Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

(1)

LAMPIRAN

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Account Receivable Ratio (Y1) 72 .056 12.923 5.51035 2.814879

Total Asset Turnover (Y2) 72 .015 1.894 .93407 .442045

Debt to Asset Ratio (X1) 72 .040 1.795 .54933 .312089

Debt to Equity Ratio (X2) 72 .041 22.461 2.03410 3.318075 Longterm Debt to Equity Ratio (X3) 72 .024 13.646 .88937 2.331586

Valid N (listwise) 72

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 72

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.64114101 Most Extreme Differences Absolute .121

Positive .121

Negative -.119

Kolmogorov-Smirnov Z 1.028

Asymp. Sig. (2-tailed) .241

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .346a .120 .081 2.698773 1.689

a. Predictors: (Constant), Longterm Debt to Equity Ratio (X3), Debt to Asset Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2)


(3)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 67.302 3 22.434 3.080 .033a

Residual 495.269 68 7.283

Total 562.571 71

a. Predictors: (Constant), Longterm Debt to Equity Ratio (X3), Debt to Asset Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2)

b. Dependent Variable: Account Receivable Ratio (Y1)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.527 .673 8.211 .000

Debt to Asset Ratio (X1)

.873 1.227 .097 .711 .479 .699 1.430 Debt to Equity Ratio

(X2)

-.107 .154 -.126 -.692 .491 .391 2.559 Longterm Debt to

Equity Ratio (X3)

-.313 .195 -.260 -1.607 .113 .496 2.015 a. Dependent Variable: Account Receivable Ratio (Y1)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.354 .413 5.700 .000

Debt to Asset Ratio (X1) -.437 .753 -.083 -.581 .563 Debt to Equity Ratio (X2) .035 .095 .071 .372 .711 Longterm Debt to Equity

Ratio (X3)

-.155 .120 -.219 -1.298 .199


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 72

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .40271886 Most Extreme Differences Absolute .118

Positive .118

Negative -.092

Kolmogorov-Smirnov Z 1.000

Asymp. Sig. (2-tailed) .270

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(5)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .412a .170 .133 .411506 1.134

a. Predictors: (Constant), Longterm Debt to Equity Ratio (X3), Debt to Asset Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2)

b. Dependent Variable: Total Asset Turnover (Y2)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.359 3 .786 4.643 .005a

Residual 11.515 68 .169

Total 13.874 71

a. Predictors: (Constant), Longterm Debt to Equity Ratio (X3), Debt to Asset Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2)


(6)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .870 .103 8.479 .000

Debt to Asset Ratio (X1)

.263 .187 .186 1.407 .164 .699 1.430 Debt to Equity Ratio

(X2)

-.011 .024 -.085 -.484 .630 .391 2.559 Longterm Debt to

Equity Ratio (X3)

-.065 .030 -.342 -2.183 .032 .496 2.015 a. Dependent Variable: Total Asset Turnover (Y2)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .344 .063 5.469 .000

Debt to Asset Ratio (X1) -.022 .115 -.027 -.191 .849 Debt to Equity Ratio (X2) -.003 .014 -.034 -.179 .859 Longterm Debt to Equity

Ratio (X3)

-.016 .018 -.150 -.887 .378


(7)

(8)

- - - Regression analysis for WITHIN CELLS error term

--- Individual Univariate .9500 confidence intervals


(9)

COVARIATE B Beta Std. Err. t-Value Sig. of t Lower -95% CL- Upper

X1 .8730404944 .0967950583 1.22733 .71133 .479 -1.57606 3.32215

X2 -.1068376153 -.1259362308 .15440 -.69196 .491 -.41494 .20126

X3 -.3133895428 -.2595829948 .19500 -1.60715 .113 -.70250 .07572

Dependent variable .. Y2 Total Asset Turnover (Y2)

COVARIATE B Beta Std. Err. t-Value Sig. of t Lower -95% CL- Upper

X1 .2633269494 .1859118270 .18714 1.40709 .164 -.11011 .63676

X2 -.0113866626 -.0854704267 .02354 -.48366 .630 -.05837 .03559

X3 -.0649095326 -.3423679741 .02973 -2.18309 .032 -.12424 -.00558


(10)

DAFTAR PUSTAKA .

Aminatuzzahra, 2010.“Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin Terhadap ROE”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 13, No. 1, pp 37-46. Universitas Sumatera Utara.

Brigham dan Houston, 2001. “Manajemen Keuangan”, Buku 2, Edisi 8, Erlangga, Jakarta

Candraeni, I Gustu Agung Ayu Mas, I Gd Spurata Wisada dan G.A.M. Asri Dwija Putri, 2013. “Pengaruh Receivable Turnover, Debt to Equity Ratio, Equity to

Total Assets Ratio pada Return On Investment”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol 5.1, pp 215-230.

Durachman, Derrie, 2014. “Pengaruh Leverage dan Rasio Aktivitas terhadap tingkat Pengembalian Investasi

Filbeck, Greg dan Raymond F. Gorman, 2001. “The Relantionship Between

Productivity and Leverage”.Jurnal Enviromental and Resource Economics, Vol 29, Issue 2, pp 137-157. Miami University. Ohio.

Fransisca, Maria, 2014. “Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to

Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin”. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

Ghozali, Imam, 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Halil, Muhammad, 2014. “Pengaruh Rasio Leverage dan Aktivitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Ritel yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-20012”.Jurnal.Universitas Maritim Raja Ali Haji, Riau. Issabella, Irene Perangin angina, 2011.“Pengaruh Financial Leverage dan Kesehatan

Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yng Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

Julita, 2011.“Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Longterm Debt to Equity Ratio Terhadap Profitabilitas Perusahaan.(Studi Kasus Pada Perrusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.Jurnal.Fakultas Ekonomi. UMSU.


(11)

Keown, Arthur. J. et al, 2000. Basic Financial Mangement , Alih Bahasa Chaerul D dan Dwi Sulistyorini, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.

Kosasih, Engkos, 2008. Manajemen Keuangan dan Akuntansi Perusahaan Pelayaran. Salemba Empat. Jakarta.

Lubis, Ade Fatma dan Adi Syah Putra, 2012. “Manjemen Keuangan”, Edisi Pertama, Usu Press, Medan.

Manurung, Novalina, 2001. “Pengaruh Tingkat Kebijakan Utang terhadap Aktivitas Investasi Perusahaan Manufaktur di BEJ”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

Munawir, S, 2009. “Analisa Laporan Keuangan”. Salemba Empat. Jakarta.

Raharjaputra, Hendra. 2008. “Manajemen Keuangan dan Akuntansi”. Salemba Empat. Jakarta.

Riyanto, Bambang, 2008. “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Yayasan Badan Penertbit Gajah Mada. Yogyakarta.

Sandhieko, Hendri Harryo, 2009. “Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Prifitabilitas Serta Pengaruhnya Terhadap Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di BEI”. Skripsi, Universitas Widyatama. Sugiyono, 2005.Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Sugihen, Syarifuddin Ginting, 2003. “Pengaruh Struktur Modal terhadap Manufaktur Terbuka di Indonesia”. Disertasi, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Syahyunan, 2004. “Manjemen Keuuangan I”. USU Press, Universitas Sumatera Utara.

Ulupui, IG. K.A, 2000. “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham”, internet publication Universitas Udayana.

Warsono, 2003. “Manajemen Keuangan Perusahaan”. Jilid 1, Bayumedia, Malang. Widyaningrum, Listiyarini, 2009. “Hubungan Antara Leverage Keuangan dengan

Tingkat Investasi Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.Skripsi, Universitas Sumatera Utara. Wild, John J, et al, 2005. “Analisis Laporan Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.


(12)


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan eksplanatif asosiatif, dimana hubungan antara variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji kebenanrannya (Sugiyono, 2006:11). Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis.

