Garda Ryan P. 21020112140041 Bab V
74
BAB V
HASIL
1.1
PROGRAM DASAR PERENCANAAN
1.1.1 Program Ruang
Pendekatan kebutuhan dan standar besaran ruang didapat dari hasil perhitungan dan standar – standar yang ada pada literature, antara lain :
STANDAR SIRKULASI
- 5 % -10 % = Standar minimum
- 20 % = Standar kebutuhan keleluasaan - 30 % = Tuntutan kenyamanan fisik - 40 % = Tuntutan kenyamanan psikologis - 50 % = Tuntutan spesifik kegiatan - 70 % - 100 % = Terkait dengan banyak kegiatan
(Sumber : Time - Saver Standart for Building Type , 2nd Edition)
Untuk menentukan besaran total ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan dan perancangan apartemen digunakan standar dari literatur, yaitu :
AS : Asumsi SR : Studi Ruang
ENAD : Ernest Neufert's Architect Data
ET : Exhibition Techniques
AJ : AJ Metric Handbook
TS : Time Saver Standards
HD : Human Dimention and Interior Space
Tabel 5.1 Program Ruang
No. Kelompok
Kegiatan/Ruang
Standar Besaran
Ruang Kapasitas Jumlah Sumber Luas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
KELOMPOK RUANG FASILITAS PENERIMA
1. Lobby 0,8 m2 / orang 95 orang 1 unit ENAD ± 76,00 m²
TOTAL ± 76,00 m²
2. Ruang Informasi 2 Meja dan Kursi 2 orang 1 unit ENAD ± 5,15 m²
Sirkulasi 40 % ± 2,06 m²
TOTAL ± 7,20 m²
TOTAL KELOMPOK RUANG FASILITAS PENERIMA ± 83,20 m²
KELOMPOK RUANG FASILITAS KONSERVASI
1. Rumah Kaca 120 m2 80 orang 1 unit SR & AS ± 120,00 m²
Sirkulasi 100 % ± 120,00 m²
TOTAL ± 240,00 m²
2. Ruang
Penyimpanan Peralatan
6 Lemari Alat
(2)
75
Sirkulasi 50 % ± 4,05 m²
TOTAL ± 12,20 m²
3. Ruang
Penyimpanan Bibit
6 Lemari Alat
dan 6 Rak Besi 5 orang 1 unit SR ± 8,10 m²
Sirkulasi 50 % ± 4,05 m²
TOTAL ± 12,20 m²
4. Ruang Ahli Botani 2 sofa 3set, 2 sofa 1 set dan
meja tamu
20 orang 1 unit ENAD ± 27,87 m²
Sirkulasi 50 % ± 13,93 m²
TOTAL ± 41,80 m²
TOTAL KELOMPOK RUANG FASILITAS KONSERVASI ± 306,20 m²
KELOMPOK RUANG FASILITAS PENELITIAN DAN PENDIDIKAN
1. Laboraturium
Interaktif 60 m
2 35 orang 1 unit ENAD
± 80,00 m²
Sirkulasi 100 % ± 80,00 m²
TOTAL ± 160,00 m²
2. Ruang Laboran 5 Meja Kerja, 5 Kursi, 1 Rak Penyimpanan, 1
Rak Buku dan 2 Rak Arsip
5 orang 1 unit AS ± 31,00 m²
Sirkulasi 50 % ± 15,50 m²
TOTAL ± 46,50 m²
TOTAL KELOMPOK RUANG FASILITAS PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ± 206,50 m²
KELOMPOK RUANG FASILITAS PAMERAN
1. Galeri 0,8 m2 / orang 50 orang 1 unit ENAD ± 40,00 m²
Sirkulasi 100 % ± 40,00 m²
