Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia (2)

Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia
1)

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dibagi menjadi beberapa periodesasi:

Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 ).
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke Indonesia.
Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih
adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat
Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut
UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari
kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :
• Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi lembaga legislatif.
• Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai Politik.
• Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem pemerintahn
presidensil menjadi parlementer
2) Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama
a)

Masa demokrasi Liberal 1950 – 1959


Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau berkedudukan sebagai
Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas
politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :
• Dominannya partai politik
• Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
• Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
• Bubarkan konstituante
• Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
• Pembentukan MPRS dan DPAS
b)

Masa demokrasi Terpimpin 1959 – 1966

Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif
revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
1. Dominasi Presiden

2. Terbatasnya peran partai politik
3. Berkembangnya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan
2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden membentuk
DPRGR
3. Jaminan HAM lemah
4. Terjadi sentralisasi kekuasaan
5. Terbatasnya peranan pers
6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI.

c)

Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 – 1998

Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde
Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde
baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V
dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982,

1987, 1992, dan 1997.
Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:
1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
2. Rekrutmen politik yang tertutup
3. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
4. Pengakuan HAM yang terbatas
5. Tumbuhnya KKN yang merajalela
Sebab jatuhnya Orde Baru:
1. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )
2. Terjadinya krisis politik
3. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
4. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun jadi Presiden
5. Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi 1998 s/d sekarang.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil
Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
d) Pelaksanaan demokrasi Orde Reformasi 1998 – sekarang
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah
demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan
penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak
demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara

dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada
prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga
eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR – MPR hasil
Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya
lembaga-lembaga tinggi yang lain.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi
2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN
4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI
5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali yaitu tahun 1999
dan tahun 2004

PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA
Masa demokrasi terpimpin ( Orde Lama )
Pembangunan system politik yang demokratis memerlukan perubahan tatanan secara
dratis progresif,dan revolusioner kendati dapat juga mengandung biaya po;itik tinggi
.Tampaknya ,kemerdekaan yang kita raih tahun 1945 dari tangan penjajah tidak

terlepas dari perjuangan panjang yang di awali tahun 1908 yang terkenal dengan
gerakan Budi Utomo sehingga mampu mengerakan kebangkitan
nasional pertama.dari situ perjuangan cendikiawan muda terus menggelinding dan
tercetuslah Sumpah pemuda tahun
1928 sebagai tonggak awal yang sangat strategis untuk mencapai Indonesia merdeka.
Belajar dari masa lampau.orang mungkin dapat melihat adanya dua pola tingkah laku
politik esktrem dalam masyarakat Indonesia.Pola pertama ialah berupa kecendrungan
untuk memiliki kebebasan tanpa batas yang nudah melahirkan berbagai macam komflik
itu dengan cepat meningkat terjadi bentrok fisik atau pemberontakan yang
membahayakan .Pola tingakah laku politik begitu jelas terlihat di zaman denokrasi
terpimpin atau kini terkenal dengan sebuatan orde lama.
Pola perkembangan berikut pada tahun 1966.Pada masa itu,muncul konflik yang
disebabkan eksprimen bangsa Indonesia dalam berpolitik dengan penggunaan sitem
demokrasi libral dan sitem demokrasi terpimpin. Kedua sitem politik tersebut terbukti
gagal dalam membagun kehidupan masyrakat,berbangsa dan bernegara yang yang
stabil dan sehat.Yang terjadi justru sebaliknya,Yakni ketidak stabilan politik yang
berkepanjangan itu adalah peristiwa G-30-S/PKI yang nyaris menghancurkan bangsa
dan negara.
Setelah melihat penyimpangan terhadap pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 yang
dilakukan rezim dan UUD 19 45 secara murni dan konsekwen. Maka, pembangunan

kultur politik masa berikutmya adalah bagai mana menyadarkan masyrakat untuk
melaksanakan demokrasi Pancasila secara cepat.
Masa Demokrasi Pancasila (Orde Baru )
Di zaman Orde baru,pembangunan kultur politik terus berkembang dan berbeda dengan
era Orde Lama.GBHN 1993 menyatakan bahwa sasaran pembangunan nasional adalah
terciptanya berfungsinya tatanan kehidupan masyarakat yang tinggi serta bersikap dan

