Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Desa Asam Jawa Kecamatan Kota Pinang 1980-1996

BAB II
GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG,
KABUPATEN LABUHAN BATU

2.1 Letak Geografis Desa Asam Jawa
Desa Asam Jawa berada di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu
Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Desa ini merupakan daerah yang memiliki luas
daerah 6.600 Ha, dimana lahan di desa ini terbagi atas 5.800 Ha merupakan lahan
perkebunan dan 800 Ha adalah permukiman masyarakat, oleh karena itu desa Asam
Jawa terbagi atas 22 dusun didalamnya. 10Desa Asam Jawa ini berada di ketinggian
750 mdpl.
Daerah yang ada di desa ini umumnya memiliki tanah yang datar dan hanya
sedikit daerah yang tanahnya memiliki kemiringan. Suhu di desa Asam Jawa ini
umumnya hanya berkisar rata-rata 29o-33o C yang merupakan suhu beriklim tropis,
daerah ini dapat dikatakan memiliki suhu tropis yang cocok untuk ditanami komoditi
kelapa sawit ada. Curah hujan yang ada di desa Asam Jawa ini berada pada kisaran
1000-1500 mm/thn, curah hujan yang dapat dikatakan tinggi ini sangat cocok untuk
ditanami komoditi-komoditi perkebunan yang banyak menyerap air tanah.

10


Arsip kantor kepala desa Asam Jawa, makalah seminar Sejarah Desa Asam Jawa tahun
2016 (tidak diterbitkan). Dusun yang ada di desa Asam Jawa yaitu: Dusun Teluk Pinang, Kampung
Beringin, Kampong Mangga, Asam Jawa Barat, Asam Jawa Timur, Bakti Aek Batu, AL’Amin Aek
Batu, Cinta Makmur, Aek Batu Selatan, Aek Batu Utara, Aek Batu Timur, Milano, Herfinta, Tasik
Rejo, Aek Torop Barat, Aek Torop Timur, Sumberjo I, Sumberjo II, Sumberjo III, Sumberjo IV,
Sumberjo V, Sumberjo Pirbun.

14

Desa Asam Jawa dikelilingi daerah-daerah lain yang ada disekitarannya.
Daerah-daerah yang berbatas langsung dengan desa ini yaitu:
-

Disebelah utara berbatasan dengan Desa Bunut

-

Disebelah selatannya berbatasan dengan desa Pasit Tuntung

-


Disebelah timur berbatasan dengan desa Aek Batu

-

disebelah baratnya berbatasan dengan kelurahan Kota Pinang.

Jika dilihat dari perbatasan-perbatasannya, desa Asam Jawa dikelilingi oleh
desa-desa maupun ibukota kabupaten yang menunjang perkembangan desa
tersebut.Jarak antara desa Asam Jawa ke ibukota kecamatan 11 Km serta jarak ke
ibukota kabupaten yaitu 30 Km. 11
Sebelum adanya pemekaran di Kabupaten Labuhan Batu Selatan, desa Asam
Jawa ini merupakan desa yang tergabung kedalam Kecamatan Kota Pinang, dan
merupakan desa yang terpencil dan dapat dikatakan terisolasi. Hal itu dikarenakan
pada tahun 1980’an, di Kota Pinang memiliki satu sungai yang bernama Sungai
Barumun, dimana pada saat itu sungai ini belum memiliki jembatan yang dapat
dilewati transportasi darat untuk sampai ke desa Asam Jawa. Oleh karena itu,
masyarakat pada masa sebelum adanya jembatan di sungai tersebut ketika hendak

11


Pada tahun 1980-1998 ibukota kecamatan dari desa Asam Jawa berada di Kota Pinang, serta
ibukotanya masih di Rantau Prapat.

15

menyeberang dari Kota Pinang menuju desa Asam Jawa ataupun sebaliknya harus
menyewa Panton 12 sebagai alat transportasi.
Sungai Barumun juga menjadi salah satu yang berperan penting dalam hal
transportasi masyarakat di desa Asam Jawa dikarenakan akses untuk masuk ke desa
ini umumnya hanya melalui sungai itu saja. 13
Salah satu faktor yang mendukung berkembang pesatnya perkebunan yang
ada di desa Asam Jawa ialah letak geografisnya yang sangat cocok untuk menanam
komoditi kelapa sawit. Faktor-faktor yang mendukung dapat berkembang pesatnya
komoditi kelapa sawit adalah kesesuain lahan yang ditentukan oleh letak geografis,
tofografi serta ketersediaan air yang banyak. 14 Strategis serta suburnya tanah yang
dimiliki desa Asam Jawa ini memberikan dampak yang besar bagi perkembangan
desa Asam Jawa yang semula hanya terdiri dari hutan-hutan yang lebat dan sedikit
penghuninya.
Selain sawit yang menjadi komoditas utama perkebunan di desa Asam Jawa,

setidaknya ada beberapa komoditas lain yang dikembangkan didesa Asam Jawa
tersebut, komoditas-komoditas itu ialah karet, kopi robusta, kakao, kelapa, serta
pinang. Banyaknya komoditas tanaman perkebunan di desa Asam Jawa itu juga tidak

12

Panton/perahu merupakan alat transportasi masyarakat untuk dapat menyeberang
ketikaberpergian dari Kota Pinang menuju desa Asam Jawa ataupun sebaliknya.
13

Wawancara dengan H. Dahlan Harahap yang merupakan mantan Sekdes Desa Asam Jawa
pada tahun 1977-1980.
14

Sjafrul Latif, dkk, Op.cit., hal.2.

