Kekebalan Jurisdiksi

Kekebalan Jurisdiksi
Rabu, 17 Mei 2006

Kekebalan Jurisdiksi Absolut





-

Suatu negara kebal dari pengadilan negara lainnya
Contoh kasus: the Schooner Exchange v. Mc.Faddon
(1812)
Pendapat Hakim John Marshall: “the jurisdiction of
the nation within its own territory is necessarily
exclusive and absolute”
Head of foreign states;

Diplomatic representatives;
Public property.


Kekebalan Diplomatik


-

3 teori dasar pemberian kekebalan diplomatik:
The extraterritoriality theory;
The representatives character theory;
The functional necessity theory.
Kelemahan teori di atas:
Teori ekstra teritori tidak dapat menjelaskan apakah diplomat
tetap kebal di luar gedung perwakilan;
Teori representatif tidak dapat menjelaskan kekebalan
perwakilan negara dalam keadaan perang;
Teori kebutuhan fungsional tidak dapat membedakan fungsi
perwakilan negara dalam menjalankan tugasnya atau bukan.

Kekebalan Pribadi
Pasal 29 Konvensi Wina:

Pejabat diplomatik tidak boleh diganggu gugat,
tidak boleh ditangkap dan ditahan. Mereka
harus diperlakukan dengan penuh hormat dan
negara penerima harus mengambil langkahlangkah yang layak untuk mencegah serangan
atas diri, kebebasan dan martabatnya.


Kekebalan jurisdiksi







Pasal 31, setiap perwakilan diplomatik kebal
terhadap jurisdiksi kriminal negara penerima.
Mereka juga kebal dari jurisdiksi perdata dan
admnistratif, kecuali dalam hal:
Sehubungan dengan kepemilikan benda tak

bergerak;
Suksesi, yang kebetulan diplomat menjabat sebagai
eksekutor, administrator, secara pribadi;
Tindakan komersial di luar tugasnya.

Penanggalan Kekebalan





-

-

Pasal 32: negara pengirim dapat menanggalkan kekebalan
yang dimiliki oleh perwakilan diplomatik  harus
dinyatakan.
Penyebab penanggalan: perbuatan kriminal, penyelundupan,
pelanggaran peraturan lalu lintas, mengendarai mobil dalam

keadaan mabuk.
Contoh:
1992, pemerintah Thailand menanggalkan kekebalan
Sekretaris Dua di kedubes London karena terlibata dalam
penyelundupan heroin.
1996, Pemerintah Perancis meminta Zaire menanggalkan
kekebalan Dubes karena menabrak mati dua orang anak.

Perlindungan terhadap Gedung Perwakilan
Kasus: US v. Iran
Para pihak
 Penggugat: Amerika Serikat
 Tergugat: Iran
 Putusan: 24 Mei 1980

Fakta-fakta Hukum












4 November 1979, beberapa ratus orang pelajar Iran beserta demonstran lainnya melakukan
penyerangan terhadap gedung kedutaan besar Amerika Serikat di Tehran, Iran.
Mereka melakukan protes atas tindakan Shah Iran yang berangkat ke US untuk perawatan
kesehatan.
Para demonstran tidak berhadapan dengan polisi Iran ketika memasuki gedung kedubes US.
Para militan melakukan penyerangan tenrhadap gedung kedutaan,
Menyandera 52 orang WN US, 50 orang adalah pegawai diplomatik dan konsuler dan 2
orang WN sipil.
Melakukan penguasaan terhadap barang milik kedutaan termasuk berkas-berkas penting.
US mengajukan tindakan ini kepada ICJ karena Iran dianggap telah melakukan pelanggaran
terhadap beberapa konvensi internasional
April 1980, ketika terjadi penundaan kasus, US menyerang Iran dari darat dan udara dengan
tujuan menyelamatkan para sandera.

Serangan gagal dilakukan karena kesalahan teknis.
Beberapa tentara US terbunuh, namun tidak ada warga Iran yang menjadi korban.

Putusan ICJ
(1) that Iran has violated and is skill violating obligations owed by it to the
United States;
(2) that these violations engage Iran's responsibility;
(3) that the Government of Iran must immediately release the United States
nationals held as hostages and place the premises of the Embassy in the
hands of the protecting power;
(4) that no member of the United States diplomatic or consular staff may be
kept in Iran to be subjected to any form of judicial proceedings or to
participate in them as a witness;
(5) that Iran is under an obligation to make reparation for the injury caused to
the United States;
(6) that the form and amount of such reparation, failing agreement between the
parties, shall be settled by the Court.

Pendapat Mahkamah ICJ







Pelanggaran terhadap Pasal 22 (2), 24, 25, 26, 27
dan 29 1961 Vienna Convention on Diplomatic
Relations, Pasal 5 dan 36 1963 Vienna Convention
on Consular Relations, dan Pasal 11 (4) 1955 Treaty.
Pelanggaran terhadap Konvensi Wina 1963 atas
kegagalan Iran dalam melindungi Kantor Konsulat di
Tabriz dan Shiraz.
Keputusan ICJ memperkuat doktrin “gedung
perwakilan diplomatik tidak dapat diganggu gugat”