TOTAL ± 80,00 m²
2. Ruang
Penyimpanan 20 m
2 5 orang 1 unit AS
± 20,00 m²
TOTAL ± 20,00 m²
3. Ruang Kurator 1,2 m2 / orang Asumsi penyimpanan barang 8,0 m2
10 orang 1 unit AS ± 20,00 m²
TOTAL ± 20,00 m²
TOTAL KELOMPOK RUANG FASILITAS PAMERAN ± 120,00 m²
KELOMPOK RUANG FASILITAS KEMBANG BIAK INTERAKTIF
1. Ruang
Penyimpanan Peralatan
6 Lemari Alat
dan 6 Rak Besi 5 orang 1 unit SR ± 8,10 m²
Sirkulasi 50 % ± 4,05 m²
TOTAL ± 12,20 m²
2. Ruang
Penyimpanan Bibit
6 Lemari Alat
(3)
76
Tanaman
Sirkulasi 50 % ± 4,05 m²
TOTAL ± 12,20 m²
TOTAL KELOMPOK RUANG FASILITAS KEMBANG BIAK INTERAKTIF ± 24,40 m²
KELOMPOK RUANG FASILITAS PENGELOLAAN DAN PERAWATAN
1. Ruang
Penyimpanan Obat 4 Rak Kaca 3 orang 1 unit SR ± 3,00 m²
Sirkulasi 50 % ± 1,50 m²
TOTAL ± 4,50 m²
2. Ruang Direktur Area Kerja, Kursi, 1 Sofa (2
seat), meja tamu, lemari dan rak buku
6 orang 1 unit SR ± 15,25 m²
Sirkulasi 50 % ± 7,50 m²
TOTAL ± 22,75 m²
2. Ruang Sekretaris Area Kerja, Sofa
(2 seat) 5 orang 1 unit SR ± 8,70 m²
Sirkulasi 50 % ± 4,35 m²
TOTAL ± 13,05 m²
3. Ruang Tamu 1 Sofa Tamu (2
seat)
2 Sofa Tamu (1 seat)
1 Meja Tamu
5 orang 1 unit TS ± 2,67 m²
Sirkulasi 50% ± 1,33 m²
TOTAL ± 4,00 m²
4. Ruang Arsip 10 m2 / Unit 4 orang 1 unit AS ± 10,00 m²
TOTAL ± 10,00 m²
5.
Ruang Rapat 10 Kursi
1 Meja Rapat 10 orang 1 unit ENAD ± 16,5 m²
Sirkulasi 40% ± 6,6 m²
TOTAL ± 23,1 m²
6. Ruang Kabid.
Konservasi 8,1 m
2
/ Unit 3 orang 1 unit SR ± 8,10 m²
TOTAL ± 8,10 m²
7. Ruang Kabid. Perencanaan Pengembangan Kawasan
± 8,10 m² 3 orang 1 unit SR ± 8,10 m²
TOTAL ± 8,10 m²
8. Ruang Kabag.
Tata Usaha ± 8,10 m² 3 orang 1 unit SR ± 8,10 m²
TOTAL ± 8,10 m²
10. Ruang Pegawai 7 area kerja kasubbid,14 area kerja stafbid dan 7
lemari
(4)
77
Sirkulasi 50% ± 26,25 m²
TOTAL ± 78,75 m²
11. Pantry 5,4 m2 / Unit 5 orang 1 unit ENAD ± 5,40 m²
Sirkulasi 50% ± 2,70 m²
TOTAL ± 8,10 m²
12. Lavatory Wanita 3 toilet + 3
wastafel 6 orang 1 unit ENAD ± 6,90 m²
Sirkulasi 40% ± 2,90 m²
TOTAL ± 9,80 m²
13. Lavatory Pria 1 toilet + 2 Urinoir + 3 wastafel
6 orang 1 unit ENAD ± 6,30 m²
Sirkulasi 40% ± 2,50 m²
TOTAL ± 8,80 m²
14. Ruang Transit 0,8 m2 / orang 160 orang 1 unit ENAD ± 128,00 m²
TOTAL ± 128,00 m²
TOTAL KELOMPOK RUANG FASILITAS PENGELOLAAN DAN PERAWATAN ± 335,15 m²
KELOMPOK RUANG FASILITAS PELENGKAP
1. Perpustakaan Ruang Baca 64 Orang 1 Unit ENAD ± 76,80 m²
Ruang Koleksi 5 Orang 1 Unit AS ± 60,00 m²
TOTAL ± 136,80 m²
2.
