Distribusi Peta Awal Serangan Penyakit Jamur Akar Putih (Jap)(Rigidoporus microporus (Swartz: Fr)) pada Beberapa Perkebunan Karet Rakyat di Kabupaten Asahan

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya
di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar 1,4 juta kepala
keluarga (KK), komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai
salah satu sumber devisa non-migas, pemasok bahan baku karet dan berperan
penting dalam mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di
wilayah-wilayah pengembangan karet. Tanaman karet banyak tersebar di seluruh
wilayah Indonesia, terutama di pulau Sumatera dan juga di pulau lain yang
diusahakan baik oleh perkebunan negara, swasta maupun rakyat (Budiman, 2012).
Areal perkebunan karet di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 3,4 juta
hektar. Dari total perkebunan karet tersebut luasan perkebunan dibagi seluas
2,9 juta hektar atau 85% merupakan Perkebunan Rakyat (PR) dan selebihnya
Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS)
(Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian, 2013).
Sumatera Utara memiliki luas lahan perkebunan karet sebesar 419.097
hektar dengan total produksi 387.366,04 ton. Terdapat 25 kabupaten di Sumatera
Utara yang membudidayakan tanaman karet. Dari daerah-daerah tersebut ada
beberapa kabupaten yang menjadi daerah budidaya terluas diantaranya adalah :
Mandailing Natal, Langkat, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Nias, Padang
Lawas Utara, Asahan, Serdang Berdagai, Labuhan Batu dan Simalungun

(Badan Pusat Statistik, 2013).
Kabupaten Asahan merupakan salah satu sentra perkebunan karet di
Sumatera Utara. Produksi karet mengalami penurunan dari 7.934,88 ton pada

Universitas Sumatera Utara

tahun 2011 menjadi 5.073,79 ton pada tahun 2014. Rata-rata produksi karet di
Asahan pada tahun 2014 yaitu 5.073,79 ton dengan luas lahan 5.252,21 ha
(Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Asahan, 2015).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan menyatakan
bahwa produktivitas tanaman karet masih rendah salah satunya disebabkan oleh
adanya serangan penyakit jamur akar putih (JAP) yang disebabkan oleh jamur
Rigidoporus microporus. Penyakit JAP merupakan penyakit yang sangat penting
pada tanaman karet, karena penyakit ini dapat mengakibatkan kematian tanaman
dalam intensitas yang tinggi terutama pada tanaman yang berumur 2 sampai 6
tahun. Kehilangan hasil akibat JAP mencapai 3 – 5% pada perkebunan besar dan
5 – 15% pada perkebunan rakyat. Selain mengakibatkan kehilangan produksi
karena kerusakan tanaman, akibat lain dari infeksi patogen ini adalah secara
ekonomis, yaitu memerlukan biaya yang tinggi dalam pengendaliannya
(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2014).

Berdasarkan data Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBPPTP) Medan pada tahun 2014 luas serangan per ha JAP di
Kabupaten Asahan mencapai 361,17 ha dengan taksasi kehilangan hasil per tiga
bulan adalah 216,7 ha. Kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp. 1.159.671.750
dengan persentase kerugian mencapai 8.53%.
Rigidoporus lignosus (Klotzsch) Imazeh sinonim R. rhizcroponts (Sw.)
Overeem dikenal sebagai jamur akar putih (JAP) merupakan jamur Polyporaceae
penyebab penyakit akar putih pada tanaman industri, terutama karet. Jamur ini
menimbulkan lapuk pada akar dan leher akar sehingga menyebabkan kematian
tanaman. JAP diperkirakan menyebabkan kematian 3% pada perkebunan besar

