Analisis Sistem Pemberian Pembiayaan Serta Pengawasan Pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang
bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang
yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat
pembayaran baru berupa uang giral.
Di Indonesia dikenal 2 (dua) jenis bank menurut kegiatan operasionalnya
yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank konvensional adalah bank yang
dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada
terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan
dengan metode bagi hasil.
Menurut Heri Sudarsono, pada umumnya yang

pengertian bank


syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan
jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan
selalu berkaitan dengan masalah uang yang merupakan barang dagangan
utamanya.
Bank syariah di Indonesia lahir sejak tahun 1992. Bank syariah pertama di
Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia. Pada tahun 1992, perkembangan
1
Universitas Sumatera Utara

2

Bank Muamalat Indonesia, masih tergolong stagnan. Namun sejak adanya krisis
moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 dan 1998, para bankir melihat
bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI) tidak terlalu terkena dampak krisis
moneter. Para bankir berpikir bahwa BMI, satu-satunya bank syariah di Indonesia,
tahan terhadap krisis moneter.
Pada tahun 1999, Berdirilah Bank Syariah Mandiri yang menjadi bank
syariah kedua di Indonesia dan merupakan konversi dari bank konvensional yang
dibeli oleh Bank Dagang Negara. Pendirian Bank Syariah Mandiri (BSM)

menjadi pertaruhan bagi bankir syariah. Bila BSM berhasil, maka bank syariah di
Indonesia dapat berkembang. Dan sebaliknya bila BSM gagal, maka besar
kemungkinan bank syariah di Indonesia akan gagal. Namun ternyata BSM dengan
cepat mengalami perkembangan.
Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank
konvensional. Bank syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para
nasabahnya. Dalam sistem operasionalnya, pembayaran dan penarikan bunga
dilarang dalam semua bentuk transaksi. Bank syariah tidak mengenal sistem
bunga, baik bunga yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga
yang dibayar kepada penyimpan dana di bank syariah. Dalam menentukan
imbalannya, baik imbalan yang diberikan maupun diterima, bank syariah tidak
menggunakan sistem bunga, akan tetapi menggunakan konsep imbalan yang
sesuai dengan akad yang diperjanjikan.
Tidak berbeda dengan bank konvensional, bank syariah juga menawarkan
nasabah dengan beragam produk perbankan. Hanya saja bedanya dengan bank
konvensional adalah dalam hal penentuan harga, baik terhadap harga jual maupun

Universitas Sumatera Utara

3


harga belinya. Produk-produk yang ditawarkan sudah tentu sangat islami,
termasuk dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya.
Saat ini sudah banyak bank-bank syariah yang mulai bermunculan di
Indonesia. Tidak hanya di Indonesia saja bank syariah berkembang tetapi juga di
negara-negara di dunia. Bank Islam sudah mulai tersebar di berbagai negaranegara Muslim dan non-Muslim, baik di Benua Amerika, Australia, dan Eropa.
Bahkan banyak perusahaan-perusahaan keuangan dunia seperti ANZ, Chase
Chemical Bank, dan Citibank telah membuka cabang yang berdasarkan syariah.
Bank dapat menghimpun dana masyarakat secara langsung dari nasabah.
Bank adalah suatu lembaga yang dipercaya oleh masyarakat dari berbagai macam
kalangan dalam menempatkan dananya secara aman. Bank berperan menyalurkan
dana kepada masyarakat. Bank juga dapat memberikan pinjaman kepada
masyarakat yang membutuhkan dana.
Dalam perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal, karena bank syariah
memiliki skema yang berbeda dengan bank konvensional dalam menyalurkan
dananya kepada pihak yang membutuhkan. Bank syariah menyalurkan dananya
kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan. Sifat dari pembiayaan ini bukan
merupakan utang piutang, tetapi merupakan investasi yang diberikan bank kepada
nasabah dalam melakukan usaha.
Pengelolaan risiko yang tidak efektif dapat menyebabkan melemahnya

penerapan serta pengawasan kebijakan dan prosedur pemberian kredit, dan
penilaian kemampuan debitur dalam menyelesaikan kredit. Di dalam proses
pengawasan sebelum pemberian kredit pada debitur, bank meminta laporanlaporan yang diperlukan secara periodik tentang perkembangan usahanya

