Analisis Efektifitas Manajemen Pembiayaan Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara

(1)

MEDAN

ANALISIS EFEKTIFITAS MANAJEMEN PEMBIAYAAN

PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI

KANTOR CABANG PEMBANTU AKSARA

DRAFT SKRIPSI

Oleh :

FENTY HASIBUAN 040521010 MANAJEMEN

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT

UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI


(2)

ABSTRAK

Fenty Hasibuan (2010). Analisis Efektifitas Manajemen Pembiayaan Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara..

Dunia perbankan di Indonesia pada saat ini telah terbagi menjadi dua jenis yaitu ; bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan yang berdasarkan prinsip syariah. Bank konvensional adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya menerapkan sitem bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito dan menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu untuk jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan bank syariah adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya tidak menggunakan sistem bunga, akan tetapi menggunakan sistem bagi hasil yang aturan perjanjiannya berdasarkan hukum Islam antara bank dengan bank lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara merupakan bank yang kegiatan operasionalnya menerapkan prinsip syariah. Oleh karena itu, PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara memiliki citra yang sangat khusus sebagai sebuah bank yang dalam kegiatan operasionalnya menerapkan syariah Islam. Tetapi dalam penyaluran pembiayaannya masih mengalami kemacetan akibat kurang diterapkannya pengawasan terhadap pengawasan dalam menjaga efektivitas penyaluran pembiayaan.

Berdasarkan pengujian dengan model regresi secara simultan diketahui bahwa untuk mendukung terlaksananya efektivitas manajemen pembiayaan, setiap terjadinya transaksi dana pembiayaan Al-Murabahah selalu didukung dengan dokumen-dokumen yang diberi nomor urut dan dibuat secara rangkap sesuai dengan kebutuhan serta terlebih dahulu mendapat otorisasi dari pihak yang berwenang. Selain itu kegiatan pengawasan efektivitas manajemen pembiayaan dapat dilaksanakan dengan dua cara yakni melalui penilaian (evaluasi) periodik yang terpisah (sparate periodic evaluation) dan juga dapat dilaksanakan pada saat berlangsungnya kegiatan operasional PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan. Hal ini bertujuan agar bila ada kesalahan dapat langsung diadakan perbaikan sehingga kegiatan perusahaan selanjutnya dapat segera terlaksana


(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas Rahmat Allah SWT yang telah memberikan Hidayah-Nya, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi tugas-tugas serta memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara – Medan.

Penulis menyadari bahwa isi yang terkandung dalam skripsi ini belum sempurna, hal ini disebabkan oleh terbatasnya waktu, kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki dalam penyajiannya. Oleh karena itu dengan hati yang tulus dan ikhlas penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, yang nantinya dapat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan pada Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan banyak bimbingan, arahan, saran, kritik dan masukan dalam penulisan skripsi ini.


(4)

5. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Srafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Dosen Penguji II yang

telah memberikan banyak bimbingan, arahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini

7. Seluruh Dosen dan Pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara untuk jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Bapak Pimpinan serta para staff dan karyawan lainnya pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Aksara Medan, yang telah memberikan kesempatan pada penulis mengadakan penelitian dalam hal penyelesaian skripsi ini.

9. Ayahanda tercinta Alm. Achmad Raswin Hasibuan dan Ibunda tercinta Almh. Dra. Hj. Aida Mahmun yang telah mengasuh dan membesarkan

penulis dengan rasa cinta dan kasih sayang, yang telah memberikan dorongan semangat serta do’a yang tak pernah putus selama penulis menjalani pendidikan dan hanya doa yang dapat penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, semoga kelak penulis menjadi manusia yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

10.Kakanda tersayang Siska Hasibuan dan Abanganda Ikhwan Riva’i Purba ,

Keponakanku tercinta Syaffa dan Ammar serta keluarga besar yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

11.LVku tersayang Pipiet, Icha, dan kel tak terlupakan juga Pian Bahanoer, Niyot dan kel, terspesial Nonie Bahanoer yang telah memberikan dukungan yang


(5)

tiada terkira dan meluangkan waktu menemaniku berjuang menyelesaikan skripsi ini dan keluarga besar JAMKRINDOkoe : Vivi (perjuangan kita tidak sia-sia), Mian “Mianul”, Phila “Vida” Aflah, Irma “IMRON” Saerah, Bapak2ku, Babang2ku dan Kawan2ku semuanya yang telah memberikan dukungan semangat dan do’anya yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, semoga sukses selalu dan terima kasih atas kebersamaan selama ini yang menjadi bagian dari proses kehidupan yang tidak akan terlupakan.

Penulis menyerahkan diri dan senantiasa memohon petunjuk serta perlindungan dari Allah SWT atas bantuan dan dukungan yang telah penulis dapatkan dari semua pihak yang membantu, semoga amalan baik dan perbuatan baik tersebut mendapat imbalan yang baik pula. Amin Ya Rabbal Alamin.

Medan, Mei 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Kerangka Konseptual ... 7

E. Metode Penelitian ... 9

1. Jenis Data ... 9

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

3. Teknik Pengumpulan Data ... 10

4. Metode Analisis Data ... 10

BAB II : URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 12

B. Perbankan Syariah ... 12

1. Pengertian Bank Syariah ... 12

2. Fungsi dan Karakteristik Bank Syariah ... 13


(7)

C. Pembiayaan ... 16

1. Pengertian Pembiayaan ... 16

2. Jenis–jenis Pembiayaan ... 18

3. Efektivitas Manajemen Pembiayaan ... 26

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan ... .... 32

B. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 36

C. Jenis-jenis Produk Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan ... 43

D. Efektivitas Manajemen Pembiayaan ... 47

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Efektivitas Manajemen Pembiayaan ... 51

B. Monitoring Penyaluran Dana Pembiayaan ... 55

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran-Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 : Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah... 2


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 : Kerangka Konseptual... 8 Gambar 2 : Struktur Organisasi... 38


(10)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : FENTY HASIBUAN

NIM : 040521010

DEPARTEMEN : MANAJEMEN

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS EFEKTIFITAS MANAJEMEN PEMBIAYAAN PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU AKSARA

Tanggal ...

Dosen Pembimbing Penanggung Jawab Skripsi


(11)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : FENTY HASIBUAN

NIM : 040521010

DEPARTEMEN : MANAJEMEN

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS EFEKTIFITAS MANAJEMEN PEMBIAYAAN PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU AKSARA

Tanggal ...

Ketua Departemen Manajemen

Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si

Tanggal ...


(12)

ABSTRAK

Fenty Hasibuan (2010). Analisis Efektifitas Manajemen Pembiayaan Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara..

Dunia perbankan di Indonesia pada saat ini telah terbagi menjadi dua jenis yaitu ; bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan yang berdasarkan prinsip syariah. Bank konvensional adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya menerapkan sitem bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito dan menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu untuk jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan bank syariah adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya tidak menggunakan sistem bunga, akan tetapi menggunakan sistem bagi hasil yang aturan perjanjiannya berdasarkan hukum Islam antara bank dengan bank lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara merupakan bank yang kegiatan operasionalnya menerapkan prinsip syariah. Oleh karena itu, PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara memiliki citra yang sangat khusus sebagai sebuah bank yang dalam kegiatan operasionalnya menerapkan syariah Islam. Tetapi dalam penyaluran pembiayaannya masih mengalami kemacetan akibat kurang diterapkannya pengawasan terhadap pengawasan dalam menjaga efektivitas penyaluran pembiayaan.

Berdasarkan pengujian dengan model regresi secara simultan diketahui bahwa untuk mendukung terlaksananya efektivitas manajemen pembiayaan, setiap terjadinya transaksi dana pembiayaan Al-Murabahah selalu didukung dengan dokumen-dokumen yang diberi nomor urut dan dibuat secara rangkap sesuai dengan kebutuhan serta terlebih dahulu mendapat otorisasi dari pihak yang berwenang. Selain itu kegiatan pengawasan efektivitas manajemen pembiayaan dapat dilaksanakan dengan dua cara yakni melalui penilaian (evaluasi) periodik yang terpisah (sparate periodic evaluation) dan juga dapat dilaksanakan pada saat berlangsungnya kegiatan operasional PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan. Hal ini bertujuan agar bila ada kesalahan dapat langsung diadakan perbaikan sehingga kegiatan perusahaan selanjutnya dapat segera terlaksana


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih pada saat ini, sektor perekonomian turut berkembang dengan pesat. Untuk mencapai pemerataan perekonomian tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Undang-undang No. 7 Tahun 2002 yang menumbuhkan bank-bank baru di Indonesia termasuk bank syariah.

Dunia perbankan di Indonesia pada saat ini telah terbagi menjadi dua jenis yaitu ; bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan yang berdasarkan prinsip syariah. Bank konvensional adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya menerapkan sitem bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito dan menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu untuk jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan bank syariah adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya tidak menggunakan sistem bunga, akan tetapi menggunakan sistem bagi hasil yang aturan perjanjiannya berdasarkan hukum Islam antara bank dengan bank lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. (Kasmir, 2002: 38).

Ada beberapa alasan mengapa kegiatan menyalurkan pembiayaan menjadi

sangat penting bagi bank. Alasan pertama, yaitu kenyataan bahwa sekitar 60–70 % dari kegiatan bank terkait dengan penyaluran pembiayaan. Kegiatan


(14)

dipengaruhi oleh keberhasilan mereka mengelola pembiayaan yang telah disalurkan.

