Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Manajemen Keuangan

Keuangan adalah salah satu fungsi pokok perusahaan disamping pemasaran,
personalia,dan produksi. Manajemen keuangan merupakan bidang yang terluas, dan
memiliki kesempatan karir yang sangat luas.Manajemen keuangan sangat penting
dalam semua jenis peusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta
perusahaan industri dan ritel.Manajemen keuangan dalam arti yang lebih luas
merupakan keselurahan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan usaha untuk
mendapatkan dana (obtaining of funds) yang diperlukan dengan biaya yang minimal
dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan atau
mengalokasikan dana tersebut (use/allocation of funds) seefisien mungkin
(Syahyunan, 2004).

Menurut Keown et al. (2005) dalam Sandhieko (2009) manajemen keuangan
adalah “Financial management is concerned with the maintenance and creation of

economic value or wealth” yang artinya bahwa manajemen keuangan merupakan
suatu cara yang menyangkut pemeliharaan dan menciptakan nilai ekonomis atau
kesejahteraan.

9
Universitas Sumatera Utara

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
keuangan adalah menciptakan nilai dari capital budgeting perusahaan, pembiayaan ,
dan aktivitas yang berkaitan dengan usaha mendapatkan dana saja, yang sering juga
dinamakan pembelanjaan pasif atau pendanaan (finacing).

Dalam melaksanakan fungsi manajemen keuangan, terdapat tujuan korporasi,
anatara lain sebagai berikut : (1) untuk mencapai kesejahteraan pemegang saham
secara maksimum, (2) Mencapai keuntungan maksimum dalam jangka panjang, (3)
mencapai hasil manajerial yang maksimum, (4) mencapai pertanggungjawaban
social, dalam pengertian peningkatan kesejaheraan dari karyawan koporasi.

Fungsi manajemen keuangan menurut Syahyunan (2004:2) adalah sebagai
berikut :


1. Keputusan investasi, yaitu fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan
pengendalian penggunaan aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tetap yang
akan menentuakan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari
investasi tersebut.
2. Keputusan pendanaan, yaitu memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya
yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan.
3. Kebijakan deviden, untuk membiayai operasi perusahaan dan mampu
menghasilkan keuntungan,maka perusahaan harus menahan sebagian
keuntunan untuk diinvestasikan kembali (re-investasi).

10
Universitas Sumatera Utara

2.1.2Laporan keuangan

Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas yang bertulisakan angkaangka, tetapi sangat penting juga untuk memikirkan aktiva ril dibalik angka-angka
tersebut.Houston dan Brigham (2001:36).Menurut Kasmir (2008:7) laporan keuangan
adalah : laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam periode tertentu. Secara ringkas menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan

merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan.

Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa laporan
keuangan merupakan gambaran dari kondisi keuangan perusahaan yang dapat
digunakan oleh berbagai pihak sebagai sumber informasi.Pembuatan dan penysunan
laporan keungan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak
intern maupun ekstern perusahaan. Dalam kesehariannya, pihak yang

sering

menggunakan laporan keuangan adalah pemilik usaha, manajemen, kreditor,
pemerintah, dan investor.

Menurut Kasmir (2008:11) secara umum laporan keuangan bertujuan untuk
memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
pada periode tertentu. Berikut ini merupakam tujuan pembuatan atau penyusunan
laporan keuangan yaitu :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini;


11
Universitas Sumatera Utara

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan pada saat ini;
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh
pada suatu periode tertentu;
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu;
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode;
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;
8. Informasi keuangan lainnya.
2.1.3 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus
dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku, tapi haruslah disadari bahwa laporan

keuangan masih mempunyai sifat dan keterbatasan, dan keduanya dapat menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan melalui hasil analisis laporan keuangan.

Menurut Kasmir (2004:16) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah
sebagai berikut:

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis),
dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya
untuk pihak tertentu saja.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan
pertimbanagan-pertimbangan tertentu.
4. Laporan keungan bersifat konsevatif dalam menghadapi situasi
ketidakpastian.
5. Laporan keungan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi
dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi buka kepada sifat
formalnya.

