempadan pantai

  b. sempadan sungai

  c. kawasan sekitar danau/rawa

  d. kawasan sekitar mata air e. ruang terbuka hijau (RTH).

  4. Kawasansuaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, meliputi:

  a. kawasan pantai berhutan bakau, berterumbu karang dan berpadang lamun

  b. kawasan taman nasional laut

  4. Kawasanperuntukan pertambangan

  5. Kawasanperuntukan industri

  6. Kawasan peruntukan pariwisata

  7. Kawasan peruntukan permukiman 8. Kawasan peruntukan lainnya. Adapun rencana pola ruang di Kabupaten Banggai Laut dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Rencana Pola Ruang

  Luas No. Pola Ruang DARATAN km2 Ha

  Hutan Lindung 10106.96 101.07 Sempadan Pantai 2165.63

  21.66 Resapan Air 446.05

  4.46 Kawasan

  1 Hutan Mangrove 2656.50

  26.56 Lindung Taman Nasional (Zona Pemanfaatan) 10192.53 101.93 Taman Nasional (Zona Inti) 16771.60 167.72 Taman Nasional (Zona Perlindungan) 9238.98

  92.39 Permukiman 7186.47

  71.86 Perkotaan

  66.07

  0.66 Kawasan Hutan Produksi Terbatas 2219.05

  24.08

  2 Budidaya

  Pertanian 5267.35

  52.67 Hutan Yang Dapat di Konversi 1393.27

  11.04 Hutan Produksi Tetap 4956.71

  49.57 Total

  72566.99 725.67 Luas No. Pola Ruang LAUTAN

A. Rencana Kawasan Lindung

  Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam serta sumberdaya buatan guna pembangunan berkelanjutan, yang juga dapat diartikan bahwa kawasan lindung apabila dijamah akan berakibat terhadap daerah bawahannya atau daerah sekitarnya.

  Berdasarkan Keputusan Presiden No.32 tahun 1990 mengenai Pengelolaan Kawasan Lindung, maka perlu dilakukan penetapan kawasan lindung. Pada dasarnya, penetapan kawasan lindung merupakan perwujudan dan pengembangan struktur tata ruang yang berdasarkan pada prinsip pembangunan berkelanjutan. Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung dan Undang-Undang tentang Penataan Ruang menjelaskan bahwa penentuan kawasan lindung didasarkan atas beberapa kriteria fisik tanah meliputi ketinggian, kelerengan, daerah resapan air, dan sifat khusus lainnya sehingga dapat digolongkan ke dalam kawasan yang harus dilindungi.

  Pada prinsipnya pengendalian atau pengelolaan Kawasan Lindung, adalah di dalam Kawasan Lindung dilarang melakukan kegiatan budidaya, kecuali yang tidak mengganggu fungsi lindung. Di dalam Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya dilarang melakukan kegiatan budidaya apapun, kecuali kegiatan yang berkaitan dengan fungsinya dan tidak mengubah bentang alam, kondisi penggunaan lahan, serta ekosistem yang ada. Flora dan Fauna yang ada di dalam Kawasan Lindung, perlu dilindungi dan dipertahankan kelestariannya.

  Perlu adanya rehabilitasi hutan atau reboisasi pada unit lahan pada Hutan Lindung yang saat ini tidak berfungsi sebagai Kawasan Lindung. Kawasan Cagar Alam, Hutan

Tabel 4.2 Penetapan Kawasan Lindung dan Rencana Pengelolaan Kawasan Lindungdi Kabupaten Banggai Laut

  No. Kawasan Lindung Jenis Kawasan Lindung Rencana Pengelolaan

  1. Kawasan Hutan Lindung Kawasanhutan lindung Pulau Banggai Pengendaliankegiatan budidaya yang telah berlangsung lama dalam kawasan hutan - - di Kecamatan Banggai; lindung;

  • - - Kawasan hutan lindung Pulau Pengembalian fungsi hidrologis dengan reboisasi pada kawasan hutan yang telah Bangkurung; mengalami kerusakan; Kawasan hutan lindung lainnya, yang Percepatan rehabilitasi hutan lindung dengan tanaman yang sesuai dengan fungsi lindung; - - - penetapannya dilaksanakan sesuai Pelestarian ekosistem yang merupakan ciri khas kawasan melalui tindakan pencegahan ketentuan perundang-undang yang pengrusakan dan upaya pengembalian pada rona awal sesuai ekosistem yang pernah ada; - berlaku. Pemantauan kegiatan yang diperbolehkan di kawasan hutan lindung agar tidak mengganggu hutan lindung; dan -

  Pengembangan dan pelestarian flora dan fauna terutama yang memiliki nilai endemik yang tinggi.

