Optimasi Produksi Dengan Program Dinamis Pada Pabrik FRF PT. SOCFINDO Kebun Tanah Gambus

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Umum Perusahaan1

Perkembangan selanjutnya, berdasarkan penetapan Presiden No.6 tahun 1965, Keputusan Kabinet Dwikora No.A/D/58/1965, No.SK.100/Men.Perk/1965 menyatakan bahwa perusahaan perkebunan yang dikelola oleh PT. Socfin Medan S.A diletakkan dibawah pengawasan pemerintah, kemudian pada tahun 1966

Diawali pada tahun 1909, Societe Financiere des Caouchoucs Medan Societe Anonyme (Socfin) didirikan oleh M. Bunge. Pada saat yang bersamaan juga, Adrian Hallet mendirikan Plantation Fauconnier & Posth bersama Henry Fauconnier.

Sementara itu, aktivitas pembukaan dan pembangunan perkebunan PT. Socfin Indonesia pertama sekali sudah dimulai pada tahun 1906 di Kebun Sei Liput, Aceh Timur, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (sekarang).

Pada tanggal 7 Desember 1930, berdasarkan akta notaris William Leo No.45, nama dan leaglitas PT. Socfin Medan S.A. (Societe Financiere des Caoutchoucs Medan Societe Anonyme) resmi digunakan. Berdasarkan akta notaris tersebut, PT. Socfin Medan S.A. berkedudukan di Medan dan mengelola perkebunan di daerah Sumatera Timur, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Timur.


(2)

diadakan serah terima hak milik perusahaan kepada pemerintah Indonesia atas dasar penjualan perkebunan dan harta PT. Socfin Medan S.A.

Pada tahun 1968, tepatnya tanggal 29 April 1968 dicapai kesepakatan antara pemerintah R.I. dengan pemilik saham PT. Socfin Medan S.A, diperkuat dengan Surat Keputusan Presiden R.I. No.B.68/PRES/6/1968 tanggal 13 Juni 1968 dan surat keputusan Menteri Pertanian No.94/Kpts/Op/6/1968 tanggal 17 Juni 1968 yang berisikan patungan antara pemerintah R.I. dengan Perusahaan Asal Belgia yaitu Plantation Nord Sumatera Belgia S.A. (PNS) dimana komposisi permodalan 40% pemerintah Republik Indonesia dan 60% PNS.

PNS kemudian memberi nama PT. Socfin Indonesia (SOCFINDO), didirikan melalui Akte Notaris Chairil Bahri di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1968 No.23 dan Akte Perubahan No.64 tanggal 12 Mei 1968. Disahkan oleh Menteri Kehakiman pada tanggal 3 September 1969 dan diumumkan dalam tambahan berita negara RI No.68/69 tanggal 31 Oktober 1969.

Pada tahun 1978 PT. SOCFINDO membangun pabrik kelapa sawit (PKS) Tanah Gambus yang berada di Kabupaten Batubara. PKS ini memiliki kapasitas pengolahan 25 ton/jam. PT. SOCFINDO saat ini memliki luas lahan kelapa sawit 3373 ha yang berada di desa Gambus.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Pabrik yang mengolah minyak CPO (Crude Palm Oil ) menjadi 3 jenis bahan jadi. Areal perkebunan ini terletak di desa Gambus, kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara, yaitu:


(3)

1. RBD Olein 2. RBD Stearin

3. Free Fatty Acid (FFA)

2.3. Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Masyarakat dan Negara

PT. Socfindo Kebun Tanah Gambus tidak hanya memilki tanggung jawab terhadap pimpinan pusat. PT. Socfindo Tanah Gambus juga memiliki terhadap masyarakat dan kemejuan ekonomi Negara. Dalam mendukung kemajuan tersebut PT. Socfindo Tanah Gambus memiliki 3 pilar untuk melakukan tanggung jawab tersebut. Tiga pilar utama usaha berkelanjutan yang juga dikenal sebagai Triple Bottom Line yaitu:

1. Tanggung Jawab Ekonomi.

Penerapan Sustainable Best agricultural Management Practice (BMP) menjadi pilihan PT. Socfin Indonesia dalam mempertahankan kinerja produksi untuk mencapai profitabilitas yang optimal. Penerapan BMP tersebut dilandasi dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu Terpadu ISO 9001:2008 di pabrik-pabrik kelapa sawit dan juga di pusat produksi kecambah kelapa sawit yaitu PSBB (Pusat Selekasi Bangun Bandar). Oleh sebab itu, produksi PT. Socfin Indonesia bukan hanya memberikan produksi yang tinggi dan mutu yang baik tapi juga memberikan kepuasan bagi pelanggannya.

2. Tanggung Jawab Lingkungan

Mengelola perkebunan kelapa sawit dan karet yang memberikan hasil produksi dan kualitas yang tinggi, tanpa merusak dan mencemari lingkungan merupakan


(4)

komitmen PT. Socfin Indonesia yang menjadi landasan bagi seluruh personil perusahaan dalam menjalankan operasinya. Kepedulian terhadap kelestarian lingkungan antara lain diwujudkan dalam bentuk penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2007 di beberapa kebun dan pabrik, baik kebun dan pabrik kelapa sawit maupun karet. Kebijakan zero burning dalam pembukaan lahan kami; meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya; pengelolaan limbah merupakan contoh dari beberapa praktek-praktek ramah lingkungan yang diterapkan.