12
Universitas Sumatera Utara


Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti dari nilai
keuangan secara langsung Karenahak ini memang harus dilakuakan agar dapat
menunjukan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan
berbagai kondisi dari berbagaisektor terus terjadi

2.1.4 Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk
mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Disebut rasio
karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu
item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainya. Menurut Samsul (2006)
dalam

penelitian

yang dilakukan

Maria (2011:10) Analisis


rasio

adalah

membandingkan antara (1) unsur-unsur neraca, (2) unsur-unsur laporan laba-rugi, (3)
unsur-unsur neraca dana laporan dan laporan laba-rugi, serta (4) rasio keuangan
emiten yang satu dan rasio keuangan emiten yang lainnya.

Menurut Munawir (2009) Analisa ratio seperti halnya alat-alat analisa yang
lain adalah “future oriented”, oleh Karena itu penganalisa harus mampu untuk
meneyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktorfaktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan
atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau
manfaat suatu angka ratio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan atau
kecerdasan penganalisa dalam menginterprestasikan data yang bersangkutan.

13
Universitas Sumatera Utara

Dapat


diartikan

secara

simpel

bahwasanya

analisis

ratio

adalah

membandingkan antara satu angka dengan angka lainnya yang memberikan suatu
makna.Suatu keuntungan dengan menggunakan rasio adalah meringkas suatu data
historis perusahaan sebagai bahan perbandingan.

Abdul Halim (2007) mengemukakan jenis-jenis rasio keuangan utama yang
umumnya digunakan untuk melakukan analisis adalah sebagai berikut:

1. Rasio untuk mengukur kinerja manajemen
2. Rasio untuk mengukur efisiensi operasi manajemen
3. Rasio untuk mengukur kebijakan keuangan perusahaan
Menurut Martono dan Agus (2007) analisis laporan keuangan yang banyak
digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio
keuangan dapat dibedakan:
1. Perbandingan internal (internal Comparison), yaitu membandingkan rasio pada
saat ini dengan rasio pada masa lalu dan masa yang akan datang dalam perusahaan
yang sama.
2. Perbandingan eksternal (external comparison) dan sumber-sumber rasio industri,
yaitu membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau
dengan rata-rata industri pada saat yang sama.

14
Universitas Sumatera Utara

Secara garis besar menurut Martono dan Agus (2007) ada 4 jenis rasio yang
digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas (likuidity ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara
kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar.

2. Rasio aktivitas (activity ratio) atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu rasio
yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya.
3. Rasio leverage financial (financial leverage ratio), yaitu rasio yang mengukur
seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman).
4. Rasio keuntungan (profitability ratio) atau rentabilitas, yaitu rasio yang
menunjukkan

kemampuan

perusahaan

untuk

memperoleh

keuntungan

dari

penggunaan modalnya.

2.1.5 Struktur modal

Menurut Brighman dan Houston (2012:179), teori struktur modal modern
yang pertama adalah teori struktur Modigliani dan Miller (teori MM).Mereka
berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai
perusahaan.Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan
keseimbangan

antara

risiko

dan

return/pengembalian

sehingga

dapat

memaksimumkan harga saham (Engkos Kosasih, S.E., M.M. et al).Sturuktur modal
(capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang

15
Universitas Sumatera Utara

terhadap sumber modal (Keown, 2008) dalam Annisa (2015). Penggunaan struktur
modal dalam perusahaan diharapkan akan memberikan keuntungan yang lebih besar
daripada biaya asset dan juga diharapkan adanya penambahan sumber dana yang akan
membuat keuntungan pemegang saham ikut meningkat.

Tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan bauran sumber dana
permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham dan agar
tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalakan nilai perusahaan tercapai,
Warsono (2003:235).

Perusahaan dalam menentukan struktur modalnya pasti bertujuan untuk
meminimalkan biaya modal yang akan dikeluarkan, kerena biaya ini secara potensial
akan mengurangi pembayaran deviden tunai kepada pemegang saham. Jika biaya
modal ini dapat diminimalisir, jumlah deviden tunai akan dibayarkan meningkat, dan
hal ini tentunya dapat memaksimumkan harga saham. Penentuan struktur modal,
yang menyangkut bauran pendanan yang berasal dari modal sendiri dan utang yang
akan digunakan oleh perusahaan pada akhirnya menyangkutpenentuan berapa banyak
utang (leverage keuangan) yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai
aktivitasnya.