berprilaku sesuai nilai Pancasila dalam semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang
berwawasan nusantara.Namun ,perjalanan menuju kearah tercapainya sasaran
pembangunan tatanan kehidupan kultur politik yang konstitusional itu tidak lepas dari
berbagai tantangan di bidang politik ,HAN,ekonomi,sosialn,budaya yang secara tak
langsung dapat menimbulkan citra yang merugikan kepentingan rakyat.
Pelaksanaan demokrasi pada masa reformasi
Diskursus mengenai dinamika ekonomi politik didaerah,akhir-akhir ini terus menguat
seiring dengan eskalasi partisipasi politik dalam ranah demokrasi di tingkat
local,terutama dengan berlangsungya otonomi daerah dan pemilihan kepala dearah
secara langsung. Sebagi bangsa yang tengah beranjak menuju demokrasi “sepnuh Hati
“. Kondisi tersebut cukup membanggakan.Betapa tidak ,setelah lebih dari 50 tahun
merdeka ,hidup dalam iklim demokrasi “Setengah Hati”,baik di era demokrasi terpimpin
maupun era demokrasi Pancasila,yang sebetulnya jiwa amanat kental dengan

kekuasaan sentralistik dan otoriter.
Kini,perjuangan reformasi khususnya menata system politik dan demokrasi di tanah air
telah berhasil menedepankan peranan rakyat sebagai subyek demokrasi ,dimana rakyat
hanya menjadi “Penonton” dalam berbagai proses pengambilan keputusan penting
menyangkut menejemen kedaulatan hidup berbangsa dan bernegara.
Transisi demokrasi,dari “setengan hati “,merupakan salah satu tuntunan yang
didengunkan sejak tahun 1998.Diawali dengan adanya kehendak kolektif segenap
komponen bangsa ini untuk melakukan amandemen UUD 1945, terutama menyangkut
system perwakilan dan wewenang pelaksanaan kedaulatan rakyat.
Salah satu hasil amandemen yang berdampak mengubah secara fundamental system
ketetanegaraan RI adalah: lahirnya lembaga baru bernama Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) yang anggotanya dipilih secara langsung melalui pemilihan umum,Lembaga ini
mempunyai kedudukan yang setara dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).Secara
po;itik.Lahirnya DPD telah mengubah atau setidaknya memperkaya khasanah dan
referensi perpolitikan rakyat,dari era politik “bersimbol”ke era politik “bewajah “.Dalam
era politik alliran tertentu .Sedangkan di era politik “berwajah” rakyat , sepenuhnya
memilih figure,wajah,karakter,kepribadian, dan visi-misi orang atau tokoh
yangbersangkutan.DPD yang beranggotakan tokoh tokoh daerah,kehadiranya telah
memberikan pendidikan politik mendasar sebagai bekal dalam menyelengarakan


demokratisi sepenuhnya, dimana ujungnya dalam setiap pemilu,orang harus memilih
orang”atau ‘people vote people”.Pemilu DPD yang berlangsung sukses pada 5 April
2004,telah membuktikan bahwa rakyat Indonesia si seluruh daerah nusantara telah
memiliki kedewasaan berpolitik memadai sebagai persyarat menuju negara
yang demokratis.Hal ini terbukti dengan hasil-hasil pemilu berikutnya,yakni pemilu
presiden dan wakil presiden secara langsung,yang juga berjalan sukses.Dengan
mekanisme pemlihan yang sama dengan saat pemilihan angota DPD,yakni secara
lansung memilih “wajah” calon yang bersangkutan,pemilu persiden dan wakil presiden
telah menorrhkan tinta emas dalam sejarah demokrasi bangsa ini.Bahkan sejarah po;itik
NKRI. DPD RI selanjutnya sesuai dengan amanat UUd 1945,memberikan “modal politk “
bagi rakyat daerah diseluruh nusantara untuk berpartisipasi dalam bebagai keputusan
strategis menyangkut kepentingan nasional.Istilah “kepentingan nasional”kini tak lagi
milik pemerintah pusat.tak boleh lagi deterjemahkan secara sepihak oleh presiden
sebagai eksekutif pemerintah dan para pembantunya,sebagaimana yang talah terjadi di
masa-masa lalu.
Kepentingan nasional yang tercermin dalam berbagai produk legislasi;UU,Perpu dan
lain-lain ,kini harus melibatkan masyarakat daerah melalui peran dan fungsi DPD
sebagai lembaga negara.Sebagimana tertuang dalam Pasal 22D UUD 1945,DPD RI
selanjutnya menjadi pilar utama pelaksanaan otonomi daerah, ia akan menjadi
penjaga”nurani”masyrakat daerah,yang selama ini termajinalisasi akaibat berbagai

