S FIS 1100076 Chapter3

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan terkait proses penelitian mengenai desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisi data untuk mencapai tujuan penelitian untuk mendapatkan profil literasi sains siswa dan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian. A. Desain Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan profil literasi sains siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung untuk dijadikan acuan rekonstruksi rencana pelaksanaan pembelajaran sains. Maka desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif jenis survei. Dalam rancangan survei, peneliti mendeskripsikan secara kuantitatif (angka-angka) kecenderungan-kecenderungan, perilaku-perilaku, atau opini-opini dari suatu populasi dengan meneliti sampel populasi tersebut (Creswell, 2014, hal. 216). Hasil penelitian survei mendapatkan informasi awal populasi dengan cara meneliti sampel yang representatif dalam literasi sains. Pengumpulan data dalam penelitian survei memiliki keunggulan secara ekonomis dengan meneliti sampel yang refresentatif menghasilkan kesimpulan dari populasi. Jenis Penelitian survei yang digunakan adalah survei lintas bagian (cros-sectional survey) dengan mengumpulkan data satu per satu dalam satu waktu (Creswell, 2014, hal. 217).

Dari data yang diperoleh hasil survei, maka data tersebut dideskripsikan keadaan sesuai informasi yang di dapatkan baik dari hasil data kuantitatif berupa angka maupun dari hasil wawancara. Metode penelitian jenis survei dengan analis deskriptif dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian menyimpulkan gambaran umum profil literasi sains dengan sampel yang dapat mewakili karakteristik populasi dalam satu waktu.

B. Partisipan

Penelitian dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di kota Bandung. Dengan populasi penelitian 180 orang adalah seluruh siswa kelas VII tahun ajaran


(2)

2014-2015 di sekolah tersebut. Sedangkan sampel penelitian sebanyak 124 orang dari populasi.

C. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 180 orang siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di kota Bandung tahun ajaran 2014-2015.

2. Sampel

Untuk mendapatkan kesimpulan dari populasi, maka pengambilan data sampel harus refresentatif dalam literasi sains. Menurut Creswell (2014, hal. 220) proses pemilihan atas individu-individu dalam penelitian survei merekomendasikan memilih sampel acak (random sample) di mana di dalamnya setiap individu dalam populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih.

Dalam penelitian survei, Creswell (2014, hal. 221) merekomendasikan agar peneliti menggunakan formula besaran sampel (sample size formula). Formula besaran sampel bertujuan agar porposi sampel dalam penelitian mewakili dari populasi. Menurut Taro Yamane (dalam Puszczak, dkk, 2013, hal. 5) untuk menentukan formula besaran sampel sebagai berikut:

Keterangan: n = jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = tingkat presisi/kesalahan

Dengan menggunakan tingkat presisi/kesalahan sebesar 5%, maka diperoleh:

Dari perhitungan menurut Yamane diperoleh perhitungan jumlah sampel sebanyak 124 orang. Karena populasi homogen, maka teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak menggunakan simple random sampling.


(3)

D. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes literasi sains, pedoman wawancara guru dan siswa, lembar observasi proses pembelajaran, angket, dan lembar analisis RPP. Untuk lebih jelasnya akan dibahas instrumen penelitian sebagai berikut.

1. Tes literasi sains

Tes literasi sains ini bertujuan untuk mengukur siswa dalam kemampuan literasi sains pada domain kompetensi dan domain pengetahuan. Soal tes literasi sains terdiri dari 18 soal pilihan ganda mengenai topik gerak lurus, pembuatan soal ini mengacu pada paduan PISA 2015.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen tes literasi sains adalah:

a. Membuat matrikulasi soal terhadap domain pengetahuan, domain kompetensi, domain kontekstual dan sebaran tuntutan kognitif.

b. Menentukan indikator yang dicapai sesuai dengan panduan PISA 2015 c. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi soal

d. Membuat kunci jawaban e. Judgment ahli dosen f. Uji coba hasil instrumen

g. Menggunakan istrumen tes literasi sains

Tabel 3.1. Matrikulasi Soal Literasi Sains pada Topik Gerak Lurus No.

