Liberalisme dan Sosialisme Sebagai Perju
Liberalisme dan Sosialisme Sebagai Perjuangan Moral
Tinjauan historis
1. John Locke dan milik pribadi
Menurut John Locke, manusia mempunyai tiga hak kodrat : life, freedm, property. Yang
aling penting adalah ha katas milik karena kehidupan dan kebebasan kita miliki juga.
2. Adam Smith dan Pasar Bebas
Smith memandang pekerjaan sebagai sumber hak milik. Karena itu, ia melihat tenaga
kerja sebagai “milik yang paling suci dan tidak boleh diganggu gugat”. Smith merinci
lagi bahwa manusia secara khusus memiliki produktivitasnya dari pekerjaannya, dan
terutama produktivitas kerja itulah yang menghasilkan kemakmuran.
3. Marxisme dan kritiknya atas milik pribadi
Yg dimaksud dengan marxisme adalah pemikiran Karl Marx bersama dengan Friedrich
Engels. Marxisme merupakan ajaran social ekonomis politik yang sangat kompleks dan
tidak mudah untuk disingkatkan tanpa mengorbankan cukup banyak unsur yang
sebenarnya hakiki juga. Inti kritik etis itu adalah paham “alienasi” atau “keterasingan”.
Menurut marxisme, dalam system kapitalisme liberal manusia itu terasing dari dirinya
sendiri, terasing dari kodratnya sebagai manusia. Hal itu terutama tampak jika ia berkerja.
Pertentangan dan perdamaian antara liberalism dan sosialisme
1. Liberalism
Inti pemikiran liberalism adalah tekanannya pada kebebasan individual (liber lat =
bebas). Di bidang politik peranan Negara harus seminimal mungkin supaya diberikan
kesempatan sebesar-besarnya kepada kebebasan para wargga Negara. Di bidang ekonomi
pun liberalism mengagungkan kebebasan pribadi. Sembuyan dari liberalism klasik adalah
laissez faire (biar saja berjalan) atau secara negative “jangan campur tangan”. Pasar bebas
adalah pengertian pokok bagi pemikiran liberalistis di bidang ekonomi.
2. Sosialisme
Sosialisme dilihat sebagai reaksi sebagai reaksi atas ketidakbesaran daam masyarakat
yang disebabkan oleh liberalism. Jika digambarkan, liberalism menempatkan individu
diatas masyarakat, sedangkan sosialisme menempatkan masyarakat diatas individu.
Sosialisme berasal dari kata socius berarti “teman”
Sosialisme komunistis
Menurut mereka, milik harus menjadi milik bersama atau milik kolektif. Komunis
tidak keberatan jika orang mempunyai rumah sendiri atau pekarangan sendiri
dimana menghasilkan buah-buahan dan sayuran untuk pemakaian pribadi bersama
dan keluarga. Yang tidak boleh menjadi milik pribadi adalah sarana-sarana
produksi, seperti pabrik. Industry sebagai cara berproduksi dengan skala besarbesaran dalam prabik merupakan fenomena baru dalam masyarakat eropa barat
pada akhir abad ke 18 sejak dimungkinkannya ditemukan mesin uap. Semua
sarana ini harus menjadi milik kolektif untuk seluruh masyarakat. Dengan amat
tepat system ekonomi komunistis sering disebut planned economy “ekonomi
berencana”
Sosialisme demokratis
Menempatkan masyarakat diatas individu. Tetapi berbeda dengan komunisme,
mereka tidak bersedia mengorbankan system pemerintahan demokratis yg ereka
anggap sebagai perolehan modern yang sangat berharga. Mereka ingin
mewujudkan cita-cita sosialistis melalui jalan demokratis. Usaha sosialisme
demokratis yang lain adalah memperbaiki kesejahteraan kaum pekerja melalui
undang-undang social.
3. Kekuatan dan kelemahan
Kekuatan liberaisme adalah bahwa milik pribadi diakui sebagai cara penting untuk
mewujudkan kebebasan pribadi. Kelemahan liberalism mereka kurang emperhatikan
nasib kaum miskin dan orang yang kurang beruntung dalam hidup mereka. Kekuata
sosialisme adalah mereka menemukan dimensi transindividual dari milik. Milik selalu
mempunyai fungsi social dan tidak pernah boleh dibatasi pada kepentingan pribadi saja.
