S PGSD 1003383 Chapter1

(1)

1

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang No. 22 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar para siswa atau sering disebut peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional maka diperlukan ilmu-ilmu pengetahuan yang dapat merefleksikan tujuan pendidikan nasional. Salah satunya yaitu melalui pendidikan IPS. Pendidikan IPS memegang peranan dalam upaya mewujudkan pendidikan nasional. Hal ini karena IPS mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab, sebagai mana yang menjadi tujuan pendidikan nasional, juga merupakan tujuan pendidikan IPS.

Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang penting bagi peserta didik. Menurut Gunawan (2011: 3) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya.

IPS di Sekolah Dasar merupakan suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan Sejarah, Geografi,


(2)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi (Gunawan, 2011: 36). Secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD yaitu :

1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.

2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.

4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Untuk mencapai tujuan mata pelajaran IPS, maka diperlukan adanya suatu konsep pembelajaran yang tepat. Solihatin dan Raharjo (2008: 3) memberikan gambaran mengenai situasi pembelajaran IPS pada saat ini diantaranya :

1. Model pembelajaran konvensional (ceramah).

2. Tujuan dan peran kritis/misi IPS untuk mempersiapkan warga negara yang baik dan mampu bermasyarakat sulit dicapai.

3. Pembelajaran bersifat teacher centered

4. Pelajaran IPS bersifat hafalan semata dan kurang bergairah dalam mempelajarinya

Situasi pembelajaran yang sudah digambarkan di atas juga terjadi pada pembelajaran IPS di kelas V SDN 5 Cikidang yang salah satunya bersifat


(3)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teacher centered. Pembelajaran ini, menyebabkan siswa menjadi pasif. Melalui pengamatan yang dilakukan, peneliti mendapatkan gambaran mengenai pembelajaran IPS di kelas V SDN 5 Cikidang sebagai berikut :

1. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah ceramah dan tanya jawab.

2. Pembelajaran IPS berlangsung secara individual bukan pembelajaran kelompok

3. Sikap siswa saat pembelajaran IPS kurang antusias. Beberapa siswa terlihat mengantuk saat pembelajaran IPS berlangsung

4. Guru tidak selalu menggunakan media pembelajaran sebagai alat penunjang pembelajaran.

Berbekal dari hasil pengamatan tersebut, peneliti membagikan angket kepada siswa kelas V. Dari 16 siswa, peneliti mendapatkan hasil bahwa sebanyak 3 orang siswa (18,75%) merasa bosan selama belajar IPS, 8 orang siswa (50%) terkadang merasa bosan, dan 5 orang siswa (31,25%) menjawab tidak merasa bosan. Siswa merasa bosan karena mata pelajaran IPS berisi hapalan saja. Hasil angket lainnya menunjukan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk mengerjakan tugas mata pelajaran IPS. Sebanyak 11 siswa (68,75%) menjawab sulit dan 5 orang siswa (31,25%) menjawab kadang-kadang. Untuk mengetahui kesulitan yang dirasakan siswa, peneliti memberikan post test. Selama siswa mengerjakan post test, siswa mengeluhkan tidak memahami pertanyaan yang diajukan. Hal ini karena siswa kesulitan untuk memahami kata maupun kalimat berbahasa Indonesia karena keterbatasan kosakata Bahasa Indonesia yang dimiliki siswa. Hasilnya dari 16 orang siswa yang hadir, terdapat 4 orang siswa (25%) yang dapat mencapai KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimum mata pelajaran IPS yaitu 65, sebanyak 8 orang siswa (50%) tidak dapat mencapai KKM mata pelajaran IPS dan 4 orang siswa lainnya (25%) tidak mengerjakan tugasnya.


(4)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Nama Siswa Nilai

1 An 65

2 Da 80

3 Dl 40

4 Kn 35

5 Mn 40

6 Ma Tidak mengerjakan

7 Rw Tidak mengerjakan

8 Sf 50

9 Sa 45

10 Sp 100

11 Yl 50

12 Sv 60

13 Ar Tidak mengerjakan

14 Cd Tidak mengerjakan

15 Sr 80

16 Nd 40

Berdasarkan hasil observasi di atas, maka pembelajaran IPS di kelas V kurang menunjang keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. Salah satu penyebab dari kurang tercapainya keberhasilan belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPS, yaitu mengenai pemahaman siswa terhadap materi maupun soal-soal mata pelajaran IPS. Pemahaman merupakan domain dari ranah kognitif yang satu tingkat lebih tinggi dari kemampuan mengingat materi pengajaran sebagai tingkatan yang rendah dari mencerna suatu pengertian. Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkap arti suatu materi pengajaran, dapat berupa menjelaskan pengertian kata-kata, angka-angka, menjelaskan atau membuat ringkasan, menjelaskan sebab-akibat (Joesmani, 1998: 40).

Sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran. Oleh karena itu peran guru sebagai fasilitator hendaknya dapat menyediakan


(5)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar peserta didik salah satunya yaitu dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga dapat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Slamento (2003: 97) bahwa dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan pembelajaran IPS di kelas V, maka peneliti mencari alternatif pembelajaran dengan menerapkan pembelajaraan kooperatif tipe

Numbered Heads Together. Pembelajaran kooperatif memberikan

kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana belajar yang kondusif kepada siswa agar siswa dapat memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan banyak komponen seperti siswa, guru, dan realitas sosial. Dalam pembelajaran kooperatif yang ditekankan adalah pembelajaran model kelompok, pada pelaksanaannya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar, hal ini bertujuan agar mereka dapat saling berinteraksi satu sama lain. Model pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa untuk saling memberi informasi, saling mengajar anggota kelompok yang belum mampu, dan saling menghargai anggota kelompoknya. Proses pencapaian kesepakatan kelompok ini dipraktikan dan ditumbuhkan selama diskusi berlangsung. Abdullah dalam Isjoni,dkk (2007: 22) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui berbagai proses antara peserta didik sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara peserta belajar itu sendiri.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa yaitu Numbered Heads Together.


(6)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Numbered Heads Together adalah model pembelajaran di mana siswa belajar

secara berkelompok saling bekerja sama untuk memecahkan suatu permasalahan agar mereka mempunyai tanggung jawab atas permasalahan yang dihadapinya. Melalui NHT siswa dapat terlibat secara aktif berinteraksi dengan teman kelompoknya dalam merumuskan suatu jawaban juga dapat memiliki pemahaman yang sama karena dalam menjawab pertanyaan, jawaban yang diajukan oleh siswa merupakan hasil kesepakatan dari kegiatan diskusi bersama kelompoknya. Sehingga dalam satu kelompok, seluruh anggota dalam kelompok tersebut memiliki jawaban yang sama. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Solihatin & Raharjo (2008: 5) bahwa melalui belajar dari teman sebaya dan bimbingan guru, maka proses penerimaan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari.

Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together di kelas V SDN 5 Cikidang, diharapkan dapat membantu guru untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS yang juga akan berdampak pada perolehan nilai post test siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS dalam konsep Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia ?

Dari rumusan masalah tersebut dapat diuraikan menjadi beberapa bentuk pertanyaan, diantaranya :


(7)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada mata pelajaran IPS di kelas V dalam konsep Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia ?

2. Bagaimana pemahaman siswa kelas V dalam konsep Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran IPS setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ?

C. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada mata pelajaran IPS di kelas V dalam konsep Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.

2. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas V dalam konsep Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran IPS setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini, adalah sebagai berikut :


(8)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi peneliti, dapat memperluas dan menambah wawasan tentang model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran IPS yang lebih baik

3. Bagi siswa, pembelajaran tidak lagi monoton, dapat membuat siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang relevan dan sejumlah asumsi dasar sebagaimana dikemukakan, maka hipotesis tindakan penelitian ini :

Serangkaian tindakan pembelajaran bersiklus yang berorientasi kepada upaya optimalisasi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata

pelajaran IPS dalam konsep Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SDN 5 Cikidang.

F. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Numbered Heads Together adalah salah satu tipe dari model

pembelajaran kooperatif. Dalam Numbered Heads Together, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok yang berisikan 3-5 anggota. Setiap siswa diberi nomor sesuai dengan jumlah atau banyaknya anggota kelompok.


(9)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa berdiskusi mencari jawaban dan menentukan jawaban yang paling tepat untuk dijadikan jawaban kelompok. Siswa yang nomornya dipanggil oleh guru akan menyampaikan jawaban hasil diskusinya di depan kelas. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT ini diketahui keberhasilannya dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

2. Pemahaman

Pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang untuk mengerti benar apa yang sedang dikomunikasikan atau mengerti benar isi dari apa yang sedang disampaikan. Pada penelitian ini, pemahaman yang akan diteliti berkaitan dengan pemahaman siswa dalam menjawab soal IPS dengan menggunakan bahasa sendiri. Siswa dikatakan paham apabila dapat menjelaskan, mendefinisikan dengan kata-kata sendiri dengan cara pengungkapannya melalui pertanyaan, soal dan tes tugas. Penilaian pemahaman dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dalam post test yang hasilnya disajikan secara kuantitatif.