3. Tanggung Jawab Sosial

PT. Socfin Indonesia memandang pentingnya menjadi bagian dari masyarakat yang lebih besar dimana masyarakat dan perusahaan berada dalam kesetaraan, sehingga menjalin hubungan dengan masyarakat di sekitar perusahaan beroperasi amatlah penting. Hubungan yang diciptakan adalah hubungan yang harmonis dimana masyarakat sekitar dapat merasakan manfaat dari keberadaan kami.

Untuk memastikan terciptanya hubungan yang harmonis tersebut, PT. Socfin Indonesia mendukung program pembangunan daerah dan pengembangan potensi masyarakat sekitar sesuai dengan kapasitasnya.

PT. Socfin Indonesia juga menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, PT. Socfin Indonesia menjunjung tinggi hak-hak para pekerja, baik hak untuk mendapat upah yang layak, hak untuk berpendapat dan hak-hak lainnya termasuk hak untuk bekerja dengan aman dan sehat. Sebagai bentuk kepedulian perusahaan


(5)

akan keselamatan dan kesehatan para pekerjanya, PT. Socfin Indonesia menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) OHSAS 18001:2007.

PT. Socfin Indonesia berkomitmen dan mengambil peranan dalam menjaga kelestarian lingkungan berupaya untuk mengembangkan produksi minyak sawit yang berkelanjutan (sustainable palm oil) melalui penerapan prinsip dan kriteria RSPO (Rountable on Sustainable Palm Oil). PT. Socfin Indonesia telah menjadi anggota RSPO sejak tahun 2004, berperan aktif dalam pertemuan-pertemuan RSPO dan event lingkungan lainnya yang diselenggarakan oleh RSPO.

2.4. Organisasi dan Manajemen

Struktur organisasi bagi suatu perusahaan mempunyai pernan yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan. Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungannya satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui dengan jalas apa tugasnya, dari mana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa ia harus bertanggung jawab.

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. SOCFINDO Tanah Gambus adalah struktur organisasi fungsional. Dikatakan fungsional adalah karena struktur organisasi berdasarkan pembagian tugas yang dilakukan menurut fungsinya masing-masing, dengan adanya spesialisasi tugas pada setiap unit organisasi sehingga pelimpahan wewenang dari pimpinan langsung kepada


(6)

bawahan dengan posisi tertentu sesuai dengan fungsinya. Seperti dilihat pada gambar 2.1 setiap pegawai/karyawan hanya bertanggung jawab terhadap kepala bagian masing-masing dan melakukan pekerjaan sesuai dengan keahliannya saja. Struktur orgnanisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Manager

Tekniker I-CPO Tekniker I- FRF/PKO

Tekniker II-CPO Tekniker II-FRF/PKO

Mandor I Pabrik Mandor I Pabrik Mandor Bengkel Mandor B. Transportasi Mandor Pengolahan MKS Mandor Pengolahan IKS Mandor Pengolahan FRF Mandor Pengolahan PKO Karyawan Pabrik KTU Krani I Pabrik Bagian Buku Gaji Karyawan Pabrik Kepala LAB Asisten LAB Pegawai LAB


(7)

2.4.1. Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

Untuk melakukan roda suatu organisasi dibutuhkan adanya personil yang memegang jabatan tertentu, seperti terdapat dalam struktur organisasi di mana masing–masing personil mempunyai tugas dan wewenang yang seimbang dan jelas. Tanggung jawab yang diberikan harus seimbang dengan wewenang yang diterima. Organisasi yang baik adalah organisasi yang jelas dan teratur dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap pemangku jabatan memiliki gambaran dan batasan tugas dan tanggung jawab yang diembannya.

Struktur organisasi dan pembagian tugas pada PT. Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) kebun Serdang Bedagai dapat dilihat pada gambar 2.1.

A.Manajer

1. Memimpin dan mengkoordinir tekniker I POM dan FRF/PKOF serta memriksa laporan dari KTU.

2. Memimpin dan mengkoordinasi tugas-tugas operasional pabrik

3. Menilai dan mengevaluasi seluruh laporan pekerjaan pabrik, baik di bidang produksi, teknik, laboratorium dan pengangkutan maupun administrasi 4. Melaksanakan dan memelihara kelengkapan dalam rangka kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) di lingkungan pabrik

5. Mengatur, mengkoordinir dan menciptakan sistem administrasi dan pelaporan yang baik dibidang teknik dan pengolahan serta melakukan peningkatan kinerja pabrik

6. Melakukan pengawasan secara menyeluruh atas aset perusahaan termasuk produksi hasil olahan dan mengawasi pengolahan limbah pabrik


(8)

7. Membuat laporan kepada general manager.

8. Membina hubungan baik dengan instansi dan masyarakat disekitar pabrik

B. Tekniker I

1. Menjamin, menyetujui dan mnginstruksikan proses pengolahan CPO. 2. Menjamin dan menyetujui rencana pemeliharaan pabrik secara keseluruhan. 3. Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti, ditetapkan, dipelihara

diseluruh unit pengolahan.