Hubungan antar variabelnya bersifat kausalitas. “Desain Kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan anatara variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi varuabel lain”. (Umar, 2003:63).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industry dasar dan kimia yang terdaftar di BEI peeriode (2012-2014) dengan

mengakses situs

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional merupakan penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantif dari sebuah konsep.Batasan operasional ini


(14)

variabel yang sudah didefinisikan konsepnya. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah bahwa data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Objek perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur sektor industry dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014.

b. Penelitian ini hanya menggunakan variabel Debt to Asset Ratio(DAR), Debt to Asset to Ratio(DER), Longterm Debt to Equity Ratio(LDER) sebagai indikator leverage keuangan sedangkan Account Receivable (ART) dan Total Asset Turnover(TATO) sebagai indikator tingkat investasi.

c. Penelitian ini menggunakan agency theory untuk menguji pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap Account Recevable Turnover (ART) DAN Total Asset Turnove (TATO).

3.4 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini definisi operasional yang dikemukakan mencakup varibel Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term to Debt Equity Ratio (LDER), Account Receivable Turnover (ART), Total Asset Turn Over (TATO).


(15)

3.4.1. Variabel Dependen (Dependent Variabel)

Menurut Sugiyono (2005:33), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah rasio aktivitas perusahaan. Rasio aktivitas mengacu pada perolehan dan pemeliharaan investasi dengan tujuan menjual produk dan menyediakan jasa, dan untuk tujuan menginvestasikan kelebihan kas. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan efektivitas manajemen dengan menggunakan alat ukur sebagai berikut:

a. Account Receivable Turnover (ART)

Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki (Darsono, 2005:59) dalam Widayaningrum (2010).

Account Receivable Turnover dapat dihitung dengan rumus:

ART = ��������� ����� ℎ

���� −���� ������� ������

b. Total Asset Turnover (TATO)

Rasio ini menggambarkan kemampuan operasional perusahaan dalam menjual dengan menggunakan aktiva yang dimiliki.Rasio produktivitas yang rendah menunjukkan terjadinya ketidakefisienan dalam menggunakan aset yang dimiliki.


(16)

Rasio Total Asset Turnover ini dapat dihitung dengan rumus:

TATO = ��������� ����� ������

3.4.2 Variabel independen (bebas)

Menurut Sugiono (2005:33), variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio leverage. Menurut Kasmir (2009) rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Alat ukur yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Debt to Asset Ratio (DAR)

Rasio menekankan pentingya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang.Rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga kepada kreditor.Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari risiko pada kreditor. (Darsono, 2005:54). DAR dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

DAR = ����� ���������


(17)

2. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio menunjukkan semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham (Darsono, 2005:54) dalam Widyaningrum (2010).

Rasio Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rmus :

DER = ����� ���������

����� ������� x 100

3. Long term Debt to Equity Ratio (LDER)

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara klaim keuangan jangka panjang yang digunakan untuk mendanai kesempatan investasi jangka panjang dengan pengembalian jangka panjang (Brigham, 1996:543).

Rasio Long term Debt to Equity dihitung dengan menggunakan rumus:

LDER = ������ ��������� ������ �������

����� ������� x 100

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel

Definisi Operasional

Indikator Skala

Debt to Asset Ratio (DAR)

(X1)

Perbandingan

antara hutang lancer dengan aktiva lancar.

DAR = ����� ���������

����������� � 100


(18)

Debt to Equity Ratio (DER)

(X2)

Perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri yang mencerminkan

struktur modal perusahaan

DER= ����� ���������

����� ������� x 100

Rasio

Long Term Debt to Eqity Ratio (LDER) (X3) Untuk melihat seberapa besar proposi modal perusahaan yang dibelanjai oleh utang jangka panjang.

LDER = �������� ����

������ Rasio Account Receivable Turnover (ART) (Y1) Untuk mengukur berapa kali perputaran piutang ssetiap periodenya (satu tahun)

ART= ��������� ����� ℎ ���� −����������� ������ Rasio Total Asset Turnover (TATO) (Y2) Menunjukkan kempampuan total aktiva untk berputar selama satu tahun untuk menghasilkan

penjualan.

TATO = ���������

����� ������ Rasio


(19)

3.5Populasi dan Sampel Peneltian

Menurut Sugiyono (2005:72), “Populasi adalah wilayah generalisasiyang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti utnuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 yaitu sebanyak 61 perusahaan.

“Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2005:73).Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun sampel yang dipilih berdasarkan kriteria berikut ini :

1. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. 2. Perusahaan tersebut tidak delisting pada periode pengamatan.

3. Perusahaan tersebut terus meningkatkan jumlah utangnya selamatahun 2012-2014.

Berdasarkan kriteria tersebut, penulis menentapkan sebanyak 24 sampel perusahaan manufaktur. Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel dalm penelittian ini akan disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:


(20)

Tabel 3.2

Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 2 3 4 Sampel

1 INTP Indicoment Yunggak Prakarsa Tbk     1

2 SMCB Holcim Indonesia Tbk     2

3 SMGR Semen Gresik Tbk   -

4 AMFG Asahima Flat Glass Tbk   -

5 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk   -

6 IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk    3

7 KIAS Keramik Indonesia Assosiasi Tbk    4

8 MLIA Mulia Industrindo Tbk   -

9 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk    5

10 ALKA Alaska Industrindo Tbk   -

11 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk    6

12 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk    7

13 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk   -

14 CTBN Citra Turbindo Tbk   -

15 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk    -

16 INAI Indal Alimunium Industry Tbk    8

17 ITMA Itamaraya Tbk   -

18 JKSW Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk   -

19 JPRS Jaya Pari Steel Tbk   -

20 KRAS Krakatau Steel Tbk   -

21 LION Lion Metal Works Tbk    9

22 LMSH Lionmesh Prima Tbk   

23 MYRX Hanson Internasional Tbk   -

24 NIKL Pelat Timah Nusanatara Tbk    10

25 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk   -

26 TBMS Tembaga Mulia Semana Tbk   -

27 BRPT Barito Pasific Tbk    11

28 BUDI Budi Acid Jaya Tbk   -


(21)

30 EKAD Ekadharma Internasional Tbk    12

31 ETWA Eterindo Wahanamata Tbk    13

32 INCI Intan Wijaya Internasional Tbk   - 33 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk   -

34 SRSN Indo Acitama Tbk    -

35 TPIA Chandra Asri Petrochemical    14

36 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk   -

37 AKKU Alam Karya Unggul Tbk    15

38 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk     16

39 APLI Asiaplast Industries Tbk   -

40 BRNA Berlina Tbk     17

41 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk   -

42 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk    - 43 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk   -

44 SIAP Sekawam Intipratama Tbk   -

45 SIMA Siwani Makmur Tbk   -

46 TRST Trias Sentosa Tbk   -

47 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk   - 48 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk    18

49 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk    19

50 MAIN Malindo Feedmill Tbk    20

51 SIPD Siearad Produce Tbk   -

52 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk   -

53 TIRT Tirta Mahakam Rsource Tbk   -

54 ALDO Akindo Naratama Tbk    21

55 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk   -

56 INKP Indah Kiat Pulp & paper Tbk   -

57 INRU Toba Pulp Lestari Tbk    22

58 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk     23 59 SAIP Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk -

60 SPMA Suparma Tbk    24


(22)

3.6Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder atau berupa data kuantatif dengan sumber data yang berasal dari laporan keuangan yang telah di audit dari masing-masing perusahaan yang terdaftar di BEI.Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.Data laporan keuangan dengan mengakses situs resmi BEI

Data penelitian ini juga merupakan data pooling atau data panel yang merupakan gabungan antara data runtun waktu (time series) dan data silang (cross section).” Jenis data time series merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu minggu, bulanan atau tahunan.Cross section merupakan sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam suatu kurun waktu”(Umar2001:70).

3.7Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dalam penelitian ini dengan

menggunakan metode studi pustaka.Metode studi pustaka yaitu metode yang digunakan dengan memahami literatur-literaturyang membuat pembahasan yang berkaitan dengan melakukan klasifikasi dan kategori bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian dengan mempelajari


(23)

dokumen-dokumen atau data yang diperlukan, dilanjutkan dengan pencatatan dan perhitungan.