(1)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Nama Siswa Nilai

1 An 65

2 Da 80

3 Dl 40

4 Kn 35

5 Mn 40

6 Ma Tidak mengerjakan

7 Rw Tidak mengerjakan

8 Sf 50

9 Sa 45

10 Sp 100

11 Yl 50

12 Sv 60

13 Ar Tidak mengerjakan

14 Cd Tidak mengerjakan

15 Sr 80

16 Nd 40

Berdasarkan hasil observasi di atas, maka pembelajaran IPS di kelas V kurang menunjang keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. Salah satu penyebab dari kurang tercapainya keberhasilan belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPS, yaitu mengenai pemahaman siswa terhadap materi maupun soal-soal mata pelajaran IPS. Pemahaman merupakan domain dari ranah kognitif yang satu tingkat lebih tinggi dari kemampuan mengingat materi pengajaran sebagai tingkatan yang rendah dari mencerna suatu pengertian. Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkap arti suatu materi pengajaran, dapat berupa menjelaskan pengertian kata-kata, angka-angka, menjelaskan atau membuat ringkasan, menjelaskan sebab-akibat (Joesmani, 1998: 40).

Sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran. Oleh karena itu peran guru sebagai fasilitator hendaknya dapat menyediakan


(2)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar peserta didik salah satunya yaitu dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga dapat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Slamento (2003: 97) bahwa dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan pembelajaran IPS di kelas V, maka peneliti mencari alternatif pembelajaran dengan menerapkan pembelajaraan kooperatif tipe

Numbered Heads Together. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana belajar yang kondusif kepada siswa agar siswa dapat memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan banyak komponen seperti siswa, guru, dan realitas sosial. Dalam pembelajaran kooperatif yang ditekankan adalah pembelajaran model kelompok, pada pelaksanaannya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar, hal ini bertujuan agar mereka dapat saling berinteraksi satu sama lain. Model pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa untuk saling memberi informasi, saling mengajar anggota kelompok yang belum mampu, dan saling menghargai anggota kelompoknya. Proses pencapaian kesepakatan kelompok ini dipraktikan dan ditumbuhkan selama diskusi berlangsung. Abdullah dalam Isjoni,dkk (2007: 22) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui berbagai proses antara peserta didik sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara peserta belajar itu sendiri.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa yaitu Numbered Heads Together.


(3)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Numbered Heads Together adalah model pembelajaran di mana siswa belajar secara berkelompok saling bekerja sama untuk memecahkan suatu permasalahan agar mereka mempunyai tanggung jawab atas permasalahan yang dihadapinya. Melalui NHT siswa dapat terlibat secara aktif berinteraksi dengan teman kelompoknya dalam merumuskan suatu jawaban juga dapat memiliki pemahaman yang sama karena dalam menjawab pertanyaan, jawaban yang diajukan oleh siswa merupakan hasil kesepakatan dari kegiatan diskusi bersama kelompoknya. Sehingga dalam satu kelompok, seluruh anggota dalam kelompok tersebut memiliki jawaban yang sama. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Solihatin & Raharjo (2008: 5) bahwa melalui belajar dari teman sebaya dan bimbingan guru, maka proses penerimaan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari.

Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together di kelas V SDN 5 Cikidang, diharapkan dapat membantu guru untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS yang juga akan berdampak pada perolehan nilai post test siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS dalam konsep Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia ?

Dari rumusan masalah tersebut dapat diuraikan menjadi beberapa bentuk pertanyaan, diantaranya :


(4)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada mata pelajaran IPS di kelas V dalam konsep Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia ?

2. Bagaimana pemahaman siswa kelas V dalam konsep Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran IPS setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ?

C. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada mata pelajaran IPS di kelas V dalam konsep Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.

2. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas V dalam konsep Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran IPS setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini, adalah sebagai berikut :


(5)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi peneliti, dapat memperluas dan menambah wawasan tentang model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran IPS yang lebih baik

3. Bagi siswa, pembelajaran tidak lagi monoton, dapat membuat siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang relevan dan sejumlah asumsi dasar sebagaimana dikemukakan, maka hipotesis tindakan penelitian ini :

Serangkaian tindakan pembelajaran bersiklus yang berorientasi kepada upaya optimalisasi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS dalam konsep Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SDN 5 Cikidang.

F. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Numbered Heads Together adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif. Dalam Numbered Heads Together, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok yang berisikan 3-5 anggota. Setiap siswa diberi nomor sesuai dengan jumlah atau banyaknya anggota kelompok.


(6)

Ita Fuji Apriyani, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa berdiskusi mencari jawaban dan menentukan jawaban yang paling tepat untuk dijadikan jawaban kelompok. Siswa yang nomornya dipanggil oleh guru akan menyampaikan jawaban hasil diskusinya di depan kelas. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT ini diketahui keberhasilannya dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

2. Pemahaman

Pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang untuk mengerti benar apa yang sedang dikomunikasikan atau mengerti benar isi dari apa yang sedang disampaikan. Pada penelitian ini, pemahaman yang akan diteliti berkaitan dengan pemahaman siswa dalam menjawab soal IPS dengan menggunakan bahasa sendiri. Siswa dikatakan paham apabila dapat menjelaskan, mendefinisikan dengan kata-kata sendiri dengan cara pengungkapannya melalui pertanyaan, soal dan tes tugas. Penilaian pemahaman dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dalam post test yang hasilnya disajikan secara kuantitatif.