Universitas Sumatera Utara

4

khususnya tentang usaha yang dibiayai oleh bank sehingga bank dapat mengawasi
usaha nasabahnya.
Pengawasan kredit mutlak dilaksanakan untuk menghindari kredit macet.
Kondisi kredit macet akan terlihat dari Non Performing Loan (NPL) atau tingkat
pengembalian kredit yang lebih dari 5% yang merupakan batas toleransi kredit
yang tidak tertagih setelah dinyatakan macet, standar ini ditetapkan oleh bank
Indonesia selaku pemegang otoritas pengaturan perbankan di Indonesia.
Non performing loan (NPL) sangat menentukan dalam penilaian tingkat

kesehatan bank. Oleh karena itu, untuk memelihara kelangsungan usahanya bank
perlu meminimalkan potensi kerugian yang akan muncul karena adanya kredit
macet tersebut. Dalam hal ini, pemberian kredit kepada masyarakat perlu adanya

pertimbangan dan analisis yang baik dari pimpinan bank untuk menghindari
kemungkinan kerugian serta pertimbangan.
Sebelum bank memberikan kredit, bank harus yakin bahwa nasabah
tersebut dapat dipercaya. Oleh karena itu, bank terlebih dahulu mengadakan
analisis kredit yang mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek
usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuannya adalah
agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan kepada nasabah benar-benar aman.
Pemberian

kredit

tanpa

dianalisis

terlebih

dahulu

akan


sangat

membahayakan bank. Oleh karena itu, penyaluran kredit harus berdasarkan
prinsip kehati-hatian dengan sistem pengendalian yang baik dan benar. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa sektor perkreditan bagi kehidupan perbankan
sangat penting, sehingga sangatlah dibutuhkan pola pengawasan kredit yang
terampil dan memadai.

Universitas Sumatera Utara

5

PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan sebagai
objek penelitian merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
perbankan. Berbagai jasa pelayanan perbankan telah dilaksanakan oleh Bank
Syariah Mandiri dalam upaya peningkatan kualitas, termasuk di dalamnya
penyaluran pembiayaan.
Pengawasan yang dilakukan oleh PT Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Belawan merupakan hak yang penting dalam usaha perbankan.

Tujuan pengawasan pemberian pembiayaan ini dapat menjaga, mengamankan dan
mengantisipasi terjadinya penyimpangan yang menyebabkan pembiayaan
bermasalah dan jika ini tidak ditindaklanjuti maka bank akan mengalami
kerugian.
Berdasarkan kenyataan yang ada, setiap bank selalu berusaha untuk
meningkatkan pengawasan terhadap kredit dan pelayanan kepada nasabah agar
tujuan yang diharapkan tercapai, maka dari itu penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Analisis Sistem Pemberian Pembiayaan Serta
Pengawasan Pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Belawan”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah sistem pemberian pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Belawan telah sesuai dengan standar operasional prosedur
(SOP) yang berlaku?

Universitas Sumatera Utara


6

2. Apakah sistem pengawasan pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Belawan telah sesuai dengan standar operasional
prosedur (SOP) yang berlaku?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk memahami sistem pemberian pembiayaan dan pengawasan pada PT
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis sistem pemberian pembiayaan dan
pengawasan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Belawan.
3. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana sistem
pemberian pembiayaan dan pengawasan pada PT Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Belawan.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis

Untuk memperdalam pengetahuan dan memperluas wawasan tentang sistem
pemberian dan pengawasan pembiayaan dan membandingkannya dengan teori
selama di bangku perkuliahan.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang pemberian dan
pengawasan pembiayaan pada perusahaan agar nantinya jika ada kesalahan

Universitas Sumatera Utara

7

dalam pemberian pembiayaan perusahaan dapat mengatasi masalah tersebut
dengan baik.
3. Bagi Kalangan Akademik
Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai bahan informasi atau referensi
penelitian dan penulisan selanjutnya, yang ingin meneliti lebih dalam lagi
terutama mengenai sistem pemberian dan pengawasan pembiayaan.

Universitas Sumatera Utara