Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Wonder Five: Lima Buah Karya Komposisi Piano Empat Tangan T1 852009003 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI

A. The Africa’s Big Five Animals
The Africa’s Big Five Animals adalah sebutan untuk lima hewan buas
yang ada di Afrika dan telah menjadi ikon khas di Afrika. Kelima hewan
tersebut adalah Singa Afrika atau African Lion, African Cape Buffalo atau
Kerbau Afrika, African Leopard atau Macan Tutul Afrika, African Elephant
atau Gajah Afrika, dan Black Rhinoceros atau Badak Hitam.
Rhinoceros atau Badak termasuk dalam kelas mamalia, berukuran
besar, memiliki kulit yang tebal, serta memiliki satu atau dua tanduk pada
bagian kepalanya dan memiliki kecepatan berlari 45 km perjam.

Gambar 2.1 Rhinoceros atau Badak

African Elephant atau Gajah Afrika berukuran besar, memiliki kulit
yang tebal, hampir tidak memiliki rambut pada kulitnya, serta memiliki

belalai yang fleksibel. Gajah Afrika memiliki kecepatan berlari 39 km
perjam.


Gambar 2.2 African Elephant atau Gajah Afrika

African Leopard atau Macan Tutul Afrika memiliki kebiasaan
berburu dan memakan mangsanya di atas pohon, hal ini dimaksudkan agar
pada saat ia makan tidak ada gangguan dari hewan-hewan lain.

Gambar 2.3 Leopard atau Macan Tutul

African Cape Buffalo atau Kerbau Afrika memiliki sepasang tanduk
yang besar di kepalanya yang digunakan sebagai senjata untuk menyerang
musuhnya. Kerbau ini hidup dalam kelompok besar.

Gambar 2.4 African Cape Buffalo atau Kerbau Afrika

Lion atau Singa merupakan kaum karnivora atau pemakan daging.
Singa jantan memiliki rambut di daerah sekitar leher yang akan semakin
banyak seiring dengan bertambahnya usia mereka, sedangkan singa betina
tidak memiliki rambut di sekitar lehernya.

Gambar 2.5 Lion atau Singa


B. Piano Duet
Piano pertama kali ditemukan oleh Bartolomeo Cristofori (16551732) pada 1720 dan terus mengalami perkembangan.1 Saat pertama kali
diciptakan, suara piano generasi pertama belum sekeras seperti piano
sekarang, hal ini dikarenakan tegangan senar piano generasi pertama belum
sekuat tegangan senar piano yang sekarang.2
Piano pada generasi pertama hanya memiliki wilayah nada lima oktaf
dengan enam puluh dua tuts saja, namun piano yang ada sekarang telah
mengalami perkembangan hingga menjadi tujuh oktaf dengan delapan puluh
delapan tuts yang terdiri dari lima puluh dua tuts putih dan tiga puluh enam
tuts hitam.
1. Harpsichord atau Cembalo
Alat musik ini berkembang pada jaman barok.3 Bunyinya agak
cemerlang atau keras. Alat musik ini hanya terdapat di dalam gedung
gereja dan menjadi alat musik pokok pada jama Barok karena alat ini
sudah memiliki bas kaki sehingga cocok untuk memainkan Bas
continuo.4 Pada alat ini, keras lembutnya bunyi tidak dipengaruhi oleh
pemainnya.5
2. Clavichord
Alat ini berkembang pada jaman pra klasik. Satu dawai clavichord

dapat digunakan untuk lebih dari satu nada. Bila tuts ditekan, maka dawai
dibagi dua, sebagian berbunyi, dan bagian yang lain diredam.
3. Fortepiano atau Hammerklavier

1

http://petrofpianogaleri.com/2015/07/01/sejarah-piano-untuk-inovasi-lebih-dalam/ (diakses pada 22
April 2015 pukul 1.19)
2
http://education.sarangberita.com/1292/Sejarah-Adanya-Piano-di-Dunia.html (diakses pada 22 April
2015 pukul 1.34)
3
Karl-Edmund prier. Sejarah Musik Jilid 2. Pusat Musik Liturgi. Yogyakarta. 1993. Halaman 13
4
Karl-Edmund prier. Halaman 59.
5
Karl-Edmund Prier. Halaman 113.

Alat musik ini adalah bentuk dari piano yang sekarang digunakan.
Dilihat dari segi pengaturan senarnya, Fortepiano atau Hammerklavier

dibagi menjadi dua, yakni Upright Piano dan Grand Piano. Untuk
Upright Piano dawai senarnya ditata secara vertikal, sedangkan untuk
Grand Piano, dawai senarnya ditata secara horisontal. Hal ini
menyebabkan ukuran Grand Piano lebih lebar daripada Upright Piano.
Piano ini memiliki wilayah nada tujuh oktaf dengan delapan puluh
delapan tuts yang terdiri dari lima puluh dua tuts putih dan tiga puluh
dua tuts berwarna hitam. Dengan luasnya wilayah nada yang dapat
dibunyikan, piano dapat memunculkan bermacam-macam warna suara
serta dapat menggambarkan berbagai susasana. Oleh karena itu, karya
komposisi untuk piano itu sendiri ada berbagai macam, dari genrenya
hingga jumlah pemainnya yang beragam.
Di samping itu, piano ini memiliki tiga pedal yang masing-masing
memiliki fungsi dan peranannya masing-masing. Pada umumnya pada
piano terdapat tiga pedal, yakni pedal kiri (damper pedal), pedal tengah
(mute pedal), dan pedal kanan (loud pedal). Namun ada pula yang hanya
memiliki dua pedal saja, yakni pedal kiri (damper pedal) dan pedal
kanan (loud pedal).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Duet” berarti gubahan
musik untuk dua suara (orang) atau untuk dua alat musik; nyanyian yang