Universitas Sumatera Utara

dan 5% pada perkebunan karet rakyat di Indonesia dengan taksiran nilai kerugian
mencapai 300 miliar rupiah setiap tahunnya (Pulungan, dkk. 2013).
Tanaman yang terserang hama dan penyakit dapat menyebabkan
berkurangnya hasil pertanian sehingga merugikan petani. Maka untuk itu
diperlukan sebuah solusi yang dapat membantu industri pertanian dalam
menanggulangi masalah tersebut. Berdasarkan hal tersebut, ilmu pengetahuan dan
teknologi dapat diterapkan pada bidang teknologi sistem informasi untuk

memecahkan permasalahan hama dan penyakit yang menyerang tanaman dengan
menampilkan data-data yang disertai dengan informasi geografisnya secara lebih
akurat dan lebih spesifik lagi (Prahasta, 2002).
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah bahagian dari pada sistem
informasi yang diaplikasikan untuk data geografi atau alat database untuk analisis
dan pemetaan sesuatu yang terdapat di bumi.

Pada umumnya penelitian-

penelitian bidang Botani, Meteorologi dan Transportasi. SIG merupakan suatu
rancangan informasi untuk mengerjakan data berunsur ruang atau koordinat
geografis (Supriadi dan Nasution, 2007).
Mengingat bahayanya serangan penyakit Jamur Akar Putih pada karet
maka sangat diperlukan langkah-langkah antisipatif yang aktif agar penyakit ini
tidak menyebabkan kerugian yang lebih besar pada petani karet di kemudian hari,
sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Distribusi Peta
Awal Serangan Penyakit Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus (Swartz: Fr))
pada beberapa Perkebunan Karet Rakyat di Kabupaten Asahan.

Universitas Sumatera Utara


Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya serangan penyakit Jamur
Akar Putih (Rigidoporus microporus (Swartz: Fr.)) pada beberapa perkebunan
karet rakyat di Kabupaten Asahan yang ditampilkan pada peta.
Kegunaan Penelitian
-

Sebagai dasar pengembangan informasi tanaman karet dari segi pengendalian
penyakit di Kabupaten Asahan.

-

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program
Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

-

Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Kemampuan Isolat Bakteri Kitinolitik dalam Mengendalikan Penyakit Jamur Akar Putih (Rigidoporus Microporus) Pada Tanaman Karet

2 110 60

Uji Efektifitas Chitosan Untuk Mengendalikan Penyakit Jamur Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus (Swart: Fr) van Ov.) Pada Tanaman Karet ( Hevea brasiliensis Muell.Arg.) di Laboratorium

3 43 54

Distribusi Peta Awal Serangan Penyakit Jamur Akar Putih (Jap)(Rigidoporus microporus (Swartz: Fr)) pada Beberapa Perkebunan Karet Rakyat di Kabupaten Asahan

2 8 101

Distribusi Peta Awal Serangan Penyakit Jamur Akar Putih (Jap)(Rigidoporus microporus (Swartz: Fr)) pada Beberapa Perkebunan Karet Rakyat di Kabupaten Asahan

0 0 12

Distribusi Peta Awal Serangan Penyakit Jamur Akar Putih (Jap)(Rigidoporus microporus (Swartz: Fr)) pada Beberapa Perkebunan Karet Rakyat di Kabupaten Asahan

0 0 2

Distribusi Peta Awal Serangan Penyakit Jamur Akar Putih (Jap)(Rigidoporus microporus (Swartz: Fr)) pada Beberapa Perkebunan Karet Rakyat di Kabupaten Asahan

0 0 15

Distribusi Peta Awal Serangan Penyakit Jamur Akar Putih (Jap)(Rigidoporus microporus (Swartz: Fr)) pada Beberapa Perkebunan Karet Rakyat di Kabupaten Asahan

0 1 3

Distribusi Peta Awal Serangan Penyakit Jamur Akar Putih (Jap)(Rigidoporus microporus (Swartz: Fr)) pada Beberapa Perkebunan Karet Rakyat di Kabupaten Asahan

0 0 50

Kemampuan Isolat Bakteri Kitinolitik dalam Mengendalikan Penyakit Jamur Akar Putih (Rigidoporus Microporus) Pada Tanaman Karet

0 0 5

PERNYATAAN ORISINALITAS KEMAMPUAN ISOLAT BAKTERI KITINOLITIK DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) PADA BIBIT TANAMAN KARET TESIS

0 0 13