Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1 Birokrasi

Kelompok tani merupakan sebuah organisasi birokrasi modern yang merupakan bentukan pemerintah dan atas kemauan masyarakat. Ada beberapa hal yang harus diketahui mengenai organisasi birokrasi, dalam kajian Robert K. Merton (Sosiologi Kontemporer 2010:32) beberapa hal dalam organisasi birokrasi modern:

1. Birokrasi merupakan struktur sosial yang terorganisir secara rasional dan formal.

2. Ia meliputi suatu pola kegiatan yang memiliki batas-batas yang jelas.

3. Kegiatan-kegiatan tersebut secara ideal berhubungan dengan tujuan-tujuan organisasi.

4. Jabatan-jabatan dalam organisasi diintegrasikan kedalam keseluruhan struktur birokratisi.

5. Status-status dalam birokrasi tersusun kedalam susunan yang bersifat hirerakis.

6. Berbagai kewajiban dan hak-hak di dalam birokrasi dibatasi oleh aturan-aturan yang terbatas serta terperinci.

7. Otoritas pada jabatan bukan pada orang.


(2)

Kelompok wanita tani merupakan bagian dari organisasi birokrasi sebagaimana yang disebut oleh Merton. Kelompok wanita tani memiliki strukutur sosial yang dibentuk oleh pemerintah sendiri, memiliki anggota, memiliki anggota, memiliki anggaran dasar sebagai pondasi dan juga memiliki tujuan dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan guna mewujudkan tujuan utama. Terdapat tiga tujuan dibentuknya kelompok wanita tani yakni meningkatkan jumlah kelompok, meningkatkan kemampuan kelompok dalam menjalankan fungsinya dan mendorong kelompok meningkatkan kapasitasnya menjadi kelembagaan ekonomi petani. Kelompok wanita tani ini dibentuk pemerintah guna mempermudah pemerintah mengalokasikan bantuan dan juga lebih mudah untuk melihat perkembangan petani itu sendiri.

Dalam tulisan Anna Strempel (2011), mengatakan bahwa fokus kelompok wanita tani adalah pada usaha membentuk dan mendukung kelompok tani perempuan, atau KWT. Dimana masing-masing KWT terdiri dari 10-25 orang perempuan yang bekerja bersama-sama untuk menanam aneka sayuran di kebun bersama dan pekarangan. Pemerintah menyediakan bantuan untuk memulai kelompok wanita tani baru berupa sarana teknis mengenai tanaman dan budidaya, saran operasional mengenai struktur dan fungsi kelompok, kesempatan untuk meningkatkan kapasitas, menghubungkan kelompok dengan petugas penyuluhan setempat, dan penyediaan bantuan dana terbatas untuk membeli benih dan peralatan. Kelompok-kelompok tersebut kemudian mengelola kelompoknya sendiri dengan tujuan akhir mencapai kesinambungan dan kemandirian finansial.


(3)

Dalam pernyataan Merton yang lain juga menyatakan bahwa kepribadian merupakan produk organisasi struktural. Dimana struktur birokratis memberi tekanan terhadap individu sehingga mereka menjadi “disiplin, bijaksana dan metodis”. Meskipun kadang tekanan itu menjurus pada kepatuhan dan cenderung membabi buta sehingga lupa dengan pertimbangan tujuan dan fungsi-fungsi untuk apa aturan itu pada awalnya dibuat. Merton menyebutkan bahwa adanya disfungsi dalam organisasi jika adanya tekanan yang menjurus pada kepatuhan yang membabi buta.

Organisasi akan menanamkan nilai-nilai yang dianut untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Setiap organisasi birokrasi memiliki nilai-nilai dan cara mensosialisasikan terhadap penganutnya dengan cara berbeda. Penanaman nilai-nilai dan dilakukan oleh penganutnya merupakan kepribadian yang dari organisasi tersebut. Dimana anggota-anggotanya terkadang atau akan membawa kepribadian organisasi yang ada pada dirinya baik dalam keluarga maupun ketika dia bergaul. Jika ia melakukannya terlalu berlebihan hal inilah yang sebagaimana disebutkan K. Merton di atas. Disfungsi juga terjadi pada organisasi birokrasi apabila fungsi-fungsi yang seharusnya dijalankannya menyimpang.

Organisasi kelompok wanita tani yang tergabung dengan Gapoktan memiliki nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Berbagai cara yang dilakukan guna mencapai tujuan tersebut, seperti yang ada pada struktur pengembangan kelembagaan, sebagaimana yang terlihat pada bagan di bawah ini :


(4)

Bagan 2.1 Paradigma Pengembangan Kelembagaan Petani

Sumber : Peraturan Menteri Pertanian No.82

Kepemimpinan Kewirausahaan

Manajerial

Petani Kelompok

tani

Gapoktan Mitra

Usaha

Insentif: -Modal Usaha -Sarana dan prasarana -Penghargaan

-Kelas belajar -Wahana kerjasama -Unit produksi

-Unit usaha tani -Unit usaha pengolahan -Unit sarana dan prasarana produksi -Unit usaha pemasaraan -Unit usaha keuangan mikro


(5)

2.1.1 Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Kelas Belajar

Belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti pada peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Menurut Slameto (2003:27), belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu peubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, belajar juga memeiliki berbagai manfaat :

1. Melalui proses belajar dapat menumbuhkan kebiasaan pada individu atau kelompok .

2. Melalui proses belajar dapat menumbuhkan motivasi pada individu atau kelompok dan adapat menjadikannya sukses.

3. Melalui proses belajar akan menambah banyak ilmu pengetahuan. 4. Melalui proses belajar, individu atau kelompok dapat dibutuhkan oleh

lingkungan sekitar.

5. Melalui proses belajar, dapat menambah keterampilan dalam diri individu atau kelompok.

Dalam proses belajar banyak yang harus dilalui dan terdapat berbagai ujian dan juga evaluasi. Kelompok wanita tani yang merupakan salah satu media atau


(6)

wadah para petani perempuan untuk belajar karena salah satu fungsi kelompok wanita tani adalah sebagai kelas belajar. Proses belajar pada kelompok wanita tani berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.82 Tahun 2013 meliputi beberapa hal di bawah ini :

a. Menggali dan merumuskan kebutuhan belajar

b. Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan belajar

c. Menumbuhkan kedisiplinan dan motivasi anggota kelompok wanita tani d. Melaksanakan proses pertemuan dan pembelajaran secara kondusif dan

tertib

e. Menjalin kerjasama dengan sumber-sumber informasi yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang berasal dari sesama petani, instansi pembina maupun pihak-pihak lain

f. Menciptakan iklim/lingkungan belajar yang sesuai

g. Aktif dalam proses belajar-mengajar, termasuk mendatangkan dan berkonsultasi kepada kelembagaan penyuluhan pertanian, sumber-sumber informasi lainnya.

h. Mengemukakan dan memahami keinginan, pendapat maupun masalah yang dihadapi anggota kelompok wanita tani

i. Merumuskan kesepakatan bersama, baik dalam memecahkan masalah maupun untuk melakukan berbagai kegiatan kelompok wanita tani.

j. Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam kelompok wanita tani, antar kelompok tani.


(7)

Salah satu metode penyuluhan pembangunan pertanian yang sampai saat ini lebih sering digunakan adalah metode pertemuan kelompok secara langsung dengan media lisan, cetak, maupun terproyeksi. Metode ini biasanya dilakukan dalam dua bentuk pertemuan kelompok, yaitu ceramah dan diskusi kelompok. Bentuk pertama lebih bersifat top-down karena informasi lebih banyak bersumber dari penyuluh,

sedangkan bentuk yang kedua lebih bersifat buttom-up karena penyuluh hanya

berstatus sebagai fasilitator berlangsungnya diskusi kelompok sehingga informasi lebih banyak bersumber dari peserta. Keefektifan kedua bentuk pertemuan dalam penyuluhan pembangunan per-tanian tersebut tidak dapat dibandingkan satu dan lainnya karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi penyuluhan pembangunan per-tanian akan efektif jika dilakukan dengan metode dan bentuk yang sesuai dengan karakteristik kelompok sasarannya.

Beberapa langkah di atas yang merupakan fungsi kelompok wanita tani sebagai kelas belajar saling berkesinambungan. Dimana kelompok wanita tani menggali dan merumuskan apa yang hendak dipelajari, membuat pertemuan berkala, mendatangkan konsultan di bidang pertanian dan aktif saling belajar mengajar. Fungsi sebagai kelas belajar bagi masyarakat perempuan di pertanian tersebut, merupakan salah satu pola kegiatan dalam memenuhi tujuan kelompok tani itu sendiri sebagaimana disebutkan Merton. Pada proses pembelajaran telah ditetapkan beberapa persiapan dan tujuan yang hendak dicapai dalam belajar. Dari proses pembelajaran di atas, dapat di tangkap maksud dari tujuan dari fungsi kelompok wanita tani sebagai kelas belajar. Tujuan- tujuan itu diantaranya adalah, menjadikan anggota kelompok


(8)

diperlihatkan dengan adanya penyuluhan dengan mendatangkan konsultan dari bidang pertanian. Menjadikan anggota kelompok wanita tani menjadi petani yang sukses, disiplin, dan juga aktif. Beberapa tujuan-tujuan itu dijalankan oleh kelompok wanita tani melalui fungsinya sebagai kelas belajar.

Melalui belajar dan menambah pengetahuan juga wawasan, individu maupun kelompok dapat mengubah kebiasaannya. Menurut Yudi L. A (2012), pada hasil penelitian di Desa Gerem Kota Cilegon Provinsi Banten, menunjukkan bahwa keputusan petani dalam pemanfaatan lahan pertaniannya dipengaruhi oleh pemahaman mereka mengenai Sistem Usaha Tani (SUT) Konservasi, hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh pengetahuan terhadap pengambilan sikap para petani.

2.1.2 Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Wahana Kerjasama

Berkelompok berarti terdiri lebih dari satu individu, dua, tiga dan selebihnya. Dalam organisasi yang merupakan kumpulan individu-individu dengan tujuan yang sama, akan memiliki struktur, aturan- aturan dan hubungan kerja yang pasti, yang semuanya harus diikuti sepenuhnya oleh seluruh anggota. Organisasi lebih diartikan sebagai tempat di mana kerjasama berlangsung. Beberapa point yang menunjukkan kemampuan yang diharapkan melalui fungsi kelompok wanita tani sebagai wahana kerjasama adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan selalu berkeinginan untuk bekerjasama.


(9)

2. Menciptakan keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandangan diantara anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

3. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesame anggota kelompok sesuai dengan kesepakatan bersama.

4. Mengembangkan kedisiplianan dan rasa tanggung jawab diantara sesame anggota kelompok.

5. Merencanakan dan melaksanakan musyawarah agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi anggota kelompok.

6. Melaksanakan kerjasama penyediaan sarana dan prasarana jasa pertanian. 7. Melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan.

8. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan berssama dalam kelompok maupun pihak lain.

9. Menjalin kerjasama dan kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana produksi, pengolahan, pemasaran hasil, atau pemodalan.

10.Mengadakan pemupukan modal untuk keperluan pengembangan usaha anggota kelompok

Fungsi kelompok wanita tani sebagai wahana kerjasama bukan hanya membuat lingkaran kerjasama dalam kelompok itu sendiri meliankan keluar bahkan kerjasama dengan lingkungan melalui pelestarian lingkungan. Bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan kelompok wanita tani juga dilakukan guna mengembangkan jaringan juga kemudahan. Kerjasama sangat penting dalam pencapaian rencana kerja yang telah dibuat jauh-jauh hari.


(10)

Menurut, Ir. Yan Elfi (2002), kerjasama kelompok dalam kelompok dipengaruhi dengan kesadaran dan pengertian anggota kelompok akan manfaat kerjasama melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha tani yang telah direncanakan terlebih dahulu, atau jika kelompok tidak memilki tingkat kerjasama yang baik maka bahwa pembinaan yang dilakukan oleh petugas penyuluhan terhadap kelompok belum terlaksana seperti apa yang diharapkan. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya kerjasama yang pertama sekali dianjurkan oleh para penyuluh yang datang yang kemudian atas dasar kesadaran akan dilanjutkan oleh anggota kelompok.

Kerjasama juga sangat berpengaruh dalam kinerja. Muhammad Khadafi (2010) menyatakan bahwa kerjasama tim dan orientasi mempunyai peranan penting terhadap kinerja paada lembaga keuangan mikro (LKM). Hal ini berarti menentut kerjasama merupakan suatu keharusan dikarenakan anggota kelompok merupakan actor-aktor pelaksana dalam kelompok wanita tani. Sebelum ada kerjasama tentunya harus terdapat kenyamanan yang akan berdampak pada mood anggota kelompok pada

kelompoknya sendiri.

2.1.3. Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Unit Produksi

Fungsi kelompok wanita tani yang terakhir adalah sebagai unit produksi, yang berarti mengelola sumberdaya menjadi barang atau jasa yang dapat didistribusikan dan mengasilkan keuntungan. Beberapa kegiatan unit produksi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemasaran produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga unit produksi


(11)

berfungsi sebagai tempat latihan keterampilan, pengembangan kreatifitas dan berwirausaha bagi anggota kelompok.

Sebagai unit produksi kelompok diarahkan untuk memilki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia dalam bidang tekhnologi, sosial, pemodalan, saran produksi dan sumber daya alam lainnya. 2. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan bersama, serta rencana

kebutuhan kelompok atas dasar pertimbangan efisiensi.

3. Memfasilitasi penerapan teknologi usaha tani oleh para anggota kelompok sesuai dengan rencana kegiatan.

4. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak lain yang terkait dalam pelaksanakan usaha tani

5. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam kelompok, maupun kesepakatan dengan pihak lain.

6. Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan kelompok, sebagai bahan rencana kegiatan yang akan datang.

7. Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.


(12)

2.2 Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan

Keberdayaan dalam masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat untuk membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan (Hakim, 2010:66). Masyarakat yang mampu dikatakan berdaya jika mereka memiliki kekuatan fisik dan mental yang kuat dan terdidik. Demikian halnya yang menjadi sumber keberdayaan bagi masyarakat yang lainnya adalah nilai kekeluargaan dan gotong royong juga menjadi poin didalam membentuk keberdayaan masyarakat.

Dari proses berpikir diatas, upaya memberdayakan masyarakat dapat ditempuh melalui tiga cara ( M.Reza, 2013 :15), yaitu :

a) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang, adanya dorongan, ada kesadaran. Potensi-potensi yang harus dikembangkan dengan cara memberi dorongan untuk membangun daya yang dimiliki masyarakat dan daerah tersebut. Kesadaran akan pentingnya potensi daerah untuk dikembangkan juga menjadi hal yang wajib dilaksanakan untuk memberdayakan masyarakat.

b) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Penguatan yang dilakukan adalah dengan membentuk suatu pola yang mampu memperkuat atau membangun daya yang dimiliki masyarakat.

c) Memberdayakan juga mengandung arti melindungi.


(13)

berdiri sendiri untuk menciptakan kemandiriannya sendiri. Keberdayaan yang baru disusun oleh masyarakat itu sendiri harus dilindungi dari adanya pihak kuat atau faktor eksternal untuk memasuki masyarakat tersebut, sehingga lambat laun akan menggeser usaha-usaha yang telah disusun oleh masyarakat.

Sosial ekonomi merupakan dua konsep yang sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan departemen sosial menunjuk pada kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat (KBBI, 1996 :958). Sedangkan pengertian sederhana dari ekonomi adalah yang berasal dari kata yunani, “oikos” yang berarti keluarga dan “nomos” yaitu peraturan, aturan dan hukum. Maka dapat diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sosial ekonomi adalah seluruh yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Melly G. Tan mengatakan kedudukan sosial ekonomi dapat dilihat berdasarkan pekerjaan, penghasilan dan pendidikan (Koentjaraningrat, 1981 : 35).

Sosial mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, sementara itu ekonomi memiliki artian sebagai ilmu yang berhubungan dengan asas produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan. Sekilas Sosial dan Ekonomi seperti dua hal dan cabang ilmu yang berbeda, namun diantara keduanya sebenarnya


(14)

terdapat kaitan yang erat. Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di masyarakat kita.

2.3 Penelitian-Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian dari Anna Strempel (2011) kelompok Wanita Tani, Penilaian Kebutuhan Proyek Untuk Perempuan Aceh di Bidang Pertanian. Penelitian ini mengangkat kelompok wanita tani sebagai bahan penelitian. Terdapat dampak sosial yang diakibatkan oleh kehadiran kelompok wanita tani. Dampak sosial tersebut mengangkat kualitas hidup yang mulai membaik, ini merupakan dampak positif yang sangat diharapkan oleh kelompok wanita tani dalam kehidupan sosial anggotanya. Manfaat lanjutannya adalah anggota KWT mengahargai kesempatan untuk berbagi waktu dengan perempuan lain secara rutin.

Kelompok wanita Tani juga dalam penelitian ini, memberdayakan perempuan secara ekonomi dan sosial. Dimana mereka tidak bergantung pada hasil tani laki-laki (kemandirian ekonomi) juga mulai membaur dengan laki-laki dalam berbagai kegiatan. Kelompok Wanita Tani juga memberikan kesempatan pada perempuan dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan kepemilikan dan pengawasan perempuan terhadap proyek. Pemberdayaan ekonomi dilakuakan melalui tahap-tahap pelatihan hingga pada bagian produksi.


(1)

2. Menciptakan keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandangan diantara anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

3. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesame anggota kelompok sesuai dengan kesepakatan bersama.

4. Mengembangkan kedisiplianan dan rasa tanggung jawab diantara sesame anggota kelompok.

5. Merencanakan dan melaksanakan musyawarah agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi anggota kelompok.

6. Melaksanakan kerjasama penyediaan sarana dan prasarana jasa pertanian. 7. Melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan.

8. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan berssama dalam kelompok maupun pihak lain.

9. Menjalin kerjasama dan kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana produksi, pengolahan, pemasaran hasil, atau pemodalan.

10.Mengadakan pemupukan modal untuk keperluan pengembangan usaha anggota kelompok

Fungsi kelompok wanita tani sebagai wahana kerjasama bukan hanya membuat lingkaran kerjasama dalam kelompok itu sendiri meliankan keluar bahkan kerjasama dengan lingkungan melalui pelestarian lingkungan. Bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan kelompok wanita tani juga dilakukan guna mengembangkan jaringan juga kemudahan. Kerjasama sangat penting dalam pencapaian rencana kerja yang telah dibuat jauh-jauh hari.


(2)

Menurut, Ir. Yan Elfi (2002), kerjasama kelompok dalam kelompok dipengaruhi dengan kesadaran dan pengertian anggota kelompok akan manfaat kerjasama melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha tani yang telah direncanakan terlebih dahulu, atau jika kelompok tidak memilki tingkat kerjasama yang baik maka bahwa pembinaan yang dilakukan oleh petugas penyuluhan terhadap kelompok belum terlaksana seperti apa yang diharapkan. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya kerjasama yang pertama sekali dianjurkan oleh para penyuluh yang datang yang kemudian atas dasar kesadaran akan dilanjutkan oleh anggota kelompok.

Kerjasama juga sangat berpengaruh dalam kinerja. Muhammad Khadafi (2010) menyatakan bahwa kerjasama tim dan orientasi mempunyai peranan penting terhadap kinerja paada lembaga keuangan mikro (LKM). Hal ini berarti menentut kerjasama merupakan suatu keharusan dikarenakan anggota kelompok merupakan actor-aktor pelaksana dalam kelompok wanita tani. Sebelum ada kerjasama tentunya harus terdapat kenyamanan yang akan berdampak pada mood anggota kelompok pada kelompoknya sendiri.

2.1.3. Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Unit Produksi

Fungsi kelompok wanita tani yang terakhir adalah sebagai unit produksi, yang berarti mengelola sumberdaya menjadi barang atau jasa yang dapat didistribusikan dan mengasilkan keuntungan. Beberapa kegiatan unit produksi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemasaran produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga unit produksi


(3)

berfungsi sebagai tempat latihan keterampilan, pengembangan kreatifitas dan berwirausaha bagi anggota kelompok.

Sebagai unit produksi kelompok diarahkan untuk memilki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia dalam bidang tekhnologi, sosial, pemodalan, saran produksi dan sumber daya alam lainnya. 2. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan bersama, serta rencana

kebutuhan kelompok atas dasar pertimbangan efisiensi.

3. Memfasilitasi penerapan teknologi usaha tani oleh para anggota kelompok sesuai dengan rencana kegiatan.

4. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak lain yang terkait dalam pelaksanakan usaha tani

5. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam kelompok, maupun kesepakatan dengan pihak lain.

6. Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan kelompok, sebagai bahan rencana kegiatan yang akan datang.

7. Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.


(4)

2.2 Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan

Keberdayaan dalam masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat untuk membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan (Hakim, 2010:66). Masyarakat yang mampu dikatakan berdaya jika mereka memiliki kekuatan fisik dan mental yang kuat dan terdidik. Demikian halnya yang menjadi sumber keberdayaan bagi masyarakat yang lainnya adalah nilai kekeluargaan dan gotong royong juga menjadi poin didalam membentuk keberdayaan masyarakat.

Dari proses berpikir diatas, upaya memberdayakan masyarakat dapat ditempuh melalui tiga cara ( M.Reza, 2013 :15), yaitu :

a) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang, adanya dorongan, ada kesadaran. Potensi-potensi yang harus dikembangkan dengan cara memberi dorongan untuk membangun daya yang dimiliki masyarakat dan daerah tersebut. Kesadaran akan pentingnya potensi daerah untuk dikembangkan juga menjadi hal yang wajib dilaksanakan untuk memberdayakan masyarakat.

b) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Penguatan yang dilakukan adalah dengan membentuk suatu pola yang mampu memperkuat atau membangun daya yang dimiliki masyarakat.

c) Memberdayakan juga mengandung arti melindungi. Melindungi dalam hal ini adalah melindungi masyarakat yang belum mampu


(5)

berdiri sendiri untuk menciptakan kemandiriannya sendiri. Keberdayaan yang baru disusun oleh masyarakat itu sendiri harus dilindungi dari adanya pihak kuat atau faktor eksternal untuk memasuki masyarakat tersebut, sehingga lambat laun akan menggeser usaha-usaha yang telah disusun oleh masyarakat.

Sosial ekonomi merupakan dua konsep yang sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan departemen sosial menunjuk pada kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat (KBBI, 1996 :958). Sedangkan pengertian sederhana dari ekonomi adalah yang berasal dari kata yunani, “oikos” yang berarti keluarga dan “nomos” yaitu peraturan, aturan dan hukum. Maka dapat diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sosial ekonomi adalah seluruh yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Melly G. Tan mengatakan kedudukan sosial ekonomi dapat dilihat berdasarkan pekerjaan, penghasilan dan pendidikan (Koentjaraningrat, 1981 : 35).

Sosial mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, sementara itu ekonomi memiliki artian sebagai ilmu yang berhubungan dengan asas produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan. Sekilas Sosial dan Ekonomi


(6)

terdapat kaitan yang erat. Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di masyarakat kita.

2.3 Penelitian-Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian dari Anna Strempel (2011) kelompok Wanita Tani, Penilaian Kebutuhan Proyek Untuk Perempuan Aceh di Bidang Pertanian. Penelitian ini mengangkat kelompok wanita tani sebagai bahan penelitian. Terdapat dampak sosial yang diakibatkan oleh kehadiran kelompok wanita tani. Dampak sosial tersebut mengangkat kualitas hidup yang mulai membaik, ini merupakan dampak positif yang sangat diharapkan oleh kelompok wanita tani dalam kehidupan sosial anggotanya. Manfaat lanjutannya adalah anggota KWT mengahargai kesempatan untuk berbagi waktu dengan perempuan lain secara rutin.

Kelompok wanita Tani juga dalam penelitian ini, memberdayakan perempuan secara ekonomi dan sosial. Dimana mereka tidak bergantung pada hasil tani laki-laki (kemandirian ekonomi) juga mulai membaur dengan laki-laki dalam berbagai kegiatan. Kelompok Wanita Tani juga memberikan kesempatan pada perempuan dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan kepemilikan dan pengawasan perempuan terhadap proyek. Pemberdayaan ekonomi dilakuakan melalui tahap-tahap pelatihan hingga pada bagian produksi.


Dokumen yang terkait

Analisis Penawaran Dan Permintaan Ubi Jalar (Studi kasus di Desa Purba Sipinggan, Desa Pematang Purba dan Desa Tiga Runggu, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun.)

0 68 87

Analisis Pendapatan dan Karakteristik Sosial Ekonomi Usaha Ternak Kambing (Studi kasus Desa Bangun Purba dan Desa Batu Gingging Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang)

14 142 127

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

4 83 61

Kajian Organologi Sarunei Buluh Simalungun Buatan Bapak Rabes Saragih Di Desa Nagori Purba Tongah Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun

0 52 100

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

0 7 61

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

0 0 13

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

0 0 12