Soal Kode Soal

Karakteristik Soal

Tuntutan Kognitif

Pengetahuan (P) Kompetensi (K)

Konteks

P1 P2 P3 K1 K2 K3

1 P1K1e01 √ √ Personal Medium

2 P1K1a02 √ √ Personal Low

3 P1K3c01 √ √ Personal Low

4 P1K3c02 √ √ Personal Medium

5 P2aK1c01 √ √ Personal Low

6 P2gK1c02 √ √ Personal Low

7 P2eK1b01 √ √ Personal Medium

8 P2eK1b02 √ √ Personal Medium

9 P2gK2c01 √ √ Personal Medium


(4)

11 P2eK3a02 √ √ Personal Medium

12 P3aK1a01 √ √ Personal High

13 P3aK1a02 √ √ Personal High

14 P3hK2e01 √ √ Personal Medium

15 P3dK3b01 √ √ Personal Medium

Tabel 3.1. Matrikulasi Soal Literasi Sains pada Topik Gerak Lurus (Lanjutan)

No.

Soal Kode Soal

Karakteristik Soal

Tuntutan Kognitif

Pengetahuan (P) Kompetensi (K) Konteks

P1 P2 P3 K1 K2 K3

16 P3dK3b02 √ √ Personal Medium

17 P2gK2c02 √ √ Personal High

18 P3hK2e02 √ √ Personal High

Keterangan:

P1 = Pengetahuan Konten P2 = Pengetahuan Prosedural P3 = Pengetahuan Epistemik

K1 = Kompetensi Menjelaskan Fenomena Ilmiah

K2 = Kompetensi Mengevaluasi dan Merancang Penelitian Ilmiah K3 = Kompetensi Menginterpretasikan dan Bukti-bukti Ilmiah

Hasil tes literasi sains tersebut dijudgment ahli dosen kemudian di uji cobakan serta dianalisis terkait validitas item, realibilitas tes, taraf kesukaran dan daya pembeda.

1) Validitas item

Validitas item instrument tes penelitian ini diukur dengan menggunakan persamaan korelasi product moment dengan angka kasar:

(Arikunto, 2012, hal. 87)

Dengan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = skor tiap item


(5)

N = jumlah siswa

Berikut ini tabel 3.2 (Arikunto, 2012, hal.89) yang menginterpretasikan koefisien korelasi:

Tabel 3.2. Interpretasi koefisien korelasi Koefisien

Korelasi (r)

Kategori 0,800 r ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,600 r ≤ 0,800 Tinggi 0,400 r ≤ 0,600 Cukup 0,200 r ≤ 0,400 Rendah

0,00 r ≤ 0,200 Sangat Rendah 2) Realibilitas tes

Nilai realibitas tes dalam pilihan ganda diukur menggunakan perhitungan pembelahan ganjil-genap. Selanjutnya jumlah skor item ganjil dan jumlah skor item genap dikorelasikan menggunakan product moment dari Pearson berikut:

(Arikunto, 2012, hal. 87)

Dengan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = skor item ganjil

Y = skor item genap N = jumlah siswa

Koefisien korelasi yang dihasilkan dari product moment menunjukkan realibitas separuh tes. Untuk mendapatkan realibitas seluruh tes digunakan rumus Spearman-Brown seperti berikut:


(6)

( )

(Arikunto, 2012, hal. 110) Dengan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y separuh tes = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y seluruh tes

Berikut ini tabel 3.3 (Arikunto, 2012, hal.89) yang menginterpretasikan koefisien korelasi:

Tabel 3.3. Interpretasi koefisien korelasi (r) Koefisien

Korelasi (r)

Kategori 0,800 r ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,600 r ≤ 0,800 Tinggi 0,400 r ≤ 0,600 Cukup 0,200 r ≤ 0,400 Rendah