Sesuai dengan data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi yang berdasarkan laporan keuangan periode 2012, 2013, dan 2014 yang dipublikasikan oleh BEI dan download di internet (www.idx.com), mengambil dari artikel, jurnal, penelitian terdahulu, mempelajari buku-buku pustaka yang mendukung penelitian terdahulu dan proses penelitian. Adapun pengolahan data dalam penelitian dengan menggunakan aplikasi computer SPSS.

3.8Teknik Analisis Data

Analisisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik Korelasi Kanonikal (Canonical Correlation) dengan menggunakan software SPSS. Analisis korelasi kanonikal merupakan model statistiK multivariate yang digunakan untuk menguji hubungan (korelasi) antara dua set (himpunan) variabel yang terdiri dari lebih dari satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen (Ghozali, 2005:229). Sama seperti semua analisis statistika multivariate, analisis korelasi kanonikal didahului dengan pengujian data dan pengujian asumsi klasik (Siregar, 2006:1) dalam Widyaningrum (2010). Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(24)

3.8.1 Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi klasik dalam analisis korelsi kanonikal meliputi: Uji Normalitas, Heteroskedastistas, Multikorlinearitas, dan Linaritas (Siregar, 2006:6) Variabel penelitian yang tidak memenuhi asumsi klasik akan menurunkan nilai korelasi antar set variabel.

3.8.2 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005:28) tujuan uji normalitas data adalah ingin mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Dalan pengujian normalitas, penulis menggunakan analisis grafik dan analisis statistik.

Dalam analisis grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram dan

normal probability plot.Sedangkan dalam analisis statistik, dilakukan

dengan alat uji statistikKologrorow Smirnov. Apabila nilai signifikansi > 0,05, berarti variable terdistribusi secara normal.

Data yang berdistribusi normal akan menghasilkan korelasi yang lebih baik. Di samping itu, dalam korelasi kanonikal multivariate normality tetap diminta untuk menguji masing signifikan dari masing-masing fungsi kanonikal (Ghozali. 2005:231)

3.8.3 Uji Heteroskedastistas

Menurut Ghozali (2005:105), Uji Heteroskedastitastas bertujuan untuk mengji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu oengamatan ke pengamatan lain. Jika variance sama, dan


(25)

ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan homoskedastistas. Untuk pengujian heteroskedastistas, penulisan menggunakan alat analisis grafik (Scatterolot), deteksi ada tidaknya heteroskedastistas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Sedangkan dengan analisis statistik, uji heteroskedastistas dilakukan dengan uji Glejer dan memperhatikan hasil output Spss. Jika variabel independen signifikan secara statistik, (tingkat signifikan berada dibawah tingkat keprcayaan 5%), maka ada indikasi terjadi heteroskedastistas.

3.8.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dpat dilakukan dari hasil output SPSS dengan melihat nilai tolerance dan Variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk medeteksi adanya gejala multikoliniearitas adalah jjika tolerance < 0,1 sedangkan VIF>10 (Ghozali, 2005:92).

3.8.5Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan model statistika Analisis Korelasi Kanonikal (Canonical Corelation) yang merupakan model multivariate


(26)

dengan mengidentifikasi dan menganallisis hubungan antar set variabel dependen dengan set variabel independen.

Analisis korelasi kanonikal harus memenuhi beberapa asumsi klasik, diantarana variabel dantiap-tiap fungsi dalam korelasi kanonikal harus memenuhi asumsi normalitas agar hasil korelasi dapat mencapai hasil yang maksimum, tidak adanya gejala multikolinearitas dalam tiap fungsi korelasi kanonikal, tidak terjadi heteroskedastistas, serta berhubungan secara linear terhadap masing-masing variabel dependen.Proses Korelasi Kanonik dalam SPSS dilakukan dengan menggunakan Syntax Editor melalaui pembuatan perintah pada SPSS, kemusian dieksekusi (run) untuk menghasilkan output.

Persamaan korelasi kanonikal penelitian ini dinyatakan dalam persamaan berikut:

Y1+Y2=X1+X2+X3

Keterangan:

Set variabel dependen

Y1 = ART (Account Receivable Turnover) Y2 = TATO (Total Asset Turnover)

Set variabel independen


(27)

X2 = DER (Debt to Equity Ratio)

X3 = LDER (Longterm Debt to Equity Ratio)

Setelah dapat persamaan korelasi tersebut, maka langkah yag akan dilakukan dalam analisis korelasi kanonikal selanjutnya adalah:

a. Mendapatkan satu atau lebih fungsi kanonikal dengan melihat tingkat signifikan (Multivariate Test of Significance) di bawah 0,05 dan besaran nilai korelasi kanonikal (Canonical Correlation) di atas 0,5.

b. Interprestasi Kanonikal Variate dengan menganalisis fungsi kanonikal yang telah ditentukan dan menentukan pentingnya masing-masing variabel awal (original) di dalam hubungan kanonikal. Ada tiga metode yang digunakan, yaitu :

1. Cannonical Weight (Bobot Kanonikal)

Variabel yang memiliki angka weight relative besar (di atas 0,5) dianggap memebrikan kontribusi lebih pada variat dan sebaliknya.

2. Canonical Loading (Muatan Kanonikal)

Muatan kanonikal mengukur korelasi linear sederhana antara variabel awal (original) dengan variabel dependen atau independen set canonical

variate.Metode ini juga menyaakan korelasi variabel terhadap variate di


(28)

3. Canonical Cross Loading (Muatan Silang Kanonikal)

Muatan silang kanonikal dapat dianggap sebagai alternative canonical

loading.Metode ini menyatakan korelasi variabel dalam suatu variat


(29)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi, dari variabel debt to asset ratio, debt to equity ratio, longterm debt to equity ratio, account receivable ratio dan total asset turnover. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Longterm Debt to Equity Ratio, Account Receivable Ratio dan Total

Asset Turnover

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Account Receivable Ratio (Y1) 72 .056 12.923 5.51035 2.814879

Total Asset Turnover (Y2) 72 .015 1.894 .93407 .442045

Debt to Asset Ratio (X1) 72 .040 1.795 .54933 .312089

Debt to Equity Ratio (X2) 72 .041 22.461 2.03410 3.318075 Longterm Debt to Equity Ratio (X3) 72 .024 13.646 .88937 2.331586

Valid N (listwise) 72

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui debt to asset ratio minimum adalah 0,040 dan maksimum 1,795. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari debt to asset ratio adalah 0,54933 dan 0,312089. Diketahui debt to equity ratio minimum adalah 0,041, dan maksimum 22,461. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari debt to equity


(30)

ratio adalah 2,03410 dan 3,318075. Diketahui longterm debt to equity ratio minimum adalah 0,024, dan maksimum 13,646. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari longterm debt to equity ratio adalah 0,88937 dan 2,331586. Diketahui nilai account receivable ratio adalah 0,056, dan maksimum 12,923. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari account receivable ratio adalah 5,51035 dan 2,814879. Diketahui nilai total asset turnover minimum adalah 0,015, dan maksimum 1,894. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari total asset turnover adalah 5,51035 dan 2,814879.

4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Asumsi Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan � = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas �, dengan ketentuan sebagai berikut.

Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.


(31)

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 72

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.64114101 Most Extreme Differences Absolute .121

Positive .121

Negative -.119

Kolmogorov-Smirnov Z 1.028

Asymp. Sig. (2-tailed) .241

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas p atau Asymp.

