KARAKTERISTIK USIA, JENIS KELAMIN, TINGKAT DEMAM, KADAR HEMOGLOBIN, LEUKOSIT DAN TROMBOSIT PENDERITA DEMAM TIFOID PADA PASIEN ANAK DI RSU ANUTAPURA TAHUN 2013 | Dea Pawitri Handayani | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
KARAKTERISTIK USIA, JENIS KELAMIN, TINGKAT DEMAM,
KADAR HEMOGLOBIN, LEUKOSIT DAN TROMBOSIT
PENDERITA DEMAM TIFOID PADA PASIEN ANAK
DI RSU ANUTAPURA TAHUN 2013
Ni Putu Dea Pawitri Handayani*, Diah Mutiarasari**
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Tadulako
**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat & Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Tadulako
ABSTRACT
Background: Typhoid fever is endemic in Indonesia. Based on surveillance data, there
were 5091 cases typhoid fever between 2.729.227 people in Central Sulawesi and 150
cases typhoid fever between 347.856 people in Palu. Typhoid fever was rank seventh in big
ten illness in 2012. Cases of typhoid fever most commonly found in the age group 5-9
years, that is 1066 cases. This research was performed to determine the age, sex, degree of
fever, hemoglobin, leucocyte and thrombocyte level characteristics of typhoid fever in
children patients at Anutapura General Hospital in 2013.
Methods: This research was a descriptive study with 35 children patients as sample who
eligible the inclusion and exclusion criteria. Data was obtained from medical record at
Anutapura General Hospital in 2013. Data was taken using consecutive sampling
technique.
Results: Characteristic of children patients with typhoid fever at Anutapura General
Hospital in 2013 were found highest in age group 7-12 years old (51.4%). The most sex
determination was boy (57.1%). The most degree of fever was febris (74.3%). The most
hemoglobin level was patients with deflated hemoglobin level (62.9%). The most leucocyte
level was patients with normal leucocyte level (54.3%). The most thrombocyte level was
patients with normal thrombocyte level (74.3%).
Conclusion: Based on the result, the most characteristic typhoid fever in children patients
at Anutapura General Hospital in 2013 were 7-12 years old, boy as the sex determination,
febris as the degree of fever, deflated hemoglobin level, normal leucocyte level and normal
thrombocyte level.
Keyword: Characteristic, Typhoid Fever, Anutapura General Hospital
30
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
ABSTRAK
Latar Belakang: Demam tifoid merupakan penyakit endemik di Indonesia. Berdasarkan
data surveilens, di Sulawesi Tengah terdapat 5091 kasus demam tifoid diantara 2.729.227
penduduk dan di Palu terdapat 150 kasus demam tifoid diantara 347.856 penduduk.
Demam tifoid menempati urutan ke tujuh dalam sepuluh besar penyakit pada tahun 2012.
Kasus demam tifoid paling banyak ditemukan pada kelompok usia 5-9 tahun, yaitu 1066
kasus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik usia, jenis kelamin, tingkat
demam, kadar hemoglobin, leukosit dan trombosit penderita demam tifoid pada pasien
anak di RSU Anutapura tahun 2013.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan sampel penelitian berjumlah 35 pasien
anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data diperoleh dari rekam medis RSU
Anutapura Palu tahun 2013. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive
sampling.
Hasil: Karakteristik penderita demam tifoid anak di RSU Anutapura tahun 2013 yaitu usia
paling banyak adalah 7-12 tahun (51,4%). Jenis kelamin paling banyak yaitu pada laki-laki
(57,1%). Tingkat demam paling banyak yaitu febris (74,3%). Kadar hemoglobin paling
banyak yaitu pasien dengan kadar hemoglobinnya menurun (62,9%). Kadar leukosit paling
banyak yaitu pasien dengan kadar leukosit normal (54,3%). Kadar trombosit paling banyak
yaitu pasien dengan kadar trombosit normal (74,3%).
Kesimpulan: Berdasarkan hasil tersebut, karakteristik terbanyak penderita demam tifoid
anak di RSU Anutapura tahun 2013 yaitu berusia 7-12 tahun, dengan jenis kelamin lakilaki, tingkat demam febris, kadar hemoglobin menurun, kadar leukosit normal, dan kadar
trombosit normal.
Kata kunci: Karakteristik, Demam Tifoid, RSU Anutapura
31
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
penelitian
PENDAHULUAN
Penyakit
yang
melibatkan 13 negara di berbagai benua,
merupakan salah satu masalah kesehatan
melaporkan bahwa selama tahun 2000
utama di negara yang beriklim tropis.
terdapat 21.650.974 kasus demam tifoid
Salah
dengan angka kematian 10%. Insidens
tersebut
penyakit
adalah
disebabkan
tropis
populasi
masih
satu
menular
berbasis
Mei 2017
menular
demam
tifoid,
Salmonella
oleh
tropis
yang
typhi.
demam
tifoid
anak
tertinggi
ditemukan pada kelompok usia 5-15
Demam tifoid banyak ditemukan dalam
tahun,
kehidupan masyarakat, baik di perkotaan
penduduk.[3]
maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat
pada
yaitu
Berdasarkan
180,3
data
per
100,000
surveilens,
di
erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan
Sulawesi Tengah terdapat 5091 kasus
yang
demam
kurang,
higiene
pribadi
serta
[1]
perilaku masyarakat.
tifoid
diantara
2.729.227
penduduk dan menempati urutan ke tujuh
Demam tifoid terutama menyerang
dalam sepuluh besar penyakit pada tahun
anak-anak dan dewasa muda dan diakui
2012. Kasus demam tifoid paling banyak
sebagai penyebab utama morbiditas global
ditemukan pada kelompok usia 5-9 tahun,
dengan lebih dari 12,6 juta kasus di
yaitu 1066 kasus. Terdapat 150 kasus
seluruh dunia, dan diperkirakan 600.000
demam tifoid diantara 347.856 penduduk
kematian setiap tahunnya. Hampir 80%
di Palu.[4]
kasus dan kematian terjadi di Asia.