kebijakan pembangunan yang tak adil dan sentralistik .DPD RI perananya, sehingga
pembangunan mewujudkan kesejateraan secara merata tidak lagi “to-down”,tetapi
“bottom-up”.tidak lagi sentralistik,tetapiterdesentralisasi.Tidak lagi
Masyarkat daerah agar mampu memaikan perananya dalam sebagai “agent of change”
atau “agent of development”,terutama dalam menggerakan potensi ekonomi dearah
.Dampak runutan yang diharapkan adalah : pembangunan ekonomi dan gairah investasi
terus tumbuh dinamis di berbagai daerah, sesuai dengan potensi dan kapasitas
yang dimiliki.Untuk menwujudkan hal terebut ,berikut ini beberapaa gagsan dalam
mewujudkan masa depan ekonomi politik yang lebih baik dan dinamis di daerah antara
lain:
Pertama ,
system rekutmen kepala daerah melaui Pilkada hendaknya dipandang sebagai “pintu”
dalam memajukan ekonomidaerah.Sehingga sebagi kendala dalam siste rekrutasi yang
menghalangi figure berkualitas dan berwawasan ekonmi daerah,nasional dan global
tidak terhambat oleh adanya aturan –aturan yang bernuasa kepentingan plitiks dan
jangka pendek.

Kedua
Diperlukan kesamaan visi ,misi,persepsi dan paradikma dalam pembangunan daerah
kedepan ,antara pemerintah pusat dan daerah serta seluruh elemen

masyrakat.Momentum di lahirkan DPD RI ,pilkada dam berbagai produk konstitusi era
reformasi lainya,merupakan “energi social “ yang besar dalam membangun masa
depan ekonomi politik di daerah secara lebih cerah,prospektif dan memberi harapan,
Ketiga,
Diperlukan “blue-print” perencanaan pembangunan yang terencana,matang dan
komprehesif anatar pemerintah daerah dan pemerintah pusat.Singkronisasi tidak hanya
terletak pada berbagai produk legislasi,tetapi sector ekonomo dan pembanguan yang
berbasis keunggulan daerah dan prospektif terhadap peningkatan daya saing nasional
Keempat
Masa depan ekonomi politik daerah amat ditentukan oleh desain awal dan komitmen
awal bersama kita terhadap pembangunan daerah.Diperlukan konsistensi dan kontiyu
ita pola pembanguan bersama ekonomi didaerah.seluruh instrument dan infratruktur
politik di daerah harus di arahkan dan dikerjakan di dalam upaya revitalisai ekonomi di
daerah .Dengan begitu, semua upaya kita yang telah dilakukan sebagai bangsa , sejak
awal reformasi hinggaa kini, dapat segera membuahkan hasil bagi perbaikan nadib
bangsa ini.
DPD RI , tidak bias lain kecuali harus konsisten dan focus terus memperjuangkan nasib
dan masa depan politik ekonomi di daerah agar terus berlangsung decara dinamis
dalam memperbaiki masa depan Indonesia ,masa depan kita semua.
Indonesia

Demokrasi Indonesia harus berhubungan dengan meliter sebagai politik aktif .Indonesia
tidak menciptakan angkatan bersenjata tetapi angkatan bersenjata adalah negara.
– 1950 1n Demokrasi parlementer priode kekacauan politik
– 1857 Demokrasi terpimpin diperkenalkan soekarano.
– 1965 Orba rezim Soeharto rezim otoriter yang memperkuat birokrasi
Macam – macam demolrasi terbagi jadi 3
1. Libral tahu 1950 S / D 1959
2. Terpimpin tahun 1959 S / D 1966
3. Pancasila tahun 1966 Sampai sekarang

Perkembangan demokrasi Soekarno demokrasi sebagai manifestasi kedaulatan rakyat
sebagi aspek kehidupan konsep”Sosio demokrasi “ dan “ sosio nasionalis “ yang intinya
berpikir bukan berjuang kemerdekaan saja tapi bagaimana mengisi kemerdekaan
Demokrasi Prof doctor Nurhalis Majid revolusi tidak bisa tuntas dalam satu gernerasi
berpacu membangun ekonomi dengan negara-negara lain.
Reformasi jangan mengagap dari satu orde ke orde lain lebih baik
Demokrasi menurut pandangan Natsir
Sistem pemerintahan islam kepada norma yang berdasarkan syariat
Sistem pemerintahan islam mendekati system politik sebab monrki mengabaikan prisip
– prinsip persamaan dan egalitarianisme
ORBA
Kondisi krisis partisipsi
1. Jika elit pemerintah menganggap dirinya saja yang berhak memerintah menolak
tuntutan – tuntutan social politik / kelompok
2. Jika kelompok – kelompok masyarakat untuk menyalurkan kepentinganya dianggap
tidak sah oleh pemerintah , dilarang suatu partai , ormas / mahasiswa untuk
membawakan aspirasi politik anggota- anggota lainya
3. Jenis tuntutan yang dikemukakan kelompok – kelompok masyrakat tidak sah karna
dianggap indentik dengan separatisme / tuntutan kebebasan mimbar di tolak.

