Analisis Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Medan
ANALISIS PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
IRA IHWANA 112101059
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM DIPLOMA III
MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : IRA IHWANA
NIM : 112101059
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS PEMBIAYAAN PADA BANK
SYARIAH MANDIRI MEDAN
TANGGAL :………... 2014 DOSEN PEMBIMBING
(Fadli, S.E., M. Si.)
TANGGAL :………... 2014 KETUA PROGRAM STUDI
(Dr. Yeni Absah, SE, M. Si.)
TANGGAL :……… 2014 DEKAN
(3)
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang melimpah saya dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir saya ini. Adapun tugas akhir ini dengan judul “Analisis Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Medan “.
Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu prasyarat untuk memperloeh gelar Ahli Madya Universitas Sumatera Utara. Penulisan tugas akhir ini dapat berjalan dengan baik tidak terlepas dari jasa / bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum,SE.M.Ec.Ac,Ak. , selaku Dekan Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi D III Keuangan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi D III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Fadli, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan selama penyusunan dan penulisan tugas akhir ini.
5. Bapak/ Ibu Staff pengajar yang telah memberikan segenap ilmu yang akan sangat berguna bagi penulis.
6. Bapak pimpinan, Staff, dan seluruh karyawan Bank Syariah Mandiri yang telah membantu memberikan data yang diperlukan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
7. Teristimewa buat Ayahanda Ramlan Wongso dan Ibunda Mariana yang telah membesarkan dan membimbing penulis dengan kasih sayangnya. 8. Buat Abang dan Kakak yang telah memberikan support dan masukan yang
sangat berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Sahabatku tersayang Cynthia yang telah berjuang bersama dari awal perjalanan menuntut ilmu, makasi banyak untuk semuanya.
(4)
sedang mengejar cita-cita tetapi tidak pernah berhenti untuk mendukung dan mendoakan penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.
11.Buat teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya khususnya anak-anak keuangan stambuk 2011 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Apabila dalam penulisan tugas akhir ini terdapat kesalahan atau kekurangan, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang berkepentingan dan terlibat sehingga nantinya tugas akhir saya ini menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut berperan dalam penyusunan tugas akhir ini. Saya harap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi khususnya mahasiswa/i Departemen Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dalam menyususn tugas akhir ini.
Medan, April 2014 Penulis
(5)
DAFTAR ISI ………... iii
DAFTAR TABEL ……….. iv
DAFTAR GAMBAR ………. vi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Rumusan Masalah ……… 5
C. Tujuan Penelitian ………... 6
D. Manfaat Penelitian ……… 6
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ………. 8
B. Jenis Usaha Kegiatan dan Kegiatan ……… 11
C. Struktur Organisasi ……….. 13
D. Job Description ……… 14
E. Kinerja Usaha Kerja Terkini ……… 18
BAB III : PEMBAHASAN A. Jenis-Jenis penyaluran dana ……… 21
B. Jenis Produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 24 C. Syarat- Syarat Penyaluran Kredit ………. 25
D. Prosedur Pemberian Kredit ……… 28
E. Pelaksanaan Pemberian Kredit ……….. 30
F. Jumlah Debitur Pada Bank Syariah Mandiri …... 31 G. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pemberian Kredit 33
(6)
H. Penanganan Kredit Bermasalah ………. 35 BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………. 37
B. Saran ……… 38
(7)
Mandiri KCU Medan Tahun 2012 dan 2013 ………. … 32 Table 3.2 Presentase Jenis Kredit Yang Ditawarkan Pada Bank
Syariah Mandiri Tahun 2012 dan 2013 ……… 33 Table 3.3 Perbandingan Presentasi Jenis Kredit Yang
Ditawarkan dan Presentase Jumlah Kredit Macet atau Bermasalah pada Bank Syariah Mandiri Medan
(8)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar I. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Medan ……… 13
(9)
A. Latar Belakang
Perbankan sebagai salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan nasional atau regional. Peran itu diwujudkan dalam fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi atau institusi perantara antara debitur dan kreditur. Dengan demikian, pelaku ekonomi yang membutuhkan dana untuk menunjang kegiatannya dapat terpenuhi dan kemudian roda perekonomian bergerak.