Demam, yang berarti suhu tubuh di
Tingkat serangan setinggi 1.100 kasus per
atas batas normal, dapat disebabkan oleh
100.000
telah
kelainan di dalam otak sendiri atau oleh
negara
bahan-bahan toksik yang memengaruhi
penduduk
didokumentasikan
di
berkembang.[2]
Demam tifoid merupakan penyakit
pusat pengaturan suhu. Penyebab demam
meliputi penyakit yang disebabkan oleh
infeksi sistemik akut yang mengenai
bakteri,
sistem retikuloendotelial, kelenjar limfe
lingkungan yang dapat berakhir dengan
saluran cerna, dan kandung empedu dan
heatstroke.[5]
tumor
otak,
dan
keadaan
menular melalui jalur fekal-oral. Sebuah
32
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
Berdasarkan uraian pada latar belakang
Teknik analisis datanya adalah analisis
di atas, maka perlu dilakukan penelitian
univariat. Analisis univariat dilakukan
tentang karakteristik penderita demam
untuk
tifoid pada pasien anak di RSU Anutapura
frekuensi variabel bebas dan variabel
tahun 2013.
terikat.
menggambarkan
distribusi
HASIL
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dan pengambilan data
secara retrospektif. Penelitian ini akan
dilaksanakan di RSU Anutapura, pada
bulan April sampai Juni 2014. Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah
seluruh
penderita demam tifoid pada pasien anak
berusia 28 hari sampai 13 tahun yang
dirawat di RSU Anutapura pada bulan
Januari 2013-Desember 2013. Sampel
yang diteliti merupakan bagian dari
populasi
terjangkau
yang
jumlah sampel adalah 35 pasien. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini
Variabel terikat dari penelitian ini
tifoid
dan
variabel
bebasnya adalah usia, jenis kelamin,
tingkat demam, kadar hemoglobin, kadar
leukosit dan kadar trombosit. Alat ukur
yang digunakan adalah rekam medis.
33
Frekuensi
1 - 2 bulan
3 - 6 bulan
7 - 12
bulan
2 - 6 tahun
7 - 12
tahun
13 tahun
Total
0
0
Persentase
(%)
0
0
1
2,9
13
37,1
18
51,4
3
35
8,6
100
Pada tabel 1, menunjukkan bahwa dari
35 penderita demam tifoid anak tidak
ditemukan pasien berusia 1-2 bulan, dan
3-6 bulan. Pasien berusia 7-12 bulan
adalah consecutive sampling.
demam
Usia
memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi, dimana
adalah
Tabel 1. Proporsi Penderita Demam
Tifoid Anak Berdasarkan Usia
Penderita Demam Tifoid Pada Pasien
Anak di RSU Anutapura Tahun 2013
(Data Sekunder, 2013)
sejumlah 1 pasien (2,9%). Pasien berusia
2-6 tahun sejumlah 13 pasien (37,1%).
Pasien berusia 7-12 tahun sejumlah 18
pasien (51,4%). Pasien berusia 12-13
tahun sejumlah 3 pasien (8,6%). Jadi usia
penderita demam tifoid anak paling
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
banyak pada rentang usia 7-12 tahun dan
Mei 2017
Pada tabel 3, menunjukkan bahwa dari
paling sedikit pada rentang usia 1- 6
35
bulan.
ditemukan pasien dengan subfebris yaitu
Tabel 2. Proporsi Penderita Demam
Tifoid Anak Berdasarkan Jenis
Kelamin di RSU Anutapura Tahun
2013 (DataSekunder, 2013)
Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
(%)
15
42,9
20
57,1
35
100
Perempuan
Laki-laki
Total
penderita
demam
tifoid
anak
sejumlah 7 pasien (20 %). Pasien dengan
febris yaitu sejumlah 26 (74,3 %). Pasien
dengan
hiperpireksia
yaitu
sejumlah
2 pasien (5,7 %). Jadi tingkat demam
penderita demam tifoid anak paling
banyak yaitu pasien dengan febris dan
paling
sedikit
yaitu
pasien
dengan
hiperpireksia.
Pada tabel 2, menunjukkan bahwa dari
35
penderita
demam
tifoid
anak
ditemukan pasien dengan jenis kelamin
Tabel 4. Proporsi Penderita Demam
Tifoid Anak Berdasarkan Kadar
Hemoglobin di RSU Anutapura Tahun
2013 (Data Sekunder, 2013)
perempuan sejumlah 15 pasien (42,9%).
Pasien dengan jenis kelamin laki-laki
sejumlah
20
pasien
(57,1%).
Jadi
penderita demam tifoid anak yang paling
banyak adalah laki-laki dan paling sedikit
Hemoglobin Frekuensi Persentase
(%)
Menurun
22
62,9
Normal
11
31,4
Meningkat
2
5,7
35
100
Total
adalah perempuan.
Pada tabel 4, menunjukkan bahwa
Tabel 3. Proporsi Penderita Demam
Tifoid Anak Berdasarkan Tingkat
Demam di RSU Anutapura Tahun 2013
(Data Sekunder, 2013)
dari 35 penderita demam tifoid anak
ditemukan
pasien
dengan
kadar
hemoglobin menurun yaitu sejumlah 22
pasien (62,9 %). Pasien yang kadar
34
Suhu Tubuh
Frekuensi
Subfebris
Febris
Hiperpireksia
Total
7
26
2
35
Persentase
(%)
20
74,3
5,7
100
hemoglobinnya normal yaitu sejumlah 11
pasien (31,4 %). Pasien yang kadar
hemoglobinnya meningkat sejumlah 2
pasien (5,7 %). Jadi kadar hemoglobin
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
penderita demam tifoid anak paling
banyak
yaitu
pasien
dengan
kadar
hemoglobin menurun dan paling sedikit
Mei 2017
Tabel 6. Proporsi Penderita Demam
Tifoid Anak Berdasarkan Kadar
Trombosit di RSU Anutapura Tahun
2013 (Data Sekunder, 2013)
yaitu pasien dengan kadar hemoglobin
meningkat.
Tabel 5. Proporsi Penderita Demam
Tifoid Anak Berdasarkan Kadar
Leukosit di RSU Anutapura Tahun
2013 (Data Sekunder, 2013)
Trombosit
Frekuensi
Menurun
Normal
Meningkat
Total
9
26
0
35
Persentase
(%)
25,7
74,3
0
100
Pada tabel 6, menunjukkan bahwa dari
Leukosit
Frekuensi
Menurun
Normal
Meningkat
Total
13
19
3
35
Persentase
(%)
37,1
54,3
8,6
100
35
penderita
demam
tifoid
anak
ditemukan pasien dengan kadar trombosit
menurun yaitu sejumlah 9 pasien (25,7
%). Pasien yang kadar trombositnya
normal yaitu sejumlah 26 pasien (74,3 %).
