Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rsud Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran Tahun 2012 jurnal beban kerja

PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP STRES KERJA PERAWAT
DI RUANG RAWAT INAP RSUD. HAJI ABDUL MANAN SIMATUPANG
KISARAN TAHUN 2012
THE INFLUENCE OF WORK LOAD ON NURSES’ WORK DEPRESSION IN THE
INPATIENT WARDS OF RSUD HAJI ABDUL MANAN SIMATUPANG, KISARAN,
IN 2012
Henry Sibarani*, Jososef Simbolon**,Siti Saidah Nasution***
*Mahasiswa Pascasarjana FKM – USU, Medan
**Staf Pengajar FK UISU, Medan
***Staf Pengajar Fkep USU, Medan
ABSTRACT
Stress in nurses can be caused by several factors, one of them is the workload . Nurses
workload includes physical workload and mental workload. Haji Abdul Manan
Hospital Simatupang Kisaran has a large number of outpatient visits and
hospitalizations. The number of patients who deal with all the complexities made high
nurse workloads.
This aim of the reserach was to analyze the effect of workload on nurses job stress.
The research, explanatory to 31 people as a sample of nurses working in the inpatient
(medicine, surgery, pulmonary, child/infant). Data and reliability of the 31 people
sampled nurses in hospitals Grand Medistra Lubuk Pakam with Cronbach alpha =
0,949.

Results showed heavy phsyical work load 17 people (54,8%), while 3 people (9,7%),
light 11 people (35,5%). Severe mental workload by 10 people (32,3%), whilw 9
people (29,0%), light 12 people (38,7%). Heavy work stress were 17 people (54,8 and
lighter by 14 people (45,2%). Physical workload is not relative to work str ess with a
value of p= 0,116, while mental work load related with a value of p= 0,025. Based
logistic regression is known that mental work load variables had an influence on
nursing work stress.
The conclusions are the relationship and influence mental workload for nurses in
hospitals work stress haji Abdul Manan Simatupang Kisaran. Recommendation is to
provide a clear job description for nurses, increasing existing employee education so
that it meets the standards, providing training such as: management of nursing care,
basic wound care, fluid therapy and other nurses as required.
Keyword: work load, stress, nurse

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Era globalisasi ditandai persaingan
rumah sakit dalam memberikan pelayanan
kepada pasien akan semakin tinggi.
Pelayanan yang prima sangat diperlukan

untuk menjamin kepuasan pasien.
Perawat sangat diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang baik. Jika
beban kerja meningkat akan menimbulkan
stress kerja (Frasser, 1992). Hal ini tentu
akan membuat kinerja perawat akan
menurun.
Menurut
survei
di
Perancis
ditemukan bahwa kejadian stress sekitar
74% dialami perawat (Frasser, 1992).
Menerut penelitian Persatuan Perawat
Indonesia (2006) perawat mengalami
stress kerja menyatakan beban kerja yang
terlalu tinggi dan pekerjaan yang menyita
waktu.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stres Kerja

1. Definisi Stres Kerja
Taylor mendeskripsikan stres sebagai
pengalaman-pengalaman emosional yang
disertai perubahan reaksi biokimia,
fisiologis, kognitif, dan perilaku yang
bertujuan
untuk
mengubah
atau
menyesuaikan diri terhadap situasi yang
menyebabkan stres (Frasser, 1992).
2. Teori stress akibat pekerjaan
Menurut hans Selye, stres merupakan
respon tubuh yang bersifat tidak spesifik
terhadap setiap tuntutan atau beban.
Stres kerja dipandang sebagai suatu
sindrom adaptasi umum yang ditampilkan
organisme dalam menghadapi tuntutan
atau tantangan. Tuntutan dan tantangan
yang dihadapi dapat mengakibatkan respon

yang
positif
(eustres)
maupun
mengakibatkan respon yang negatif
(disstres).
3. Sumber-sumber Stres
1. Sumber stres dalam diri seseorang.
2. Sumber stres dalam keluarga
3. Sumber stres dalam lingkungan

4. Sumber stres perawat
Menurut survei yang dilakukan Dewe
pada 1801 perawat didapatkan 5 sumber
utama stres kerja:
1. Beban kerja berlebihan.
2. Kesulitan
menjalin
hubungan
dengan staf lain.

