Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fantasia dalam G Mayor: komposisi untuk piano empat tangan T1 852012007 BAB I

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Musik merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang
unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur
pendukung berupa bentuk gagasan, sifat, dan warna bunyi. Namun dalam
penyajiannya, musik juga masih berpadu dengan unsur-unsur lain, seperti
bahasa maupun gerak.1 Hal ini tidak akan memiliki nilai keindahan apabila
dalam

menciptakan

karya

seni

tersebut

tidak


menggunakan

pengekspresian jiwa. Ekspresi jiwa adalah bagaimana seseorang
mengungkapkan atau menyampaikan pesan yang tersirat dari sebuah lagu
sering pula disebut penghayatan, penjiwaan, ataupun pembawaan.2
Tentunya dalam sebuah karya, akan menjadi bagus apabila karya itu bisa
menjadi sesuatu hal yang positif untuk para pendengar musik.
Pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa seni musik sebagai
ekspresi jiwa adalah dua hal yang saling berkaitan. Sebuah ekspresi sangat
dibutuhkan oleh seni, karena ekspresi yang akan membuat seni itu
memiliki nilai keindahan.
Ide musik yang menjadi dasar bagi para komponis dalam membuat
komposisi musik ada dua, yaitu ide musik program dan absolut.3 Musik
program adalah musik yang bunyinya melukiskan hal-hal yang nyata
melalui bentuk ataupun gambaran penciptanya.4 Musiknya terdengar
melukiskan atau menceritakan sesuatu. Musik absolut adalah musik yang
tidak memerlukan teks untuk memahaminya. Musik absolut tidak
dikaitkan dengan gambaran apapun, semata-mata hanya permainan bunyi
dari hasil karya komponis.5 Terdapat berbagai macam komposisi yang


1

M. Soeharto, Kamus Musik. (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana, 1992), 86.
M. Soeharto, 30.
3
Mack Dieter, Ilmu Melodi (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1995), 45.
4
M. Soeharto, 102.
5
M. Soeharto, 1.

2

1

telah diciptakan oleh para komposer pada zaman sebelumnya. Beberapa
contohnya adalah, minuet, fuga, sonata, konserto, suita, fantasia.
Fantasia adalah karya musik yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk
yang


sudah

lazim

dan

lebih

menekankan

kebebasan

dalam

pengungkapannya. Fantasia (yang dikenal juga dengan sebutan Fantasie
atau Phantasia) pada mulanya merupakan sebuah istilah yang diadopsi
pada zaman Renaissance untuk menyebut suatu karya komposisi
instrumental yang isi dan bentuknya berdasarkan dari imajinasi dan
kemampuan yang dimiliki oleh seorang komponis.6
Beberapa contoh fantasia adalah, “Fantasy and Fugue in A minor

(BWV904)” karya J.S. Bach, “Fantasia in C Major Op. 17” karya Robert
Schumann, “Wandererfantasie” karya Franz Peter Schubert, “Fantasia in
F minor” untuk piano empat tangan karya Franz Peter Schubert.
“Wanderer Fantasy” dan “Fantasia in F minor” untuk piano empat
tangan karya Schubert adalah salah satu karya komposisi fantasia yang
telah menginspirasi penulis untuk membuat karya komposisi fantasia ini.
“Wanderer Fantasy” karya Franz Schubert merupakan karya untuk piano
tunggal dengan kevirtuositasan yang tinggi.7 “Fantasia in F minor” yang
juga merupakan salah satu karya dari Franz Schubert, adalah karya untuk
piano empat tangan dan merupakan karyanya yang paling emosional dan
didekasikan untuk Caroline Esterhazy yang merupakan kekasihnya dalam
waktu singkat. 8 “Fantasia in F minor” mempunyai bentuk yang berulangulang, perubahan dinamika, dan terdapat banyak modulasi dengan progresi
harmoni yang menggambarkan perubahan suasana.
Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk menyusun
komposisi “Fantasia Dalam G Mayor” Komposisi untuk Piano Empat
Christopher D.S. Field, Eugene Helm, and William Drabkin, “Fantasia”, dalam The New
Grove Dictionary of Music and Musicians, ed. Stanley Sadie. Edisi ke-2. Jilid 8 (London: Mc
Millan Publisher Ltd,2001), 554-555.
7
Christopher D.S. Field, Eugene Helm, and William Drabkin, “Franz Schubert” dalam

The New Grove Dictionary of Music and Musicians, ed. Stanley Sadie. Edisi ke-2. Jilid 8 (London:
Mc Millan Publisher Ltd,2001), 674.
8
Christopher D.S. Field, Eugene Helm, and William Drabkin, 665.
6