Pada tabel 5, menunjukkan bahwa dari
35
anak
meningkat. Jadi kadar trombosit penderita
ditemukan pasien dengan kadar leukosit
demam tifoid anak paling banyak yaitu
menurun yaitu sejumlah 13 pasien (37,1
pasien dengan kadar trombosit normal dan
%). Pasien yang kadar leukositnya normal
paling sedikit yaitu pasien dengan kadar
yaitu sejumlah 19 pasien (54,3 %). Pasien
trombosit meningkat.
yang
penderita
kadar
demam
tifoid
Tidak ada pasien dengan kadar trombosit
leukositnya
meningkat
sejumlah 3 pasien (8,6 %),
jadi kadar
HASIL & PEMBAHASAN
leukosit penderita demam tifoid anak
Usia penderita demam tifoid anak
paling banyak yaitu pasien dengan kadar
dalam penelitian ini terbagi menjadi 1-2
leukosit normal dan paling sedikit yaitu
bulan, dan 3-6 bulan, 7-12 bulan, 2-6
pasien dengan kadar leukosit meningkat.
tahun, 7-12 tahun dan 12-13 tahun. Usia
penderita demam tifoid anak paling
banyak pada rentang usia 7-12 tahun. Hal
35
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
ini sesuai dengan teori bahwa insidens
suhu tubuh terjadi karena adanya zat yang
demam
tertinggi
dapat menyebabkan efek perangsangan
ditemukan pada kelompok usia 5-15
terhadap pusat pengaturan suhu yang
tahun. Indonesia merupakan salah satu
biasanya disebut pirogen. Pirogen dapat
negara dengan insidens demam tifoid,
berasal dari bakteri dan toksinnya, yang
pada
tahun
dalam penelitian ini adalah Salmonella
dilaporkan 180,3 per 100,000 penduduk.[3]
typhi. Bakteri akan difagositosis oleh
tifoid
pada
kelompok
umur
anak
5-15
Jenis kelamin penderita demam tifoid
makrofag.
Makrofag
mencerna
hasil
anak dalam penelitian ini terbagi menjadi
pemecahan bakteri dan melepaskan zat
perempuan
interleukin-1,
dan
laki-laki.
Penderita
yang
disebut
pirogen
demam tifoid anak yang paling banyak
endogen. Interleukin ketika sampai di
adalah laki-laki. Hal ini sesuai dengan
hipotalamus akan menimbulkan demam
penelitian sebelumnya bahwa laki-laki
dengan cara meningkatkan suhu tubuh
lebih
dalam waktu 8-10 menit. Interleukin-1
rentan
terkena
demam
tifoid
dikaitkan dengan aktivitas laki-laki yang
juga
lebih
prostaglandin
sering
di
luar
rumah
yang
memungkinkan laki-laki beresiko lebih
besar
Salmonella
terinfeksi
typhi
dibandingkan dengan perempuan.[6]
menginduksi
E2
yang
pembentukan
bekerja
di
hipotalamus untuk membangkitkan reaksi
demam. [7]
Kadar hemoglobin penderita demam
Tingkat demam penderita demam tifoid
tifoid anak dalam penelitian ini terbagi
anak dalam penelitian ini terbagi menjadi
menjadi menurun, normal, dan meningkat.
subfebris,
hiperpireksia.
Kadar hemoglobin penderita demam tifoid
Tingkat demam penderita demam tifoid
anak paling banyak adalah pasien dengan
anak paling banyak adalah pasien dengan
kadar hemoglobin menurun sejumlah 22
febris yaitu 26 pasien (74,3%). Hal ini
pasien (62,9%). Hasil ini sesuai dengan
sesuai
hasil
teori bahwa hasil pemeriksaan hematologi
pemeriksaan tanda vital suhu tubuh pasien
penderita demam tifoid dapat ditemukan
demam
febris
dengan
teori
yaitu
bahwa
39-40oC
yang
anemia. Anemia terjadi karena efek toksik
dikategorikan sebagai febris. Peningkatan
supresi sumsum tulang atau perdarahan
36
tifoid
dan
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
usus.[8]
Perlu
diperhatikan
adanya
tergantung
pada
Mei 2017
respon
tubuh
tiap
penurunan hemoglobin pada minggu 3-4,
individu. Temuan kadar leukosit yang
yang disebabkan oleh perdarahan hebat
bervariasi
dalam abdomen.[9] Pada demam tifoid,
berbeda-beda terhadap suatu patogen,
anemia yang terjadi mulai dari tingkat
inilah yang dapat mempengaruhi hasil
yang ringan sampai sedang.[8] Hasil
penelitian ini.
pemeriksaan
laboratorium
penderita
Kadar
serta
respon
trombosit
tubuh
yang
penderita demam
demam tifoid ditemukan anemia dalam
tifoid anak dalam penelitian ini terbagi
tingkat yang ringan.[10] Tingkat anemia
menjadi menurun, normal, dan meningkat.
yang ringan serta respon tubuh yang
Kadar trombosit penderita demam tifoid
berbeda-beda terhadap suatu patogen,
anak paling banyak adalah pasien dengan
inilah yang dapat mempengaruhi hasil
kadar trombosit normal sejumlah 26
penelitian ini.
pasien (74,3%). Hasil ini tidak sesuai
Kadar leukosit penderita demam tifoid
dengan teori bahwa hasil pemeriksaan
anak dalam penelitian ini terbagi menjadi
hematologi penderita demam tifoid dapat
menurun, normal, dan meningkat. Kadar
ditemukan trombositopenia. Sistem imun
leukosit penderita demam tifoid anak
penderita
paling banyak adalah pasien dengan kadar
penelitian ini, jika sistem imun penderita
leukosit normal sejumlah 19 pasien
cukup baik maka hasil pemeriksaan
(54,3%). Hasil pemeriksaan hematologi
hematologinya
penderita demam tifoid dapat ditemukan
trombositopenia
leukopenia,
produksi yang menurun akibat depresi
jumlah
leukosit
normal
maupun leukositosis. Leukopenia terjadi
akibat
baik.
Kejadian
sehubungan
dengan
sumsum tulang oleh endotoksin.[9]
endotoksin dan mediator endogen yang
tanpa gejala. Masa inkubasinya dari 7-14
ada.[9] Hasil pemeriksaan laboratorium
hari, dimana bakteri menyerang makrofag
penderita demam tifoid dapat ditemukan
dan
leukopenia, leukositosis atau leukosit
retikuloendotelial.