3. Kesulitan terlibat dalam merawat
pasien kritis.
4. Berurusan dengan pengobatan/
perawatan pasien.
5. Merawat pasien yang gagal untuk
membaik (Murwani, 2005).
B. Gejala-gejala Stres kerja
1. Gejala fisik
2. Gejala emosional
3. Gejala intelektual
4. Gejala interpersonal
C. Beban Kerja
Menurut
kesehatan
dan
keselamatan kerja Rumah Sakit beban
kerja adalah beban fisik dan mental
yang harus ditanggung oleh pekerja
dalam melaksanakan tugasnya.
Kerja fisik adalah kerja yang

memerlukan otot manusia sebagai
sumber tenaganya (Power). Kerja fisik
disebut juga ‘manual operation’,
dimana perfomance kerja sepenuhnya
akan tergantung pada manusia yang
berfungi sebagai sumber tenaga.
Data sekunder diperoleh dari
laporan-laporan maupun data-data dari
RSUD
HAMS
Kisaran
yang
mendukung pembahasan data primer.
Uji Validitas dan Realibilias
Uji coba kuesioner dilakukan
terhadap 31 orang perawat di RS
Umum Grand Medistra Lubuk Pakam.
D. Metode Pengukuran
1. Pengukuran Variabel Bebas
Pengukuran beban kerja fisik

dilakukan secara manual dengan 2
indikator pengukuran yaitu: (1)
temperatur rektal yang diganti dengan

temperatur axila ditambah dengan
0,5oC dan (2) denyut jantung per
menit
menggunakan
stopwatch
sebelum dan sesudah bekerja.
Pengukuran ini menggambarkan berat
ringannya beban kerja fisik.
Pengukuran beban kerja mental
menggunakan metoda NASA-TLX
yang terdiri dari 6 aspek penilaian
yaitu: (1) kompleksitas pekerjaan, (2)
aktivias fisik yang dilakukan, (3)
tekanan waktu yang dirasakan dalam
menyelesaikan pekerjaan, (4) tingkat
kepuasan

dalam
menyelesaikan
pekerjaan, (5) seberapa keras usaha
yang harus dilakukan untuk mencapai
tingkat kepuasan yang diinginkan, (6)
tekanan atau gangguan sewaktu
bekerja.
Aspek
penilaian
menggunakan skala 0 sampai 100 lalu
dijumlahkan dan dibagi enam.
2. Metode
Pengukuran
Variabel
Terikat
Pengukuran stres kerja perawat
menggunakan kuisioner dan penilaian
pernyataan jawaban dilakukan dengan
Skala Likert.
3. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam
penelitian ini: analisis univariat,
analisis bivariat, analisis multivariat.
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Abdul Manan Simatupang adalah Rumah
Sakit milik pemerintah daerah Kabupaten
Asahan yang merupakan pusat rujukan
untuk Kabupaten Asahan, Kabupaten
Batubara, Kabupaten Labuhanbatu Utara
dan sekitarnya. Rumah sakit ini terletak di
Jalan
Sisingamangaraja
No.
310,
Kelurahan Tegal Sari, Kecamatan Kota
Kisaran Barat, Kota Kisaran.
Terdapat 60 orang tenaga SPK, 46
orang D3 dan 2 orang S1 Keperawatan

yang bekerja di RSUD Haji Abdul Manan
Simatupang. Rumah sakit juga memiliki
13 ruangan dengan jumlah tempat tidur
sebanyak 173 tempat tidur. Perawat yang

bekerja diruang rawat inap sebanyak 15
orang SPK dan 16 orang D3 perawat dan
disini tidak termasuk perawat kepala
ruangan.
Kelompok umur 21 – 40 tahun yaitu
sebanyak 17 orang (54,8%), sedangkan
yang berada pada kelompok umur 40-60
tahun yaitu sebanyak 14 orang (45,2%).
Jumlah perawat perempuan jauh lebih
banyak daripada perawat laki-laki yaitu
sebanyak 28 orang (90,3%), sedangkan
laki-laki sebanyak 3 orang (9,7%).
Tingkat pendidikan D3 dan SPK
relatif sama yaitu sebanyak 16 orang
(51,6%) D3 dan sebanyak 15 orang

(48,49%) SPK.
Sebanyak 6 orang (19,4%) perawat
yang bekerja diruang rawat inap RSUD
Haji Abdul Manan Simatupang telah
bekerja selama kurang dari 5 tahun, 1
orang (3,2%) bekerja antara 6-10 tahun, 9
orang (29%) telah bekerja antara 10-20
tahun dan 15 orang (48,4%) telah bekerja
antara 20-30 tahun.
B. Analisis Univariat
Beban kerja fisik yang paling banyak
berada pada beban kerja fisik berat yaitu
sebanyak 17 orang (54,8%), sedangkan
yang paling sedikit mengalami beban kerja
sedang adalah 3 orang (9,7%). Perawat
yang mengalami beban kerja fisik ringan
sebanyak 11 orang (35,5%).
Beban kerja mental ringan yang paling
banyak berjumlah 12 orang (38,7%),
sedangkan yang paling sedikit yaitu beban
kerja mental sedang sebanyak 9 orang
(29%). Perawat yang mengalami beban
kerja mental sedang sebanyak 9 orang
(29%).
Stres kerja perawat yang paling
banyak ada pada stress berat yaitu 17
orang (54,8%), sedangkan yang paing
sedikit pada stress ringan yaitu 14 orang
(45,2%).
C. Analisis Bivariat
Variabel beban kerja fisik memiliki p=
0,0116 (p > 0,05) yang berarti tidak