  2. Kawasan yang memberikan Kawasan resapan air Menata pemanfaatan kawasan resapan agar tidak beralih fungsi menjadi lahanterbangun - - - fungsi perlindungan terhadap Rehabilitasi lahan dan konservasi tanah, antara lain : mempercepat pemulihan kawasan kawasan bawahannya, resapan dengan penghijauan; - adalah berupa kawasan Peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan resapan air. resapan air yang berfungsi

  Pemantapan kawasan resapan air; - untuk memberikan ruang Mengembangkan hutan rakyat untuk menyediakan kebutuhan domestik akan kayu - yang cukup bagi resapan air bangunan dan melakukan penghijauan dengan menanam jenis-jenis kayu hutan guna hujan pada daerah tertentu mengendalikan erosi, memperbesar infiltrasi tanah dan mencegah banjir pada musim hujan untuk keperluan penyediaan dan kekeringan pada musim kemarau;

  • - kebutuhan air tanah dan

  Percepatan rehabilitasi lahan milik masyarakat yang termasuk di dalam kriteria kawasan penanggulangan banjir, baik lindung dengan melakukan penanaman pohon pelindung/penghijauan yang dapat di untuk kawasan bawahannya gunakan sebagai perlindungan kawasan bawahannya, hasil yang dapat diambil berupa hasil maupan kawasan yang non-kayu; bersangkutan Pencegahan kegiatan pengurangan tutupan vegetasi; - - Membuka jalur wisata jelajah / pendakian untuk menanamkan rasa memiliki / mencintai alam, serta pemanfaatan kawasan lindung untuk sarana pendidikan penelitian dan pengembangan kecintaan terhadap alam; - Peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan resapan air; dan - Pemantapan kawasan resapan air, bila berada dalam kawasan hutan dikembalikan fungsinya sebagai hutan lindung untuk menjamin keberadaan kawasan hutan dan fungsi hutan. -

  3. Kawasan perlindungan

  a. Kawasan sempadan pantai, meliputi Melakukan perlindungan pantai buatan, mencakup seluruh garis pantai terutama yang setempat dataran sepanjang tepian laut yang berpotensi tsunami, abrasi, erosi, badai, banjir, meliputi: lebarnya proporsional dengan bentuk • Daerah pesisir pantai permukiman di Pulau Banggai; dan kondisi fisik pantai, minimal 100

  • Daerah pesisir pantai permukiman di Pulau Labobo; meter dari titik pasang tertinggi kearah
  • Daerah pesisir pantai permukiman di Pulau Bangkurung; dan

  No. Kawasan Lindung Jenis Kawasan Lindung Rencana Pengelolaan darat, kawasan ini meliputi seluruh • Daerah pesisir pantai permukiman di Bokan Kepulauan.

  garis pantai terutama yang berpotensi • Daerah pesisisr pantai permukiman sebagian wilayah Kecamatan kepulauan. tsunami, abrasi, erosi, badai, banjir diseluruh wilayah kabupaten

  • - Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sempadan pantai sebagai area pengaman dari kerusakan atau bencana yang ditimbulkan oleh gelombang laut; Menetapkan jarak bebas atau batas wilayah pantai 100 meter dari titik pasang tertinggi - yang tidak boleh dimanfaatkan untuk lahan budidaya atau didirikan bangunan kecuali daerah/wilayah pantai yang secara eksisting telah menjadi kawasan permukiman dan kawasan budidaya; -

  Pemanfaatan ruang di sempadan pantai diutamakan untuk pengembangan kawasan budidaya yang telah ada di sisi daratan dan tidak menyebabkan gangguan terhadap kelestarian ekosistem pantai, termasuk gangguan terhadap kualitas visual; dan - Pembangunan pesisir pantai harus mengutamakan jaringan infrastruktur yang ramah lingkungan dan mempersiapkan jalur evakuasi apabila terjadi bencana gelombang pasang dan tsunami. - Untuk daerah tertentu yang tidak lagi memungkinkan diterapkan ketentuan minimal seperti di wilayah permukiman dan / atau permukiman pesisir yang fisiknya sudah terbangun permanen, diatur dengan ketentuan khusus oleh pemerintah daerah. -

  b. Kawasan sekitar danau/rawa, meliputi penanaman pohon pelindung / penghijauan berupa tanaman kayu-kayuan; dataran sekeliling danau/rawa yang pencegahan kegiatan pengurangan tutupan vegetasi -

