S PPB 1200131 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada setiap proses pembelajaran yang berlangsung, siswa akan melakukan
suatu kegiatan untuk memahami bagaimana ia belajar dan bekerja untuk dirinya
sendiri. Setiap orang perlu memiliki kemampuan untuk menguasai dan
mengendalikan dirinya sendiri karena hal inilah yang akan menentukan
keberhasilan dalam hidupnya. Berhasil atau tidaknya proses belajar tergantung
dari faktor-faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar tersebut. Proses
belajar yang baik merupakan proses belajar yang bisa memudahkan siswa dalam
memahami materi pelajaran yang diajarkan dan disampaikan oleh guru.
Keberhasilan siswa dalam belajar salah satunya ditentukan oleh bagaimana
siswa mampu dalam belajar mandiri yaitu dengan mengatur kegiatan belajar dan
mengontrol perilaku belajar agar terwujudnya suatu proses belajar yang baik
dengan menggunakan strategi belajar efektif caranya mengetahui tujuan, arah,
serta sumber-sumber yang mendukung untuk belajar. Untuk tercapainya
keterampilan belajar, siswa membutuhkan strategi pengelolaan diri atau model
pembelajaran yang disebut Self-Regulated Learning yang dapat membantu siswa
untuk mampu mengatur dan mengarahkan dirinya sendiri serta dapat menyatukan
pemikiran, perasaan dan tindakannya yang akan mengarahkan pada tujuan belajar
terutama bila menghadapi tugas-tugas yang sulit.

Self-regulated learning merupakan kombinasi keterampilan belajar
akademik dan pengendalian diri yang membuat pembelajaran terasa lebih mudah,
sehingga para siswa lebih termotivasi (Glynn, Aultman, & Owens, 2005).
Karena self-regulated learning menggarisbawahi pentingnya otonomi dan
tanggung jawab pribadi dalam kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa
yang memiliki self-regulated learning membangun tujuan-tujuan belajar,
mencoba memonitor, meregulasi dan mengontrol kognisi, motivasi dan
perilakunya untuk mengontrol tujuan-tujuan yang telah dibuat (Valle dkk, 2008).
1
Rena Andini, 2016
HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pentingnya pengaturan diri dalam belajar perlu dimiliki oleh setiap orang
dalam berbagai aktivitas belajar yang dilakukan karena pengaturan diri dalam
belajar akan mengarahkan individu untuk memiliki kesadaran yang tinggi akan
potensi yang dimiliki dan akan mengetahui bagaimana cara menggunakan potensi
tersebut untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Santrock (2011,
hlm.292) mengatakan bahwa “Self-regulated learning menyangkut self-generation
dan self-monitoring pada pemikiran, perasaan dan perilaku untuk menjangkau

tujuan. Pengaturan diri dalam belajar membuat para siswa memiliki kontrol dan
mendorongnya untuk memperhatikan metode belajarnya”. Pelajar yang mandiri
(self-regulated learner) adalah siswa yang mempunyai pengetahuan tentang
strategi pembelajaran yang efektif dan bagaimana serta kapan menggunakannya
(Schunk & Zimmerman dalam Slavin, 2009).
Melihat kondisi disiplin belajar siswa saat ini kemampuan self-regulated
learning sangat diperlukan terutama pada siswa yang rentan (high-risk) terhadap
permasalahan

belajar.

Self-regulated

learning

memiliki

manfaat

untuk


perkembangan belajar siswa, hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Duckworth, Dkk. (2011) terkait strategi pengaturan diri untuk meningkatkan
disiplin diri menunjukkan hasil bahwa siswa yang memiliki komitmen tujuan
belajar dan dapat menyelesaikan soal latihan lebih siap dibandingkan siswa yang
tidak memiliki kontrol keduanya. Ini menunjukkan bahwa komitmen siswa dalam
pelaksanaannya terhadap target dan tujuan yang dicapai dapat menjadi strategi
self-regulated learning yang efektif bagi remaja untuk menguasai tugas-tugas
perkembangan. Mengingat hasil penelitian Duckworth & Seligman (2005, hlm.
19) menunjukkan bahwa alasan utama bagi remaja jatuh atau tidak berhasil dari
pengembangan potensi intelektual mereka adalah kurangnya disiplin diri.
Fenomena di sekolah menunjukkan siswa masih belum menghayati
budaya belajar karena beragamnya tuntutan belajar yang harus dilakukan siswa
mempengaruhi

keadaan

psikologis

mereka


sehingga

siswa

memiliki

kecenderungan tekanan sosial dan akademis. Menurut Akhmadi (2012, hlm.1)
tuntutan belajar tersebut diantaranya adalah siswa dituntut untuk dapat belajar
lebih mandiri, disiplin dalam mengatur waktu serta melakukan kegiatan belajar

