S IND 1006479 Chapter1

(1)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Latar Belakang Penelitian

Bahasa merupakan representasi dari pikiran. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan berbagai pikiran, pengalaman, dan keinginan kepada orang lain. Bahasa yang direpresentasikan tentu berkaitan dengan suatu konteks sosial pengguna bahasa.Halliday (1978, hlm. 1) mengemukakan konsep bahasa sebagai semiotik sosial. Hallidaymemberi tekanan pada keberadaan konteks sosial bahasa, yaitu fungsi sosialdalam menentukan bahasa danjuga perkembangannya. Dalam pandangan tersebut, Halliday menegaskan bahwa bahasa selalu berhubungan erat dengan aspek-aspek sosial karena bahasa merupakan produk dari proses sosial. Oleh sebab itu, konstruksi realitas tidak dapat dipisahkan dari konstruksi sistem semantispada realitas itu dikerjakan. Dalam hal ini, bahasa dipandang sebagai alat yang mempunyai peranan sosial.

Selain untuk alat komunikasi baik lisan maupun tulis, bahasa banyak digunakan untuk beragam kepentingan. Menurut Halliday(1978, hlm. 1),tingkatan yang sangat konkretbahwa bahasa tidak berisi kata-kata, klausa-klausa atau kalimat-kalimat, tetapi bahasa berisi teks atau wacana, yakni pertukaran makna

(exchange of meaning). Teks atau wacana merupakan produk sosial hasil

konstruksi realitas yang secara aktual dimaknai oleh masyarakat dalam situasi yang nyata dan hasil pilihan semantis. Istilah wacana sendiri memiliki banyak perbedaan yang disebabkan oleh perbedaan paradigma dalam analisis wacana pada perspektif kajian formal dan fungsional.

Dalam perspektif formal, wacana adalah satuan gramatikal tertinggi atau terbesar dalam bahasa. Pengertian tersebut sejalan dengan pandangan kaum

positivisme-empiris(Eriyanto, 2008, hlm. 4).Menurut penganut aliran ini, bahasa

dilihat sebagai jembatan antara manusia dan objek di luar dirinya. Dalam kaitannya dengan wacana, konsekuensi logis dari pemahaman ini adalah orang tidak perlu mengetahui makna subjektif atau nilai yang mendasari pernyataannya. Hal tersebutdisebabkankarena yang penting pernyataan itu dilontarkan secara benar menurut kaidah sintaksis dan semantik. Kelebihan analisis ini adalah dapat


(2)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyajikan data secara lebih sistematis. Olehkarena itu, pandangan

positivisme-empirisini banyak digunakan dalam kajian formal bahasa untuk analisis

wacana.Namun, analisis isi pada perkembangannya tidak cukup digunakan untuk menekankan isi pesan sebagai area terpenting dalam analisis ilmu-ilmu sosial. Analisis isi yang secara kuantitatif dianggap sebagai cara tradisional berkembang menjadi ilmu analisis wacana, analisis semiotik, dan analisis framing.

Dalam perspektif fungsional,Fairclough (1989, hlm. 131) mengatakan bahwa istilah linguistik selama ini digunakan secara ambigu dalam arus besar kajian bahasa. Hal itu disebabkan karena bahasa tidak bisa dimengerti sebagai mekanisme internal dari proses linguistik semata dan bukansuatu objek yang diisolasi dalam ruang tertutup.Alhasil,bahasa dalam suatuwacanaselalu berkaitan dengan konteks.Konteks merupakan ciri-ciri alam di luar bahasa yang menumbuhkan makna pada ujaran atau wacana (lingkungannonlinguistik dari wacana). Konteks wacana berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam setiap komunikasi bahasa.Seperti yang dikemukakan oleh Hymes (dalam Darma, 1964, hlm. 4),konteks wacana terdiri dari unsur-unsur: latar, peserta, hasil, amanat, cara, sarana, norma, dan jenis.Unsur-unsur tersebut dapat menentukan kebermaknaan tuturan dalam wacana itu sendiri.