Café & Bar
Ruang Makan 80 orang 1 unit ENAD ± 120,00 m²
Dapur 6 orang 1 unit SR ± 30,00 m²
Kasir 1 orang 1 unit SR ± 8,00 m²
Bar 5 orang 1 unit TS ± 10,50 m²
TOTAL ± 168,50 m²
3. Gift Shop 64 m2 30 Orang 1 Unit AS ± 64,00 m²
TOTAL ± 64,00 m²
4.
Event Space
Outdoor Space 160 Orang 1 Unit AS ± 160,00 m²
Area Panggung 10 Orang 1 Unit SR ± 30,00 m²
Ruang
Penyelenggara 10 Orang 1 Unit AS ± 20,00 m²
TOTAL ± 210,00 m²
TOTAL KELOMPOK RUANG FASILITAS PELENGKAP ± 579,30 m²
KELOMPOK RUANG FASILITAS SERVIS
1.
Lavatory Wanita 6 toilet + 3
wastafel 9 orang 4 unit ENAD ± 10,80 m²
Sirkulasi 40% ± 4,30 m²
± 15,10 m²
TOTAL 4 Unit ± 60,40 m²
2.
Lavatory Pria
2 toilet + 4 Urinoir + 3 wastafel
9 orang 4 unit ENAD ± 9,60 m²
Sirkulasi 40% ± 3,85 m²
± 13,45 m²
(5)
78
3. Musholla 40 m
2
/ Unit 20 orang 1 unit ENAD ± 40,00 m²
TOTAL ± 40,00 m²
4.
Ruang Cleaning
Service 15 m
2
/ Unit 10 orang 1 unit AS ± 15,00 m²
TOTAL ± 15,00 m²
5. Loading Dock 60 m
2
/ Unit 1 unit ENAD ± 60,00 m²
TOTAL ± 60,00 m²
6. Ruang Kontrol Air 15 m 2
/ Unit 1 unit AS ± 15,00 m²
TOTAL ± 15,00 m²
5. Ruang Genset 30 m
2
/ Unit 1 unit ENAD ± 30,00 m²
TOTAL ± 30,00 m²
6. Ruang Panel Listrik 9 m 2
/ Unit 1 unit SR ± 9,00 m²
TOTAL ± 9,00 m²
7. Ruang IPAL 15 m
2
/ Unit 1 unit AS ± 15,00 m²
TOTAL ± 15,00 m²
8. Ruang Pompa 20 m
2
/ Unit 1 unit AJ ± 20,00 m²
TOTAL ± 20,00 m²
9. Ruang CCTV 24 m
2
/ Unit 1 unit AJ ± 24,00 m²
TOTAL ± 24,00 m²
TOTAL KELOMPOK RUANG FASILITAS SERVIS ± 342,20 m²
KELOMPOK RUANG FASILITAS KEAMANAN
1. Pos Jaga 4 m
2
/ Unit 4 orang 2 unit AJ ± 8,00 m²
TOTAL ± 8,00 m²
TOTAL KELOMPOK RUANG FASILITAS KEAMANAN ± 8,00 m²
KELOMPOK RUANG FASILITAS PARKIR KENDARAAN
1.
Parkir Pengunjung 48 Motor
25 Mobil 192 orang 1 unit TS ± 786,00 m²
Sirkulasi 100% ± 786,00 m²
TOTAL ± 942,00 m²
2.