Dampak yang lebih jelas dari kasus-kasus pembiayaan bermasalah adalah terjadi krisis ekonomi moneter yang melanda banyak negara Asia termasuk Indonesia pada dekade 1990-an. Hal ini menunjukkan begitu besarnya pengaruh dan peranan pembiayaan perbankan bagi bank dan membutuhkan penanganan yang sangat profesional. Laporan tahunan Bank Indonesia tahun 2002-2003 dinyatakan pangsa pembiayaan terhadap jumlah harta bank-bank umum di Indonesia pada tahun ini mencapai 80,7 % yang terdiri dari pembiayaan yang disalurkan kepada debitur perusahaan dan perorangan sebesar Rp. 306 trilyun (76,6 %) serta penyaluran pada sektor pemerintah sebesar Rp. 16 trilyun (4,1 %).

Perkembangan Bank Syariah tergolong sangat cepat. Perkembangannya bisa dilihat dari semakin banyaknya jaringan kantor, assets, banyaknya bank-bank syariah yang berdiri (berstatus penuh atau hanya unit usaha syarih dari bank konvensional) sebagaimana terlihat pada tabel 1.1.

Tabel 1

Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah

Kelompok Bank 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Bank Umum Syariah

Unit Usaha Syariah

Jumlah Kantor BUS & UUS Jumlah BPRS 2 8 299 84 3 15 401 86 3 19 504 92 3 20 531 105 3 25 597 114 3 25 603 115

Total 383 487 596 659 739 746

Sumber : Laporan Perkembangan Perbankan Syariah (www.bi.go.id

Pemberian pinjaman di perbankan syariah pada prinsipnya sama dengan pemberian kredit. Hanya penggunaan kata pinjam-meminjam kurang tepat dengan


(15)

alasan, pinjaman merupakan salah satu metode hubungan financial dalam Islam. Masih banyak metode yang diajarkan oleh syariah selain pinjam-meminjam seperti jual-beli, sewa dan lain-lain. Selain itu dalam Islam, pinjam-meminjam adalah akad sosial bukan konvensional. Artinya apabila seseorang meminjam sesuatu, ia tidak boleh disyaratkan untuk memberikan tambahan atas pokok pinjamannya karena hukumnya akan riba, sedangkan riba haram hukumnya dalam Islam. Karena itu dalam perbankan syariah pinjaman tidak disebutkan tetapi disebut dengan pembiayaan (financing).

Produk pembiayaan bank syariah mempunyai spesifikasi khusus, yaitu tidak didasarkan pada sistem bunga, tetapi menggunakan pola bagi hasil. Bagi hasil ini bisa berupa bagi pendapatan (revenue sharing) atau bagi laba (profit sharing). Manfaat pembiayaan ini bagi perusahaan atau nasabah yaitu akan dapat mengurangi biaya tetap yang akan dikeluarkannya, tidak sebagaimana dengan pola pembiayaan dengan bunga yang akan menambah biaya tetap, karena adanya kewajiban nasabah untuk membayar bunga dalam persentase tertentu dalam kondisi apapun, sehingga akan menurunkan kemampuan nasabah untuk bersaing dari sisi harga dengan pesaingnya (Arifin, 2006: 2).

Pola pembiayaan bagi hasil ini nampaknya belum begitu familiar di kalangan masyarakat. Upaya pemasaran produk pembiayaan ini masih perlu dilakukan lebih intens lagi dengan cara pendekatan bank kepada nasabah dan calon nasabah, memberitahukan atau memperkenalkan dan menciptakan image yang lebih baik serta membangun loyalitas nasabah bank itu sendiri.


(16)

PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan berupaya untuk melakukan monitoring penyaluran dana pembiayaan sebaik mungkin, namun demikian masih juga mengalami kendala-kendala sehubungan dengan efektifitas manajemen pembiayaannya, hal ini diketahui dari adanya beberapa nasabah yang mengalami pembiayaan kurang lancar, dimana pembiayaan yang pengembaliannya pokok pinjaman dan bagi hasilnya telah mengalami penundaan selama 3 (tiga) bulan dari waktu yang dijanjikan sebelumnya.

Bank syariah mengutamakan unsur kepercayaan dalam pemberian pembiayaan yang dilakukan. Dari sisi tingkat bunga, secara teoritis pemberian pembiayaan yang dilakukan bank syariah tidak memiliki resiko kredit macet. Dengan demikian untuk melakukan ekspansi pembiayaan yang selektif, diperlukan informasi-informasi yang mendukung pengelolaan manajemen serta analisa antisipasi kredit macet sehingga masalah yang akan timbul dapat diminimalisasi.

PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara merupakan bank yang kegiatan operasionalnya menerapkan prinsip syariah. Oleh karena itu, PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara memiliki citra yang sangat khusus sebagai sebuah bank yang dalam kegiatan operasionalnya menerapkan syariah Islam. Tetapi dalam penyaluran pembiayaannya masih mengalami kemacetan akibat kurang diterapkannya pengawasan terhadap pengawasan dalam menjaga efektivitas penyaluran pembiayaan. Dimana kemacetan perusahaan pada tahun 2006 sebesar Rp. 1.854.255.575 (57,1%), pada tahun 2007 kemacetan sebesar Rp. 1.956.254.800 (42,5 %) dan pada tahun 2008


(17)

sebesar Rp. 2.592.564.850 (33,5). Hal ini diakibatkan fasilitas pembiayaan yang diberikan untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan nisbah yang disepakati. Setelah jatuh tempo nasabah seharusnya mengembalikan jumlah dana yang tersebut beserta porsi bagi hasil yang menjadi bagian bank, tetapi hal tersebut tidak dilakukan oleh nasabah sehingga sangat merugikan bagi PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara.

Pengawasan dalam manajemen pembiayaan juga dilakukan dengan tujuan agar nasabah dapat menerapkan pembiayaan secara tepat waktu. Hanya saja prosedur yang telah dilaksanakan dengan baik tersebut masih terdapat penyeleksian yang kurang teliti akibat banyaknya calon nasabah yang membutuhkan jasa pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan. Namun hal tersebut tidak menjadi kendala yang besar bagi perusahaan karena pembiayaan Al-Murabahah yang diberikan pada nasabah selalu berjalan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah disepakati oleh nasabah

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis memilih judul penelitian

ini dengan judul : “Analisis Efektifitas Manajemen Pembiayaan Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : "Apakah manajemen pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan telah efektif ?."


(18)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian

Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui kebijakan pemberian pembiayaan dan pertimbangan

atau syarat pelepasan pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan.

b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi sehubungan dengan

efektifitas manajemen pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara.

c. Untuk mengetahui kebijakan serta solusi yang dilakukan PT. Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara menyikapi terjadinya keterlambatan atau kemacetan pembayaran pembiayaan dari nasabah.

2.Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Memberikan tambahan informasi tentang manajemen pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan atau keputusan keuangan di masa yang akan datang.

b. Bagi Peneliti

Memperkaya wacana ilmiah dan pengetahuan keuangan khususnya analisis manajemen pembiayaan.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan informasi yang diperlukan dan perbandingan bagi penelitian dimasa yang akan datang, yang berkaitan mengenai


(19)

manajemen pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan.

D. Kerangka Konseptual

Kasmir (2001 : 92) menyatakan bahwa pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan hasil bagi.

Imaniyati (2002 : 104) menyebutkan Pembiayaan Mudharabah yaitu suatu perjanjian pembiayaan antara bank dengan nasabah dimana bank menyediakan 100% pembiayaan bagi usaha kegiatan tertentu dari nasabah. Sedangkan nasabah mengelola usaha tersebut tanpa campur tangan bank dan bank mempunyai hak untuk mengajukan usul, melakukan pengawasan serta mendapatkan imbalan atau keuntungan yang ditetapkan atas dasar persetujuan kedua belah pihak. Apabila terjadi kerugian atas usaha yang dibiayai tersebut, maka kerugian tersebut ditanggung sepenuhnya oleh bank, kecuali kerugian akibat kelalaian nasabah..

Pengertian tentang pembiayaan Al-Murabahah ini dikemukakan oleh Kadir dan Murniyati. (2003 : 56) yang menyatakan bahwa : Pembiayaan Al-Murabahah ini merupakan pembiayaan modal kerja yang diberikan untuk kepentingan kelancaran operasional usaha nasabah. Pemberian pembiayaan ini sasarannya adalah untuk membiayai operasi usaha milik nasabah. Misalnya untuk membeli bahan baku, bahan penolong dan lain-lain


(20)

Menururt Ikatan Akuntan Indonesia (2006, PSAK No.59 Par 11) bahwa : Apabila bank bertindak sebagai pemilik dana yang disalurkan disebut pembiayaan Al-Murabahah. Dari kutipan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembiayaan dengan sistem bagi hasil merupakan Implementasi konsep Bank Syari’ah. Konsep Bank Syari’ah berpegang pada prinsip-prinsip Islam.

Keterkaitan dalam pengelolaan efektivitas manajemen pembiayaan dapat digambarkan dengan model kerangka pemikiran yang menegaskan masing-masing variabel efektivitas manajemen pembiayaan pada perusahaan.

Gambar : 1. Kerangka Konseptual Sumber : Antonio (2001)

Perjanjian Bagi Hasil

Nasabah (Mudharib)

Bank (Shahibul Maal)

Proyek / Usaha

Pembagian Keuntungan

Modal

Keahlian /

Keterampilan Modal

Nisbah


(21)

E. Metode Penelitian 1. Jenis Data

Skripsi ini merupakan suatu karangan yang bersifat ilmiah, oleh sebab itu dalam penulisannya diperlukan data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Adapun data tersebut dapat diperoleh daridua sumber, yaitu :

a. Data Primer

Data pokok yang langsung berkaitan dengan kebutuhan analisis dalam penelitian ini. Data primer diperoleh secara langsung pada objek penelitian melalui penelitian lapangan, yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan karyawan bagian pembiayaan pada. PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan.

b. Data Sekunder

Data pendukung yang sifatnya memperkuat hasil analisis. Data sekunder diperoleh melalui penelitian kepustakaan pada sumber-sumber yang terkait dengan objek penelitian. Adapun data sekunder dalam penelitian berupa data Laporan Pembiayaan, data sejarah dan pembagian tugas pada perusahaan serta data lain yang mendukung topik penelitian.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan yang beralamat di Jl. Letda Sudjono No. 110 Medan. Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan April 2010.


