Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Teladan Kota Medan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, L.C., Al-Tawfiq, J., Ba-Essa, E., Alwin, A.R., (2015). Low Rate of Noncompliance to Antituberculous Therapy Under The Banner of Directly
Observed Treatment Short Course (DOTS) Strategy and Well Organized
Retrieval System: A Call for Implementation of This Strategy at All DOTS
centers in Saudi Arabia. Pan African Medical Journal.Hal.1-5.
Arifandi.(2016). Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan
Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Helvetia Kota
Medan.Skripsi.FF USU. Medan.Hal. 26-33, 46-47.
Apriani, R., Fasich, dan Athijah. (2010). Analisis Terhadap Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Empat
FDC (Fixed Dose Combination).Majalah Farmasi Airlangga. Hal.2-8.
Depkes, RI. (2007). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Tuberkulosis.Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 4, 8-10, 12, 14-19, 23-27,
38-55, 75-78.
Depkes, RI. (2011). Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 40.
Diana, I.S., Mubasyiroh, R., Supardi, S., (2016).Hubungan Pengetahuan dan
Sikap dengan Kepatuhan Berobat pada Pasien TB Paru yang Rawat Jalan
di Jakarta Tahun 2014.Media Litbangkes.Volume 3 No. 4.Hal.243-247.
Dinkes (2014).Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014. Medan :
Dinas Kesehatan. Hal. 27.
Hardman, J.G., dan Limbird, L.E. (2001). Goodman dan Gilman : Dasar
Farmakologi Terapi. Edisi 10 Volume 3.Penerjemah : Tim Ahli Bahasa
Indonesia Farmasi ITB. Hal. 254.
ISFI.(2009). ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT.ISFI penerbitan. Hal. 918.
Junita, F. (2012).Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Kepatuhan Minum
Obat Anti Tuberculosis pada Pasien Tuberculosis Paru di Puskesmas
Kecamatan Jatinegara Tahun 2012.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Medistra Indonesia.Hal.4-10.
Kemenkes, RI. (2014). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 4-6 .
Niven, N. (2002). Psikologi Kesehatan. Edisi Kedua. Jakarta :Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Hal.192-194.
37
Universitas Sumatera Utara
Nofriyanda.(2010). Analisis Molekuler pada Proses Resistensi Mikrobakterium
Tuberkulosis Terhadap Obat-Obat Anti Tuberkulosis.Padang : Fakultas
Kedokteran UNAND. Hal.3-6.
Notoatmojo, S. (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya. Hal. 115.
Pameswari, P., Halim, A., dan Yustika, L. (2016).Tingkat Kepatuhan Penggunaan
Obat pada Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib
Kabupaten Kerinci.Jurnal Sains Farmasi dan Klinis.Hal.117-120.
Pasek, M., dan Made, S. (2013). Hubungan Persepsi dan Tingkat Pengetahuan
Penderita TB dengan Kepatuhan Pengobatan di Kecamatan Buleleng.
Jurnal Pendidikan Indonesia. Hal. 145-150.
PDPI.(2006).
Pedoman
Diagnosis
dan
Penatalaksanaan
Indonesia.http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.html.Diakses
tanggal 15 Mei 2017.
di
pada
Peloquin, C.A. dan Namdar, R. (2011).Tuberculosis in Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach. 8th Edition. USA: Mc-GrawHills Companies.
Hal. 1931.
Puspa, P., Halim, A., dan Yustika, L. (2016).Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat
pada Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib Kabupaten
Kerinci.Jurnal Sains Farmasi dan Klinis. Sumatera Barat : Ikatan
Apoteker Indonesia. Hal.116-120.
Raharjo.(2015). Uji Koefisien Korelasi.http://www.konsistensi.com/2015/02/ujikoefisien-korelasi-spearman-dengan.html. Diakses pada 01 Januari 2017.
Riskesdas.(2013). Hasil Riskesdas 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Hal. 104.
Turotop, L.K. dan Yufuai, A.R. (2016).The Related Factors Compliance to Basil
Fuda Pulmonary Tuberculosis Patient Positive Resistant Acid (BTA) in
Community Health Centre District Sentani.International Journal of
Research In Medical and Health Sciences. Hal.7-11.
WHO.(2016). Global Tuberculosis Report 2016.http://www.who.int/tb. Diakses
pada tanggal 06 Mei 2017.
WHO.(2016).
Tuberculosis.http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs104/en/.Diakses
pada tanggal 29Desember 2016.