Parkir Pengelola 22 Motor
6 Mobil 69 orang 1 unit TS ± 150,00 m²
Sirkulasi 100% ± 150,00 m²
TOTAL ± 300,00 m²
TOTAL KELOMPOK RUANG FASILITAS PARKIR KENDARAAN ± 1242,00 m²
TOTAL SELURUH KELOMPOK RUANG KEGIATAN ± 3156,95 m²
(sumber : analisa pribadi)
Regulasi bangunan setempat
- KDB : maks. 10 %
- RTH : min. 90 %
(6)
79
PERHITUNGAN LUAS TAPAK
Gambar 5.1 Lokasi Hutan Kota ditambah tengan tapak untuk area parkir (sumber : Google Maps diakses pada tanggal 2 Maret 2016) Perkiraan Luas Lahan : ± 102.070 m2
Menurut ketentuan-ketentuan pemerintah, maka luas tapak Hutan Kota Pekanbaru yang dapat dibangun bagi perencanaan dan perancangan Pekanbaru Inner
City Forest – Botanical Garden adalah :
10% dari Luas Hutan Kota Pekanbaru = ± 10.207 m2 Total Kebutuhan Program Ruang = ± 3036,95 m2
Sisa Luas Tapak yang dapat dibangun = 10.207 m2 - 3036,95 m2 = ± 7170,05 m2
Sisa Luas Tapak yang dapat dibangun, akan diasumsikan untuk rencana perkerasan jalur sirkulasi dengan lebar minimal yang sudah di analisa pada Bab sebelumnya, namun belum dapat diperhitungkan besaran luasnya secara pasti.
Sedangkan untuk luasan kawasan konservatori, menurut analisa pada bab sebelumnya diasumsikan sekitar 10% dari total Kawasan Hutan Kota.
Luas Area Bangunan Botanical Garden = ± 1.794,95 m2
Luas Area Parkir = ± 1.242 m2
Luas Maksimal Jalur Sirkulasi = ± 7.170,05 m2’
Luas Kawasan Kebun konservator = ± 7.170,05 m2’
(7)
80
1.1.2 Hubungan Antar Ruang
Diagram 5.1 Organisasi Hubungan Antar Ruang (sumber : analisa pribadi)
1.2
PROGRAM DASAR PERANCANGAN
1.2.1 Aspek Arsitektural
Aspek arsitektur yang akan menjadi pedoman dalam proses perancangan Pekanbaru Inner City Forest – Botanical Garden telah di analisa penerapannya pada bab sebelumnya. Penerapan pendekatan Gaya Arsitektur Brutalisme pada bangunan di dalam kawasan tersebut akan tampak pada beberapa aspek, antara lain :
a. Bentuk dan Massa Bangunan
- Massa bangunan banyak yang dibagi dalam beberapa zoning secara fungsional. - Bentuk bangunan mengikuti fungsi.
- Menghindari penggunaan ornamen yang tidak fungsional. - Sinergisitas antara ruang luar dan ruang dalam.
- Bentuk bangunan akan beradaptasi dengan pohon besar yang tidak memungkinkan untuk dipindah.
b. Material Bangunan
- Penerapan prinsip Lamp of Truth.
- Penggunaan material yang jujur tanpa menggunakan bahan penutup kecuali bahan pelapis.
- Penggunaan material utama antara lain : beton, batubata, kaca, bata, dll. - Kombinasi material dengan unsur alam seperti air, tanah , pepohonan dan
tanaman di lingkungan sekitar.
c. Teori Townscape oleh Gordon Cullen
- Serial Vision
Konsep kawasan urban perkotaan ini dapat diadaptasi pada kawasan Pekanbaru
Inner City Forest - Botanical Garden dengan menerapkan pada kawasan kebun
(8)
81 dapaet berfungsi untuk menandakan keberadaan sebuah fasilitas dengan visual yang berbeda-beda.
- Place : Sequence
Penerapan konsep ini dapat diterapkan pada peralihan jalur dari sebuah kawasan fasilitas menuju fasilitas lainnya di kawasan Pekanbaru Inner City
Forest - Botanical Garden dengan menggunakan pepohonan sebagai batas dari
tiap pandangannya. - Thereness
Teori ini dapat diadaptasi dengan penerapan jalur pada Botanical Garden yang pada subbab mengenai sirkulasi yang telah dijelaskan.
- Here and There
Penambahan elemen fisik pada salah satu dari dua atau lebih kawasan yang memiliki kriteria yang kurang lebih sama. Penambahan sculpture ataupun elemen fisik lainnya diharapkan memberi kesan yang berbeda dari dua kawasan yang sejenis.