0,00 r ≤ 0,200 Sangat Rendah 3) Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran bertujuan untuk menunjukan sukar atau mudahnya soal disetiap butirnya. Indeks kesukaran (difficulty index) dapat dihitung sebagai berikut:

(Arikunto, 2012, hal.223)

Dengan:

P = indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Berikut ini tabel 3.4 (Arikunto, 2012, hal.225) yang menginterpretasikan indeks kesukaran:


(7)

Indeks Kesukaran (P)

Kategori 0,71 r ≤ 1,00 Mudah 0,31 r ≤ 0,70 Sedang 0,00 r ≤ 0,30 Sukar 4) Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan soal untuk membedakan anatara siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. Daya pembeda soal dapat dihitung dengan cara mengelompokkan siswa kedalam dua kelompok berdasarkan perolehan skor tes, yaitu kelompok atas dan bawah dengan jumlah siswa yang sama besar. Setelah itu daya pembeda dapat dihitung sebagai berikut:

(Arikunto, 2012, hal. 228) Dengan

D = Daya pembeda

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Berikut ini tabel 3.5 (Arikunto, 2012, hal.232) yang menginterpretasikan daya pembeda:

Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda (D) Daya Pembeda

(D)

Kategori 0,00 - 0,20 Jelek (poor) 0,21 - 0,40 Cukup (satistifactory) 0,41 - 0,70 Baik (good) 0,71 - 1,00 Baik sekali (excellent)


(8)

5) Hasil Uji Coba Tes

Hasil uji coba tes meliputi validitas, realibitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Syarat sebuah soal dibuang jika soal tersebut tidak valid (kategori validitas rendah), kategori taraf kesukaran sangat sukar atau sangat mudah, kategori dan daya pembeda negatif. Hasil uji coba tes bisa dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6. Hasil Uji Coba Instrumen

No Kode

Soal

Validitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda

Realibitas Ket.

Nilai

rxy Kategori

Nilai

(P) Kategori

Nilai

(D) Kategori

1 P1K1e01 -0,04 TIDAK

VALID 0,06 SUKAR 0 JELEK

0,82

Kategori

SANGAT TINGGI

DIBUANG

2 P1K1a02 0,51 CUKUP 0,64 SEDANG 0,22 CUKUP DIPAKAI

3 P1K3c01 0,56 CUKUP 0,65 SEDANG 0,5 BAIK DIPAKAI

4 P1K3c02 0,45 CUKUP 0,40 SEDANG 0,33 CUKUP DIPAKAI

5 P2aK1c01 0,64 TINGGI 0,70 SEDANG 0,33 CUKUP DIPAKAI

6 P2gK1c02 0,60 TINGGI 0,52 SEDANG 0,33 CUKUP DIPAKAI

7 P2eK1b01 0,35 RENDAH 0,24 SUKAR 0,11 JELEK DIPAKAI

8 P2eK1b02 0,01 SANGAT

RENDAH 0,04 SUKAR 0,11 JELEK DIBUANG

9 P2gK2c01 0,54 CUKUP 0,94 MUDAH 0 JELEK DIPAKAI

10 P2eK3a01 0,71 TINGGI 0,68 SEDANG 0,39 CUKUP DIPAKAI

11 P2eK3a02 0,87 SANGAT

TINGGI 0,44 SEDANG 0,67 BAIK DIPAKAI

12 P3aK1a01 0,40 RENDAH 0,26 SUKAR 0,17 JELEK DIPAKAI

13 P3aK1a02 0,62 TINGGI 0,44 SEDANG 0,44 BAIK DIPAKAI

14 P3hK2e01 0,69 TINGGI 0,81 MUDAH 0,22 CUKUP DIPAKAI

15 P3dK3b01 0,47 CUKUP 0,17 SUKAR 0,11 JELEK DIPAKAI

16 P3dK3b02 0,48 CUKUP 0,59 SEDANG 0,44 BAIK DIPAKAI

17 P2gK2c02 0,52 RENDAH 0,82 MUDAH 0,28 CUKUP DIPAKAI


(9)

Berdasarkan tabel 3.6. terdapat dua soal yang mendapatkan nilai validitas yang rendah (tidak valid) yaitu nomor 1 dan 8. Maka, soal tersebut tidak digunakan lagi.