memiliki hubungan dengan stres kerja
perawat.
D. Analisis Multivariat
Hasil
uji
Regresi
Logistik
menunjukkan bahwa yang masuk kedalam
model regresi logistik adalah beban kerja
mental.
PEMBAHASAN
A. Beban Kerja Fisik
Pembagian beban kerja ringan, sedang
dan berat didasrkan dari aktifitas fisik
perawat
yang
dibutuhkan
dalam
melakukan asuhan keperawatan. Hal ini
juga sesuai dengan klasifikasi derajat
ketergantungan pasien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perawat merasa beban kerja fisik yang
mereka alami tergolong berat yaitu 54,8%.
Hal ini disebabkan karena selain
melakukan aktifitas fisik yang langsung
berhubungan dengan asuhan keperawatan
tetapi juga melakukan aktifitas fisik yang
lain seperti: mengambil diet pasien,
mengambil obat, membersihkan ruangan,
mengurusi adminsitrasi pasien. Bahkan
terkadang melakukan pekerjaan yang
diperintahkan ataan langsung yang tidak
berhubungan dengan Rumah Sakit seperti
membeli makanan, membeli keperluan
lain, menemani ke suatu tempat dan lainlain.
Hal ini memang akan terasa berat
karena
dalam
melakukan
asuhan
keperawatan saja dengan jumlah pasien
yang banyak sudah terasa berat. Apalagi
jika ditambah dengan pekerjaan lain diluar
peran dan fungsi perawat tersebut.
B. Beban Kerja Mental
Pembagian beban kerja mental
didasarkan
atas
klasifikasi
derajat
ketergantungan pasien.
Beberapa faktor yang berhubungan
seperti pendidikan dan lama bekerja.
Pekerjaan merawat pasien tidaklah mudah
karena menyangkut keselamatan pasien
sehingga jika pendidikan yang tidak sesuai
dengan pekerjaan tersebut maka akan

menjadi beban mental yang tinggi.
Setengah
dari
perawat
masih
berpendidikan SPK, dimana ini tidak lagi
sesuai dengan standar orang yang
memberikan
asuhan
keperawatan.
Penilaian yang dilakukan pada penelitian
ini memang terkesan lebih subjektif dan
peneliti merasa beban kerja mental disini
dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.
C. Stres Kerja
Hasil
penelitian
menunjukkan
mayoritas (54,8%) perawat merasa stres
dalam bekerja di RSUD Haji Abdul
Manan Simatupang. Gelaja fisik yang
sering muncul seperti: sakit kepala, sakit
pinggang, kelelahan, tegang leher. Gejala
emosional seperti: perasaan sedih, mudah
marah, sulit berkonsentrasi, sulit membuat
keputusan terutama pada pasien gawat,
merasa cemas, berselisih dengan teman
dan atasan, kecewa dengan karir, sering
ditegur atasan. Gejala intelektual seperti:
perubahan mood , susah berkonsentrasi.
Gejala interpersonal seperti: mudah
menyalahkan orang lain dan tidak percaya
kepada orang lain.
Gelaja stres yang paling banyak
dirasakan
perawat
adalah
gejala
emosional. Hal ini sering tidak terlihat
nyata dan lebih bersifat subjektif.
Perasaan-perasaan ini tentu akan sangat
menganggu perawat itu sendiri dan dapat
menurunkan kinerja dalam melayani
pasien. Gejala fisik juga banyak dirasakan
oleh perawat tersebut tetapi karen masingmasing
mengetahui
cara
penanggulangannya terlebih lagi karena
berada di Rumah Sakit sehingga dapat
berobat ataupun berkonsultasi dengan
dokter yang ada. Sehingga gejala fisik
walaupun sering dirasakan tetapi sebagian
besar dapat diatasi oleh perawat itu sendiri.
D. Hubungan
Beban
Kerja
Fisik
Terhadap Stres Kerja Perawat di
Ruangan Rawat Inap RSUD Haji
Abdul Manan Simatupang Kisaran
Beban kerja fisik yang berat jika terus
terjadi akan berdampak kurang baik