- Screen Vista
Teori Screen Vista ini dapat diaplikasikan pada kawasan Pekanbaru Inner City
Forest - Botanical Garden dengan memberikan jalur yang tertutupi pepohonan
sebagai pembatas pandangan sebelum akhirnya pengunjung dihadapkan pada sebuah objek yang menarik.
- Trees Incorporated
Teori inilah yang mendorong penerapan bentuk bangunan yang mampu beradaptasi dengan keberadaan pepohonan di kawasan Botanical Garden,
sehingga pepohonan tersebut mampu menambah citra tersendiri bagi bangunan tersebut.
1.2.2 Aspek Kinerja
a. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan pada siang hari diusahakan untuk mendapatkan asupan cahaya alami secara maksimal dengan memberikan bukaan yang cukup. Namun pada beberapa ruangan yang membutuhkan cahaya yang cukup dalam operasionalnya, dapat menggunakan penerangan buatan yang mendapat sumber listrik dari PLN dan juga genset.
b. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan alami dengan penggunaan cross ventilation system dengan memberikan bukaan pada dinding secara maksimal yang saling berhadapan dalam sebuah ruangan.
Pengkondisian suhu ruangan menggunakan Air Conditioner (AC) Jenis AC Split yang menggunakan ducting yang dikontrol pada satu titik dan disebarkan melalui lubang-lubang udara.
c. Sistem Jaringan Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan air bersih pada Kawasan Pekanbaru Inner City Town Forest –
Botanical Garden mendapatkan sumber dari PDAM karena lokasinya yang jauh dari
(9)
82
d. Sistem Pembuangan Air Kotor
Pemisahan limbah berupa grey water dan black water diterapkan pada kawasan Pekanbaru Inner City Town Forest – Botanical Garden. Limbah grey water dapat digunakan kembali untuk menyirami koleksi tanaman yang ada pada kawasan kebun raya ini.
e. Sistem Jaringan Listrik
Distribusi utama listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Aliran listrik tersebut kemudia mengalir ke transformator(trafo), setelah melalui trafo, aliran listrik tersebut didistribusikan ke tiap-tiap unit sarana kebun raya melalui jaringan kabel bawah tanah.
Dalam keadaan darurat, disediakan generator set atau yang biasa dikenal dengan genset sebagai penyedia aliran listrik cadangan yang terbatas hanya sekita 70% dari keadaan normal.
f. Sistem Pembuangan Sampah
Tempat sampah juga disediakan menyebar di seluruh kawasan Botanical Garden. Tempat sampah yang disediakan menjadi 3, yaitu organik, non organik dan sampah plastik yang kemudian ditampung pada tempat penampungan sampah sementara sebelum dibuang menuju tempat pembuangan sampah akhir.
g. Sistem Pencegah Kebakaran
Upaya pencegahan kebakaran didalam bangunan dapat dilengkapi dengan sistem pengamanan antara lain Fire detector, fire alarm, Sprinkle dan Hydrant box.
Sementara itu, disediakan Fire extinguisher yang diletakkan pada lokasi strategis pada kawasan diluar bangunan yang mudah menjangkau seluruh kawasan.
h. Sistem Penangkal Petir
Pada Kawasan Pekanbaru Inner City Town Forest – Botanical Garden, menggunakan instalasi penangkal petir dengan Sistem Sangakr Faraday. Penangkal petir berbentuk tiang setinggi 30 cm yang dihubungkan dengan kawat menuju tanah. Hal ini dikarenakan bangunan berada pada sekeliling pepohonan yang tinggi dan juga sistem ini lebih efektif penggunaannya.
i. Sistem Keamanan
Keamanan kawasan Botanical Garden ini dilakukan dengan bantuan petugas keamanan atau security dan penggunaan Closed-Circuit Television (CCTV) atau kamera pengintai pada lokasi yang sekiranya membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi.
1.2.3 Aspek Teknis a. Sistem Struktur
Sistem struktur yang digunakan adalah sistem grid sesuai dengan penerapan sistem struktur pada Arsitektur Brutalisme. Penggunaan struktur rangka ruang yang menggunakan rangka batang kearah tiga dimensinya. Struktur yang sederhana seperti ini diharapkan mampu membentuk ruang yang efektif secara fungsional.
b. Sistem Modul
Penerapan sistem modul ini guna menunjang penggunaan sistem grid pada strukturnya. Penerapan ini diharapkan akan memudahkan dalam merancang desain yang fungsional. Modul yang akan digunakan berupa modul horizontal
(10)
83 karena konfigurasi bangunan nantinya akan lebih fokus pada bentuk bangunan yang berporos horizontal.