Selain itu, perspektif ini sebetulnya banyak merujuk pada jenis aliran paradigma kritis (Eriyanto, 2008, hlm. 4). Menurut penganut aliran ini, analisis wacana tidak dipusatkan pada kebenaran atau ketidakbenaran struktur tata bahasa. Analisis wacana dalam pandangan ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna.Salah satu penggunaan bahasa dalam perspektif fungsional adalah penggunaan bahasa oleh media yang banyak dimanfaatkan untukmerepresentasikankepentingan tertentu, terlebih oleh kelompok yang memiliki kekuasaan.

Kepentingan manusia terbagi menjadi tiga, yakni lahiriah, eksistensi, dan batiniah. Pada kebutuhan eksistensiinilah manusia memang membutuhkan kekuasaan. Dalam konteks perebutan kekuasaan, bahasa diyakini menjadi alat yang sangat efektif untuk tujuan itu. Bahasa menjadi sangat bermanfaat untuk membangun pencitraan baik positif maupun negatif.Dengan demikian, bahasa menjadi salah satu dari akar persoalan.Untuk itu, perlu adanya sikap kritis


(3)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap penyajian bahasa dalam suatu teks agar pembaca tidak mudah diarahkan pada pemahaman subjektif.

Untuk menumbuhkan sikap kritis terhadap teks atau wacana yang terdapat pada media dapatmenggunakan teknik AWK (Analisis Wacana Kritis) atau CDA

(CriticalDiscourseAnalysis). Keduatekniktersebutmerupakan pengembangan dari

analisis wacana yang merujuk pada paradigma kritis.Menurut Fairclough dan Wodak (1997, hlm. 10) AWK melihat pemakaian bahasa baik tuturan maupun tulisan yang merupakan bentuk dari praktik sosial. Pemakaian bahasa sebagai praktik sosial menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara peristiwa deskriptif tertentu dalam situasi, institusi, dan struktur sosial yang membentuknya. AWKmemandang bahasa sebagai faktor penting untuk melihat ketimpangan kekuasaan yang terjadi di masyarakat. Wacana dipandang, diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada konteks tertentu.

Salah satu masalah yang menarik terkait perebutan kekuasaan dengan memanfaatkan bahasa adalah pertarungan aktor politik para calon presiden (capres) Indonesia 2014.Pada pertengahan bulan Agustus 2014, Mahkamah Konstitusi(MK) menyampaikan putusan sidang terkait gugatan Prabowo-Hatta yang oleh KPU tidak ditetapkan sebagai pemenang. Hakim MK secara bulat bersepakat menolak seluruh gugatan yang diajukan Prabowo-Hatta. Pada peristiwa tersebut, peneliti merasa tertarik untuk menganalisis bagaimana media memberitakan pertarungan kedua capres beserta tim suksesnya ketika Prakeputusan Mahkamah Konstitusi. Dengan harapan, seperti apa pertarungan kedua capres tersebut dapat dilihat.

Beberapa media yang cukup gencar memberitakan perstiwa ini adalahharianumum (HU)Tempo dan Republika. Beberapa kali berita gugatan sengketa pemilihanpresiden (Pilpres) 2014 ke MK selalu dijadikan sebagai

headlineoleh masing-masing media tersebut. HU Tempodan Republikamerupakan

mediamassadengan cakupan nasional yang memiliki ideologi tersendiri. Selain itu, kedua media tersebut memiliki indikasi keberpihakan terhadapmasing-masing capres.

Sebagai pustaka acuan, beberapa kali topik mengenai studi wacana kritis menjadi bahan penelitian sempat dilakukan oleh para peneliti di Indonesia.Akan


(4)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tetapi, topik yang khusus mengkaji pertarungan aktor politik masih terbilang langka. Hal itu disebabkankarenastudi analisis wacana yang mengkaji peristiwaPemilihan Presiden (Pilpres) atauPemilihanKepalaDaerah(Pilkada) masih terasa umum dan belum spesifik menggambarkan sosok para calon presiden beserta tim suksesnya yang dalam istilah lain, peneliti menyebutnya sebagai aktor politik.Peneliti memilih beberapa pustaka acuan yang masih relevan dengan penelitian ini.Beberapa penelititersebut antara lain Wiliani (2009),Fauriana (2009), Apriad (2013), danAmanda(2014).Berikut ini akan diuraikan secara ringkas penelitian-penelitian tersebut.