4. Membantu manajer untuk mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan sumber daya manusia dan menggunakan personil terlatih disetiap posisi 5. Meninjau persyaratan bahan kimia, peralatan dan pembuatan yang diusulkan

oleh tekniker II, mandor pengolahan, dan laboratorium

6. Meninjau rencana produksi dan jadwal pemeliharaan peralatan di pabrik 7. Mengidentifikasikan kebutuhan pemeliharaan untuk semua personil yang

langsung mempengaruhi mutu

8. Mengevaluasi kemajuan proses pengolahan dan peralatan mesin

C. Tekniker II

1. Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara oleh mandor-mandor dan pekerja pada proses pengolahan

2. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai ketentuan yang ada 3. Mengawasi kondisi mesin agar proses produksi dilakukan secara efektif


(9)

4. Mengendalikan proses pengolahan dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

5. Mengawasi proses penyortiran TBS dari pihak ke III di loading ramp sehingga buah yang diolah sesuai dengan kematangan yang ditentukan. 6. Mengawasi dan mengevaluasi kondisi persediaan TBS yang datang dari

kebun dan pihak ke III.

7. Bertanggung jawab terhadap kebersihan seluruh lingkungan pengolahan CPO.

8. Bertanggung jawab tehadap pencapaian target produksi sesuai dengan bahan baku yang diterima.

9. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan CPO.

10. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan untuk semua mandor di proses pengolahan. Menentukan sasaran mutu tahunan yang berhubungan dengan proses pengolahan.

D. Mandor Pengolahan

1. Melakukan pengawasan terhadap kinerja operator maupun pembantu operator dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab masing-masing. 2. Memeriksa dan mengevaluasi perlengkapan dan peralatan kerja.

3. Menampung segala aspirasi dan masukan dari operator maupun pembantu operator.

4. Mempunyai kemampuan yang cakap untuk segala jenis pekerjaan pada bagian pengolahan


(10)

5. Memberikan laporan untuk setiap pengolahan TBS yang sudah dilakukan terhadap atasan.

E. Operator Pengolahan

1. Melakukan pekerjaan rutin dan bertanggungjawab terhadip hasil pekerjaan masing-masing.

2. Melaksanakan semua perintah dan ketentuan-ketentuan dari atasan maupun dari perusahaan.

F. Kepala Laboratorium

1. Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dipahami petugas lab dan dipelihara diseluruh tingkat organisasi di laboratorium dan sortasi.

2. Membuat rencana pemakaian bahan-bahan serta alat yang berhubungan dengan analisa lanoratorium dan sortasi untuk disampaikan kepada kepala pengolahan setelah disetujui ADM.

3. Menjamin bahwa pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan TBS dalam proses dan produk akhir telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan catatan mutu yang telah ditetapkan.

4. Menyetujui laporan hasil pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan bahan baku pada awal maupun produk akhir.

G. Mandor Laboratorium

1. Mengawasi dan mengarahkan petugas laboratorium laboratorium. 2. Memberikan laporan terhadap mutu produk pada setiap pengolahan. 3. Memeriksa kelengkapan dan peralatan dari petugas laboratorium.


(11)

H. Petugas Laboratorium

1. Melaksanakan pekerjaan dan bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan oleh atasan.

2. Melakukan pengambilan sample dari bagian sortasi dan pada bagian pengolahan produk akhir.

2.4.2.Jam Kerja

Sistem penjadwalan jam kerja pada PT. Socfin Indonesia terbagai atas 2 (dua) bagian, yaitu :

1. Bagian Kantor

Bekerja tidak berdasarkan shift yang terjadwal seperti yang terlihat pada Tabel 2.1. berikut:

Tabel 2.1 Pembagian Waktu Kerja Bagian Kantor

Hari Jam Kerja Jam Istirahat

Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu

08.00 – 12.00 14.00 – 18.00 18.30 – 20.00

12.00 – 14.00 18.00 – 18.30

Jumat 07.30 – 12.00

14.00 – 17.00

12.00 – 14.00

2. Bagian Pabrik

Pengolahan RBD Olein, RDB Stearin dan FFA diatur sesuai produksi CPO dari pabrik sendiri dan pabrik tetangga.


(12)

a.Jam kerja normal

Jam kerja normal ini berlaku untuk karyawan yang berada di kantor pusat dan kantor pabrik. Ada tiga pembagian jam kerja diberlakukan di perusahaan, seperti yang terlihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jam Kerja Normal FRF Kebun Tanah Gambus

NO Waktu Keterangan

1 08.00 – 12.00 WIB Bekerja

2 12.00 – 13.00 WIB Istirahat

3 13.00 – 17.00 WIB Bekerja

b. Jam kerja Shift

Jam kerja shift ini berlaku untuk karyawan produksi. Pembagian jam kerja terdiri dari dua shift kerja seperti yang terlihat pada Tabel 2.3. berikut:

Tabel 2.3. Jam Kerja Shift FRF Kebun Tanah Gambus

Shift Waktu Istirahat

1 08.00 – 17.00 WIB 12.00 - 13.00 WIB 2 17.00 – 05.00 WIB 22.00 – 23.00 WIB

2.4.3. Sistem Pengupahan Tenaga Kerja/Karyawan

Sistem pengupahan tenaga kerja/karyawan PT. SOCFINDO Tanah Gambus disesuaikan dengan jenis tenaga kerjanya, yaitu :

1. Karyawan Harian Tetap (KHT)

Pengupahan tenaga kerja dan pengawas ini dilakukan 2 kali dalam sebulan (Tgl 5 & 19) dengan upah berdasarkan upah minimum regional (UMR), dimana perharinya mendapatkan sebesar ± Rp. 55.000,- (termasuk beras).