2. Pedoman Wawancara Guru dan Siswa

Pedoman wawancara guru dan siswa bertujuan untuk mengetahui informasi yang berkaitan tentang literasi sains. Pedoman wawancara guru dibuat menjadi sesi awal (sebelum pembelajaran) dan sesi akhir (setelah pembelajaran). Pedoman wawancara guru pada sesi awal (sebelum pembelajaran) bertujuan untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pembelajaran IPA yang telah dilakukan selama ini. Sedangkan sesi akhir (setelah pembelajaran) bertujuan untuk mengetahui kesesuaian RPP dengan pelaksanaan yang telah dibuat oleh guru tersebut. Untuk pedoman wawancara siswa dilakukan setelah tes literasi sains diberikan, ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dan pendapat siswa mengenai tes literasis sains.

3. Lembar Observasi Proses Pembelajaran

Lembar observasi proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui kesesuaian proses pembelajaran yang sedang berlangsung antara guru dan siswa terhadap kemampuan literasi sains. Observasi dilakukan ketika berlangsungnya pembelajaran materi gerak lurus pada siswa SMP kelas VII.

4. Angket

Pembuatan angket bertujuan untuk menanyakan pendapat mengenai proses pembelajaran yang telah beralangsung dan alasan mengenai jawaban setiap butir soalnya.

5. Lembar Analisis RPP

Lembar analisis RPP bertujuan untuk menganalis kesesuaian isi RPP dalam melatihkan literasi sains siswa. Analisis RPP dilakukan setelah mendapatkan RPP gerak lurus dari sekolah. Analisis RPP ini dijadikan acuan untuk merekonstruksi RPP.


(10)

E. Prosedur penelitian

1. Mengkaji Literasi Sains dan domainnya menurut panduan PISA 2015 2. Membuat matriks antar domain literasi sains

3. Membuat instrumen literasi sains berupa pilihan ganda 4. Melakukan judgment

5. Merevisi instrumen penelitian

6. Menentukan sekolah tempat penelitian 7. Mengurus surat izin penelitian

8. Melakukan uji coba instrumen

9. Melakukan analisis butir soal melalui validitas, realibilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda

10.Merevisi instrumen penelitian

11.Melakukan wawancara kepada guru sebelum proses pembelajaran berlangsung

12.Melakukan observasi ke lapangan untuk mengamati proses pembelajaran mengenai topik gerak lurus

13.Melakukan wawancara kepada guru setelah proses pembelajaran berlangsung 14.Mengujikan soal Literasi Sains kepada sejumlah siswa (sampel),

mengklasifikasikan jawaban siswa untuk menggambarkan profil Literasi Sains siswa

15.Melakukan wawancara beberapa siswa 16.Mengolah data hasil observasi

17.Mengolah data hasil tes literasi sains

18.Menganalisis RPP dari sekolah mengenai topik gerak lurus 19.Merekonstruksi RPP berdasarkan hasil data analisis penelitian

Untuk lebih jelasnya terdapat gambar 3.1. alur prosedur penelitian sebagai berikut.


