BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1508320576BAB III
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
BAB III
ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA
3.1
3.1.1
Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan
pemberdayaan masyarakat. Melalui 3 (tiga) pendekatan tersebut, diharapkan
Ruang
target Gerakan Nasional 100-0-100 dapat tercapai.
Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan untuk
mendukung visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu
terwujudnya infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang
handal dalam mendukung Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong. Peraturan Presiden Republik
Indonesia No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015-2019 mengamanatkan beberapa hal terkait dengan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, antara lain : tercapainya
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015-2019
merupakan turunan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No. 13/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019. Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang selanjutnya disebut Renstra Direktorat Jenderal Cipta
Karya adalah dokumen perencanaan Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk periode 5 (lima)
tahun terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0%, tercapainya 100%
Berdasarkan RPJMN 2015-2019, Ditjen Cipta Karya memberikan
pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia, serta meningkatnya
fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman seperti air
akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah, dan
minum, sanitasi, jalan lingkungan dan peningkatan kualitas permukiman.
drainase lingkungan) menjadi 100% pada tingkat kebutuhan dasar. Adapun
Pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman tersebut
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya menggunakan 3 (tiga)
juga dilaksanakan dengan model pemberdayaan yang melibatkan masyarakat
pendekatan, yaitu membangun sistem, fasilitasi Pemerintah Daerah, serta
sejak perencanaan hingga operasional dan pemeliharaan infrastruktur.
Khusus untuk penanganan kumuh, akan diprioritaskan pada kawasan-
III - 1
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
kawasan permukiman kumuh di kawasan strategis kabupaten/kota dan
Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan
kabupaten/kota KSN yang akan ditangani secara terpadu sehingga dapat
permukiman yang berkelanjutan. Melalui perencanaan yang rasional dan
menjadi kawasan pemukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat
Sektor air minum dan sanitasi akan dilaksanakan dengan pendekatan
entitas yang diprioritaskan pada kawasan regional dan daerah-daerah rawan
terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan
kemampuan keuangan daerah.
air/sanitasi. Dalam bidang penataan bangunan, program perlu difokuskan
pada upaya pengaturan untuk menjamin keandalan bangunan gedung serta
peningkatan kualitas kawasan di kota pusaka dan kota hijau. Sesuai arahan
RPJMN, Ditjen Cipta Karya juga dituntut untuk mengembangkan infrastruktur
perdesaan. Pencapaian sasaran tersebut terjabarkan ke dalam pengembangan
jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan
kota-kota kecil terdekat dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan
ekonomi yang saling komplementer dan saling menguntungkan.
3.1.2
Arahan Penataan Ruang
Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Arahan
penataan ruang Kabupaten Bireuen dikonsentrasikan pada 3 wilayah
pembangunan dan pengembangan, antara lain wilayah utara, tengah dan
selatan. Skenario pembangunan dan pengembangan masa depan Kabupaten
Bireuen yang disesuaikan dengan unsur keruangan wilayah adalah harus
Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan
bersifat berkelanjutan (sustainable development; konservasi) dan berbasis
berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya mengembangkan konsep
sumber daya lokal (pertanian, perkebunan dan kelautan) dengan berorientasi
perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi
penuh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta
pendapatan daerah pada sektor perindustrian dan jasa-jasa serta
Karya,
berkonsentrasi
sebagai
upaya
mewujudkan
keterpaduan
pembangunan
di
terhadap mitigasi kebencanaan.
Maka dari tinjauan
kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah
pembahasan diatas dapat disimpulkan kembali, bahwa tujuan penataan ruang
Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan
Kabupaten Bireuen adalah:
kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial
maupun sektoral. Selain mengacu pada rencana spasial dan arah
pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral
“Mewujudkan Kabupaten Bireuen sebagai wilayah berbasis
Kawasan Agropolitan, Minapolitan, Perindustrian, Jasa-jasa dan Mitigasi
Bencana”
Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan
III - 2
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Adapun penjelasan lebih lanjut dari tujuan penataan ruang adalah
4.
sebagai berikut:
1.
konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis
kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas
Wilayah
dan percepatan serta memiliki mempunyai fungsi utama ekonomi
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
sebagai sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan,
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya.
berdasarkan faktor administratif dan/atau aspek fungsional.
2.
Kawasan
5.
Minapolitan secara berkelanjutan dengan mengharmonikan kegiatan di
merupakan indikator utama keruangan dalan wilayah perencanaan
bagian hulu hingga hilir, dengan pengembangan industri menengah
Kabupaten Bireuen yang disesuaikan dengan proporsi keruangan baik
yang berbasis sumberdaya lokal.
daya tampung dan daya dukung;
Agropolitan
6.
perekonomian kabupaten melalui menajemen keuangan yang lebih
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan
kompatibel dengan kondisi kemajuan pada saat sekarang ini, sehingga
sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan
dapat menopang pertumbuhan ekonomi daerah ke arah yang lebih baik
fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan
serta perbaikan pelayanan bidang jasa-jasa kesehatan, pendidikan dan
sistem agribisnis. Pengembangan Kawasan Agropolitan, adalah
perdagangan.
pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang
potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha
agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan
terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh
Pemerintah.
Jasa-jasa
Meningkatkan pelayanan jasa-jasa sebagai motor penggerak roda
Kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai
Perindustrian
Memaduserasikan kegiatan Kawasan Agropolitan dan Kawasan
Wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya yang
3.
Minapolitan
7.
Mitigasi Bencana
Mengupayakan optimalisasi penanganan kawasan yang sering atau
berpotensi tinggi mengalami kebencanaan dalam wilayah Kabupaten
Bireuen, sehingga kondisi tersebut dapat memperkecil resiko terhadap
lingkungan disekitarnya.
III - 3
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, kapasitas sumber
Dengan pertimbangan bahwa strategi penataan ruang Kabupaten
daya wilayah Kabupaten Bireuen, untuk menyelaraskan kebijakan penataan
Bireuen adalah turunan dari kebijakan yang dijabarkan secara lebih
ruang Nasional dan Pemerintah Aceh, maka sebaiknya rumusan kebijakan
proporsional agar dapat dituangkan dalam bentuk keruangan. Mengacu pada
penataan ruang Kabupaten Bireuen adalah sebagai berikut :
klausul kebijakan yang telah dirumuskan di atas serta dikaitkan dengan
Mengembangkan, meningkatkan dan mendorong produktivitas wilayah
dengan intensifitas lahan serta pengelolaan kawasan budidaya yang
berbasis pada kawasan agropolitan dan minapolitan sehingga dapat
dikelola secara terpadu, modernisasi dan tepat guna agar lebih ramah
program pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Bireuen tahun
2007-2012 serta kelanjutan kebijakan yang akan dirumuskan dalam RPJMD
kedepan, maka strategi penataan ruang Kabupaten Bireuen adalah sebagai
berikut :
lingkungan;
Mengembangkan, Meningkatkan dan Mendorong produktivitas wilayah
Mengedepankan potensi wilayah dan membuka investasi modal sebagai
dengan intensifitas lahan serta pengelolaan sumbaer daya alam pada
perwujudan untuk pengembangan peridustrian skala besar dan
kawasan budidaya yang berbasis kawasan agropolitan dan minapolitan
menengah dengan memberikan kenyamanan berinvestasi pada setiap
sehingga dapat dikelola secara terpadu, modernisasi dan tepat guna
pelaku usaha dengan menumbuhkan trend industri yang berbasis
agar lebih ramah lingkungan, melalui strategi:
lingkungan hidup;
a.
Mengembangkan dan mendorong pertumbuhan bidang jasa-jasa,
pembangkit listrik mikro hidro, tenaga uap, surya, gelombang laut
terutama jasa perbankkan, pendidikan, kesehatan dan perdagangan
dan biota laut serta Peningkatan kapasitas masyarakat dalam
agar dapat memberikan pelayanan yang optimal, professional dan
terdepan;
pemanfaatan sumber energi yang terbarui (renewable energy);
b.
Mempertahankan kelestarian alam dengan memperkecil resiko
kebencanaan dengan melakukan penerapan dan pengelolaan terhadap
pemenuhan hak dasar dan dalam rangka perwujudan tujuan penataan
Mengoptimalkan pemanfaatan perikanan tangkap, budi daya laut,
air payau, dan tawar;
c.
ruang berbasis mitigasi kebencanaan; dan
Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk
Pengembangan energi alternatif sebagai sumber listrik, seperti
Memantapkan pembangunan sarana prasarana kelautan dan
Mengembangkan industri pengolahan ikan;
d.
Peningkatan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan
kehutanan melalui intensifikasi lahan.
ruang yang berimbang dan berbasis Agropolitan, Minapolitan,
Perindustrian, Jasa-jasa dan Mitigasi Bencana.
III - 4
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
e.
f.
Pemanfaatan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi
Mengembangkan dan mendorong pertumbuhan bidang jasa-jasa,
peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan
terutama jasa perbankkan, pendidikan, kesehatan dan perdagangan
masyarakat.
agar dapat memberikan pelayanan yang optimal, professional dan
Peningkatan
teknologi
pertanian,
perkebunan,
perikanan,
peternakan dan kehutanan sehingga menghasilkan produksi
terdepan, melalui strategi:
a.
dengan kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi tinggi.
g.
Penguatan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber
daya manusia dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang
pelayan dalam mengkontribusikan kebutuhan konsumen;
b.
Meningkatkan pelayanan kesehatan terpadu;
c.
Meningkatkan potensi pendidikan bersektor pada keilmuan
dibutuhkan.
h.
Mengembangkan fungsi kawasan perkebunan secara terpadu
dengan peternakan dan pertanian lahan kering;
i.
Menetapkan fungsi lahan pangan pertanian berkelanjutan; dan
j.
Menetapkan kawasan strategis sentra pertanian dan perternakan
Meningkatkan promosi daerah sebagai penyedia dan pemberi
disegala bidang;
d.
Merevitalisasikan infrastruktur pendidikan dan kesehatan;
e.
Membuka jaringan kerjasama antar regional dan internasional
agar tercapainya peningkatan kesehatan dan pendidikan yang
lebih baik.
terpadu.
Mempertahankan kelestarian alam dan sumberdaya alam dengan
Mengedepankan potensi wilayah dan membuka investasi modal usaha
sebagai perwujudan untuk pengembangan perindustrian skala besar
dan menengah dengan memberikan kenyamanan berinvestasi pada
memperkecil resiko kebencanaan dengan melakukan penerapan dan
pengelolaan terhadap keruangan berbasis mitigasi kebencanaan,
melalui strategi:
setiap pelaku usaha dengan menumbuhkan trend industri yang berbasis
lingkungan hidup, melalui strategi:
a.
Mengembangkan, Meningkatkan, dan Mengoptimalkan pariwisata
unggulan daerah secara terpadu dan memberdayagunakan alur
a.
Meningkatkan investasi potensi komoditas unggulan daerah;
b.
Mempermudah regulasi, kebijakan daerah serta membuka peluang
sempadan sebagai instrument pelengkap;
b.
usaha investasi jangka panjang;
c.
Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana penunjang investasi;
d.
Menyediakan ruang untuk berinvestasi; dan
e.
Mengupayakan kondisi yang kondusif dibidang keamanan.
Melengkapi industri dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) atau sesuai skala kegiatannya;
c.
Mengendalikan perkembangan bagian hulu tersebar diwilayah
selatan sebagai kawasan hutan dan perbukitan serta bagian hilir
III - 5
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
d.
e.
tersebar disepanjang pesisir pantai sebagai kawasan penyangga
di wilayah kabupaten. Pusat-pusat di dalam struktur ruang wilayah kabupaten
mitigasi kebencanaan;
Bireuen yang diharapkan mendorong terbentuknya simpul pelayanan sosial,
Mengembalikan secara bertahap kawasan lindung yang berubah
budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat dalam wilayah
fungsi;
Kabupaten Bireuen sebagai berikut :
Penyusunan program dan pembangunan berbagai unit mitigasi
1)
kebencanaan pada berbagai bencana alam, seperti tsunami, gempa,
kewenangan penetapannya berada pada pemerintah pusat dan
longsor, banjir, kebakaran hutan dan ancaman lainnya; dan
f.
Struktur ruang kabupaten mengadopsi pusat-pusat kegiatan yang
pemerintah provinsi (PKN, PKW, PKSN dan PKL) yang berada dalam
Melakukan penanaman pohon dan penghijauan lingkungan;
wilayah kabupaten;
Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk
2)
Pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL),
pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan
serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di
ruang yang berimbang dan berbasis ke-ruang-an, melalui strategi:
wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada
a.
mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan dan
b.
3)
Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat
pelayanan lingkungan (PPL); dan Harus berhirarki dan tersebar
berimbang;
Pembangunan utilitas dan fasilitas sosial secara proporsional dan
memadai sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap pusat
secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi satu
kesatuan sistem wilayah kabupaten; antaralain terbagi:
permukiman (kawasan); dan
c.
pemerintah pusat dan pemerintah provinsi;
Pembangunan prasarana dan sarana transportasi yang mampu
Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari
ditetapkan sebagai PKL promosi (dengan notasi PKLp);
Menyediakan infrastruktur pada kawasan perbatasan.
Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp hanya
pusat pelayanan kawasan (PPK); dan
Rencana struktur ruang wilayah Bireuen merupakan kerangka tata
ruang wilayah Kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan
yang berhierarki satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana
wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi, energi, telekomunikasi,
sumber
daya
air
dan
rencana
sistim
Jaringan
pendukung
Pusat kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan
program
pembangunannya
didalam
ruangnya, agar pertumbuhannya
arahan
pemanfataan
dapat didorong
untuk
memenuhi kriteria PKL.
yang
mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada
III - 6
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Struktur ruang yang dibentuk berdasarkan sistem perkotaan dan
Peulimbang, PPK Peudada, PPK Jeumpa,PPK Kuala dan PPK
pusat pelayanan di Kabupaten Bireuen adalah:
1)
Kutablang; dan
Pusat Kegiatan Wilayah(PKWp) Bandar Bireuen ibukota Kecamatan Kota
PPK sebagai pusat kawasan agropolitan, meliputi: PKK Juli, PKK
Peusangan Selatan, PPK Jeumpa, PPK Peudada, PPK Peusangan
Juang yang merupakan Ibukota Kabupaten Bireuen, terdiri atas:
Siblah Krueng dan PPK Makmur.
a.
Simpul pusat kegiatan Kabupaten pendukung PKWp Bandar
b.
Bireuen, meliputi :
Simpul pusat pelayanan lingkungan (PPL) berada di Mukim
Geulanggang Raya terletak di Gampong Cot Gapu dengan fungsi
PKL, PKLp dan PPK sebagai pusat simpul jalan nasional lintas
pengembangan pada sector perkantoran, dan perdagangan;
timur (Medan-Bireuen-Banda Aceh), meliputi: PKL Peusangan,
PKLp Jeunieb, PKLp Jangka, PKLp Gandapura, PPK Samalanga,
2)
Peusangan merupakan pusat kegiatan pendukung dari PKWp Bandar
PPK Simpang Mamplam, PPK Pandrah, PPK Peulimbang, PPK
Bireuen sebagai pengembangan dengan berfungsi utama dalam bidang
Peudada, PPK Jeumpa dan PPK Kuta Blang;
pendidikan, perdagangan, perindustrian, simpul transportasi bagian
PKK sebagai poros jalan lintas tengah (Bener Meriah dan Aceh
timur, pertanian lahan basah, perikanan, pertahanan keamanan,
Tengah) adalah PKK Juli;
PKWp Bandar Bireuen sebagai pusat pemerintahan kabupaten;
PKL, PKLp dan PPK simpul perdagangan untuk pelayanan
pertambangan danpermukiman dengan Pusat Pelayanan Lingkungan
(PPL), meliputi:
a.
kabupaten, meliputi: PKL Matang Geulumpang Dua, PKLp
Mukim Banjir Asin berada di Gampong Mata Mamplamdengan fungsi
Jeunieb PKLp Jangka dan PKLp Gandapura;
pengembangan pada sektor perdagangan, persawahan, perikanan
PKL dan PPK sebagai pusat pendidikan, meliputi: PKL
tambak, dan kelapa;dan
Peusangan, PPK Jeumpa dan PPK samalanga;
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Matang Geulumpang Dua Ibukota Kecamatan
b.
Mukim Teungku Di Krueng berada di Gampong Krueng Baro Babah
PKWp Bandar Bireuen dan PKL Peusangan sebagai pusat
Krueng dengan fungsi pengembangan pada sektor perbengkelan,
pelayanan kesehatan;
perabotan dan persawahan.
PKL, PKLp dan PPK sebagai pusat perikanan, meliputi: PKL
Peusangan, PKLp Jeunib, PKLp Gandapura, PKLp Jangka, PPK
Samalanga, PPK Simpang Mamplam PPK Pandrah, PPK
3)
Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp), meliputi:
a.
PKLp Jeunieb sebagai pengembangan yang berfungsi pada pusat
promosi perdagangan dan jasa-jasa, transportasi, industri dan
III - 7
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
kawasan minapolitandengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL),
perikanan tangkap, tambak, pertambangan pasir besi dan pangkalan
meliputi:
SPBU dan SPBG;
Mukim Lhok Kulam berada di Gampong Lhok Kulam dengan
fungsi pengembangan pada sektor persawahan, pinang dan
sawit;dan
b.
4)
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) melayani skala pelayanan kecamatan,
meliputi:
a.
Kecamatan Samalanga berada di Gampong Keude Aceh sebagai
Mukim Batee Cut Lem berada di Gampong Meunasah
pengembangan
Luengdengan fungsi pengembangan pada sektor perkebunan
perikanan, pertanian, dan pariwisata dengan Pusat Pelayanan
karet dan cokelat serta persawahan.
Lingkungan (PPL), meliputi:
Kecamatan Jangka berada di Gampong Jangka Mesjidsebagai
pengembangan yang berfungsi pada bidang pertanian lahan basah,
bidang
perdagangan,
Mukim Teungku Chik Di Matang berada di Gampong Matang
Mukim Teungku Chik Di Pulo Baroh berada di Gampong Batee
Mukim Banjir Asin berada di Gampong Tanoh Anoedengan
Iliek engan fungsi pengembangan pada sektor persawahan,
fungsi pengembangan pada sektor pusat produksi garam
industri pengolahan air mineral, pariwisata alam dan
beryodium,tambak dan persawahan; dan
pembenihan ikan air tawar.
Mukim Ulee Kuta berada di Gampong Punjotdengan fungsi
pengembangan
pada
sektor
perikanan
tambak
b.
dan
Kecamatan Simpang Mamplam sebagai pengembangan yang
berfungsi pada pusat promosi perindustrian, pertanian, perikanan,
persawahan.
c.
pada
kelapa, coklat, dan karet; dan
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), meliputi:
berfungsi
dengan fungsi pengembangan pada sektor sawah, pinang,
industri terpadu garam, perikanan tangkap dan tambak dengan
yang
industri, kebandarudaraan, dan pelabuhan dengan Pusat Pelayanan
PKLp Gandapura sebagai pengembangan yang berfungsi pada pusat
Lingkungan (PPL), berada di Mukim Tambu berada di Gampong
promosi perdagangan dan jasa, industri kecil dan menengah,
Keude Tambu dan Calok dengan fungsi pengembangan pada sektor
pertambangan, perikanan tangkap, dan pangkalan terminal bahan
industri, Bandar udara, persawahan, perikanan tangkap dan tambak;
bakar dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), berada di Mukim
Gandapura Barat berada di Gampong Samuti Makmur dan Mon
c.
Kecamatan Pandrah berada di Gampong Pandrah Kandeh sebagai
pengembangan yang berfungsi pada bidang perikanan tambak,
Keulayu dengan fungsi pengembangan pada sektor persawahan,
III - 8
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
perkebunan, pinang, rambutan, cokelat, kelapa, pisang, persawahan,
dan pertahanan keamanan;
d.
Kecamatan
Peulimbang
dengan fungsi pengembangan pada sektor perikanan tambak,
berada
di
Gampong
perkantoran, perdagangan, persawahan, dan pertahanan
Keude
keamanan; dan
Peulimbangsebagai pengembangan yang berfungsi pada bidang
perdagangan, perikanan tangkap, dan pertanian lahan basah dengan
dengan fungsi pengembangan pada sektor pisang, pinang,
Teumeureuhom terletak di Gampong Balee Matang Kulee sebagai
kelapa, sawit dan persawahan.
g.
Kecamatan
Kuala
berada
di
Gampong
Cot
Bateesebagai
cokelat;
pengembangan yang berfungsi pada bidang persawahan lahan basah
Kecamatan Peudada berada di Gampong Meunasah Baroh sebagai
dan perikanan dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), meliputi:
pengembangan yang berfungsi pada bidang perdagangan, perikanan
Mukim Kuta Trieng berada di Gampong Cot Triengdengan
tangkap dan tambak, pusat pelalangan ikan (PPI) dengan Pusat
fungsi pengembangan pada sektor persawahan dan perikanan
Pelayanan Lingkungan (PPL), meliputi:
tangkap dan tambak; dan
f.
Mukim Kuta Jeumpa berada di Gampong Blang Seupeung
pusat pelayanan lingkungan (PPL) berada di Mukim Po-
pengembangan pada sektor persawahan, kelapa, pinang, dan
e.
Mukim Glumpang Payong terletak di Gampong Lipah Rayeuk
Mukim Paya berada di Gampong Seuneubok Paya dengan fungsi
Mukim Lancok berada di Gampong Lancok Lancokdengan
pengembangan pada sektor persawahan dan perikanan
fungsi pengembangan pada sektor perikanan tambak dan
tambak; dan
persawahan.
Mukim Alue Rheng berada di Gampong Keude Alue Rheng
h.
Kecamatan Juli sebagai pengembangan yang berfungsi padapusat
dengan fungsi pengembangan pada sektor perdagangan,
promosi kawasan agropolitanbagian tengah, akses jalan koridor
persawahan dan kebun kelapa.
tengah provinsi, pertambangan dan pusat pertahanan keamanan
Kecamatan Jeumpa berada di Gampong Blang Bladehsebagai
dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), berada di Mukim Juli
pengembangan yang berfungsi pada bidang perdagangan dan jasa-
Selatan berada di Gampong Teupin Mane dan Suka Tanidengan
jasa, pertanian lahan basah, perhubungan bidang perkeretaapian,
kesehatan,
perikanan
tambak,
pertahanan
keamanan,
dan
perkantoran dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), meliputi:
fungsi pengembangan pada sektor industri bio disel, perdagangan
skala gampong, sawit, kelapa, pinang, karet, pisang, rambutan,
penambangan pasir sungai.
III - 9
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
i.
l.
Kecamatan Peusangan Selatan sebagai pengembangan yang
berada
di
Gampong
Ulee
Glesebagai
pengembangan yang berfungsi pada bidang pertanian lahan basah
dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), meliputi:
dan perkebunan dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL),
meliputi:
Mukim Paya Malem berada di Gampong Ulee Jalan dengan
Mukim Suka Makmur berada di Gampong Leubu Mesjid dengan
pisang dan persawahan;dan
fungsi pengembangan pada sektor persawahan, pinang, kelapa,
Mukim Simpang Tanjong berada di Gampong Tanjong Beuridi
cokelat dan pisang; dan
dengan fungsi pengembangan pada sektor pinang, sawit, karet,
cokelat, pisang dan kelapa;
cokelat, sawit, dan pisang.
Kecamatan Peusangan Siblah Krueng berada di Gampong Leung
perdagangan,
pertanian
lahan
Mukim Suka Damai berada di Gampong Sukarame dengan
fungsi pengembangan pada sektor persawahan, pinang, kelapa,
Danun sebagai pengembangan yang berfungsi pada bidang
basah,
perkebunan
dan
pertambangan dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) berada di
Mukim Teungku Chik Krueng Meuh terletak di Gampong Awee
Secara letak geografis, Kabupaten Bireuen terletak sangat strategis
dengan beberapa kawasan yang merupakan KSN dari penetapan RTRWN
dalam Peraturan Pemerintah nomer 26 Tahun 2008, antra lain:
a.
Geutah dan Alue Ietdengan fungsi pengembangan pada sektor
persawahan, perkebunan pisang, sawit, cokelat, pinang dan galian C;
k.
Makmur
berfungsi pada pusat promosi kawasan agropolitan bagian selatan
fungsi pengembangan pada sektor pinang, kelapa, cokelat,
j.
Kecamatan
Kecamatan Kuta Blang berada di Gampong Kulu Kutasebagai
pengembangan yang berfungsi pada bidang pertanian lahan basah,
perdagangan, perkebunan, pertambangan, sumber daya air dan
industri dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), berada di
Mukim Kuta Hom berada di Gampong Dayah dengan fungsi
Kawasan perbatasan negara antara NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia) dengan Negara di Asia; dan
b.
Kawasan Wilayah Sungai Meureudu – Baro.
Seiring dengan pertumbuhan kawasan pada saat sekarang ini,
Kabupaten Bireuen sangat berpotensial untuk mendukung aksesibilitas dan
mobilitas dari setiap aktivitas kegiatan pada setiap kawasan tersebut. Namun
kondisi ini menjadikan Kabupaten Bireuen hanya sebagai kawasan pendukung
dari KSN yang berada pada bagian timur dari Provinsi Aceh tesebut.
pengembangan pada sektor perdagangan, persawahan, kelapa,
pinang, pisang dan jeruk matang.
Kawasan Strategis Aceh (KSA) Dalam Wilayah Kabupaten Bireuen,
yaitu sebagai berikut :
III - 10
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
a.
Sudut pertahanan dan keamanan berupa Kawasan ZEE (Zona
Paloh Mampre, Buket Sudan, Alue Geulumpang dan Pante
perikanan bahari;
Karya;
Bireuen – Aceh Utara – Kota Lhokseumawe – Aceh Timur – Kota
c.
2)
Kawasan Minapolitan, meliputi:
a.
Kecamatan Samalanga seluas 310,21 Ha, meliputi: Gampong
Langsa – Aceh Tamiang dengan pusat pelayanan di kota
Meunasah Lancok, Angking Barat, Tanjong Baro, Matang
Lhokseumawe;
Teungoh, Pineung Siribee, Kampung Baro, Gampong Pante
Sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
Rheng, Sangso dan Meuliek;
berupa DAS Peusangan; dan
d.
Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, meliputi: Gampong
Ekonomi Ekslusif) memiliki batasan ruang laut seluas 24 Mil sebagai
Sudut kepentingan ekonomi berupa Koridor IV Pidie - Pidie Jaya –
b.
e.
b.
Kecamatan Simpang Mamplam seluas 603,40 Ha, meliputi:
Sudut fungsi dan daya dukung lingkungan berupa Kawasan ekosistem
Gampong Rheum Barat, Rheum Timu, Rheum Baroh, Blang
Ulu Masen.
Kuta Choh, Blang Kuta Dua Meunasah, Balang Teumulek,
Lancang, Peuneuleut Baroh, Peuneuleut Tunong, Calok dan
Alue Leuhob;
3.1.3
a)
Rencana Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Bireuen
c.
Alue Igeuh, Uteun Kruet, Nase Mee dan Lancok Ulim;
Kawasan strategis berdasarkan sudut kepentingan ekonomi, meliputi:
1)
Kawasan Agropolitan, meliputi:
a.
b.
Kecamatan Jeunieb seluas 230,50 Ha, meliputi: Gampong
Blang Mee Barat, Matang Nibong, Matang Teungoh, Matang
Kruet.
Bangka, Lancang, Blang Lancang, Blang Mee Timu dan Teupin
Kecamatan Jeumpa, meliputi: Gampong Cot Meugoe, Alue
Kupula;
e.
Kecamatan Peulimbang seluas 145,50 Ha, meliputi: Gampong
Kecamatan Juli, meliputi: Gampong Simpang Mulia, Simpang
Seneubok Peulimbang, Keude Peulimbang, Payong, Seneubok
Jaya, Paya Cut, Teupin Mane, Seuneubok Dalam, Buket Mulia,
Seumawe, Kuta Trieng dan Padang Kasab;
Alue Rambong dan Rantau Panyang;
d.
d.
Kecamatan Peudada, meliputi: Gampong Pinto Rimba dan Cot
Limeng dan Salah Siron;
c.
Kecamatan Pandrah seluas 195,50 Ha, meliputi: Gampong
f.
Kecamatan Peudada seluas 270,60 Ha, meliputi: Gampong
Kecamatan Peusangan Selatan, meliputi: Gampong Darul
Blang Kubu, Meunasah Pulo, Matang Pasie, Matang Reuleut,
Aman, Suwak, Tanjong Beuridi, Blang Mane, Darussalam dan
Calok, Kukue, Meunasah Blang, Kampong Baro, Paya dan
Pulo Harapan; dan
Seuneubok Paya;
III - 11
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
g.
Kecamatan Jeumpa seluas 121,10 Ha, meliputi: Gampong
b.
Teupok Baroh, Teupok Tunong, Cot Bada, Kuala Jeumpa,
Lipah Rayeuk dan Lipah Cut;
h.
Kecamatan Kuala seluas 495,40 Ha,
Uteun Kruet.
4)
meliputi: Gampong
Krueng Juli Barat, Krueng Juli Timu, Ujong Blang Mesjid, Weu
Kawasan Pengembangan Industri Biodisel berada di Gampong
Bunyot Kecamatan Juli;
5)
Jangka, Kuala Raja, Cot U Sibak, Lancok Lancok dan Karueng;
i.
Kawasan Pengembangan Karet, meliputi:
a.
Kecamatan Jangka seluas 1.387,49 Ha, meliputi: Gampong
b.
Mesjid, Jangka Alue U, Pante Ranub, Pante Paku, Pante Sukon,
dan Krueng Meuseugob; dan
Kecamatan Peusangan seluas 399,29 Ha, meliputi: Gampong
c.
Selatan,
meliputi:
Gampong
Blang
Mane,
Darussalam dan Pulo Harapan.
6)
Kawasan Pengembangan Kelapa Sawit meliputi:
a.
Kecamatan Peulimbang berlokasi pada Gampong Garab;
Tunong, Cot Rabo Baroh dan Cot Pu’uk;
b.
Kecamatan Peudada, meliputi: Gampong Lawang, Pinto
Jambo Kajeung; dan
c.
Rimba, Jaba dan Cot Kruet;
Kecamatan Kuta Blang seluas 4,10 ha berada di Gampong
Lapang Barat, Lingka Kuta, Alue Mangki, Teupin Siron dan Ie
d.
Kecamatan Simpang Mamplam, meliputi: Gampong Keude
Kecamatan Peusangan Selatan, meliputi: Gampong Blang
Mane, Darussalam dan Pulo Harapan;
e.
Rhop.
Pengembangan Kawasan Industri Cot Batee Geulungku, meliputi:
Kecamatan Juli, meliputi: Gampong Alue Rambong, Krueng
Simpo, Rantau Panyang dan Suka Tani;
Kecamatan Gandapura seluas 649,48 Ha, meliputi: Gampong
Samuti Krueng, Cot Mane, Lhok Mambang, Blang Keude,
a.
Peusangan
Pulo Naleung, Mata Mamplam, Alue Geulumpang, Cot Rabo
Mon Keulayu, Mon Jambe, Samuti Aman, Samuti Makmur,
3)
Glee
Meundong, Ie Rhob Babah Lueng, Ie Rhob Timu, Lhok Tanoh
Baye Utang, Alue Kuta dan Kuala Ceurape;
l.
Kecamatan Simpang Mamplam, meliputi: Gampong
Tanoh Anoe, Tanjongan, Alue Bie, Alue Bie Pusong, Jangka
Pulo Pineung, Bugak Mesjid, Punjot, Bugeng, Ulee Ceu, Alue
k.
Kecamatan Samalanga, meliputi: Gampong Cot Siren, Alue
Barat dan Ulee Alue;
Alue Buya Kampong, Alue Buya Pasie, Pulo Ie Boh, Linggong,
j.
Kecamatan Pandrah, meliputi: Gampong Alue Igeuh dan
Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, meliputi: Gampong
Buket Sudan dan Pante Karya; dan
f.
Kecamatan Makmur, meliputi: Gampong Tanjung Mulia, Ara
Lipeh, Suka Rame dan Batee Dabai.
Tambu, Peuneuleut Tunong, Alue Leuhob dan Cureh Baroh;
dan
III - 12
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
7)
8)
Pengembangan Pabrik CPO berada di Gampong Suka Tani terletak
2)
Kawasan Pusat Permukiman yang dipromosikan;
di Kecamatan Juli dan Gampong Cot Jabet terletak di Kecamatan
Pusat permukiman baru yang dipromosikan dalam Kabupaten
Gandapura; dan
Bireuen adalah Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp), antaralain:
Pengembangan
Produktivitas
Kawasan
Garam
Terpadu
a.
PKLp Jeunieb;
b.
PKLp Jangka; dan
c.
PKLp Gandapura.
Kecamatan Jangka, meliputi: Gampong Tanoh Anoe dan Alue Buya
Pasi.
b)
c)
Kawasan strategis berdasarkan sudut kepentingan Pendayagunaan
Sumber Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi, berupa lahan peternakan
Kawasan ini akan merujuk kepada pengembangan perkotaan yang
terpadu berada di Kecamatan Gandapura Gampong, meliputi: Gampong
memerlukan pemerataan pada setiap instrument perkotaan yang
Cot Jabet, Paloh Mee, Cot Tubee, Paya Seupat, Dama Kawan, Tanjong
disesuaikan dengan kebutuhan dan pengembangan terhadap
Bungong, Cot Rambat dan Pulo Gisa;
keseluruhan sarana dan prasarana yang harus difokuskan agar
terbentuk pemerataan pelayanan pada daerah sekitarnya.
Kawasan strategis berdasarkan sudut kepentingan Fungsi dan Daya
Dukung Lingkungan Hidup, meliputi:
3)
Kawasan Embrio Metropolitan
Pusat permukiman yang mengalami peningkatan penyebaran
d)
1)
Kawasan Tanaman Pesisir pantai; dan
2)
Kawasan Perlindungan Air Bersih;
penduduk tertinggi dan memiliki sarana dan prasarana yang telah
memadai, meliputi:
Nilai Strategis Lainnya yang sesuai dengan Kepentingan Pembangunan
Kecamatan Kota Juang (PKWp) dan Kecamatan Peusangan (PKL),
Wilayah Kabupaten, meliputi:
sehingga kawasan tersebut disebut Embrio Metropolitan (cikal
1)
bakal kota metropolitan).
Pengembangan Kawasan Pusat Pendidikan;
Kabupaten Bireuen memiliki lokasi pusat perkembangan dan
peningkatan sumberdaya manusia di bidang peningkatan
kapasitas bidang pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan
lanjutan perguruan tinggi. Pengembangan berlokasi di Kecamatan
Peusangan.
3.1.4
Arahan Rencana Pembangunan Daerah
RPJM Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2017 merupakan penjabaran
dari Visi, Misi, dan Program kerja Bupati dan Wakil Bupati Bireuen terpilih,
yang memuat kebijakan pengelolaan keuangan daerah, strategi dan arah
kebijakan pembangunan, kebijakan umum dan program pembangunan,
III - 13
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
indikasi rencana program prioritas disertai kebutuhan pendanaan, penetapan
“ Kabupaten Bireuen yang Bermartabat dan Mandiri Berlandaskan UUPA “
indikator kinerja, dan kaidah pelaksanaan. Secara kolektif, RPJM merupakan
dokumen publik yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bireuen kurun waktu 2012-
Visi tersebut mengandung 3 (tiga) unsur pokok, yaitu : bermartabat,
mandiri dan berlandaskan UUPA. Masing-masing unsur tersebut dapat
diterjemahkan sebagai berikut :
2017. Dalam tata perencanaan nasional, penyusunan RPJM Kabupaten Bireuen
Mengingat kedudukan RPJM sangat strategis dalam tata perencanaan
Tahun 2012-2017 memperhatikan prioritas pembangunan RPJM Nasional
Tahun 2010-2014. Dalam konteks Provinsi Aceh, RPJM Kabupaten Bireuen
disusun dengan memperhatikan arah, kebijakan, dan prioritas pembangunan
Aceh yang termaktub dalam RPJM Aceh Tahun 2012-2017.
daerah, maka sesuai dengan tahapan penyusunannya akan disampaikan ke
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bireuen untuk ditetapkan
dengan Qanun. RPJM Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2017 ini selanjutnya
menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dalam
RPJM Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2017 merupakan tahapan
kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Kabupaten Bireuen Tahun 2005-2025. Dalam penyusunannya turut pula
menyusun dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPK dan Rencana Kerja
Pembangunan Kabupaten (RKPK) di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bireuen.
berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bireuen
serta memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan periode
sebelumnya. Lebih lanjut, RPJM Kabupaten Bireuen memperhatikan juga
prioritas pembangunan RPJM Nasional Tahun 2010-2014 dan prioritas
3.2
Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
3.2.1
Rencana Kawasan Permukiman (RKP)
pembangunan Aceh yang termaktub dalam RPJM Aceh Tahun 2012-2017.
I.
Visi dan Misi Pengembangan Kawasan Permukiman
Memperhatikam amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa Visi dan Misi dari Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih ditetapkan menjadi dasar Visi dan Misi
pembangunan Kabupaten Bireuen Periode 2012 – 2017. Atas dasar tersebut,
memperhatian permasalahan, tantangan dan isu-isu strategis pembangunan di
masa mendatang serta mengedepankan penyelenggaraan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa, maka Pemerintah Kabupaten Bireuen menetapkan Visi
Pembangunan Tahun 2012 – 2017 sebagai berikut :
Visi dari pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Bireuen
yakni :
“ Mewujudkan Permukiman yang Layak melalui Pembangunan
Keciptakaryaan dalam Tata Ruang yang Berkelanjutan ”.
Berikut merupakan misi yang dilakukan dalam mencapai visi
pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Bireuen, yaitu :
III - 14
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Mewujudkan lingkungan permukiman yang memenuhi persyaratan
Kawasan permukiman yang timbul karena pertumbuhan dan
kebutuhan dasar bagi masyarakat secara merata di seluruh Kabupaten
perkembangan
Bireuen, serta meningkatkan kualitas permukiman yang layak.
Peusangan, Samalanga, Jeunib, Geureugok, dan Kuta Blang;
kota,
seperti
kawasan
perkotaan
Bireuen,
Mewujudkan pembangunan prasarana pendukung perumahan
Kawasan permukiman yang timbul karena pembangunan jalur
melalui perluasan akses dan penyediaan prasarana dan sarana serta
lingkar kota Bireuen yang melewati KecamatanJeumpa, Kuala dan
pemenuhan standar pelayanan minimal.
Peusangan;
Kawasan permukiman yang timbul karena pembangunan kawasan
Mewujudkan pemanfaatan ruang yang berkelanjutan.
industri Cot Batee Geulungku dan Pelabuhan Teupin Jalo berada di
II.