(13)

2. Pegawai Staff

Pengupahan dilakukan berdasarkan tingkat/golongannya.

2.4.4.Kesejahteraan Umum Karyawan

Kesejahteraan bagi pegawai dan karyawan pabrik merupakan hal yang sangat penting. Produktivitas kerja seorang karyawan sangat dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraannya. PT. SOCFINDO Tanah Gambus telah memikirkan hal tersebut. Kesejahteraan yang diberikan perusahaan kepada para karyawan antara lain :

1. Perusahaan menyediakan perumahan untuk semua staff dan karyawan/pegawainya yang berada di lokasi perkebunan di sekitar pabrik.

2. Fasilitas untuk beribadah juga disediakan oleh perusahaan dengan adanya mesjid dan gereja yang berada di sekitar lingkungan pabrik.

3. Fasilitas Transportasi.

4. Sarana pendidikan/sekolah bagi anak karyawan.

5. Tunjangan keselamatan kerja, duka cita dan tunjangan hari raya. 6. Air listrik untuk keperluan ruman tangga.

7. Mendapat jatah beras tiap bulan dan sarana olahraga.

2.5. Proses Produksi

Proses Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang merupakan aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses produksi


(14)

merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu perusahaan. Dimulai dari keinginan untuk dapat memproduksi suatu rancangan produk tertentu, proses produksi membantu perusahaan untuk menemukan teknik-teknik pengerjaan maupun pengolahan material yang efektif dan efisien untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

Selanjutnya dari keinginan untuk mencari suatu teknik dalam membuat produk yang efektif dan efisien, kemudian sampai pada permasalahan tentang langkah-langkah perencanaan dan pengendalian semua langkah produksi tersebut yang lebih efisien. Tentunya hal ini juga dilakukan oleh Pabrik PT. SOCFINDO Kebun Tanah Gambus agar dapat menghasilkan produk yang berupa RBD Olein, RBD Stearin dan FFA yang mempunyai kualitas tinggi dan berani bersaing pada pasar terbuka. Setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk meningkatkan produktivitasnya, sehingga diperlukan pemahaman terhadap proses produksi yang ada agar dapat mempermudah dalam menganalisis kerja perusahaan guna perbaikan sistem kerja.

2.5.1. Bahan yang Digunakan

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pada pabrik FRF PT. SOCFINDO Kebun Tanah Gambus adalah CPO yang diperoleh dari pabrik milik PT. SOCFINDO Kebun Tanah Gambus dan dari pabrik tetangga.


(15)

2.5.2. Uraian Proses

Proses produksi yang terjadi pada prosedur pengolahan RBD Olein, RBD Stearin dan FFA di PT. SOCFINDO Tanah Gambus dibagi menjadi 3 (tiga) section, yaitu section 500/600 (Proses Pretreatment), section 800 (Proses Refinery) dan section 1000 (Proses Fraksinasi). Berikut akan dijelaskan uraian masing-masing proses pada setiap stasiun kerja.

2.5.2.1. Section 500/600-Pretreatment

CPO yang sudah dikirm ke tangki T501, dipanaskan dengan menggunakan steam melalui heating coil sampai temperature dicapai 50-600C. CPO yang sudah cukup panas ini dipompakan menggunakan pompa P501 ke Heat Exchanger (HE621) melalui strainer 524 untuk dipanaskan menggunakan menggunakan steam sebesar ±3kg/cm2, kemudian CPO masuk ke HE521A dipanaskan oleh BPO yang suhunya (90-100) 0C sampai suhu CPO menjadi 800C, selanjutnya masuk ke HE 521B dengan flow rate 7000 kg/jam untuk dipanaskan sampai suhu 950C oleh pemanasan steam 1450C dengan tekanan ±3kg/cm2, BPO yang digunakan adalah berasal dari T682B hasil proses filter di T616 yang akan dikirim ke T801, namun dilewatkan dulu ke HE521. Proses pertukaran panas di Heat Exchanger ini terjadi karena persentuhan plate by plate secara cross flow yang ada di dalam HE.

Selanjutnya CPO dilewatkan ke tangki T534 untuk diinjeksikan ke Phosporic Acid (H3PO4) oleh dosing pump P534 dengan kadar 0,04%. CPO yang

sudah diinjeksikan phosphoric kemudian masuk ke tangki T503 untuk menghomogenkan CPO dengan phoporic menggunakan pompa agitator P504.