Kelemahan sosialisme terasa cukup besar, bahka menjadi fatal untuk system
pemerintahan sosialistis. Ekonomi yang direncanakan dengan ketat dari atas ternyata
tidak berhasil.
4. Menuju perdamaian
Liberalism dan sosialisme dapat dilihat dari duideologi antagonis yang berjuang merebut
hegemoni di panggung politik ekonomi selama kira-kira satu setengah abad. Pada saat
sekarang, dua ideology ini tampaknya mencapai titik perdamaian. Walaupu belum terlihat
suatu sintesis yag jelas, keseimbangan antara dua ideology ini sudah tercipta dengan
memanfaatkan kekuatan masing-masing dan mengesampingkan keleahannya.
Sosialisme gagal karena harus mengakui keunggulan system ekonomi pasar bebas.
Ekonomi perencanaan pusat-sosialisme total-disertai absensi segla control demokratis,
menghasilkan inefisiensi, salah urus, sikap acuh tak acuh, kemalasan, kekosongan
motivasi, hambatan-hambatan birokratis, dan korupsi yang semakin melumpuhkan semua
sector perekonomian. Hal itu tampak pada sector pertanian.
Sosialisme demokratis belum mati, tetapi menghadapi banyak kesulitan dan sebenarnya
kehilangan arah. Salah satu sebab utama adalah bahwa cita-cita kaum buruh sebagian
besaarsudah tercapai. Tuntutan-tuntutan lebih banyak lagi akan terbentur dengan
ketahanan ekonomi. Menuntut upah lebih tinggi lagi atau pengurangan jam kerja bisa
berakibat negative bagi perekonomian sebagai keseluruhan karena mempersulit posisi
konkurensi terhadap Negara-negara lain. Karena itu, sosialisme demokratis sedang
mancari jalan baru.
Tetapi, serentak juga sosialisme berhasil karena Negara-negara industry modern sudah
menjadi welfare state atau Negara kesejahteraan. Dengan welfare state dimaksudkan
Negara-negara yang emasang sebuah sosial safety net atau jarring pengamanan sosial.
Mereka yang tertimpa musibah seperti kehilangan pekerjaan atau jatuh sakit tidak akan
terlantar, tetapi ditampung dalam jating pengaman sosial yang dipasang oleh Negara.
System Negara kesejahteraan bias dilihat sebagai koreksian sosial atas akibat-akibat
negative ekonomi pasar bebas misalnya seperti pengangguran mendadak. Kesulitankesulitan yag merongrong Negara kesejahteraan modern secara khusus disebut sebagai
berikut :
Dalam Negara kesejahteraan tanggung jawab pribadi pada warga Negara banyak
berkurang. System jaminan sosial bisa juga mengakibatka sikap boros, misalnya
di bidang pelayanan kesehatan. Rang lebih cepat pergi ke dokter, dokter lebih
cepat menulis resep, dan pasien lebih cepat mengambil obat di apotek, karena
semuanya diganti oleh Negara.
Sebagaimana sudah kita lihat, Negara kesejahteraan sebetulnya dibangun atas
solidaritas antara angkatan kerja dan mereka yang tidak lagi berkerja, tetapi
dengan adanya kesejahteraan solidaritas tradisional hilang dalam Negara
kesejahteraan.
Kesulitan terbesar yang mengancam kelangsungan Negara kesejahteraan adalah
pembiayaannya. Jumlah orang tua bertambah banyak dan umur mereka semakin
tinggi. Mereka yang tidak berkerja berjumlah semakin besar dan jaminan sosial
mereka harus dibayar dengan premi sosial dengan angkatan kerja yang semakin
kecil jumlahnya.
System Negara kesejahteraan mudah disalahgunakan. Banyak karyawan purapura sakit dan gaji mereka dibayar terus. Kalau menganggur, banyak orang
memlih terus menerima tunjangan pengangguran daripada mencari perkerjaan
baru, terutama mereka yang berpendidikan rendah dan menerima tunjangan yang
kira-kira sama besarnya dengan gaji yang akan mereka terima jika berkerja.
Negara-negara kesejahteraan semakin dierogoti oleh pencari suaka politik dari
luar negeri.
Liberalisme juga mengalami hal serupa, gagal tapi serentak juga berhasil. Liberalisme kalah
karena harus meninggalkan prinsip dasarnya, yaitu laissez faire atau non-intervensi dari negara.
Dengan adanya welfare state campur tangan negara dalam bidang sosial-politik justru menjadi
sangat besar.