Sig. (2-tailed) sebesar 0,241. Karena nilai probabilitas p, yakni 0,241, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai

variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel


(32)

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Debt to Asset Ratio (X1)

.699 1.430 Debt to Equity Ratio

(X2)

.391 2.559 Longterm Debt to

Equity Ratio (X3)

.496 2.015

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.3, nilai VIF dari debt to asset ratioadalah 1,430, nilai VIF dari debt to equity ratio adalah 2,559, dan nilai VIF dari longterm debt to equity ratioadalah 2,015. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji statistik Glejser dipilih karena lebih dapat menjamin keakuratan hasil dibandingkan dengan uji grafik plot yang dapat menimbulkan bias (Ghozali, 2013, Gujarati, 2004, Gio dan Elly, 2015). Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak di antara data pengamatan dapat dijelaskan dengan menggunakan koefisien signifikansi. Koefisien signifikansi harus dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan sebelumnya (5%). Apabila koefisien signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas (homoskedastisitas). Jika koefisien


(33)

signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.354 .413 5.700 .000

Debt to Asset Ratio (X1) -.437 .753 -.083 -.581 .563 Debt to Equity Ratio (X2) .035 .095 .071 .372 .711 Longterm Debt to Equity

Ratio (X3)

-.155 .120 -.219 -1.298 .199

a. Dependent Variable: abs_residual_Glejser

Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari debt to asset ratio adalah 0,563, nilai probabilitas atau Sig. dari debt to equity ratio adalah 0,711, dan nilai probabilitas atau Sig. dari longterm debt to equity ratio adalah 0,199. Karena masing-masing nilai probabilitas (Sig.) > 0,05, maka disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastistas.

4.3 Analisis Korelasi Kanonikal

Ghozali (2013:372) menyatakan Tabel Analysis of Variance bertujuan untuk menguji signifikansi dari korelasi kanonikal pertama. Berdasarkan Tabel 4.5 semua uji statistik menunjukkan signifikansi pada 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa korelasi kanonikal pertama signifikan. Jika korelasi kanonikal pertama tidak signifikan, maka korelasi kanonikal kedua dan seterusnya juga tidak signifikan (Ghozali:372).


(34)

Tabel 4.5 Uji Signifikansi Korelasi Kanonikal

* * * * * * * * * * * * * * * * * A n a l y s i s o f V a r i a n c e -- Design 1 * * * * * * * * * * * * * * * * *

EFFECT .. WITHIN CELLS Regression

Multivariate Tests of Significance (S = 2, M = 0, N = 32 1/2)

Test Name Value Approx. F Hypoth. DF Error DF Sig. of F Pillais .19775 2.48707 6.00 136.00 .026

Hotellings .24122 2.65339 6.00 132.00 .018 Wilks .80414 2.57175 6.00 134.00 .022 Roys .18769

Note.. F statistic for WILKS' Lambda is exact.

- - - -

Tabel 4.6 Persentase Pengaruh Covariate Variabel Kanonikal terhadap Variabel Kanonikal Dependen

- - - -

Eigenvalues and Canonical Correlations

Root No. Eigenvalue Pct. Cum. Pct. Canon Cor. Sq. Cor 1 .23105 95.78583 95.78583 .43323 .18769 2 .01017 4.21417 100.00000 .10031 .01006

- - - -

Berdasarkan Tabel 4.6, nilai korelasi kanonikal untuk fungsi pertama adalah 0,43323, sementara nilai korelasi kanonikal untuk fungsi kedua adalah 0,10031. Perhatikan bahwa pada fungsi pertama, covariate variabel kanonikal mampu menjelaskan/mempengaruhi variabel kanonikal dependen sebesar 18,769%. Dengan


(35)

kata lain, seluruh variabel indpenden, secara simultan mampu mempengaruhi atau menjelaskan seluruh variabel dependen sebesar 18,769%. Sementara pada fungsi kedua, covariate variabel kanonikal mampu menjelaskan/mempengaruhi variabel kanonikal dependen sebesar 1,006%, sehingga untuk analisis selanjutnya digunakan fungsi yang pertama (Ghozali, 2013:372).

Tabel 4.7 Uji Signifikansi Pengaruh Variabel Bebas terhadap Masing-Masing Variabel Dependen

- - - -

EFFECT .. WITHIN CELLS Regression (Cont.) Univariate F-tests with (3,68) D. F.

Variable Sq. Mul. R Adj. R-sq. Hypoth. MS Error MS F Sig. of F

Y1 .11963 .08079 22.43401 7.28337 3.08017 .033 Y2 .17001 .13340 .78624 .16934 4.64305 .005 - - - -

Tabel 4.7 menyajikan hasil uji signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap masing-masing variabel dependen. Diketahui nilai Sig. of F pada baris Y1 adalah 0,033 < 0,05. Hal ini berarti pengaruh simultan dari debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan longterm debt to equity ratio terhadap account receivable ratio signifikan. Diketahui nilai Sig. of F pada baris Y2 adalah 0,005 < 0,05. Hal ini berarti pengaruh simultan dari debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan longterm debt to equity ratio terhadap total asset turnover signifikan.


(36)

Ghozali (2013:373) menyatakan canonical variate adalah kumpulan dari beberapa variabel yang membentuk sebuah variate. Dalam penelitian ini terdapat dua

canonical variate, yaitu dependent canonical variate yang berisi variabel account

receivable ratio dan total asset turnover, dan independent canonical variate, yang berisi variabel debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan longterm debt to equity ratio. Analisis pada prinsipnya ingin mengetahui apakah semua variabel independen dalam canonical variate berhubungan erat dengan dependent variate, yang diukur dengan besaran korelasi masing-masing independen variabel dengan variatnya. Pengukuran canonical variate dapat dilakukan dengan melihat canonical weight atau

canonical loading.

Tabel 4.8 Canonical Loading

- - - -

Correlations between DEPENDENT and canonical variables Function No.

Variable 1 2 Y1 .78541 -.61898 Y2 .94895 .31542

- - - -

Berdasarkan Tabel 4.8 menyajikan nilai canonical loading. Nilai canonical loading berfungsi untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel dependent terhadap variabel kanonikal independen. Diketahui pada fungsi pertama, nilai korelasi


(37)

kanonikal pada variabel Y1 adalah 0,78541, sementara nilai korelasi kanonikal pada variabel Y2 adalah 0,94895. Perhatikan bahwa karena seluruh nilai korelasi kanonikal pada fungsi pertama di atas 0,5, maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan longterm debt to equity ratio secara simultan, terhadap account receivable ratio dan total asset turnover.


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Pengaruh simultan dari seluruh variabel bebas, yakni debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan longterm debt to equity ratio terhadap account receivable ratio signifikan. Begitu juga pengaruh simultan dari seluruh variabel bebas, yakni debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan longterm debt to equity ratio terhadap total asset turnover signifikan. Sementara berdasarkan hasil korelasi kanonikal, diketahui pada fungsi pertama, nilai korelasi kanonikal pada variabel account receivable ratio adalah 0,78541, sementara nilai korelasi kanonikal pada variabel total asset turnover adalah 0,94895. Seluruh nilai korelasi kanonikal pada fungsi pertama di atas 0,5, maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan longterm debt to equity ratio secara simultan, terhadap account receivable ratio dan total asset turnover.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini, peneliti menyarankan bagi peneliti berikutnya disarankan menambah variabel lain yang berkaitan erat secara teori terhadap account receivable ratio dan total asset turnover, serta memperluas ruang lingkup penelitian, agar hasil penelitian dapat diperluas.


(39)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Manajemen Keuangan

Keuangan adalah salah satu fungsi pokok perusahaan disamping pemasaran, personalia,dan produksi. Manajemen keuangan merupakan bidang yang terluas, dan memiliki kesempatan karir yang sangat luas.Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis peusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan ritel.Manajemen keuangan dalam arti yang lebih luas merupakan keselurahan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan dana (obtaining of funds) yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut (use/allocation of funds) seefisien mungkin (Syahyunan, 2004).

Menurut Keown et al. (2005) dalam Sandhieko (2009) manajemen keuangan adalah “Financial management is concerned with the maintenance and creation of

economic value or wealth” yang artinya bahwa manajemen keuangan merupakan

suatu cara yang menyangkut pemeliharaan dan menciptakan nilai ekonomis atau kesejahteraan.