(16)

Proses yang ada di section 500/600 ini bekerja dalam system vacuum. CPO yang sudah dihomogenkan dengan phosphoric, selanjutnya dipompakan ke tangki T635 ( oil-eart mixing tank) oleh pompa P503. Disini CPO dicampur dengan bahan pemucat warna Bleaching Earth sebanyak 0,8% terhadap CPO. Bleaching Earth dipompakan ke tangki T606 kemudian dilewatkan melalui valve V606. Pemberian Bleaching Earth dilakukan dengan menggunakan system dosing melalui valve yang terbuka dan menutup sesuai setting yang diharapkan. Berat Bleaching Earth yang masuk ke sight glass tiap siklusnya ada sebanyak ± 6 ons. Proses pencampuran ini dibantu dengan pompa agitator P635A untuk mensirkulasikan CPO agar homogeny.

Tekanan vacuum yang ada di dalam tangki ini adalah -600 s/d -700mmHg. Tekanan vacuum ini harus dijaga konstan supaya proses penghisapan kotoran dapat berlangsung sempurna. Dalam hal ini, diharapkan tidak terjadi kebocoran di sistem yang dapat mempengaruhi tekanan kerja vacuum.Selanjutnya CPO yang sudah dicampur dengan Bleaching Earth dipompakan ke tangki T622 oleh pompa P635B. Di tangki ini terjadi penyempurnaan pencampuran dengan menginjeksikan steam secara langsung. Tangki ini dilengkapi dengan system vacuum T641A/B yang berfungsi untuk menghisap uap air dari sparging steam dan kandungan air di CPO sendiri. Tekanan dari uap ini berkisar 10,5-10,8 kg/cm2 . Uap air ini dikontakkan dengan air (35-37)0C yang dipompakan dari cooling tower air kotor oleh pompa P5632A, sehingga uap air yang terhisap tadi akan mengembun dan terikut bersama dengan air kotor. Akibatnya suhu air akan naik menjadi ±400C, dan dialirkan ke water basin air kotor untuk selanjutnya didinginkan ke cooling


(17)

tower air kotor dibantu Liang Chi Cooling Tower. Dari tangki T622, CPO yang sudah bercampur dengan Bleaching Earth dan phosphoric acid dipompakan ke tangki T616 A/B untuk memisahkan CPO dari bleaching earth yang mengandung gum, logam beratdan karoten. Minyak yang sudah disaring ini dinamakan BPO (Bleached Palm Oil ). Dalam penyaringan awal BPO ini agak terlihat keruh, sehingga harus disirkulasikan dulu ke tangki T622. Jika sudah terlihat jernih maka BPO dialirkan ke tangki T682B (BPO Balance Tank). Dari tangki T682B BPO dipompakan ke 4 unit Pocket filter dengan ukuran 10 micron, kemudian overflow ke 2 unit Catridge filter dengan ukuran 1 micron. Fungsi kedua filter ini adalah untuk menyaring spent earth yang terlewat di Niagara filter. BPO sudah disaring, selanjutnya dilewatkan ke HE521A untuk memanaskan CPO yang datang dari tangki T501, kemudian masuk ke tangki T801 A/B dengan kapasitas masing-masing 150/140 ton sebagai tempat penyimpanan BPO.

2.5.2.2. Section 800-Refinery

Proses rafinasi/deodorisasi adalah proses yang bertujuan untuk memisahkan Free Fatty Acid dan menghilangkan bau dari Bleached Palm Oil (BPO). Proses berlangsung pada tangki tertutup dengan tekanan vacuum -760mmHg dan temperature yang cukup tinggi sampai dengan 2600C.

Pada awal pengoperasiaan terlebih dahulu dijalankan fatty acid precircuit yang berfungsi untuk mengkondensasikan uap fatty acid hasil deodorasi. Fatty acid yang berada di tangki T814/23 harus dicairkan dengan pemberian steam melalui koil pemanas dimana fatty acid berfungsi sebagai umpan untuk


(18)

mengkondensasikan uap fatty acid,agar setelah bekerjanya vacuum uap fatty acid tidak terbawa ke cooling tower yang dapat menyebabkan air menjadi berbusa. Setelah fatty acid mencair maka vacuum equipment device dan 881 AG dapat di start. Dengan menggunakan P5632 A, dirty water dialirkan ke vacuum device dengan tekanan 2-2,5kg/cm2 dan temperature 34-360C yaitu sebagai pendingin kondensor yang nantinya secara sirkulasi akan kembali ke cooling tower. Kevakumman juga dibantu dengan steam jet bertekanan 9,5-9,8 kg/cm2 yang akan berhubungan dengan T822, T814/823 dan T821. Selanjutnya 890(HP Boiler) dihidupkan untuk pemanasan. Pada T890 ini air dipanaskan burner dengan bahan bakar solar sehingga diperoleh tekanan 58 bar (temperatur 2650C). High Pressure Steam inilah nantinya dipakai sebagai pemanas pada T821, dimana prosesnya terjadi pada siklus tertutup. Artinya steam yang telah terkondensasi kembali lagi dipanaskan menjadi uap di HP Boiler.