Liberalisme boleh mencatat juga kemenangan gemilang, yaitu diakuinya keunggulan sistem
ekonomi pasar bebas. Ekonomi pasar bebas menjalankan fungsi koordinasi yang melebihi
kepandaian pemerintah apa pun.
3. KAPITALISME DAN DEMOKRATISASI
Ideologi di belakang kapitalisme adalah leberalisme , yang dapat menjelaskan 3 unsur
hakikinya : lembaga milik pribadi,pencarian untung,dan dimanfaatkan kompetisi dalam sistem
ekonomi pasar bebas. Melalui cara berproduksi industri, modal untuk memperoleh laba sebesarbesarnya, yang kemudian di investasikan lagi dalam usaha produktif sehingga dapat
menghasilkan kekayaan yang lebih besar.
Mempelajari keberhasilan negara-negara industri barat, sulit untuk disangkal bahwa
demokrasi dapat berfungsi sebagai koreksian antas segi-sei negatif dari kuasa ekonomis yang
terwujud dalam kapitalisme. Kapitalisme mengakibatkan ketidaksamaan sedangkan demokrasi
cenderung memajukan persamaan.
Fenomena demokratisasi yang di jalankan secara kapitalis di negara-negara industri :
1. Sistem pemerintahan demokratis berhasil mengoreksi beberapa akses kapitalisme. Contoh:
terbentuknya welfare state yang dihasilkan oleh perjuangan demokratis menyebabkan
pengangguran atau penyakit mendadak tidak akan lagi mencelakakan para pekerja. Demokrasi
merupakan jaminan paling baik untuk mengimbangi keserakahan ekonomi yang bersedia
mengirbankan apa saja, termasuk juga lingkungan hidup dan generasi-generasi yang akan
datang.
2. Antagonisme abtara kelas-kelas, dalam sistem pemerintahan demokratis cukup teratasi. Kaum
majikan tidak lagi berpolarisasi dengan kaum majikan karena mereka menyadari banyak
kepentingan bersama.
3. Pemilikan sarana produksi semakin merata
Di Negara-negara Eropa barat lainnya dan juga di Amerika Serikat kita menyaksikan gejala
yang sama. Saham-saham menjadi semakim milik masyarakat. Dengan demikian,wajah
kapitalisme berubah radikal dan berbeda jauh dengan gambaran yang dilukiskan dulu oleh Karl
Marx. Salah satu kritik mendasar atas kebijakan pemerintah Margaret Thatcher adalah bahwa
golongan miskin tidak sempat berpartisipasi dalam kemajuan ekonomi yang menyeluruh.
Perbedaan pendapatan dan perbedaan kekayaan masih menandai banyak Negara kapitalistis,
khususnya Amerika Serikat. Rupanya demokrasi merupakan jalan terbaik untuk mewujudkan
pemerataan pendapatn dan kekayaan itu. Solidaritas merupakan prinsip lain lagi yang tidak kalah
pentingnya.
4. ETIKA PASAR BEBAS
David Gauthiar pernah mengemukakan pendapat bahwa pasar yang sempurna tidak
membutuhkan moralitas. Dengan pasar sempurna dimaksudkan pasar dimana kompetisi berjalan
dengan sempurna. Dalam situasi itu tidak perlu diteggakaanya rambu-rambu moralkarena
kepentingan-kepentingan pribadi masing-masing orang secara sempurna sesuai dengan
kepentingan sosial seluruh masyarakat. Disitu semua kepentingan akan diatur oleh invisible hannya Adam Smith. Mekanisme pasar berjalan dengan sendirinya. Semua orang mengambil
keputusan rasional yang selalu cocok dengan keputusan rasional yang tepat dari orang lain. Hal
itu bisa diperhitungkan secara otomatis. Pesar sempurna berjalan seperti sistem komputer.
Pertimbangan-pertimbangan moral tidak berjalan disitu. Moralitas baru di parlukan bila pasar
gagal atau mempunyai kekurangan-kekuragan.
Salah satu alasan yang penting kompetisi pasar tidak pernah sempurna adalah bahwa bidang
ekonomi selalu bisa ditemukan apa yang oleh para ekonom disebut externalities. Alasan lain
mengapa kompetisi dalam pasar tidak sempurna adalah bahwa tidak semua orang menduduki
tempat yang sama agar dapt memainkan perannya masing-masing.