(40)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah menciptakan nilai dari capital budgeting perusahaan, pembiayaan , dan aktivitas yang berkaitan dengan usaha mendapatkan dana saja, yang sering juga dinamakan pembelanjaan pasif atau pendanaan (finacing).

Dalam melaksanakan fungsi manajemen keuangan, terdapat tujuan korporasi, anatara lain sebagai berikut : (1) untuk mencapai kesejahteraan pemegang saham secara maksimum, (2) Mencapai keuntungan maksimum dalam jangka panjang, (3) mencapai hasil manajerial yang maksimum, (4) mencapai pertanggungjawaban social, dalam pengertian peningkatan kesejaheraan dari karyawan koporasi.

Fungsi manajemen keuangan menurut Syahyunan (2004:2) adalah sebagai berikut :

1. Keputusan investasi, yaitu fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tetap yang akan menentuakan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut.

2. Keputusan pendanaan, yaitu memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan.

3. Kebijakan deviden, untuk membiayai operasi perusahaan dan mampu menghasilkan keuntungan,maka perusahaan harus menahan sebagian keuntunan untuk diinvestasikan kembali (re-investasi).


(41)

2.1.2Laporan keuangan

Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas yang bertulisakan angka-angka, tetapi sangat penting juga untuk memikirkan aktiva ril dibalik angka-angka tersebut.Houston dan Brigham (2001:36).Menurut Kasmir (2008:7) laporan keuangan adalah : laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu. Secara ringkas menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan.

Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan gambaran dari kondisi keuangan perusahaan yang dapat digunakan oleh berbagai pihak sebagai sumber informasi.Pembuatan dan penysunan laporan keungan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak intern maupun ekstern perusahaan. Dalam kesehariannya, pihak yang sering menggunakan laporan keuangan adalah pemilik usaha, manajemen, kreditor, pemerintah, dan investor.

Menurut Kasmir (2008:11) secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Berikut ini merupakam tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;


(42)

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu;

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan; 8. Informasi keuangan lainnya.

2.1.3 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku, tapi haruslah disadari bahwa laporan keuangan masih mempunyai sifat dan keterbatasan, dan keduanya dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan melalui hasil analisis laporan keuangan.

Menurut Kasmir (2004:16) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.

2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya untuk pihak tertentu saja.

3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbanagan-pertimbangan tertentu.

4. Laporan keungan bersifat konsevatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian.

5. Laporan keungan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi buka kepada sifat formalnya.


(43)

Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti dari nilai keuangan secara langsung Karenahak ini memang harus dilakuakan agar dapat menunjukan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan berbagai kondisi dari berbagaisektor terus terjadi

2.1.4 Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu

item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainya. Menurut Samsul (2006)

dalam penelitian yang dilakukan Maria (2011:10) Analisis rasio adalah membandingkan antara (1) unsur-unsur neraca, (2) unsur-unsur laporan laba-rugi, (3) unsur-unsur neraca dana laporan dan laporan laba-rugi, serta (4) rasio keuangan emiten yang satu dan rasio keuangan emiten yang lainnya.

Menurut Munawir (2009) Analisa ratio seperti halnya alat-alat analisa yang lain adalah “future oriented”, oleh Karena itu penganalisa harus mampu untuk meneyesuaikan faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka ratio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dalam menginterprestasikan data yang bersangkutan.


(44)

Dapat diartikan secara simpel bahwasanya analisis ratio adalah membandingkan antara satu angka dengan angka lainnya yang memberikan suatu makna.Suatu keuntungan dengan menggunakan rasio adalah meringkas suatu data historis perusahaan sebagai bahan perbandingan.

Abdul Halim (2007) mengemukakan jenis-jenis rasio keuangan utama yang umumnya digunakan untuk melakukan analisis adalah sebagai berikut:

1. Rasio untuk mengukur kinerja manajemen

2. Rasio untuk mengukur efisiensi operasi manajemen

3. Rasio untuk mengukur kebijakan keuangan perusahaan

Menurut Martono dan Agus (2007) analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan:

1. Perbandingan internal (internal Comparison), yaitu membandingkan rasio pada saat ini dengan rasio pada masa lalu dan masa yang akan datang dalam perusahaan yang sama.

2. Perbandingan eksternal (external comparison) dan sumber-sumber rasio industri, yaitu membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada saat yang sama.


(45)

Secara garis besar menurut Martono dan Agus (2007) ada 4 jenis rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas (likuidity ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar.

2. Rasio aktivitas (activity ratio) atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya.

3. Rasio leverage financial (financial leverage ratio), yaitu rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman).

4. Rasio keuntungan (profitability ratio) atau rentabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.

2.1.5 Struktur modal

Menurut Brighman dan Houston (2012:179), teori struktur modal modern yang pertama adalah teori struktur Modigliani dan Miller (teori MM).Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan.Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan return/pengembalian sehingga dapat memaksimumkan harga saham (Engkos Kosasih, S.E., M.M. et al).Sturuktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang


(46)

terhadap sumber modal (Keown, 2008) dalam Annisa (2015). Penggunaan struktur modal dalam perusahaan diharapkan akan memberikan keuntungan yang lebih besar daripada biaya asset dan juga diharapkan adanya penambahan sumber dana yang akan membuat keuntungan pemegang saham ikut meningkat.

Tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan bauran sumber dana permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham dan agar tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalakan nilai perusahaan tercapai, Warsono (2003:235).

Perusahaan dalam menentukan struktur modalnya pasti bertujuan untuk meminimalkan biaya modal yang akan dikeluarkan, kerena biaya ini secara potensial akan mengurangi pembayaran deviden tunai kepada pemegang saham. Jika biaya modal ini dapat diminimalisir, jumlah deviden tunai akan dibayarkan meningkat, dan hal ini tentunya dapat memaksimumkan harga saham. Penentuan struktur modal, yang menyangkut bauran pendanan yang berasal dari modal sendiri dan utang yang akan digunakan oleh perusahaan pada akhirnya menyangkutpenentuan berapa banyak utang (leverage keuangan) yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivitasnya.

Jensen dan Meckling (1967) dalam Meythi (2007) yang dikutip dari Widyaningrum (2009) telah mengembangkan teori agensi yang menjelaskan tentang pola hubungan anatara principal dan agen. Penunjukkan manajer oleh pemegang


(47)

saham akan memunculkan perbedaaan kepentingan karena manjen diberi kekuasaan untuk membuat keputusan yang dapat menciptakan konflik potensial. Masalah agen timbul karena adanya hubungan bukan saja antara pemilik dan manajer, tatapi juga hubungan anatara pemilik dan pemberi pinjaman (Manurung, 2011). Pemberi pinjaman menyediakan dana pada perusahaan dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan pengeluran modal sekarang, yang akan datang dan struktur modal bagi perusahaan. Jika pemeberi pinjaman memeberikan dana pada perusahaan, bunga dibebankan berdasarkan penilaian pemeberi pinjaman atas resiko perusahaan. Jika investasi yang beresiko tidak berhasil, maka pemeberi pinjaman menanggung biayanya. Jelas ada isentif di mana manejer bertindak atas nama pemegag saham untuk mengambi keuntungan dari pinjaman.

Untuk menghindari situasi ini, pemberi pinjaman melakukan monitoring dan teknik pengendalian pada yang diberi pinjaman yang disebut dengan biaya agen.Jika pinjaman yang ada hanya sedikit, maka pengawasan (monitoring) yang dilakukan pemberi oinjaman pun tidak terlalu ketat. Biaya pengawasan tersebut, seperti halnya biaya kebangkrutan, cenderung meningkat pula dengan leverage keuangan. Jansen menegmukakan bahwa arus kas bebas yang besar akan mengarah pada perilaku manajer yang salah dan keputusan yang buruk yang bukan demi kepentingan pemegang saham bias perusahaan. Dengan kata lain, manajer memiliki insentif untuk memegang arus kas bebas dan “bermain” dengannya, bukan mengelolanya, misalnya menjadi pembayaran tunai yang lebih tinggi. Tapi tidak semuanya hilanh, Ini


(48)

mengarah pada ang disebut Jense sebagai hipotesis kontrolnya untul penciptaan utang (peningkatan utang).