(22)

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :

a. Wawancara

Wawancara langsung pada bagian keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan yang dianggap berwenang memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan tulisan dari perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.

4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik sebagai berikut :

a. Metode Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang ada dikumpulkan dan digolongkan kemudian dianalisis serta diinterpretasikan secara objektif.

b. Metode Analisis Deduktif

Suatu cara analisa dengan menarik kesimpulan yang bertitik tolak dan membandingkan data primer dengan data sekunder, sehingga diperoleh penyeduaian dari keduanya.


(23)

Dari kedua metode analisis tersebut di atas dapat diambil kesimpulan kemudian memberikan masukan atau saran-saran yang mugkin dapat berguna bagi perusahaan dalam menghadapi masalah yang terjadi khususnya dalam hal pemberian pembiayaan.


(24)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Lubis (2005) melakukan penelitian dengan judul: "Analisis Efektivitas Manajemen Kredit Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan". Dimana metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan penelitian lapangan dan penelitian kepustakaam, serta menggunakan metode analisis Deskriptif dan Deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kredit yang dilaksanakan telah sesuai dengan

standar perbankan dan analisa pemberian kredit yang dilaksanakan telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan sehingga sistem manajemen kredit telah

efektif.

B. Perbankan Syariah 1. Pengertian Bank Syariah

Setiap orang selalu mengaitkan bank dengan uang, sehingga selalu saja ada anggapan bahwa yang berhubungan dengan bank selalu ada kaitannya dengan uang. Hal ini tidak salah, karena bank memang merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Sebagai lembaga keuangan bank menyediakan berbagai jasa keuangan.

Menurut UU No. 10 tahun 2000 menyebutkan pengertian bank syariah sebagai berikut :


(25)

Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Selain itu juga Ikatan Akuntan Indonesia (2006, par. 31.2) dijelaskan bahwa :

Bank Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan / atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.

Salah satu jenis bank yang kini sedang berkembang pesat yaitu bank Syariah, yaitu suatu bank yang dalam pengelolaan-usahaan dan kegiatannya berlandaskan ajaran agama Islam dengan berbagai jenis jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Islam tetapi tidak melanggar ajaran Islam.

2. Fungsi dan Karakteristik Bank Syariah

Bank Syariah dalam melakukan kegiatannya memiliki beberapa fungsi yang menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2006, par 1.1) yaitu :

a. Manajer investasi

Bank Syariah dapat mengelola investasi atas dana nasabah dengan menggunakan akad Mudharabah sebagai agen investasi.

b. Investor

Bank Syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya dengan menggunakan alat investasi yang sesuai dengan Syariah. Keuntungan yang diperoleh dibagi secara proporsional sesuai nisbah yang disepakati antara bank dan pemilik dana.

c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran

Bank Syariah dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan seperti bank non-syariah sepanjang tidak bertentangan dengan


(26)

d. Pengemban fungsi sosial

Bank Syariah dapat memberikan pelayanan sosial dalam bentuk pengelolaan dana zakat, infaq, shadaqah serta pinjaman kebajikan (qardhul hasan) sesuai ketentuan yang berlaku.

Pengertian bahwa bank syariah dalam operasinya juga mempunyai fungsi yang sama dengan bank-bank lain yang umum. Dimana fungsi utama bank secara umum adalah mengelola dana yang diperoleh dari masyarakat serta menyalurkannya pada kegiatan yang dapat memberikan keuntungan bagi bank itu sendiri.

Pelaksanaan operasional bank syariah juga mempunyai karakteristik tersendiri seperti yang ditegaskan oleh Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia (2002: 2) yang menyatakan bahwa :

Karakteristik bank syariah : a. Berdasarkan prinsip syariah

b. Implementasi prinsip ekonomi Islam dengan ciri : 1). Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya 2). Tidak mengenal konsep “time-value of money”

3). Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yang diperdagangkan

c. Beroperasi atas dasar bagi hasil

d. Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa

e. Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh

pendapatan.

f. Azas utama yaitu kemitraan, keadilan, transparansi dan universal

g. Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil

yaitu dapat melakukan transaksi-transaksi sektor riil.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa operasional pada bank syariah pada dasarnya sama dengan bank komersil lainnya, hanya saja dalam pelaksanaannya selalu berpedoman pada ajaran Islam.


(27)

3. Jenis-jenis Produk Bank Syariah

Kegiatan usaha yang utama bank adalah penghimpunan dan penyaluran dana. Penyaluran dana dengan tujuan untuk memperoleh penerimaan akan dapat dilakukan apabila dana telah dihimpun. Kasmir (2003: 12) menyebutkan bahwa :

Kegiatan usaha bank syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan (musyarakah), jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa (ijarah).

Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut. Prinsip-prinsip produk syariah yang dipergunakan dalam penghimpunan dana menurut Sugandi (2003: 158) yaitu :

a. Wadiah Yad Dhamanah.

Wadiah adalah titipan dari satu pihak ke pihak lain baik individu maupun golongan yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat bila pemilik menghendakinya.

Adapun Wadi`ah yad dhamanah adalah wadiah dimana sipenerima titipan dapat memanfaatkan barang titipan tersebut dengan seijin pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut secara utuh setiap saat saat si pemilik menghendakinya.

b. Mudharabah Mutlaqah.

Adalah kerja sama antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan modal dan memberikan kewenangan penuh kepada pihak lainnya (mudharib) dalam menentukan jenis dan tempat investasi, sedangkan keuntungan dan kerugian dibagi menurut kesepakatan dimuka.

c. Mudharabah Muqqayadah.

Adalah kerja sama antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan modal dan memberikan kewenangan terbatas kepada pihak lainnya (mudharib) dalam menentukan jenis dan tempat investasi, dimana keuntungan dan kerugian dibagi menurut kesepakatan dimuka.


(28)

a. Giro

b. Tabungan

c. Deposito

d. Murabahah

e. Jual Beli Saham f. Jual Beli Istishna`

g. Pembiayaan Medharabah

h. Pembiayaan Musyarakah

i. Ijarah

j. Wakalah

k. Kafalah

Istilah tersebut memang berbeda dengan istilah akuntansi yang ada pada bank umum lainnya, namun pada kenyataannya kegiatan yang termaksud pada istilah tersebut juga sama dengan kegiatan bank umum lainnya.

C. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Dewasa ini dunia usaha semakin berkembang dengan pesatnya, baik bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa maupun perdagangan. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya membutuhkan dana. Dana tersebut dibutuhkan oleh perusahaan untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu perusahaan memerlukan alternatif sumber dana. Alternatif sumber dana dapat diperoleh perusahaan dari pihak internal maupun eksternal. Kebutuhan akan dana dapat diperoleh perusahaan akan menyebabkan timbulnya lembaga keuangan yaitu lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan non perbankan. Lembaga-lembaga keuangan tersebut merupakan salah satu alternatif sumber dan bagi perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya didalam perusahaan.

Hampir semua jenis perusahaan sepakat memusatkan perhatian pada penataan manajemen yang meliputi pemberlakuan akuntansi yaitu penciptaan


(29)

prusedur-prosedur yang dapat mencegah timbulnya praktek-praktek yang merugikan perusahaan. Langkah-langkah manajemen juga dibutuhkan oleh perusahaan untuk tetap menjaga kekayaan mereka, salah satunya yaitu dengan adanya prosedur yang ditetapkan perusahaan untuk memperoleh dana atas manajemen pemberian fasilitas pembiayaan yang dilakukan perusahaan.

Pengertian pembiayaan menurut Kasmir (2001 : 92) Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan hasil bagi.

Imaniyati (2002: 104) menyebutkan Pembiayaan Mudharabah yaitu suatu perjanjian pembiayaan antara bank dengan nasabah dimana bank menyediakan 100% pembiayaan bagi usaha kegiatan tertentu dari nasabah. Sedangkan nasabah mengelola usaha tersebut tanpa campur tangan bank dan bank mempunyai hak untuk mengajukan usul, melakukan pengawasan serta mendapatkan imbalan atau keuntungan yang ditetapkan atas dasar persetujuan kedua belah pihak. Apabila terjadi kerugian atas usaha yang dibiayai tersebut, maka kerugian tersebut ditanggung sepenuhnya oleh bank, kecuali kerugian akibat kelalain nasabah.

Pengertian tentang pembiayaan Al-Murabahah ini dikemukakan oleh Kadir dan R. Murniyati. (2003: 56) yang menyatakan bahwa : Pembiayaan Al-Murabahah ini merupakan pembiayaan modal kerja yang diberikan untuk kepentingan kelancaran operasional usaha nasabah. Pemberian pembiayaan ini sasarannya adalah untuk membiayai operasi usaha milik nasabah. Misalnya untuk


(30)

Menururt Ikatan Akuntan Indonesia (2006, PSAK No.59 Par 11) bahwa : Apabila bank bertindak sebagai pemilik dana yang disalurkan disebut pembiayaan Al-Murabahah. Dari kutipan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembiayaan dengan sistem bagi hasil merupakan Implementasi konsep Bank Syari’ah. Konsep Bank Syari’ah berpegang pada prinsip-prinsip Islam.

Dalam konsep Islam peminjam berperan serta atas dasar mitra usaha sehingga bank dan mitra usahanya sama-sama memperoleh pembagian hasil/keuntungan dan bersama-sama pula memikul resiko kerugian.