  • - lebarnya proporsional dengan bentuk mencegah pemanfaatan kawasan sekitar danau / rawa menjadi lahan terbangun dan kondisi fisiknya minimal 50 meter Untuk daerah tertentu yang tidak lagi memungkinkan diterapkan ketentuan minimal (wilayah - dari titik pasang tertinggi kearah darat, permukiman, pusat kota, dll), diatur dengan ketentuan khusus oleh pemerintah daerah. kecuali daerah/wilayah danau/rawa yang secara eksisting telah menjadi kawasan permukiman dan kawasan budidaya yang ditandai dengan batas- batas permanen (talud, turap, dan lain- lain).Kawasan ini meliputi: -

  Danau Olu Keudeh di Kecamatan Banggai Utara

  No. Kawasan Lindung Jenis Kawasan Lindung Rencana Pengelolaan

  4. Kawasan suaka alam,

  • - a. Kawasan pantai berhutan bakau, penetapan Daerah Perlindungan Pantai dan Laut (DPPL) yang mencakup perlindungan dan pelestarian alam dan cagar berterumbu karang dan berpadang pengawasan hutan bakau serta perlindungan terhadap komunitas terumbu karang dan budaya lamun meliputi: berpadang lamun yang berada di sekitarnya;

  Sepanjang pesisir pantai di Pulau penanaman kembali mangrove pada lokasi-lokasi yang telah mengalami penurunan luas - - Banggai dengan luas + 415 ha; hutan mangrovenya; - - Sepanjang pesisir pantai di Pulau penetapan kawasan konservasi laut untuk perlindungan terhadap ikan endemik banggai Labobo, Pulau Bangkurung dan cardinal fish yang tersebar di perairan kepulauan banggai; dan - Bokan Kepulauan dengan luas + Kawasan Konservasi Laut Daerah yang meliputi perairan Pulau Tolobundo, Pulau Bandang 566 ha; Besar, Pulau Makaliu, Pulau Lesampuang, Pulau Togong sagu, Pulau Panteh, Pulau

  • - pesisir pantai pulau-pulau kecil Maringkih, Pulau Peposo, Pulau Sonit dan Pulau Banggai yang memiliki hutan bakau,

  terumbu karang dan biota laut.

  b. Kawasan taman nasional laut, adalah berupa kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Banggai. -

  c. Kawasan cagar alam budaya dan melestarikan dan melindungi kawasan cagar budaya dan kawasan historis dari alih fungsi; - ilmu pengetahuan yang meliputi: melestarikan dan merevitalisasi bangunan tua, bangunan bernilai sejarah dan/atau bernilai - Bekas peninggalan ekspedisi arsitektur tinggi, serta potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai sejarah; dan -

  Laksamana Hok berupa Batu Peti memberlakukan peraturan daerah perlindungan kawasan bersejarah dan budaya (Historical District and Cultural Heritage). di Kecamatan Banggai Utara; - Bungkoko Babolau bekas Kerajaan Babolau di Kecamatan Banggai Utara; - Bekas Istana Tomundo Sabol di Kecamatan Banggai Utara; Prasasti Lingkong di Kecamatan - Banggai Utara; - Kawasan bersejarah Olu di Kecamatan Banggai; - Keraton Kerajaan Banggai di Kecamatan Banggai; - Kawasan Bersejarah Banggai Lalongo di Kecamatan Banggai; - Kamali (rumah keramat) Boneaka di Kecamatan Banggai;

  • - Kamali (rumah keramat) Putal di Kecamatan Banggai;
  •   No. Kawasan Lindung Jenis Kawasan Lindung Rencana Pengelolaan

    • - Kawasan Bersejarah Padang Laya di Kecamatan Banggai; Makam Raja-Raja Banggai yang - tersebar di Kecamatan Banggai; -