Dengan meningkatkan leverage, pemegang saham akan menikmati pengawasan “kontrol” yang lebih atas tim manajemennya. Contohnya, jika perusahaan menerbitkan utang baru dan menggunakan hasilnya untuk memebeli kembali saham yang terutang, maka manajemen wajib embayar tunai unyuk menutupi utang.Ini berarti mengurangi jumlah arus kas yang ada pada majemen untuk dipermainkan. Motif penggunaan leverage keuangan ini bias disebut sebagai hipotesis ancaman, karena manajemen berada dibawah ancaman kegagalan keuangan. Karenya, sesuai dengan teori agensi pada struktur modal, manajer mbekerja lebih efisien dan disiplin (Keown, 2005:558).

2.1.6 Jenis Rasio Keuangan

Dalam penelitian ini jenis rasio keuangan yang digunakan adalah Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio (LDER), Account Receivable Turn Over (ART), Total Asset Turn Over (TATO).

1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Denga kata lain,


(49)

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut :

Debt to asset ratio = ���������

�����������

2. Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancer dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dan yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.

Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut:

Debt to equity ratio = ����� �����

�������

3. Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)

LDER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.


(50)

Rumusan untuk mencari long term debt to equityratio adalah dengan menggunakan perbandngan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri, yaitu:

LDER = ���� ���� ����

������

4. Receivable Turn Over (Perputaran Piutang)

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah (bandingkan dengan tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaaan semakin baik.

Rumus untuk mencari receivable turnover adalah sebagai berikut :

Receivable Turn Over = ��������� ������

���� −����������

5. Total Asset Turn Over

Total asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktibva.

Rumus untuk mencari total asset turn over adalah sebagai berikut :

Total asset turn over = ��� ������ (������)


(51)

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap tingkat investasi menunjukkan hasil-hasil yang berbeda.Penelitian ini merupakan penelitian yang dikembangkan dari penelitian-penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian 1 Widyaningrum (2009) Hubungan antara

everage keuangan dengan tingkay aktivitas investasi perusahaan (studi kasus pada oerusahaan manufaktur yag terdaftar di bursa efek Indonesia) Variabel independen: DAR,DER,LDE . Variabel dependen: ART,ITO,FAT, TATO Terdapat hubungan yang signifikan antara leverage keuangan dan tinglat aktivitas investasi perusahaan sesuai dengan teori agensi.

2 Sandhieko (2009) Analisis Rasio

Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Profitabilitas serta Pengaruhnya terhadap Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di BEI.

Variabel Independen: Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Prifitabilitas. Variabel Dependen: Harga Saham Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Profitailitas dengan Harga Saham berpanguruh signifikan dengan arah positif.


(52)

3 Aminatuzahra (2010) Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio,

Total Asset Turnover, Net Profit

Margin terhadap ROE.

Variabel Indepeden:

Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin. Variabel dependen: Return on Equity Secara simultan dan secara parsial hasl data dari penekitian ini berpangauh

terhadap ROE.

4 Fachrudin (2011) Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan. Variabel independen: Struktur modal, ukuran perusahaan, agency cost. Varibel dependen: Kinerja perusahaan. Terdapat pengatuh sig nifikan positif struktur modal terhadap agency cost,tidak terdapat pengaruh signifikan struktur modal,ukuran perusahaan dan agency cost terhadap kinerja perusahaan.

5 Julita (2011) Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Longterm Debt to Equity Ratio terhadap

Profitabilitas Perusahaan. (Studi Kasus pada Perusahaan

Telekomunikasi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia).

Variabel Independen: Debt To Equity Ratio dan Long Term Debt To Equity Ratio . Variabel Dependen: Profitabilitas Perusahaan.

Debt to equity ratio tidak berpengaruh

secara parsial terhadap

return on equity. Debt to equity ratio dan long term ratio berpengaruh secara simultan terhadap Return On Equity.


(53)

6 Candraeni,Wisada danPutri (2013)

Pengaruh Receivable Turnover, Debt to Equity Ratio, Equity to Total Asset Ratio pada Return on Investment.

Variabel Independen : Receivable Turn Over, Debt to Equity Ratio, Equity to Total Assets Ratio. Variabel Dependen : Return on Investment. Jika receivable turnover meningkat mak return on investment juga meningkat,

apabila debt to equity ratio dan equity total asset ratio meningkat maka akan menurunkan

return on investment

7 Halil (2014) Pengaruh Inventory Turnover (ITO), Total Asset Turnover (TATO),

Debt to Equity Ratio

(DER), Umur Perusahaan, Cash Turnover (CTO) dan Recevable Turnover (RTO) terhadap Return on Investment (ROI). Variabel Independen: Invntory Turn Over, Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio, Umur

Perusahaan, Cash Turn Over, Receivable Turn Over. Variabel Dependen: Return on Investment. Inventory

turnover, debt to equity ratio, umur perusahaan, cah turnover dan receivable

turnover secara simultan

berpengaruh signifikan

terhadap return on investment. Total asset turnover scera parsial berpengaruh

terhadap return on investment

8 Durachman(2014) Pengaruh Leverage dan Rasio Aktivitas Terhadap Tingkat Pengembalian

Investasi.

Variabel Independen: Debt to Asset Ratio, Total Asset Turn Over. Variabel Dependen: Return on Investment variabelleverage dan rasio aktivitas secara parsial dan simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi.


(54)

2.3Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini , Leverage keuangan menggunakan variabel DAR, DER, LDER sebagai indikator, serta ART dan TATO digunakan untuk mengetahui apakah memiliki hubungan yang simultan terhadap tingkat aktivitas investasi. Hubungankausal antara leverage keuangan dengan tingkat investasi perusahaan didasarkan pada teori agensi. Teori Agensi yang dikembangakan oleh Jansen (1986) menjelaskan bahwa penggunaan utang dapat mengurangi biaya keagenan dari arus kas bebas dan membuat manajer menjadi disiplin dalam menggunakan faktor-faktor produksi agar lebih produktif.Hipotesis dari teori agensi juga menyatakan bahwa utang dapat memotivasi manajer untuk menjasi lebih efisien sehingga pengguna aktiva perusahaan menjadi lebih produktif.

Kebijakan pendanaaan (dengan utang) yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan apabila manajemen perusahaa mampu menggunakan sember-sumber ekonomi yang mereka miliki dengan efektif dan efisien sehingga akan menghasilakn tingkat produktivitas aktiva yang baik pula. Maka, dapat dirumuskan sebuah hipotesis bahwa terdapat hubungan yang simultan anatara Debt To Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap Account Rceivable Turn Over dan Total Asset Turn Over.


(55)

Kerangka konseptual penelitian ini akan disajikan pada gambar 2.1 berikut ini:

variabel independen variabel dependen

H1

H2

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disususn dalam kalimat pertanyaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Debt to Asset Ratio(DAR), Debt to Equity Ratio(DER), dan Longterm Debt to Equity Ratio(LDER) mempunyai hubungan secara simultan terhadap Account Receivable Turnover(ART) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?.

DAR (X1)

DER (X2)

LDER (X3)

ART (Y1)


(56)

2. Debt to Asset Ratio(DAR), Debt to Equity Ratio(DER), dan Longterm Debt to Equity Ratio(LDER) mempunyai hubungan secara simultan terhadap Total Asset Turn Over (TATO) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(57)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Meningkatnya persaingan bisnis saat ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu menyesuaikan perusahaan dengan keadaan yang terjadi dan menuntut setiap perusahaan untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan sehingga dapat lebih unggul dalam persaingan yang dihadapi untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan terlebih dalam memperoleh laba. Kesejehteraan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan (firm performance) yang baik. Kinerja perusahaan yang baik juga bermakna bagi konsumen, komunitas, karyawan, dan pemasok dana.