2

3

yang lebih terarah dan intensif sehingga dapat memungkinkan siswa untuk tampil
produktif, kreatif dan inovatif.
Perilaku siswa menurut Sarbaini (2001, hlm.3) yang terlihat mengenai
ketidakdisiplinan belajar antara lain tidak mengikuti beberapa mata pelajaran
dengan alasan-alasan tertentu, malas mencatat, terlambat masuk kelas, tidak

memperhatikan penjelasan guru dan membuat gaduh di kelas. Hal ini
digambarkan oleh penelitian Rhomadani (2012) bahwa siswa yang memiliki
disiplin belajar rendah didasari oleh aspek-aspek yang mendasari faktor disiplin
belajar siswa, misalnya dari faktor perhatian orang tua, pergaulan dan faktor
lingkungan. Diperkuat oleh hasil penelitian Ardiansyah (2013) mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa adalah lingkungan sekolah.
Lingkungan merupakan faktor pendukung eksternal (protective faktor
external) yang paling berpengaruh bagi individu dalam mengembangkan disiplin
belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Lee Yen, dkk (2005) menunjukan bahwa
siswa yang memiliki self-regulated learning yang tinggi positif dan signifikan
terhadap interaksi guru. Hasil tersebut diperoleh bahwa siswa lebih cenderung
untuk mengatur diri jika guru memberi metode pengajaran yang berpusat dan
melibatkan interaksi lebih banyak dengan siswa.
Menurut Doljanac (1994) self-regulated learning dapat memberikan efek
yang positif dalam perkembangan akademik seseorang. Pelajar yang biasanya
mendapat nilai bagus lebih menggunakan self-regulated learning dibandingkan
dengan pelajar yang mendapat nilai rendah (Van Zile-Tamsen dan Livingston,
1999). Ditambah dengan ungkapan Dweck (2002) bahwa self-regulated learning
adalah kemampuan untuk mengetahui kemampuan dan kekurangan akademik
seseorang dan mereka dapat menggunakan strategi yang tepat dalam menghadapi
tantangan tugas akademik. Hal ini membuat self-regulated learning menjadi suatu

yang amat penting untuk diketahui oleh siswa karena dapat berguna dalam
membantu siswa untuk disiplin dalam belajar walaupun didalam suatu proses
problem solving ada berbagai macam cara dalam menyelesaikan suatu masalah
namun self-regulated learning adalah yang paling sering muncul tanpa kita sadari.
Rena Andini, 2016
HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Self-regulated learning dikembangkan dari teori triadik kognisi sosial
Bandura (dalam Boekaerts, 2000 hlm. 633) yang merupakan hasil dari struktur
kausal yang interdependen dari aspek-aspek yang meliputi perilaku (behavior),
pribadi (person) dan lingkungan (environment). Zimmerman dan Martinez Pons
(1989, hlm.11) mengidentifikasi 14 strategi self-regulated learning yang diperoleh
dari teori kognitif sosial yaitu: (1) strategi mengoptimalkan fungsi personal
(personal function) meliputi organizing and transforming (pengorganisasian dan
transformasi), goal setting and planning (penetapan tujuan dan perencanaan),
rehearsing


and

memorizing

(melatih

dan

menghapal);

(2)

strategi

mengoptimalkan fungsi perilaku (behavioral function) meliputi self-evaluating
(evaluasi diri), self-consequenting (konsekuensi diri); (3) strategi mengoptimalkan
fungsi lingkungan (environmental function) meliputi seeking information
(pencarian informasi), keeping records & self-monitoring (pembuatan catatan dan
memonitor diri), environmental structuring (penyusunan lingkungan), seeking
social assistance (pencarian bantuan sosial) dan reviewing records (melihat