Jensen dan Meckling (1967) dalam Meythi (2007) yang dikutip dari
Widyaningrum (2009) telah mengembangkan teori agensi yang menjelaskan tentang
pola hubungan anatara principal dan agen. Penunjukkan manajer oleh pemegang

16
Universitas Sumatera Utara

saham akan memunculkan perbedaaan kepentingan karena manjen diberi kekuasaan
untuk membuat keputusan yang dapat menciptakan konflik potensial. Masalah agen
timbul karena adanya hubungan bukan saja antara pemilik dan manajer, tatapi juga
hubungan anatara pemilik dan pemberi pinjaman (Manurung, 2011). Pemberi
pinjaman menyediakan dana pada perusahaan dengan maksud untuk memenuhi
kebutuhan pengeluran modal sekarang, yang akan datang dan struktur modal bagi
perusahaan. Jika pemeberi pinjaman memeberikan dana pada perusahaan, bunga
dibebankan berdasarkan penilaian pemeberi pinjaman atas resiko perusahaan. Jika
investasi yang beresiko tidak berhasil, maka pemeberi pinjaman menanggung
biayanya. Jelas ada isentif di mana manejer bertindak atas nama pemegag saham
untuk mengambi keuntungan dari pinjaman.

Untuk menghindari situasi ini, pemberi pinjaman melakukan monitoring dan
teknik pengendalian pada yang diberi pinjaman yang disebut dengan biaya agen.Jika
pinjaman yang ada hanya sedikit, maka pengawasan (monitoring) yang dilakukan
pemberi oinjaman pun tidak terlalu ketat. Biaya pengawasan tersebut, seperti halnya
biaya kebangkrutan, cenderung meningkat pula dengan leverage keuangan. Jansen
menegmukakan bahwa arus kas bebas yang besar akan mengarah pada perilaku
manajer yang salah dan keputusan yang buruk yang bukan demi kepentingan
pemegang saham bias perusahaan. Dengan kata lain, manajer memiliki insentif untuk
memegang arus kas bebas dan “bermain” dengannya, bukan mengelolanya, misalnya
menjadi pembayaran tunai yang lebih tinggi. Tapi tidak semuanya hilanh, Ini

17
Universitas Sumatera Utara

mengarah pada ang disebut Jense sebagai hipotesis kontrolnya untul penciptaan utang
(peningkatan utang).

Dengan meningkatkan leverage, pemegang saham akan menikmati
pengawasan “kontrol” yang lebih atas tim manajemennya. Contohnya, jika
perusahaan menerbitkan utang baru dan menggunakan hasilnya untuk memebeli
kembali saham yang terutang, maka manajemen wajib embayar tunai unyuk menutupi
utang.Ini berarti mengurangi jumlah arus kas yang ada pada majemen untuk
dipermainkan. Motif penggunaan leverage keuangan ini bias disebut sebagai
hipotesis ancaman, karena manajemen berada dibawah ancaman kegagalan keuangan.
Karenya, sesuai dengan teori agensi pada struktur modal, manajer mbekerja lebih
efisien dan disiplin (Keown, 2005:558).

2.1.6

Jenis Rasio Keuangan

Dalam penelitian ini jenis rasio keuangan yang digunakan adalah Debt to
Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio
(LDER), Account Receivable Turn Over (ART), Total Asset Turn Over (TATO).

1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)
Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Denga kata lain,

18
Universitas Sumatera Utara

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar
utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut :
����� ����

2. Debt to Equity Ratio

Debt to asset ratio = �����

������

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara
seluruh utang, termasuk utang lancer dengan seluruh ekuitas. Rasio ini
berguna untuk mengetahui jumlah dan yang disediakan peminjam
(kreditor) dengan pemilik perusahaan.
Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan
perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut:
Debt to equity ratio =
3. Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)

����� �����
�������

LDER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tujuannya untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara
membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang
disediakan oleh perusahaan.