37
Temuan
tulang
pun
hasil
Demam tifoid dimulai dengan keadaan
normal.[10]
sumsum
mempengaruhi
oleh
yang
depresi
dapat
ini
sangat
menyebar
ke
seluruh
Minggu
sistem
pertama
penyakit ditandai dengan elevasi progresif
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
suhu tubuh diikuti oleh bakteremia.[2]
temuan patologis berupa makrofag yang
Elevasi suhu tubuh terjadi karena adanya
teraktivasi dan menelan eritrosit, leukosit,
pirogen yang menyebabkan perangsangan
trombosit,
pusat pengaturan suhu. Pirogen ini berasal
mereka.[12]
dari Salmonella typhi. Bakteri
hemoglobin,
akan
dan
sel-sel
prekursor
Akibatnya
leukosit
produksi
dan
trombosit
difagositosis oleh makrofag. Makrofag
menurun. Hal inilah yang menyebabkan
mencerna hasil pemecahan bakteri dan
terjadinya
melepaskan
trombositopenia.
disebut
ketika
zat
interleukin-1,
pirogen
sampai
endogen.
di
yang
Interleukin
hipotalamus
akan
anemia,
leukopenia
dan
Variasi jumlah endotoksin di dalam
tubuh penderita demam tifoid dapat
menimbulkan demam.[7] Minggu kedua
menyebabkan
dimulai dengan perkembangan rose spots,
hematologi dan hasil pemeriksaan suhu
nyeri abdomen dan splenomegali. Minggu
tubuh yang bervariasi. Tidak diketahuinya
ketiga adalah minggu komplikasi dan
jumlah endotoksin yang ada di dalam
ditandai dengan respon inflamasi usus
tubuh penderita demam tifoid dapat
lebih intens berkaitan dengan nekrosis
mempengaruhi hasil penelitian ini. Selain
yang dapat menyebabkan perforasi dan
itu,
perdarahan. Perubahan hematologi yang
mempengaruhi
umum
meliputi
sistem imun penderita cukup baik maka
anemia, leukopenia dan trombositopenia.
hasil pemeriksaan hematologinya dan
Penekanan
suhu tubuh pun baik. [13]
pada
demam
sumsum
tifoid
tulang
dianggap
sistem
hasil
imun
hasil
pemeriksaan
penderita
juga
penelitian,
jika
mekanisme penting dalam memproduksi
perubahan
hematologi.[2]
sumsum
tulang
hiperplasia
histiositik
Pemeriksaan
mengungkapkan
yang
dengan
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui karakteristik usia, jenis
ditandai fagositosis trombosit, leukosit
kelamin,
dan eritrosit.[11] Hal ini biasa dikenal
hemoglobin,
tingkat
leukosit
demam,
dan
kadar
trombosit
istilah
hemophagocytosis.
penderita demam tifoid pada pasien anak
Hemophagocytosis
menggambarkan
di RSU Anutapura tahun 2013, maka
dengan
38
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
kesimpulan yang didapat adalah
usia
paling banyak adalah 7-12 tahun (51,4%).
F. DAFTAR PUSTAKA
1.
Jenis kelamin paling banyak yaitu pada
laki-laki (57,1%). Tingkat demam paling
banyak
yaitu
febris
(74,3%).
Kadar
hemoglobin paling banyak yaitu pasien
2.
dengan kadar hemoglobinnya menurun
(62,9%). Kadar leukosit paling banyak
yaitu pasien dengan kadar leukosit normal
(54,3%). Kadar trombosit paling banyak
yaitu pasien dengan kadar trombosit
normal (74,3%).
Berdasarkan penelitian ini diharapkan
3.
agar masyarakat selalu memperhatikan
hal-hal
yang
berpengaruh
terhadap
kejadian demam tifoid pada pasien anak,
seperti usia dan jenis kelamin serta
karakteristik
tingkat
demam,
hemoglobin,
leukosit,
dan
4.
kadar
trombosit.
Untuk peneliti lain dapat melakukan
5.
penelitian terkait demam tifoid dengan
diteliti kembali variabel yang lain seperti
diferensial
leukosit
mengakuratkan
untuk
penelitian
lebih
sebelumnya
sehingga dapat memberikan hasil yang
lebih sempurna. Hendaknya tenaga medis
dapat memberikan penyuluhan mengenai
demam tifoid dalam rangka mengurangi
Mei 2017
6.
Saraswati, N. A., Junaidi, A. R., Ulfa,
M., 2012. Karakteristik tersangka
demam tifoid pasien rawat inap di
rumah
sakit
muhammadiyah
Palembang periode tahun 2010. Syifa
Medika [cited 2013 Des 12]; 3 (1): 2.
Abro, A. H., Abdou, A. M. S.,
Gangwani, J. L., Ustadi, A. M.,
Younis, N. J., Hussaini, H. S., 2009.
Hematological
and
biochemical
changes in typhoid fever. Pakistan
Journal of Medical Sciences [cited
2013 Okt 27]; 25(2): 167, 169.
Diakses
dari:
http://www.pjms.com.pk/issues/aprju
n109/pdf/02.article01
Sidabutar, S. & Satari, H. I., 2010.
Pilihan terapi empiris demam tifoid
pada anak: kloramfenikol atau
seftriakson? Sari Pediatri [cited 2013
Des 12]; 11(6): 434-35. Diakses dari:
http://www.
saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-6-9
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah
(2012). Data surveilens provinsi
Sulawesi Tengah tahun 2012. Palu:
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah
Guyton, A. C. & Hall, J. E. (2008).
Buku ajar fisiologi kedokteran edisi
11.
Jakarta:
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC
Artanti, N. W., 2013. Hubungan
antara sanitasi lingkungan, higiene
perorangan, dan karakteristik individu
dengan kejadian demam tifoid di
wilayah
kerja
puskesmas
kedungmundu kota Semarang tahun
2012. Jurnal Universitas Negeri
Semarang [cited 2014 Jul 30]; 1(1): 3,
88-97, 112. Diakses dari: http://
angka kejadian demam tifoid di Palu.
39
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
40
Mei 2017
www.
lib.unnes.ac.id/18354/1/6450408002
Tamsuri, A. (2007). Tanda-tanda vital
suhu tubuh. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Rampengan. (2008). Penyakit infeksi
tropik pada anak. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Kementerian Kesehatan. (2006).
Pedoman pengendalian demam tifoid.
Jakarta: Kemenkes
RSU Anutapura. (2009). Standar
Pelayanan Medis RSU Anutapura.
Palu: Rumah Sakit Umum Anutapura
Palu
Pathak, R., Sharma, A., Khanal, A.,
2010. Enteric fever with severe
pancytopenia in a four year girls.
Journal Nepal Medical Association
[cited 2014 Jul 11]; 49(4): 314.
Diakses
dari:
www.jnma.com.np/jnma/index.php/jn
ma/article/viewFile/68/425
Getta, A. A., 2010. The Role of the
Bone Marrow Study in Typhoid
Fever with Pancytopenia. Zanco
Journal Medical Science [cited 2014
Jul 11]; 14(3): 38. Diakses dari:
www.zjmshmu.org/files/articles/230211034342
Arifin, S., Hartoyo, E., Srihandayani,
D., 2009. Hubungan tingkat demam
dengan
hasil
pemeriksaan
hematologi pada penderita demam
tifoid. Jurnal Universitas Lambung
Mangkurat [cited 2013 Okt 21];
1(1):
14.