(11)

Gambar 3.1. Alur Prosedur Penelitian

Pengujian Tes LS terkait dengan topik gerak lurus

1. Membuat soal LS dengan mengacu pada framework PISA 2015

2. Uji coba soal LS kepada sejumlah siswa yang telah mendapatkan proses pembelajaran sains dengan topik gerak lurus

3. Menganalisis hasil uji coba

4. Pengujian kepada sejumlah siswa, klasifikasikan jwaban untuk menggambarkan profil LS siswa

5. Wawancara untuk mendapatkan informasi kesulitan LS siswa (penguasaan konten, proses sains yang tidak dimengerti, konteks yang tidak dimiliki) berdasarkan analisis tes LS yang telah dilakukan pada poin 4

Kajian Pustaka: Apa itu Literasi Sains (LS), Domainnya

1. Observasi ke lapangan dan wawancara dengan guru untuk mengamati proses

pembelajaran langkah ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang menyebabkan LS siswa rendah

2. Pengetahuan apa yang diterima siswa pada proses pembelajaran? 3. Bagaimana proses sains dilatihkan kepada siswa?

4. Permasalahan kontektual apa yang diperoleh siswa?

Tafsiran % dan analisis hasi tes menghasilkan profil kesulitan LS pada topik gerak lurus

Analisis kurikulum

Konten dan kompetensi pada topik gerak lurus

Survei dan analisis pustaka

: Menemukan permasalahan kontekstual (pengalaman sehari-hari yang ada di lingkungan anak Indonesia) Menemukan konteks wilayah (regional-global)

Analisis hasil survei pustaka

Tema-tema demonstrasi dan eksperimen yang dapat digunakan untuk melatihkan proses sains pada topik gerak lurus


(12)

F. Analisis data

1. Analisis soal tes literasi sains

Dalam penelitian ini yang dijadikan fokus penelitian adalah domain kompetensi dan domain pengetahuan. Namun dalam analisis soal tes literasi sains, dilakukan analisis untuk mengetahui profil literasi sains siswa pada tiap butir soal, karakteristik soal, domain kompetensi dan pengetahuan. Sehingga tahapan pertama dalam menganalisis instrumen ini adalah dengan menganalisis ke dalam berdasarkan karakteristik soal, domain kompetensi dan domain pengetahuan. Setelah menganalisis soal tersebut, maka selanjutnya menghitung persentase skor benar yang diperoleh pada setiap butir soalnya dengan karakteristik yang telah dianalisis. Sehingga pada akhirnya akan diperoleh nilai persentase tiap butir soal skor benar dari seluruh siswa yang menjawab benar. Persentase tersebut diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut,

2. Tafsiran presentase profil literasi sains

Untuk menggambarkan profil literasi sains digunakan tafsiran persentase yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunti (2012, hal. 281) pada tabel 3.7.

Tabel 3.7. Tafsiran Persentase Pesentase Interpretasi

80-100 Baik sekali 66-79 Baik 56-65 Cukup 40-55 Kurang


(13)

0-39 Gagal

G. Sinopsis kesesuaian RPP dengan keterlaksanaan pembelajaran di sekolah

Tidak semua perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan keterlaksanaanya. Tabel 3.8. menjelaskan sinopsis kesesuaian RPP dengan keterlaksanaan pembelajaran sekolah di salah satu SMP kota bandung pada topik gerak lurus.

Tabel 3.8. Sinopsis Kesesuaian RPP dengan Keterlaksanaan Pembelajaran Sekolah

RPP Keterlaksanaa

pembelajaran Deskripsi Dalam RPP alokasi yang

ditunjukan 3 x 40’ dan pertemuan yang terlihat hanya dua kali pertemuan

Terlaksananya

pembelajaran empat kali pertemuan.

Pertemuan 1 Pertemuan 1 dan permuan 2 dalam keterlaksanaan tergambarjkan dalam RPP dijadikan satu pertemuan. Dalam RPP tertulis guru memberikan informasi pada berbagai sumber dan

melakukan diskusi untuk pengerjaan LKS. (percobaan pertemuan 1 dalam RPP tidak dijelaskan).

Berdasarkan informasi dari guru bersangkutan siswa hanya diberikan buku ringkasan mengenai gerak lurus, salah satu siswa menuliskannya di white board sedangkan siswa yang lainnya menyalinnya. Ini merupakan salah satu sesi pengumpulan informasi.

Pertemuan 2 Dipertemuan dua siswa

melakukan percobaan untuk menentukan jarak perpindahan dan kecepatan dengan menggunakan tali sepatu, penggaris dan tempat pensil.