Rencana
Pembangunan
dan
Pengembangan
Kawasan
Permukiman Kabupaten Bireuen
Kecamatan Simpang Mamplam;
Kawasan permukiman yang timbul karena pembangunan jalur
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
lingkar kabupaten yang melewati Kecamatan Samalanga, Simpang
sebagaimana yang tercantum dalam Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 7
Mamplam, Pandrah, Peulimbang, Peudada, Juli, Peusangan Selatan,
Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen
Peusangan Siblah Krueng, Makmur, Gandapura, Jangka, dan Kuala;
Tahun 2012-2032 harus memenuhi kriteria sebagai permukiman yang
dan
terdiri dari:
Kawasan Permukiman Perkotaan
Kawasan permukiman yang timbul karena pengembangan lahan
peruntukan industri bio diesel di Kecamatan Juli dan industri alat
pertanian di Kecamatan Kuta Blang.
Secara umum kawasan permukiman di Kabupaten Bireuen,
berdasarkan penyediaan wilayah permukimannya dapat dibedakan
Kawasan Permukiman pergampongan.
menjadi berikut ini. Kawasan permukiman yang diperkirakan akan tumbuh
Daerah pesisir adalah daerah bertemunya batasan daratan dan
sebagai akibat adanya perkembangan wilayah, sentra ekonomi, industri
batasan lautan, Di dalam ” Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan
dan infrastruktur, diantaranya:
Kelautan Secara Terpadu” dijelaskan bahwa difinisi wilayah pesisir yang
digunakan di Indonesia adalah daerah pertemuan antara darat dan laut,
dimana kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik kering
III - 15
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
maupun terendam air yang masih di pengaruhi sifat-sifat laut seperti
yang terkena dampak dari hantaman gelombang tsunami tersebut. Dari 17
pasang surut, angin laut dan perembesan air asin, sedangkan batasan
Kecamatan yang ada di Kabupaten Bireuen, 11 di antaranya Kecamatan
kearah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami
yang
yang terjadi di darat seperti adanya sedimentasi dan aliran air tawar
laut.Kecamatan tersebut, meliputi:
maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti
penggundulan hutan dan pencemaran, Soegiharto (1976).
Dalam Rapat kerja MREP (Marine Resource Evaluation and Planing
secara
administrasi
berbatasan
langsung
dengan
wilayah
Kecamatan Samalanga, meliputi: Meunasah Lancok; Angking Barat;
Tanjong Baro; Matang Teungoh; Pineung Siribee; Kampong Baro;
Pante Rheng; Sangso; dan Meuliek.
atau Perencanaan dan Evaluasi Sumber daya Kelautan, 1994 ) di tetapkan
Kecamatan Samalanga, meliputi: Gampong Meunasah Lancok,
bahwa batasan ke arah laut wilayah pesisir untuk kepentingan praktis
Angking Barat, Tanjong Baro, Matang Teungoh,Pineung Siribee,
dalam proyek MREP adalah sesuai batas laut yang terdapat dalam peta
Kampong Baro, Pante Rheng, Sangso, dan Meuliek;
Lingkungan Pantai Indonesia Dengan skala 1 : 50.000 yang telah
Kecamatan Simpang Mamplam, meliputi: Gampong Arongan, Rheum
diterbitkan Bakosurtanal, Sedangkan batas ke arah darat adalah mencakup
Barat, Rheum Baroh, Rheum Timu, Blang Kuta Coh, Blang Kuta Dua
batas administrasi seluruh desa pantai yang tergolong dalam wilayah
Meunasah, Lancang, Blang. Teumulek, Blang Tambue, Keude
pesisir MREP. Pesisir pantai Kabupaten Bireuen terbentang luas mulai dari
Tambue, Meunasah Asan, Cureh Tunong, Cureh Baron, Peuneulek
Kecamatan Samalanga di sebelah Barat sampai dengan Kecamatan
Baroh, Peuneulek Tunong, Ule kareung, Blang. Panyang, Calok dan
Gandapura di sebelah Timur dengan panjang 70,74 km dengan kondisi
Alue Luhop;
morfologi pantainya berpasir berwarna coklat muda yang tersebar luas di
sepanjang pesisir . Umumnya daerah pesisir kabupaten Bireuen
Kecamatan Pandrah, meliputi: Gampong Alue Igeueh, Uteuen Kruet,
Nase Mee dan Lancok Ulim;
dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai tempat pemukiman
Kecamatan Jeunieb, meliputi: Gampong Blang Mee Barat, Matang
nelayan, perikanan tambak/budidaya, pembenihan udang, Pangkalan
Nibong, Matang Teungoh, Matang Bangka, Blang Lancang, Lancang,
Pendaratan Ikan (PPI), Tempat Pelelangan Ikan (TPI), kebun kelapa yang
Blang Mee Timu dan Teupin Kupula;
tersebar disepanjang pesisir pantai, sawah , industri garam rakyat dan juga
sebagai sarana transportasi darat seperti jalan raya.
Pada saat terjadinya bencana alam gempa yang disusul terjadinya
Kecamatan
Peulimbang,
meliputi:
Gampong
Krueng
Baro,
Seuneubok Peulimbang, Keude Peulimbang, Rambong Payong,
Seuneubok Seumawe, Kuta Tring dan Padang kasab;
gelombang tsunami 26 Desember 2004 yang lalu, daerah pesisir pantai
III - 16
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Kecamatan Peudada, meliputi: Gampong Sawang, Blang Kubu,
Wilayah pesisir Bireuen terdapat 23 muara (Kuala) yang merupakan
Meunasah Pulo, Matang Pasie, Matang Reulet, Calok, Kukue,
kawasan hilir dari beberapa sungai yang berhulu di dataran tinggi bagian
Meunasah Blang, Kampong Baro, Paya dan Seuneubok Paya;
selatan, yang sebagian besar dimanfaatkan untuk pertanian, pertambakan
Kecamatan Jeumpa, meliputi: Gampong Teupok Tunong, Teupok
dan juga keperluan hidup masyarakat setempat.
Baroh, Cot Bada, Kuala Jeumpa, Blang Dalam, Lhak Mana, Mon
Kondisi objektif hirarki pusat-pusat permukiman eksisting Kabupaten
Jambee, Batee Timoh, Lipah Rayek, Cot Geurundong, Lipah Cut dan
Bireuen Tahun 2011, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi yang
Beurawang;
menempatkan Bireuen sebagai PKWp, Hirarki pusat-pusat permukiman
Kecamatan Kuala, meliputi: Gampong Krueng Juli Barat, Krueng Juli
saat ini (eksisting) berada pada 17 Kecamatan. Salah satu peranan rencana
Timu, Ujong Blang Weu Jangka, Ujong Blang Mesjid, Kuala Raja, Cot
penataan ruang adalah untuk menciptakan keseimbangan pembangunan
U Sibak, Lancok dan Kareueng;
antar wilayah (kecamatan) dan sekaligus mengantisipasi pertumbuhan
Kecamatan Jangka, meliputi: Gampong Alue Buya Pasi, Alue Buya,
pembangunan yang terkonsentrasi pada pusat kota (ibukota kabupaten)
Pulo Iboih , Linggong, Tanoh Anoe, Tanjongan, Jangka Alue Bie,
atau pada kawasan tertentu saja. Hal ini juga berkenaan dengan penciptaan
Jangka Alue Bie Pusong, Jangka Mesjid. Jangka Keutapang, Jangka
sistem pusat-pusat kota yang berjenjang sehingga terbangun suatu sistem
Alue U, Paya Bieng, Pante Ranub, Pante Paku, Pante Sukon,
perkotaan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, terdapat pusat-pusat
Meunasah Oua, Bugak Mesjid, Pujot, Bugeng, Ulee Ceu, Alue Baye
permukiman yang perlu didorong pertumbuhannya dan ada pula yang
Utang, AlueKuta dan Kuala Ceurape;
hanya cukup dikendalikan sesuai potensinya, bahkan mungkin dibatasi.
Kecamatan Peusangan, meliputi: Gampong Pulo Naleung, Mata
Mamplam, Alue Geulumpang, Cot Rabo Tunong, Cot Pu’uk dan Cot
Rabo Baroh;
Kecamatan Kuta Blang, berada di Gampong Jambo Kajeung; dan
Pengembangan
kawasan
pusat
kota
Kabupaten
Bireuen
dititikberatkan pada pengendalian permukiman, pengembangan hunian
perkotaan, penunjang perdagangan dan jasa, penanganan permukiman
padat tidak tertata dan kawasan pendidikan.
Kecamatan Gandapura, meliputi: Gampong Mon Keulayu, Mon
Jambee, Samuti Aman, Samuti Makmur, Cot Mane, Samuti Krueng,
Lhok Mambang, Blang Keude, Lapang Barat, Lingka Kuta, Alue
Mangki, Teupin Siron dan Ie Rhob.
Kecenderungan arah pembangunan permukiman akan diarahkan
pada:
Kawasan non – pertanian pangan lahan basah (berkelanjutan)
Kawasan diluar kawasan resapan air
Kawasan aman bencana longsor
III - 17
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Kawasan dengan kelerengan < 15%
Sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kota yaitu sesuai
dengan dokumen perencanaan (RPJPD, RPJMD, dan RPIJM), renstra
pembangunan kota serta tendensi dan arah pengembangan kota.
III. Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
Permasalahan terkait bidang keciptakaryaan yaitu tingkat pelayanan
Kawasan permukiman prioritas yang disepakati oleh pihak daerah
adalah kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks pembangunan
kota
dan
merupakan
prioritas
dalam
pembangunan
dan
pengembangannya.
Dalam
kriteria
dan
indikator
kawasan
prioritas
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman didasarkan
pada hasil identifikasi dan perumusan strategi pengembangan kota, yang
dilanjutkan
dengan
program-program
operasional
penanganan permukiman pada skala kawasan. Kriteria dan indikator yang
dirumuskan
akan
terbuka hijau dan integrasi dengan sistem kota.
Kepemilikan lahan yaitu dominasi status kepemilikan lahan dan
kesadaran masyarakat dalam perizinan.
menyusun
selanjutnya
air bersih, air limbah, persampahan, drainase, jalan lingkungan, ruang
digunakan
untuk
menilai
kawasan-kawasan
permukiman prioritas dengan menentukan skala prioritas, serta memilih
kawasan-kawasan permukiman prioritas yang akan ditangani.
Berikut ini adalah uraian hal yang terkait dalam perumusan kriteria
dan indikator kawasan permukiman prioritas :
Urgensi penanganan pada daerah permukiman tidak layak huni yaitu
pada kawasan padat tidak tertata, kawasan prioritas/strategis
kabupaten, kesesuaian dengan RTRW, rawan bencana, dan kepadatan
penduduk.
Ketersediaan ruang terbuka hijau.
Penentuan kriteria dan indikator diperlukan dalam rangka
memudahkan proses pemilihan penanganan kawasan prioritas dan
memberikan ukuran terhadap keabsahan hasil pemilihan, sehingga
kawasan prioritas tersebut terpilih karena melalui proses penilaian
yang memiliki keakuratan yang ilmiah dan terukur. Dalam
penentuan kriteria dan indikator, aspek-aspek yang mempengaruhi
dan memberi ciri bagi kawasan prioritas diperhatikan sekali dalam
rangka untuk memastikan hasil perumusan mewakili kawasan yang
hendak dipilih. Dalam penentuan kawasan permukiman prioritas
terpilih dapat diketahui nilai kawasan prioritas terpilih yang
tertinggi berdasarkan nilai total skoring. Untuk mengetahui
penilaian dalam penentuan kawasan prioritas dapat dilihat pada
tabel berikut.
Sosial Masyarakat yaitu kontribusi dan respon masyarakat dalam
menerima program, memelihara lingkungan dan turut mendanai
program.
III - 18
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Tabel III. 1
Penilaian Skoring Kawasan Permukiman Prioritas
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kriteria
Urgensi Penanganan
a. Kawasan Pusat Kota
b. Kawasan Padat Tidak Tertata
c. Kawasan Strategis Kabupaten
d. Rawan Bencana
Sosial Masyarakat
Sesuai Kebijakan Pembangunan
Permasalahan Infrastruktur Terkait
Bidang Keciptakaryaan
a. Air Bersih
b. Air Limbah
c. Jalan Lingkungan
d. Persampahan
e. Drainase
Kepemilikan Lahan
RTH
Total Skoring
Kawasan Permukiman Prioritas
Bobot
Nilai Kawasan Prioritas Terpilih
Kawasan Pusat
Kawasan
Pemerintahan
Peusangan
Kawasan
Jeunieb
Kawasan Pusat
Kota
0
60
100
100
150
400
100
100
100
100
225
400
100
100
100
100
150
400
180
120
120
120
180
25
50
1605
IV
180
120
120
120
120
25
100
1810
I
180
30
120
120
120
25
100
1645
III
Kawasan
Jangka
Kawasan
Gandapura
100
100
100
0
225
400
0
60
100
0
150
400
0
60
100
100
75
400
180
120
120
120
120
25
100
1710
II
180
120
180
180
180
25
10
1585
V
180
30
120
120
180
25
10
1400
VI
20
15
20
30
5
10
100
Sumber: Laporan RP2KP/SPPIP, 2014
Berdasarkan hasil perhitungan kriteria dan bobot penilaian kawasan diatas, maka didapat hasil penilaian akhir mengenai usulan kawasan prioritas
terpilh di Kabupaten Bireuen, yaitu :
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
BAB III
ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA
3.1
3.1.1
Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan
pemberdayaan masyarakat. Melalui 3 (tiga) pendekatan tersebut, diharapkan
Ruang
target Gerakan Nasional 100-0-100 dapat tercapai.
Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan untuk
mendukung visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu
terwujudnya infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang
handal dalam mendukung Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong. Peraturan Presiden Republik
Indonesia No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015-2019 mengamanatkan beberapa hal terkait dengan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, antara lain : tercapainya
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015-2019
merupakan turunan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No. 13/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019. Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang selanjutnya disebut Renstra Direktorat Jenderal Cipta
Karya adalah dokumen perencanaan Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk periode 5 (lima)
tahun terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0%, tercapainya 100%
Berdasarkan RPJMN 2015-2019, Ditjen Cipta Karya memberikan
pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia, serta meningkatnya
fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman seperti air
akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah, dan
minum, sanitasi, jalan lingkungan dan peningkatan kualitas permukiman.
drainase lingkungan) menjadi 100% pada tingkat kebutuhan dasar. Adapun
Pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman tersebut
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya menggunakan 3 (tiga)
juga dilaksanakan dengan model pemberdayaan yang melibatkan masyarakat
pendekatan, yaitu membangun sistem, fasilitasi Pemerintah Daerah, serta
sejak perencanaan hingga operasional dan pemeliharaan infrastruktur.
Khusus untuk penanganan kumuh, akan diprioritaskan pada kawasan-
III - 1
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
kawasan permukiman kumuh di kawasan strategis kabupaten/kota dan
Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan
kabupaten/kota KSN yang akan ditangani secara terpadu sehingga dapat
permukiman yang berkelanjutan. Melalui perencanaan yang rasional dan
menjadi kawasan pemukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat
Sektor air minum dan sanitasi akan dilaksanakan dengan pendekatan
entitas yang diprioritaskan pada kawasan regional dan daerah-daerah rawan
terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan
kemampuan keuangan daerah.
air/sanitasi. Dalam bidang penataan bangunan, program perlu difokuskan
pada upaya pengaturan untuk menjamin keandalan bangunan gedung serta
peningkatan kualitas kawasan di kota pusaka dan kota hijau. Sesuai arahan
RPJMN, Ditjen Cipta Karya juga dituntut untuk mengembangkan infrastruktur
perdesaan. Pencapaian sasaran tersebut terjabarkan ke dalam pengembangan
jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan
kota-kota kecil terdekat dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan
ekonomi yang saling komplementer dan saling menguntungkan.
3.1.2
Arahan Penataan Ruang
Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Arahan
penataan ruang Kabupaten Bireuen dikonsentrasikan pada 3 wilayah
pembangunan dan pengembangan, antara lain wilayah utara, tengah dan
selatan. Skenario pembangunan dan pengembangan masa depan Kabupaten
Bireuen yang disesuaikan dengan unsur keruangan wilayah adalah harus
Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan
bersifat berkelanjutan (sustainable development; konservasi) dan berbasis
berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya mengembangkan konsep
sumber daya lokal (pertanian, perkebunan dan kelautan) dengan berorientasi
perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi
penuh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta
pendapatan daerah pada sektor perindustrian dan jasa-jasa serta
Karya,
berkonsentrasi
sebagai
upaya
mewujudkan
keterpaduan
pembangunan
di
terhadap mitigasi kebencanaan.
Maka dari tinjauan
kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah
pembahasan diatas dapat disimpulkan kembali, bahwa tujuan penataan ruang
Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan
Kabupaten Bireuen adalah:
kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial
maupun sektoral. Selain mengacu pada rencana spasial dan arah
pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral
“Mewujudkan Kabupaten Bireuen sebagai wilayah berbasis
Kawasan Agropolitan, Minapolitan, Perindustrian, Jasa-jasa dan Mitigasi
Bencana”
Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan
III - 2
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Adapun penjelasan lebih lanjut dari tujuan penataan ruang adalah
4.
sebagai berikut:
1.
konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis
kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas
Wilayah
dan percepatan serta memiliki mempunyai fungsi utama ekonomi
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
sebagai sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan,
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya.
berdasarkan faktor administratif dan/atau aspek fungsional.
2.
Kawasan
5.
Minapolitan secara berkelanjutan dengan mengharmonikan kegiatan di
merupakan indikator utama keruangan dalan wilayah perencanaan
bagian hulu hingga hilir, dengan pengembangan industri menengah
Kabupaten Bireuen yang disesuaikan dengan proporsi keruangan baik
yang berbasis sumberdaya lokal.
daya tampung dan daya dukung;
Agropolitan
6.
perekonomian kabupaten melalui menajemen keuangan yang lebih
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan
kompatibel dengan kondisi kemajuan pada saat sekarang ini, sehingga
sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan
dapat menopang pertumbuhan ekonomi daerah ke arah yang lebih baik
fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan
serta perbaikan pelayanan bidang jasa-jasa kesehatan, pendidikan dan
sistem agribisnis. Pengembangan Kawasan Agropolitan, adalah
perdagangan.
pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang
potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha
agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan
terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh
Pemerintah.
Jasa-jasa
Meningkatkan pelayanan jasa-jasa sebagai motor penggerak roda
Kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai
Perindustrian
Memaduserasikan kegiatan Kawasan Agropolitan dan Kawasan
Wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya yang
3.
Minapolitan
7.
Mitigasi Bencana
Mengupayakan optimalisasi penanganan kawasan yang sering atau
berpotensi tinggi mengalami kebencanaan dalam wilayah Kabupaten
Bireuen, sehingga kondisi tersebut dapat memperkecil resiko terhadap
lingkungan disekitarnya.
III - 3
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, kapasitas sumber
Dengan pertimbangan bahwa strategi penataan ruang Kabupaten
daya wilayah Kabupaten Bireuen, untuk menyelaraskan kebijakan penataan
Bireuen adalah turunan dari kebijakan yang dijabarkan secara lebih
ruang Nasional dan Pemerintah Aceh, maka sebaiknya rumusan kebijakan
proporsional agar dapat dituangkan dalam bentuk keruangan. Mengacu pada
penataan ruang Kabupaten Bireuen adalah sebagai berikut :
klausul kebijakan yang telah dirumuskan di atas serta dikaitkan dengan
Mengembangkan, meningkatkan dan mendorong produktivitas wilayah
dengan intensifitas lahan serta pengelolaan kawasan budidaya yang
berbasis pada kawasan agropolitan dan minapolitan sehingga dapat
dikelola secara terpadu, modernisasi dan tepat guna agar lebih ramah
program pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Bireuen tahun
2007-2012 serta kelanjutan kebijakan yang akan dirumuskan dalam RPJMD
kedepan, maka strategi penataan ruang Kabupaten Bireuen adalah sebagai
berikut :
lingkungan;
Mengembangkan, Meningkatkan dan Mendorong produktivitas wilayah
Mengedepankan potensi wilayah dan membuka investasi modal sebagai
dengan intensifitas lahan serta pengelolaan sumbaer daya alam pada
perwujudan untuk pengembangan peridustrian skala besar dan
kawasan budidaya yang berbasis kawasan agropolitan dan minapolitan
menengah dengan memberikan kenyamanan berinvestasi pada setiap
sehingga dapat dikelola secara terpadu, modernisasi dan tepat guna
pelaku usaha dengan menumbuhkan trend industri yang berbasis
agar lebih ramah lingkungan, melalui strategi:
lingkungan hidup;
a.
Mengembangkan dan mendorong pertumbuhan bidang jasa-jasa,
pembangkit listrik mikro hidro, tenaga uap, surya, gelombang laut
terutama jasa perbankkan, pendidikan, kesehatan dan perdagangan
dan biota laut serta Peningkatan kapasitas masyarakat dalam
agar dapat memberikan pelayanan yang optimal, professional dan
terdepan;
pemanfaatan sumber energi yang terbarui (renewable energy);
b.
Mempertahankan kelestarian alam dengan memperkecil resiko
kebencanaan dengan melakukan penerapan dan pengelolaan terhadap
pemenuhan hak dasar dan dalam rangka perwujudan tujuan penataan
Mengoptimalkan pemanfaatan perikanan tangkap, budi daya laut,
air payau, dan tawar;
c.
ruang berbasis mitigasi kebencanaan; dan
Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk
Pengembangan energi alternatif sebagai sumber listrik, seperti
Memantapkan pembangunan sarana prasarana kelautan dan
Mengembangkan industri pengolahan ikan;
d.
Peningkatan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan
kehutanan melalui intensifikasi lahan.
ruang yang berimbang dan berbasis Agropolitan, Minapolitan,
Perindustrian, Jasa-jasa dan Mitigasi Bencana.
III - 4
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
e.
f.
Pemanfaatan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi
Mengembangkan dan mendorong pertumbuhan bidang jasa-jasa,
peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan
terutama jasa perbankkan, pendidikan, kesehatan dan perdagangan
masyarakat.
agar dapat memberikan pelayanan yang optimal, professional dan
Peningkatan
teknologi
pertanian,
perkebunan,
perikanan,
peternakan dan kehutanan sehingga menghasilkan produksi
terdepan, melalui strategi:
a.
dengan kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi tinggi.
g.
Penguatan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber
daya manusia dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang
pelayan dalam mengkontribusikan kebutuhan konsumen;
b.
Meningkatkan pelayanan kesehatan terpadu;
c.
Meningkatkan potensi pendidikan bersektor pada keilmuan
dibutuhkan.
h.
Mengembangkan fungsi kawasan perkebunan secara terpadu
dengan peternakan dan pertanian lahan kering;
i.
Menetapkan fungsi lahan pangan pertanian berkelanjutan; dan
j.
Menetapkan kawasan strategis sentra pertanian dan perternakan
Meningkatkan promosi daerah sebagai penyedia dan pemberi
disegala bidang;
d.
Merevitalisasikan infrastruktur pendidikan dan kesehatan;
e.
Membuka jaringan kerjasama antar regional dan internasional
agar tercapainya peningkatan kesehatan dan pendidikan yang
lebih baik.
terpadu.
Mempertahankan kelestarian alam dan sumberdaya alam dengan
Mengedepankan potensi wilayah dan membuka investasi modal usaha
sebagai perwujudan untuk pengembangan perindustrian skala besar
dan menengah dengan memberikan kenyamanan berinvestasi pada
memperkecil resiko kebencanaan dengan melakukan penerapan dan
pengelolaan terhadap keruangan berbasis mitigasi kebencanaan,
melalui strategi:
setiap pelaku usaha dengan menumbuhkan trend industri yang berbasis
lingkungan hidup, melalui strategi:
a.
Mengembangkan, Meningkatkan, dan Mengoptimalkan pariwisata
unggulan daerah secara terpadu dan memberdayagunakan alur
a.
Meningkatkan investasi potensi komoditas unggulan daerah;
b.
Mempermudah regulasi, kebijakan daerah serta membuka peluang
sempadan sebagai instrument pelengkap;
b.
usaha investasi jangka panjang;
c.
Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana penunjang investasi;
d.
Menyediakan ruang untuk berinvestasi; dan
e.
Mengupayakan kondisi yang kondusif dibidang keamanan.
Melengkapi industri dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) atau sesuai skala kegiatannya;
c.
Mengendalikan perkembangan bagian hulu tersebar diwilayah
selatan sebagai kawasan hutan dan perbukitan serta bagian hilir
III - 5
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
d.
e.
tersebar disepanjang pesisir pantai sebagai kawasan penyangga
di wilayah kabupaten. Pusat-pusat di dalam struktur ruang wilayah kabupaten
mitigasi kebencanaan;
Bireuen yang diharapkan mendorong terbentuknya simpul pelayanan sosial,
Mengembalikan secara bertahap kawasan lindung yang berubah
budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat dalam wilayah
fungsi;
Kabupaten Bireuen sebagai berikut :
Penyusunan program dan pembangunan berbagai unit mitigasi
1)
kebencanaan pada berbagai bencana alam, seperti tsunami, gempa,
kewenangan penetapannya berada pada pemerintah pusat dan
longsor, banjir, kebakaran hutan dan ancaman lainnya; dan
f.
Struktur ruang kabupaten mengadopsi pusat-pusat kegiatan yang
pemerintah provinsi (PKN, PKW, PKSN dan PKL) yang berada dalam
Melakukan penanaman pohon dan penghijauan lingkungan;
wilayah kabupaten;
Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk
2)
Pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL),
pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan
serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di
ruang yang berimbang dan berbasis ke-ruang-an, melalui strategi:
wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada
a.
mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan dan
b.
3)
Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat
pelayanan lingkungan (PPL); dan Harus berhirarki dan tersebar
berimbang;
Pembangunan utilitas dan fasilitas sosial secara proporsional dan
memadai sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap pusat
secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi satu
kesatuan sistem wilayah kabupaten; antaralain terbagi:
permukiman (kawasan); dan
c.
pemerintah pusat dan pemerintah provinsi;
Pembangunan prasarana dan sarana transportasi yang mampu
Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari
ditetapkan sebagai PKL promosi (dengan notasi PKLp);
Menyediakan infrastruktur pada kawasan perbatasan.
Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp hanya
pusat pelayanan kawasan (PPK); dan
Rencana struktur ruang wilayah Bireuen merupakan kerangka tata
ruang wilayah Kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan
yang berhierarki satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana
wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi, energi, telekomunikasi,
sumber
daya
air
dan
rencana
sistim
Jaringan
pendukung
Pusat kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan
program
pembangunannya
didalam
ruangnya, agar pertumbuhannya
arahan
pemanfataan
dapat didorong
untuk
memenuhi kriteria PKL.
yang
mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada
III - 6
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Struktur ruang yang dibentuk berdasarkan sistem perkotaan dan
Peulimbang, PPK Peudada, PPK Jeumpa,PPK Kuala dan PPK
pusat pelayanan di Kabupaten Bireuen adalah:
1)
Kutablang; dan
Pusat Kegiatan Wilayah(PKWp) Bandar Bireuen ibukota Kecamatan Kota
PPK sebagai pusat kawasan agropolitan, meliputi: PKK Juli, PKK
Peusangan Selatan, PPK Jeumpa, PPK Peudada, PPK Peusangan
Juang yang merupakan Ibukota Kabupaten Bireuen, terdiri atas:
Siblah Krueng dan PPK Makmur.
a.
Simpul pusat kegiatan Kabupaten pendukung PKWp Bandar
b.
Bireuen, meliputi :
Simpul pusat pelayanan lingkungan (PPL) berada di Mukim
Geulanggang Raya terletak di Gampong Cot Gapu dengan fungsi
PKL, PKLp dan PPK sebagai pusat simpul jalan nasional lintas
pengembangan pada sector perkantoran, dan perdagangan;
timur (Medan-Bireuen-Banda Aceh), meliputi: PKL Peusangan,
PKLp Jeunieb, PKLp Jangka, PKLp Gandapura, PPK Samalanga,
2)
Peusangan merupakan pusat kegiatan pendukung dari PKWp Bandar
PPK Simpang Mamplam, PPK Pandrah, PPK Peulimbang, PPK
Bireuen sebagai pengembangan dengan berfungsi utama dalam bidang
Peudada, PPK Jeumpa dan PPK Kuta Blang;
pendidikan, perdagangan, perindustrian, simpul transportasi bagian
PKK sebagai poros jalan lintas tengah (Bener Meriah dan Aceh
timur, pertanian lahan basah, perikanan, pertahanan keamanan,
Tengah) adalah PKK Juli;
PKWp Bandar Bireuen sebagai pusat pemerintahan kabupaten;
PKL, PKLp dan PPK simpul perdagangan untuk pelayanan
pertambangan danpermukiman dengan Pusat Pelayanan Lingkungan
(PPL), meliputi:
a.
kabupaten, meliputi: PKL Matang Geulumpang Dua, PKLp
Mukim Banjir Asin berada di Gampong Mata Mamplamdengan fungsi
Jeunieb PKLp Jangka dan PKLp Gandapura;
pengembangan pada sektor perdagangan, persawahan, perikanan
PKL dan PPK sebagai pusat pendidikan, meliputi: PKL
tambak, dan kelapa;dan
Peusangan, PPK Jeumpa dan PPK samalanga;
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Matang Geulumpang Dua Ibukota Kecamatan
b.
Mukim Teungku Di Krueng berada di Gampong Krueng Baro Babah
PKWp Bandar Bireuen dan PKL Peusangan sebagai pusat
Krueng dengan fungsi pengembangan pada sektor perbengkelan,
pelayanan kesehatan;
perabotan dan persawahan.
PKL, PKLp dan PPK sebagai pusat perikanan, meliputi: PKL
Peusangan, PKLp Jeunib, PKLp Gandapura, PKLp Jangka, PPK
Samalanga, PPK Simpang Mamplam PPK Pandrah, PPK
3)
Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp), meliputi:
a.
PKLp Jeunieb sebagai pengembangan yang berfungsi pada pusat
promosi perdagangan dan jasa-jasa, transportasi, industri dan
III - 7
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
kawasan minapolitandengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL),
perikanan tangkap, tambak, pertambangan pasir besi dan pangkalan
meliputi:
SPBU dan SPBG;
Mukim Lhok Kulam berada di Gampong Lhok Kulam dengan
fungsi pengembangan pada sektor persawahan, pinang dan
sawit;dan
b.
4)
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) melayani skala pelayanan kecamatan,
meliputi:
a.
Kecamatan Samalanga berada di Gampong Keude Aceh sebagai
Mukim Batee Cut Lem berada di Gampong Meunasah
pengembangan
Luengdengan fungsi pengembangan pada sektor perkebunan
perikanan, pertanian, dan pariwisata dengan Pusat Pelayanan
karet dan cokelat serta persawahan.
Lingkungan (PPL), meliputi:
Kecamatan Jangka berada di Gampong Jangka Mesjidsebagai
pengembangan yang berfungsi pada bidang pertanian lahan basah,
bidang
perdagangan,
Mukim Teungku Chik Di Matang berada di Gampong Matang
Mukim Teungku Chik Di Pulo Baroh berada di Gampong Batee
Mukim Banjir Asin berada di Gampong Tanoh Anoedengan
Iliek engan fungsi pengembangan pada sektor persawahan,
fungsi pengembangan pada sektor pusat produksi garam
industri pengolahan air mineral, pariwisata alam dan
beryodium,tambak dan persawahan; dan
pembenihan ikan air tawar.
Mukim Ulee Kuta berada di Gampong Punjotdengan fungsi
pengembangan
pada
sektor
perikanan
tambak
b.
dan
Kecamatan Simpang Mamplam sebagai pengembangan yang
berfungsi pada pusat promosi perindustrian, pertanian, perikanan,
persawahan.
c.
pada
kelapa, coklat, dan karet; dan
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), meliputi:
berfungsi
dengan fungsi pengembangan pada sektor sawah, pinang,
industri terpadu garam, perikanan tangkap dan tambak dengan
yang
industri, kebandarudaraan, dan pelabuhan dengan Pusat Pelayanan
PKLp Gandapura sebagai pengembangan yang berfungsi pada pusat
Lingkungan (PPL), berada di Mukim Tambu berada di Gampong
promosi perdagangan dan jasa, industri kecil dan menengah,
Keude Tambu dan Calok dengan fungsi pengembangan pada sektor
pertambangan, perikanan tangkap, dan pangkalan terminal bahan
industri, Bandar udara, persawahan, perikanan tangkap dan tambak;
bakar dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), berada di Mukim
Gandapura Barat berada di Gampong Samuti Makmur dan Mon
c.
Kecamatan Pandrah berada di Gampong Pandrah Kandeh sebagai
pengembangan yang berfungsi pada bidang perikanan tambak,
Keulayu dengan fungsi pengembangan pada sektor persawahan,
III - 8
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
perkebunan, pinang, rambutan, cokelat, kelapa, pisang, persawahan,
dan pertahanan keamanan;
d.
Kecamatan
Peulimbang
dengan fungsi pengembangan pada sektor perikanan tambak,
berada
di
Gampong
perkantoran, perdagangan, persawahan, dan pertahanan
Keude
keamanan; dan
Peulimbangsebagai pengembangan yang berfungsi pada bidang
perdagangan, perikanan tangkap, dan pertanian lahan basah dengan
dengan fungsi pengembangan pada sektor pisang, pinang,
Teumeureuhom terletak di Gampong Balee Matang Kulee sebagai
kelapa, sawit dan persawahan.
g.
Kecamatan
Kuala
berada
di
Gampong
Cot
Bateesebagai
cokelat;
pengembangan yang berfungsi pada bidang persawahan lahan basah
Kecamatan Peudada berada di Gampong Meunasah Baroh sebagai
dan perikanan dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), meliputi:
pengembangan yang berfungsi pada bidang perdagangan, perikanan
Mukim Kuta Trieng berada di Gampong Cot Triengdengan
tangkap dan tambak, pusat pelalangan ikan (PPI) dengan Pusat
fungsi pengembangan pada sektor persawahan dan perikanan
Pelayanan Lingkungan (PPL), meliputi:
tangkap dan tambak; dan
f.
Mukim Kuta Jeumpa berada di Gampong Blang Seupeung
pusat pelayanan lingkungan (PPL) berada di Mukim Po-
pengembangan pada sektor persawahan, kelapa, pinang, dan
e.
Mukim Glumpang Payong terletak di Gampong Lipah Rayeuk
Mukim Paya berada di Gampong Seuneubok Paya dengan fungsi
Mukim Lancok berada di Gampong Lancok Lancokdengan
pengembangan pada sektor persawahan dan perikanan
fungsi pengembangan pada sektor perikanan tambak dan
tambak; dan
persawahan.
Mukim Alue Rheng berada di Gampong Keude Alue Rheng
h.
Kecamatan Juli sebagai pengembangan yang berfungsi padapusat
dengan fungsi pengembangan pada sektor perdagangan,
promosi kawasan agropolitanbagian tengah, akses jalan koridor
persawahan dan kebun kelapa.
tengah provinsi, pertambangan dan pusat pertahanan keamanan
Kecamatan Jeumpa berada di Gampong Blang Bladehsebagai
dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), berada di Mukim Juli
pengembangan yang berfungsi pada bidang perdagangan dan jasa-
Selatan berada di Gampong Teupin Mane dan Suka Tanidengan
jasa, pertanian lahan basah, perhubungan bidang perkeretaapian,
kesehatan,
perikanan
tambak,
pertahanan
keamanan,
dan
perkantoran dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), meliputi:
fungsi pengembangan pada sektor industri bio disel, perdagangan
skala gampong, sawit, kelapa, pinang, karet, pisang, rambutan,
penambangan pasir sungai.
III - 9
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
i.
l.
Kecamatan Peusangan Selatan sebagai pengembangan yang
berada
di
Gampong
Ulee
Glesebagai
pengembangan yang berfungsi pada bidang pertanian lahan basah
dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), meliputi:
dan perkebunan dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL),
meliputi:
Mukim Paya Malem berada di Gampong Ulee Jalan dengan
Mukim Suka Makmur berada di Gampong Leubu Mesjid dengan
pisang dan persawahan;dan
fungsi pengembangan pada sektor persawahan, pinang, kelapa,
Mukim Simpang Tanjong berada di Gampong Tanjong Beuridi
cokelat dan pisang; dan
dengan fungsi pengembangan pada sektor pinang, sawit, karet,
cokelat, pisang dan kelapa;
cokelat, sawit, dan pisang.
Kecamatan Peusangan Siblah Krueng berada di Gampong Leung
perdagangan,
pertanian
lahan
Mukim Suka Damai berada di Gampong Sukarame dengan
fungsi pengembangan pada sektor persawahan, pinang, kelapa,
Danun sebagai pengembangan yang berfungsi pada bidang
basah,
perkebunan
dan
pertambangan dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) berada di
Mukim Teungku Chik Krueng Meuh terletak di Gampong Awee
Secara letak geografis, Kabupaten Bireuen terletak sangat strategis
dengan beberapa kawasan yang merupakan KSN dari penetapan RTRWN
dalam Peraturan Pemerintah nomer 26 Tahun 2008, antra lain:
a.
Geutah dan Alue Ietdengan fungsi pengembangan pada sektor
persawahan, perkebunan pisang, sawit, cokelat, pinang dan galian C;
k.
Makmur
berfungsi pada pusat promosi kawasan agropolitan bagian selatan
fungsi pengembangan pada sektor pinang, kelapa, cokelat,
j.
Kecamatan
Kecamatan Kuta Blang berada di Gampong Kulu Kutasebagai
pengembangan yang berfungsi pada bidang pertanian lahan basah,
perdagangan, perkebunan, pertambangan, sumber daya air dan
industri dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), berada di
Mukim Kuta Hom berada di Gampong Dayah dengan fungsi
Kawasan perbatasan negara antara NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia) dengan Negara di Asia; dan
b.
Kawasan Wilayah Sungai Meureudu – Baro.
Seiring dengan pertumbuhan kawasan pada saat sekarang ini,
Kabupaten Bireuen sangat berpotensial untuk mendukung aksesibilitas dan
mobilitas dari setiap aktivitas kegiatan pada setiap kawasan tersebut. Namun
kondisi ini menjadikan Kabupaten Bireuen hanya sebagai kawasan pendukung
dari KSN yang berada pada bagian timur dari Provinsi Aceh tesebut.
pengembangan pada sektor perdagangan, persawahan, kelapa,
pinang, pisang dan jeruk matang.
Kawasan Strategis Aceh (KSA) Dalam Wilayah Kabupaten Bireuen,
yaitu sebagai berikut :
III - 10
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
a.
Sudut pertahanan dan keamanan berupa Kawasan ZEE (Zona
Paloh Mampre, Buket Sudan, Alue Geulumpang dan Pante
perikanan bahari;
Karya;
Bireuen – Aceh Utara – Kota Lhokseumawe – Aceh Timur – Kota
c.
2)
Kawasan Minapolitan, meliputi:
a.
Kecamatan Samalanga seluas 310,21 Ha, meliputi: Gampong
Langsa – Aceh Tamiang dengan pusat pelayanan di kota
Meunasah Lancok, Angking Barat, Tanjong Baro, Matang
Lhokseumawe;
Teungoh, Pineung Siribee, Kampung Baro, Gampong Pante
Sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
Rheng, Sangso dan Meuliek;
berupa DAS Peusangan; dan
d.
Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, meliputi: Gampong
Ekonomi Ekslusif) memiliki batasan ruang laut seluas 24 Mil sebagai
Sudut kepentingan ekonomi berupa Koridor IV Pidie - Pidie Jaya –
b.
e.
b.
Kecamatan Simpang Mamplam seluas 603,40 Ha, meliputi:
Sudut fungsi dan daya dukung lingkungan berupa Kawasan ekosistem
Gampong Rheum Barat, Rheum Timu, Rheum Baroh, Blang
Ulu Masen.
Kuta Choh, Blang Kuta Dua Meunasah, Balang Teumulek,
Lancang, Peuneuleut Baroh, Peuneuleut Tunong, Calok dan
Alue Leuhob;
3.1.3
a)
Rencana Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Bireuen
c.
Alue Igeuh, Uteun Kruet, Nase Mee dan Lancok Ulim;
Kawasan strategis berdasarkan sudut kepentingan ekonomi, meliputi:
1)
Kawasan Agropolitan, meliputi:
a.
b.
Kecamatan Jeunieb seluas 230,50 Ha, meliputi: Gampong
Blang Mee Barat, Matang Nibong, Matang Teungoh, Matang
Kruet.
Bangka, Lancang, Blang Lancang, Blang Mee Timu dan Teupin
Kecamatan Jeumpa, meliputi: Gampong Cot Meugoe, Alue
Kupula;
e.
Kecamatan Peulimbang seluas 145,50 Ha, meliputi: Gampong
Kecamatan Juli, meliputi: Gampong Simpang Mulia, Simpang
Seneubok Peulimbang, Keude Peulimbang, Payong, Seneubok
Jaya, Paya Cut, Teupin Mane, Seuneubok Dalam, Buket Mulia,
Seumawe, Kuta Trieng dan Padang Kasab;
Alue Rambong dan Rantau Panyang;
d.
d.
Kecamatan Peudada, meliputi: Gampong Pinto Rimba dan Cot
Limeng dan Salah Siron;
c.
Kecamatan Pandrah seluas 195,50 Ha, meliputi: Gampong
f.
Kecamatan Peudada seluas 270,60 Ha, meliputi: Gampong
Kecamatan Peusangan Selatan, meliputi: Gampong Darul
Blang Kubu, Meunasah Pulo, Matang Pasie, Matang Reuleut,
Aman, Suwak, Tanjong Beuridi, Blang Mane, Darussalam dan
Calok, Kukue, Meunasah Blang, Kampong Baro, Paya dan
Pulo Harapan; dan
Seuneubok Paya;
III - 11
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
g.
Kecamatan Jeumpa seluas 121,10 Ha, meliputi: Gampong
b.
Teupok Baroh, Teupok Tunong, Cot Bada, Kuala Jeumpa,
Lipah Rayeuk dan Lipah Cut;
h.
Kecamatan Kuala seluas 495,40 Ha,
Uteun Kruet.
4)
meliputi: Gampong
Krueng Juli Barat, Krueng Juli Timu, Ujong Blang Mesjid, Weu
Kawasan Pengembangan Industri Biodisel berada di Gampong
Bunyot Kecamatan Juli;
5)
Jangka, Kuala Raja, Cot U Sibak, Lancok Lancok dan Karueng;
i.
Kawasan Pengembangan Karet, meliputi:
a.
Kecamatan Jangka seluas 1.387,49 Ha, meliputi: Gampong
b.
Mesjid, Jangka Alue U, Pante Ranub, Pante Paku, Pante Sukon,
dan Krueng Meuseugob; dan
Kecamatan Peusangan seluas 399,29 Ha, meliputi: Gampong
c.
Selatan,
meliputi:
Gampong
Blang
Mane,
Darussalam dan Pulo Harapan.
6)
Kawasan Pengembangan Kelapa Sawit meliputi:
a.
Kecamatan Peulimbang berlokasi pada Gampong Garab;
Tunong, Cot Rabo Baroh dan Cot Pu’uk;
b.
Kecamatan Peudada, meliputi: Gampong Lawang, Pinto
Jambo Kajeung; dan
c.
Rimba, Jaba dan Cot Kruet;
Kecamatan Kuta Blang seluas 4,10 ha berada di Gampong
Lapang Barat, Lingka Kuta, Alue Mangki, Teupin Siron dan Ie
d.
Kecamatan Simpang Mamplam, meliputi: Gampong Keude
Kecamatan Peusangan Selatan, meliputi: Gampong Blang
Mane, Darussalam dan Pulo Harapan;
e.
Rhop.
Pengembangan Kawasan Industri Cot Batee Geulungku, meliputi:
Kecamatan Juli, meliputi: Gampong Alue Rambong, Krueng
Simpo, Rantau Panyang dan Suka Tani;
Kecamatan Gandapura seluas 649,48 Ha, meliputi: Gampong
Samuti Krueng, Cot Mane, Lhok Mambang, Blang Keude,
a.
Peusangan
Pulo Naleung, Mata Mamplam, Alue Geulumpang, Cot Rabo
Mon Keulayu, Mon Jambe, Samuti Aman, Samuti Makmur,
3)
Glee
Meundong, Ie Rhob Babah Lueng, Ie Rhob Timu, Lhok Tanoh
Baye Utang, Alue Kuta dan Kuala Ceurape;
l.
Kecamatan Simpang Mamplam, meliputi: Gampong
Tanoh Anoe, Tanjongan, Alue Bie, Alue Bie Pusong, Jangka
Pulo Pineung, Bugak Mesjid, Punjot, Bugeng, Ulee Ceu, Alue
k.
Kecamatan Samalanga, meliputi: Gampong Cot Siren, Alue
Barat dan Ulee Alue;
Alue Buya Kampong, Alue Buya Pasie, Pulo Ie Boh, Linggong,
j.
Kecamatan Pandrah, meliputi: Gampong Alue Igeuh dan
Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, meliputi: Gampong
Buket Sudan dan Pante Karya; dan
f.
Kecamatan Makmur, meliputi: Gampong Tanjung Mulia, Ara
Lipeh, Suka Rame dan Batee Dabai.
Tambu, Peuneuleut Tunong, Alue Leuhob dan Cureh Baroh;
dan
III - 12
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
7)
8)
Pengembangan Pabrik CPO berada di Gampong Suka Tani terletak
2)
Kawasan Pusat Permukiman yang dipromosikan;
di Kecamatan Juli dan Gampong Cot Jabet terletak di Kecamatan
Pusat permukiman baru yang dipromosikan dalam Kabupaten
Gandapura; dan
Bireuen adalah Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp), antaralain:
Pengembangan
Produktivitas
Kawasan
Garam
Terpadu
a.
PKLp Jeunieb;
b.
PKLp Jangka; dan
c.
PKLp Gandapura.
Kecamatan Jangka, meliputi: Gampong Tanoh Anoe dan Alue Buya
Pasi.
b)
c)
Kawasan strategis berdasarkan sudut kepentingan Pendayagunaan
Sumber Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi, berupa lahan peternakan
Kawasan ini akan merujuk kepada pengembangan perkotaan yang
terpadu berada di Kecamatan Gandapura Gampong, meliputi: Gampong
memerlukan pemerataan pada setiap instrument perkotaan yang
Cot Jabet, Paloh Mee, Cot Tubee, Paya Seupat, Dama Kawan, Tanjong
disesuaikan dengan kebutuhan dan pengembangan terhadap
Bungong, Cot Rambat dan Pulo Gisa;
keseluruhan sarana dan prasarana yang harus difokuskan agar
terbentuk pemerataan pelayanan pada daerah sekitarnya.
Kawasan strategis berdasarkan sudut kepentingan Fungsi dan Daya
Dukung Lingkungan Hidup, meliputi:
3)
Kawasan Embrio Metropolitan
Pusat permukiman yang mengalami peningkatan penyebaran
d)
1)
Kawasan Tanaman Pesisir pantai; dan
2)
Kawasan Perlindungan Air Bersih;
penduduk tertinggi dan memiliki sarana dan prasarana yang telah
memadai, meliputi:
Nilai Strategis Lainnya yang sesuai dengan Kepentingan Pembangunan
Kecamatan Kota Juang (PKWp) dan Kecamatan Peusangan (PKL),
Wilayah Kabupaten, meliputi:
sehingga kawasan tersebut disebut Embrio Metropolitan (cikal
1)
bakal kota metropolitan).
Pengembangan Kawasan Pusat Pendidikan;
Kabupaten Bireuen memiliki lokasi pusat perkembangan dan
peningkatan sumberdaya manusia di bidang peningkatan
kapasitas bidang pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan
lanjutan perguruan tinggi. Pengembangan berlokasi di Kecamatan
Peusangan.
3.1.4
Arahan Rencana Pembangunan Daerah
RPJM Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2017 merupakan penjabaran
dari Visi, Misi, dan Program kerja Bupati dan Wakil Bupati Bireuen terpilih,
yang memuat kebijakan pengelolaan keuangan daerah, strategi dan arah
kebijakan pembangunan, kebijakan umum dan program pembangunan,
III - 13
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
indikasi rencana program prioritas disertai kebutuhan pendanaan, penetapan
“ Kabupaten Bireuen yang Bermartabat dan Mandiri Berlandaskan UUPA “
indikator kinerja, dan kaidah pelaksanaan. Secara kolektif, RPJM merupakan
dokumen publik yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bireuen kurun waktu 2012-
Visi tersebut mengandung 3 (tiga) unsur pokok, yaitu : bermartabat,
mandiri dan berlandaskan UUPA. Masing-masing unsur tersebut dapat
diterjemahkan sebagai berikut :
2017. Dalam tata perencanaan nasional, penyusunan RPJM Kabupaten Bireuen
Mengingat kedudukan RPJM sangat strategis dalam tata perencanaan
Tahun 2012-2017 memperhatikan prioritas pembangunan RPJM Nasional
Tahun 2010-2014. Dalam konteks Provinsi Aceh, RPJM Kabupaten Bireuen
disusun dengan memperhatikan arah, kebijakan, dan prioritas pembangunan
Aceh yang termaktub dalam RPJM Aceh Tahun 2012-2017.
daerah, maka sesuai dengan tahapan penyusunannya akan disampaikan ke
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bireuen untuk ditetapkan
dengan Qanun. RPJM Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2017 ini selanjutnya
menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dalam
RPJM Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2017 merupakan tahapan
kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Kabupaten Bireuen Tahun 2005-2025. Dalam penyusunannya turut pula
menyusun dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPK dan Rencana Kerja
Pembangunan Kabupaten (RKPK) di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bireuen.
berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bireuen
serta memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan periode
sebelumnya. Lebih lanjut, RPJM Kabupaten Bireuen memperhatikan juga
prioritas pembangunan RPJM Nasional Tahun 2010-2014 dan prioritas
3.2
Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
3.2.1
Rencana Kawasan Permukiman (RKP)
pembangunan Aceh yang termaktub dalam RPJM Aceh Tahun 2012-2017.
I.
Visi dan Misi Pengembangan Kawasan Permukiman
Memperhatikam amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa Visi dan Misi dari Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih ditetapkan menjadi dasar Visi dan Misi
pembangunan Kabupaten Bireuen Periode 2012 – 2017. Atas dasar tersebut,
memperhatian permasalahan, tantangan dan isu-isu strategis pembangunan di
masa mendatang serta mengedepankan penyelenggaraan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa, maka Pemerintah Kabupaten Bireuen menetapkan Visi
Pembangunan Tahun 2012 – 2017 sebagai berikut :
Visi dari pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Bireuen
yakni :
“ Mewujudkan Permukiman yang Layak melalui Pembangunan
Keciptakaryaan dalam Tata Ruang yang Berkelanjutan ”.
Berikut merupakan misi yang dilakukan dalam mencapai visi
pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Bireuen, yaitu :
III - 14
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Mewujudkan lingkungan permukiman yang memenuhi persyaratan
Kawasan permukiman yang timbul karena pertumbuhan dan
kebutuhan dasar bagi masyarakat secara merata di seluruh Kabupaten
perkembangan
Bireuen, serta meningkatkan kualitas permukiman yang layak.
Peusangan, Samalanga, Jeunib, Geureugok, dan Kuta Blang;
kota,
seperti
kawasan
perkotaan
Bireuen,
Mewujudkan pembangunan prasarana pendukung perumahan
Kawasan permukiman yang timbul karena pembangunan jalur
melalui perluasan akses dan penyediaan prasarana dan sarana serta
lingkar kota Bireuen yang melewati KecamatanJeumpa, Kuala dan
pemenuhan standar pelayanan minimal.
Peusangan;
Kawasan permukiman yang timbul karena pembangunan kawasan
Mewujudkan pemanfaatan ruang yang berkelanjutan.
industri Cot Batee Geulungku dan Pelabuhan Teupin Jalo berada di
II.