“ ERA REFORMASI “ kepemompinana nasional
Pendapat Amin Rais
1. Kesetiaan pada idiologi pancasila = consensus nasional dan histories pernyataan
adiluhung segenap pendiri bangsa
2. Berjanji untuk mengutamakan kepentingan rakyat
3. Kita harus punya visi keidupan “ mengusai manajemen perubahan “
4. Diterma di jawa dan di luar jawa, di terima non muslim dan muslim

5. Diterima rakyat kecil , pengusaha dan kaum intelektual walau tidak mutlak
6. Mempunyai , kejujuran , karna itu mahkota kehidupan akan melahirkan pemerintahan
bersiyh dan berwibawa
– Penting dalam islam bagi seorang pemimpin
– Jurdil ,jujur dan tidak culas
– Amanah = pandai mengamankan titipan rakyat = masa depan rakyat dan berjuang
keras
– Tablik = tidak mendistorsi fakta , karena bisa gawat.
– Fatonah = cerdas pandai berpikir , cekatan dan tidak takut.

Kronologi Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru
Sejak awal bulan Februari 1998, para mahasiswa mulai mengadakan aksi-aksi yang
mengarah pada tuntutan terjadinya suksesi kepemimpinan nasional.
Pada bulan Maret mahasiswa dan sebagian masyarakat Indonesia melakukan
demonstrasi menolak hasil pemilu tahun 1997.
Mahasiswa di Jakarta, Yogyakarta, Lampung, dan Medan dalam waktu yang hampir
bersamaan melakukan demonstrasi.
Agenda reformasi yang diserukan sebagai berikut.
1) Adili Soeharto dan kroninya
2) Amendemen UUD 1945.
3) Penghapusan dwifungsi ABRI.
4) Otonomi daerah yang seluas-luasnya.
5) Supremasi hukum.
6) Pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Berbagai aksi tersebut disikapi oleh pemerintah secara keras, hingga ada mahasiswa
yang menjadi korban. Jatuhnya korban dari kalangan mahasiswa ini, semakin
memancing kemarahan rakyat.

Mereka melakukan aksi yang lebih keras, bahkan cenderung anarkis. Berawal dari aksi
demonstrasi-demonstrasi itu, akhirnya tumbanglah pemerintahan Soeharto.

Pengunduran Diri Soeharto

Pagi pukul 09.00 WIB, hari Kamis, 21 Mei 1998, di Istana Merdeka berlangsung
acara serah terima jabatan presiden. Pada acara itu Presiden Soeharto membacakan
pernyataan untuk berhenti dari jabatannya sebagai presiden Republik Indonesia.
Presiden Soeharto mengemukakan alasannya sebagai berikut.
1) Tidak terbentuknya Komite Reformasi karena tidak adanya tanggapan yang memadai
terhadap rencana tersebut.
2) Dengan tidak terbentuknya Komite Reformasi maka perubahan susunan Kabinet
Pembangunan VII tidak diperlukan lagi.
Berdasarkan kedua alasan itulah Presiden Soeharto merasa sulit untuk menjalankan
tugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik sehingga pada akhirnya
memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai presiden sejak saat
itu.

Kronologi Jatuhnya Orde Baru

Selain itu, Presiden Soeharto juga menyatakan beberapa hal yang berhubungan dengan
pemerintah Indonesia.
1) Sejak saat itu, Kabinet Pembangunan VII demisioner.
2) Untuk menghindari kekosongan pimpinan dan penyelenggaraan pemerintah negara,
wakil presiden akan melaksanakan pengucapan sumpah jabatan presiden di hadapan
Mahkamah Agung.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan sumpah jabatan dari Baharuddin Jusuf Habibie
sebagai presiden. Pengangkatan B.J. Habibie dari jabatan wakil presiden menjadi
presiden, tentu menggunakan dasar.
Dasar yang digunakan, yaitu pasal 8 UUD 1945 yang berbunyi ”Bila presiden mangkat,
berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya, ia digantikan oleh wakil presiden
sampai habis waktunya.”

Tentang iklan-iklan ini

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5