Diakses
dari:
https://lib.atmajaya.ac.id/default.a
spx?tabID=61&src=a&id=253293
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
Mei 2017
KARAKTERISTIK USIA, JENIS KELAMIN, TINGKAT DEMAM,
KADAR HEMOGLOBIN, LEUKOSIT DAN TROMBOSIT
PENDERITA DEMAM TIFOID PADA PASIEN ANAK
DI RSU ANUTAPURA TAHUN 2013
Ni Putu Dea Pawitri Handayani*, Diah Mutiarasari**
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Tadulako
**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat & Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Tadulako
ABSTRACT
Background: Typhoid fever is endemic in Indonesia. Based on surveillance data, there
were 5091 cases typhoid fever between 2.729.227 people in Central Sulawesi and 150
cases typhoid fever between 347.856 people in Palu. Typhoid fever was rank seventh in big
ten illness in 2012. Cases of typhoid fever most commonly found in the age group 5-9
years, that is 1066 cases. This research was performed to determine the age, sex, degree of
fever, hemoglobin, leucocyte and thrombocyte level characteristics of typhoid fever in
children patients at Anutapura General Hospital in 2013.
Methods: This research was a descriptive study with 35 children patients as sample who
eligible the inclusion and exclusion criteria. Data was obtained from medical record at
Anutapura General Hospital in 2013. Data was taken using consecutive sampling
technique.
Results: Characteristic of children patients with typhoid fever at Anutapura General
Hospital in 2013 were found highest in age group 7-12 years old (51.4%). The most sex
determination was boy (57.1%). The most degree of fever was febris (74.3%). The most
hemoglobin level was patients with deflated hemoglobin level (62.9%). The most leucocyte
level was patients with normal leucocyte level (54.3%). The most thrombocyte level was
patients with normal thrombocyte level (74.3%).
Conclusion: Based on the result, the most characteristic typhoid fever in children patients
at Anutapura General Hospital in 2013 were 7-12 years old, boy as the sex determination,
febris as the degree of fever, deflated hemoglobin level, normal leucocyte level and normal
thrombocyte level.
Keyword: Characteristic, Typhoid Fever, Anutapura General Hospital
30
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
ABSTRAK
Latar Belakang: Demam tifoid merupakan penyakit endemik di Indonesia. Berdasarkan
data surveilens, di Sulawesi Tengah terdapat 5091 kasus demam tifoid diantara 2.729.227
penduduk dan di Palu terdapat 150 kasus demam tifoid diantara 347.856 penduduk.
Demam tifoid menempati urutan ke tujuh dalam sepuluh besar penyakit pada tahun 2012.
Kasus demam tifoid paling banyak ditemukan pada kelompok usia 5-9 tahun, yaitu 1066
kasus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik usia, jenis kelamin, tingkat
demam, kadar hemoglobin, leukosit dan trombosit penderita demam tifoid pada pasien
anak di RSU Anutapura tahun 2013.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan sampel penelitian berjumlah 35 pasien
anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data diperoleh dari rekam medis RSU
Anutapura Palu tahun 2013. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive
sampling.
Hasil: Karakteristik penderita demam tifoid anak di RSU Anutapura tahun 2013 yaitu usia
paling banyak adalah 7-12 tahun (51,4%). Jenis kelamin paling banyak yaitu pada laki-laki
(57,1%). Tingkat demam paling banyak yaitu febris (74,3%). Kadar hemoglobin paling
banyak yaitu pasien dengan kadar hemoglobinnya menurun (62,9%). Kadar leukosit paling
banyak yaitu pasien dengan kadar leukosit normal (54,3%). Kadar trombosit paling banyak
yaitu pasien dengan kadar trombosit normal (74,3%).
Kesimpulan: Berdasarkan hasil tersebut, karakteristik terbanyak penderita demam tifoid
anak di RSU Anutapura tahun 2013 yaitu berusia 7-12 tahun, dengan jenis kelamin lakilaki, tingkat demam febris, kadar hemoglobin menurun, kadar leukosit normal, dan kadar
trombosit normal.
Kata kunci: Karakteristik, Demam Tifoid, RSU Anutapura
31
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
penelitian
PENDAHULUAN
Penyakit
yang
melibatkan 13 negara di berbagai benua,
merupakan salah satu masalah kesehatan
melaporkan bahwa selama tahun 2000
utama di negara yang beriklim tropis.
terdapat 21.650.974 kasus demam tifoid
Salah
dengan angka kematian 10%. Insidens
tersebut
penyakit
adalah
disebabkan
tropis
populasi
masih
satu
menular
berbasis
Mei 2017
menular
demam
tifoid,
Salmonella
oleh
tropis
yang
typhi.
demam
tifoid
anak
tertinggi
ditemukan pada kelompok usia 5-15
Demam tifoid banyak ditemukan dalam
tahun,
kehidupan masyarakat, baik di perkotaan
penduduk.[3]
maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat
pada
yaitu
Berdasarkan
180,3
data
per
100,000
surveilens,
di
erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan
Sulawesi Tengah terdapat 5091 kasus
yang
demam
kurang,
higiene
pribadi
serta
[1]
perilaku masyarakat.
tifoid
diantara
2.729.227
penduduk dan menempati urutan ke tujuh
Demam tifoid terutama menyerang
dalam sepuluh besar penyakit pada tahun
anak-anak dan dewasa muda dan diakui
2012. Kasus demam tifoid paling banyak
sebagai penyebab utama morbiditas global
ditemukan pada kelompok usia 5-9 tahun,
dengan lebih dari 12,6 juta kasus di
yaitu 1066 kasus. Terdapat 150 kasus
seluruh dunia, dan diperkirakan 600.000
demam tifoid diantara 347.856 penduduk
kematian setiap tahunnya. Hampir 80%
di Palu.[4]
kasus dan kematian terjadi di Asia.
