Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Suita Gambang Semarang: Untuk Kuartet Gitar dan Erhu T1 852013002 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Gambang Semarang
Gambang Semarang merupakan kesenian tradisional yang terdiri atas
seni musik, vokal, tari dan lawak. Dalam perkembangannya lagu lagu
Gambang Semarang bernuansa gembira dan menyatu dengan penari, gemulai
namun tetap segar. Kekhasannya terletak pada gerak telapak kaki yang
berjungkat-jungkit sesuai irama lagu yang lincah dan dinamis yang diiringi
dengan alunan musik. Jenis alat musiknya seperti bonang, gambang, gong
suwuk, kempul, peking, saron, kendang dan alat musik cina (erhu, dizi,
guzheng, dan lain-lain)1.
Kesenian Gambang Semarang merupakan hasil persebaran budaya
Betawi di Jakarta yang di bawa sejumlah orang Betawi yang bermigrasi dan
bermukim di tengah kota Semarang. Alunan musik Gambang Semarang yang
tidak lain turunan dari Gambang Kromong ini, dekat dengan alunan musik
masyarakat Tionghoa. Gambang Semarang, saat ini hanya dapat dijumpai
pada acara-acara pemerintahan dan festival kesenian.

Urutan penyajian yang biasa digunakan dalam Pertunjukan Gambang
Semarang yaitu:

1. Instrumenalia, sebagai pembuka pertunjukan
2. Lagu Gambang Semarang sebagai tanda perkenalan
3. Lagu instrumenalia sebagai pengiring tarian
4. Lawak
5. Lagu instrumenalia untuk pengiring tarian
6. Lagu-lagu penutup

1

Alunan Renta ,Empat Penari Gambaran Gambang Semarang,16 September 2008.
http//smkn.org/isi/gambang/htm

7

Berikut ini lagu-lagu Semarangan dan penjelasannya:
1. Empat Penari/ Gambang Semarang
Pencipta: Oey Yok Siang
Menggambarkan Kelincahan dan gerak-gerik penari Gambang Semarang
2. Gado-gado Semarang
Pencipta: Kelly Puspito

Menggambarkan sejarah, kondisi geografi, etnis dan budya Kota
Semarang.
3. Simpang Lima Kota Semarang
Pencipta: Kho Tjai Hian
Menggambarkan keindahan sebuah kawasan di Kota Semarang yang
sangat terkenal yaitu Simpang Lima
4. Jangkrik Genggong
Pencipta: Anjar Any
Menceritakan tentang seorang wanita yang senang dengan seseorang pria
tapi setelah didekati ternyata orang yang disuka itu tidak sesuai yang
diharapkan, lelaki ternyata berpindah kelain hati.
5. Malu-malu Kucing
Pencipta: Oey Yok Siang
Lagu ini merupakan permainan metafor yang diolah supaya terkesan
jenaka. Sindiran yang dilantunkan untuk oknum-oknum tertentu dibalut
dengan lagu yang syairnya berpantun.

B. Suita
Suita adalah bentuk musik instrumental yang terdiri dari beberapa
pilihan gerakan. Pada dasarnya suita memiliki dua jenis yaitu Suita Barok

(1650-1750) dan Suita Modern yang berkembang pada abad 19 dan abad 202.

2
Leon Stein,The Study and Analysis of Musical Form (Princeton: Summary-Birchard,
1979), 156.

8

1. Suita Barok
Suita merupakan perkembangan musik tari dan musik instrumental
di Eropa. Istilah suita pertamakali muncul di Perancis pada abad 16. Pada
mula-mula abad 16 suita hanyalah dua tarian yang memiliki tempo
moderato, dengan nama tarian Pavane-Gaillard, atau Pavane-Saltarello.
Pada akhir abad 16 bertambahn satu tarian yang membuat kesan lebih
hidup. Pada perkembangan suita di abad ke- 17 dan abad ke- 18 istilah
suita dipakai di Eropa Barat dalam arti yang tak menentu, umumnya yang
dimaksud adalah “deretan beberapa jenis tarian berbeda”. Komponis yang
mengemukakan bagian standar suita barok adalah Johann Jacob Froberger
(1616-1667)3. Pada awalnya, karya suita milik J.J. Froberger terdiri dari
allemande, courante, sarabande, dan gigue yang difungsikan sebagai

optional dance dan diletakkan sebelum atau sesudah courante. Seiring
berkembangnya waktu, Froberger menjadikan gigue bukan hanya sebagai
optional dance, tetapi sudah menjadi bagian dari suita barok yang
diletakkan pada bagian akhir dari suita barok.Optional dance yang sering
digunakan di Perancis yaitu minuet, bourree, gavotte, passepied,
polonaise, rigaudon, air, dan lain-lain4.
Pada umumnya Suita Barok terdiri dari empat bagian yaitu:
a. Allemande
Allemande umumnya merupakan musik yang mengalir cukup
stabil dengan tempo Allegro moderato, sering diawali dengan birama
gantung, dan alunan melodi mengalir.
b. Courante
Courante bersifat lebih hidup dan bersukat kelipatan tiga.
Karakteristik dari courante yaitu selalu diawali dari birama gantung
dan lebih homofonik daripada allemande.