Namun tidak menutup kemungkinan pada beberapa massa bangunan tidak menggunakan sistem modul grid ini ataupun kombinasi dengan sistem modul grid jika dianggap lebih tepat penggunaannya pada saat proses desain.
(1)
78
3. Musholla 40 m
2
/ Unit 20 orang 1 unit ENAD ± 40,00 m²
TOTAL ± 40,00 m²
4.
Ruang Cleaning
Service 15 m
2
/ Unit 10 orang 1 unit AS ± 15,00 m²
TOTAL ± 15,00 m²
5. Loading Dock 60 m
2
/ Unit 1 unit ENAD ± 60,00 m²
TOTAL ± 60,00 m²
6. Ruang Kontrol Air 15 m
2
/ Unit 1 unit AS ± 15,00 m²
TOTAL ± 15,00 m²
5. Ruang Genset 30 m
2
/ Unit 1 unit ENAD ± 30,00 m²
TOTAL ± 30,00 m²
6. Ruang Panel Listrik 9 m
2
/ Unit 1 unit SR ± 9,00 m²
TOTAL ± 9,00 m²
7. Ruang IPAL 15 m
2
/ Unit 1 unit AS ± 15,00 m²
TOTAL ± 15,00 m²
8. Ruang Pompa 20 m
2
/ Unit 1 unit AJ ± 20,00 m²
TOTAL ± 20,00 m²
9. Ruang CCTV 24 m
2
/ Unit 1 unit AJ ± 24,00 m²
TOTAL ± 24,00 m²
TOTAL KELOMPOK RUANG FASILITAS SERVIS ± 342,20 m²
KELOMPOK RUANG FASILITAS KEAMANAN
1. Pos Jaga 4 m
2
/ Unit 4 orang 2 unit AJ ± 8,00 m²
TOTAL ± 8,00 m²
TOTAL KELOMPOK RUANG FASILITAS KEAMANAN ± 8,00 m²
KELOMPOK RUANG FASILITAS PARKIR KENDARAAN
1.
Parkir Pengunjung 48 Motor
25 Mobil 192 orang 1 unit TS ± 786,00 m²
Sirkulasi 100% ± 786,00 m²
TOTAL ± 942,00 m²
2.
Parkir Pengelola 22 Motor
6 Mobil 69 orang 1 unit TS ± 150,00 m²
Sirkulasi 100% ± 150,00 m²
TOTAL ± 300,00 m²
TOTAL KELOMPOK RUANG FASILITAS PARKIR KENDARAAN ± 1242,00 m²
TOTAL SELURUH KELOMPOK RUANG KEGIATAN ± 3156,95 m²
(sumber : analisa pribadi)
Regulasi bangunan setempat
- KDB : maks. 10 %
- RTH : min. 90 %
(2)
79 PERHITUNGAN LUAS TAPAK
Gambar 5.1 Lokasi Hutan Kota ditambah tengan tapak untuk area parkir (sumber : Google Maps diakses pada tanggal 2 Maret 2016)
Perkiraan Luas Lahan : ± 102.070 m2
Menurut ketentuan-ketentuan pemerintah, maka luas tapak Hutan Kota Pekanbaru yang dapat dibangun bagi perencanaan dan perancangan Pekanbaru Inner City Forest – Botanical Garden adalah :
10% dari Luas Hutan Kota Pekanbaru = ± 10.207 m2 Total Kebutuhan Program Ruang = ± 3036,95 m2
Sisa Luas Tapak yang dapat dibangun = 10.207 m2 - 3036,95 m2 = ± 7170,05 m2
Sisa Luas Tapak yang dapat dibangun, akan diasumsikan untuk rencana perkerasan jalur sirkulasi dengan lebar minimal yang sudah di analisa pada Bab sebelumnya, namun belum dapat diperhitungkan besaran luasnya secara pasti.