2. Jenis–jenis Pembiayaan

Jenis – jenis pembiayaan menurut Antonio (2001: 160) adalah:

1. Berdasarkan sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi

dua hal berikut:

a. Pembiayaan Produktif

Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi. Misalnya untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

b. Pembiayaan Konsumtif

Pembiayaan Konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis untuk memenuhi kebutuhan.

2. Berdasarkan keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi

menjadi dua hal berikut:

a. Pembiayaan modal kerja

Pembiayan modal kerja yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi baik secara kuantitatif (jumlah hasil produksi), dan untuk keperluan perdagangan atau peningkatan suatu barang.

b. Pembiayaan Investasi

Pembiayaan Investasi yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal serta fasilitas-fasilitas yang berkaitan erat dengan pembiayaan tersebut.


(31)

Jenis-jenis pembiayaan yang telah diuraikan di atas harus memiliki prosedur yang jelas. Prosedur tersebut dituangkan dalam bentuk prosedur pemberian pembiayaan. Prosedur pemberian pembiayaan adalah tahap-tahap yang harus dilalui oleh pemohon pembiayaan sejak permohonan itu diajukan sampai disetujui oleh Bank dan akhirnya dapat dipergunakan oleh nasabah. Proses pemberian pembiayaan berdasarkan suatu perjanjian saling percaya satu sama lain yang mana kedua belah pihak akan berbuat jujur dan memiliki kewajiban masing-masing.

Adapun tujuan utama pemberian pembiayaan menurut Kasmir (2002 : 96) antara lain:

a. Mencari keuntungan yaitu, bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian pembiayaan tersebut. Hasil tersebut dalam bentuk hasil bagi yang disepakati antara nasabah dengan bank.

b. Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana. Dengan dana

tersebut, maka nasabah akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

c. Membantu Pemerintah

Bagi Pemerintah, semakin banyak pembiayaan yang disalurkan pihak perbankan maka semakin baik, mengingat semakin banyak pembiayaan berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarkan pemberian pembiayaan adalah:

1). Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah

dan bank.

2). Membuka kesempatan kerja. Dalam hal ini untuk pembiayaan

pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat memberikan peluang bagi tenaga kerja yang masih menganggur.

3). Meningkatkan jumlah barang dan jasa.

4). Menghemat devisa negara terutama untuk produk-produk

yang sebelumnya diimpor. Apabila sudah diproduksi dalam negeri dengan fasilitas pembiayaan yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara.


(32)

Disamping tujuan di atas fasilitas pembiayaan juga memiliki fungsi yaitu:

1. Untuk meningkatkan daya guna uang. Maksudnya jika uang yang disimpan

saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya pembiayaan, uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si nasabah.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh pembiayaan maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang

Pembiayaan yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh nasabah untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna.

4. Meningkatkan peredaran barang

Pembiayaan dapat menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar bertambah dan dapat meningkatkan jumlah barang yang beredar.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Karena dengan adanya pembiayaan yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan masyarakat. Kemudian pembiayaan membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha terutama bagi nasabah yang


(33)

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak pembiayaan yang disalurkan maka akan semakin baik terutama dalam meningkatkan pendapatan sehingga pendapatan semakin merata.

Menurut Djumhana (2000: 370) pembiayaan dalam arti luas mencakup unsur-unsur sebagai berikut :

1. Kepercayaan 2. Kesepakatan 3. Jangka waktu 4. Resiko 5. Balas jasa

Berikut akan dijelaskan unsur pembiayaan satu persatu. 1. Kepercayaan

Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi pembiayaan bahwa pembiayaan yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang.

2. Kesepakatan

Kesepakatan yaitu perjanjian antara si pemberi pembiayaan yang telah disepakati dengan si nasabah, dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing – masing.

3. Jangka waktu

Jangka waktu mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.


(34)

4. Resiko

Resiko merupakan tenggang waktu pengembalian tak tertagihnya pemberian pembiayaan. Semakin panjang suatu pembiayaan semakin besar resikonya. Demikian pula sebaliknya, resiko terbesar yang dipikul oleh bank berasal dari kegiatan pemberian pembiayaan. Bentuknya bermacam-macam, seperti:

a. Resiko pembiayaan bermasalah. Resiko ini timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah pembiayaan untuk membayar angsuran pembiayaan pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah.

b. Resiko nilai jaminan. Resiko ini timbul sebagai akibat turunnya nilai jaminan (agunan) yang dipegang bank dibandingkan dengan jumlah sisa pinjaman yang masih harus dilunasi nasabah.

c. Resiko kurs valuta asing. Resiko ini timbul sebagai akibat kenaikan nilai kurs valuta asing terhadap mata uang lokal (Rupiah). Sehingga nasabah tidak memiliki dana yang cukup memadai yang disebabkan oleh pendapatan nasabah dalam valuta lokal.

5. Balas jasa

Balas jasa ini merupakan keuntungan atas pemberian pembiayaan. Balas jasa bagi Bank Syariah ditentukan dengan bagi hasil.

Secara umum prosedur pemberian pembiayaan menurut Kasmir (2001, hal. 110) adalah sebagai berikut:


(35)

1. Pengajuan berkas-berkas. Dalam hal ini nasabah mengajukan permohonan pembiayaan yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lain yang dibutuhkan.

Pengajuan proposal ini hendaknya berisi:

a. Latar belakang usaha seperti : Jenis bidang usaha, nama pengurus dan sebagainya.

b. Maksud dan tujuan untuk memperbesar omset penjualan atau

meningkatkan kapasitas produksi serta tujuan lainnya.

c. Besarnya pembiayaan dan jangka waktu

Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah pembiayaan yang ingin diperoleh dan jangka waktu pengembaliannya. Jika hasil analisis tidak sesuai dengan permohonan, maka pihak bank tetap berpedoman terhadap hasil analisis mereka dalam memutuskan jumlah pembiayaan dan jangka waktu yang layak diberikan kepada si pemohon.

d. Cara pemohon mengembalikan pembiayaan. Apakah pembiayaan tersebut dikembalikan dari hasil penjualan atau cara lainnya.

e. Jaminan pembiayaan. Merupakan jaminan untuk menutupi segala

resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu pembiayaan. Penilaian terhadap jaminan tersebut haris diteliti.

2. Penyelidikan berkas pinjaman. Tujuannya adalah untuk mengetahui


(36)

3. Wawancara I, merupakan penyidikan kepada nasabah dengan langsung berhadapan untuk meyakinkan dan mengetahui kebutuhan nasabah yang sebenarnya.

4. On The Spot, Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasilnya dicocokkan dengan hasil wawancara I.

5. Wawancara II, Merupakan perbaikan berkas jika ada

kekurangan-kekurangan.

6. Keputusan Pembiayaan. Menentukan apakah pembiayaan akan

diberikan atau ditolak. Pembiayaan yang diterima dibuat administrasi yang mencakup:

a. Jumlah uang yang diterima.

b. Jangka waktu pembiayaan

c. Biaya-biaya yang harus dibayar

Jika pembiayaan ditolak maka dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing. Karena keputusan pembiayaan merupakan keputusan team.

7. Penandatanganan akad pembiayaan

Sebelum pembiayaan dicairkan maka terlebih dahulu nasabah menandatangani akad pembiayaan.

8. Realisasi Pembiayaan

Realisasi diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening tabuangan di bank yang bersangkutan.


(37)

9. Penyaluran/Penarikan dana. Yaitu pencairan atau pegembalian uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian pembiayaan. Dapat diambil sekaligus atau secara bertahap. Pencairan pembiayaan dapat dilakukan bank setelah nasabah yang bersangkutan memenuhi berbagai persyaratan yang ditandatangani kedua belah pihak (bank dan nasabah) serta dicatat dihadapan notaris publik. Persyaratan untuk pencairan pembiayaan tersebut pada umumnya meliputi hal-hal berikut:

a. Perjanjian pembiayaan sudah ditandatangani.

b. Penarikan Pembiayaan sudah sesuai dengan kebutuhan usaha si

nasabah.

10.Penarikan pembiayaan sudah sesuai dengan jadwal pembangunan

proyek.

11.Permohonan pencairan pembiayaan didukung oleh dokumen-dokumen

yang sesuai dengan kebutuhan pencairan pembiayaan.

12.Besarnya pembiayaan harus sesuai dengan kesepakatan antara nasabah dan bank.

Beberapa kutipan yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan harus melalui proses/prosedur yang ditetapkan dengan melakukan tinjauan administrasi dan kerjasama antara bank dan nasabah sebelum memberikan pembiayaan. Karena pembiayaan dilakukan atas dasar musyawarah mufakat dan akad yang telah disepakati bersama.


(38)

3. Efektivitas Manajemen Pembiayaan

Dalam proses pembiayaan terdapat resiko bahwa pembiayaan yang diberikan akan mengalami kegagalan dan nasabah tidak dapat mengembalikan pembiayaan tersebut. Menurut Kadir (2000: 61) “Kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5 C atau 7 P. “

Analisis pembiayaan dengan 5 C adalah sebagai berikut:

a. Character, yaitu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan pembiayaan benar-benar dapat dipercaya.

b. Capacity, Yaitu kemampuan dalam mengembalikan pembiayaan yang diberikan.

c. Capital, yaitu apakah modal yang diberikan dapat dimanfaatkan secara efektif.

d. Collatertal, yaitu suatu jaminan yang diberikan nasabah. Jaminan ini hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan dan harus diteliti keabsahannya.

e. Conditioning, yaitu penilaian terhadap prospek usaha yang dibiayai. Apakah usaha yang dijalankan sesuai dengan kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang. Sehingga kemungkinan pembiayaan tersebut bermasalah relatif kecil.