Uap kering dari boiler babcock no.1 yang bertekanan 15-16kg/cm2 kemudian dialirkan ke steam accumulator untuk dijadikan saturated steam. Dri accumulator ini steam sebagian dialirkan ke 824 (super heater) untuk digunakan di tangki T821, T822, T880 dengan temperatur 1800C untuk digunakan sebagai sparging steam. Fungsi dari sparging steam ini adalah sebagai agitator minyak sehingga proses penghisapan fatty acid dapat berlangsung baik. Selanjutnya minyak hasi proses di section 500/600, BPO yang disimpan di tangki T801 A/B selanjutnya dipompakan oleh pompa P801 masuk ke HE 881S. Di sini BPO yang bersuhu 700C dipanaskan menjadi 1200C oleh RBD yang keluar dari HE 881A yang bersuhu 1500C, kemudian BPO masuk ke HE 881A untuk dipanaskan oleh


(19)

RBD yang lansung dipompakan P822 dari tangki T822. Di sini BPO dipanaskan sampai suhu 2100C.

BPO yang keluar dari HE 881A selanjutnya masuk ke tangki T821. Di sini BPO dipanaskan sampai suhu 2650C dengan pemanasan steam coil dari HP boiler, bersamaan dengan terjadinya proses penghisapan fatty acid dengan system vacuum oleh vacuum device T841. Pemanasan oleh HP boiler dibantu dengan proses sparging oleh uap dari super heater T849. Di tangki flasher ini diharapkan terjadi proses pengurangan fatty acid yang besar. Fatty acid yang dihisap vacuum dikondensasikan lagi di tangki T814/23 dengan system spray fatty acid, maksudnya fatty acid cair yang bersuhu 56-580C di tangki T814/23 disemprotkan melalui nozzle di beberapa titik di pipa ducting antara T821 dan T814/23. Fatty acid ini disebut dengan FAD (Fatty Acid Destilated). Jika fatty acid di tangki T814/23 sudah high level, maka pompa P808AG dihidupkan untuk mentransfer Fatty acid ke tangki storage. P808AG juga berfungsi sebagai pompa sirkulasi fatty acid. Fatty acid yang kan disirkulasikan terlebih dahulu didinginkan dengan air di HE881AG yang dipompakan dari water tower air bersih oleh pompa P850. BPO yang sudah dipanasi di flasher tank selanjutnya masuk ke tangki T822 untuk proses lanjut penguapan free fatty acid (FFA), menghilangkan bau dan menguapkan air disertai sparging steam temperature 180-1900 C dari T849.

BPO keluaran dari tangki T822 disebut dengan RBD-PO. Selanjutnya RBD dipompakan oleh pompa P822 masuk ke HE881A/S untuk mendinginkan BPO seperti proses diatas. RBD keluaran HE 881S, masuk ke tangki T880 untuk proses pengurangan FFA oleh vacuum sekaligus injeksi Citric acid yang berguna


(20)

untuk mengawetkan minyak dan mengurangi bau tengik minyak di kemudian hari di tangki simpan. Proses ini dibantu dengan steam kering suhu 180-1900 dari 849 dilanjutkan dengan pendinginan RBD oleh air sampai suhu RBD menjadi berkisar 105-1150

Dari T880 RBD kemudian didinginkan kembali dengan air di HE881 sampai suhu 700 C. Namun sebelum masuk ke HE881, RBD dilewatkan dulu ke strainer untuk menyaring kotoran-kotoran yang mungkin terikut dari T880. RBD yang sudah didinginkan kembali disaring di catridge filter ukuran 1 micron. Selanjutnya RBD dipompakan ke tangki T1001A1/A2 (Homogeniser Tank) sebagai tangki stok RBD.

2.5.2.3. Section 1000-Fractination

Setelah melalui proses deodorasi di section 800, maka RBD-PO selanjutnya akan diproses di section 1000 untuk di fraksinasi. Produksi RBD-PO mengandung 2 sifat fisik dan kimia yang berbeda, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh setalah dipisahkan dari RBD-PO akan menghasilkan RBD Stearin, sementara asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan RBD Olein. Kedua jenis RBD hasil fraksinasi ini didapat setelah mengalami 2 tahapan proses yaitu tahap kristalisasi dan tahap filtrasi.


(1)

2.5.2. Uraian Proses

Proses produksi yang terjadi pada prosedur pengolahan RBD Olein, RBD Stearin dan FFA di PT. SOCFINDO Tanah Gambus dibagi menjadi 3 (tiga) section, yaitu section 500/600 (Proses Pretreatment), section 800 (Proses Refinery) dan section 1000 (Proses Fraksinasi). Berikut akan dijelaskan uraian masing-masing proses pada setiap stasiun kerja.