16

terlepas dari faktor keadaan geografis dan iklim yang ada di desa Asam Jawa yang
sangat cocok ditanami enam komoditas tersebut.


2.2 Penduduk Desa Asam Jawa
Penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam suatu perjalanan
kehidupan suatu negara, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dan lain
sebagainya.Adanya penduduk dalam satu wilayah dapat memberikan suatu pengaruh
terhadap perkembangan wilayah yang ditempati.Penduduk mempunyai peranan
penting dalam berkontribusi mengembangkan suatu wilayah.Pertambahan penduduk
dan peningkatan mutu pendidikan merupakan beberapa faktor penting yang dapat
memajukan suatu wilayah. Hal itu dikarenakan dengan banyaknya jumlah penduduk
yang memiliki mutu pendidikan yang baik akan memberikan banyak pemikiranpemikiran untuk membangun wilayah yang ditempati menjadi sebuah wilayah yang
makmur serta nyaman untuk ditempati.
Tahun 1980 desa Asam Jawa memiliki penduduk tidak kurang dari 250 kepala
keluarga. 15Keadaan penduduk desa Asam Jawa pada saat itusangat memprihatinkan
karena pada saat itu masyarakatnya mengalami ketertinggalan dalam segi mutu
pendidikan dan perkembangan daerahnya.Hal itu dikarenakan sulitnya akses untuk
dapat masuk ke desa tersebut sehingga untuk melakukan eksplorasi terhadap desa
tersebut sangat sulit dilakukan.Pemukiman-pemukiman pada masa itupun masih
sangat sunyi dan antar satu rumah berjarak cukup jauh, bahkan untuk menempuh ke
15


Wawancara dengan H. Dahlan Harahap yang merupakan mantan Sekdes Desa Asam Jawa
pada tahun 1977-1980, 10 Mei 2016.

17

satu rumah dengan rumah yang lainnya memerlukan alat transportasi seperti sepeda
maupun sepeda motor.Akibat dari keadaan tersebut masyarakat pada masa itu masih
sangat sulit untuk bersosialisasi antar masyarakatnya.
Tabel 1
Jumlah penduduk di Kecamatan Kota Pinang 1992-1998
Tahun

Jumlah (Jiwa)

1992

121.219

1993


122.853

1994

123.988

1995

125.197

1996

127.141

Sumber: Data BPS, Labuhan Batu dalam Angka, dari tahun 1992-1998
Dari data diatas dapat terlihat terjadi peningkatan jumlah penduduk dari
tahun 1992-1996, hal itu dikarenakan semakin banyaknya masyarakat dari luar daerah
desa Asam Jawa yang berminat untuk menjalankan serta mengembang perkebunan
kelapa sawit


18

Tabel 2
Jumlah penduduk kecamatan Kota Pinang dari tahun 1992-1998 berdasarkan jenis
kelamin dewasa dan anak-anak
Tahun

Dewasa

Anak-Anak

Laki-Laki

Perempuan

Laki-Laki

Perempuan

1992


34.084

33.065

27.661

26.411

1993

34.747

34.121

27.277

26.708

1994


34.852

34.746

27.410

26.980

1995

35.165

35.092

27.629

27.311

1996


35.615

35.512

28.378

27.636

Sumber: Data BPS, Labuhan Batu dalam Angka, dari tahun 1992-1998
Dari tabel diatas menunjukkan, masyarakat di Kecamatan Kota Pinang
tersebut mayotitas memiliki penduduk yang berusia produktif lebih banyak
dibandingkan dengan yang masih anak-anak. Dilihat dari jumlah laki-laki dan wanita
dewasa, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak disbanding dengan
wanitanya. Hal tersebut dapat menunjang perkembangan perkebunan kelapa sawit
karena pada umumnya penanaman kelapa sawit merupakan kerjaan yang cukup berat
dan dapat maksimal pengerjaannya apabila dikerjakan oleh laki-laki.Perkembangan
kepadatan penduduknya pun tiap tahun mengalami kemajuan dilihat dari
bertambahnya jumlah penduduk di tiap tahunnya.