Sistem pasar bebas yang bisa dijalankan sekarang tetap merupakan system ekonomi yang
paling unggul, karena menjamin efisiensi ekonomi dengan cara paling memuaskan.
Pentingnya etika tampak dalam dua segi . Pertama, dari segi keadilan social, supay kepada
semua peserta dalam kompetisi di pasar diberikan kesempatan yang sama. Kedua, sebagaimana
lazimnya dalam etika,tuntutan moral inibisa dirumuskan dengan cara positif dan negative.
Sifat fair merupakan tuntutan etis yang menandai kompetisi dalam konteks olahraga maupun
bisnis. Kompetisi dalam olah raga sering disebut zero sum, yang artinya jika yang satu menang,
yang lainnya kalah. Dalam bisnis kadang-kadang juga tarjadi begitu, contohnya adlah tender.
Pemenang tender hanya bisa satu orang atau perusahaan. Dalam konteks kompetisi tidak
brtentangan dengan kerjasama. Kompetisi pasti bertentangan dengan monopoli atau oligopoly,
tetapi tidak dengan kerelaan atau bekerjasama denagan pihak lain. Sebaliknya kompetisi dalam
bisnis menuntut adanya kerjasama. Karena itu, dalam bisnis, mutual benefit sering menjadi suatu
nilai etis yang khusus: kedua balah pihak memperoleh manfaat dengan kegiatan bisnis.
Orang yang terjun ke pasar bebas dengan sndirinya harus menyetujui aturan-aturan main
yang berlaku disitu. Hal itu memunyai implikasi yang kadang-kadang sungguh tidak
menyenangkan. Jika ia tidak berhasil memprodksi dengan efisien, bisa saja perusahaannya tidak
bertahan hidup.
Dinamika pasar bebas mengakibatkan bahwa pembisnis tidak pernah akan tenang dan selalu
siap menghadapi perubahan.
Perusahaan-perusahaan kecil dan menengah mempunyai fleksibilitas lebih besar sehingga
dapat lebih mudah menanggapi situasi pasar yang berubah. Tetapi, bagaimanapun juga,
restrukturisasi selalau akan mengakibatkan korban jatuh. Krena itu, pemeintah negara
bersangkutan menyiapkan jarring pengaman sosialnya dan tindakan-tindakan korektif lain untuk
mengimbangi efek-efek negative
Tinjauan historis
1. John Locke dan milik pribadi
Menurut John Locke, manusia mempunyai tiga hak kodrat : life, freedm, property. Yang
aling penting adalah ha katas milik karena kehidupan dan kebebasan kita miliki juga.
2. Adam Smith dan Pasar Bebas
Smith memandang pekerjaan sebagai sumber hak milik. Karena itu, ia melihat tenaga
kerja sebagai “milik yang paling suci dan tidak boleh diganggu gugat”. Smith merinci
lagi bahwa manusia secara khusus memiliki produktivitasnya dari pekerjaannya, dan
terutama produktivitas kerja itulah yang menghasilkan kemakmuran.
3. Marxisme dan kritiknya atas milik pribadi
Yg dimaksud dengan marxisme adalah pemikiran Karl Marx bersama dengan Friedrich
Engels. Marxisme merupakan ajaran social ekonomis politik yang sangat kompleks dan
tidak mudah untuk disingkatkan tanpa mengorbankan cukup banyak unsur yang
sebenarnya hakiki juga. Inti kritik etis itu adalah paham “alienasi” atau “keterasingan”.
Menurut marxisme, dalam system kapitalisme liberal manusia itu terasing dari dirinya
sendiri, terasing dari kodratnya sebagai manusia. Hal itu terutama tampak jika ia berkerja.
Pertentangan dan perdamaian antara liberalism dan sosialisme
1. Liberalism
Inti pemikiran liberalism adalah tekanannya pada kebebasan individual (liber lat =
bebas). Di bidang politik peranan Negara harus seminimal mungkin supaya diberikan
kesempatan sebesar-besarnya kepada kebebasan para wargga Negara. Di bidang ekonomi
pun liberalism mengagungkan kebebasan pribadi. Sembuyan dari liberalism klasik adalah
laissez faire (biar saja berjalan) atau secara negative “jangan campur tangan”. Pasar bebas
adalah pengertian pokok bagi pemikiran liberalistis di bidang ekonomi.