Sedangkan untuk luasan kawasan konservatori, menurut analisa pada bab sebelumnya diasumsikan sekitar 10% dari total Kawasan Hutan Kota.
Luas Area Bangunan Botanical Garden = ± 1.794,95 m2 Luas Area Parkir = ± 1.242 m2 Luas Maksimal Jalur Sirkulasi = ± 7.170,05 m2’ Luas Kawasan Kebun konservator = ± 7.170,05 m2’ Luas Kawasan Hutan Alami = ± 81.656 m2’
(3)
80 1.1.2 Hubungan Antar Ruang
Diagram 5.1 Organisasi Hubungan Antar Ruang (sumber : analisa pribadi)
1.2
PROGRAM DASAR PERANCANGAN
1.2.1 Aspek Arsitektural
Aspek arsitektur yang akan menjadi pedoman dalam proses perancangan Pekanbaru Inner City Forest – Botanical Garden telah di analisa penerapannya pada bab sebelumnya. Penerapan pendekatan Gaya Arsitektur Brutalisme pada bangunan di dalam kawasan tersebut akan tampak pada beberapa aspek, antara lain :
a. Bentuk dan Massa Bangunan
- Massa bangunan banyak yang dibagi dalam beberapa zoning secara fungsional. - Bentuk bangunan mengikuti fungsi.
- Menghindari penggunaan ornamen yang tidak fungsional. - Sinergisitas antara ruang luar dan ruang dalam.
- Bentuk bangunan akan beradaptasi dengan pohon besar yang tidak memungkinkan untuk dipindah.
b. Material Bangunan
- Penerapan prinsip Lamp of Truth.
- Penggunaan material yang jujur tanpa menggunakan bahan penutup kecuali bahan pelapis.
- Penggunaan material utama antara lain : beton, batubata, kaca, bata, dll. - Kombinasi material dengan unsur alam seperti air, tanah , pepohonan dan
tanaman di lingkungan sekitar. c. Teori Townscape oleh Gordon Cullen
- Serial Vision
Konsep kawasan urban perkotaan ini dapat diadaptasi pada kawasan Pekanbaru Inner City Forest - Botanical Garden dengan menerapkan pada kawasan kebun koleksi tanaman yang berbeda dan juga kawasan fasilitas lainnya. Serial Version
(4)
81 dapaet berfungsi untuk menandakan keberadaan sebuah fasilitas dengan visual yang berbeda-beda.
- Place : Sequence
Penerapan konsep ini dapat diterapkan pada peralihan jalur dari sebuah kawasan fasilitas menuju fasilitas lainnya di kawasan Pekanbaru Inner City Forest - Botanical Garden dengan menggunakan pepohonan sebagai batas dari tiap pandangannya.
- Thereness
Teori ini dapat diadaptasi dengan penerapan jalur pada Botanical Garden yang pada subbab mengenai sirkulasi yang telah dijelaskan.
- Here and There
Penambahan elemen fisik pada salah satu dari dua atau lebih kawasan yang memiliki kriteria yang kurang lebih sama. Penambahan sculpture ataupun elemen fisik lainnya diharapkan memberi kesan yang berbeda dari dua kawasan yang sejenis.
- Screen Vista
Teori Screen Vista ini dapat diaplikasikan pada kawasan Pekanbaru Inner City Forest - Botanical Garden dengan memberikan jalur yang tertutupi pepohonan sebagai pembatas pandangan sebelum akhirnya pengunjung dihadapkan pada sebuah objek yang menarik.
- Trees Incorporated
Teori inilah yang mendorong penerapan bentuk bangunan yang mampu beradaptasi dengan keberadaan pepohonan di kawasan Botanical Garden, sehingga pepohonan tersebut mampu menambah citra tersendiri bagi bangunan tersebut.