2.5.2.1. Section 500/600-Pretreatment

CPO yang sudah dikirm ke tangki T501, dipanaskan dengan menggunakan steam melalui heating coil sampai temperature dicapai 50-600C. CPO yang sudah cukup panas ini dipompakan menggunakan pompa P501 ke Heat Exchanger (HE621) melalui strainer 524 untuk dipanaskan menggunakan menggunakan steam sebesar ±3kg/cm2, kemudian CPO masuk ke HE521A dipanaskan oleh BPO yang suhunya (90-100) 0C sampai suhu CPO menjadi 800C, selanjutnya masuk ke HE 521B dengan flow rate 7000 kg/jam untuk dipanaskan sampai suhu 950C oleh pemanasan steam 1450C dengan tekanan ±3kg/cm2, BPO yang digunakan adalah berasal dari T682B hasil proses filter di T616 yang akan dikirim ke T801, namun dilewatkan dulu ke HE521. Proses pertukaran panas di Heat Exchanger ini terjadi karena persentuhan plate by plate secara cross flow yang ada di dalam HE.

Selanjutnya CPO dilewatkan ke tangki T534 untuk diinjeksikan ke Phosporic Acid (H3PO4) oleh dosing pump P534 dengan kadar 0,04%. CPO yang

sudah diinjeksikan phosphoric kemudian masuk ke tangki T503 untuk menghomogenkan CPO dengan phoporic menggunakan pompa agitator P504.


(2)

Proses yang ada di section 500/600 ini bekerja dalam system vacuum. CPO yang sudah dihomogenkan dengan phosphoric, selanjutnya dipompakan ke tangki T635 ( oil-eart mixing tank) oleh pompa P503. Disini CPO dicampur dengan bahan pemucat warna Bleaching Earth sebanyak 0,8% terhadap CPO. Bleaching Earth dipompakan ke tangki T606 kemudian dilewatkan melalui valve V606. Pemberian Bleaching Earth dilakukan dengan menggunakan system dosing melalui valve yang terbuka dan menutup sesuai setting yang diharapkan. Berat Bleaching Earth yang masuk ke sight glass tiap siklusnya ada sebanyak ± 6 ons. Proses pencampuran ini dibantu dengan pompa agitator P635A untuk mensirkulasikan CPO agar homogeny.

Tekanan vacuum yang ada di dalam tangki ini adalah -600 s/d -700mmHg. Tekanan vacuum ini harus dijaga konstan supaya proses penghisapan kotoran dapat berlangsung sempurna. Dalam hal ini, diharapkan tidak terjadi kebocoran di sistem yang dapat mempengaruhi tekanan kerja vacuum.Selanjutnya CPO yang sudah dicampur dengan Bleaching Earth dipompakan ke tangki T622 oleh pompa P635B. Di tangki ini terjadi penyempurnaan pencampuran dengan menginjeksikan steam secara langsung. Tangki ini dilengkapi dengan system vacuum T641A/B yang berfungsi untuk menghisap uap air dari sparging steam dan kandungan air di CPO sendiri. Tekanan dari uap ini berkisar 10,5-10,8 kg/cm2 . Uap air ini dikontakkan dengan air (35-37)0C yang dipompakan dari cooling tower air kotor oleh pompa P5632A, sehingga uap air yang terhisap tadi akan mengembun dan terikut bersama dengan air kotor. Akibatnya suhu air akan naik menjadi ±400C, dan dialirkan ke water basin air kotor untuk selanjutnya didinginkan ke cooling


(3)

tower air kotor dibantu Liang Chi Cooling Tower. Dari tangki T622, CPO yang sudah bercampur dengan Bleaching Earth dan phosphoric acid dipompakan ke tangki T616 A/B untuk memisahkan CPO dari bleaching earth yang mengandung gum, logam beratdan karoten. Minyak yang sudah disaring ini dinamakan BPO (Bleached Palm Oil ). Dalam penyaringan awal BPO ini agak terlihat keruh, sehingga harus disirkulasikan dulu ke tangki T622. Jika sudah terlihat jernih maka BPO dialirkan ke tangki T682B (BPO Balance Tank). Dari tangki T682B BPO dipompakan ke 4 unit Pocket filter dengan ukuran 10 micron, kemudian overflow ke 2 unit Catridge filter dengan ukuran 1 micron. Fungsi kedua filter ini adalah untuk menyaring spent earth yang terlewat di Niagara filter. BPO sudah disaring, selanjutnya dilewatkan ke HE521A untuk memanaskan CPO yang datang dari tangki T501, kemudian masuk ke tangki T801 A/B dengan kapasitas masing-masing 150/140 ton sebagai tempat penyimpanan BPO.

2.5.2.2. Section 800-Refinery

Proses rafinasi/deodorisasi adalah proses yang bertujuan untuk memisahkan Free Fatty Acid dan menghilangkan bau dari Bleached Palm Oil (BPO). Proses berlangsung pada tangki tertutup dengan tekanan vacuum -760mmHg dan temperature yang cukup tinggi sampai dengan 2600C.