38
Universitas Sumatera Utara
Ali, L.C., Al-Tawfiq, J., Ba-Essa, E., Alwin, A.R., (2015). Low Rate of Noncompliance to Antituberculous Therapy Under The Banner of Directly
Observed Treatment Short Course (DOTS) Strategy and Well Organized
Retrieval System: A Call for Implementation of This Strategy at All DOTS
centers in Saudi Arabia. Pan African Medical Journal.Hal.1-5.
Arifandi.(2016). Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan
Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Helvetia Kota
Medan.Skripsi.FF USU. Medan.Hal. 26-33, 46-47.
Apriani, R., Fasich, dan Athijah. (2010). Analisis Terhadap Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Empat
FDC (Fixed Dose Combination).Majalah Farmasi Airlangga. Hal.2-8.
Depkes, RI. (2007). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Tuberkulosis.Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 4, 8-10, 12, 14-19, 23-27,
38-55, 75-78.
Depkes, RI. (2011). Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 40.
Diana, I.S., Mubasyiroh, R., Supardi, S., (2016).Hubungan Pengetahuan dan
Sikap dengan Kepatuhan Berobat pada Pasien TB Paru yang Rawat Jalan
di Jakarta Tahun 2014.Media Litbangkes.Volume 3 No. 4.Hal.243-247.
Dinkes (2014).Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014. Medan :
Dinas Kesehatan. Hal. 27.
Hardman, J.G., dan Limbird, L.E. (2001). Goodman dan Gilman : Dasar
Farmakologi Terapi. Edisi 10 Volume 3.Penerjemah : Tim Ahli Bahasa
Indonesia Farmasi ITB. Hal. 254.
ISFI.(2009). ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT.ISFI penerbitan. Hal. 918.
Junita, F. (2012).Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Kepatuhan Minum
Obat Anti Tuberculosis pada Pasien Tuberculosis Paru di Puskesmas
Kecamatan Jatinegara Tahun 2012.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Medistra Indonesia.Hal.4-10.
Kemenkes, RI. (2014). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 4-6 .
Niven, N. (2002). Psikologi Kesehatan. Edisi Kedua. Jakarta :Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Hal.192-194.
37
Universitas Sumatera Utara
Nofriyanda.(2010). Analisis Molekuler pada Proses Resistensi Mikrobakterium
Tuberkulosis Terhadap Obat-Obat Anti Tuberkulosis.Padang : Fakultas
Kedokteran UNAND. Hal.3-6.
Notoatmojo, S. (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya. Hal. 115.
Pameswari, P., Halim, A., dan Yustika, L. (2016).Tingkat Kepatuhan Penggunaan
Obat pada Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib
Kabupaten Kerinci.Jurnal Sains Farmasi dan Klinis.Hal.117-120.
Pasek, M., dan Made, S. (2013). Hubungan Persepsi dan Tingkat Pengetahuan
Penderita TB dengan Kepatuhan Pengobatan di Kecamatan Buleleng.
Jurnal Pendidikan Indonesia. Hal. 145-150.
PDPI.(2006).
Pedoman
Diagnosis
dan
Penatalaksanaan
Indonesia.http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.html.Diakses
tanggal 15 Mei 2017.
di
pada
Peloquin, C.A. dan Namdar, R. (2011).Tuberculosis in Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach. 8th Edition. USA: Mc-GrawHills Companies.
Hal. 1931.
Puspa, P., Halim, A., dan Yustika, L. (2016).Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat
pada Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib Kabupaten
Kerinci.Jurnal Sains Farmasi dan Klinis. Sumatera Barat : Ikatan
Apoteker Indonesia. Hal.116-120.
Raharjo.(2015). Uji Koefisien Korelasi.http://www.konsistensi.com/2015/02/ujikoefisien-korelasi-spearman-dengan.html. Diakses pada 01 Januari 2017.
Riskesdas.(2013). Hasil Riskesdas 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Hal. 104.
Turotop, L.K. dan Yufuai, A.R. (2016).The Related Factors Compliance to Basil
Fuda Pulmonary Tuberculosis Patient Positive Resistant Acid (BTA) in
Community Health Centre District Sentani.International Journal of
Research In Medical and Health Sciences. Hal.7-11.
WHO.(2016). Global Tuberculosis Report 2016.http://www.who.int/tb. Diakses
pada tanggal 06 Mei 2017.
WHO.(2016).
Tuberculosis.http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs104/en/.Diakses
pada tanggal 29Desember 2016.
38
Universitas Sumatera Utara