      Gowa Lengi-Lengitan di Kecamatan Banggai; - Kawasan Adat Paisu Tobui di Kecamatan Banggai; - Situs Rumah Raja Kamali Pende (Pesanggrahan Raja) di Kecamatan Banggai; - Situs Masjid Tua Kampung Ambata di Kecamatan Banggai; Situs Benteng Portugis di - Kecamatan Banggai; - Kawasan sejarah Samadang/Mapang di Kecamatan Banggai Tengah; - Bekas peninggalan Basalo Katapean doi sasaban di Kecamatan Banggai Tengah; - Kawasan sejarah Bungkuko Tatandak di Kecamatan Banggai Tengah; - Situs sejarah Popol di Kecamatan Banggai Tengah; - Situs sejarah Bansulusung di Kecamatan Banggai Tengah; - Benteng Ulu Mosoni di Kecamatan Banggai Selatan; Situs Sejarah Paisu Taranate di - Kecamatan Banggai Selatan; - Situs Sejarah Paduno di Kecamatan Banggai Selatan; - Situs Sejarah Lapangan Bakabuan di Kecamatan Banggai Selatan; - Situs Sejarah Goa Tokubet di Kecamatan Banggai Selatan; Sabua Moinsale di Kecamatan - Labobo;

      No. Kawasan Lindung Jenis Kawasan Lindung Rencana Pengelolaan

    • - Prasasti Batu Gajah di Kecamatan Labobo; Situs Goa Jepang di Kecamatan - Labobo; -

      Labuan Tumbe di Kecamatan Labobo; - Kawasan sejarah Lipu Lapus di Kecamatan Bangkurung; dan - Makam Syeh Maulana Saidi di Kecamatan Bokan Kepulauan. -

      5. Kawasan rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik Peruntukan ruang sebagai kawasan lindung (tidak layak untuk pembangunan fisik) - alam geologis, biologis, hidrologis, Menyiapkan sistem peringatan dini bahaya longsor - klimatologis, geografis, sosial, budaya, Pada lokasi tertentu beberapa kegiatan terutama non fisik masih dapat dilaksanakan dengan politik, ekonomi, dan teknologi pada ketentuan khusus dan/atau persyaratan yang pada dasarnya diarahkan dengan pendekatan suatu wilayah untuk jangka waktu konsep penyesuaian lingkungan, yaitu upaya untuk menyesuaikan dengan kondisi alam, tertentu yang mengurangi kemampuan dengan lebih menekankan pada upaya rekayasa kondisi alam yang ada mencegah, meredam, mencapai Pelarangan terhadap pembangunan rumah di daerah yang berpotensi terhadap rawan - kesiapan, dan mengurangi kemampuan longsor

    • - untuk menanggapi dampak buruk Pengendalian terhadap kegiatan pemanfataan lahan di sekitar kawasan rawan longsor bahaya tertentu. Kawasan rawan Membuat tanggul penahan tanah (talud) pada daerah-daerah berlereng curam yang - bencana alam di Kabupaten Banggai mengalami pemotongan bagian bawah lereng akibat pembuatan jalan -

      Laut, terdiri atas: Kegiatan budidaya yang berdampak tinggi pada fungsi lindung tidak diperbolehkan serta

      a. Kawasan rawan longsor, yaitu kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan harus segera dihentikan atau direlokasi kawasan yang berpotensi besar Tutupan vegetasi yang tinggi dari perkebunan kelapa, cengkih dan jenis-jenis bambu serta

    • - terjadinya longsor karena pengaruh tanaman keras lainnya yang ada di kawasan ini harus tetap dipertahankan untuk melindungi kestabilan/kemiringan lereng, tanah terhadap erosi dan longsor - topografi, geomorfologi dan kondisi Mengembangkan kapasitas dan tutupan vegetasi dengan tanaman buah produktif - geologi, kondisi vegetasi maupun Meningkatkan pemahaman masyarakat melalui penyuluhan baik secara langsung maupun tingkat kohesif tanah, meliputi melalui media massa. beberapa kawasan yang berada di seluruh wilayak Kabupaten Banggai Laut.
    •   No. Kawasan Lindung Jenis Kawasan Lindung Rencana Pengelolaan