Bank disebut juga sebagai fasilisator karena bank memang memfasilitasi aspek-aspek yang di butuhkan dalam penyerahan barang ke nasabah atau konsumen. Bank mungkin tidak terlibat langsung dalam suatu transaksi yang dijalankan, akan tetapi bisa dibayangkan betapa urusan pembayaran atau pembiayaan menjadi rumit tanpa perantara pihak bank. Peran bank sebagai fasilisator cukup signifikan dalam menyukseskan penyaluran produk- produk yang dapat melayani kebutuhan masyarakat.
Krisis moneter tahun 1997 yang terjadi di Indonesia membawa dampak yang sangat besar bagi banyak perusahaan di Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang langsung mendapatkan dampak yang paling besar, tentu saja perusahaan yang bergerak di sektor perbankan nasional. Kekacauan stabilitas politik dan ekonomi waktu itu membuat masyarakat kehilangan kepercayaannya pada prospek perbankan.
(10)
Dalam rangka menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang berubah cepat, tantangan yang dinamis, semakin kompleks serta terintegrasi dengan perekonomian internasional diperlukan berbagai penyesuaian kebijakan di bidang perbankan. Kebijakan ini diharapkan dapat memperbaiki dan memperkokoh ketahanan nasional. Peran dari bank akan sangat penting dan sangat membantu dalam kelancaran operasional usaha bagi yang telah menerima kredit atau pinjaman. Karena itu pihak bank diminta untuk memberi kemudahan dalam pelayanan akan jasa-jasa bagi perbankan.
Dalam melakukan pengawasan dan pembinaan pada bank syariah memiliki kekhususan dibidang organisasi maupun operasional berdasarkan prinsip Islam. Perbankan syariah pada dasarnya adalah sistem perbankan yang dalam usahanya didasarkan pada prinsip-prinsip hukum atau syariah Islam dengan mengacu kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Maksud dari sistem yang sesuai dengan syariah Islam adalah beroperasi mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut cara bermualat, misalnya dengan menjauhi praktik-praktik yang mengandung unsur-unsur riba dan melakukan kegiatan pembiayaan atas dasar bagi hasil pembiayaan. Sedangkan kegiatan usaha dengan mengacu pada Al-Qur’an dan Al-Hadist yang dimaksudkan adalah beroperasi mengikuti perintah-perintah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Muhammad SAW.
Keberadaan sistem perbankan syariah adalah untuk memenuhi keinginan sebagian masyarakat yang tidak bersedia memanfaatkan jasa-jasa bank konvensional karena prinsip keyakinan atau kepercayaan. Pada
(11)
dasarnya, produk perbankan syariah bersifat universal, tidak hanya dikhususkan untuk suatu kelompok masyarakat tertentu, meskipun prinsip operasional bank syariah didasarkan pada syariah Islam.
Perbankan syariah pada dasarnya dijalankan sesuai dengan ajaran atau syariah Islam yang menekankan prinsip keadilan, kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab. Bank syariah dalam menjalankan operasinya tidak menggunakan sistem bunga sebagai dasar penentuan imbalan yang akan diterima atas pembiayaan yang akan diberikan atau pemberian imbalan atas dana yang ditanamkan oleh masyarakat. Penentuan imbalan akan diberikan tersebut semata-mata didasarkan pada prinsip syariah. Hal ini berkebalikan dengan bank konvensional dimana imbalan selalu dihitung dalam bentuk bunga.
Perbankan syariah hadir sebagai solusi yang cerdas dan amanah yang merupakan solusi bagi masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Perbankan syariah sangat efektif dan bermanfaat untuk digunakan karena dinilai mempunyai unsur-unsur keadilan didalamnya, dimana di dalam perbankan syariah terdapat akad-akad ijab kabul, sehingga mampu meminimalisir ketidakpuasan dan ketidakadilan antara pelaku ekonomi. Perkembangan industri perbankan syariah yang demikian masif di Indonesia telah mengantarkan industri ini pada kesadaran yang lebih tinggi akan pentingnya mengelola risiko yang muncul atau diantisipasi akan muncul.
Lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terapan krisis keuangan yang melanda dunia. Sementara bank-bank
(12)
konvensional di seluruh dunia bangkrut atau merugi hingga lebih dari 400 milyar dollar akibat krisis di sektor kreditnya, industri perbankan syariah menunjukkan kebalikannya. Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap memberikan keuntungan, kenyamanan dan keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana yang mempercayakan uangnya didepositkan di bank-bank syariah.