Pertemuan 3 Dalam RPP sesi ini

merupakan pertemuan kedua. Di pertemuan kedua

dituliskan kegiatan

eksperimen menggunakan satu set alat gerak lurus

Dipertemuan ketiga siswa melakukan kegiatan eksperimen sesuai dengan RPP yaitu eksperimen untuk menentukan karakteristik GLB dan


(14)

menggunakan ticker timer yang bertujuan untuk menentukan karakteristik GLB dan GLBB

GLBB eksperimen

menggunakan satu set alat gerak lurus menggunakan ticker timer

Pertemuan 4 Dalam RPP tidak dituliskan di pertemuan empat akan dilaksanakannya ulangan harian

Berdasarkan informasi dari guru pertemuan empat dilaksanakannya ulangan harian

1. Analisis lembar observasi

2. Analisis soal tes literasi sains


(15)

(1)

Dyna Purnama Alam, 2015

Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

E. Prosedur penelitian

1. Mengkaji Literasi Sains dan domainnya menurut panduan PISA 2015 2. Membuat matriks antar domain literasi sains

3. Membuat instrumen literasi sains berupa pilihan ganda 4. Melakukan judgment

5. Merevisi instrumen penelitian

6. Menentukan sekolah tempat penelitian 7. Mengurus surat izin penelitian

8. Melakukan uji coba instrumen

9. Melakukan analisis butir soal melalui validitas, realibilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda

10.Merevisi instrumen penelitian

11.Melakukan wawancara kepada guru sebelum proses pembelajaran berlangsung

12.Melakukan observasi ke lapangan untuk mengamati proses pembelajaran mengenai topik gerak lurus

13.Melakukan wawancara kepada guru setelah proses pembelajaran berlangsung 14.Mengujikan soal Literasi Sains kepada sejumlah siswa (sampel),

mengklasifikasikan jawaban siswa untuk menggambarkan profil Literasi Sains siswa

15.Melakukan wawancara beberapa siswa 16.Mengolah data hasil observasi

17.Mengolah data hasil tes literasi sains

18.Menganalisis RPP dari sekolah mengenai topik gerak lurus 19.Merekonstruksi RPP berdasarkan hasil data analisis penelitian

Untuk lebih jelasnya terdapat gambar 3.1. alur prosedur penelitian sebagai berikut.


(2)

Gambar 3.1. Alur Prosedur Penelitian

Pengujian Tes LS terkait dengan topik gerak lurus

1. Membuat soal LS dengan mengacu pada framework PISA 2015

2. Uji coba soal LS kepada sejumlah siswa yang telah mendapatkan proses pembelajaran sains dengan topik gerak lurus

3. Menganalisis hasil uji coba

4. Pengujian kepada sejumlah siswa, klasifikasikan jwaban untuk menggambarkan profil LS siswa

5. Wawancara untuk mendapatkan informasi kesulitan LS siswa (penguasaan konten, proses sains yang tidak dimengerti, konteks yang tidak dimiliki) berdasarkan analisis tes LS yang telah dilakukan pada poin 4

Kajian Pustaka: Apa itu Literasi Sains (LS), Domainnya

1. Observasi ke lapangan dan wawancara dengan guru untuk mengamati proses

pembelajaran langkah ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang menyebabkan LS siswa rendah

2. Pengetahuan apa yang diterima siswa pada proses pembelajaran? 3. Bagaimana proses sains dilatihkan kepada siswa?

4. Permasalahan kontektual apa yang diperoleh siswa?

Tafsiran % dan analisis hasi tes menghasilkan profil kesulitan LS pada topik gerak lurus Analisis

kurikulum Konten dan kompetensi pada topik gerak lurus

Survei dan analisis pustaka : Menemukan permasalahan kontekstual (pengalaman sehari-hari yang ada di lingkungan anak Indonesia) Menemukan konteks wilayah (regional-global)