Demam, yang berarti suhu tubuh di
Tingkat serangan setinggi 1.100 kasus per
atas batas normal, dapat disebabkan oleh
100.000
telah
kelainan di dalam otak sendiri atau oleh
negara
bahan-bahan toksik yang memengaruhi
penduduk
didokumentasikan
di
berkembang.[2]
Demam tifoid merupakan penyakit
pusat pengaturan suhu. Penyebab demam
meliputi penyakit yang disebabkan oleh
infeksi sistemik akut yang mengenai
bakteri,
sistem retikuloendotelial, kelenjar limfe
lingkungan yang dapat berakhir dengan
saluran cerna, dan kandung empedu dan
heatstroke.[5]
tumor
otak,
dan
keadaan
menular melalui jalur fekal-oral. Sebuah
32
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
Berdasarkan uraian pada latar belakang
Teknik analisis datanya adalah analisis
di atas, maka perlu dilakukan penelitian
univariat. Analisis univariat dilakukan
tentang karakteristik penderita demam
untuk
tifoid pada pasien anak di RSU Anutapura
frekuensi variabel bebas dan variabel
tahun 2013.
terikat.
menggambarkan
distribusi
HASIL
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dan pengambilan data
secara retrospektif. Penelitian ini akan
dilaksanakan di RSU Anutapura, pada
bulan April sampai Juni 2014. Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah
seluruh
penderita demam tifoid pada pasien anak
berusia 28 hari sampai 13 tahun yang
dirawat di RSU Anutapura pada bulan
Januari 2013-Desember 2013. Sampel
yang diteliti merupakan bagian dari
populasi
terjangkau
yang
jumlah sampel adalah 35 pasien. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini
Variabel terikat dari penelitian ini
tifoid
dan
variabel
bebasnya adalah usia, jenis kelamin,
tingkat demam, kadar hemoglobin, kadar
leukosit dan kadar trombosit. Alat ukur
yang digunakan adalah rekam medis.
33
Frekuensi
1 - 2 bulan
3 - 6 bulan
7 - 12
bulan
2 - 6 tahun
7 - 12
tahun
13 tahun
Total
0
0
Persentase
(%)
0
0
1
2,9
13
37,1
18
51,4
3
35
8,6
100
Pada tabel 1, menunjukkan bahwa dari
35 penderita demam tifoid anak tidak
ditemukan pasien berusia 1-2 bulan, dan
3-6 bulan. Pasien berusia 7-12 bulan
adalah consecutive sampling.
demam
Usia
memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi, dimana
adalah
Tabel 1. Proporsi Penderita Demam
Tifoid Anak Berdasarkan Usia
Penderita Demam Tifoid Pada Pasien
Anak di RSU Anutapura Tahun 2013
(Data Sekunder, 2013)
sejumlah 1 pasien (2,9%). Pasien berusia
2-6 tahun sejumlah 13 pasien (37,1%).
Pasien berusia 7-12 tahun sejumlah 18
pasien (51,4%). Pasien berusia 12-13
tahun sejumlah 3 pasien (8,6%). Jadi usia
penderita demam tifoid anak paling
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
banyak pada rentang usia 7-12 tahun dan
Mei 2017
Pada tabel 3, menunjukkan bahwa dari
paling sedikit pada rentang usia 1- 6
35
bulan.
ditemukan pasien dengan subfebris yaitu
Tabel 2. Proporsi Penderita Demam
Tifoid Anak Berdasarkan Jenis
Kelamin di RSU Anutapura Tahun
2013 (DataSekunder, 2013)
Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
(%)
15
42,9
20
57,1
35
100
Perempuan
Laki-laki
Total
penderita
demam
tifoid
anak
sejumlah 7 pasien (20 %). Pasien dengan
febris yaitu sejumlah 26 (74,3 %). Pasien
dengan
hiperpireksia
yaitu
sejumlah
2 pasien (5,7 %). Jadi tingkat demam
penderita demam tifoid anak paling
banyak yaitu pasien dengan febris dan
paling
sedikit
yaitu
pasien
dengan
hiperpireksia.
Pada tabel 2, menunjukkan bahwa dari
35
penderita
demam
tifoid
anak
ditemukan pasien dengan jenis kelamin
Tabel 4. Proporsi Penderita Demam
Tifoid Anak Berdasarkan Kadar
Hemoglobin di RSU Anutapura Tahun
2013 (Data Sekunder, 2013)
perempuan sejumlah 15 pasien (42,9%).
Pasien dengan jenis kelamin laki-laki
sejumlah
20
pasien
(57,1%).
Jadi
penderita demam tifoid anak yang paling
banyak adalah laki-laki dan paling sedikit
Hemoglobin Frekuensi Persentase
(%)
Menurun
22
62,9
Normal
11
31,4
Meningkat
2
5,7
35
100
Total
adalah perempuan.
Pada tabel 4, menunjukkan bahwa
Tabel 3. Proporsi Penderita Demam
Tifoid Anak Berdasarkan Tingkat
Demam di RSU Anutapura Tahun 2013
(Data Sekunder, 2013)
dari 35 penderita demam tifoid anak
ditemukan
pasien
dengan
kadar
hemoglobin menurun yaitu sejumlah 22
pasien (62,9 %). Pasien yang kadar
34
Suhu Tubuh
Frekuensi
Subfebris
Febris
Hiperpireksia
Total
7
26
2
35
Persentase
(%)
20
74,3
5,7
100
hemoglobinnya normal yaitu sejumlah 11
pasien (31,4 %). Pasien yang kadar
hemoglobinnya meningkat sejumlah 2
pasien (5,7 %). Jadi kadar hemoglobin
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
penderita demam tifoid anak paling
banyak
yaitu
pasien
dengan
kadar
hemoglobin menurun dan paling sedikit
Mei 2017
Tabel 6. Proporsi Penderita Demam
Tifoid Anak Berdasarkan Kadar
Trombosit di RSU Anutapura Tahun
2013 (Data Sekunder, 2013)
yaitu pasien dengan kadar hemoglobin
meningkat.
Tabel 5. Proporsi Penderita Demam
Tifoid Anak Berdasarkan Kadar
Leukosit di RSU Anutapura Tahun
2013 (Data Sekunder, 2013)
Trombosit
Frekuensi
Menurun
Normal
Meningkat
Total
9
26
0
35
Persentase
(%)
25,7
74,3
0
100
Pada tabel 6, menunjukkan bahwa dari
Leukosit
Frekuensi
Menurun
Normal
Meningkat
Total
13
19
3
35
Persentase
(%)
37,1
54,3
8,6
100
35
penderita
demam
tifoid
anak
ditemukan pasien dengan kadar trombosit
menurun yaitu sejumlah 9 pasien (25,7
%). Pasien yang kadar trombositnya
normal yaitu sejumlah 26 pasien (74,3 %).
