Alasan Pasien Memilih Terapi Pijat dalam Perawatan Stroke di Kecamatan Gunungsitoli

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Stroke atau yang disebut juga dengan cerebrovaskular accident (CVA)
merupakan suatu keadaan terhentinya aliran darah serebral yang menyebabkan
kelainan otak permanen yang bersifat mendadak dan menimbulkan gejala sesuai
dengan bagian otak yang tidak mendapat suplai darah tersebut, dengan angka
kecacatan dan kematian yang tinggi (Rab, 1998).
Data menunjukkan bahwa stroke merupakan penyakit penyebab kematian
nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di negara-negara berpenghasilan
rendah, stroke menjadi penyakit kelima mematikan dan di negara-negara
berpenghasilan sedang dan tinggi, stroke menjadi penyakit kedua mematikan
(Yastroki, 2009). Pada tahun 2008, stroke dan penyakit cerebrovascular lainnya
menyebabkan 6,2 juta orang di dunia meninggal (WHO, 2009).
Di Indonesia, stroke menjadi penyakit penyebab kematian nomor tiga
setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Diperkirakan setiap tahunnya ada
sekitar 500.000 orang mengalami stroke di Indonesia dan dari seluruh penderita
stroke di Indonesia, 2,5% meninggal dunia dan selebihnya mengalami kecacatan
dari ringan sampai berat (Yuniarsih, 2010).
Data dari RSU Kota Gunungsitoli juga menunjukkan adanya peningkatan

jumlah pasien stroke setiap tahun di Kota Gunungsitoli. Pada tahun 2011

Universitas Sumatera Utara

dilaporkan ada 107 kasus, pada tahun 2012 dilaporkan terjadi 121 kasus stroke
dan tahun 2013 ada 149 kasus stoke (RSU Kota Gunungsitoli, 2013).
Dengan semakin meningkatnya angka kejadian penyakit stroke, masyarakat
menjadi semakin sadar tentang kesehatannya dan menggunakan berbagai sarana
kesehatan untuk menjaga kesehatannya dengan pengobatan medis, maupun
dengan menggunakan berbagai pengobatan tradisional yang tidak bersifat formal,
tetapi lebih berperan pada tingkat rumah tangga dan tingkat masyarakat sesuai
dengan keadaan sosial budayanya (Agoes & Jacob, 1996). Salah satu jenis dari
pengobatan tradisonal yang dikenal masyarakat di Indonesia adalah pijat
tradisional (Sundari, 2011).
Pijat merupakan manipulasi jaringan lunak dan otot dengan menggunakan
tangan untuk menstimulasi dan merelaksasi tubuh, serta untuk mengurangi stres
dan kecemasan (Keir, 2010). Ada berbagai macam jenis pijat yang dikenal di
seluruh dunia, yaitu shiatsu, biodinamic massage, refleksologi, sport massage
atau swedia massage, pijat bayi, dan pijat tradisional Indonesia (Sundari, 2011).
Masyarakat telah lama mengenal banyak manfaat pijat tradisional bagi kesehatan

antara

lain

dapat

mengurangi

ketegangan

otot,

meredakan

kelelahan,

meningkatkan energi, meningkatkan kualitas tidur, menenangkan tubuh dan
pikiran serta meredakan stres (Trionggo & Ghofar, 2013).
Masyarakat Nias juga menggunakan pijat tadisional sebagai salah satu cara
untuk merawat anggota masyarakatnya yang sakit, salah satunya adalah pada

perawatan pasien stroke, sesuai dengan karakteristik kebudayaannya sebagai
orang Nias (Telaumbanua, 2013). Terapi pijat telah lama dikenal dan digunakan

Universitas Sumatera Utara

oleh masyarakat Nias sebagai salah satu terapi dalam perawatan kesehatan
(Sonjaya, 2008; Manalu dkk, 2012). Bagi masyarakat Nias terutama di Kecamatan
Gunungsitoli, perawatan pasien paska stroke selain dengan menggunakan obatobatan dari dokter juga dilakukan dengan terapi pijat tradisional sebagai terapi
komplementer, karena diyakini bahwa terapi pijat dapat meningkatkan
kenyamanan pasien serta mempercepat proses pemulihan pasien paska stroke
(Magdalena, 2013; Manalu dkk, 2012).
Masyarakat Nias menganggap pasien paska stroke yang mengikuti terapi
pijat tradisional dan terapi medis menunjukkan tingkat pemulihan yang lebih baik
dibandingkan dengan pasien paska stroke yang hanya menggunakan terapi medis
berupa obat-obatan dari dokter (Manalu dkk, 2012). Beberapa peneliti juga
menemukan bahwa terapi pijat efektif untuk menurunkan kadar gula darah pada
pasien diabetes serta dapat menurunkan tekanan darah, dapat meningkatkan rasa
nyaman dan menurunkan tingkat kecemasan pada pasien hipertensi (Sajedi, 2011;
Givi, 2013; Retno dan Prawesti, 2012). Pijat juga sering digunakan sebagai terapi
pada beberapa keadaan yang menyebabkan pembatasan gerak tubuh, misalnya

untuk meredakan nyeri pada punggung dan leher (Weerapong, 2005). Hal-hal
inilah yang menjadikan masyarakat Nias memilih menggunakan terapi pijat
sebagai terapi alternatif komplementer dalam perawatan kesehatan pasien paska
stroke.
Kamaluddin (2010) menemukan bahwa faktor fisiologis, psikologis,
ekonomi, dan spiritual sangat mempengaruhi keputusan pasien dan keluarga
memilih terapi alternatif komplementer dalam perawatannya. Faktor –faktor lain

Universitas Sumatera Utara

yang juga mempengaruhi keputusan pasien dan keluarga adalah faktor sosial
budaya, manfaat dan keberhasilan terapi, serta persepsi tentang penyakit yang
diderita (Trionggo & Ghofar, 2013; Foster & Anderson, 1986).
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ Alasan pasien memilih terapi pijat dalam perawatan stroke di
Kecamatan Gunungsitoli”.

2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka pertanyaan
yang timbul adalah : Apakah alasan pasien memilih terapi pijat dalam perawatan

stroke di Kecamatan Gunungsitoli?

3. Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan alasan pasien memilih terapi pijat dalam perawatan
stroke di Kecamatan Gunungsitoli.

4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan
praktek keperawatan, pendidikan keperawatan, dan bagi penelitian keperawatan.
4.1. Bagi praktek keperawatan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sumber informasi bagi
perawat untuk mengetahui perawatan penderita stroke pada masyarakat
Nias. Perawat diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan

Universitas Sumatera Utara

dengan memperhatikan kebiasaan masyarakat Nias dalam perawatan
pasien stroke.
4.2. Bagi pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa

keperawatan tentang perawatan pasien stroke di masyarakat Nias.
4.3. Bagi penelitian keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data bagi penelitian
selanjutnya terkait terapi pijat dalam perawatan pasien paska stroke.

Universitas Sumatera Utara