2. Sosialisme
Sosialisme dilihat sebagai reaksi sebagai reaksi atas ketidakbesaran daam masyarakat
yang disebabkan oleh liberalism. Jika digambarkan, liberalism menempatkan individu
diatas masyarakat, sedangkan sosialisme menempatkan masyarakat diatas individu.
Sosialisme berasal dari kata socius berarti “teman”
Sosialisme komunistis
Menurut mereka, milik harus menjadi milik bersama atau milik kolektif. Komunis
tidak keberatan jika orang mempunyai rumah sendiri atau pekarangan sendiri
dimana menghasilkan buah-buahan dan sayuran untuk pemakaian pribadi bersama
dan keluarga. Yang tidak boleh menjadi milik pribadi adalah sarana-sarana
produksi, seperti pabrik. Industry sebagai cara berproduksi dengan skala besarbesaran dalam prabik merupakan fenomena baru dalam masyarakat eropa barat
pada akhir abad ke 18 sejak dimungkinkannya ditemukan mesin uap. Semua
sarana ini harus menjadi milik kolektif untuk seluruh masyarakat. Dengan amat
tepat system ekonomi komunistis sering disebut planned economy “ekonomi
berencana”
Sosialisme demokratis
Menempatkan masyarakat diatas individu. Tetapi berbeda dengan komunisme,
mereka tidak bersedia mengorbankan system pemerintahan demokratis yg ereka
anggap sebagai perolehan modern yang sangat berharga. Mereka ingin
mewujudkan cita-cita sosialistis melalui jalan demokratis. Usaha sosialisme
demokratis yang lain adalah memperbaiki kesejahteraan kaum pekerja melalui
undang-undang social.
3. Kekuatan dan kelemahan
Kekuatan liberaisme adalah bahwa milik pribadi diakui sebagai cara penting untuk
mewujudkan kebebasan pribadi. Kelemahan liberalism mereka kurang emperhatikan
nasib kaum miskin dan orang yang kurang beruntung dalam hidup mereka. Kekuata
sosialisme adalah mereka menemukan dimensi transindividual dari milik. Milik selalu
mempunyai fungsi social dan tidak pernah boleh dibatasi pada kepentingan pribadi saja.
Kelemahan sosialisme terasa cukup besar, bahka menjadi fatal untuk system
pemerintahan sosialistis. Ekonomi yang direncanakan dengan ketat dari atas ternyata
tidak berhasil.
4. Menuju perdamaian
Liberalism dan sosialisme dapat dilihat dari duideologi antagonis yang berjuang merebut
hegemoni di panggung politik ekonomi selama kira-kira satu setengah abad. Pada saat
sekarang, dua ideology ini tampaknya mencapai titik perdamaian. Walaupu belum terlihat
suatu sintesis yag jelas, keseimbangan antara dua ideology ini sudah tercipta dengan
memanfaatkan kekuatan masing-masing dan mengesampingkan keleahannya.
Sosialisme gagal karena harus mengakui keunggulan system ekonomi pasar bebas.
Ekonomi perencanaan pusat-sosialisme total-disertai absensi segla control demokratis,
menghasilkan inefisiensi, salah urus, sikap acuh tak acuh, kemalasan, kekosongan
motivasi, hambatan-hambatan birokratis, dan korupsi yang semakin melumpuhkan semua
sector perekonomian. Hal itu tampak pada sector pertanian.
Sosialisme demokratis belum mati, tetapi menghadapi banyak kesulitan dan sebenarnya
kehilangan arah. Salah satu sebab utama adalah bahwa cita-cita kaum buruh sebagian
besaarsudah tercapai. Tuntutan-tuntutan lebih banyak lagi akan terbentur dengan
ketahanan ekonomi. Menuntut upah lebih tinggi lagi atau pengurangan jam kerja bisa
berakibat negative bagi perekonomian sebagai keseluruhan karena mempersulit posisi
konkurensi terhadap Negara-negara lain. Karena itu, sosialisme demokratis sedang
mancari jalan baru.
Tetapi, serentak juga sosialisme berhasil karena Negara-negara industry modern sudah
menjadi welfare state atau Negara kesejahteraan. Dengan welfare state dimaksudkan
Negara-negara yang emasang sebuah sosial safety net atau jarring pengamanan sosial.
Mereka yang tertimpa musibah seperti kehilangan pekerjaan atau jatuh sakit tidak akan
terlantar, tetapi ditampung dalam jating pengaman sosial yang dipasang oleh Negara.