Ditengah krisis keuangan global, industri keuangan syariah malah mengalami pertumbuhan sebesar 1 triliun dollar dan diperkirakan akan terus berkembang dimana investornya termasuk dari nasabah non muslim. Perbankan syariah adalah lembaga keuangan dengan prinsip syariah yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Pembiayaan pada bank syariah merupakan pembiayaan dengan sistem bagi hasil, yaitu berdasarkan kesepakatan antara pihak-pihak bank dengan nasabah atau konsumen.
Pemberian pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok perbankan dimana bank menyalurkan dana yang diperoleh dari masyarakat. Semakin tinggi pelayanan pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh bank maka semakin lancar pula prosedur pemberian pembiayaan dan secara otomatis semakin cepat pula terpenuhinya kebutuhan dana yang diperlukan oleh usaha kecil menengah atau masyarakat. Namun dalam realisasinya pembiayaan yang disalurkan oleh bank belum tentu berjalan dengan lancar karena tidak semua nasabah
(13)
dapat atau mampu mengembalikan kredit pada bank dikarenakan berbagai macam masalah yang dihadapi.
Dengan adanya prosedur pemberian pembiayaan yang efisien dan efektif diharapkan dapat terpenuhinya kebutuhan dana yang diperlukan baik oleh perusahaan, pedagang, dan masyarakat. Dalam pemantauan yang dilakukan pihak bank, bank harus terus menerus mengikuti perkembangan bisnis para nasabah dan berbagai aspek yang mempengaruhi kualitas dari pembiayaan tersebut. Dari semua uraian diatas maka dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mengambil judul “ANALISIS PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN”.
B. Perumusan Masalah
Setiap organisasi/perusahaan pasti mempunyai konflik atau masalah baik dari dalam perusahaan maupun dari luar organisasi/perusahaan itu sendiri. Dalam menarik nasabah, bank mempunyai pesaing yang semakin banyak dan kompetitif.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa yang menjadi permasalahan dari penulisan tugas akhir ini adalah “Bagaimanakah penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri kepada nasabah dan masyarakat luas?”.
(14)
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
a. Untuk mengetahui secara jelas jenis-jenis penyaluran dana yang dilakukan dan jaminan yang dibutuhkan oleh Bank Syariah Mandiri.
b. Untuk menganalisa pelaksanaan-pelaksanaan penyaluran yang akan meningkatkan penyaluran saluran pembiayaan.
c. Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin timbul dalam penyaluran kredit.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Penulis
1. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi penulis.
2. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang diperoleh pada perkuliahan dengan dunia kerja yang sebenarnya.
(15)
b. Bagi Perusahaan
Dapat menjadi suatu bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam pemberian pembiayaan dan penganalisaan kredit dimana yang akan datang sehingga memperkecil tingkat pembiayaan atau kredit macet pada peursahaan.
c. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai bahan acuan bagi peneliti-peneliti atau yang membutuhkannya selanjutnya untuk meneliti masalah yang sama dengan penelitian ini yang berkaitan dengan masalah pembiayaan.
(16)
BAB II
PROFIL BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN
A. Sejarah Perusahaan
Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan syariah di Indonesia. Disaat bank-bank konvensional terkena imbas dari krisis ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang berkepanjangan. Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997 yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk dipanggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha
(17)
keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
(18)
1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri Tahun 2014
Visi
Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia. Misi
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.
3. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat. 4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. 5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
(19)
Nilai-nilai
Nilai-nilai perusahaan atau shared values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC” yaitu :
Excellence :
Mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect result-oriented). Teamwork :
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
Humanity :
Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan.
Integrity:
Berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi.
Customer Focus :
Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya melampui harapan nasabah (internal dan eksternal).