Pada tabel 5, menunjukkan bahwa dari
35
anak
meningkat. Jadi kadar trombosit penderita
ditemukan pasien dengan kadar leukosit
demam tifoid anak paling banyak yaitu
menurun yaitu sejumlah 13 pasien (37,1
pasien dengan kadar trombosit normal dan
%). Pasien yang kadar leukositnya normal
paling sedikit yaitu pasien dengan kadar
yaitu sejumlah 19 pasien (54,3 %). Pasien
trombosit meningkat.
yang
penderita
kadar
demam
tifoid
Tidak ada pasien dengan kadar trombosit
leukositnya
meningkat
sejumlah 3 pasien (8,6 %),
jadi kadar
HASIL & PEMBAHASAN
leukosit penderita demam tifoid anak
Usia penderita demam tifoid anak
paling banyak yaitu pasien dengan kadar
dalam penelitian ini terbagi menjadi 1-2
leukosit normal dan paling sedikit yaitu
bulan, dan 3-6 bulan, 7-12 bulan, 2-6
pasien dengan kadar leukosit meningkat.
tahun, 7-12 tahun dan 12-13 tahun. Usia
penderita demam tifoid anak paling
banyak pada rentang usia 7-12 tahun. Hal
35
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
ini sesuai dengan teori bahwa insidens
suhu tubuh terjadi karena adanya zat yang
demam
tertinggi
dapat menyebabkan efek perangsangan
ditemukan pada kelompok usia 5-15
terhadap pusat pengaturan suhu yang
tahun. Indonesia merupakan salah satu
biasanya disebut pirogen. Pirogen dapat
negara dengan insidens demam tifoid,
berasal dari bakteri dan toksinnya, yang
pada
tahun
dalam penelitian ini adalah Salmonella
dilaporkan 180,3 per 100,000 penduduk.[3]
typhi. Bakteri akan difagositosis oleh
tifoid
pada
kelompok
umur
anak
5-15
Jenis kelamin penderita demam tifoid
makrofag.
Makrofag
mencerna
hasil
anak dalam penelitian ini terbagi menjadi
pemecahan bakteri dan melepaskan zat
perempuan
interleukin-1,
dan
laki-laki.
Penderita
yang
disebut
pirogen
demam tifoid anak yang paling banyak
endogen. Interleukin ketika sampai di
adalah laki-laki. Hal ini sesuai dengan
hipotalamus akan menimbulkan demam
penelitian sebelumnya bahwa laki-laki
dengan cara meningkatkan suhu tubuh
lebih
dalam waktu 8-10 menit. Interleukin-1
rentan
terkena
demam
tifoid
dikaitkan dengan aktivitas laki-laki yang
juga
lebih
prostaglandin
sering
di
luar
rumah
yang
memungkinkan laki-laki beresiko lebih
besar
Salmonella
terinfeksi
typhi
dibandingkan dengan perempuan.[6]
menginduksi
E2
yang
pembentukan
bekerja
di
hipotalamus untuk membangkitkan reaksi
demam. [7]
Kadar hemoglobin penderita demam
Tingkat demam penderita demam tifoid
tifoid anak dalam penelitian ini terbagi
anak dalam penelitian ini terbagi menjadi
menjadi menurun, normal, dan meningkat.
subfebris,
hiperpireksia.
Kadar hemoglobin penderita demam tifoid
Tingkat demam penderita demam tifoid
anak paling banyak adalah pasien dengan
anak paling banyak adalah pasien dengan
kadar hemoglobin menurun sejumlah 22
febris yaitu 26 pasien (74,3%). Hal ini
pasien (62,9%). Hasil ini sesuai dengan
sesuai
hasil
teori bahwa hasil pemeriksaan hematologi
pemeriksaan tanda vital suhu tubuh pasien
penderita demam tifoid dapat ditemukan
demam
febris
dengan
teori
yaitu
bahwa
39-40oC
yang
anemia. Anemia terjadi karena efek toksik
dikategorikan sebagai febris. Peningkatan
supresi sumsum tulang atau perdarahan
36
tifoid
dan
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
usus.[8]
Perlu
diperhatikan
adanya
tergantung
pada
Mei 2017
respon
tubuh
tiap
penurunan hemoglobin pada minggu 3-4,
individu. Temuan kadar leukosit yang
yang disebabkan oleh perdarahan hebat
bervariasi
dalam abdomen.[9] Pada demam tifoid,
berbeda-beda terhadap suatu patogen,
anemia yang terjadi mulai dari tingkat
inilah yang dapat mempengaruhi hasil
yang ringan sampai sedang.[8] Hasil
penelitian ini.
pemeriksaan
laboratorium
penderita
Kadar
serta
respon
trombosit
tubuh
yang
penderita demam
demam tifoid ditemukan anemia dalam
tifoid anak dalam penelitian ini terbagi
tingkat yang ringan.[10] Tingkat anemia
menjadi menurun, normal, dan meningkat.
yang ringan serta respon tubuh yang
Kadar trombosit penderita demam tifoid
berbeda-beda terhadap suatu patogen,
anak paling banyak adalah pasien dengan
inilah yang dapat mempengaruhi hasil
kadar trombosit normal sejumlah 26
penelitian ini.
pasien (74,3%). Hasil ini tidak sesuai
Kadar leukosit penderita demam tifoid
dengan teori bahwa hasil pemeriksaan
anak dalam penelitian ini terbagi menjadi
hematologi penderita demam tifoid dapat
menurun, normal, dan meningkat. Kadar
ditemukan trombositopenia. Sistem imun
leukosit penderita demam tifoid anak
penderita
paling banyak adalah pasien dengan kadar
penelitian ini, jika sistem imun penderita
leukosit normal sejumlah 19 pasien
cukup baik maka hasil pemeriksaan
(54,3%). Hasil pemeriksaan hematologi
hematologinya
penderita demam tifoid dapat ditemukan
trombositopenia
leukopenia,
produksi yang menurun akibat depresi
jumlah
leukosit
normal
maupun leukositosis. Leukopenia terjadi
akibat
baik.
Kejadian
sehubungan
dengan
sumsum tulang oleh endotoksin.[9]
endotoksin dan mediator endogen yang
tanpa gejala. Masa inkubasinya dari 7-14
ada.[9] Hasil pemeriksaan laboratorium
hari, dimana bakteri menyerang makrofag
penderita demam tifoid dapat ditemukan
dan
leukopenia, leukositosis atau leukosit
retikuloendotelial.