System Negara kesejahteraan bias dilihat sebagai koreksian sosial atas akibat-akibat
negative ekonomi pasar bebas misalnya seperti pengangguran mendadak. Kesulitankesulitan yag merongrong Negara kesejahteraan modern secara khusus disebut sebagai
berikut :
Dalam Negara kesejahteraan tanggung jawab pribadi pada warga Negara banyak
berkurang. System jaminan sosial bisa juga mengakibatka sikap boros, misalnya
di bidang pelayanan kesehatan. Rang lebih cepat pergi ke dokter, dokter lebih
cepat menulis resep, dan pasien lebih cepat mengambil obat di apotek, karena
semuanya diganti oleh Negara.
Sebagaimana sudah kita lihat, Negara kesejahteraan sebetulnya dibangun atas
solidaritas antara angkatan kerja dan mereka yang tidak lagi berkerja, tetapi
dengan adanya kesejahteraan solidaritas tradisional hilang dalam Negara
kesejahteraan.
Kesulitan terbesar yang mengancam kelangsungan Negara kesejahteraan adalah
pembiayaannya. Jumlah orang tua bertambah banyak dan umur mereka semakin
tinggi. Mereka yang tidak berkerja berjumlah semakin besar dan jaminan sosial
mereka harus dibayar dengan premi sosial dengan angkatan kerja yang semakin
kecil jumlahnya.
System Negara kesejahteraan mudah disalahgunakan. Banyak karyawan purapura sakit dan gaji mereka dibayar terus. Kalau menganggur, banyak orang
memlih terus menerima tunjangan pengangguran daripada mencari perkerjaan
baru, terutama mereka yang berpendidikan rendah dan menerima tunjangan yang
kira-kira sama besarnya dengan gaji yang akan mereka terima jika berkerja.
Negara-negara kesejahteraan semakin dierogoti oleh pencari suaka politik dari
luar negeri.
Liberalisme juga mengalami hal serupa, gagal tapi serentak juga berhasil. Liberalisme kalah
karena harus meninggalkan prinsip dasarnya, yaitu laissez faire atau non-intervensi dari negara.
Dengan adanya welfare state campur tangan negara dalam bidang sosial-politik justru menjadi
sangat besar.
Liberalisme boleh mencatat juga kemenangan gemilang, yaitu diakuinya keunggulan sistem
ekonomi pasar bebas. Ekonomi pasar bebas menjalankan fungsi koordinasi yang melebihi
kepandaian pemerintah apa pun.
3. KAPITALISME DAN DEMOKRATISASI
Ideologi di belakang kapitalisme adalah leberalisme , yang dapat menjelaskan 3 unsur
hakikinya : lembaga milik pribadi,pencarian untung,dan dimanfaatkan kompetisi dalam sistem
ekonomi pasar bebas. Melalui cara berproduksi industri, modal untuk memperoleh laba sebesarbesarnya, yang kemudian di investasikan lagi dalam usaha produktif sehingga dapat
menghasilkan kekayaan yang lebih besar.
Mempelajari keberhasilan negara-negara industri barat, sulit untuk disangkal bahwa
demokrasi dapat berfungsi sebagai koreksian antas segi-sei negatif dari kuasa ekonomis yang
terwujud dalam kapitalisme. Kapitalisme mengakibatkan ketidaksamaan sedangkan demokrasi
cenderung memajukan persamaan.
Fenomena demokratisasi yang di jalankan secara kapitalis di negara-negara industri :
1. Sistem pemerintahan demokratis berhasil mengoreksi beberapa akses kapitalisme. Contoh:
terbentuknya welfare state yang dihasilkan oleh perjuangan demokratis menyebabkan
pengangguran atau penyakit mendadak tidak akan lagi mencelakakan para pekerja. Demokrasi
merupakan jaminan paling baik untuk mengimbangi keserakahan ekonomi yang bersedia
mengirbankan apa saja, termasuk juga lingkungan hidup dan generasi-generasi yang akan
datang.
2. Antagonisme abtara kelas-kelas, dalam sistem pemerintahan demokratis cukup teratasi. Kaum
majikan tidak lagi berpolarisasi dengan kaum majikan karena mereka menyadari banyak
kepentingan bersama.