terhadap kinerja perawat dan kesehatan
perawat itu sendiri.
Biasanya jika pekerjaan fisik terlalu
sulit dilakukan maka perawat akan
meminta tolong teman untuk membantu.
Jika perawat merasa kelelahan tentu akan
beristirahat untuk memulihkan tenaga.
Sehingga walaupun bebank kerja fisik
dirasa berat
tetapi
tidak sampai
menimbulkan stres yang berat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.
1. Tidak terdapat hubungan beban
kerja fisik terhadap stres kerja
perawat di ruang rawat inap RSUD
Haji Abdul Manan Simatupang
Tahun 2012.
2. Terdapat hubungan beban kerja
mental terhadap stres kerja perawat
di ruang rawat inap RSUD Haji
Abdul Manan Simatupang Tahun
2012.
Saran.
1. Kepada manajemen RSUD Haji
Abdul Manan Simatupang untuk
meberikan job description yang
jelas kepada perawat
2. Kepada manajemen RSUD Haji
Abdul Manan Simatupang untuk
meningkatkan pendidikan pegawai
yang ada sehingga sesuai dengan
standar dan memiliki kompetensi
untuk
melakukan
asuhan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, C. & Shanley E., 1997.
Psikologi sosial untuk perawat, Jakarta
Penerbit EGC.
Adiningsih, P., 2009. Hubungan faktor
lama bekerja dengan kelelahan. Tesis,
Fakultas kesehatan masyarakat UI,
Jakarta
Alfafa, T., 2011. Analisis faktor-faktor
yang
menyebabkan
stres
kerja
karyawan Chandra Superstore Cabang
Metro. Diakses 9 Agustus 2012;
http://repository.unila.ac.id:8180

Alimul, A., 2004. Riset keperawatan dan
tekhik penulisan ilmiah, Surabaya,
Penerbit Salemba Medika.
________,
2006.
Kesehatan
dan
keselamatan kerja, Jakarta, Penerbit
Universitas Indonesia.
Anonim 1, 2011. Beban kerja mental pada
karyawan. Diakses 9 Agustus 2012;
http//aplikasiergonomi.wordpress.com/
2011/12/21/beban-kerja-mental-padakaryawan/
Anonim 2, 2011. Profesi anda bersiko stres
kerja tinggi. Diakses 9 Agustus 2012;
http://shefocus.wordpress.com/2011/02/
19/cari-tahu-profesi-anda-beresikostres-kerja-tinggi/
Anonim 3, 2011. Ergonomi kognitif.
Diakses
9
Agustus
2012;
http://ergonomikoginitif.blogspot.com/2
011/12/beban-kerja-mental.html
Anoroga, P., 2001, psikologi kerja,
Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.
Arwani
& Supriyato,
H.,
2005.
Manajemen
bangsal
keperawatan,
Jakarta, Penerbit EGC.
Azwar, A., 2010. Pengantar administrasi
kesehatan, edisi ketiga, Jakarta,
Penerbit Binarupa Aksara
Dempsey, A.P., 2000. Riset keperawatan,
Jakarta, Penerbit EGC.
Depkes. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 81 tahun
2004 tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan
di
Tingkat
Provinsi,
Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit.
Diah, 2010. Pengaruh beban kerja dan
kondisi kerja terhadap stres kerja
perawat ruangan di Rumah Sakit Umum
Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun
2009, Tesis, Fakultas Kesehatan
Masyarakat USU, Medan
Effendy,
N.A.,
1997.
Dasar-dasar
Keperawatan Kesehatan Masyarakat,
Jakarta, Penerbit EGC.
Eraliesa, F., Hubungan Faktor Individu
dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga
Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan
Tapaktuan Kecamatana Tapaktuan
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008,

Tesis, Fakultas Kesehatan Masyarakat
USU, Medan
Fraser, T.M., 1992. Stres dan kepuasan
kerja, Jakarta, PT Pustaka Binaman
Pressindo.
Gaffar, L.O., 1999. Pengantar keperawatan
profesional, Jakarta, Penerbit EGC.
Gilles, D.A., 1989. Nursing management.
Ahli bahasa ikatan alumni pendidikan
keperawatan
Padjajaran
Bandung,
Philadelphia, Saunders Company.
Hardjana, M.A., 1995. Stres tanpa distres,
Yogyakarta, Penerbit Kanisius.
Henny, Iridiastadi, Sutalaksana, 2012.
Age, Gender, and Muscle Strength: A
Study Based on Indonesian Sample,
diakses
9
Juli
2012;
http://journal.ui.ac.id/technology/article
/viewFile/1048/964
Rubio, S, Diaz, E, Martin, J, Puente, J,
2004. International Association for
applied psychology, USA, Blackwell
Publishing. Diakses 10 Juli 2012;
http://www.hci.iastate.edu/REU09/pub/
Main/Tele-Robotics-teampapers/Evaluation_of_subjective_Ment
al_Workload.pdf
Kodrat, K.F., 2011. Pengaruf shift kerja
terhadap kelelahan pekerja PKS di PT
X. Labuhan Batu. Diakses 20 Agustus
2012;
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/ind
ustri/article/viewFile/545/655_umm_sci
entific_journal.pdf