Penelitian pertama dilakukan Wilianitentang Analisis Wacana Kritis iklan kampanye partai politik Pemilu 2009 di televisi. Teori yang digunakan adalah teori Norman Fairclough. Isi dalam penelitianini mendeskripsikan bahwapartai yang bersangkutan membentuk pencitraan dengancara membentuk identitas diri. Secara tekstual, penggunaan kosakata, gaya bahasa, ataupun metafora dapat merepresentasikan setiap partai di mata khalayak ramaidalamsegi identitas termasuk relasi (hubungan) yang dijalin antara keduanya.

Penelitiankeduadilakukan Fauriana tentang citra politisi lokal dalam iklan politik. Dalam penelitiantersebut, Fauriana berhasil membedah strategi yang dilakukan oleh salah satu pasangan kepala daerah dengan mengangkat isu krisis yang melanda daerah Banyumas, yakni isu lapangan pekerjaan dan investasi. Isu di atas menjadi sangat efektif untuk mendongkrak citra dari pasangan calon tersebut. Model teori yang digunakandalampenelitianitu adalah model teori Teun Van Dijk.

Penelitianketigadilakukan oleh Apriad tentang Pemberitaan Pilgub Jabar pada harian Pikiran Rakyat dan Inilah Koran. Dalam penelitianitu, Apriad membedah ideologi yang dibangun dalam kedua media tersebut. Hasilnya, Pikiran

Rakyatlebihmengaitkan Pilgub Jabar dengan kasus korupsi, sedangkan Inilah

Koran lebih banyak mengeksplor salah satu calon pasangan.

Penelitian terakhir dilakukan oleh Amanda. Penelitiantersebut berjudul “Pertarungan Aktor Politik Di Media Cetak Dalam Pemilukada Bangli 2010”. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa setiap calon bupati Bangli menggunakan wacana pada media sebagai suatu arena pertarungan


(5)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memerolehkekuasaan. Salahsatu contoh adalah perseteruan antara pasangan calon Bupati IB Brahmaputra- Wayan Winurjaya (Brahmawijaya) dan I Made Gianyar- Sedana Artha (GITA) dalam kasus penuntutan pemilihan ulang. Brahmawijaya lebih menunjukkan adanya pelanggaran dan indikasi kecurangan pelaksanaan pemilukada. Isu yang diangkat mendapat perlawanan dari GITA yang menganggap Brahmawijaya melancarkan intimidasi terhadapPanwaslu dan KPUD Bangli.

Penelitian-penelitian tersebut akan dijadikan referensi oleh peneliti. Selain itu, penelitian-penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian ini. Beberapa diantaranya adalah dari segi objek kajian, cakupan penelitian, dan sumber data yang digunakan.

Untuk menganalisispenelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis Norman Fairclough.Faircloughmembangun analisis wacana yang mempunyai kontribusi dalam analisis sosial dan budaya.Ia mengombinasikan tradisi analisis tekstual dengan konteks masyarakat yang lebih luas. Fairclough membagi analisis wacana dalam tiga dimensi, yaitu teks, discoursepractice,

dansosioculturalpractice (Eriyanto, 2001, hlm. 285-286). Ketiga unsur itu

menurut Fairclough disebut dengan dimensi wacana yang harus dianalisis secara integral. Untuk itu, kerangka analisis Fairclough memilikibanyak ruang untuk mengkaji secara lebih komprehensif dalam mengorelasikan hubungan bahasa pada teks serta pengaruhnya.

B. Masalah

Berdasarkan paparan di atas, upaya untuk mengidentifikasi pertarungan aktor politik dalam pemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi tentanggugatan sengketaPilpres 2014 sangat penting dilakukan. Oleh karenaitu, untuk mengungkap dan memetakan posisi masalah dalam penelitianini, peneliti jelaskan hal-hal terkait masalah penelitian ini ke dalam identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah. Selebihnya akan dijelaskan sebagai berikut.