Pada awal pengoperasiaan terlebih dahulu dijalankan fatty acid precircuit yang berfungsi untuk mengkondensasikan uap fatty acid hasil deodorasi. Fatty acid yang berada di tangki T814/23 harus dicairkan dengan pemberian steam melalui koil pemanas dimana fatty acid berfungsi sebagai umpan untuk


(4)

mengkondensasikan uap fatty acid,agar setelah bekerjanya vacuum uap fatty acid tidak terbawa ke cooling tower yang dapat menyebabkan air menjadi berbusa. Setelah fatty acid mencair maka vacuum equipment device dan 881 AG dapat di start. Dengan menggunakan P5632 A, dirty water dialirkan ke vacuum device dengan tekanan 2-2,5kg/cm2 dan temperature 34-360C yaitu sebagai pendingin kondensor yang nantinya secara sirkulasi akan kembali ke cooling tower. Kevakumman juga dibantu dengan steam jet bertekanan 9,5-9,8 kg/cm2 yang akan berhubungan dengan T822, T814/823 dan T821. Selanjutnya 890(HP Boiler) dihidupkan untuk pemanasan. Pada T890 ini air dipanaskan burner dengan bahan bakar solar sehingga diperoleh tekanan 58 bar (temperatur 2650C). High Pressure Steam inilah nantinya dipakai sebagai pemanas pada T821, dimana prosesnya terjadi pada siklus tertutup. Artinya steam yang telah terkondensasi kembali lagi dipanaskan menjadi uap di HP Boiler.

Uap kering dari boiler babcock no.1 yang bertekanan 15-16kg/cm2 kemudian dialirkan ke steam accumulator untuk dijadikan saturated steam. Dri accumulator ini steam sebagian dialirkan ke 824 (super heater) untuk digunakan di tangki T821, T822, T880 dengan temperatur 1800C untuk digunakan sebagai sparging steam. Fungsi dari sparging steam ini adalah sebagai agitator minyak sehingga proses penghisapan fatty acid dapat berlangsung baik. Selanjutnya minyak hasi proses di section 500/600, BPO yang disimpan di tangki T801 A/B selanjutnya dipompakan oleh pompa P801 masuk ke HE 881S. Di sini BPO yang bersuhu 700C dipanaskan menjadi 1200C oleh RBD yang keluar dari HE 881A yang bersuhu 1500C, kemudian BPO masuk ke HE 881A untuk dipanaskan oleh


(5)

RBD yang lansung dipompakan P822 dari tangki T822. Di sini BPO dipanaskan sampai suhu 2100C.

BPO yang keluar dari HE 881A selanjutnya masuk ke tangki T821. Di sini BPO dipanaskan sampai suhu 2650C dengan pemanasan steam coil dari HP boiler, bersamaan dengan terjadinya proses penghisapan fatty acid dengan system vacuum oleh vacuum device T841. Pemanasan oleh HP boiler dibantu dengan proses sparging oleh uap dari super heater T849. Di tangki flasher ini diharapkan terjadi proses pengurangan fatty acid yang besar. Fatty acid yang dihisap vacuum dikondensasikan lagi di tangki T814/23 dengan system spray fatty acid, maksudnya fatty acid cair yang bersuhu 56-580C di tangki T814/23 disemprotkan melalui nozzle di beberapa titik di pipa ducting antara T821 dan T814/23. Fatty acid ini disebut dengan FAD (Fatty Acid Destilated). Jika fatty acid di tangki T814/23 sudah high level, maka pompa P808AG dihidupkan untuk mentransfer Fatty acid ke tangki storage. P808AG juga berfungsi sebagai pompa sirkulasi fatty acid. Fatty acid yang kan disirkulasikan terlebih dahulu didinginkan dengan air di HE881AG yang dipompakan dari water tower air bersih oleh pompa P850. BPO yang sudah dipanasi di flasher tank selanjutnya masuk ke tangki T822 untuk proses lanjut penguapan free fatty acid (FFA), menghilangkan bau dan menguapkan air disertai sparging steam temperature 180-1900 C dari T849.

BPO keluaran dari tangki T822 disebut dengan RBD-PO. Selanjutnya RBD dipompakan oleh pompa P822 masuk ke HE881A/S untuk mendinginkan BPO seperti proses diatas. RBD keluaran HE 881S, masuk ke tangki T880 untuk proses pengurangan FFA oleh vacuum sekaligus injeksi Citric acid yang berguna


(6)

untuk mengawetkan minyak dan mengurangi bau tengik minyak di kemudian hari di tangki simpan. Proses ini dibantu dengan steam kering suhu 180-1900 dari 849 dilanjutkan dengan pendinginan RBD oleh air sampai suhu RBD menjadi berkisar 105-1150

Dari T880 RBD kemudian didinginkan kembali dengan air di HE881 sampai suhu 700 C. Namun sebelum masuk ke HE881, RBD dilewatkan dulu ke strainer untuk menyaring kotoran-kotoran yang mungkin terikut dari T880. RBD yang sudah didinginkan kembali disaring di catridge filter ukuran 1 micron. Selanjutnya RBD dipompakan ke tangki T1001A1/A2 (Homogeniser Tank) sebagai tangki stok RBD.

2.5.2.3. Section 1000-Fractination

Setelah melalui proses deodorasi di section 800, maka RBD-PO selanjutnya akan diproses di section 1000 untuk di fraksinasi. Produksi RBD-PO mengandung 2 sifat fisik dan kimia yang berbeda, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh setalah dipisahkan dari RBD-PO akan menghasilkan RBD Stearin, sementara asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan RBD Olein. Kedua jenis RBD hasil fraksinasi ini didapat setelah mengalami 2 tahapan proses yaitu tahap kristalisasi dan tahap filtrasi.