Sedangkan analisis pembiayaan dengan 7 P adalah sebagai berikut:

a. Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya yang mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.


(39)

b. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. c. Perpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

pembiayaan termasuk jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan pembiayaan dapat bermacam-macam apakah untuk konsumtif atau produktif.

d. Prospect, yaitu menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak.

e. Payment, yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan pembiayaannya dan dari sumber mana saja dana yang digunakan untuk mengembalikan pembiayaan tersebut.

f. Profitability, yaitu menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode untuk mengetahui labanya akan tetap sama atau meningkat.

g. Protection, yaitu bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang, orang, atau jaminan asuransi.

Menurut Jumhana (2000: 401) jaminan yang dapat dijadikan jaminan oleh nasabah adalah:

a. Jaminan benda berwujud. Yaitu barang-barang yang dapat

dijadikan jaminan seperti: 1). Bangunan

2). Kenderaan bermotor

3). Barang dagangan

4). Sawah/kebun


(40)

1). Sertifikat tanah

2). Rekening tabungan

3). Dan surat tagihan lainnya

c. Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan seseorang. Apabila pembiayaan tersebut macet maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung resikonya.

Analisis pembiayaan atau penilaian pembiayaan adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan pembiayaan yang diajukan oleh nasabah sehingga memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa usaha yang akan dibiayai cukup layak. Pelaksanaan analisis pembiayaan ini berpedoman pada UU No 7 Tahun 2002.

Menurut Tjekam (2003: 221) :

Pengawasan pembiayaan adalah usaha untuk mengetahui dan menyusun strategi bank dan debitur dalam proses pembiayaan yang kemudian menjadi penyebab pembiayaan bermasalah dan mendatangkan kerugian bagi bank dan debitur.

Maksud dari pengawasan pembiayaan adalah untuk mengetahui dan mengamati pelaksanaan pemberian pembiayaan dengan tujuan untuk mengetahui dipenuhi atau tidak persyaratan-persyaratan pembiayaan yang menjadi dasar pemberian pembiayaan tersebut. Menurut Lukman Dendawijaya (2000: 96) pengawasan pembiayaan meliputi berbagai aspek atau kegiatan sebagai berikut:

a. Adanya administrasi pembiayaan yang memadai dengan menggunakan cara-cara mutakhir seperti penggunaan komputer, online sistem dan lain-lain. b. Keharusan bagi nasabah pembiayaan untuk menyampaikan laporan secara

berkala atas jenis-jenis laporan yang telah disepakati dalam perjanjian seperti laporan produksi, laporan tenaga kerja dan lain-lain.

c. Keharusan bagi account officer untuk melakukan ke perusahaan atau pihak yang dibiayai bank


(41)

d. Adanya konsultasi yang terstruktur antara pihak bank dan debitur.

e. Adanya sistem peringatan pada administrasi bank yang pada umumnya dikelola oleh account officer yang menangani nasabah yang bersangkutan. Peringatan dini tersebut dapat memperlihatkan kepada account officer berbagai informasi tentang nasabah yang berkaitan dengan kepatuhan kepada ketentuan yang telah dibuat dalam perjanjian misalnya:

1). Pengangsuransian berbagai aktiva tetap yang dimiliki nasabah terutama

aktiva tetap yang dijadikan agunan yang diserahkan kepada bank. 2). Besarnya nilai agunan yang masih ada.

3). Posisi nasabah berdasarkan kolektibilitas pembiayaannya pada setiap

waktu. Apakah nasabah tergolong pembiayaan lancar, pembiayaan kurang lancar, pembiayaan diragukan atau pembiayaan macet.

Pembiayaan lancar adalah pembiayaan yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan bagi hasilnya. Pembiayaan kurang lancar adalah pembiayaan yang pengembaliannya pokok pinjaman dan bagi hasilnya telah mengalami penundaan selama 3 (tiga) bulan dari waktu yang dijanjikan sebelumnya.

Untuk mencegah terjadinya pembiayaan bermasalah, bank dapat melakukan beberapa tindakan penyelamatan yaitu:

1. Penjadwalan ulang (Rescheduling) yaitu perubahan syarat-syarat

pembiayaan yang menyangkut jadwal pembayaran, jangka waktu, dan perubahan besarnya angsuran.


(42)

2. Penataan ulang (Restructuring) yaitu usaha penyelamatan pembiayaan yang terpaksa harus dilakukan bank dengan mengubah komposisi pembiayaan.

3. Persyaratan ulang (Reconditioning) yaitu usaha pihak bank untuk

menyelamatkan pembiayaan yang diberikan dengan cara mengubah sebahagian atau seluruh kondisi (persyaratan) yang semula dituangkan dalam perjanjian. Perubahan kondisi ini dibuat dengan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi nasabah.

4. Kombinasai 3 R merupakan Kombinasi dari ketiga jenis diatas yaitu: a. Rescheduling (Penjadwalan ulang) dan restructuring (Penataan ulang). b. Rescheduling (Penjadwalan ulang) dan reconditioning (persyaratan

ulang)

c. Restructuring (Penataan ulang) dan reconditioning (persyaratan ulang) d. Rescheduling (Penjadwalan ulang), restructuring (Penataan ulang) dan

Reconditioning (Persyaratan ualang) sekaligus.

5. Ekskusi. Jika semua usaha penyelamatan seperti diuraikan di atas sudah dicoba namun masih juga tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap bank maka jalan terakhir adalah bank melakukan eksekusi melalui berbagai cara antara lain:

a. Menyerahkan kewajiban kepada BUPN (Badan Usaha Piutang

Negara)

b. Menyerahkan perkara ke Pengadilan Negeri (Perkara Perdata)

Pihak manajemen mengambil kebijaksanaan dengan pembuatan struktur organisasi yang jelas untuk mencapai tujuan penulisan terlihat jelas pembagian


(43)

tugas khususnya bagian pembiayaan. Bila dilihat dari segi manajemen, jelaslah bila manajemen tidak memiliki manajemen dalam pemberian fasilitas pembiayaan dan akan dapat mengakibatkan timbulnya kesalahan prosedur dalam pembiayaan. Maka itu hampir semua perusahaan memusatkan perhatian pada penataan pengawasan intewrn perusahaan itu sendiri yang tujuannya untuk menghindari kesalahan prosedur.

Efektifitas manajemen pembiayaan sebagai suatu proses menentukan apa-apa yang akan dilaksanakan dan merupakan evaluasi pelaksanaan kerja sehubungan dengan pemberian pembiayaan. Apabila manajemen pembiayaan telah dilaksanakan maka akan terhindar dari berbagai macam kesalahan. Oleh karena itu diperlukan penerapan terhadap analisis pembiayaan. Penerapan analisis ini akan membantu dan ikut memajukan pembiayaan baik usaha kecil maupun usaha menengah ataupun masyarakat umum lainnya yang memenuhi persyaratan penerima pembiayaan.


(44)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran penting dalam masyarakat yang berfungsi sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat (dalam bentuk tabungan, deposito dan giro) dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan untuk membantu menciptakan fungsi investasi (selain jasa-jasa operasional perbankan lainnya), meningkatkan income / kesejahteraan masyarakat.

PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan pertama kali didirikan sebagai bank dikarenakan sistem bunga pada bank dan kompleknya permasalahan yang dihadapi dunia perbankan telah menyebabkan menurunnya kepercayaan masyarakat kepada sistem perbankan konvensional. Penurunan tersebut telah memperluas opini masyarakat akan ketidakcocokan sistem perbankan konvensional dengan kondisi masyarakat Indonesia pada saat ini. Persepsi tersebut pada akhirnya membawa masyarakat untuk melihat sistem perbankan lain selain sistem perbankan konvensional yaitu Perbankan syariah.

Konsep perbankan syariah selama ini masih lebih berorientasi pada pendekatan demografi berupa agama melalui isu halal dan haram. Positioning yang dilakukan perbankan syariah sebagai Bank Islam dan segmentasi pada kalangan masyarakat Islam dapat dimaklumi karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Hal ini diperkuat lagi dengan adanya Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan bunga Bank.


(45)

Lahirnya Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-undang tersebut memungkinkan Bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

PT. Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis ekonomi pada tahun 1997 – 1999 dengan konvensi menjadi Bank Syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger 4 (empat) bank yakni Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank EXIM dan Bapindo ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT. BSB menjadi Bank Syariah (dengan nama Bank Susila Sakinah) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero).

PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. BSB menjadi Bank Syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk Unit Syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT. BSB menjadi PT. Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris Ny. Machrani M.S, SH No. 29 pada tanggal 8 September 1999, Notaris Sutjipto, SH nama PT. Bank Susila Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri, ditambah lagi keluarnya izin dari Bank Indonesia pada tanggal 25 Oktober 1999, melalui Surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/I/KEP.BI/1999, tentang perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.


(46)

1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, PT. BSB menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 Nopember 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 30 Oktober 2003 diresmikan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan oleh Bapak Nurdin Hasibuan selaku Direktur Utama dan Bapak Abdul Wahab selaku Wakil Gubernur Sumatera Utara.

Suatu organisasi sebelum menentukan tujuan-tujuan lebih dahulu jarus menetapkan misi dan visi perusahaan. Misi menggambarkan bidang-bidang produk, pasar dan teknologi yang ditekankan perusahaan, dimana hal ini mencerminkan nilai-nilai dan berbagai prioritas dari para pembuat keputusan strategik. Misi organisasi juga menunjukkan fungsi yang hendak dijalankan dalam sisten ekonomi Islam. Sedangkan visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi akan dibawa agar dapat eksis, antisivatif dan innovatif, pernyataan visi ini merupakan suatu gambaran memandang tentang keadaan masa depan yang ingin dicapai.