Rencana
Pembangunan
dan
Pengembangan
Kawasan
Permukiman Kabupaten Bireuen
Kecamatan Simpang Mamplam;
Kawasan permukiman yang timbul karena pembangunan jalur
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
lingkar kabupaten yang melewati Kecamatan Samalanga, Simpang
sebagaimana yang tercantum dalam Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 7
Mamplam, Pandrah, Peulimbang, Peudada, Juli, Peusangan Selatan,
Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen
Peusangan Siblah Krueng, Makmur, Gandapura, Jangka, dan Kuala;
Tahun 2012-2032 harus memenuhi kriteria sebagai permukiman yang
dan
terdiri dari:
Kawasan Permukiman Perkotaan
Kawasan permukiman yang timbul karena pengembangan lahan
peruntukan industri bio diesel di Kecamatan Juli dan industri alat
pertanian di Kecamatan Kuta Blang.
Secara umum kawasan permukiman di Kabupaten Bireuen,
berdasarkan penyediaan wilayah permukimannya dapat dibedakan
Kawasan Permukiman pergampongan.
menjadi berikut ini. Kawasan permukiman yang diperkirakan akan tumbuh
Daerah pesisir adalah daerah bertemunya batasan daratan dan
sebagai akibat adanya perkembangan wilayah, sentra ekonomi, industri
batasan lautan, Di dalam ” Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan
dan infrastruktur, diantaranya:
Kelautan Secara Terpadu” dijelaskan bahwa difinisi wilayah pesisir yang
digunakan di Indonesia adalah daerah pertemuan antara darat dan laut,
dimana kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik kering
III - 15
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
maupun terendam air yang masih di pengaruhi sifat-sifat laut seperti
yang terkena dampak dari hantaman gelombang tsunami tersebut. Dari 17
pasang surut, angin laut dan perembesan air asin, sedangkan batasan
Kecamatan yang ada di Kabupaten Bireuen, 11 di antaranya Kecamatan
kearah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami
yang
yang terjadi di darat seperti adanya sedimentasi dan aliran air tawar
laut.Kecamatan tersebut, meliputi:
maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti
penggundulan hutan dan pencemaran, Soegiharto (1976).
Dalam Rapat kerja MREP (Marine Resource Evaluation and Planing
secara
administrasi
berbatasan
langsung
dengan
wilayah
Kecamatan Samalanga, meliputi: Meunasah Lancok; Angking Barat;
Tanjong Baro; Matang Teungoh; Pineung Siribee; Kampong Baro;
Pante Rheng; Sangso; dan Meuliek.
atau Perencanaan dan Evaluasi Sumber daya Kelautan, 1994 ) di tetapkan
Kecamatan Samalanga, meliputi: Gampong Meunasah Lancok,
bahwa batasan ke arah laut wilayah pesisir untuk kepentingan praktis
Angking Barat, Tanjong Baro, Matang Teungoh,Pineung Siribee,
dalam proyek MREP adalah sesuai batas laut yang terdapat dalam peta
Kampong Baro, Pante Rheng, Sangso, dan Meuliek;
Lingkungan Pantai Indonesia Dengan skala 1 : 50.000 yang telah
Kecamatan Simpang Mamplam, meliputi: Gampong Arongan, Rheum
diterbitkan Bakosurtanal, Sedangkan batas ke arah darat adalah mencakup
Barat, Rheum Baroh, Rheum Timu, Blang Kuta Coh, Blang Kuta Dua
batas administrasi seluruh desa pantai yang tergolong dalam wilayah
Meunasah, Lancang, Blang. Teumulek, Blang Tambue, Keude
pesisir MREP. Pesisir pantai Kabupaten Bireuen terbentang luas mulai dari
Tambue, Meunasah Asan, Cureh Tunong, Cureh Baron, Peuneulek
Kecamatan Samalanga di sebelah Barat sampai dengan Kecamatan
Baroh, Peuneulek Tunong, Ule kareung, Blang. Panyang, Calok dan
Gandapura di sebelah Timur dengan panjang 70,74 km dengan kondisi
Alue Luhop;
morfologi pantainya berpasir berwarna coklat muda yang tersebar luas di
sepanjang pesisir . Umumnya daerah pesisir kabupaten Bireuen
Kecamatan Pandrah, meliputi: Gampong Alue Igeueh, Uteuen Kruet,
Nase Mee dan Lancok Ulim;
dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai tempat pemukiman
Kecamatan Jeunieb, meliputi: Gampong Blang Mee Barat, Matang
nelayan, perikanan tambak/budidaya, pembenihan udang, Pangkalan
Nibong, Matang Teungoh, Matang Bangka, Blang Lancang, Lancang,
Pendaratan Ikan (PPI), Tempat Pelelangan Ikan (TPI), kebun kelapa yang
Blang Mee Timu dan Teupin Kupula;
tersebar disepanjang pesisir pantai, sawah , industri garam rakyat dan juga
sebagai sarana transportasi darat seperti jalan raya.
Pada saat terjadinya bencana alam gempa yang disusul terjadinya
Kecamatan
Peulimbang,
meliputi:
Gampong
Krueng
Baro,
Seuneubok Peulimbang, Keude Peulimbang, Rambong Payong,
Seuneubok Seumawe, Kuta Tring dan Padang kasab;
gelombang tsunami 26 Desember 2004 yang lalu, daerah pesisir pantai
III - 16
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Kecamatan Peudada, meliputi: Gampong Sawang, Blang Kubu,
Wilayah pesisir Bireuen terdapat 23 muara (Kuala) yang merupakan
Meunasah Pulo, Matang Pasie, Matang Reulet, Calok, Kukue,
kawasan hilir dari beberapa sungai yang berhulu di dataran tinggi bagian
Meunasah Blang, Kampong Baro, Paya dan Seuneubok Paya;
selatan, yang sebagian besar dimanfaatkan untuk pertanian, pertambakan
Kecamatan Jeumpa, meliputi: Gampong Teupok Tunong, Teupok
dan juga keperluan hidup masyarakat setempat.
Baroh, Cot Bada, Kuala Jeumpa, Blang Dalam, Lhak Mana, Mon
Kondisi objektif hirarki pusat-pusat permukiman eksisting Kabupaten
Jambee, Batee Timoh, Lipah Rayek, Cot Geurundong, Lipah Cut dan
Bireuen Tahun 2011, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi yang
Beurawang;
menempatkan Bireuen sebagai PKWp, Hirarki pusat-pusat permukiman
Kecamatan Kuala, meliputi: Gampong Krueng Juli Barat, Krueng Juli
saat ini (eksisting) berada pada 17 Kecamatan. Salah satu peranan rencana
Timu, Ujong Blang Weu Jangka, Ujong Blang Mesjid, Kuala Raja, Cot
penataan ruang adalah untuk menciptakan keseimbangan pembangunan
U Sibak, Lancok dan Kareueng;
antar wilayah (kecamatan) dan sekaligus mengantisipasi pertumbuhan
Kecamatan Jangka, meliputi: Gampong Alue Buya Pasi, Alue Buya,
pembangunan yang terkonsentrasi pada pusat kota (ibukota kabupaten)
Pulo Iboih , Linggong, Tanoh Anoe, Tanjongan, Jangka Alue Bie,
atau pada kawasan tertentu saja. Hal ini juga berkenaan dengan penciptaan
Jangka Alue Bie Pusong, Jangka Mesjid. Jangka Keutapang, Jangka
sistem pusat-pusat kota yang berjenjang sehingga terbangun suatu sistem
Alue U, Paya Bieng, Pante Ranub, Pante Paku, Pante Sukon,
perkotaan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, terdapat pusat-pusat
Meunasah Oua, Bugak Mesjid, Pujot, Bugeng, Ulee Ceu, Alue Baye
permukiman yang perlu didorong pertumbuhannya dan ada pula yang
Utang, AlueKuta dan Kuala Ceurape;
hanya cukup dikendalikan sesuai potensinya, bahkan mungkin dibatasi.
Kecamatan Peusangan, meliputi: Gampong Pulo Naleung, Mata
Mamplam, Alue Geulumpang, Cot Rabo Tunong, Cot Pu’uk dan Cot
Rabo Baroh;
Kecamatan Kuta Blang, berada di Gampong Jambo Kajeung; dan
Pengembangan
kawasan
pusat
kota
Kabupaten
Bireuen
dititikberatkan pada pengendalian permukiman, pengembangan hunian
perkotaan, penunjang perdagangan dan jasa, penanganan permukiman
padat tidak tertata dan kawasan pendidikan.
Kecamatan Gandapura, meliputi: Gampong Mon Keulayu, Mon
Jambee, Samuti Aman, Samuti Makmur, Cot Mane, Samuti Krueng,
Lhok Mambang, Blang Keude, Lapang Barat, Lingka Kuta, Alue
Mangki, Teupin Siron dan Ie Rhob.
Kecenderungan arah pembangunan permukiman akan diarahkan
pada:
Kawasan non – pertanian pangan lahan basah (berkelanjutan)
Kawasan diluar kawasan resapan air
Kawasan aman bencana longsor
III - 17
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Kawasan dengan kelerengan < 15%
Sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kota yaitu sesuai
dengan dokumen perencanaan (RPJPD, RPJMD, dan RPIJM), renstra
pembangunan kota serta tendensi dan arah pengembangan kota.
III. Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
Permasalahan terkait bidang keciptakaryaan yaitu tingkat pelayanan
Kawasan permukiman prioritas yang disepakati oleh pihak daerah
adalah kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks pembangunan
kota
dan
merupakan
prioritas
dalam
pembangunan
dan
pengembangannya.
Dalam
kriteria
dan
indikator
kawasan
prioritas
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman didasarkan
pada hasil identifikasi dan perumusan strategi pengembangan kota, yang
dilanjutkan
dengan
program-program
operasional
penanganan permukiman pada skala kawasan. Kriteria dan indikator yang
dirumuskan
akan
terbuka hijau dan integrasi dengan sistem kota.
Kepemilikan lahan yaitu dominasi status kepemilikan lahan dan
kesadaran masyarakat dalam perizinan.
menyusun
selanjutnya
air bersih, air limbah, persampahan, drainase, jalan lingkungan, ruang
digunakan
untuk
menilai
kawasan-kawasan
permukiman prioritas dengan menentukan skala prioritas, serta memilih
kawasan-kawasan permukiman prioritas yang akan ditangani.
Berikut ini adalah uraian hal yang terkait dalam perumusan kriteria
dan indikator kawasan permukiman prioritas :
Urgensi penanganan pada daerah permukiman tidak layak huni yaitu
pada kawasan padat tidak tertata, kawasan prioritas/strategis
kabupaten, kesesuaian dengan RTRW, rawan bencana, dan kepadatan
penduduk.
Ketersediaan ruang terbuka hijau.
Penentuan kriteria dan indikator diperlukan dalam rangka
memudahkan proses pemilihan penanganan kawasan prioritas dan
memberikan ukuran terhadap keabsahan hasil pemilihan, sehingga
kawasan prioritas tersebut terpilih karena melalui proses penilaian
yang memiliki keakuratan yang ilmiah dan terukur. Dalam
penentuan kriteria dan indikator, aspek-aspek yang mempengaruhi
dan memberi ciri bagi kawasan prioritas diperhatikan sekali dalam
rangka untuk memastikan hasil perumusan mewakili kawasan yang
hendak dipilih. Dalam penentuan kawasan permukiman prioritas
terpilih dapat diketahui nilai kawasan prioritas terpilih yang
tertinggi berdasarkan nilai total skoring. Untuk mengetahui
penilaian dalam penentuan kawasan prioritas dapat dilihat pada
tabel berikut.
Sosial Masyarakat yaitu kontribusi dan respon masyarakat dalam
menerima program, memelihara lingkungan dan turut mendanai
program.
III - 18
Laporan Akhir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bireuen
Tabel III. 1
Penilaian Skoring Kawasan Permukiman Prioritas
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kriteria
Urgensi Penanganan
a. Kawasan Pusat Kota
b. Kawasan Padat Tidak Tertata
c. Kawasan Strategis Kabupaten
d. Rawan Bencana
Sosial Masyarakat
Sesuai Kebijakan Pembangunan
Permasalahan Infrastruktur Terkait
Bidang Keciptakaryaan
a. Air Bersih
b. Air Limbah
c. Jalan Lingkungan
d. Persampahan
e. Drainase
Kepemilikan Lahan
RTH
Total Skoring
Kawasan Permukiman Prioritas
Bobot
Nilai Kawasan Prioritas Terpilih
Kawasan Pusat
Kawasan
Pemerintahan
Peusangan
Kawasan
Jeunieb
Kawasan Pusat
Kota
0
60
100
100
150
400
100
100
100
100
225
400
100
100
100
100
150
400
180
120
120
120
180
25
50
1605
IV
180
120
120
120
120
25
100
1810
I
180
30
120
120
120
25
100
1645
III
Kawasan
Jangka
Kawasan
Gandapura
100
100
100
0
225
400
0
60
100
0
150
400
0
60
100
100
75
400
180
120
120
120
120
25
100
1710
II
180
120
180
180
180
25
10
1585
V
180
30
120
120
180
25
10
1400
VI
20
15
20
30
5
10
100
Sumber: Laporan RP2KP/SPPIP, 2014
Berdasarkan hasil perhitungan kriteria dan bobot penilaian kawasan diatas, maka didapat hasil penilaian akhir mengenai usulan kawasan prioritas
terpilh di Kabupaten Bireuen, yaitu :