37
Temuan
tulang
pun
hasil
Demam tifoid dimulai dengan keadaan
normal.[10]
sumsum
mempengaruhi
oleh
yang
depresi
dapat
ini
sangat
menyebar
ke
seluruh
Minggu
sistem
pertama
penyakit ditandai dengan elevasi progresif
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
suhu tubuh diikuti oleh bakteremia.[2]
temuan patologis berupa makrofag yang
Elevasi suhu tubuh terjadi karena adanya
teraktivasi dan menelan eritrosit, leukosit,
pirogen yang menyebabkan perangsangan
trombosit,
pusat pengaturan suhu. Pirogen ini berasal
mereka.[12]
dari Salmonella typhi. Bakteri
hemoglobin,
akan
dan
sel-sel
prekursor
Akibatnya
leukosit
produksi
dan
trombosit
difagositosis oleh makrofag. Makrofag
menurun. Hal inilah yang menyebabkan
mencerna hasil pemecahan bakteri dan
terjadinya
melepaskan
trombositopenia.
disebut
ketika
zat
interleukin-1,
pirogen
sampai
endogen.
di
yang
Interleukin
hipotalamus
akan
anemia,
leukopenia
dan
Variasi jumlah endotoksin di dalam
tubuh penderita demam tifoid dapat
menimbulkan demam.[7] Minggu kedua
menyebabkan
dimulai dengan perkembangan rose spots,
hematologi dan hasil pemeriksaan suhu
nyeri abdomen dan splenomegali. Minggu
tubuh yang bervariasi. Tidak diketahuinya
ketiga adalah minggu komplikasi dan
jumlah endotoksin yang ada di dalam
ditandai dengan respon inflamasi usus
tubuh penderita demam tifoid dapat
lebih intens berkaitan dengan nekrosis
mempengaruhi hasil penelitian ini. Selain
yang dapat menyebabkan perforasi dan
itu,
perdarahan. Perubahan hematologi yang
mempengaruhi
umum
meliputi
sistem imun penderita cukup baik maka
anemia, leukopenia dan trombositopenia.
hasil pemeriksaan hematologinya dan
Penekanan
suhu tubuh pun baik. [13]
pada
demam
sumsum
tifoid
tulang
dianggap
sistem
hasil
imun
hasil
pemeriksaan
penderita
juga
penelitian,
jika
mekanisme penting dalam memproduksi
perubahan
hematologi.[2]
sumsum
tulang
hiperplasia
histiositik
Pemeriksaan
mengungkapkan
yang
dengan
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui karakteristik usia, jenis
ditandai fagositosis trombosit, leukosit
kelamin,
dan eritrosit.[11] Hal ini biasa dikenal
hemoglobin,
tingkat
leukosit
demam,
dan
kadar
trombosit
istilah
hemophagocytosis.
penderita demam tifoid pada pasien anak
Hemophagocytosis
menggambarkan
di RSU Anutapura tahun 2013, maka
dengan
38
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
kesimpulan yang didapat adalah
usia
paling banyak adalah 7-12 tahun (51,4%).
F. DAFTAR PUSTAKA
1.
Jenis kelamin paling banyak yaitu pada
laki-laki (57,1%). Tingkat demam paling
banyak
yaitu
febris
(74,3%).
Kadar
hemoglobin paling banyak yaitu pasien
2.
dengan kadar hemoglobinnya menurun
(62,9%). Kadar leukosit paling banyak
yaitu pasien dengan kadar leukosit normal
(54,3%). Kadar trombosit paling banyak
yaitu pasien dengan kadar trombosit
normal (74,3%).
Berdasarkan penelitian ini diharapkan
3.
agar masyarakat selalu memperhatikan
hal-hal
yang
berpengaruh
terhadap
kejadian demam tifoid pada pasien anak,
seperti usia dan jenis kelamin serta
karakteristik
tingkat
demam,
hemoglobin,
leukosit,
dan
4.
kadar
trombosit.
Untuk peneliti lain dapat melakukan
5.
penelitian terkait demam tifoid dengan
diteliti kembali variabel yang lain seperti
diferensial
leukosit
mengakuratkan
untuk
penelitian
lebih
sebelumnya
sehingga dapat memberikan hasil yang
lebih sempurna. Hendaknya tenaga medis
dapat memberikan penyuluhan mengenai
demam tifoid dalam rangka mengurangi
Mei 2017
6.
Saraswati, N. A., Junaidi, A. R., Ulfa,
M., 2012. Karakteristik tersangka
demam tifoid pasien rawat inap di
rumah
sakit
muhammadiyah
Palembang periode tahun 2010. Syifa
Medika [cited 2013 Des 12]; 3 (1): 2.
Abro, A. H., Abdou, A. M. S.,
Gangwani, J. L., Ustadi, A. M.,
Younis, N. J., Hussaini, H. S., 2009.
Hematological
and
biochemical
changes in typhoid fever. Pakistan
Journal of Medical Sciences [cited
2013 Okt 27]; 25(2): 167, 169.
Diakses
dari:
http://www.pjms.com.pk/issues/aprju
n109/pdf/02.article01
Sidabutar, S. & Satari, H. I., 2010.
Pilihan terapi empiris demam tifoid
pada anak: kloramfenikol atau
seftriakson? Sari Pediatri [cited 2013
Des 12]; 11(6): 434-35. Diakses dari:
http://www.
saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-6-9
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah
(2012). Data surveilens provinsi
Sulawesi Tengah tahun 2012. Palu:
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah
Guyton, A. C. & Hall, J. E. (2008).
Buku ajar fisiologi kedokteran edisi
11.
Jakarta:
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC
Artanti, N. W., 2013. Hubungan
antara sanitasi lingkungan, higiene
perorangan, dan karakteristik individu
dengan kejadian demam tifoid di
wilayah
kerja
puskesmas
kedungmundu kota Semarang tahun
2012. Jurnal Universitas Negeri
Semarang [cited 2014 Jul 30]; 1(1): 3,
88-97, 112. Diakses dari: http://
angka kejadian demam tifoid di Palu.
39
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
40
Mei 2017
www.
lib.unnes.ac.id/18354/1/6450408002
Tamsuri, A. (2007). Tanda-tanda vital
suhu tubuh. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Rampengan. (2008). Penyakit infeksi
tropik pada anak. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Kementerian Kesehatan. (2006).
Pedoman pengendalian demam tifoid.
Jakarta: Kemenkes
RSU Anutapura. (2009). Standar
Pelayanan Medis RSU Anutapura.
Palu: Rumah Sakit Umum Anutapura
Palu
Pathak, R., Sharma, A., Khanal, A.,
2010. Enteric fever with severe
pancytopenia in a four year girls.
Journal Nepal Medical Association
[cited 2014 Jul 11]; 49(4): 314.
Diakses
dari:
www.jnma.com.np/jnma/index.php/jn
ma/article/viewFile/68/425
Getta, A. A., 2010. The Role of the
Bone Marrow Study in Typhoid
Fever with Pancytopenia. Zanco
Journal Medical Science [cited 2014
Jul 11]; 14(3): 38. Diakses dari:
www.zjmshmu.org/files/articles/230211034342
Arifin, S., Hartoyo, E., Srihandayani,
D., 2009. Hubungan tingkat demam
dengan
hasil
pemeriksaan
hematologi pada penderita demam
tifoid. Jurnal Universitas Lambung
Mangkurat [cited 2013 Okt 21];
1(1):
14.
Diakses
dari:
https://lib.atmajaya.ac.id/default.a
spx?tabID=61&src=a&id=253293
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...