3. Pemilikan sarana produksi semakin merata
Di Negara-negara Eropa barat lainnya dan juga di Amerika Serikat kita menyaksikan gejala
yang sama. Saham-saham menjadi semakim milik masyarakat. Dengan demikian,wajah
kapitalisme berubah radikal dan berbeda jauh dengan gambaran yang dilukiskan dulu oleh Karl
Marx. Salah satu kritik mendasar atas kebijakan pemerintah Margaret Thatcher adalah bahwa
golongan miskin tidak sempat berpartisipasi dalam kemajuan ekonomi yang menyeluruh.
Perbedaan pendapatan dan perbedaan kekayaan masih menandai banyak Negara kapitalistis,
khususnya Amerika Serikat. Rupanya demokrasi merupakan jalan terbaik untuk mewujudkan
pemerataan pendapatn dan kekayaan itu. Solidaritas merupakan prinsip lain lagi yang tidak kalah
pentingnya.
4. ETIKA PASAR BEBAS
David Gauthiar pernah mengemukakan pendapat bahwa pasar yang sempurna tidak
membutuhkan moralitas. Dengan pasar sempurna dimaksudkan pasar dimana kompetisi berjalan
dengan sempurna. Dalam situasi itu tidak perlu diteggakaanya rambu-rambu moralkarena
kepentingan-kepentingan pribadi masing-masing orang secara sempurna sesuai dengan
kepentingan sosial seluruh masyarakat. Disitu semua kepentingan akan diatur oleh invisible hannya Adam Smith. Mekanisme pasar berjalan dengan sendirinya. Semua orang mengambil
keputusan rasional yang selalu cocok dengan keputusan rasional yang tepat dari orang lain. Hal
itu bisa diperhitungkan secara otomatis. Pesar sempurna berjalan seperti sistem komputer.
Pertimbangan-pertimbangan moral tidak berjalan disitu. Moralitas baru di parlukan bila pasar
gagal atau mempunyai kekurangan-kekuragan.
Salah satu alasan yang penting kompetisi pasar tidak pernah sempurna adalah bahwa bidang
ekonomi selalu bisa ditemukan apa yang oleh para ekonom disebut externalities. Alasan lain
mengapa kompetisi dalam pasar tidak sempurna adalah bahwa tidak semua orang menduduki
tempat yang sama agar dapt memainkan perannya masing-masing.
Sistem pasar bebas yang bisa dijalankan sekarang tetap merupakan system ekonomi yang
paling unggul, karena menjamin efisiensi ekonomi dengan cara paling memuaskan.
Pentingnya etika tampak dalam dua segi . Pertama, dari segi keadilan social, supay kepada
semua peserta dalam kompetisi di pasar diberikan kesempatan yang sama. Kedua, sebagaimana
lazimnya dalam etika,tuntutan moral inibisa dirumuskan dengan cara positif dan negative.
Sifat fair merupakan tuntutan etis yang menandai kompetisi dalam konteks olahraga maupun
bisnis. Kompetisi dalam olah raga sering disebut zero sum, yang artinya jika yang satu menang,
yang lainnya kalah. Dalam bisnis kadang-kadang juga tarjadi begitu, contohnya adlah tender.
Pemenang tender hanya bisa satu orang atau perusahaan. Dalam konteks kompetisi tidak
brtentangan dengan kerjasama. Kompetisi pasti bertentangan dengan monopoli atau oligopoly,
tetapi tidak dengan kerelaan atau bekerjasama denagan pihak lain. Sebaliknya kompetisi dalam
bisnis menuntut adanya kerjasama. Karena itu, dalam bisnis, mutual benefit sering menjadi suatu
nilai etis yang khusus: kedua balah pihak memperoleh manfaat dengan kegiatan bisnis.
Orang yang terjun ke pasar bebas dengan sndirinya harus menyetujui aturan-aturan main
yang berlaku disitu. Hal itu memunyai implikasi yang kadang-kadang sungguh tidak
menyenangkan. Jika ia tidak berhasil memprodksi dengan efisien, bisa saja perusahaannya tidak
bertahan hidup.
Dinamika pasar bebas mengakibatkan bahwa pembisnis tidak pernah akan tenang dan selalu
siap menghadapi perubahan.
Perusahaan-perusahaan kecil dan menengah mempunyai fleksibilitas lebih besar sehingga
dapat lebih mudah menanggapi situasi pasar yang berubah. Tetapi, bagaimanapun juga,
restrukturisasi selalau akan mengakibatkan korban jatuh. Krena itu, pemeintah negara
bersangkutan menyiapkan jarring pengaman sosialnya dan tindakan-tindakan korektif lain untuk
mengimbangi efek-efek negative