Adapun misi PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan suasana pasar Perbankan Syariah agar dapat berkembang dengan

mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik.

2. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui

sinergi dengan mitra strategis agar menjadi Bank Syariah terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarkat luas.


(47)

3. Mempekerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya mengerti operasional Perbankan Syariah.

4. Menunjukkan komitmen terhadap standar kinerja operasional perbankan

dengan pemanfaatan teknologi mutakhir serta memegang teguh prinsip-prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian.

5. Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan masyarakat menengah dan

ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala menengah dan kecil serta mendorong terwujudnya manajemen zakat, infak dan sadaqah yang lebih efektif sebagai cerminan kepedulian sosial.

6. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan lain,

segenap lapisan masyarakat dan investor asing.

Sedangkan yang menjadi visi PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan adalah “Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.”

Maka kegiatan pembiayaan merupakan salah satu kegiatan utama Bank Syariah Mandiri dan menjadi sumber utama pendapatan bank. Faktor penting yang harus diperhatikan untuk mengurangi resiko pembiayaan adalah keyakinan Bank atas kemampuan dan kesanggupan nasabah untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan antara lain dengan melakukan penilaian secara cermat terhadap watak, kemampuan, modal, prospek usaha dan agunan serta harus mengacu pada budaya pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan, yakni Profesional, Objektif, Independen, Normatif dan Tanggung Jawab (POINT) yang bermuara pada budaya SIFAT.


(48)

B. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Pada penyusunan struktur organisasi dalam suatu perusahaan sangat penting dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan tugas. Struktur organisasi adalah suatu cara atau sistem pembagian tugas, pendelegasian kekuasaan, pembatasan tugas, wewenang dan tanggung jawab serta penetapan hubungan antara unsur-unsur organisasi, dalam mencapai tujuan tertentu dengan cara yang paling efektif.

Struktur organisasi bagi suatu perusahaan adalah sangat penting sebagai alat untuk menyusun fungsi dan departemen-departemen serta posisi organisasi secara keseluruhan. Hal ini akan mempermudah pelaksanaan pekerjaan, dimana setiap individu dalam organisasi perusahaan akan mengetahui dengan jelas batas-batas wewenangnya dan kepada siapa ia bertanggungjawab.

Agar manajemen dalam suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka perlu suatu struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan di dalam mencapai tujuannya. Struktur organisasi adalah susunan dari setiap jabatan dan hubungannya antara jabatan-jabatan yang sudah stabil dan yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi orang yang bergabung dalam organisasi.

Struktur organisasi bagi perusahaan tidak selalu sama dengan perusahaan lainnya walaupun sejenis, karena organisasi perusahaan harus disesuaikan dengan bentuk dan seluruh kegiatan perusahaan. Dalam menjalankan roda organisasi perusahaan, PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan menjalankan struktur organisasi garis dan staf. Dalam struktur organisasi ini


(49)

dikenal satu garis komando atau pemerintahan dimana masing-masing bawahan melaksanakan tugas-tugasnya dan bertanggungjawab kepada atasannya.

Berikut akan disajikan gambar dari struktur organisasi PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan.


(50)

KEPALA CABANG PENGAWAS

INTERN

Manajer Operasional

Manajer Marketing Officer Manajer

Pemasaran

Teller SDI Umum

Customer Service

Adm Pembiayaan Back Oficer

Gambar 2 : Struktur Organisasi

Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan, 2010.


(51)

Pembagian Tugas

Secara umum dapat diberikan bentuk struktur organisasi perusahaan dan uraian tugas pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan sebagai berikut :

a. Kepala Cabang

Kepala Cabang mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Pencapaian target operasional yang meliputi penghimpunan dana,

penyaluran pembiayaan, jasa-jasa, hasil usaha dan kualitas aktiva produktif

2) Pemberian pembiayaan yang aman, sesuai kebutuhan nasabah dan

menghasilkan.

3) Pelayanan yang prima kepada nasabah (customer satisfaction).

b. Manajer Pemasaran

Manajer Pemasaran mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Terlaksananya kegiatan pemasaran produk dan jasa-jasa bank kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

2) Target operasional cabang yang meliputi penghimpunan dana,

penyaluran pembiayaan, jasa-jasa, hasil usaha dan kualitas aktiva produktif.

3) Terlaksananya pemberian pembiayaan yang aman dan sesuai dengan


(52)

c. Manajer Operasional

Manajer Operasional mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Memantau dan melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan

operasional.

2) Menangani complain nasabah.

3) Mengkoordinasi dan mengawasi tugas-tugas dari pada Teller sesuai

dengan ketentuan-ketentuan dan bertanggung jawab langsung kepada kepala cabang.

4) Menyerahkan dan menerima uang yang dibutuhkan maupun yang

disetor oleh Teller setiap pagi dan sore yang diambil maupun yang disimpan di Khasanah.

d. Pengawasan Intern

Pengawasan Intern mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Meyakini bahwa setiap kegiatan / transaksi cabang telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2) Meyakini bahwa isi dari pada setiap laporan yang disampaikan kepada Bank Indonesia dan kantor pusat telah benar dan penyampaiannya dilakukan tepat waktu.

3) Memonitor pelaksanaan pelurusan atas penyimpangan-penyimpangan

yang ditemukan oleh Divisi Pengawasan Intern, Unit Kepatuhan atau auditor ekstern lainnya.


(53)

4) Melakukan sosialisasi ketentuan kepada seluruh pegawai di unit kerjanya.

5) Membuat laporan hasil pengawasan kepada Unit Kepatuhan.

e. Asisten Marketing Officer

Asisten Marketing Officer mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Terlaksananya kegiatan pemasaran produk dan jasa-jasa Bank kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

2) Tercapainya target operasional yang telah ditetapkan oleh Kepala

Cabang.

3) Tercapainya pelayanan yang prima kepada nasabah / investor. f. Customer Service

Customer Service mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Terselenggaranya pemasaran produk Bank Syariah Mandiri kepada

masyarakat.

2) Terselenggaranya kecepatan dan ketepatan pelayanan kepada nasabah

maupun investor.

g. Sumber Daya Intern – Umum

Sumber Daya Intern – Umum mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Terpenuhinya kebutuhan pegawai sesuai kondisi cabang.


(54)

3) Terlaksananya pengadaan dan pendistribusian persediaan kebutuhan kantor berupa alat tulis, barang cetakan, peralatan / kebutuhan kantor lainnya.

4) Menginventarisasi, membukukan dan memelihara keutuhan barang,

bangunan dan peralatan milik kantor atau yang menjadi tanggung jawab kantor.

h. Administrasi Pembiayaan

Administrasi Pembiayaan mempunyai wewenang dan tanggung jawab yaitu :

1) Memelihara kelengkapan persetujuan pemberian pembiayaan.

2) Bertanggung jawab atas pembebanan biaya-biaya sehubungan dengan

pemberian fasilitas pembiayaan (biaya administrasi, biaya premi asuransi, biaya notaris, dan sebagainya).

i. Back Office

Back Office mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Melakukan transaksi kliring, transfer / intercity kliring dan

bertanggung jawab kepada Manajer Operasional.

2) Menginput jurnal yang masuk, deposito dan pencairan deposito,

pembayaran pajak dan lain-lain. j. Teller

Teller mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut : 1) Terselenggaranya pelayanan kas secara benar dan tepat.

2) Terkelolanya persediaan uang tunai secara efektif dan efisien. 3) Tercatatnya / dibukukannya secara benar mutasi kas.


(55)

C. Jenis-jenis Produk Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan

Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dengan berpedoman kepada prinsip syariah Islam, maka produk yang ditawarkan kepada masyarakat adalah sebagai berikut :

a. Tabungan Wadiah

Tabungan Wadiah yaitu dana yang dititipkan oleh masyarakat kepada Bank Syariah dalam bentuk tabungan, dimana nasabah akan mendapat bonus dari keuntungan tersebut dari Bank Syariah.

b. Tabungan Mudharabah

Tabungan Mudharabah yaitu dana yang disimpan oleh nasabah yang dapat ditarik setiap saat yang akan dikelola oleh Bank Syariah untuk memperoleh keuntungan. Bank Syariah akan membagi keuntungan kepada nasabah sesuai dengan nisbah / bagi hasil yang telah disetujui bersama. Pembagian keuntungan dilakukan setiap bulan berdasarkan saldo rata-rata yang mengendap selama periode tersebut. Setoran awal minimal Rp. 10.000 dan selanjutnya tidak dibatasi. Selain itu penabung mendapat bahagian keuntungan dari bank secara bagi hasil dengan perbandingan 50 : 50 (50 % dari keuntungan diberikan kepada penabung, 50 % menjadi milik bank)

c. Deposio Investasi Mudharabah

Deposio Investasi Mudharabah yaitu merupakan investasi melalui simpanan pihak ketiga (perorangan atau badan hukum) yang


(56)

dengan mendapatkan bagi hasil dengan perbandingan 70 : 30, dimana 70 % untuk nasabah dan 30 % untuk bank syariah. Setoran awal minimal Rp. 500.000 (untuk perorangan), Rp. 1.000.000 (untuk badan hukum) dimana jangka waktu 1, 3, 6, 12 bulan.

d. Tabungan Haji adalah dana yang disimpan masyarakat pada bank dalam bentuk tabungan, dimana penabung bertujuan mengumpulkan dananya untuk melaksanakan haji dan dana tersebut bebas dari riba. Bagi penabung bank akan memberikan bonus, perlengkapan ibadah haji, fasilitas asuransi jiwa selama menjadi penabung.

e. Tabungan Qurban adalah dana yang disimpan masyarakat pada bank dalam bentuk tabungan dimana penabung bertujuan untuk melaksanakan ibadah qurban.

f. Tabungan Pelajar adalah dana yang disimpan masyarakat (pelajar/ mahasiswa) pada bank untuk mewujudkan cita-cita di masa mendatang bank akan memberikan bonus. Bagi penabung berprestasi bank akan memberikan hadiah langsung atau bea siswa.

g. Simpanan Amanah adalah dana kebajikan dalam bentuk zakat, infaq, shadaqoh (ZIS) yang disimpan masyarakat, baik secara individual maupun melalui lembaga perbankan. Dana ini dikelola oleh bank sesuai dengan ketentuan syariah untuk peningkatan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan umat.

h. Deposito Prima adalah dana yang disimpan masyarakat pada bank dalam bentuk deposito, dimana deposan mendapat bagian keuntungan


(57)

bank secara Mudharabah (bagi hasil) dengan perbandingan 70 ; 30 (70 % keuntungan diberikan untuk deposan dan 30 % menjadi milik bank)

Bank mengutamakan pembiayaan untuk pembelian / pemilikan barang aset/modal kerja dalam bentuk Cost Sharing, sementara peminjam dana kas hanya diberikan untuk melengkapi fasilitas tersebut diatas dalam keadaan tertentu bank menyediakan fasilitas Al-Qordun Hasan yaitu pemberian pinjaman tanpa keuntungan bagi hasil dalam pengembaliannya.