19
Universitas Sumatera Utara

Rumusan untuk mencari long term debt to equityratio adalah dengan
menggunakan perbandngan antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri, yaitu:
LDER =

���� ���� ����
������

4. Receivable Turn Over (Perputaran Piutang)
Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana
yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin
tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam
piutang semakin rendah (bandingkan dengan tahun sebelumnya) dan
tentunya kondisi ini bagi perusahaaan semakin baik.
Rumus untuk mencari receivable turnover adalah sebagai berikut :
Receivable Turn Over =
5. Total Asset Turn Over

��������� ������

���� −���� ������

Total asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan
mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah
aktibva.
Rumus untuk mencari total asset turn over adalah sebagai berikut :
Total asset turn over =

��� ������ (������ )

����� ������ (����� ����� )

20
Universitas Sumatera Utara

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap
tingkat investasi menunjukkan hasil-hasil yang berbeda.Penelitian ini
merupakan penelitian yang dikembangkan dari penelitian-penelitian
terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.

Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian

1

Widyaningrum (2009)

Hubungan
antara
everage
keuangan
dengan
tingkay
aktivitas
investasi
perusahaan
(studi
kasus
pada
oerusahaan
manufaktur
yag
terdaftar di bursa
efek Indonesia)

2

Sandhieko (2009)

Analisis
Rasio
Likuiditas,
Rasio
Leverage, dan Rasio
Profitabilitas
serta
Pengaruhnya
terhadap
PerusahaanPerusahaan Sektor
Pertambangan yang
Listing di BEI.

Variabel
Penelitian
Variabel
independen:
DAR,DER,LDE
.
Variabel
dependen:
ART,ITO,FAT,
TATO

Variabel
Independen:
Rasio
Likuiditas,
Rasio Leverage,
Rasio
Prifitabilitas.
Variabel
Dependen:
Harga Saham

Hasil Penelitian
Terdapat
hubungan
yang
signifikan antara
leverage
keuangan
dan
tinglat aktivitas
investasi
perusahaan sesuai
dengan
teori
agensi.
Rasio Likuiditas,
Rasio Leverage,
dan
Rasio
Profitailitas
dengan
Harga
Saham
berpanguruh
signifikan dengan
arah positif.

21
Universitas Sumatera Utara

3

Aminatuzahra (2010)

Analisis
Pengaruh
Current Ratio, Debt
to Equity Ratio,
Total
Asset
Turnover, Net Profit
Margin
terhadap
ROE.

Variabel
Indepeden:
Current Ratio,
Debt to Equity
Ratio,
Total
Asset Turnover,
Net
Profit
Margin.
Variabel
dependen:
Return
on
Equity

Secara simultan
dan secara parsial
hasl data dari
penekitian
ini
berpangauh
terhadap ROE.

4

Fachrudin (2011)

Analisis
Pengaruh
Struktur
Modal,
Ukuran Perusahaan,
dan Agency Cost
Terhadap
Kinerja
Perusahaan.

Variabel
independen:
Struktur modal,
ukuran
perusahaan,
agency cost.
Varibel
dependen:
Kinerja
perusahaan.

Terdapat
pengatuh
sig
nifikan
positif
struktur
modal
terhadap agency
cost,tidak terdapat
pengaruh
signifikan struktur
modal,ukuran
perusahaan dan
agency
cost
terhadap kinerja
perusahaan.

5

Julita (2011)

Pengaruh Debt to
Equity Ratio dan
Longterm Debt to
Equity
Ratio
terhadap
Profitabilitas
Perusahaan.
(Studi Kasus pada
Perusahaan
Telekomunikasi
yang terdaftar di
Bursa
Efek
Indonesia).

Variabel
Independen:
Debt To Equity
Ratio dan Long
Term Debt To
Equity Ratio .
Variabel
Dependen:
Profitabilitas
Perusahaan.

Debt to equity
ratio
tidak
berpengaruh
secara parsial
terhadap
return
on
equity. Debt to
equity
ratio
dan long term
ratio
berpengaruh
secara
simultan
terhadap
Return
On
Equity.

22
Universitas Sumatera Utara

6

Candraeni,Wisada
danPutri (2013)

Pengaruh Receivable
Turnover, Debt to
Equity Ratio, Equity
to Total Asset Ratio
pada Return on
Investment.

