Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Teladan Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menginfeksi secara laten ataupun
progresif. Jika tidak diobati atau tidak ditangani, tuberkulosis menyebabkan
kerusakan jaringan progresif dan pada akhirnya menyebabkan kematian (Peloquin
dan Namdar, 2011).Mycobacterium tuberculosis di tularkan oleh seseorang
melalui batuk dan bersin (ISFI, 2009).
Tuberkulosis merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian di seluruh
dunia. Padatahun 2015, sebanyak 10,4 juta orang terserang tuberkulosis dan 1,8
juta meninggal karena penyakit tersebut.

Lebih dari 95% kematian akibat

tuberkulosis terjadi pada negara berpenghasilan rendah dan menengah.Enam
Negara dari 60% total, di mana India pertama di ikuti oleh Indonesia, China,
Nigeria, Pakistan, dan Afrika Selatan. Pada tahun 2015, sebanyak 1 juta anakanak

terserang


tuberkulosis

dan

170.000

anak

meninggal

akibat

tuberkulosis(WHO, 2016).
Pada tahun 2014, jumlah terbesar kasus tuberkulosis baru terjadi di Asia
Tenggara dan Pasifik Barat.Diperkirakan sekitar 80% dari kasus tuberkulosis yang
dilaporkan terjadi di 22 negara. Beberapa negara mengalami penurunan besar
dalam kasus tuberkulosis, sementara

angka-angka tersebut menurun sangat


lambat. Brazil dan China adalah salah satu dari 22 negara dengan penurunan
berkelanjutan dalam kasus tuberkulosis selama 20 tahun terakhir (WHO,
2016).Menurut riset yang dilakukan pada tahun 2013 prevalensi penduduk

1

Universitas Sumatera Utara

Indonesia yang didiagnosis tuberkulosis paru oleh tenaga kesehatan adalah 0,4%,
tidak berbeda dengan 2007 di mana Sumatera Utara adalah 0,2% (Riskesdas,
2013).
Penyakit kronis adalah gangguan atau penyakit yang berlangsung
lama.Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit kronis.Agar proses kesembuhan
pasien menderita penyakitkronis cepat terwujud, kerja sama antara pasien dan
keluarganya dengan penyedia layanan kesehatan, khususnya dokter harusterjalin
dengan baik. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan
seseorang untuk meminum obat, yaitu antara lain: usia, pekerjaan, waktu luang,
pengawasan, jenis obat, dosis obat, dan penyuluhan dari petugas kesehatan.
Pengetahuan dan sikap menjadi faktor kepatuhan seseorang dalam minum obat
(Apriani, 2010).Pendidikan mempengaruhi keteraturan minum obat pasien,

dengan semakin tinggi tingkat pendidikan pasien, maka semakin banyak informasi
tentang pengobatan yang diterimanya sehingga pasien akan patuh dalam
pengobatan penyakitnya.Faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah
faktor komunikasi, pengetahuan, fasilitas kesehatan, faktor penderita termasuk
persepsi dan motivasi individu (Pasek, 2013).
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenaianalisis hubungan tingkat pengetahuan terhadap
prilaku kepatuhan minum obat pada pasien tuberkulosis paru di Puskesmas
Teladan Kota Medan.

2

Universitas Sumatera Utara

1.2 Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh tingkat pengetahuan tehadap
kepatuhan minum obat pada pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Teladan Kota
Medan. Dalam hal ini, karakteristik pasien (usia dan jenis kelamin) dan tingkat
pengetahuan adalah variabel bebas (independent variable)dan kepatuhan minum
obat sebagaivariabel terikat (dependent variable). Gambaran tentang kerangka

pikir penelitian ditunjukan pada Gambar 1.1
Variabel Bebas

Variabel Terikat
Kepatuhan Minum
Obat Anti
Tuberkulosis

Karakteristik Pasien:
a. Jeniskelaminresponden
b. Umur responden
c. Pendidikan responden
d. Pekerjaan responden

Tingkat Pengetahuan
Penderita
Tuberkulosis Paru

Gambar 1.1 Skema kerangka pikir penelitian


3

Universitas Sumatera Utara

1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan beberapa hal yang telah dikemukakan, maka peneliti dapat
merumuskan masalah yang terjadi. Perumusan masalah tersebut adalah:
a.

apakah karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, pendidikan, dan
pekerjaan)

mempengaruhi

pengetahuan

pasien

tentang


penyakit

tuberkulosis paru ?
b.

apakah karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, pendidikan, dan
pekerjaan) mempengaruhi kepatuhan pasien minum obat tuberkulosis paru?

c.

apakah terdapat hubungan positif antara tingkat pengetahuan terhadap
kepatuhan minum obat pada pasien tuberkulosis paru?

1.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
a.

karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, pendidikan, dan pekerjaan)
mempengaruhi pengetahuan pasien terhadap kepatuhan minum obat

tuberkulosis paru.

b.

karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, pendidikan, dan pekerjaan)
mempengaruhi kepatuhan pasien minum obat tuberkulosis paru.

c.

terdapat hubungan positif antara tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan
minum obat pada pasien tuberkulosis paru.

4

Universitas Sumatera Utara

1.5 Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a.


pengaruh karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, pendidikan, dan
pekerjaan)

terhadap

tingkat

pengetahuanpasien

tentang

penyakit

tuberkulosis paru.
b.

pengaruh karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, pendidikan, dan
pekerjaan)terhadap tingkat pengetahuanpasien tentang kepatuhan minum
obat tuberkulosis paru.


c.

hubungan positif antara tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan minum
obat pada pasientuberkulosis paru.

1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain untuk:
a. peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi peneliti.
b. Puskesmas, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian evaluasi bagi
puskesmas terhadap kepatuhan pasien minum obat tuberkulosis paru .
c. masyarakat, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang tuberkulosis paru.

5

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis pada pasien Tuberkulosis Paru di Puskemas Pamulang Tangerang Selatan Provinsi Banten periode Januari 2012 – Januari 2013

5 51 83

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT ANTITUBERKULOSIS (OAT) PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI RS PARU SIDAWANGI, CIREBON, JAWA BARAT

11 58 88

Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 14

Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 13

Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Teladan Kota Medan Chapter III V

0 0 18

Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Teladan Kota Medan

1 9 2

Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 22

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS

0 0 5

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TUBERKULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PASIEN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IMOGIRI 1 NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TUBERKULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PASIEN MINUM OBAT ANTI TUBERK

0 1 20