        b. Kawasan rawan banjir, adalah Menegaskan peruntukan ruang sebagai kawasan lindung; - - kawasan perkotaan Banggai dan Menyiapkan sistem peringatan dini bahaya banjir; kawasan lain yang berpotensi di Beberapa kegiatan terutama non fisik pada lokasi tertentu masih dapat dilaksanakan dengan - seluruh wilayah kabupaten ketentuan khusus dan/atau persyaratan yang pada dasarnya diarahkan dengan pendekatan konsep penyesuaian lingkungan, yaitu upaya untuk menyesuaikan dengan kondisi alam, dengan lebih menekankan pada upaya rekayasa kondisi alam yang ada; - Kegiatan budidaya yang berdampak tinggi pada fungsi lindung tidak diperbolehkan serta kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan harus segera dihentikan atau direlokasi; dan

      • - Kegiatan budidaya pertanian / perkebunan, hutan kota, dan hutan rakyat, dapat dilaksanakan dengan beberapa persyaratan seperti pemilihan vegetasi dan pola tanam yang tepat, sistem terasering dan drainase lereng yang tepat, rencana jalan untuk kendaraan roda empat yang ringan hingga sedang; -

        6. Kawasan lindung geologi

        a. Kawasan keunikan bentang alam Mengarahkan pengembangan permukiman bukan ke arah kawasan lindung berupa bentang alam goa yang didalamnya terdapat stalagtit dan stalagmit yaitu Goa Lengi Lengiten di Kecamatan Banggai.

        b. Kawasan rawan gempa bumi, Perencanaan pembangunan gedung yang efektif untuk mengurangi resiko gempa bumi; - kawasan ini tersebar di seluruh Memasyarakatkan perencanaan bangunan hunian dengan konstruksi tahan gempa; - wilayah kabupaten karena terletak Menghindari pembangunan pada jalur patahan/sesar; - - disepanjang zona tumbukan antara Menyediakan jalur-jalur evakuasi bencana, dan membangun fasilitas evakuasi bencana; lempeng mikro kontinen Banggai– Menyiapkan lokasi evakuasi bencana (pada lokasi dengan jarak tertentu); -

      • - Sula dengan jalur ofiolit Sulawesi Pengorganisasian dan pemanfaatan ruang untuk kawasan budidaya mengacu pada fungsi Timur. Tumbukan antara kedua ruang yang fleksibel; lempeng tersebut merupakan Mempelajari perilaku bangunan dalam menerima beban gempa; dan - - fenomena tektonik yang dicirikan Membangun sistem peringatan dini bahaya gelombang pasang/tsunami - dengan pergerakan sistem sesar Mengurangi dampak sapuan gelombang pasang perlu membangun infrastruktur penahan Sorong yang bergerak ke arah barat ombak dan revitalisasi hutan bakau, penanaman pohon pelindung - dan bersifat mendatar. Penatagunaan lahan dengan intensitas pemanfaatan lahan, jumlah bangunan, penggunaannya dan fungsi ruang terbuka pada daerah berpotensi gelombang pasang/tsunami -

        Menempatkan permukiman pada suatu ketinggian tertentu yang dalam sejarah wilayah tersebut tidak pernah terlanda gelombang pasang;

      • - Meningkatkan pemahaman masyarakat melalui simulasi, latihan peran, serta penyuluhan baik secara langsung maupun melalui media massa.
      •   No. Kawasan Lindung Jenis Kawasan Lindung Rencana Pengelolaan

          c. Kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami, adalah kawasan yang berada di pesisir seluruh pulau di Kabupaten Banggai Laut.

          Sumber : RTRW Kabupaten Banggai Laut, 2015

          B. Rencana Kawasan Budidaya

          Pada dasarnya kawasan di luar fungsi kawasan lindung adalah berupa kawasan budidaya. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang karena kondisi dan potensi fisik sumber daya alamnya dapat dimanfaatkan guna kepentingan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Kawasan budidaya di KabupatenBanggai Laut adalah meliput: a. Kawasan peruntukan hutan produksi.

          b. Kawasanperuntukan pertanian.

          c. Kawasan peruntukan perikanan.

          d. Kawasanperuntukan pertambangan.

          e. Kawasan peruntukan industri.

          f. Kawasanperuntukan pariwisata.

          g. Kawasanperuntukan permukiman.

          h. Kawasanperuntukan lainnya.