B. Jenis Usaha dan Kegiatan
Bank Syariah Mandiri selaku bank yang berprinsip syariah, dalam menjalankan kegiatan operasionalnya tidak menggunakan sistem bunga dalam menentukan imbalan atas dana yang digunakan dan ditanamkan oleh suatu pihak. Penentuan yang dipinjamkan maupun dana yang disimpan dibank berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan hukum islam. Dalam hukum islam, bunga adalah riba dan harus dihindarkan. Tiga agama besar (Islam, Yahudi, dan Kristen) sepakat bahwa riba adalah perbuatan yang dilarang dan pengambilan bunga uang telah memenuhi seluruh kriteria ketidakadilan riba
(20)
yang tercela itu. Dalam hal ini penulis membatasi pembahasan mengenai bagaimana Bank Syariah Mandiri menyalurkan dana, dalam hal ini kredit mikronya kepada masyarakat.
Bank Syariah Mandiri menyalurkan dana dalam bentuk : 1. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah di tanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.
2. Pembiayaan atas dasar Murabahah
Murabahah adalah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjual kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Dapat dipergunakan untuk keperluan usaha (investasi, modal kerja) dan pembiayaan konsumer.
3. Pembiayaan atas dasar Musyarakah
Musyarakah adalah transaksi dana dari dua atau lebih pemilik dana atau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing.
4. Pembiayaan atas dasar Qardh
Qardh adalah transaksi pinjam-meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
(21)
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan landasan kerja bagi seluruh
karyawan yang ada dalam suatu perusahaan, dimana struktur organisasi ini pada pokoknya mengandung penerapan batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan perusahaan. Oleh sebab itu pemimpin unit atau kepala cabang sebagai orang yang bertanggung jawab atas kelangsungan organisasi harus mampu mengkoordinasikan seoptimal mungkin, khususnya terhadap seluruh sumber daya manusia yang ada didalam baik secara vertikal, horizontal maupun lateral.
Adapun gambar struktur organisasi dari BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN sebagai berikut :
Gambar I
Struktur Organisasi
BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN
Sumber : Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Utama Medan (2014) Kepala Cabang
Manajer Operasional
KCP Manajer
Marketing
Legal BBO
D&C
Officer CSO
SDI /
Umum IT RBO PBO SA
D&C CS Teller
Head Teller
(22)
D. Uraian Tugas
1. Kepala Cabang Tugasnya :
a. Memastikan tercapainya target bisnis cabang yang telah ditetapkan berikut unit kerja dibawah koordinasinya meliputi pendanaan, pembiayaan, fee base dan laba bersih secara kuantitatif maupun kualitatif.
b. Memastikan kepatuhan tingkat kesehatan dan prudentialitas (prinsip kehati- hatian) seluruh aktifitas cabang.
2. Manajer Marketing Tugasnya :
a. Merumuskan strategi dan pemasaran cabang.
b. Memastikan target pembiayaan, pendanaan, fee based income cabang. c. Memastikan kualitas aktiva produktif dalam kondisi terkendali dan
pelaksanaan pengawalan terhadap seluruh nasabah cabang.
3. Marketing yaitu Retail Banking Officer (RBO), Bussines Banking Officer (BBO), Priority Banking Officer (PBO), Sales Assistant (SA)
Tugasnya :
a. Mendapatkan calon nasabah pembiayaan dan pendanaan yang prosfektif.
b. Memastikan kelengkapan dokumen, aplikasi pembiayaan dan pendanaan.
c. Melaksanakan pengawalan terhadap seluruh nasabah pembiayaan yang dikelola agar kolektibilitas lancar.
(23)
4. Manajer Operasional (MO) Tugasnya :
a. Memastikan terkendalinya biaya operasional cabang dengan efisien dan efektif.
b. Memastikan transaksi harian operasional telah sesuai dengan ketentuan dan Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan.
c. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal di kancab.
5. Customer Service Officer (CSO) Tugasnya :
a. Memastikan terlaksananya kegiatan operasional CSR dan layanan nasabah sesuai dengan ketentuan dan standar pelayanan.
b. Memastikan kelengkapan dan akurasi data consumer loan facility. c. Memastikan ketersediaan dan keamanan dokumen berharga bank, pin
kartu ATM maupun access layanan. 6. Customer Service (CS)
Tugasnya :
a. Memberikan informasi produk dari jasa Bank Syariah Mandiri kepada nasabah.
b. Memproses permohonan pembukuan dan penutupan tabungan giro dan deposito.
c. Memblokir kartu ATM nasabah sesuai permintaan nasabah. 7. Head Teller
(24)
a. Mengkoordinir seluruh teller untuk melaksanakan kegiatan operasional dan pelayanan kepada nasabah sesuai dengan ketentuan bank.
b. Memastikan keamanan kegiatan dan ruang operasional teller.
c. Memastikan kesesuaian jumlah fisik dan pembukuan transaksi tunai masing-masing teller dan khasanah.
8. Teller Tugasnya :
a. Melakukan transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan ketentuan SOP. b. Mengelola saldo kas teller sesuai limit yang ditentukan.
c. Mengelola uang yang layak dan tidak layak (uang palsu). 9. D&C Officer
Tugasnya :
a. Memastikan transaksi transfer keluar dan masuk sesuai dengan ketentuan SOP yang berlaku.
b. Memastikan transaksi kliring keluar dan masuk sesuai dengan ketentuan SOP yang berlaku.
c. Memastikan transaksi inkaso keluar dan masuk sesuai dengan ketentuan SOP yang berlaku.
10.D&C Tugasnya :
a. Melaksanakan transaksi transfer keluar dan masuk sesuai dengan ketentuan dan SOP yang berlaku.
b. Melaksanakan transaksi kliring keluar dan masuk sesuai dengan SOP yang berlaku.
(25)
c. Melaksanakan inkaso keluar dan masuk sesuai dengan ketentuan SOP yang berlaku.
11.SDI (Sumber Daya Informasi) dan Umum Tugasnya :
a. Menatausahakan gaji pegawai, data lembur pegawai, dan fasilitas pegawai lainnya.
b. Menatausahakan absensi harian pegawai, cuti pegawai dan pemberian pinjaman pegawai.
c. Melakukan proses administrasi kepegawaian ke kantor pusat. 12.IT (Informasi dan Teknologi)
Tugasnya :
a. Bertindak sebagai level pertama untuk mengatasi permasalahan penggunaan teknologi informasi di wilayah cabang terkait.
b. Memastikan ketersediaan dan kesinambungan infrastruktur IT (hardware, software network) untuk mendukung operasional outlet. c. Melakukan / mengkoordinasikan perbaikan atas perangkat-perangkat
IT yang tidak berfungsi. 13.Legal
Tugasnya :
a. Mengkonstruksikan perikatan pembiayaan dengan nasabah sesuai limit cabang.
b. Memastikan perikatan pembiayaan nasabah yang diluar wewenang limit cabang oleh kantor pusat.
(26)
E. Kinerja Usaha Terkini
Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang berprinsip syariah adalah tidak diragukan lagi eksistensinya di dunia perbankan Indonesia. Hal ini terbukti dari beberapa penghargaan yang diterimanya pada tahun 2011, 2012, dan 2013.
- Bank Syariah Terbaik 2011 Versi Majalah Investor
- Penghargaan untuk Bank Syariah Mandiri dari Infobank untuk bank berpredikat sangat bagus untuk kinerja keuangan tahun 2012
- Bank Syariah Terbaik 2012 Versi Majalah Investor
- The Best Islamic Bank in Indonesia 2013 Versi Euromoney
- Bank Syariah Mandiri meraih The Best Islamic Full Pledged Bank 2013 Versi Karim Business Consulting
Bank Syariah Mandiri mencatatkan aset sebesar Rp63,10 triliun (per Desember 2013). Kenaikan aset ini didukung oleh perolehan penghimpunan dana dari pihak ketiga (DPK). Total penghimpun dana pihak ketiga (DPK) sampai dengan akhir Desember 2013 mencapai Rp55,8 triliun.
Penyumbang DPK terdiri dari dana simpanan wadiah yang mencapai Rp9,1 triliun dan dana investasi tidak terikat (mudharabah muthlaqah) sebesar Rp46,6 triliun. Dana simpanan wadiah sendiri terdiri dari giro wadiah sebesar Rp7,5 triliun dan tabungan wadiah sebesar Rp1,6 triliun. Sedangkan dana investasi tidak terikat terdiri dari tabungan mudharabah sebesar Rp19,9 triliun dan deposito mudharabah sebesar Rp26,8 triliun. Dari sisi pembiayaan yang berhasil disalurkan per Desember 2013 mencapai Rp50,39 triliun, dimana
(27)
terjadi kenaikan sebesar Rp5,64 triliun dari Rp44,75 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penyaluran pembiayaan per Desember 2013 ini terbilang sedikit kecil jika dibandingkan dengan perolehan DPK. Hal ini bisa dilihat dari tingkat FDR (Financing to Debt Ratio/ Rasio Pembiayaan berbanding DPK) yang hanya sebesar 73.85%.