19

2.3 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Asam Jawa
Indonesia memiliki beragam daerah yang masing-masingnya memiliki potensi
alam serta sumber daya manusia yang berbeda dan tidak sama satu dengan yang
lainnya. Oleh kaena perbedaan-perbedaan tersebut juga mempengaruhi mata
pencaharian penduduknya masing-masing tergantung dari potensi alam serta mutu
pendidikan yang dimiliki masyarakatnya.Di Indonesia ada beberapa mata pencaharian
utama yang dilakukan penduduknya, diantaranya ialah menjadi nelayan, penambang,
serta petani.Dari ketiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk Indonesia
pada

umumnya

menggunakan

potensi

alam

saja

untuk

dijadikan

mata

pencahariannya.
Begitu jugamasyarakat di desa Asam Jawa juga merupakan salah satu contoh
masyarakat yang mata pencahariannya masih mengutamakan potensi alamnya yang
sangat subur.Masyarakat didesa ini pada umumnya ialah mengusahakan pada bidang
pertanian

maupun

perkebunan.Komoditas

tanaman

pertanian

yang

pernah

dibudidayakan menjadi perkebunan di desa ini mayoritas ditanami karet, kelapa
sawit, serta komoditi tanaman pangan seperti sawah, namun mayoritas perkebunan
terbanyak adalah lahan kelapa sawit.
Mata pencaharian penduduk desa Asam Jawa sebelum adanya perkebunan
kelapa sawit berasal dari bercocok tanam karet serta bercocok tanam sawah dan
komoditas lainnya yang jumlah luas areal lahannya masih kecil. Sebelum mengenal
pertanian kelapa sawit masyarakat di desa Asam Jawa mayoritas penduduk pada saat
itu melakukan bercocok tanam karet sebagai mata pencaharian utama masyarakatnya.

20

Perkebunan karet yang ada pada saat itu merupakan mayoritas perkebunan
karet rakyat dengan adanya perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan pemerintah
maupun yang dimiliki swasta disekitarnya, sehingga pada umumnya perkebunan
karet tersebut nampak tidak teratur dalam penanamannya.Hingga akhirnya, pada
tahun 1980 pemerintah menggalakkan perusahaan yang dimiliki pemerintah (BUMN)
untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit di desa tersebut.
Selain dari perkebunan, mata pencaharian masyarakat di desa Asam Jawa juga
ada yang PNS maupun karyawan perusahaan-perusahaan milik swasta maupun
pemerintah yang berdiri disana.Oleh karena itu sebagian masyarakat di desa ini tidak
hanya

bergantung

kepada

hasil-hasil

dari

perkebunan

yang

telah

ada

sebelumnya.Bahkan di desa Asam Jawa ini ada sebagian masyarakatnya memiliki dua
mata pencaharian sekaligus dalama satu rumah tangga serta masing-masing suamiistri mempunyai penghasilannya yang satu menjadi PNS dan suaminya membeli
lahan untuk menanam kelapa sawit. Adanya pekerjaan lain yang didapat masyarakat
tersebut dapat membantu serta menutupi untuk kehidupan sehari-hari mereka maupun
untuk pemeliharaan lahan perkebunan kelapa sawitnya.
Tabel. 3
Jenis mata pencaharian masyarakat yang berada di Desa Asam Jawa
Jenis Mata Pencaharian

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Petani

1.975

Pedagang

561

Buruh Petani

393

21

Penjahit

17

PNS

107

Aparat Negara

6

Perangkat Desa

7

Buruh Industri

505

Sumber: Arsip Kantor Kepala Desa

2.3 Pemerintahan
Pemerintahan di desa Asam Jawa pada umumnya memiliki sistem yang sama
dengan desa-desa yang lainnya, dimana pemerintahan di desa ini dipimpin oleh
kepala desa dengan dibantu perangkat-perangkat desa lainnya seperti sekretaris desa,
ketua RT maupun RW, dan lain sebagainya. Sistem pemerintahan di desa ini pada
tahun 1970 belum semodern seperti sekarang ini, pada awalnya desa ini hanya
dipimpin oleh seorang penghulu 16 saja tanpa ada perangkat-perangkat desa yang
memadai untuk memudahkan dalam membantu pembangunan desa. Pada saat itu desa
ini memang belum menjadi sebuah desa melainkan hanya sebuah dusun kecil.
Pada tahun 1977, barulah desa ini terbentuk dimana kepala desa resmi
pertamanya adalah bapak almahrum Dongoran Hasibuan serta yang menjadi
sekretarisnya ialah bapak Dahlan Harahap. Bapak tersebut menjadi kepala desa Asam
Jawa dimulai dari tahun 1977 dan berakhir pada tahun 1980. Sebelum adanya kepala
desa, desa Asam Jawa dipimpin oleh seorang penghulu, dimana nama penghulu16

Penghulu menurut masyarakat di desa Asam Jawa merupakan kepala suku dari desa Asam
Jawa yang sebelumnya masih berbentuk dusun.

22

penghulu tersebut yaitu penghulu Sarip (tidak diketahui tahun mulai memimpin) dan
penghulu nalang yang memimpin ditahun 1950-1977, pada saat itu desa Asam Jawa
masih hanya sebuah dusun kecil.
Menurut bapak H. Dahlan Harahap, pemerintahan di desa Asam Jawa pada
masa mereka menjabat masih sangat tradisional, dimana belum adanya fasilitasfasilitas yang memungkinkan untuk melakukan pembangunan terhadap desa Asam
Jawa. Pemerintahan pada masa itu sangat sulit untuk mengembangkan daerahnya oleh
karena keterbatasan dana dan keterbatasan sumber daya alam maupun manusianya.

23