3
4

Stein, 156.

Stein, 158.

9

c. Sarabande
Sarabande menggunakan tempo yang lambat, ada tekanan pada
hitungan dua dan banyak nada hias didalamnya.
d. Gigue
Gigue merupakan bagian penutup dari suita. Tempo sangat hidup
dengan sukat 6/8, 9/8, atau 12/8. Arus melodi mengalir menggunakan
banyak notasi bertitik.

2. Suita Modern
Suita moderen adalah bentuk karya musik instrumenal dari
beberapa pilihan yang disatukan oleh sebuah subyek yang muncul
pada abad 19-20. Tidak seperti Suita Barok, tiap bagian bagiannya
tidak harus mengandung unsur tarian, tonalitas yang sama, dan
kesamaan bentuk yang diulang atau dengan kata lain komponis pada
masa ini telah meninggalkan aturan-aturan dan struktur bentuk musik
pada Suita yang populer pada periode barok. Hal ini didorong oleh

rasa ingin berekperimen dan rasa nasionalisme para komponis pada
masa itu.
Kategori dalam Suita moderen tidak selalu dihubungkan dengan
bentuk namun lebih dihubungkan dengan jenis musik, seperti Suita
untuk iringan drama dalam karya Grieg yang berjudul Peer Gynt
suite, Suita Ballet dalam karya Stravinsky yang berjudul ”Rite of
Springs”, dan Suita program yang berjudul The Planets karya Gustav
Holst untuk mempresentasikan ketujuh planet (Merkurius, Uranus,
Mars, Jupiter, Saturnus, Venus, dan Neptunus) dengan pendekatan
astrologi. Suita moderen yang berkembang pada abad 19-20 memiliki
tujuan atau peranan sebagai berikut :
a. Sebagai kenangan/tiruan Suita masa Barok (Mozart: Suita untuk
piano KV 399, Fr. Lachner: suita-suita untuk orkestra, SaintSaens: Suite archaique, Greig: Fra Holbergs Tid, Schönberg:
Suita fur Klavier).

10

b. Sebagai musik program ( Holst, The Planets)
c. Sebagai deretan tarian kontemporer (Bartok: Suiten, Tanzsuiten,
KleineSuiten; Hindemith: Suite 1922).

d. Sebagai deretan adegan ballet (Tchaikovsky: Dorröschen, Der
Nussknacker;Stravinsky: Der Feuervogel; Reger: Eine Ballet
Suite).
e. Sebagai musik drama (Bizet: L'Arlesienne, Greig: Peer Gynt Suite).
f. Sebagai seni ungkapan kesan yang berlainan (Mussorgsky: Pictures
of an Exhibition, Reger: Vier Tondichtungen nach A. Böcklin).
g. Sebagai deretan lagu yang berlainan (Berg: Lyrische Suite
fürStreichinstrumene)5.

C. Kuartet Gitar
Kuartet adalah komposisi yang dimainkan oleh empat pemain solo.
Pertama kali muncul pada abad ke 15 yang pada awalnya adalah komposisi
untuk vokal yang terdiri dari suara; sopran, alto, tenor, dan bass 6. Kemudian
seiring perkembangan waktu banyak komposisi kuartet yang ditulis untuk
instrumen. Kuartet gitar sendiri adalah empat pemain gitar yang memainkan
sebuah lagu yang telah di gubah untuk empat instrumen.
Gitar adalah alat musik petik berdawai yang memiliki lubang dan ruang
resonansi, terdapat ketebalan di sisi sampingnya, terdapat leher gitar.
Umumnya gitar klasik menggunakan enam senar dengan penadaan E, A, d, g,
b, e’, yang dapat disetem menggunakan tuning pegs. memiliki 19 fret yang

terbuat dari metal. Kayu yang digunakan biasanya menggunakan kayu spruce
atau cedar pada bagian depan dan pada bagian belakang dan samping
menggunakan jenis kayu yang keras seperti Brazilian rosewood.7

5

Stein, 160.
Don Michael Randel, The Havard Concise Dictionary of Music and Musicians,
(Cambridge, Massachusetts: Havard University Press, 1999), 540.
7
Randel, 275.
6

11

D. Erhu
Erhu adalah sebuah instrumen gesek yang berasal dari Tiongkok dan
sudah dikenal sejak tahun 960-an. Erhu meniliki dua dawai yang pada
awalnya terbuat dari sutra, namun sekarang dawai yang digunakan terbuat dari
logam. Kotak suara tempat menampung getaran dawai biasanya berbentuk

segi enam, segi delapan, atau bulat, yang ditutup oleh membran yang terbuat
dari kulit ular piton. Dawai tersebut digesek menggunakan busur yang terbuat
dari bamboo dan rambut ekor kuda, yang diletakan diantara kedua senar erhu.
Tujuannya adalah untuk memudahkan pemain dalam perpindahan senar saat
menggesek. Erhu biasanya disetel dengan nada D-A atau C-G8, dengan lebar
nada dari D4-D6.

8

Joe Petersen, Erik Ersen, Zheng Xuanyuan, dan Chendra Ling Ling, Budaya Tionghoa, 17
Februari 2013, http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/2711-erhu--perkembangannya#.

12