Porsi pembiayaan yang sedikit kecil jika dibandingkan perolehan penghimpunan DPK ini bisa dianggap wajar, karena krisis global yang terjadi mengakibatkan sektor perbankan termasuk perbankan syariah di dalamnya berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaannya dalam rangka untuk menghindari terjadinya peningkatan kredit macet. Penurunan penyaluran pembiayaan tidak hanya dilakukan oleh BSM saja, tapi juga bank syariah lainnya.
Dari Pembiayaan yang disalurkan sektor KUK (Kredit Usaha Kecil) hanya mencapai Rp1 triliun atau hanya sebesar 9,80% dari total pembiayaan yang disalurkan. Sedangkan untuk sektor non KUK mencapai Rp9 triliun dari total pembiayaan pada akhir tahun 2013.
Berdasarkan data publikasi laporan keuangan dapat diketahui bahwa NPF (Non Performing Financing) per Desember 2013 mencapai 4,32%. Dimana Terjadi peningkatan NPF sebesar 1,5% dari posisi 2,82% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan NPF ini penyebabnya adalah efek dari krisis global yang terjadi. Dan hampir semua sektor perbankan termasuk perbankan syariah di dalamnya mengalami hal yang serupa.
Dari sisi laba, Bank Syariah Mandiri berhasil mencatat laba (per Desember 2013) sebesar Rp651,24 miliar. Kenaikan laba tersebut terutama
(28)
disebabkan oleh meningkatnya porsi pembiayaan yan diberikan BSM dan adanya ekspansi usaha seperti penambahan outlet dan sebagainya. Penyumbang laba tersebut terdiri dari pendapatan operasional sebesar Rp6,78 triliun dan pendapatan operasional berbasis fee (fee based income) sebesar Rp1,2 triliun. Dari sisi distribusi bagi hasil yang berhasil diberikan oleh BSM mencapai Rp4,6 triliun. Sedangkan beban operasional berbanding pendapatan operasional (BOPO) bank ini per Desember 2013 hanya sebesar 84,03%. Semakin rendah nilai BOPO menggambarkan, semakin efisien kinerja operasional bank tersebut.
Sedangkan tingkat ROA (Return on Asset) dan ROE (Return on Equity) BSM per Desember 2013 masing-masing sebesar 1,53% dan 44,58%. Untuk tingkat CAR (Capital Adequcy Ratio / Rasio Kecukupan Modal) BSM mencapai 14,10% pada akhir tahun 2013 yaitu berada jauh diatas syarat CAR yang ditetapkan BI sebesar 8%.
(29)
Penelitian yang dilakukan pada Bank Syariah Mandiri ini akan membahas mengenai penyaluran kredit mikro yang berkaitan dengan :
A. Jenis Penyaluran Dana.
B. Jenis Produk Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri. C. Syarat- Syarat Pemberian Pembiayaan.
D. Prosedur Pemberian Pembiayaan. E. Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan. F. Jumlah Debitur Bank Syariah Mandiri.
G. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pemberian Pembiayaan. H. Penanganan Kredit Bermasalah.
A. Jenis – Jenis Penyaluran Dana
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Bank Syariah Mandiri selaku bank yang berprinsip Islami tidak menggunakan sistem bunga dalam menentukan imbalan atas dana baik yang digunakan maupun dititipkan oleh suatu pihak. Penentuan imbalan terhadap dana yang dipinjamkan maupun dana yang disimpan dibank berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan hukum Islam.
Dalam hukum Islam, bunga yang diterapkan oleh bank konvensional merupakan pelanggaran terhadap prinsip syariah. Bank Syariah Mandiri hadir
(30)
untuk memberikan pelayanan dan mendayagunakan segmen pasar perbankan yang tidak setuju atau tidak menyukai sistem bunga.
Dalam menjalankan fungsinya ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri , kegiatan- kegiatan tersebut antara lain :
a. Pembiayaan Mudharabah
Ketentuan umum dari pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut : 1) Jumlah modal yang disetor kepada nasabah selaku pengelola modal
harus diserahkan tunai, dan dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang. Apabila modal diserahkan bertahap, maka harus jelas tahapannya dan disepakati bersama.