2

Tangan. Tonalitas yang digunakan sebagai pembuka fantasia ini adalah G
mayor, sedangkan pengembangan motif diolah menggunakan teknik
sekuensi, imitasi, contrary, dan sebagainya. Pada tonalitas kedua, penulis
menggunakan polymodal (mode) dan polytonal (synthetic scale), yang
kemudian akan ditutup dengan kembali ke tonalitas G mayor.
Penulis memilih tonalitas G mayor, karena tonalitas ini
mengekspresikan kesan yang indah, tenang, lembut, dan menunjukan
persahabatan yang setia serta cinta yang sejati.9 Sedangkan bentuk fantasia
dipilih karena memiliki bentuk yang bebas dan tidak terikat pada bentukbentuk yang sudah ada, sehingga penulis dapat mengeksplorasi ide-ide dan
beberapa teknik yang akan dituangkan dalam penyusunan komposisi
fantasia ini.
Penyusunan karya ini menggunakan instrumen piano dalam bentuk

piano empat tangan, agar dapat mengeksplorasi bunyi yang lebih luas
seperti, warna suara, timbre, dinamika, dan harmonisasi. Selain itu, karya
piano empat tangan merupakan karya piano empat tangan pertama yang
dibuat oleh penulis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penyusunan komposisi “Fantasia Dalam G Mayor”
untuk piano empat tangan?
2. Bagaimana analisis struktural komposisi “Fantasia Dalam G Mayor”
untuk piano empat tangan?

C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan proses penyusunan komposisi “Fantasia Dalam G
Mayor” untuk piano empat tangan.

Chrsitian Schubart, “G Major”, Affective Key Characteristics,
http://www.wmich.edu/mus-theo/courses/keys.html diakses pada 03 November 2015 pukul 13:30
WIB.
9


3

2. Mendeskripsikan analisis struktural komposisi “Fantasia Dalam G
Mayor” untuk piano empat tangan.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan didapat oleh penulis dalam melakukan
penulisan komposisi ini, adalah sebagai media pembelajaran pembuatan
komposisi dan penulis dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat
selama penulis berkuliah di Fakultas Bahasa Dan Seni, Progdi Seni Musik,
Universitas Kristen Satya Wacana.
Manfaat yang didapat oleh para pembaca dan masyarakat umum
dengan adanya penulisan komposisi ini, adalah menambah pengetahuan
dan menambah referensi repertoar untuk piano empat tangan serta sebagai
media pengajaran dan pembelajaran dalam menyusun dan menganalisis
suatu komposisi dalam bentuk fantasia.

E. Batasan Masalah
Penulis menetapkan batasan masalah sebagai sebuah komposisi
musik absolut dengan bentuk fantasia untuk piano empat tangan, yang

berjudul “Fantasia Dalam G Mayor” dengan menunjukkan berbagai
macam suasana dan perasaan yang berbeda, yaitu perasaan gembira,
tenang, gelisah, sedih, dan marah.

F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah studi pustaka
dengan analisis musikologis, yaitu analisis musik yang didasarkan pada
elemen-elemen musikal. Dengan analisis musikologis, penulis dapat
menganalisis dan memahami bentuk yang akan digunakan oleh penulis
untuk membuat komposisi fantasia, metode dalam pengolahan motif, dan
harmonisasi yang berkaitan dengan penyusunan komposisi ini.10 Proses
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “musikologis” (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan).
10

4

penyusunan karya komposisi ini terdiri dari tiga langkah; yaitu
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data.
Pengumpulan data dilakukan dengan mencari literatur yang

berhubungan dengan karya komposisi ini, membaca, dan mendengarkan
beberapa karya komposisi fantasia untuk piano empat tangan, serta
menganalisis harmoni, cara pengolahan, dan struktur pada beberapa karya
komposisi fantasia yang dijadikan sebagai referensi.
Pengolahan data dilakukan setelah penulis mendapatkan konsep
dan pemahaman yang cukup mengenai fantasia dan piano serta
menentukan tonalitas. Penulis mengembangkan pemahaman tersebut
menjadi sebuah karya komposisi fantasia untuk instrumen piano dalam
bentuk piano empat tangan.
Pada tahap analisis data, penulis melakukan konsultasi dengan
dosen pembimbing, terdapat beberapa bagian yang kurang tepat sehingga
dilakukan revisi. Studi partisipasif dilakukan dengan memberikan partitur
notasi not balok kepada pemain primo dan secondo, yang kemudian
dimainkan dalam bentuk piano empat tangan. Penulis melakukan revisi
kembali sesuai saran kedua pemain primo dan secondo setelah karya
musik tersebut melewati proses latihan. Setelah tahap analisis data
tersebut, penulis menyusun laporan.

5