Sedangkan jenis-jenis pembiayaan yang diberikan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan adalah sebagai berikut :

a. Pembiayaan Modal Kerja

Pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang diberikan untukkepentingan kelancaran modal kerja nasabah. Pemberian pembiayaan ini sasarannya adalah untuk membiayai operasi usaha nasabah. Misalnya untuk membeli bahan baku, bahan penolong dan lain-lain.

Dalam operasional PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan, pembiayaan modal kerja terdiri dari :

1). Pembiayaan mudharabah 2). Pembiayaan murabahah

b. Pembiayaan Investasi

Pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang diberikan untuk kepentingan investasi pada semua sektor usaha oleh PT. Bank Syariah


(58)

c. Pembiayaan Konsumtif

Pembiayaan ini diberikan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak. Dalam operasional PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Rantau Prapat, pembiayaan ini disebut juga dengan pembiayaan qurdhul hasan.

d. Pembiayaan Murabahah (MBA) yaitu pembiayaan yang berakad jual

beli, pembiayaan ini pada dasarnya merupakan kesepakatan antara Bank Syariah sebagai pemberi modal untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah debitur) sebagai peminjam, dimana proses pengembalian pada saat jatuh tempo sebesar harga jual bank (harga beli bank plus margin keuntungan).

e. Pembiayaan Bai` Bithsaman Ajil (BBA) adalah pembiayaan yang

berakad jual beli, suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara Bank Syariah dengan nasabahnya dimana Bank Syariah menyediakan barang modal atau menyediakan dana untuk pembelian barang yang dibutuhkan nasabahnya untuk mendukung suatu usaha atau proyek. Kemudian proses pengembaliannya dilakukan secara mencicil atau angsuran. Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh peminjam adalah jumlah atas harga barang modal dengan mark-up yang disepakati.

f. Pembiayaan Al Qordun Hasan yaitu perjanjian pembiayaan antara

bank dengan nasabah yang dianggap layak menerima yang diprioritaskan bagi pengusaha kecil pemula yang potensial akan tetapi memiliki modal apapun selain kemampuan berusaha serta perorangan


(59)

lainnya yang berada dalam keadaan terdesak, dimana penerima kredit hanya diwajibkan mengembalikan pokok pinjaman pada waktu jatuh tempo dan bank hanya membebani nasabah atas biaya administrasi.

g. Pembiayaan Musyarakah yaitu suatu perkongsian antara dua pihak,

dimana masing-masing pihak yaitu shahib al`mal dan bank menyediakan dana. Besar kecilnya dana yang dikeluarkan kedua belah pihak berdasarkan musyawarah. Keuntungan dibagikan sesuai dengan besarnya dana yang dikeluarkan kedua belah pihak pada saat perjanjian pembiayaan disetujui.

h. Pembiayaan Bai Salam yaitu pembiayaan yang dilakukan oleh bank

kepada nasabahnya (pengusaha) yang memerlukan modal untuk memasukkan barang dari luar daerah. Apabila barang sudah berada ditangan nasabah maka bank akan melakukan penagihan keuntungan yang diperoleh berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

Didalam pemberian pembiayaan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan, ada 2 (dua) kelompok sasaran di dalam pembiayaan, yaitu :

a. Pengusaha kecil dan sektor informal

b. Masyarakat lain yang menghadapi problem modal dengan prospek

usaha yang layak.

D. Efektivitas Manajemen Pembiayaan


(60)

termasuk dalam jenis pembiayaan, yaitu pemberian fasilitas penyediaan barang berdasarkan sistem jual beli, dimana bank sebagai penjual yang menyediakan kebutuhan nasabah dan menjual kepada nasabah dengan harga perolehan ditambah keuntungan (margin) yang disepakati. Berikut akan disajikan memo analisa manajemen pembiayaan yang ada pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan.

a. Data pemohon / perusahaan : nama, alamat, tempat / tgl lahir / umur, alamat dan jenis usaha, kegiatan nasabah lainnya, lama berhubungan dengan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan. Fasilitas pembiayaan yang diperoleh selain dari PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan, jaminan yang diberikan kepada bank lain, keuntungan yang diberikan kepada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan (Account Profitability)

b. Tujuan : Pembiayaan baru / perpanjangan, yang dibiayai, jumlah,

jangka waktu dan sumber pembayaran.

c. Analisa kualitatif : prospek usaha, produk yang dihasilkan, pemasaran, pengalaman manajemen faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan usaha.

d. Analisa kuantitatif : kondisi keuangan, ratio-ratio, trend, cash flow, hari piutang, hari hutang, hari stock.

e. Analisa jaminan : jenis jaminan yang diberikan, nilai jaminan, lokasi, marketability, cara pengikatan jaminan (akad jaminan).


(61)

g. Kesimpulan : usulan atau penolakan. Usulan penyimpangan diungkapkan pada kesimpulan.

Proses efektivitas pelaksanaan manajemen pembiayaan Al-Murabahah yang dilakukan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan adalah sebagai berikut :

a. Selama bulan berjalan diterima permohonan pembiayaan.

b. Dibuatkan daftar permohonan, berisi nama, alamat, jumlah kebutuhan, jaminan, referensi.

c. Pada akhir bulan dilakukan rapat Marketing dengan Direksi untuk

membahas permohonan-permohonan yang masuk dan memutuskan nasabah-nasabah yang akan diproses (mendapat izin prinsip)

d. Pada awal bulan (minggu I), marketing melakukan survey ke alamat,

tempat usaha dan wawancara dengan nasabah untuk menghimpun informasi.

e. Nasabah yang dipandang layak, akan dipersiapkan memo usulan

transaksi pembiayaan kepada komite.

f. Nasabah yang dipandang layak diterima wawancara oleh Direksi.

g. Apabila menurut Direksi layak, maka dapat dipersiapkan akad-akad

pembiayaan.

Berikut akan disajikan flow chart penyaluran dana pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan.


(62)

Gambar 3

Flow chart Penyaluran Dana Pembiayaan pada

PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan

Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan Penelitian, tahun 2010.

Marketing meneliti kelengkapan

dokumen

Marketing Survey - Tempat tinggal - Usaha

Memo usulan transaksi pembiayaan Keputusan

OK/Tolak Informasikan Nasabah Memohon

Jika permohonan

disetujui

Nota persetujuan pembukuan


(63)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Efektivitas Manajemen Pembiayaan

Produk pembiayaan bank syariah mempunyai spesifikasi khusus, yaitu tidak didasarkan pada sistem bunga, tetapi menggunakan pola bagi hasil. Bagi hasil ini bisa berupa bagi pendapatan (revenue sharing) atau bagi laba (profit sharing). Manfaat pembiayaan ini bagi perusahaan atau nasabah yaitu akan dapat mengurangi biaya tetap yang akan dikeluarkannya, tidak sebagaimana dengan pola pembiayaan dengan bunga yang akan menambah biaya tetap, karena adanya kewajiban nasabah untuk membayar bunga dalam persentase tertentu dalam kondisi apapun, sehingga akan menurunkan kemampuan nasabah untuk bersaing dari sisi harga dengan pesaingnya.

Sehubungan dengan penganalisaan dan pengevaluasian aktivitas efektivitas manajemen pembiayaan Al-Murabahah yang terdapat pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan, yaitu :

1. Pemberian wewenang dan tanggung jawab

Penerapan pemberian wewenang dan tanggung jawab yang ada pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan dilakukan

dimana personil yang menangani pembiayaan Al-Murabahah perusahaan diberikan wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya sebesar tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya sehingga mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Setiap pegawai tersebut harus


(64)

dilimpahkan kepadanya. Demikian juga halnya dengan pengawasan pembiayaan Al-Murabahah yang ada tetap konsisten dijalankan sehingga apabila ada pembiayaan Al-Murabahah selalu dapat dipertanggung jawabkan dengan sebaik-baiknya dan didukung dengan prosedur yang jelas.

2. Metode Pengawasan Manajemen

Metode pengawasan manajemen pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan dapat diketahui bahwa metode pengawasan manajemen yang diterapkan dalam hal pembiayaan Al-Murabahah cukup memadai.

Setiap adanya transaksi dana pembiayaan Al-Murabahah selalu didukung oleh dokumen pendukung yang terlebih dahulu mendapat persetujuan atau otorisasi dari pejabat yang berwenang.