(6)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Identifikasi Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini penulis identifikasi sebagai berikut.

a. Analisis bahasa formal tidak cukup digunakan untuk menekankan isi pesan sebagai area terpenting dalam analisis ilmu-ilmu sosial. Salah satunyadalam menganalisis lekak-lekuk teks dalam peristiwa Prakeputusan MahkamahKontitusi terkait gugatan sengketa Pilpres 2014 pada media.

b. Peristiwa Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan sengketa Pilpres 2014 begitu penting untuk dianalisis karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Oleh sebab itu, dalam aspek pemberitaannya pun harus dapat dimaknai secara mendalam agar tidak terjebak dalam hegemoni kepentingan kelompok tertentu.

2. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, langkah selanjutnya ialah menentukan batasan masalah. Adapun pembatasannya akan dijelaskansebagai berikut.

a. Wacana yang dikaji berupa teks berita. Hal itu disebabkankarena AWK menjadikan bahasa sebagai medium utama dalam penelitiannya.

b. Berita yang dianalisis ialah berita mengenai Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkaitgugatan sengketa Pilpres 2014yang dimuat dalam harian umum Tempodan Republika edisi Agustus 2014. Waktu tersebut dimaksudkan agar peneliti dapat meneliti bagaimana konstruksi beritasebelum adanya keputusan resmi dari Mahkamah Konstitusi.

c. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis dengan model teori Fairclough.Hal ini disebabkankarena kerangka analisis Fairclough memilikibanyak ruang untuk mengkaji secara lebih komprehensif dalam mengorelasikan hubungan teks dan pengaruhnyakarena melibatkan aspek teks, praktikkewacanaan, dan praktik sosiokultural.

3. Rumusan Masalah

Setelah masalah dibatasi, penelitiperlumenentukan rumusan masalah. Rumusan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Bagaimana struktur tekspemberitaan mengenai Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkaitgugatan sengketa Pilpres 2014padaHUTempodan Republika?


(7)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Bagaimanabentuk pertarungan aktor politik dalam pemberitaan PrakeputusanMahkamah Konstitusi terkait gugatan sengketa Pilpres 2014 pada

HU Tempo dan Republika?

c. Bagaimana bentukpenyajian ideologi dalampemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkaitgugatan sengketa Pilpres 2014pada HUTempodan

Republika?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, selanjutnya akan dipaparkan tujuan dalam penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan struktur teks pemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan sengketaPilpres 2014padaharian umum Tempodan

Republika.

2. Mendeskripsikanbentuk pertarungan aktor politik dalam pemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan sengketaPilpres 2014padaharian umum Tempodan Republika.

3. Mendeskripsikan bentuk penyajian ideologiatas pemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkaitgugatan sengketa hasil Pilpres 2014 pada harian umum Tempo dan Republika.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memiliki manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Adapun manfaat tersebut penelitijelaskan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi terkait kajian bahasa dalam perspektif fungsional, khususnya Analisis Wacana Kritis (AWK).Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat semakin memperkuat peran bahasa dalam membantu analisis ilmu-ilmu sosial.


(8)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai model penyadaran dalam upaya meningkatkan kualitas literasi masyarakat di alam demokrasi.

E. Definisi operasional

Peneliti merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah kunci yang digunakan dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut.

1. Pemberitaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkaitgugatan sengketaPilpres 2014. 2. Harian umum Tempodan Republika merupakan media cetak yang beredar

secara nasional.

3. Analisis Wacana Kritis yang dimaksud adalah analisis wacana dengan pendekatan model Norman Fairclough.

4. Aktor politik adalah para calon presiden dan tim suksesnya yang mengusung masing-masing calon presiden pada Pilpres 2014.