Analisis hasil survei pustaka

Tema-tema demonstrasi dan eksperimen yang dapat digunakan untuk melatihkan proses sains pada topik gerak lurus


(3)

Dyna Purnama Alam, 2015

Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

F. Analisis data

1. Analisis soal tes literasi sains

Dalam penelitian ini yang dijadikan fokus penelitian adalah domain kompetensi dan domain pengetahuan. Namun dalam analisis soal tes literasi sains, dilakukan analisis untuk mengetahui profil literasi sains siswa pada tiap butir soal, karakteristik soal, domain kompetensi dan pengetahuan. Sehingga tahapan pertama dalam menganalisis instrumen ini adalah dengan menganalisis ke dalam berdasarkan karakteristik soal, domain kompetensi dan domain pengetahuan. Setelah menganalisis soal tersebut, maka selanjutnya menghitung persentase skor benar yang diperoleh pada setiap butir soalnya dengan karakteristik yang telah dianalisis. Sehingga pada akhirnya akan diperoleh nilai persentase tiap butir soal skor benar dari seluruh siswa yang menjawab benar. Persentase tersebut diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut,

2. Tafsiran presentase profil literasi sains

Untuk menggambarkan profil literasi sains digunakan tafsiran persentase yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunti (2012, hal. 281) pada tabel 3.7.

Tabel 3.7. Tafsiran Persentase Pesentase Interpretasi

80-100 Baik sekali 66-79 Baik 56-65 Cukup 40-55 Kurang


(4)

0-39 Gagal

G. Sinopsis kesesuaian RPP dengan keterlaksanaan pembelajaran di sekolah

Tidak semua perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan keterlaksanaanya. Tabel 3.8. menjelaskan sinopsis kesesuaian RPP dengan keterlaksanaan pembelajaran sekolah di salah satu SMP kota bandung pada topik gerak lurus.

Tabel 3.8. Sinopsis Kesesuaian RPP dengan Keterlaksanaan Pembelajaran Sekolah

RPP Keterlaksanaa

pembelajaran Deskripsi Dalam RPP alokasi yang

ditunjukan 3 x 40’ dan

pertemuan yang terlihat hanya dua kali pertemuan

Terlaksananya

pembelajaran empat kali pertemuan.

Pertemuan 1 Pertemuan 1 dan permuan 2 dalam keterlaksanaan tergambarjkan dalam RPP dijadikan satu pertemuan. Dalam RPP tertulis guru memberikan informasi pada berbagai sumber dan

melakukan diskusi untuk pengerjaan LKS. (percobaan pertemuan 1 dalam RPP tidak dijelaskan).

Berdasarkan informasi dari guru bersangkutan siswa hanya diberikan buku ringkasan mengenai gerak lurus, salah satu siswa menuliskannya di white board sedangkan siswa yang lainnya menyalinnya. Ini merupakan salah satu sesi pengumpulan informasi.

Pertemuan 2 Dipertemuan dua siswa

melakukan percobaan untuk menentukan jarak perpindahan dan kecepatan dengan menggunakan tali sepatu, penggaris dan tempat pensil.

Pertemuan 3 Dalam RPP sesi ini

merupakan pertemuan kedua. Di pertemuan kedua

dituliskan kegiatan

eksperimen menggunakan satu set alat gerak lurus

Dipertemuan ketiga siswa melakukan kegiatan eksperimen sesuai dengan RPP yaitu eksperimen untuk menentukan karakteristik GLB dan


(5)

Dyna Purnama Alam, 2015

Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

yang bertujuan untuk menentukan karakteristik GLB dan GLBB

menggunakan satu set alat gerak lurus menggunakan ticker timer

Pertemuan 4 Dalam RPP tidak dituliskan di pertemuan empat akan dilaksanakannya ulangan harian

Berdasarkan informasi dari guru pertemuan empat dilaksanakannya ulangan harian

1. Analisis lembar observasi

2. Analisis soal tes literasi sains


(6)