dilagukan berdua atau musik yang dimainkan oleh dua orang.6 Komposisi
musik untuk duet merupakan sebuah rancangan komposisi yang disusun
untuk dua pemain.
Dalam duet untuk instrumen piano, salah satu orang memainkan
bagian yang disebut secondo, dan yang lainnya memainkan bagian yang
6

http://kbbi.web.id/duet (diakses pada 20 April 2016 pukul 23.27)

disebut primo. Dalam hal ini Primo berperan sebagai pemegang melodi
utama, sedangkan Secondo berperan sebagai pengiring atau accompaniment.
Secondo biasanya bermain di bass clef, dan primo bermain di treble clef.7
Untuk menjadikan lagu duet berhasil dengan baik, maka dibutuhkan kerja
sama antar pemain yang kompak. Masing-masing pemain harus memahami
benar bagiannya sendiri dan tidak egois. Meskipun pada umumnya Primo
berperan sebagai pemegang melodi utama, tidak menutup kemungkinan
bahwa dapat terjadi hal yang sebaliknya, yakni Secondo lah yang memegang
peran utama dalam sebuah lagu, dan Primo berperan menjadi pengiring atau
accompaniment.
Dimulai sejak tahun 1765 Mozart dan kakak perempuannya Nannerl

bermain bersama pada dua harpsichord yang kemudian dipromosikan oleh
ayahnya Leopold Mozart dalam sebuah surat kabar di Inggris yang
mengatakan bahwa untuk pertama kalinya dunia akan melihat kehebatan dari
seorang Wunderkind, Mozart akan memainkan karyanya sendiri “Sonata in
C, Kv. 19d” bersama dengan kakak perempuannya dengan mata tertutup kain
pada umur 11 tahun. Mozart merupakan orang pertama yang menulis
komposisi four-hands sonata. Komposer lain yang juga menulis karya
komposisi untuk format four-hands antara lain : Franz Schubert “Variations
on a French Song, Op 10, D 642”, Clara Schumann, Antonio Dvorak, dan
Franz Liszt.8
Sejak debutnya Mozart dikenal sebagai seorang pemain duet yang
pertama yang juga mengkomposisi, menampilkan, dan mengajarkan duet
piano. Sejak itu permainan piano duet mulai berkembang pesat di kaum elite
Eropa dan Amerika Serikat.

7

http://jeliaedu.blogspot.co.id/2014/10/duet-piano-seni-bermain-piano-dalam.html (diakses pada 21
April 2015 pukul 0.06)
8

http://jeliaedu.blogspot.co.id/2014/10/duet-piano-seni-bermain-piano-dalam.html (diakses pada 21
April 2015 pukul 0.06)

Selain

dikenal

sebagai

musisi

yang terampil,

Mozart

juga

menciptakan banyak karya-karya komposisi untuk piano, opera, maupun
musik orkestra.
Dalam penyusunan komposisi, sebuah ide musik dapat dikembangkan

dengan berbagai macam cara, antara lain repetisi atau pengulangan, contrary
motion atau menggunakan arah yang berlawanan, retrogasi atau menuliskan
notasi lagu dari belakang ke depan, inverse atau membuat interval nada yang
berlawanan dengan melodi notasi, sekuen naik dan sekuen turun sesuai
dengan interval yang diinginkan.

C. Rencana Penyusunan
Penyusunan komposisi akan dimulai dengan melakukan penelitian
terlebih dahulu pada beberapa orang anak yang telah memasuki tahap
menengah kemudian mengamati beberapa karya komposisi piano untuk duet.
Setelah mendapatkan data-data yang cukup, kemudian penulis akan mulai
menyusun karya komposisi pada draft note, setelah komposisi matang
kemudian dituliskan ke dalam program Sibelius.
Lagu-lagu yang akan digunakan dalam komposisi ini adalah lagu-lagu
ciptaan dari penulis dengan menceritakan sisi lain dari masing-masing hewan
ke dalam rangkaian melodi yang sesuai. Dimulai dari Rhinoceros, Elephant,
Leopard, Cape Buffalo, dan yang terakhir adalah Lion.
Penulis akan membuat karya komposisi ini untuk instrumen piano
dalam format empat tangan. Masing-masing dari karya komposisi ini akan
dimainkan oleh dua orang pianis dengan menggunakan satu piano.

“Baby Rhino’s Tune” pada karya ini penulis akan menggunakan tanda
sukat 4/4 dengan pola rag sederhana menggunakan tempo sedang untuk
menggambarkan seekor bayi badak yang sedang bersenandung.

“Just Another Day of an Elephant” merupakan karya pertama penulis.
Karya ini akan dituliskan dalam sukat 6/8 dalam tangga nada G Mayor
dengan tempo sedang. Di dalam karya ini banyak digunakan teknik silang
tangan pada pemain primo, sedangkan pada pemain secondo memainkan
melodi utama dan pola iringan menggunakan chord.
“The Furious Leopard” yang ditulis dalam tangga nada Gis Minor
dengan tanda sukat 4/4 dengan tempo cepat untuk mewakili kecepatan berlari
seekor leopard.
“The Buffalos’ Journey” akan dituliskan dalam tangga nada Dis
Minor dengan tanda sukat 4/4. Pada lagu ini penulis hanya akan
menggunakan empat akor yang akan dimainkan berulang-ulang dengan
berbagai macam variasi melodi serta banyak menggunakan teknik kromatik.
“King of The Jungle” akan dituliskan dalam tanda sukat 4/4 dalam
tangga nada B Minor. Pada karya ini penulis akan menggunakan tempo
Presto. Lagu ini akan dibagi menjadi dua babak besar dengan masing-masing
memiliki empat bagian kecil di dalamnya.