F. Sistematika Penelitian

1. Bagian awal: 1) Sampul depan 2) Halaman Judul 3) Halaman Pengesahan 4) Kata pengantar 5) Abstrak

6) Daftar Isi 2. Bagian Isi:

1) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah 2. Pembatasan Masalah 3. Perumusan Masalah


(9)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis 2. Manfaat Praktis E. Definisi Operasional F. Sistematika Penelitian

2) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DANMODEL PENELITIAN

A. Tulisan, Dokumen, Hasil Penelitian Tentang Bahasa dan Media Massa dalam Konteks Pemilu

B. Konsep

1. Pertarungan Aktor Politik 2. Pilpres 2014

3. Gugatan Terhadap Hasil Pilpres 2014 yang Ditetapkan KPU 4. Putusan KPU yang Menolak Gugatan untuk Seluruhnya

terhadap Hasil KPU C. Landasan Teori

1. Teori AWK

2. Teori Pengaruh Media 3. Teori Hegemoni 4. Teori Framing

5. Teori Logic of Practice(Modal) D. Model Penelitian

3) BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

B. Lokasi Penelitian C. Tentang Data

1. Jenis Data 2. Sumber Data 3. Unit Analisis Data D. Instrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data


(10)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Analisis Data

G. Penyajian Hasil Data 4) BAB IV PEMBAHASAN

A. Struktur Teks Pemberitaan B. Pertarungan Aktor Politik C. Ideologi yang Disajikan 5) BAB V PENUTUPAN

A. Simpulan B. Saran


(1)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memerolehkekuasaan. Salahsatu contoh adalah perseteruan antara pasangan calon Bupati IB Brahmaputra- Wayan Winurjaya (Brahmawijaya) dan I Made Gianyar- Sedana Artha (GITA) dalam kasus penuntutan pemilihan ulang. Brahmawijaya lebih menunjukkan adanya pelanggaran dan indikasi kecurangan pelaksanaan pemilukada. Isu yang diangkat mendapat perlawanan dari GITA yang menganggap Brahmawijaya melancarkan intimidasi terhadapPanwaslu dan KPUD Bangli.

Penelitian-penelitian tersebut akan dijadikan referensi oleh peneliti. Selain itu, penelitian-penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian ini. Beberapa diantaranya adalah dari segi objek kajian, cakupan penelitian, dan sumber data yang digunakan.

Untuk menganalisispenelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis Norman Fairclough.Faircloughmembangun analisis wacana yang mempunyai kontribusi dalam analisis sosial dan budaya.Ia mengombinasikan tradisi analisis tekstual dengan konteks masyarakat yang lebih luas. Fairclough membagi analisis wacana dalam tiga dimensi, yaitu teks, discoursepractice, dansosioculturalpractice (Eriyanto, 2001, hlm. 285-286). Ketiga unsur itu menurut Fairclough disebut dengan dimensi wacana yang harus dianalisis secara integral. Untuk itu, kerangka analisis Fairclough memilikibanyak ruang untuk mengkaji secara lebih komprehensif dalam mengorelasikan hubungan bahasa pada teks serta pengaruhnya.

B. Masalah

Berdasarkan paparan di atas, upaya untuk mengidentifikasi pertarungan aktor politik dalam pemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi tentanggugatan sengketaPilpres 2014 sangat penting dilakukan. Oleh karenaitu, untuk mengungkap dan memetakan posisi masalah dalam penelitianini, peneliti jelaskan hal-hal terkait masalah penelitian ini ke dalam identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah. Selebihnya akan dijelaskan sebagai berikut.


(2)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Identifikasi Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini penulis identifikasi sebagai berikut. a. Analisis bahasa formal tidak cukup digunakan untuk menekankan isi pesan

sebagai area terpenting dalam analisis ilmu-ilmu sosial. Salah satunyadalam menganalisis lekak-lekuk teks dalam peristiwa Prakeputusan MahkamahKontitusi terkait gugatan sengketa Pilpres 2014 pada media.

b. Peristiwa Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan sengketa Pilpres 2014 begitu penting untuk dianalisis karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Oleh sebab itu, dalam aspek pemberitaannya pun harus dapat dimaknai secara mendalam agar tidak terjebak dalam hegemoni kepentingan kelompok tertentu.

2. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, langkah selanjutnya ialah menentukan batasan masalah. Adapun pembatasannya akan dijelaskansebagai berikut.

a. Wacana yang dikaji berupa teks berita. Hal itu disebabkankarena AWK menjadikan bahasa sebagai medium utama dalam penelitiannya.

b. Berita yang dianalisis ialah berita mengenai Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkaitgugatan sengketa Pilpres 2014yang dimuat dalam harian umum Tempodan Republika edisi Agustus 2014. Waktu tersebut dimaksudkan agar peneliti dapat meneliti bagaimana konstruksi beritasebelum adanya keputusan resmi dari Mahkamah Konstitusi.

c. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis dengan model teori Fairclough.Hal ini disebabkankarena kerangka analisis Fairclough memilikibanyak ruang untuk mengkaji secara lebih komprehensif dalam mengorelasikan hubungan teks dan pengaruhnyakarena melibatkan aspek teks, praktikkewacanaan, dan praktik sosiokultural.

3. Rumusan Masalah

Setelah masalah dibatasi, penelitiperlumenentukan rumusan masalah. Rumusan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Bagaimana struktur tekspemberitaan mengenai Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkaitgugatan sengketa Pilpres 2014padaHUTempodan Republika?


(3)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Bagaimanabentuk pertarungan aktor politik dalam pemberitaan PrakeputusanMahkamah Konstitusi terkait gugatan sengketa Pilpres 2014 pada HU Tempo dan Republika?

c. Bagaimana bentukpenyajian ideologi dalampemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkaitgugatan sengketa Pilpres 2014pada HUTempodan Republika?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, selanjutnya akan dipaparkan tujuan dalam penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan struktur teks pemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan sengketaPilpres 2014padaharian umum Tempodan Republika.

2. Mendeskripsikanbentuk pertarungan aktor politik dalam pemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan sengketaPilpres 2014padaharian umum Tempodan Republika.

3. Mendeskripsikan bentuk penyajian ideologiatas pemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkaitgugatan sengketa hasil Pilpres 2014 pada harian umum Tempo dan Republika.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memiliki manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Adapun manfaat tersebut penelitijelaskan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi terkait kajian bahasa dalam perspektif fungsional, khususnya Analisis Wacana Kritis (AWK).Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat semakin memperkuat peran bahasa dalam membantu analisis ilmu-ilmu sosial.


(4)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai model penyadaran dalam upaya meningkatkan kualitas literasi masyarakat di alam demokrasi.

E. Definisi operasional

Peneliti merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah kunci yang digunakan dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut.

1. Pemberitaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkaitgugatan sengketaPilpres 2014. 2. Harian umum Tempodan Republika merupakan media cetak yang beredar

secara nasional.

3. Analisis Wacana Kritis yang dimaksud adalah analisis wacana dengan pendekatan model Norman Fairclough.

4. Aktor politik adalah para calon presiden dan tim suksesnya yang mengusung masing-masing calon presiden pada Pilpres 2014.

F. Sistematika Penelitian

1. Bagian awal: 1) Sampul depan 2) Halaman Judul 3) Halaman Pengesahan 4) Kata pengantar 5) Abstrak

6) Daftar Isi 2. Bagian Isi:

1) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah 2. Pembatasan Masalah 3. Perumusan Masalah


(5)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis 2. Manfaat Praktis E. Definisi Operasional F. Sistematika Penelitian

2) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DANMODEL PENELITIAN

A. Tulisan, Dokumen, Hasil Penelitian Tentang Bahasa dan Media Massa dalam Konteks Pemilu

B. Konsep

1. Pertarungan Aktor Politik 2. Pilpres 2014

3. Gugatan Terhadap Hasil Pilpres 2014 yang Ditetapkan KPU 4. Putusan KPU yang Menolak Gugatan untuk Seluruhnya

terhadap Hasil KPU C. Landasan Teori

1. Teori AWK

2. Teori Pengaruh Media 3. Teori Hegemoni 4. Teori Framing

5. Teori Logic of Practice(Modal) D. Model Penelitian

3) BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

B. Lokasi Penelitian C. Tentang Data

1. Jenis Data 2. Sumber Data 3. Unit Analisis Data D. Instrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data


(6)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Analisis Data

G. Penyajian Hasil Data 4) BAB IV PEMBAHASAN

A. Struktur Teks Pemberitaan B. Pertarungan Aktor Politik C. Ideologi yang Disajikan 5) BAB V PENUTUPAN

A. Simpulan B. Saran