3. Aktivitas Pengawasan Pembiayaan

Aktivitas pengawasan pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan dapat diketahui bahwa aktivitas pengawasan pembiayaan Al-Murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan secara umum telah baik. Hal ini dapat dilihat dengan adanya pembagian tugas yang jelas dalam menangani setiap adanya dana pembiayaan Al-Murabahah, adanya otorisasi yang jelas dari pihak yang berwenang dalam perusahaan, adanya dokumen dan catatan yang sesuai dengan kebutuhan transaksi, adanya pengawasan fisik atas aktiva (kas) dan catatannya, pengecekan pelaksanaan kerja yang terpisah, sehingga jarang sekali terjadi penggelapan atau penyelewengan dana pembiayaan


(65)

Al-Murabahah dalam perusahaan, kalaupun ada mungkin terjadi kerjasama dan itu sulit dilakukan.

4. Pembagian tugas yang jelas

Pada perusahaan ini telah dilaksanakan pembagian fungsi yaitu fungsi operasi, fungsi pencatatan, dan fungsi penyimpanan serta fungsi yang melakukan otorisasi. Fungsi operasional dilakukan oleh bagian usaha, fungsi pencatatan dilakukan oleh bagian akuntansi, fungsi penyimpanan dana pembiayaan Al-Murabahah oleh bagian kasir. Sehingga struktur pengawasan dana pembiayaan Al-Murabahah pada perusahaan ini dapat berjalan dengan baik.

5. Prosedur otorisasi yang jelas

Pada perusahaan ini dapat dilihat bahwa setiap transaksi yang terjadi dinyatakan sah apabila telah mendapat persetujuan atau otorisasi dari pihak yang berwenang. Penyaluran dana pembiayaan Al-Murabahah oleh sub bagian komite pembiayaan harus mendapat otorisasi dari kepala bagian keuangan dan direksi.

6. Dokumen dan catatan yang memadai

Dokumen dan catatan yang memadai merupakan dasar yang penting dalam pengawasan. Pada bagian sebelumnya telah diuraikan bahwa dokumen-dokumen yang ada pada perusahaan agar bermanfaat dalam pengawasan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1). Dokumen tersebut diberi nomor urut,


(66)

4). Dibuat secukupnya,

5). Dirancang sedemikian rupa.

PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya selalu didukung dengan formulir dan dokumen sebagai bukti maupun sebagai dasar pencatatan oleh akuntan. Dokumen pada perusahaan ini telah diberi nomor urut, ini merupakan salah satu teknik untuk mencegah berlangsungnya kecurangan atau penyelewengan.

Dokumen atau formulir yang sudah tidak berurut lagi segera dapat dilacak, dan juga untuk memudahkan melacaknya kembali apabila dibutuhkan pada masa yang akan datang. Perusahaan juga menggunakan formulir dan dokumen rangkap yang banyaknya sesuai dengan kebutuhan yang tujuannya untuk menghindari adanya kekeliruan administrasi.

7. Pengawasan fisik atas aktiva (kas) dan catatannya

Dana pembiayaan Al-Murabahah merupakan harta perusahaan yang mudah untuk diselewengkan. Untuk itu perlu adanya pengawasan yang cukup terhadap dana pembiayaan Murabahah. Sub bagian pembiayaan Al-Murabahah ditempatkan pada ruang yang terpisah, begitu juga halnya dengan catatan, dokumen, dan bukti-bukti yang berkaitan dengan transaksi disimpan oleh masing-masing bagian yang terlibat dalam penyaluran dana pembiayaan yang pada masing-masing bagian tersebut disertai dokumen pendukung yang dianggap penting dan sering diperlukan pada waktu tertentu disimpan dalam file komputer.


(1)

beberapa nasabah yang mengalami pembiayaan kurang lancar, dimana pembiayaan yang pengembaliannya pokok pinjaman dan bagi hasilnya telah mengalami penundaan selama 3 (tiga) bulan dari waktu yang dijanjikan sebelumnya.

PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara mengambil kebijakan serta solusi menyikapi terjadinya keterlambatan atau kemacetan pembayaran pembiayaan dari nasabah tersebut dengan beberapa langkah yaitu :

1. Penjadwalan ulang (Rescheduling) yaitu perubahan syarat-syarat pembiayaan yang menyangkut jadwal pembayaran, jangka waktu, dan perubahan besarnya angsuran.

2. Persyaratan ulang (Reconditioning) yaitu usaha pihak bank untuk menyelamatkan pembiayaan yang diberikan dengan cara mengubah sebahagian atau seluruh kondisi (persyaratan) yang semula dituangkan dalam perjanjian. Perubahan kondisi ini dibuat dengan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi nasabah.

3. Ekskusi. Jika semua usaha penyelamatan seperti diuraikan di atas sudah dicoba namun masih juga tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara maka jalan terakhir yaitu melakukan eksekusi dengan cara menyerahkan perkara ke Pengadilan Negeri (Perkara Perdata)

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan yang telah dilakukan bahwa pengawasan pembiayaan Al-Murabahah telah sesuai dengan prosedur. Selain itu pengawasan dalam pembiayaan Al-Murabahah juga dilakukan dengan tujuan agar nasabah dapat menerapkan pembiayaan Al-Murabahah secara tepat waktu. Hanya


(2)

saja prosedur yang telah dilaksanakan dengan baik tersebut masih terdapat penyeleksian yang kurang teliti akibat banyaknya calon nasabah yang membutuhkan jasa pembiayaan Al-Murabahah PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan. Pembiayaan Al-Murabahah yang diberikan pada nasabah selalu berjalan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah disepakati oleh nasabah.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dan analisa yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan dan saran yang mencakup penilaian skripsi ini.

A. Kesimpulan

1. Untuk mendukung terlaksananya efektivitas manajemen pembiayaan, setiap terjadinya transaksi dana pembiayaan Al-Murabahah selalu didukung dengan dokumen-dokumen yang diberi nomor urut dan dibuat secara rangkap sesuai dengan kebutuhan serta terlebih dahulu mendapat otorisasi dari pihak yang berwenang.

2. Pengawasan dana pembiayaan Al-Murabahah untuk menjaga efektivitas manajemennya selalu didasarkan atas bukti dana yang keluar yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.

3. Aktivitas pengawasan efektivitas manajemen atas dana pembiayaan Al-Murabahah dalam perusahaan ini dapat dijalankan dengan baik, hal ini terlihat dari adanya prosedur otorisasi yang jelas, dokumen dan catatan yang memadai dan pengendalian fisik atas dana pembiayaan dan catatannya.

4. Setiap hari kerja kepala bagian keuangan dibantu oleh sub bagian pembiayaan Murabahah membuat laporan posisi dana pembiayaan Al-Murabahah sehingga pengawasan pada dana pembiayaan Al-Al-Murabahah


(4)

dapat secara efektif dijalankan, disamping laporan ini sebagai pertanggung jawaban kepada pimpinan dalam hal ini direksi.

5. Kegiatan pengawasan efektivitas manajemen pembiayaan dapat dilaksanakan dengan dua cara yakni melalui penilaian (evaluasi) periodik yang terpisah (sparate periodic evaluation) dan juga dapat dilaksanakan pada saat berlangsungnya kegiatan operasional PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan. Hal ini bertujuan agar bila ada kesalahan dapat langsung diadakan perbaikan sehingga kegiatan perusahaan selanjutnya dapat segera terlaksana. Setelah dilakukan monitoring kepala bagian yang bertanggung jawab menyusun suatu laporan kepada pimpinan sesuai dengan pertanggung jawaban dari kegiatan monitoring itu sendiri. Laporan ini bertujuan agar dihasilkan saran-saran untuk perbaikan dari kelemahan-kelemahan yang ditemukan. 6. PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara mengambil

kebijakan serta solusi menyikapi terjadinya keterlambatan atau kemacetan pembayaran pembiayaan dari nasabah tersebut dengan beberapa langkah yaitu Penjadwalan ulang (rescheduling), persyaratan ulang (reconditioning) dan eksekusi.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan demi kelancaran operasional perusahaan dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut ; 1. Agar dapat lebih meningkatkan pengawasan tidak hanya dalam hal dana


(5)

atau mutasi kerja agar tidak terjadi rasa bosan ataupun monoton atas pekerjaan. Disamping itu manfaat dari mutasi ini juga untuk menghindari penyelewengan.

2. Pimpinan perlu meningkatkan lagi pengawasan terhadap dana pembiayaan Al-Murabahah dengan memeriksa faktur, dokumen, serta prosedur yang telah ditetapkan, dan memberi tindakan bagi bawahan yang sengaja melakukan kesalahan.

3. Pimpinan sebaiknya lebih mempersingkat birokrasi pengambilan keputusan didalam prosedur pengelolaan dana pembiayaan Al-Murabahah, sebab apabila pengawasan perusahaan baik maka tidak perlu proses pengambilan keputusan yang terlalu panjang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Syafi`i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Penerbit Gema Insani Press, Jakarta.

Arifin, Zainul. 2006. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Penerbit Pustaka Alvabet. Jakarta.

Djumhana, Muhammad. 2000., Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2006. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Akuntansi Perbankan Syariah. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Imaniyati, Neni Sri. 2002. Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perbankan. Penerbit Erlangga. Jakarta

Kadir dan R. Murniyati. 2003. Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Penerbit Citra Aditya Bhakti, Bandung.

Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Lubis, Heriyanti. 2005. Analisis Efektivitas Manajemen Kredit Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Skripsi (Tidak Dipublikasikan).

Lukman Dendawijaya. 2000. Manajemen Perbankan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Sugandi. 2003. Prosedur Jual Beli dan Pembiayaan, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Tjoekam M. 2003. Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersil, Konsep, Tehnik dan Kasus, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.