1.2.2 Aspek Kinerja
a. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan pada siang hari diusahakan untuk mendapatkan asupan cahaya alami secara maksimal dengan memberikan bukaan yang cukup. Namun pada beberapa ruangan yang membutuhkan cahaya yang cukup dalam operasionalnya, dapat menggunakan penerangan buatan yang mendapat sumber listrik dari PLN dan juga genset.
b. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan alami dengan penggunaan cross ventilation system dengan memberikan bukaan pada dinding secara maksimal yang saling berhadapan dalam sebuah ruangan.
Pengkondisian suhu ruangan menggunakan Air Conditioner (AC) Jenis AC Split yang menggunakan ducting yang dikontrol pada satu titik dan disebarkan melalui lubang-lubang udara.
c. Sistem Jaringan Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan air bersih pada Kawasan Pekanbaru Inner City Town Forest – Botanical Garden mendapatkan sumber dari PDAM karena lokasinya yang jauh dari sumber air dan kurang memadainya sumber air sendiri.
(5)
82 d. Sistem Pembuangan Air Kotor
Pemisahan limbah berupa grey water dan black water diterapkan pada kawasan Pekanbaru Inner City Town Forest – Botanical Garden. Limbah grey water dapat digunakan kembali untuk menyirami koleksi tanaman yang ada pada kawasan kebun raya ini.
e. Sistem Jaringan Listrik
Distribusi utama listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Aliran listrik tersebut kemudia mengalir ke transformator(trafo), setelah melalui trafo, aliran listrik tersebut didistribusikan ke tiap-tiap unit sarana kebun raya melalui jaringan kabel bawah tanah.
Dalam keadaan darurat, disediakan generator set atau yang biasa dikenal dengan genset sebagai penyedia aliran listrik cadangan yang terbatas hanya sekita 70% dari keadaan normal.
f. Sistem Pembuangan Sampah
Tempat sampah juga disediakan menyebar di seluruh kawasan Botanical Garden. Tempat sampah yang disediakan menjadi 3, yaitu organik, non organik dan sampah plastik yang kemudian ditampung pada tempat penampungan sampah sementara sebelum dibuang menuju tempat pembuangan sampah akhir.
g. Sistem Pencegah Kebakaran
Upaya pencegahan kebakaran didalam bangunan dapat dilengkapi dengan sistem pengamanan antara lain Fire detector, fire alarm, Sprinkle dan Hydrant box. Sementara itu, disediakan Fire extinguisher yang diletakkan pada lokasi strategis pada kawasan diluar bangunan yang mudah menjangkau seluruh kawasan.
h. Sistem Penangkal Petir
Pada Kawasan Pekanbaru Inner City Town Forest – Botanical Garden, menggunakan instalasi penangkal petir dengan Sistem Sangakr Faraday. Penangkal petir berbentuk tiang setinggi 30 cm yang dihubungkan dengan kawat menuju tanah. Hal ini dikarenakan bangunan berada pada sekeliling pepohonan yang tinggi dan juga sistem ini lebih efektif penggunaannya.
i. Sistem Keamanan
Keamanan kawasan Botanical Garden ini dilakukan dengan bantuan petugas keamanan atau security dan penggunaan Closed-Circuit Television (CCTV) atau kamera pengintai pada lokasi yang sekiranya membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi.
1.2.3 Aspek Teknis a. Sistem Struktur
Sistem struktur yang digunakan adalah sistem grid sesuai dengan penerapan sistem struktur pada Arsitektur Brutalisme. Penggunaan struktur rangka ruang yang menggunakan rangka batang kearah tiga dimensinya. Struktur yang sederhana seperti ini diharapkan mampu membentuk ruang yang efektif secara fungsional.
b. Sistem Modul
Penerapan sistem modul ini guna menunjang penggunaan sistem grid pada strukturnya. Penerapan ini diharapkan akan memudahkan dalam merancang desain yang fungsional. Modul yang akan digunakan berupa modul horizontal
(6)
83 karena konfigurasi bangunan nantinya akan lebih fokus pada bentuk bangunan yang berporos horizontal.
Namun tidak menutup kemungkinan pada beberapa massa bangunan tidak menggunakan sistem modul grid ini ataupun kombinasi dengan sistem modul grid jika dianggap lebih tepat penggunaannya pada saat proses desain.