Manajemen keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam dunia bisnis.Namun didalam perkembangan nya, berdirinya sebuah perusahaan sangat bergantung kepada aktivitas yang ditinjau dari sudut manajemen keuangan perusahaan.Tujuan utama dari manajemen keuangan adalah untuk memkasimalkan harga saham, dan bukan untuk memkasimalkan ukuran akuntansi seperti laba bersih atau laba per saham, tetapi data akuntansi sangat mempengaruhi dalam memahami bagaimana kinerja perusahaan serta proyeksi laporan keuangan Brigham at.al (2001:6), faktor yang dapat menunjukan bagaimana kinerja perusahaan itu berjalan dengan baik atau tidak yaitu dengan melihat analisis laporan keungan yang mencakup pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam


(58)

industri yang sama dan mengevaluasi kecenderungan posisis keuangan perusahaan sepanjang waktu (Ade Fatma Lubis at. al)

Pesatnya perkembangan perusahaan dan tingginya angka persaingan bisnis yang terjadi, mendorong setiap perusahaan untuk lebih bijak dalam mempertahankan perusahaannya dengan cara menyusun laporan keungan yang baik dan akurat sebagai alat komunikasi antar manajemen dengan para penggunanya, beberapa yang telah dilakukan diantaranya adalah menguji kegunaan rasio keungan. Pengujian-pengujian yang dilakukan pada pasar modal di Indonesia banyak diilhami oleh penelitian-penelitian terdahulu yang dilakuakan dinegara lain, seperto O’Connor (1973) dalam (Ulupui) yang mempelopori studi mengenai hubungan antara rasio keuangan berguna bagi investor (pemegang saham biasa) untuk mengambill keputusan. Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa analisis kekuatan dari variabel model ratio denganrate of return menunjukkan adanya keragaman akan manfaat rasio keuangan bagi investor (pemegang saham biasa).

Menganalisis laporan keuangan dapat juga dengan menggunakan salah satu alternatif kebijakan pendanaan dalam menentukan nilai perusahaan. Keputusan pendanaan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya selain itu juga akan berpengaruh terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan meningktakan porsi hutangnya (leverage) , maka perusahaan ini dengan sendirinya akan meningktakan risiko keuangan dan konsekuensinya, Julita (2011).


(59)

Aktifvitas pendanaan yang dianut oleh perusahaan salah satunya adalah kebijakan struktur modal, karena baik buruknya struktur modal akan memiliki pengaruh langsung terhadap struktur finansial perusahaan. Menurut Ruwanti dan Devina (2012) dalam Julita (2011) “sturktur modal merupakan imbangan antara modal sendiri dengan modal asing atau hutang”.

Penggunaan utang adalah sumber pendaaan mempunyai keuntungan yaitu dapat mengurangi jumlah pembayaran pajak karena beban bunga tetap yang ditimbulkan dari utang. Di sisi lain, penggunaan utang juga mempunyai kerugian karena timbulnya ancaman akan biaya keagenan dan kebangkurutan, Widyaningrum (2009). Menurut teori pertukaran (trade off theory) yang dikembangangkan oleh Modligliani dan Miler (MM) tahun 1958, bila keuntungan pajak lebih besar dari biaya keagenan dan kebangkurutan, maka sebaiknya perusahaan menggunakan utang untuk memaksimalan nilai perusahaan. Teori ini juga meyatakan bahwa nilai perusahaan akan meningkat sejalan dengan penggunaan utang, selama posisi utang dalam struktur modal masih berada dibawah target struktur modal optimal. Karena menurut teori stuktur modal, jika posisi struktur modal telah berada diatas target struktur modal, maka setiap pertambahan utang akan menurunkan nilai perusahaan.

Teori Keagenan (Agency Theory) menekankan bahwa masalah keagenan yang timbul antara manajer dan pemegang menekankan bahwa masalah keagenan yang timbul antara manejer dan pemegang saham dalam mamadatkan arus kas bebas dapat diatasi dengan peningkatan utang, dengan harapan persyaratan pelunasan utang yang


(60)

ketat akan memuat manejemen perusahaan lebih efisien dalam menggunakan faktor-faktor produksi milik perusahann untuk memproduksi aktiva perusahaan, Jensen (1986).

Menurut Ming dan Tzeng (2011) dalam Isabella (2015), keputusan struktur modal dalam mengatur komposisi antara pendanaan melaui hutang dan saham harus cepat untuk meminimalkan biaya agensi dan memaksimalkan nilai perusahaan.Pendanaan yang datang dari hutang disebut dengan financial leverage.

Di dalam struktur modal terdapat kebijakan hutang, kebijakan hutang sangat sensitive terhadap perubahan nilai perusahaan. Besarnya hutang akan meningktakan jumlah financial leverage yang mencermikan risiko yang akan dihadapi perusahaan juga tinggi. Jika sebuah perusahaan memiliki total hutang yang lebih besar dari total ekuitas yang dimilikinya perusahaan tersebut dikatakan tidak solvable karenaleverage menunjukkan besarnya dana yang harus disediakan oleh kreditur Hanafi (2005) dalam Anisa (2015). Jumlah asset yang besar dan diikuti dengan tingginya leverage juga menjadi perhatian bagi investor karena jumlah aset yang besar diperoleh dari hutang. Investor akan menganggap perusahaan tidak mampu menghasilkan sumber dana internal untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Sehingga investor akan berhati-hati terhadap perusahaan yang


(61)

Penggunaan hutang dapat mengurangi tindakan opurtunis manajer yang ingin menggunakan arus kas bebas untuk membiayai projek investasi berlebihan (Jensen, 1986) dalam Bukit (2012).Keputusan perusahaan untuk menerbitkan hutang menandakan bahwa perusahaan tersebut berkomitmen untuk memperbaiki kinerja perusahaan sesuai dengan kontrak perusahaaan dan pemberi hutang.

Salah satu perusahaan yang menjadi penopang utama perkembangan industri adalah perusahaan manufaktur.Perkembangan industri manufaktur disebuah negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional dinegara itu.Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Dalam Durachman (2008) indeks manufaktur yang bergerak di industri barang konsumsi, industri dasar, dan aneka industri mengalami kenaikan 9,37 % sejak awal tahun hingga 2 Agustus 2013. Perusahaan yang bergerak di industri barang konsumsi sebanyak 31 emiten memiliki bobot 44% dari pembentukan indeks manufaktur terutama ditopang sektor konsumen yang tumbuh 28%. Kenaikan ini merupakan kenaikan tertunggi kedua dari 2 sektor lainnya yakni sektor aneka industri dan industri dasar yang menjadi bagian indeks manufaktur.

Penelitian terdahulu mengenai hubungan antara struktur modal dengan aktivitas investasi, produktifitas, kinerja keuangan, dan nilai perusahaan menunjukkan hasil yang beragam. Fillbeck dan Gorman (2001) menemukan hubungan yang positif antara leverage dengan tingkat aktivitas investasi dan 5


(62)

produktivitas aktiva, hal ini berarti sejalan dengan hipotesis arus kas bebas.Namun hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2004) dan Sugihen (2003) yang menyatakan bahwa kebijakan utang (leverage keuangan) mempunyai pengaruh negatif terhadap aktivitas investasi perusahaan.Hal ini diperkirakan karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar saat krisis ekonomi tahun 1997.

Uraian diatas melatarbelakangi penelitian ini, yaitu ingin melanjutkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Manurung, dengan metode pengujian hipotesis yang berbeda untuk mengetahui apakah leverage keuangan mempunyai hubungan yang simultan terhadap tingkat investasi perusahaan sejalan dengan hipotesis arus kas bebas dan teori pertukaran setelah satu decade krisis ekonomi berlalu di Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas maka penyusunan skripsi ini diberi judul “Analisis Pengaruh Debt to Assetb Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) Terhadap Account Receivable Turn Over dan Total Asset Turn Over.”