Variabel
Independen :
Receivable Turn
Over, Debt to
Equity
Ratio,
Equity to Total
Assets Ratio.
Variabel
Dependen :
Return
on
Investment.

7

Halil (2014)

Pengaruh Inventory
Turnover
(ITO),
Total
Asset
Turnover (TATO),
Debt to Equity Ratio
(DER),
Umur
Perusahaan,
Cash
Turnover (CTO) dan
Recevable Turnover
(RTO)
terhadap
Return
on
Investment (ROI).

Variabel
Independen:
Invntory Turn
Over,
Total
Asset
Turn
Over, Debt to
Equity
Ratio,
Umur
Perusahaan,
Cash Turn Over,
Receivable Turn
Over.
Variabel
Dependen:
Return
on
Investment.

8

Durachman(2014)

Pengaruh Leverage
dan Rasio Aktivitas
Terhadap
Tingkat
Pengembalian
Investasi.

Variabel
Independen:
Debt to Asset
Ratio,
Total
Asset
Turn
Over.
Variabel
Dependen:
Return
on
Investment

Jika
receivable
turnover
meningkat mak
return
on
investment juga
meningkat,
apabila debt to
equity ratio dan
equity total asset
ratio meningkat
maka
akan
menurunkan
return
on
investment
Inventory
turnover, debt to
equity ratio, umur
perusahaan, cah
turnover
dan
receivable
turnover secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap return on
investment. Total
asset
turnover
scera
parsial
berpengaruh
terhadap return on
investment
variabelleverage
dan rasio aktivitas
secara parsial dan
simultan
berpengaruh tidak
signifikan
terhadap tingkat
pengembalian
investasi.

23
Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini , Leverage keuangan menggunakan variabel DAR, DER,
LDER sebagai indikator, serta ART dan TATO digunakan untuk mengetahui apakah
memiliki

hubungan

yang

simultan

terhadap

tingkat

aktivitas

investasi.

Hubungankausal antara leverage keuangan dengan tingkat investasi perusahaan
didasarkan pada teori agensi. Teori Agensi yang dikembangakan oleh Jansen (1986)
menjelaskan bahwa penggunaan utang dapat mengurangi biaya keagenan dari arus
kas bebas dan membuat manajer menjadi disiplin dalam menggunakan faktor-faktor
produksi agar lebih produktif.Hipotesis dari teori agensi juga menyatakan bahwa
utang dapat memotivasi manajer untuk menjasi lebih efisien sehingga pengguna
aktiva perusahaan menjadi lebih produktif.

Kebijakan pendanaaan (dengan utang) yang baik akan meningkatkan nilai
perusahaan apabila manajemen perusahaa mampu menggunakan sember-sumber
ekonomi yang mereka miliki dengan efektif dan efisien sehingga akan menghasilakn
tingkat produktivitas aktiva yang baik pula. Maka, dapat dirumuskan sebuah hipotesis
bahwa terdapat hubungan yang simultan anatara Debt To Asset Ratio (DAR), Debt
to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap Account
Rceivable Turn Over dan Total Asset Turn Over.

24
Universitas Sumatera Utara

Kerangka konseptual penelitian ini akan disajikan pada gambar 2.1 berikut ini:

variabel independen

variabel dependen

DAR (X1)

ART (Y1)
H1

DER (X2)
H2
TATO (Y2)

LDER (X3)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disususn dalam
kalimat pertanyaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Debt to Asset Ratio(DAR), Debt to Equity Ratio(DER), dan Longterm
Debt to Equity Ratio(LDER) mempunyai hubungan secara simultan
terhadap Account Receivable Turnover(ART) pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?.

25
Universitas Sumatera Utara

2. Debt to Asset Ratio(DAR), Debt to Equity Ratio(DER), dan Longterm
Debt to Equity Ratio(LDER) mempunyai hubungan secara simultan
terhadap Total Asset Turn Over (TATO) pada perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.

26
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Asset Ratio, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Return on Asset pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

2 73 74

Analisis Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 117 80

Pengaruh Current Ratio (CR), Longterm Debt Equity Ratio (LtDER), Total Asset Turnover (TATO), Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2012

0 52 102

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 22 77

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 11

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 2

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 8

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 1 3

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 9