2) Hasil usaha yang dibagi sesuai dengan perhitungan dalam akad, pada setiap bulan atau waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik modal menanggung kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan dari pihak nasabah.
3) Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan, namun tidak berhak mencampuri urusan nasabah. Jika nasabah tidak mau membayar kewajiban / menunda pembayaran kewajiban, maka ia dapat dikenakan sanksi admnistrasi.
b. Pembiayaan Murabahah
Ciri-ciri pembiayaan murabahah :
1) Penjual (bank) memberitahu harga pokok pembelian kepada nasabah. 2) Bank dapat menawarkan beberapa alternatif keuntungan yang
diharapkannya, yang dibedakan berdasarkan jangka waktu 22
(31)
pembayaran. Margin keuntungan yang diambil dapat lebih tinggi apabila jangka waktu cicilan lebih lama.
3) Nasabah memilih salah satu harga untuk diberikan nantinya didalam akad jual beli, tidak lebih dari satu harga didalam akad.
4) Bank nasabah melakukan akad jual beli dengan spesifikasi barang yang jelas. Bank dapat mengkuasakan kepada nasabah untuk melakukan pembelian barang. Selanjutnya akad jual beli ditanda tangani setelah barang dibeli oleh nasabah yang mendapat kuasa (barang secara pinsip telah menjadi milik bank).
5) Bank dapat menerima uang muka atas barang yang akan dijual kepada nasabah.
c. Qard
Dalam Bank Syariah tidak dibenarkan transaksi peminjaman uang. Apabila dilakukan peminjaman uang, maka harus dikembalikan dengan jumlah sama. Apabila terdapat penambahan, maka dikategorikan sebagai riba. Karena itu bank syariah melakukan jual beli atau kerjasama modal usaha, bukan penyerahan uang dalam bentuk peminjaman. Sekalipun terdapat peminjaman dalam bentuk uang (A-Qard), maka tidak ada penambahan dalam bentuk apapun.
Aplikasi Qard dalam perbankan ada 2 (dua) yaitu :
1) Sebagai pinjaman pengusaha kecil, dimana menurut perhitungan bank akan memberatkan pengusaha bila diberikan pembiayaan dengan skema jual beli, ijarah atau bagi hasil.
(32)
2) Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana pihak bank menyediakan fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pengurus bank. Pengurus bank akan mengembalikan dana pinjaman itu secara cicilan melalui potongan gaji.
B. Jenis Produk Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri
1. Pembiayaan Murabahah (akad jual beli) a. Pembiayaan Tunas (Pinjaman 2 – 10 juta)
Adalah jenis pembiayaan murabahah dengan target market pemilik usaha dan mempunyai agunan dalam bentuk tanah, bangunan, deposito, BPKB dan golbertap (golongan berpenghasilan tetap). Radius tempat usaha maksimum 50 km dari unit Syariah Mandiri, besarnya pembiayaan minimal Rp 2 juta – 10 juta.
b. Pembiayaan Madya (Pinjaman 10 – 50 juta)
Adalah jenis pembiayaan murabahah dengan target market pemilik usaha dan mempunyai agunan dalam bentuk tanah, bangunan, deposito, BPKB dan golbertap (golongan berpenghasilan tetap). Radius tempat usaha maksimum 50 km dari unit Syariah Mandiri, besarnya pembiayaan minimal Rp 10 juta- Rp 50 juta.
c. Pembiayaan Utama (Pinjaman 50 – 100 juta)
Adalah jenis pembiayaan murabahah dengan target market pemilk usaha dan mempunyai agunan dalam bentuk tanah, bangunan, deposito, BPKB dan golbertap (golongan berpenghasilan tetap). Radius tempat usaha
(33)
maksimum 50 km dari unit Syariah Mandiri, besarnya pembiayaan minimal Rp 50 juta – 100 juta.
d. Pembiayaan KUR Mikro (Pinjaman 5 – 20 juta)
Adalah jenis pembiayaan murabahah dengan target market pemilik usaha dan wiraswasta yang belum mempunyai pinjaman poduktif di bank manapun. Radius tempat usaha maksimum 50 km dari unit Syariah Mandiri, besarnya pembiayaan minimal Rp 5 juta – 20 juta.