(63)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latarbelakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah Debt to Asset Ratio(DAR), Debt to Equity Ratio(DER), dan Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) mempunyai hubungan secara simultan terhadap Account Recevable Turnover(ART) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) mempunyai hubungan secara simultan terhadap Total Asset Turnover (TATO) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian tersebut , maka tujuan penelitian ini:

1. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Longterm Debt to Equity Ratio(LDER) mempunyai hubungan secara simultan terhadap Account Receivable Turnover(ART) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Longterm Debt to Equity Ratio dan (LDER) mempunyai


(64)

hubungan secara simultan terhadap Total Asset Turnover (TATO) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang hubungan antara Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio(DAR), Long term Debt to Equity Ratio(LDER) sebagai indikator leverage keuangan, sedangkan ART dan TATO sebagai indikator tingkat investasi perusahaan. 2. Bagi peneliti lainnya, dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan

penelitian sejenis.

3. Bagi akademis, dapat menambah literatur mengenai topik kebijakan pendanaan dengan utang dan hubungannya dengan tingkata investasi perusahaan.

4. Bagi investor, dapat menjadi tambahan wacana dalam menentukan kebijakan pendanaan dengan utang dan implikasinya terhadap perusahaan.


(65)

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio (LDER) Terhadap Account Receivable

Turnover (ART) Dan Total Asset Turn Over (TATO)

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan spesialisasi auditor secara simultan dan parsial terhadap kualitas audit dengan audit tenure sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini menggunakan metode kausal komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 sebanyak 38 perusahaan dan sampel sebanyak 100 unit analisis observasi berdasarkan. Sampel dipilih dengan metode

purposive sampling. Jenis data dalam penelitin ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari website BEI ya digunakan adalah studi dokumentasi. Penelitian ini memiliki satu variabel dependen, tiga variabel independen dan satu variabel pemoderasi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menguji hubungan variabel dependen dan independen dan uji residual untuk menguji variabel pemoderasi.Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan variabel ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan spesialisasi auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Variabel ukuran KAP dan spesialisasi auditor tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit, tetapi ukuran perusahaan berpengaruh sigifikan terhadap kualitas audit. Audit tenure bukan merupakan variabel pemoderasi antara ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan spesialisasi auditor dengan kualitas audit.

Kata kunci: Ukuran KAP, ukuran perusahaan, spesialisasi auditor, kualitas audit


(66)

ABSTRACT

This study aimed to analyze the influence of variables auditor firm size, company firm size, and specialization auditor to audit the quality of the audit tenure as moderating variables simultaneously and partially. This study uses comparative causal. The population in this study is a company manufacturing consumer goods sub-sectors listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2014 as many as 20 firm and 100 observational analysis unit. Samples were selected by purposive sampling method. Type of data in this experiment is secondary data obtained from BEI website that www.idx.co.id. Data collection method used is the study documentation. This study has one dependent variable, three independent variables and the moderating variables. This study uses multiple regression analysis to examine the relationship dependent and independent variables and residual test to test the moderating variables. The research proves that the variable auditor firm size, company firm size, and influence simultaneously specialization auditors on audit quality. Variable auditor firm sizes and specialties auditor has no partial effect on audit quality, but the size of the company has significant effect on audit quality. Audit tenure is not a moderating variable between firm size, firm size, and specialization auditor to audit quality.

Keywords: Auditor firm size, company firm size, specialized auditors, audit quality and audit tenure.


(67)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), LONGTERM DEBT TO EQUITY RATIO (LDER) TERHADAP ACCOUNT RECEIVABLE TURNOVER (ART) DAN TOTAL

ASSET TURN OVER (TATO).

OLEH

LINCE OKTARINA SAMOSIR 120503335

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(68)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio

(DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), DAN Total Asset Turnover (TATO).” adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas

akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data atau informasi yang saya peroleh dari badan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika dalam penulisan ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa pernyataan ini tidak benar,saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2016 Yang Membuat Pernyataan,

120503335 Lince O Samosir


(1)

dan kritik yang sangat membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.

5. Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Dosen Penguji dan Ibu Dr. Rina Br. Bukit, M.Si., Ak., C.A. selaku Dosen Pembanding yang memberikan banyak masukkan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 6. Para Bapak dan Ibu dosen pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama masa kuliah.

7. Terima kasih kepada sahabat-sahabat seperkuliahan penulis “Keong” nisa, Sophia, beatrik, caca, dea, moudya yang selalu menyemangati dan membantu kegiatan perkuliahan dari awal hingga saat ini.

8. Terimakasih kepada sahabat-sahabat penulis Dewi, Ami, Olin, Donal, Michael, Yacob, yang selalu memberikan dukungan dalam segala aspek, menyemangati dan membantu di masa-masa sulit hingga senang

9. Terimakasih kepada Teman “Graha Petula” Tante, Kak Porman, Tere yang semasa dari awal kuliah selalu mendukung dan menemani penulis.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi.

Medan, 2016

Penulis,

NIM. 12050335 Lince O Samosir


(2)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... ..i

ABSTRACT...ii

ABSTRAK...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Tinjauan Teoritis ... 11

2.1.1 Hubungan Teori Keagenan dengam Kualitas Audit ... 11

2.1.2 Kualitas Audit ... 13

2.1.3 Ukuran Kantor Akuntan Publik ... 15

2.1.4 Ukuran Perusahaan Klien ... 16

2.1.5 Spesialisasi Auditor ... 17

2.1.6 Audit Tenure ... 17

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

2.3 Kerangka Konseptual ... 24

2.4 Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Batasan Operasional ... 32

3.4 Defenisi Opersional dan Skala Pengukuran Variabel ... 33

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 42

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.8 Metode Analisis Data ... 43

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 43

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 43


(3)

3.8.2.2 Uji Multikolonieritas ... 44

3.8.2.3 Uji Autokorelasi ... 44

3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 45

3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 45

3.8.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 46

3.8.4.1 Uji Koefisien Determinasi ... 46

3.8.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 47

3.8.4.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) ... 48

3.8.4.4 Analisis Regresi Moderasi (Uji Residual)... 49

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Deskriptif Penelitian ... 50

4.2 Statistik Deskriptif ... 50

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 53

4.3.1 Uji Normalitas ... 53

4.3.2 Uji Multikolonieritas ... 55

4.3.3 Uji Autokorelasi ... 56

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ... 57

4.4 Pengujian Statistik (Analisis Regresi Linier Berganda) ... 59

4.5 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 60

4.5.1 Uji Koefisien Determinasi(R2) ... 60

4.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 61

4.5.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) ... 62

4.5.4 Analisis Regresi Moderasi (Uji Residual) ... 64

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 67

5.3 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(4)

DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu ... 21

3.1 Defenisi Operasional dan Pengukurn Variabel ... 31

3.2 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 34

4.1 Statistik Deskriptif dari Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Longterm Debt to Equity Ratio, Account Receivable Ratio dan Total Asset Turnover ... 43

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 45

4.3 Hasil Multikolonieritas ... 46

4.4 Hasil Uji Heteroskedastistas dengan Uji Glejser ... 47

4.5 Hasil Uji Signifikan Korelasi Kanonikal ... 48

4.6 Persentase Pengaruh Covariate Variabel Kanonikal terhadap Variabel Kanonikal Dependen ... 48

4.7 Uji Signifikansi Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Masing-Masing Variabel Dependen... 49

4.8 Canonical Loading ... 50


(5)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Konseptual ... 25


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 56

2 Hasil Uji Normalitas ... 56

3 Hasil Uji Multikolionieritas ... 61

4 Hasil Uji Kanonikal ... 6


Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Asset Ratio, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Return on Asset pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

2 73 74

Analisis Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 117 80

Pengaruh Current Ratio (CR), Longterm Debt Equity Ratio (LtDER), Total Asset Turnover (TATO), Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2012

0 52 102

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 11

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 2

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 8

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 18

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 1 3

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 9