kembali referensi).
Hasil observasi awal di lapangan pada sekolah SMK Negeri 12 Bandung
sebagai studi pendahuluan mengenai permasalahan belajar siswa yang
berhubungan dengan kurangnya pengelolaan diri dalam disiplin belajar yaitu
adanya permasalahan umum yang dihadapi siswa mengenai siswa belum dapat
menerapkan bagaimana seharusnya disiplin belajar yang baik di sekolah meliputi
pelanggaran tata tertib sekolah seperti terlambat masuk sekolah, kemudian proses
pembelajaran yang kurang baik karena sistem pindah kelas setiap pergantian mata
pelajaran (moving class) baik di kelas teori, kelas bengkel maupun laboratorium
seperti ketika guru sedang memberikan dan menyampaikan materi atau petunjuk
praktek dalam proses pembelajaran berlangsung ditunjukkan dengan perilaku
siswa yang kurang siap sehingga siswa tidak kondusif karena kurang memiliki
motivasi untuk belajar dan perilakunya malas seperti menjadi ngantuk, sibuk
sendiri bermain handphone secara sembunyi-sembunyi serta mengobrol dengan
teman sebangku. Hal ini diketahui bahwa siswa merasa kurang menyadari
pentingnya proses pembelajaran yang berlangsung sehingga mereka menganggap
Rena Andini, 2016
HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


5

bahwa belajar dipandang sebagai sebuah tuntutan bukan sebuah kebutuhan dan
menjadi hal yang menyenangkan.
Berdasarkan kaitan pentingnya self-regulated learning pada diri siswa
sebagai pemicu tertanamnya disiplin belajar siswa di sekolah maka penelitian ini
memfokuskan kajian pada: “Hubungan Antara Self-Regulated Learning dengan
Disiplin Belajar Siswa (Studi Korelasional di Kelas XI SMK NEGERI 12
Bandung Tahun Ajaran 2015/2016)”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini memfokuskan pada
pengkajian tentang self-regulated learning dengan disiplin belajar siswa. Adapun
rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Seperti apa gambaran umum self-regulated learning siswa kelas XI
SMK Negeri 12 Bandung tahun ajaran 2015/2016?
2. Seperti apa gambaran umum disiplin belajar siswa kelas XI SMK
Negeri 12 Bandung tahun ajaran 2015/2016?
3. Seberapa besar hubungan antara self-regulated learning dengan
disiplin belajar siswa kelas XI SMK Negeri 12 Bandung tahun ajaran

2015/2016?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk melakukan pengkajian
mengenai hubungan antara self-regulated learning dengan disiplin selajar siswa
kelas XI SMK Negeri 12 Bandung. Adapun tujuan khususnya adalah untuk:
1. Mengetahui gambaran self-regulated learning siswa kelas XI SMK
Negeri 12 Bandung tahun ajaran 2015/2016.
2. Mengetahui gambaran disiplin belajar siswa kelas XI SMK Negeri 12
Bandung tahun ajaran 2015/2016.

Rena Andini, 2016
HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

3. Mengetahui hubungan antara self-regulated learning dengan disiplin
belajar siswa kelas XI SMK Negeri 12 Bandung tahun ajaran
2015/2016.


D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan serta referensi khususnya mengenai gambaran self-regulated
learning dan disiplin belajar siswa serta membantu perkembangan teori selfregulated learning, khususnya dalam setting sekolah. Selain itu adapun manfaat
secara praktisnya, yaitu :
1. Bagi Guru BK/Konselor di sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu
menjadi pertimbangan atau rekomendasi untuk meningkatkan disiplin
belajar siswa melalui program bimbingan dan konseling melalui
pendekatan self-regulated learning bagi seluruh siswa di sekolah.
2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan kajian dan pengetahuan yang
berhubungan dengan self-regulated learning dan disiplin belajar siswa,
diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat mengembangkan hasil
penelitian ini dengan menguji seberapa efektif intervensi disiplin belajar
siswa di sekolah menggunakan pendekatan self-regulated learning.

E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab, yang dijelaskan
sebagai berikut:
1. Bab I meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, asumsi penelitian, hipotesis penelitian serta sistematika
penulisan.
2. Bab II meliputi konsep teori tentang disiplin belajar siswa dan selfregulated learning.
3. Bab III meliputi metode dan teknik penelitian.
4. Bab IV meliputi deskripsi dari hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian.
5. Bab V meliputi kesimpulan dan rekomendasi.
Rena Andini, 2016
HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu