Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

(1)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FUNGSI KELOMPOK WANITA TANI DALAM

PEMBERDAYAAN SOSIAL EKONOMI PEREMPUAN

(Studi di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

SILVIA MARIA GORETTI PURBA

110901030

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Medan


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI INI DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN OLEH

NAMA : SILVIA MARIA GORETTI PURBA NIM : 110901030

DEPARTEMEN : SOSIOLOGI

JUDUL : FUNGSI KELOMPOK WANITA TANI DALAM PEMBERDAYAAN SOSIAL EKONOMI PEREMPUAN (Studi di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

DOSEN PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

Dra.Ria Manurung, M.si

NIP:190212031989032001 NIP:196603181989032001 Dra.Lina Sudarwati, M.si

DEKAN

NIP :196805251992031002 Prof.Dr.BADARUDDIN, M.si


(3)

ABSTRAK

Kehadiran kelompok wanita tani menambah aktifitas baru untuk para perempuan di wilayah pertanian. Berbagai agenda dibuat kelompok wanita tani melalui fungsi-fungsinya untuk dijalankan oleh angotanya dan kelompok mengharapkan perempuan dapat mandiri atau berdaya dari segi sosial dan ekonomi demi mencapai tujuan kelompok. Kelompok wanita tani memiliki tujuan utama yakni peningkatan kesejahteraan anggota-anggotanya.Tujuan dari tulisan ini adalah ingin melihat apakah kelompok wanita tani berfungsi dalam pemberdayaan sosial ekonomi perempuan. Keseluruhan anggota dari tiga kelompok wanita tani di Desa Purba Hinalang menjadi responden dalam penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi Spearman dengan pendekatan kuatitatif yang diproses melalui software SPPS (Statistical Package for the Social Sciences) 21.

Adapun indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah fungsi kelompok sebagai kelas belajar, fungsi kelompok sebagai wahana kerjasama, fungsi kelompok sebagai unit produksi dan pemberdayaan sosial ekonomi. Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan model dan hasil penelitian dapat diterima dengan baik bahwa fungsi kelompok wanita tani memiliki hubungan signifikan terhadap pemberdayaan sosial ekonomi perempuan. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis korelasi Spearman, hasil penelitian ini membuktikan bahwa kelompok wanita tani berfungsi dalam pemberdayaan sosial ekonomi dengan tingkat kekuatan hubungan sedang dan bernilai positif. Nilai positif artinya searah atau jika fungsi keompok wanita tani meningkat maka pemberdayaan sosial ekonomi perempuan juga meningkat. Berdasarkan penelitian ini, diharapkan ada evaluasi untuk peningkatan fungsi dan kinerja kelompok wanita tani guna menunjang pemberdayaan sosial ekonomi perempuan yang lebih maksimal.


(4)

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis atas segala jalan yang diberikan meski banyak hambatan namua pasti itu adalah yang terbaik, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua cita-cita dan keinginan tidak akan tercapai tanpa perjuangan dan berkat dari-Nya yang senantiasa menyertai penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan juga pada penulisan skripsi yang berjudul “Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan” .

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana (S-1) bagi mahasiswa/i Departemen Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini, semoga dengan adanya penyempurnaan berupa kritik, saran dan pendapat dari para pembaca dapat memberikan masukan positif bagi penulis.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pengerjaan skripsi ini tidak lepas dari peran banyak pihak yang disadari ataupun tidak, langsung ataupun tidak langsung yang memberikan kontribusi atas penyelesaian skripsi ini. Adapun ucapan terimakasih penulis berikan kepada :

1. Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu dan pengetahuan, penulis menydari bahwa skripsi ini tidak mungkin selesai dengan baik tanpa bantuan dari bimbingan dari para dosen. Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Prof. Dr.


(5)

Badaruddin Rangkuti, Msi selaku dekan FISIP Universitas Sumatera Utara, Ibu Dra. Lina Sudarwati, Msi selaku ketua Departemen Sosiologi sekaligus sebagai dosen penguji saya, Ibu Dra. Ria Manurung, Msi selaku dosen wali penulis selama berkuliah di kampus FISIP USU ini dan sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi penulis yang telah banyak meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk member bimbingan dengan sabar, saran dan kritik yang membangun pada penulis dan kepada seluruh staf dan pegawai FISIP USU.

2. Kepada keluarga penulis, orangtua penulis, Hotmariani Saragih dan Ramlan Dominicus Purba, yang selalu mendukung penuh dari segi doa, moril dan materil, terlebih kepada inang pangguruan, Hotmariani Saragih yang penuh peluh dalam memperjuangkan studi anak-anaknya, penulis sangat bangga mempunyai perempuan tangguh seperti dia. Kepada adik-adik saya, Irma Safitri Purba semoga cepat menyusul, Gio Vanni Purba selaku laki-laki tertua di keluarga dan si kembar Nicastro Spain Purba dan Chelsea Princess Purba semoga bisa memberikan prestasi yang membanggakan. Kepada Oppung dan

Inang, tulang Daniel dan Tulang Brenson juga kedua tante penulis

Dormaliani saragih dan Nelly Saragih semoga cepat menikah.

3. Kepada yang terkasih, Andrian Kevin Simarmata yang selalu mendengarkan keluhan saya dan selalu membantu di setiap kelemahan penulis.


(6)

4. Kepada sahabat-sahabat penulis selama menempuh pendidikan di FISIP USU, lima sekawan, Angela Manihuruk, Sarah Margaret Purba, Andriani Ambarita dan Emilia Simangunsong semoga mimpi kita menjadi nyata. Kepada Repita Simamora S.Sos dan Sabam Marpaung yang selalu berjauhan tapi selalu menyempatkan diri untuk berdebat. Kepada teman seperjuangan lainnya, Wawan GCS, Jhon Sardo, Rio Sihombing, Hendrikson, Devi Sihotang, Katty, Carlina, Ello Tarigan, Yusni Malau, Christina, Samuel, Maiusna Sirait, Era Siagian, Elishabet Rumahorbo, Rency, Dewi, Ernita dan teman yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

5. Kepada teman-teman satu kerjaan, bang Hendra Hutagalung Purba, Ilham Mirzani yang sangat cantik, Juni Nababan, Andrian Syahputra, Putra, Ayu Yulia, Edo, ito Adi Irawan, Nelson, Nazli, Ibu Ana dan Bou, kalian teman-teman satu tim yang selalu memberontak tapi juga ngangenin. Kepada Bambang, Bang Troy Sirait, Bunda dan Bang Yuda juga semoga tetap dapat berkomunikasi dan berkumpul seperti dulu.

6. Kepada teman kos yang sama-sama berjuang dalam skripsi walau beda jurusan Sarta Sinaga (shasy), semoga perjuangan kita berlanjut hingga ke dunia pekerjaan.

7. Kepada sahabat-sahabat dari balita hingga sekarang, Yuni Dhara Tosika Purba tetap semangat menjalani kerasnya ujian ini ya nang kita akan tetap sama-sama berjuang dan Putri Liany Purba yang sudah ntah dimana sekarang, penulis selalu merindukan kita bertiga berkumpul kembali.


(7)

8. Kepada teman-teman Sanyos (XI IPS II) yang masih abadi hingga sekarang, Yosi, Derni, Bunga, Ella, Patriot, Eben, Chintya, Boy, Grace, Hana, Andriani, Ririn, Resnita, Elli, Herry, Rizal, Raja, Pangab, Maya, Intan, Sammy dan yang belum disebutkan satu persatu.

9. Kepada seluruh responden yang ada di Desa Purba Hinalang, Bou Anggri, Nanggi Oliver, Nanggi Nita, Nanggi Yuni, Bou Joni, Bou Elvis, Bou Rani dan ibu-ibu anggota kelompok wanita tani yang lainnya yang telah membantu memberikan informasi untuk penyelesaian skripsi ini.


(8)

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN ………1

1.1Latar Belakang ………...1

1.2Perumusan masalah ………7

1.3Tujuan Penelitian ………7

1.4Manfaat Penenlitian ………....7

1.5Hipotesisi Penelitian ………...8

1.6Defenisi Konsep ………..………9

1.7Operasional variabel ………...…………..10

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA …..….14

2.1 Birokrasi………...……….14

2.1.1 Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Kelas Belajar …..18

2.1.2 Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Wahana Kerjasam21 2.1.3 Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Unit Produksi…..24

2.2 Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan ……….25

2.3 Penelitan-Penelitian Terdahulu ………26

BAB III METODE PENELITIAN ………...28

3.1 Jenis Penelitian ……….28

3.2 Lokasi Penelitian………///………29

3.2.1 Sejarah Singkat Desa Purba Hinalang ……….………30

3.2.2 Deskripsi Singkat Kehidupan masyarakat………...….32

3.2.3 Lokasi Dan Batas Wilayah ………..…34

3.3 Populasi Dan sampel ……….…34

3.3.1 Populasi ………34

3.3.2 Sampel ……….……35


(9)

3.4.1 Data Primer ………..………36

3.4.2 Data Sekunder ………..……37

3.5 Teknik Analisis Sata ………...…..38

3.5.1 Analisis Data Tabel Tunggal ………...…38

3.5.2 Analisis Data Tabel Silang ………..…39

3.5.3 Uji Hipotesis ………40

3.6 Keterbatasan Peneliti ………41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………42

4.1 Karakteristik Responden ……….42

4.1.1 Identitas Responden Berdasarkan Usia ………...……42

4.1.2 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan …...43

4.1.3 Identitas Responden Berdasarkan Agama ……..………….44

4.1.4 Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Anak Responden45 4.1.5 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan …46 4.1.6 Identitas Responden Berdasarkan KWT yang diikuti …….47

4.2 Frekuensi Data Pernyataan Responden Terhadap Fungsi KWT.. 48

4.2.1 Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Kelas Belajar …...48

4.2.1.1 Kedisiplinan Dan Motivasi ……….….…48

4.2.1.2 Penyuluhan ………....…..49

4.2.1.3 Kesepakatan ……….50

4.2.1.4 Mengemukakan Pendapat ………52

4.2.1.5 Pertemuan Berkala ………...……52

4.2.2 Fungsi KWT Sebagai Wahana Kerjasama ………53


(10)

4.3 Fungsi KWT dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan..60

4.3.1 Pemberdayaan Sosial ………...………60

4.3.2 Pemberdayaan Ekonomi ……….64

4.4 Analisis Data ……….…67

4.4.1 Uji Validasi ………..67

4.4.2 Uji Realibitas ………...……68

4.4.3 Korelasi ………..……. 70

4.5 Pembahasan ………..72

4.6 Nilai Signifikansi Antara Fungsi Kelompok Wanita Tani Terhadap Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan ……….………73

4.6.1 Nilai Signifikansi Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Kelas Belajar……….………73

4.6.2 Nilai Signifikansi Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Wahana Kerjasama………...….75

4.6.3 Nilai Signifikansi Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Unit Produksi ………..……..78

BAB V

PENUTUP………..…………..80

5.1 Kesimpulan ……….80

5.2 Saran ……….83


(11)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Eknomi Perempuan ………..………9 Bagan 2.1 Paradigma Pengembagan Kelembagaan Petani


(12)

DAFTAR GAMBAR


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Variabel (X) Fungsi Kelompok Wanita Tani ………11

Tabel 1.2 Variabel (Y) Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan ………12

Tabel 3.1 Nama kelompok Dan Jumlah Anggota Kelompok Wanita Tani Di Desa Purba Hinalang ………35

Tabel 3.2 Nilai Internal Koefisien ………39

Tabel 4.1 Karakter Responden Berdasarkan usia ………42

Tabel 4.2 Karakter Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ………43

Tabel 4.3 Karakter Responden Berdasarkan Agama ………44

Tabel 4.4 Karakter Responden Berdasarkan Jumlah Anak Responden ………45

Tabel 4.5 Karakter Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan ………46

Tabel 4.6 Karakter Responden Berdasarkan Kelompok wanita Tani yang Diikuti ...47

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Kedisplinan dan Motivasi ………48

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Pengadaan Penyuluhan dalam Kelompok Wanita Tani ………49

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Kesepakatan yang ada Dalam Kelompok Wanita Tani ……….50

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Kelompok Wanita Tani sebagai wadah Mengemukakan pendapat ………..52

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Pengadaan Pertemuan Berkala dalam Kelompok Wanita Tani ………..53

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Fungsi Kelompok Wanita Tani sebagai Wahana Kerjasama ………...…53

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Fungsi Kelompok Wanita Tani sebagai Unit Produksi ………...…….57


(14)

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Kelompok Wanita

Tani dalam Pemberdayaan Sosial ………..60

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai kelompok Wanita Tani dalam Pemberdayaan Ekonomi ………64

Tabel 4.16 Hasil Uji Realibilitas ………..………...69

Tabel 4.17 Uji Korelasi Spearman ………..70

Tabel 4.18 Uji Hipotesis ……….71

Tabel 4.19 Test Of Normality ……….…71

Tabel 4.20 Nilai Signifikansi Antara Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Kelas Belajar Terhadap Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan....73

Tabel 4.21 Nilai Signifikansi Antara Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Wahana Kerjasama Terhadap Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan ………..………. 76

Tabel 4.22 Nilai Signifikansi Antara Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Unit Produksi Terhadap Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan ……..78


(15)

ABSTRAK

Kehadiran kelompok wanita tani menambah aktifitas baru untuk para perempuan di wilayah pertanian. Berbagai agenda dibuat kelompok wanita tani melalui fungsi-fungsinya untuk dijalankan oleh angotanya dan kelompok mengharapkan perempuan dapat mandiri atau berdaya dari segi sosial dan ekonomi demi mencapai tujuan kelompok. Kelompok wanita tani memiliki tujuan utama yakni peningkatan kesejahteraan anggota-anggotanya.Tujuan dari tulisan ini adalah ingin melihat apakah kelompok wanita tani berfungsi dalam pemberdayaan sosial ekonomi perempuan. Keseluruhan anggota dari tiga kelompok wanita tani di Desa Purba Hinalang menjadi responden dalam penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi Spearman dengan pendekatan kuatitatif yang diproses melalui software SPPS (Statistical Package for the Social Sciences) 21.

Adapun indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah fungsi kelompok sebagai kelas belajar, fungsi kelompok sebagai wahana kerjasama, fungsi kelompok sebagai unit produksi dan pemberdayaan sosial ekonomi. Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan model dan hasil penelitian dapat diterima dengan baik bahwa fungsi kelompok wanita tani memiliki hubungan signifikan terhadap pemberdayaan sosial ekonomi perempuan. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis korelasi Spearman, hasil penelitian ini membuktikan bahwa kelompok wanita tani berfungsi dalam pemberdayaan sosial ekonomi dengan tingkat kekuatan hubungan sedang dan bernilai positif. Nilai positif artinya searah atau jika fungsi keompok wanita tani meningkat maka pemberdayaan sosial ekonomi perempuan juga meningkat. Berdasarkan penelitian ini, diharapkan ada evaluasi untuk peningkatan fungsi dan kinerja kelompok wanita tani guna menunjang pemberdayaan sosial ekonomi perempuan yang lebih maksimal.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Kelompok wanita tani yang sering disingkat KWT merupakan salah satu organisasi perempuan yang memiliki latar belakang mata pencarian yang sama. Kelompok ini menyatukan perempuan-perempuan menjadi satu organisasi dari pertanian, perkebunan maupun nelayan. Organisasi perempuan tani ini hadir mengingat Indonesia merupakan salah satu negara agraria yang mayoritas mata pencaharian masyarakatnya bersumber dari pertanian. Data BPS 2013 menunjukkan terdapat 26,14 juta rumah tangga usaha pertanian. Subsektor tanaman pangan 17,73 juta rumah tangga, holtikutura 10,60 juta rumah tangga, perkebunan 12,77 juta rumah tangga, peternakan 12,97 juta rumah tangga, perikanan kegiatan budidaya ikan 1,19 juta rumah tangga, perikanan kegiatan penangkapan ikan 0,86 juta rumah tangga, kehutanan 6,78 juta rumah tangga dan jasa pertanian 1,08 juta rumah tangga.

Kegiatan pertanian sering diindentikkan dengan kaum laki-laki, sehingga beberapa kelompok pertanian yang bersifat umum kebanyakan diikuti oleh laki-laki. Melihat kenyataan di lapangan bahwa yang berperan tidak hanya kaum laki-laki maka dibentuklah kelompok khusus untuk perempuan untuk mendongkrak kemauan maupun kemampuan para perempuan. Kelompok tani menurut Sri Nuryani (2012), merupakan titik penting untuk menjalankan dan menerjemahkan konsep hak petani dalam kebijakan, suatu strategi, dan program yang layak dalam satu kesatuan yang


(17)

utuh dan sebagai wadah transformasi dan pengembangan ke langkah operasional. Kelompok tani penting sebagai wadah pembinaan petani yang tergabung di dalamnya, sehingga dapat memperlancar pembangunan pertanian.

Keterlibatan perempuan yang lebih besar daripada laki-laki (PSG STAIN Pekalongan, 2010), menunjukkan bahwa perempuan juga berhak untuk dibina dan diberdayakan. Dengan ini pemeritah membuat wadah bagi kaum perempuan untuk berinteraksi bahkan menggali kemampuanya. Kelompok wanita tani yang merupakan bagian dari kelompok tani pada umumnya memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda. Tujuan dibentuknya kelompok tani maupun kelompok wanita tani adalah : a) meningkatkan jumlah kelompok tani, b) meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam menjalankan fungsinya dan c) mendorong kelompok tani meningkatkan kapasitasnya menjadi kelembagaan ekonomi petani. Tujuan kelompok tani terwujud salah satunya dengan menjalankan fungsinya. Terdapat tiga fungsi dari kelompok wanita tani yakni : a) fungsi sebagai kelas belajar, b) fungsi sebagai wahana kerjasama, dan c) fungsi sebagai unit produksi. Ketiga fungsi ini harus dilakukan dengan maksimal agar tercapai tujuan dibentuknya organisasi perempuan pertanian ini (Peraturan menteri pertanian No.82 tahun 2013, Bab II).

Desa Purba Hinalang merupakan salah satu desa di Kabupaten Simalungun tepatnya di Kecamatan Purba. Pekerjaan utama penduduknya adalah bertani, pekerjaan lainnya adalah supir, guru dan pedagang. Bertani merupakan pilihan masyarakat karena kondisi geografis desa yang mendukung, curah hujan yang merata hampir setiap tahun dan tanah humus hitam yang sangat subur untuk tanaman


(18)

palawija maupun beberapa tanaman keras tertentu. Adapun tanaman palawija yang umum di tanam adalah sayur-mayur, padi, jagung, cabe dan tanaman keras seperti kopi dan jeruk.

Berdasarkan pengamatan peneliti, perempuan-perempuan di Desa Purba Hinalang sangat dominan berperan di lahan pertanian yang disebut ladang. Laki-laki hanya berperan pada proses pemakaian alat-alat pertanian yang berat, alat berat dalam hal ini seperti traktor, pemakaian pompa air (perempuan juga sering menggunakannya) dan membawa hasil panen keluar dari ladang menuju kepada tokeh (tengkulak) jika pihak tokeh tidak menjemput ke ladang, selebihnya perempuan bersama anak-anaknya melakukan semua proses produksi ( tidak menutup kemungkinan laki-laki juga ikut). Sebelum kehadiran kelompok wanita tani, yang mengikuti kegiatan kelompok tani didominasi oleh kaum laki-laki kecuali suami atau anak laki-laki dari keluarga tidak ada. Ketika laki-laki mengadakan rapat atau kegiatan, para perempuan pergi ke ladang. Kebanyakan juga laki-laki menjadikan agenda kelompok tani sebagai alasan untuk tidak ke ladang, laki-laki yang belajar di kelompok tani tapi perempuan yang bekerja. Peneliti yang lahir di desa ini mengamati hal demikian dalam keseharian. Kelompok tani yang diikuti oleh kaum laki-laki juga tidak menutup kemungkinan memberi beberapa keuntungan, misalnya adanya pupuk gratis ataupun bibit gratis. Namun, yang mengerjakannya tetap saja kaum perempuan dan anak-anaknya yang kebetulan setiap pulang sekolah anak-anak selalu membantu orangtua di ladangnya masing-masing.


(19)

Pengalaman yang sekaligus pengamatan peneliti lainnya adalah perempuan yang jarang mengikuti kegiatan-kegiatan, salah satunya diikutsertakan dalam pengambilan keputusan di desa, meskipun ada beberapa perempuan yang ikut namun tetap tidak sebanding dengan kaum laki-laki. Kelompok doa lingkungan (masyarakat dominan beragama Kristen) merupakan kelompok yang diikuti sebanding antara laki-laki dan perempuan namun kehadiran selalu didominasi oleh perempuan. Selebihnya selalu didominasi oleh laki-laki kecuali kelompok PKK, kelompok PKK juga hadir setelah kelompok wanita tani. Beberapa alasan perempuan kurang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan atau kegiatan lainnya, selain memang sistem patrilineal yang mengakar dan diagung-agungkan, perempuan juga memiliki kekurangan dan kelemahan. Kelemahan perempuan meliputi, tidak berani mengungkapkan pendapat, kurangnya informasi atau wawasan (hal ini dikarenakan kegiatannya hanya di ladang, merawat anak ataupun menyelesaikan tugas rumah) dan kurangnya percaya diri perempuan di depan publik maka sering menyuruh laki-laki yang mengikuti berbagai kegiatan.

Modal untuk bertani juga merupakan persoalan bagi petani. Tidak sedikit perempuan yang berpikir dan berusaha untuk mencari sendiri modal untuk bertani. Sebahagian masyarakat memperoleh modal dari Bank, namun harus menggunakan agunan sebagai jaminan sementara kebanyakan masyarakat tidak memiliki agunan atau ada juga masyarakat yang tidak memiliki surat sah kepemilikan atas hartanya. Hal demikian sangat menyulitkan masyarakat sehingga banyak masyarakat yang mau tidak mau meminjam kepada orang-orang yang meminjamkan uangnya dengan bunga


(20)

yang cukup besar bahkan ada yang meminjam dengan pihak tokeh dengan perjanjian hasil pertanian dijual kepada tokeh tersebut sehingga tidak jarang harga jual yang di berikan pihak tokeh kadang jauh di bawah dibandingkan tokeh lain yang menerima barang yang sama.

Melalui masuknya kelompok wanita tani dengan ketiga fungsinya yang telah disebutkan di atas, wanita di Desa Purba Hinalang mulai memiliki aktifitas lain selain ke ladang, beribadah, merawat rumah dan anak juga berbelanja mingguan. Kelompok tani mulai masuk di tahun 2011 pertama sekali dengan nama kelompok Riahta Tani kemudian disusul Marsiurupan Tani Sada dan yang terakhir Marsiurupan Tani Tolu. Kelompok wanita tani pertama, Riahta Tani mendapatkan penghargaan di tingkat kabupaten melalui rumah kacanya yakni proses stek kentang. Keberhasilan membuat kelompok lain untuk berlomba-lomba membuat rumah kaca, meskipun pada kelompok Marsiurupan tidak maksimal hasilnya. Dalam kelompok wanita tani, perempuan mulai belajar berbagai hal seperti, berkelompok, berpendapat, mengatur keuangan bahkan bersosialisasi. Kelompok wanita tani yang juga di back-up pemerintah memberikan dukungan dana kepada anggotanya berupa pinjaman dengan bunga rendah tanpa agunan. Konsekuensi unik yang diberikan kepada kelompok adalah jika pembayaran ditunggak meskipun dilakukan satu orang maka semua akan terkena akibatnya yakni pemerintah tidak akan memberikan pinjaman untuk tahap kedua. Keadaan ini tentu menciptakan masyarakat yang saling membantu, misalnya jika seseorang menunggak akan dibantu oleh anggota lainnya agar pinjaman tahap kedua yang nominalnya semakin besar tidak bermasalah.


(21)

Kehadiran kelompok wanita tani merupakan proses pemberdayaan perempuan-perempuan di wilayah pertanian. Pemberdayaan dalam hal ini merupakan usaha-usaha mengembangkan potensi yang ada dan dalam keadaan lemah menjadi kuat dan mampu untuk menghadapi setiap tantangan dalam usaha mencapai tujuan yang diharapkan. Di dalam melakukan pemberdayaan, keterlibatan masyarakat yang akan diberdayakan sangatlah penting. Program melibatkan masyarakat tersebut memiliki banyak tujuan yakni, agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka, dan meningkatkan keberdayaan (empowring) masyarakat dengan pengalaman, melaksanakan dan mempertanggung jawabkan upaya peningkatan diri dan ekonomi (Kartasasmita, 1996:249). Pemberdayaan yang dilakukan oleh kelompok wanita tani di wilayah yang berbeda mendapatkan hasil yang berbeda pula. Menurut Ningsih (2011) dengan studi penelitian Kelompok Wanita Tani di Salatiga, wanita tani yang berada di kecamatan Tingkir, Kelurahan Sidorejo Kidul benar-benar mengaktualisasikan dirinya dengan bantuan-bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah karena hal tersebut merupakan kesempatan yang sangat baik dan sangat bermanfaat. Kehadiran kelompok wanita tani di kelurahan Noborejo hasilnya kurang memuaskan, karena kurangnya pemahaman dan jiwa enterpreneurship yang lemah. Semua bantuan yang diberikan pemerintah tidak termanfaatkan dengan baik. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melihat fungsi kelompok wanita tani di Desa Purba Hinalang terhadap pemberdayaan sosial ekonomi perempuan.


(22)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di latar belakang masalah, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Kelompok Wanita Tani berfungsi dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan di Desa Purba Hinalang?

1.3Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian yang diharapkan berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas adalah untuk mengetahui fungsi kelompok tani dalam pemberdayaan sosial ekonomi perempuan di Desa Purba Hinalang.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: a). Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan kajian ilmiah dan memperluas cakrawala pengetahuan terkait kajian kelompok wanita tani, sosial ekonomi perempuan bagi mahasiswa dan akademis umumnya, terutama bagi mahasiswa sosiologi yang akan melakukan penelitian selanjutnya. Serta dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial dan masyarakat yang melakukan penelitian mengenai fungsi kelompok wanita tani dalam pemberdayaan sosial ekonomi perempuan.


(23)

b). Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis berupa fakta-fakta di lapangan dalam meningkatkan daya kritis dan analisis penulis sehingga memperoleh pengetahuan pengetahuan tambahan. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat menjadi salah satu referensi bagi pengambil kebijakan dalam menumbuh kembangkan oraganisasi ataupun kelompok berbau perempuan.

1.5Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenannya. Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha: Kelompok Wanita Tani berfungsi dalam pemberdayaan sosial ekonomi

perempuan di Desa Purba Hinalang.

Ho: Kelompok Wanita Tani tidak berfungsi dalam pemberdayaan sosial


(24)

Bagan 1.1

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan

1.6 Defenisi Konsep

1. Fungsi yaitu manfaat atau kegunaan dari suatu lembaga atau institusi. Dalam penelitian ini, fungsi yang dimadsud adalah fungsi dari kelompok wanita tani dalam memberdayakan perempuan pertanian di desa Purba Hinalang.

2. Kelompok wanita tani adalah organisasi atau lembaga dalam masyarakat pertanian yang khusus beranggotakan perempuan.

3. Fungsi Kelompok Wanita Tani adalah yang tercakup dalam peraturan menteri pertanian yakni fungsi sebagai kelas belajar, fungsi sebagai wahana kerjasama dan fungsi sebagai unit produksi.

4. Pemberdayaan yaitu usaha yang dilakukan untuk membuat masyarakat lebih berdaya sehingga mampu mandiri dalam menjalankan aspek kehidupannya. Dalam penelitian ini, pemberdayaan yang dimadsud adalah usaha untuk Fungsi Kelompok Wanita Tani

Kelas Belajar

Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan

Wahana Kerjasama


(25)

memandirikan perempuan di daerah Purba Hinalang melalui fungsi kelompok wanita tani.

5. Sosial Ekonomi perempuan yang dimadsud dalam penelitian ini adalah segala yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi dan sosial yang dilakukan oleh kaum perempuan. Dalam kegiatan ekonomi yakni menyangkut tiga hal produksi, distribusi dan komsumsi yang berhubungan dengan peningkatan pendapatan rumah tangga terkait dengan kehadiran kelompok tani pada masyarakat perempuan di daerah Purba Hinalang. Demikian halnya dengan kegiatan sosial terkait perempuan yakni keikutsertaan atau partisipasi aktif masyrakat perempuan dalam kegiatan bermasyarakat maupun dalam pemerintahan di daerahnya sendiri. Dimana ada kecenderungan masyarakat perempuan yang terlibat dalam kelompok tani lebih aktif dalam kegiatan sosial maupun pemerintahan di desa Purba Hinalang.

1.7Operasional Variabel

Operasional didefenisikan sebagai hasil dari operasionalisasi. Operasionalisasi adalah sebagai proses penyederhanaan suatu konstruk kedalam tingkat konsep. Kerlinger (Black, 2009) menyatakan untuk menyusun oersional variabel adalah dengan memberikan makna pada suatu konstruk atau variabel dengan menetapkan “operasi” atau kegiatan yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel. Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah Fungsi Kelompok Wanita Tani


(26)

dan Variabel terikat (Y) adalah Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan, adapun operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1

Variabel (X) Fungsi Kelompok Wanita Tani

Indikator Parameter Skala

Pengukuran

1. Kelas Belajar a. Penerapan kedisiplinan dan motivasi b. Adanya kerjasama dengan

sumber-sumber informasi terkait proses belajar c. Mendatangkan penyuluh pertanian

secara rutin

d. Merumuskan kesepakatan dan mencari solusi

e. Saling mengemukakan pendapat f. Diadakan pertemuan-pertemuan

berkala

Skala Ordinal

2. Wahana Kerjasama

a. Menciptakan suasana saling mengenal dan mempercayai

b. Menciptakan suasana saling terbuka dalam menyatakan pendapat

c. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas


(27)

d. Mengembankan tanggungjawab e. Sebagai pelakasana kerjasama

penyedia sarana dan jasa pertanian f. Menjalin kerjasama dengan penyedia

sarana produksi dan pengolahan hasil g. Diadakannya kegiatan pelestarian

lingkungan

h. Mengadakan pemupukan modal untuk keperluan organisasi

Skala Ordinal

3. Unit Produksi a. Menentukan produksi yang menguntungkan

b. Memfasilitasi penerapan tekhnologi (bahan, alat, cara) usaha tani oleh para anggota sesuai rencana organisasi. c. Mengevaluasi kegiatan bersamadan

rencana kebutuhan organisasi , sebagai bahan rencana kegiatan yang akan datang

d. Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumbe daya alam

e. Mengelola administrasi


(28)

Tabel 1.2

Variabel (Y) Pemberdayaan Sosial Ekonomi

Indikator Skala

1. Tolong Menolong 2. Kerjasama

3. Jaringan

4. Solidaritas Sosial 5. Pengetahuan 6. Disiplin

7. Meningkatkan hasil produksi 8. Mampu memodali produksinya

9. Penjualan hasil pertanian harganya terkontrol 10.Meningkatkan pendapatan


(29)

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1 Birokrasi

Kelompok tani merupakan sebuah organisasi birokrasi modern yang merupakan bentukan pemerintah dan atas kemauan masyarakat. Ada beberapa hal yang harus diketahui mengenai organisasi birokrasi, dalam kajian Robert K. Merton (Sosiologi Kontemporer 2010:32) beberapa hal dalam organisasi birokrasi modern:

1. Birokrasi merupakan struktur sosial yang terorganisir secara rasional dan formal.

2. Ia meliputi suatu pola kegiatan yang memiliki batas-batas yang jelas.

3. Kegiatan-kegiatan tersebut secara ideal berhubungan dengan tujuan-tujuan organisasi.

4. Jabatan-jabatan dalam organisasi diintegrasikan kedalam keseluruhan struktur birokratisi.

5. Status-status dalam birokrasi tersusun kedalam susunan yang bersifat hirerakis.

6. Berbagai kewajiban dan hak-hak di dalam birokrasi dibatasi oleh aturan-aturan yang terbatas serta terperinci.

7. Otoritas pada jabatan bukan pada orang.


(30)

Kelompok wanita tani merupakan bagian dari organisasi birokrasi sebagaimana yang disebut oleh Merton. Kelompok wanita tani memiliki strukutur sosial yang dibentuk oleh pemerintah sendiri, memiliki anggota, memiliki anggota, memiliki anggaran dasar sebagai pondasi dan juga memiliki tujuan dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan guna mewujudkan tujuan utama. Terdapat tiga tujuan dibentuknya kelompok wanita tani yakni meningkatkan jumlah kelompok, meningkatkan kemampuan kelompok dalam menjalankan fungsinya dan mendorong kelompok meningkatkan kapasitasnya menjadi kelembagaan ekonomi petani. Kelompok wanita tani ini dibentuk pemerintah guna mempermudah pemerintah mengalokasikan bantuan dan juga lebih mudah untuk melihat perkembangan petani itu sendiri.

Dalam tulisan Anna Strempel (2011), mengatakan bahwa fokus kelompok wanita tani adalah pada usaha membentuk dan mendukung kelompok tani perempuan, atau KWT. Dimana masing-masing KWT terdiri dari 10-25 orang perempuan yang bekerja bersama-sama untuk menanam aneka sayuran di kebun bersama dan pekarangan. Pemerintah menyediakan bantuan untuk memulai kelompok wanita tani baru berupa sarana teknis mengenai tanaman dan budidaya, saran operasional mengenai struktur dan fungsi kelompok, kesempatan untuk meningkatkan kapasitas, menghubungkan kelompok dengan petugas penyuluhan setempat, dan penyediaan bantuan dana terbatas untuk membeli benih dan peralatan. Kelompok-kelompok tersebut kemudian mengelola kelompoknya sendiri dengan tujuan akhir mencapai kesinambungan dan kemandirian finansial.


(31)

Dalam pernyataan Merton yang lain juga menyatakan bahwa kepribadian merupakan produk organisasi struktural. Dimana struktur birokratis memberi tekanan terhadap individu sehingga mereka menjadi “disiplin, bijaksana dan metodis”. Meskipun kadang tekanan itu menjurus pada kepatuhan dan cenderung membabi buta sehingga lupa dengan pertimbangan tujuan dan fungsi-fungsi untuk apa aturan itu pada awalnya dibuat. Merton menyebutkan bahwa adanya disfungsi dalam organisasi jika adanya tekanan yang menjurus pada kepatuhan yang membabi buta.

Organisasi akan menanamkan nilai-nilai yang dianut untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Setiap organisasi birokrasi memiliki nilai-nilai dan cara mensosialisasikan terhadap penganutnya dengan cara berbeda. Penanaman nilai-nilai dan dilakukan oleh penganutnya merupakan kepribadian yang dari organisasi tersebut. Dimana anggota-anggotanya terkadang atau akan membawa kepribadian organisasi yang ada pada dirinya baik dalam keluarga maupun ketika dia bergaul. Jika ia melakukannya terlalu berlebihan hal inilah yang sebagaimana disebutkan K. Merton di atas. Disfungsi juga terjadi pada organisasi birokrasi apabila fungsi-fungsi yang seharusnya dijalankannya menyimpang.

Organisasi kelompok wanita tani yang tergabung dengan Gapoktan memiliki nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Berbagai cara yang dilakukan guna mencapai tujuan tersebut, seperti yang ada pada struktur pengembangan kelembagaan, sebagaimana yang terlihat pada bagan di bawah ini :


(32)

Bagan 2.1 Paradigma Pengembangan Kelembagaan Petani

Sumber : Peraturan Menteri Pertanian No.82 Kepemimpinan Kewirausahaan

Manajerial

Petani Kelompok tani

Gapoktan Mitra

Usaha

Insentif: -Modal Usaha -Sarana dan prasarana -Penghargaan

-Kelas belajar -Wahana kerjasama -Unit produksi

-Unit usaha tani -Unit usaha pengolahan -Unit sarana dan prasarana produksi -Unit usaha pemasaraan -Unit usaha keuangan mikro


(33)

2.1.1 Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Kelas Belajar

Belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti pada peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Menurut Slameto (2003:27), belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu peubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, belajar juga memeiliki berbagai manfaat :

1. Melalui proses belajar dapat menumbuhkan kebiasaan pada individu atau kelompok .

2. Melalui proses belajar dapat menumbuhkan motivasi pada individu atau kelompok dan adapat menjadikannya sukses.

3. Melalui proses belajar akan menambah banyak ilmu pengetahuan. 4. Melalui proses belajar, individu atau kelompok dapat dibutuhkan oleh

lingkungan sekitar.

5. Melalui proses belajar, dapat menambah keterampilan dalam diri individu atau kelompok.

Dalam proses belajar banyak yang harus dilalui dan terdapat berbagai ujian dan juga evaluasi. Kelompok wanita tani yang merupakan salah satu media atau


(34)

wadah para petani perempuan untuk belajar karena salah satu fungsi kelompok wanita tani adalah sebagai kelas belajar. Proses belajar pada kelompok wanita tani berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.82 Tahun 2013 meliputi beberapa hal di bawah ini :

a. Menggali dan merumuskan kebutuhan belajar

b. Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan belajar

c. Menumbuhkan kedisiplinan dan motivasi anggota kelompok wanita tani d. Melaksanakan proses pertemuan dan pembelajaran secara kondusif dan

tertib

e. Menjalin kerjasama dengan sumber-sumber informasi yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang berasal dari sesama petani, instansi pembina maupun pihak-pihak lain

f. Menciptakan iklim/lingkungan belajar yang sesuai

g. Aktif dalam proses belajar-mengajar, termasuk mendatangkan dan berkonsultasi kepada kelembagaan penyuluhan pertanian, sumber-sumber informasi lainnya.

h. Mengemukakan dan memahami keinginan, pendapat maupun masalah yang dihadapi anggota kelompok wanita tani

i. Merumuskan kesepakatan bersama, baik dalam memecahkan masalah maupun untuk melakukan berbagai kegiatan kelompok wanita tani.

j. Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam kelompok wanita tani, antar kelompok tani.


(35)

Salah satu metode penyuluhan pembangunan pertanian yang sampai saat ini lebih sering digunakan adalah metode pertemuan kelompok secara langsung dengan media lisan, cetak, maupun terproyeksi. Metode ini biasanya dilakukan dalam dua bentuk pertemuan kelompok, yaitu ceramah dan diskusi kelompok. Bentuk pertama lebih bersifat top-down karena informasi lebih banyak bersumber dari penyuluh, sedangkan bentuk yang kedua lebih bersifat buttom-up karena penyuluh hanya berstatus sebagai fasilitator berlangsungnya diskusi kelompok sehingga informasi lebih banyak bersumber dari peserta. Keefektifan kedua bentuk pertemuan dalam penyuluhan pembangunan per-tanian tersebut tidak dapat dibandingkan satu dan lainnya karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi penyuluhan pembangunan per-tanian akan efektif jika dilakukan dengan metode dan bentuk yang sesuai dengan karakteristik kelompok sasarannya.

Beberapa langkah di atas yang merupakan fungsi kelompok wanita tani sebagai kelas belajar saling berkesinambungan. Dimana kelompok wanita tani menggali dan merumuskan apa yang hendak dipelajari, membuat pertemuan berkala, mendatangkan konsultan di bidang pertanian dan aktif saling belajar mengajar. Fungsi sebagai kelas belajar bagi masyarakat perempuan di pertanian tersebut, merupakan salah satu pola kegiatan dalam memenuhi tujuan kelompok tani itu sendiri sebagaimana disebutkan Merton. Pada proses pembelajaran telah ditetapkan beberapa persiapan dan tujuan yang hendak dicapai dalam belajar. Dari proses pembelajaran di atas, dapat di tangkap maksud dari tujuan dari fungsi kelompok wanita tani sebagai kelas belajar. Tujuan- tujuan itu diantaranya adalah, menjadikan anggota kelompok wanita tani menjadi wanita yang memiliki pengetahuan yang luas, hal ini


(36)

diperlihatkan dengan adanya penyuluhan dengan mendatangkan konsultan dari bidang pertanian. Menjadikan anggota kelompok wanita tani menjadi petani yang sukses, disiplin, dan juga aktif. Beberapa tujuan-tujuan itu dijalankan oleh kelompok wanita tani melalui fungsinya sebagai kelas belajar.

Melalui belajar dan menambah pengetahuan juga wawasan, individu maupun kelompok dapat mengubah kebiasaannya. Menurut Yudi L. A (2012), pada hasil penelitian di Desa Gerem Kota Cilegon Provinsi Banten, menunjukkan bahwa keputusan petani dalam pemanfaatan lahan pertaniannya dipengaruhi oleh pemahaman mereka mengenai Sistem Usaha Tani (SUT) Konservasi, hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh pengetahuan terhadap pengambilan sikap para petani.

2.1.2 Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Wahana Kerjasama

Berkelompok berarti terdiri lebih dari satu individu, dua, tiga dan selebihnya. Dalam organisasi yang merupakan kumpulan individu-individu dengan tujuan yang sama, akan memiliki struktur, aturan- aturan dan hubungan kerja yang pasti, yang semuanya harus diikuti sepenuhnya oleh seluruh anggota. Organisasi lebih diartikan sebagai tempat di mana kerjasama berlangsung. Beberapa point yang menunjukkan kemampuan yang diharapkan melalui fungsi kelompok wanita tani sebagai wahana kerjasama adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan selalu berkeinginan untuk bekerjasama.


(37)

2. Menciptakan keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandangan diantara anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

3. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesame anggota kelompok sesuai dengan kesepakatan bersama.

4. Mengembangkan kedisiplianan dan rasa tanggung jawab diantara sesame anggota kelompok.

5. Merencanakan dan melaksanakan musyawarah agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi anggota kelompok.

6. Melaksanakan kerjasama penyediaan sarana dan prasarana jasa pertanian. 7. Melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan.

8. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan berssama dalam kelompok maupun pihak lain.

9. Menjalin kerjasama dan kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana produksi, pengolahan, pemasaran hasil, atau pemodalan.

10.Mengadakan pemupukan modal untuk keperluan pengembangan usaha anggota kelompok

Fungsi kelompok wanita tani sebagai wahana kerjasama bukan hanya membuat lingkaran kerjasama dalam kelompok itu sendiri meliankan keluar bahkan kerjasama dengan lingkungan melalui pelestarian lingkungan. Bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan kelompok wanita tani juga dilakukan guna mengembangkan jaringan juga kemudahan. Kerjasama sangat penting dalam pencapaian rencana kerja yang telah dibuat jauh-jauh hari.


(38)

Menurut, Ir. Yan Elfi (2002), kerjasama kelompok dalam kelompok dipengaruhi dengan kesadaran dan pengertian anggota kelompok akan manfaat kerjasama melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha tani yang telah direncanakan terlebih dahulu, atau jika kelompok tidak memilki tingkat kerjasama yang baik maka bahwa pembinaan yang dilakukan oleh petugas penyuluhan terhadap kelompok belum terlaksana seperti apa yang diharapkan. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya kerjasama yang pertama sekali dianjurkan oleh para penyuluh yang datang yang kemudian atas dasar kesadaran akan dilanjutkan oleh anggota kelompok.

Kerjasama juga sangat berpengaruh dalam kinerja. Muhammad Khadafi (2010) menyatakan bahwa kerjasama tim dan orientasi mempunyai peranan penting terhadap kinerja paada lembaga keuangan mikro (LKM). Hal ini berarti menentut kerjasama merupakan suatu keharusan dikarenakan anggota kelompok merupakan actor-aktor pelaksana dalam kelompok wanita tani. Sebelum ada kerjasama tentunya harus terdapat kenyamanan yang akan berdampak pada mood anggota kelompok pada kelompoknya sendiri.

2.1.3. Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Unit Produksi

Fungsi kelompok wanita tani yang terakhir adalah sebagai unit produksi, yang berarti mengelola sumberdaya menjadi barang atau jasa yang dapat didistribusikan dan mengasilkan keuntungan. Beberapa kegiatan unit produksi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemasaran produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga unit produksi


(39)

berfungsi sebagai tempat latihan keterampilan, pengembangan kreatifitas dan berwirausaha bagi anggota kelompok.

Sebagai unit produksi kelompok diarahkan untuk memilki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia dalam bidang tekhnologi, sosial, pemodalan, saran produksi dan sumber daya alam lainnya. 2. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan bersama, serta rencana

kebutuhan kelompok atas dasar pertimbangan efisiensi.

3. Memfasilitasi penerapan teknologi usaha tani oleh para anggota kelompok sesuai dengan rencana kegiatan.

4. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak lain yang terkait dalam pelaksanakan usaha tani

5. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam kelompok, maupun kesepakatan dengan pihak lain.

6. Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan kelompok, sebagai bahan rencana kegiatan yang akan datang.

7. Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.


(40)

2.2 Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan

Keberdayaan dalam masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat untuk membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan (Hakim, 2010:66). Masyarakat yang mampu dikatakan berdaya jika mereka memiliki kekuatan fisik dan mental yang kuat dan terdidik. Demikian halnya yang menjadi sumber keberdayaan bagi masyarakat yang lainnya adalah nilai kekeluargaan dan gotong royong juga menjadi poin didalam membentuk keberdayaan masyarakat.

Dari proses berpikir diatas, upaya memberdayakan masyarakat dapat ditempuh melalui tiga cara ( M.Reza, 2013 :15), yaitu :

a) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang, adanya dorongan, ada kesadaran. Potensi-potensi yang harus dikembangkan dengan cara memberi dorongan untuk membangun daya yang dimiliki masyarakat dan daerah tersebut. Kesadaran akan pentingnya potensi daerah untuk dikembangkan juga menjadi hal yang wajib dilaksanakan untuk memberdayakan masyarakat.

b) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Penguatan yang dilakukan adalah dengan membentuk suatu pola yang mampu memperkuat atau membangun daya yang dimiliki masyarakat.

c) Memberdayakan juga mengandung arti melindungi. Melindungi dalam hal ini adalah melindungi masyarakat yang belum mampu


(41)

berdiri sendiri untuk menciptakan kemandiriannya sendiri. Keberdayaan yang baru disusun oleh masyarakat itu sendiri harus dilindungi dari adanya pihak kuat atau faktor eksternal untuk memasuki masyarakat tersebut, sehingga lambat laun akan menggeser usaha-usaha yang telah disusun oleh masyarakat. Sosial ekonomi merupakan dua konsep yang sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan departemen sosial menunjuk pada kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat (KBBI, 1996 :958). Sedangkan pengertian sederhana dari ekonomi adalah yang berasal dari kata yunani, “oikos” yang berarti keluarga dan “nomos” yaitu peraturan, aturan dan hukum. Maka dapat diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sosial ekonomi adalah seluruh yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Melly G. Tan mengatakan kedudukan sosial ekonomi dapat dilihat berdasarkan pekerjaan, penghasilan dan pendidikan (Koentjaraningrat, 1981 : 35).

Sosial mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, sementara itu ekonomi memiliki artian sebagai ilmu yang berhubungan dengan asas produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan. Sekilas Sosial dan Ekonomi seperti dua hal dan cabang ilmu yang berbeda, namun diantara keduanya sebenarnya


(42)

terdapat kaitan yang erat. Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di masyarakat kita.

2.3 Penelitian-Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian dari Anna Strempel (2011) kelompok Wanita Tani, Penilaian Kebutuhan Proyek Untuk Perempuan Aceh di Bidang Pertanian. Penelitian ini mengangkat kelompok wanita tani sebagai bahan penelitian. Terdapat dampak sosial yang diakibatkan oleh kehadiran kelompok wanita tani. Dampak sosial tersebut mengangkat kualitas hidup yang mulai membaik, ini merupakan dampak positif yang sangat diharapkan oleh kelompok wanita tani dalam kehidupan sosial anggotanya. Manfaat lanjutannya adalah anggota KWT mengahargai kesempatan untuk berbagi waktu dengan perempuan lain secara rutin.

Kelompok wanita Tani juga dalam penelitian ini, memberdayakan perempuan secara ekonomi dan sosial. Dimana mereka tidak bergantung pada hasil tani laki-laki (kemandirian ekonomi) juga mulai membaur dengan laki-laki dalam berbagai kegiatan. Kelompok Wanita Tani juga memberikan kesempatan pada perempuan dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan kepemilikan dan pengawasan perempuan terhadap proyek. Pemberdayaan ekonomi dilakuakan melalui tahap-tahap pelatihan hingga pada bagian produksi.


(43)

terhadap kegiatan yang telah dilakukan adalah 0,172. Nilai signifikansi pada aspek produksi yang dilakukan kelompok wanita tani adalah 0,010. NIlai signifikansi pada aspek penggunaan pestisida ramah lingkungan adalah 0,102. Nilai signifikansi pada aspek kelompok wanita tani terbuka dalam hal keuangan adalah 0,000 dan nilai signifikansi pada aspek struktur yang jelas adalah 0,011.

Tabel di atas juga menunjukkan perhitungan nilai signifikansi < 0,050 pada sebahagian aspek untuk fungsi kelompok wanita tani sebagai unit produksi. Aspek yang tidak signifikan adalah pada aspek evaluasi kegiatan 0,172 > 0.050 dan penggunaan pestisida ramah lingkungan 0,102 > 0,050. Aspek yang paling signifikan adalah terbuka dalam hal keuangan 0,000 < 0,050 dan penggunaan alat pertanian terbaru 0,002 < 0,050. Kelompok wanita tani selalu melaporkan perputaran uang setiap rapat anggota. Penggunaan alat pertanian terbaru sebenarnya pada setiap kelompok tidak terlalu terlihat jelas hal ini dikarenakan alat-lat pertanian yang terbaru tidak begitu dominan.

BAB V

PENUTUP


(44)

Berdasarkan penelitian fungsi kelompok wanita tani yang pertama yakni sebagai kelas belajar, nilai yang paling signifikan adalah pada aspek pengadaan penyuluhan dan pengadaan konsultan pertanian. Berdasarkan hal ini, pengadaan penyuluhan sekaligus pengadaan knsultan atau pakar penelitian sangat signifikan yang artinya salah satu aspek sangat berfungsi dalam pemberdayaan sosial ekonomi perempuan. Aspek lainya yang berpengaruh adalah pengambilan solusi bersama diikuti aspek musyawarah dan kelompok wanita tani sebagai media bertukar pendapat. Hal ini menujukkan fungsi sebagai kelas belajar signifikan terhadap pemberdayaan sosial ekonomi perempuan di desa Purba Hinalang.

Sedangkan nilai signifikan pada fungsi kelompok wanita tani yang kedua yakni sebagai unit produksi terdapat pada aspek ambil bagian dalam penyediaan alat pertanian. Penyediaan alat pertanian di ambil dari iuran yang dipungut dari setiap anggota setiap bulan. Fungsi kelompok wanita tani sebagai wahana kerjasama terlihat dari penyediaan alat pertanian, ini menunjukkan kerjasama yang kuat dari kelompok dalam penyediaan alat pertanian. Aspek lainnya yang memiliki nilai signifikan berikutnya adalah kenyamanan dan kumpulan teman dekat. Masyarakat yang merupakan anggota kelompok merupakan anggota masyarakat yang saling mengenal satu sama lain dan tidak jarang juga satu kelompok dengan teman dekat, meskipun tidak keseluruhan seperti itu. Kenyamanan juga memiliki nilai signifikan, hal ini menunjukkan kerjasama juga dimulai dari rasa nyaman di suatu lingkungan atau oraganisasi. Kenyamanan mempengaruhi kinerja dan tentu berfungsi dalam pemberdayaan sosial ekonomi perempuan.

Sementara itu, pada fungsi kelompok wanita tani sebagai unit produksi terdapat pada aspek terbuka dalam hal keuangan dan penggunaan alat pertanian terbaru. Unit produksi ini menunjukkan terbuka dalam keuangan akan memperlancar kinerja dan kepercayaan dalam kelompok. Penggunaan alat pertanian terbaru juga memiliki nilai paling signifikan, yang


(45)

artinya penggunaan alat-alat pertanian terbaru akan mempengaruhi produksi masyarakat dan berfungsi dalam pemberdayaan sosial ekonomi perempuan di Desa Purba Hinalang.

Dari ketiga fungsi kelompok wanita tani di atas dapat disimpulkan bahwa, kelompok wanita berfungsi dalam pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat perempuan di desa Purba Hinalang dengan kekuatan yang sedang. Melalu uji hipotesis yang telah dipaparkan pada pembahasan, kelompok wanita tani memiliki hubungan yang positif. Tanda positif berarti jika fungsi kelompok wanita tani semakin ditingkatkan maka pemberdayaan sosal ekonomi perempuan di desa Purba Hinalang juga ikut meningkat.

Sebagaimana pada teori birokrasi Merton, adanya disfungsi dalam organisasi akibat kepatuhan yang membabi buta. Berdasarkan observasi peneliti dan nilai signifikansi tabel sebelumnya terdapat beberapa disfungsi organisasi. Kelompok wanita tani cenderung beranggotakan masyarakat yang kesehariannya telah menjadi teman dekat, dan kisaran umur paling banyak adalah antara umur 36-40 tahun, hal ini mengindikasikasikan bahwa masyarakat yang baru berumah tangga kurang diperhitungkan. Pemerintah menyalurkan berbagai bantuan berdasarkan kelompok akibatnya beberapa masyarakat yang lainnya terlebih rumah tangga baru atau masyarakat yang tergolong tua akan sulit mendapatkan bantuan. Persaingan antar kelompok untuk mendapat perhatian pemerintah setempat juga cenderung membabi buta, hal ini terbukti ketika seseorang dari satu kelompok keluar dan masuk kelompok yang lain akan terasing dari anggota kelompok pertamanya dalam kehidupan masyarakat sehingga tidak jarang ketika satu anggota merasa ingin keluar dari satu kelompok cenderung tidak memilih berkelompok lagi. Kemungkinan kelompok memperlakukan seperti itu dikarenakan rahasia berupa keburukan maupun kelebihan kelompok akan terbongkar.


(46)

Adapun yang menjadi saran peneliti dalam penelitian ini adalah:

a. Kinerja kelompok wanita tani melalui ketiga fungsinya senantiasa ditingkatkan guna meningkatkan perempuan yang berdaya dalam sosial maupun ekonomi.

b. Melalui penelitian ini, meskipun fungsi kelompok wanita tani kekuatannya tergolong sedang, namun kelompok wanita tani tetap berfungsi. Oleh karenanya, masyarakat perempuan yang merupakan anggota kelompok wanita tani lebih fokus dalam meningkatkan kelompoknya kearah yang lebih baik.

c. Melihat adanya fungsi kelompok wanita tani pada penelitian ini, masyarakat perempuan yang belum ikut kelompok wanita tani diharapkan untuk bergabung dan bersama-sama membangun kesejahteraan perempuan petani melalui kelompok wanita tani.

d. Peneliti diharapkan mampu melakukan penelitian yang lebih mendalam sehingga dapat menghasilkan karya ilmiah yang lebih akurat tentang fungsi kelompok wanita tani dalam pemberdayaan sosial ekonomi perempuan.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Buku

Badan Pusat Statistik. 2013. Proyeksi Pendudu Indonesia 2010-2035. Jakarta : BPS.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rhineka Cipta. Burngin, Burhan.2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Burngin, Burhan.2009. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana.

Danandjaja. 2012. Metodologi Penelitian Sosial Disertai Aplikasi SPSS For Windows. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dewayanti, Ratih.2004.Marginalisasi dan Eksploitasi Permpuan Usaha Mikro di Pedesaan Jawa. Bandung : AKATIGA.

Faisal, Sanafiah.2007. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Martono, Nanang.2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.. Nawawi, Hadari dan Hadari, Martini.2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Poloma,Margaret. 2010. Sosiologi Kontemporer. Jakarta : Rajawali Pers.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ritzer, George. 2008. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sarwono, Jonathan. 2011. IBM SPSS Statistic 19. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Singarimbun, Masri.1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S.


(48)

Sumanto, M.a, DR, 2014, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, Yogyakarta: PT Buku Seru. Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana.

Yusuf. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Ayu,Ni Luh. 2011. Pengaruh Usaha Kelompok Wanita Tani “Mekar Sari” Terhadap Pendapatan Keluarga. Universitas Pendidikan Ganesha.

Jurnal

Khadafi, Muhammad. 2010. Pentingnya Kerjasama Dan Orientasi Hasil Terhadap Kinerja Karyawan. Samarinda. Politeknik Negeri Samarinda.

L, Yudi. 2012. Efektivitas Metode Penyuluhan Dalam Peningkatan Pemahaman SUT Konservasi Petani. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten.

Mardikanto, T.1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/permentan/OT.140/8/2013. Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani.

Altri, Mulyani. 2012. Peran Wanita Tani Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Kabupaten Banyumas. Fakultas Pertanian. Universitas Jendral Soedirman.Purwokerto.

Nuryanti, Sri dan Dewa K. S. Swastika. 2011. Peran Kelompok Tani dalam Penerapan Teknologi Pertanian.Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Yan, Elfi. 2002. Evaluasi Tingkat Kerjasama Kelompok Tani Dalam Melaksanakan Rencana Kerja Di WKPP IV Kelurahan Candibinangun. Yogyakarta. UGM.

Yunasaf, Unang. 2010. Kepemimpinan Ketua Kelompok dan Hubungannya Dengan Keefektifan Kelompok.

Nuryanti, Sri. 2011. Peran Kelompok Tani dalam Penerapan Tekhnologi Pertanian : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Strempel, Anna. 2011. Penilaian Kebutuhan Proyek Untuk Perempuan Aceh di Bidang Pertanian. Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR).


(49)

Aviliani. 2009. Pengagguran dan kemiskinan: berdayakan Sektor Pertanian.

FAO. 1999a. ‘Gender responsive policy and institutions’ in Participation and Information: The key to genderresponsive agricultural policy, FAO. Accessed

onli

Website Jurnal

Jurnal Sekretaiat Negara RI No.14. 2009. Pengangguran dan Kemiskinan : Berdayakan Sektor Pertanian.


(50)

Kuesioner

Kuesioner ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas penelitian yang berjudul “Fungsi Kelompok Wanita tani dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan”. Dengan ini kami memohon ketersediaan saudara/i untuk mengisi kuesioner ini. Adapun hasil penelitian ini hanya untuk kepentingan akademik. Kesediaan saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan objektif dan jujur akan sangat berarti dalam penelitian ini. Untuk itu kami ucapkan terimkasih.

Identifikasi Responden

Nama :

Usia :

Status :

Pendidikan :

Agama :

Jumlah Anak : Pekerjaan Suami :

Kelompok Tani yang diikuti : Penghasilan perbulan :

Daftar Pertanyaan :

*Lingkarilah jawaban yang paling sesuai menurut anda pada pertanyaan yang memiliki pilihan (option), dan isilah pada pertanyaan yang membutuhkan jawaban anda.


(51)

1. Anda pernah mengikuti atau sedang mengikuti kelompok wanita tani, menurut anda apakah kelompok wanita tani itu?

... 2. Dalam anggaran dasar tentunya terdapat aturan yang dibuat dengan tujuan agar kelompok berjalan sesuai aturan yang telah ditetapkan. Menurut saudara adakah aturan yang tidak dijalankan pada kelompok anda?

... 3. Mengapa anda memilih bergabung dengan kelompok yang anda pernah atau sedang anda ikuti?

a) Karena di dalamnya ada teman akrab b) Karena di dalamnya ada saudara

c) Karena kelompok lain telah penuh anggotanya d) Karena lebih aktif

e) Lainya...

4. Apakah alasan mengapa kelompok anda berhenti (stagnan) ? (Untuk anggota yang kelompoknya telah berhenti)

a) Karena tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah b) Karena tidak ada kerjasama

c) Karena ketua tidak mampu mengkordinir anggotanya d) Kehabisan dana

e) Lainya...


(52)

...

6. Dalam sebulan berapa kali diadakan pertemuan antar anggotanya?

... 7. Berapa kali diadakan penyuluhan dan berapa kali anda ikuti?

... 8. Apakah pengetahuan baru yang anda dapat dari pelatihan atau penyuluhan yang pernah anda ikuti?


(53)

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda check list (√) pada salah jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda dengan keterangan sebagai berikut :

SS :Sangat Setuju S : Setuju

KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju


(54)

Variabel (X) Fungsi Kelompok Wanita Tani sebagai Kelas Belajar

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Kelompok yang saya ikuti,memotivasi saya menjadi petani yang sukses.

2. Kelompok wanita Tani yang saya ikuti selalu menerapkan disiplin dan wajib mengikutinya. 3. Apabila ada yang melakukan kesalahan wajib

diberi sanksi.

4. Dalam kelompok yang saya ikuti datang selalu tepat waktu.

5. Penyuluhan dalam kelompok wanita tani sangat berguna.

6. Kelompok wanita tani yang saya ikuti sering mendatangkan konsultan dalam pertanian. 7. Kelompok yang saya ikuti, sebelum mengadakan

kegiatan selalu mengambil keputusan berdasarkan hasil musyawarah bersama.

8. Kelompok yang saya ikuti dibentuk ketika ada masalah, selalu bermusyawarah untuk mengambil solusi terbaik.

9. Kelompok yang saya ikuti merupakan tempat bertukar pendapat sesama anggota.

10. Kelompok yang saya ikuti selalu mengadakan rapat antar anggota secara berkala

Variabel (X) Fungsi Kelompok Wanita Tani sebagai Wahana Kerjasama


(55)

1. Kelompok yang saya ikuti merupakan teman-teman terdekat saya

2. Kelompok wanita tani yang saya ikuti membuat saya nyaman di organisasi itu.

3. Kelompok membentuk teman-teman yang menyenangkan.

4. Saya terbuka dengan teman-teman yang ada dalam kelompok saya.

5. Dalam kelompok, saya dapat mengemukakan pendapat saya.

6. Dalam kelompok saya terdapat pembagian tugas terhadap semua anggota-anggotanya.

7. Ada yang mengatur dalam pembagian tugas tersebut.

8. Tugas yang diberikan kepada anggota, menjadi tanggung jawabnya.

9. Ketika tugas yang diembankan tidak dilakukan, wajib menerima sanksi.

10. Kewajiban untuk ambil bagian jika ada kegiatan yang membebankan secara materi untuk

menyediakan alat-alat tertentu.

11. Kelompok wanita tani yang saya ikuti melakukan pertanian yang ramah lingkungan.

12. Kelompok wanita tani yang saya ikuti bekerjasama dengan pihak tokeh tempat penjualan hasil

pertanian.

13. Kelompok wanita tani yang saya ikuti, membuat iuran dengan tujuan untuk keperluan organisasi.


(56)

Variabel (X) Fungsi Kelompok Wanita Tani sebagai Unit Produksi

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Dalam kelompok wanita tani yang saya ikuti diadakan kegiatan pertanian yang menguntungkan. 2. Kelompok wanita tani yang saya ikuti mendorong

anggotanya untuk menggunakan alat-alat pertanian terbaru.

3. Modal untuk kelengkapan alat, bahan dan cara meenggunakan tekhnologi dikumpulkan dari anggota.

4. Kegiatan yang pernah dilakukan akan dievaluasi untuk kegiatan mendatang yang lebih

menguntungkan.

5. Dalam kelompok, selalu mempelajari apa yang baik di produksi pada lahan pertanian.

6. Kelompok wanita tani mengarahkan menggunakan pestisida yang ramah lingkungan.

7. Kelompok wanita tani yang saya ikuti, terbuka mengenai keuangan dan penggunaannya. 8. Terdapat struktur yang jelas dalam kelompok

wanita tani yang saya ikuti.

Variabel (Y) Pemberdayaan Sosial Perempuan

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Melalui hadirnya kelompok wanita tani, perempuan tani aktif saling membantu tanpa mendapat upah.


(57)

kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat lain diluar kelompok.

3 Jika ada anggota dalam keadaan kesusahan dalam hal keuangan, anggota lainnya ikut membantu.

4. Jika ada anggota yang sedang sakit, anggota lainnya datang menjenguk dan memberi hiburan.

5. Jika salah satu anggota kelompok

melakukan kegiatan, anggota lainnya hadir untuk membantu.

6. Tidak ada perselisihan dalam antar anggota dalam kelompok.

9. Jika ada persellisihan dalam kelompok, ketua kelompok atau annggota lainya berusaha meredakan pertentangan yang terjadi.

10. Kerjasama dalam kelompok lebih kuat daripada sebelum diadakan kelompok wanita tani ini.

11. Setelah mengikuti kelompok wanita tani, saya memiliki banyak teman dari daerah lain yang dapat dijadikan sebagai teman bertukar pikiran.

12. Semenjak saya mengikuti kelompok wanita tani, saya lebih banyak mengenal orang-orang yang dapat menginspirasi saya sebagai petani.


(58)

mengikuti organisasi ini terutama dalam pertanian.

14. Saya mendapat pengetahuan tambahan dari mengikuti organisasi kelompok wanita tani ini, misalnya cara berorganisasi.

15. Semenjak mengikuti kelompok wanita tani, saya semakin berani mengungkapkan pendapat saya di depan teman-teman yang lainya baik dalam kelompok maupun di luar kelompok.

16. Semenjak mengikuti kelompok wanita tani, saya berani menentang hal yang menurut saya salah dan tidak pantas untuk

dilakukan.

17. Saya semakin aktif dalam kegiatan-kegiatan lainnya setelah belajar dari kelompok wanita tani.

18. Jika kelompok mengadakan kegiatan, seluruh anggota mengikuti kegiatan tersebut.

Variabel (Y) Pemberdayaan Ekonomi

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Hasil belajar saya di kelompok, saya terapkan di lahan saya.

2. Hasil pertanian saya semakin meningkat karena saya menerapkan apa yang saya dapat dari kelompok.


(59)

3. Semenjak bergabung di kelompok wanita tani keuangan saya semakin membaik. 4. Ada sumber lain di kelompok yang

menambah keuangan saya.

5. Saya memiliki tambahan modal untuk ladang saya semenjak mengikuti kelompok wanita tani.

6. Hasil pertanian saya dijual dengan mudah dan harga lebih mahal.

7. Melalui kelompok, ada pupuk bersubsidi yang harganya lebih murah dari toko pupuk

8. Kelompok wanita tani sangat

menguntungkan bagi saya dalam hal ekonomi

..

9. Melalui keompok wanita tani saya dapat memperoleh alat-alat pertanian terbaru. 10. Melalui kelompok wanita tani, saya

merasa bisa bertahan meski keuangan saya sedang krisis.


(60)

(61)

(1)

Variabel (X) Fungsi Kelompok Wanita Tani sebagai Unit Produksi

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Dalam kelompok wanita tani yang saya ikuti diadakan kegiatan pertanian yang menguntungkan. 2. Kelompok wanita tani yang saya ikuti mendorong

anggotanya untuk menggunakan alat-alat pertanian terbaru.

3. Modal untuk kelengkapan alat, bahan dan cara meenggunakan tekhnologi dikumpulkan dari anggota.

4. Kegiatan yang pernah dilakukan akan dievaluasi untuk kegiatan mendatang yang lebih

menguntungkan.

5. Dalam kelompok, selalu mempelajari apa yang baik di produksi pada lahan pertanian.

6. Kelompok wanita tani mengarahkan menggunakan pestisida yang ramah lingkungan.

7. Kelompok wanita tani yang saya ikuti, terbuka mengenai keuangan dan penggunaannya. 8. Terdapat struktur yang jelas dalam kelompok

wanita tani yang saya ikuti.

Variabel (Y) Pemberdayaan Sosial Perempuan

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Melalui hadirnya kelompok wanita tani, perempuan tani aktif saling membantu tanpa mendapat upah.


(2)

kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat lain diluar kelompok.

3 Jika ada anggota dalam keadaan kesusahan dalam hal keuangan, anggota lainnya ikut membantu.

4. Jika ada anggota yang sedang sakit, anggota lainnya datang menjenguk dan memberi hiburan.

5. Jika salah satu anggota kelompok

melakukan kegiatan, anggota lainnya hadir untuk membantu.

6. Tidak ada perselisihan dalam antar anggota dalam kelompok.

9. Jika ada persellisihan dalam kelompok, ketua kelompok atau annggota lainya berusaha meredakan pertentangan yang terjadi.

10. Kerjasama dalam kelompok lebih kuat daripada sebelum diadakan kelompok wanita tani ini.

11. Setelah mengikuti kelompok wanita tani, saya memiliki banyak teman dari daerah lain yang dapat dijadikan sebagai teman bertukar pikiran.

12. Semenjak saya mengikuti kelompok wanita tani, saya lebih banyak mengenal orang-orang yang dapat menginspirasi saya sebagai petani.


(3)

mengikuti organisasi ini terutama dalam pertanian.

14. Saya mendapat pengetahuan tambahan dari mengikuti organisasi kelompok wanita tani ini, misalnya cara berorganisasi.

15. Semenjak mengikuti kelompok wanita tani, saya semakin berani mengungkapkan pendapat saya di depan teman-teman yang lainya baik dalam kelompok maupun di luar kelompok.

16. Semenjak mengikuti kelompok wanita tani, saya berani menentang hal yang menurut saya salah dan tidak pantas untuk

dilakukan.

17. Saya semakin aktif dalam kegiatan-kegiatan lainnya setelah belajar dari kelompok wanita tani.

18. Jika kelompok mengadakan kegiatan, seluruh anggota mengikuti kegiatan tersebut.

Variabel (Y) Pemberdayaan Ekonomi

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Hasil belajar saya di kelompok, saya terapkan di lahan saya.

2. Hasil pertanian saya semakin meningkat karena saya menerapkan apa yang saya dapat dari kelompok.


(4)

3. Semenjak bergabung di kelompok wanita tani keuangan saya semakin membaik. 4. Ada sumber lain di kelompok yang

menambah keuangan saya.

5. Saya memiliki tambahan modal untuk ladang saya semenjak mengikuti kelompok wanita tani.

6. Hasil pertanian saya dijual dengan mudah dan harga lebih mahal.

7. Melalui kelompok, ada pupuk bersubsidi yang harganya lebih murah dari toko pupuk

8. Kelompok wanita tani sangat

menguntungkan bagi saya dalam hal ekonomi

..

9. Melalui keompok wanita tani saya dapat memperoleh alat-alat pertanian terbaru. 10. Melalui kelompok wanita tani, saya

merasa bisa bertahan meski keuangan saya sedang krisis.


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Penawaran Dan Permintaan Ubi Jalar (Studi kasus di Desa Purba Sipinggan, Desa Pematang Purba dan Desa Tiga Runggu, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun.)

0 68 87

Analisis Pendapatan dan Karakteristik Sosial Ekonomi Usaha Ternak Kambing (Studi kasus Desa Bangun Purba dan Desa Batu Gingging Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang)

14 142 127

Kajian Organologi Sarunei Buluh Simalungun Buatan Bapak Rabes Saragih Di Desa Nagori Purba Tongah Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun

0 52 100

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

0 7 61

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

0 0 13

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

0 0 12