          C. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

          Kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten Banggai Laut merupakan kawasan hutan yang secara ruang dipergunakan untuk kegiatan budi daya hutan, yang meliputi : Hutan Produksi Terbatas dan Hutan Produksi Tetap.

          a) Kawasan hutan produksi terbatas memiliki luas kurang lebih 3.512,32 Ha, yang tersebar di beberapa wilayah, diantaranya; Kecamatan Banggai, Kecamatan Labobo,

          Rencana pengembangan pertanian lahan kering di Kabupaten Banggai Laut lebih dititik beratkan pada lahan palawija (ubi banggai, ubi kayu, jagung, ubi jalar, kacang tanah) dan holtikultura (sayur-sayuran, bawang dan berbagai jenis lainnya) dengan jenis pola budidaya tanaman jangka pendek.Pada lahan kering diutamakan untuk mengembangkan tanaman palawija dan holtikultura, sedangkan lahan basah untuk pengembangan padi sawah.

          A) Kawasan peruntukan tanaman pangandi Kabupaten Banggai Laut, terdiri dari:

          1. Sentra pengembangan tanamanpadi di Kecamatan Banggai Utara;

          2. Sentrapengembangan tanaman jagung tersebar di seluruh kecamatan, kecuali di Kecamatan Banggai dan Banggai Utara;

          3. Sentrapengembangan tanaman ubi Banggai di Kecamatan Banggai Tengah dan Kecamatan Bangkurung;

          4. Sentrapengembangan tanaman ubi jalar di Kecamatan Bangkurung; dan

          5. Sentrapengembangan rumput laut di perairan laut Kecamatan Labobo, Banggai, Bokan Kepulauan, Bangkurung, Banggai Utara, Banggai Selatan.

          B) Kawasan peruntukan hortikultura Kawasan peruntukan hortikultura di Kabupaten Banggai Laut, adalah berupa tanaman sayuran dataran tinggi, yang terdapat di Kecamatan Banggai Selatan dan Banggai Tengah.

          C) Kawasan perkebunandi Kabupaten Banggai Laut, terdiri dari:

        1. Sentra Pengembangan Kelapa di Kecamatan Bangkurung dan di Kecamatan

          Banggai 2. Sentra Pengembangan Cengkeh di Kecamatan Bangkurung.

        E. Kawasan Peruntukan Perikanan

          Kawasan peruntukan perikanan di Kabupaten Banggai Laut, terdiri atas:kawasan perikanan tangkap, kawasan perikanan budidaya laut, kawasan pengolahan/industri perikanandankawasan pemasaran perikanan.

          Kawasan perikanan tangkap di Kabupaten Banggai Lautdirencanakanmeliputi pengembangan infrastruktur pokok dan komponen penunjangyang dikembangkan melalui kegiatan sentra perikanan tangkap yang meliputi seluruh wilayah kabupaten Banggai Laut.

          A) Kawasan peruntukan perikanan tangkap di Kabupaten Banggai Laut, antara lain meliputi infrastruktur pokok dan komponen penunjang dikembangkan melalui sentra perikanan tangkap yang meliputi Kecamatan Labobo, Kecamatan Banggai, Kecamatan Bangkurung dan Kecamatan Bokan Kepulauan.

          B) Kawasan peruntukan perikanan budidaya laut di Kabupaten Banggai Laut, antara lain meliputi infrastruktur pokok dan komponen penunjang meliputi:

          1. Kecamatan Banggai dan Kecamatan Banggai Utara untuk perikanan budidaya laut menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA).

          2. Kecamatan Bangkurung untuk budidaya teripang laut.

          3. Kecamatan Bokan Kepulauan untuk budidaya mata tujuh “abalone”.

          4. Kecamatan Banggai Tengah dan Kecamatan Bokan Kepulauan untuk budidaya mutiara.

          5. Kecamatan Labobo, Kecamatan Banggai, Kecamatan Bokan Kepulauan, Kecamatan Bangurung, Kecamatan Banggai Utara dan Kecamatan Banggai Selatan untuk budidaya rumput laut. pertambangan bagi pulau-pulau kecil sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku. Kawasan peruntukkan pertambangan adalah bersifat sangat terbatas, selektif, dan tidak mutlak, yang terdiri atas:kawasan peruntukan pertambangan mineral logam dankawasan peruntukan pertambangan mineral non logam dan bebatuan.