2. Prinsip Ijarah
Adalah akad antara bank dengan nasabah untuk menyewa suatu barang atau obyek sewa milik bank dan bank mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewanya, dan diakhiri dengan pembelian objek sewa oleh nasabah.
Dalam pembiayaan ini pertama, bank akan membelikan aset untuk disewakan kepada nasabah dan dikategorikan sebagai aktiva ijarah. Setelah dimiliki bank, selanjutnya nasabah akan menyewanya untuk jangka waktu yang disepakati dengan membayar harga sewa. Selama jangka waktu yang disepakati aktiva ijarah masih dimiliki bank dan akan dialihkan kepemilikannya pada akhir masa sewa. Ijarah pada Bank Syariah Mandiri Medan jarang digunakan bahkan hampir tidak pernah.
C. Syarat – Syarat Pemberian Pembiayaan
Syarat dan ketentuannya yang ditetapkan oleh Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut :
(34)
a. Berusia minimum 21 tahun atau telah menikah dan maksimum 58 tahun pada saat pembiayaan diajukan.
b. Minimal usaha telah berjalan selama 2 tahun. c. Jangka waktu pembiayaan :
a. Pembiayaan untuk investasi (maksimal 4 tahun), untuk kios atau ruko.
b. Pembiayaan untuk barang modal kerja (maksimal 3 tahun). d. Margin yang dikenakan tergantung dari pokok pinjamannya :
1. Pembiayaan > Rp 200 juta , margin setara 22% flat perbulan.
2. Pembiayaan Rp 50 juta – 100 juta , margin setara 28% flat perbulan.
3. Pembiayaan Rp 5 juta – 20 juta, margin setara 22% flat perbulan. 4. Pembiayaan Rp 10 juta – 50 juta, margin setara 32% flat perbulan. e. Biaya administrasi sebesar 1% dari total pembiayaan Rp50 juta- Rp200
juta. Biaya administrasi yang dikenakan tergantung plafon pembiayaan yang diajukan.
f. Jenis jaminan :
1. Tanah dan bangunan ( SHM, SHGB, SHMASRS) + IMB 2. Tanah ( SHM )
3. Lapak, kios, dan lainnya yang sejenis. 4. BPKB
5. Deposito, tabungan bank (Bank Syariah Mandiri atau Bank Mandiri)
(35)
6. Lokasi jaminan maksimum 50 km dari unit Syariah Mandiri yang memberi pinjaman.
g. Rasio Pembiayaan dengan Jaminan : 1. Deposito dan tabungan 90 % 2. Selain deposito 70 %
h. Syarat dokumentasi : 1. Fotocopy KTP
2. Fotocopy KK / surat nikah
3. NPWP (untuk pembiayaan > Rp50 juta) 4. Fotocopy dokumen jaminan
i. BI- Checking wajib dilakukan untuk semua pembiayaan. j. Menggunakan akad pelengkap wakalah.
k. Pengikatan jaminan, mengikuti hukum positif Indonesia : 1. APHT (Notaris)
2. Fiducia (Notaril) 3. Cassie (Notaril) 4. Gadai Deposito
l. Menggunakan asuransi jiwa pembiayaan dan tarif asuransi diatur dalam memo tersendiri.
m. Jenis pembayaran ada dua macam :
1. Angsuran tetap yaitu secara bulanan.
2. Pembayaran angsuran melalui auto debet (pendebitan langsung) dari tabungan Unit Syariah Mandiri dan stor tunai.
(36)
n. Menggunakan metode pencairan pembiayaan melalui tabungan Wadiah Syariah Mandiri.
o. Proses pembiayaan 2 – 3 hari kerja, sejak dokumen yang dipersyaratkan lengkap diterima oleh Unit Bank Syariah Mandiri.
p. Dikenakan denda keterlambatan (Ta’zir) sebesar 0,00069% dari total cicilan tertunggak perhari.
q. Pelunasan dipercepat diperbolehkan dengan membayar nilai sisa harga beli bank ditambah dua bulan kewajiban dimuka pada saat pelunasan.
D. Prosedur Pemberian Pembiayaan
Nasabah yang datang ke bank untuk memperoleh pembiayaan atau kredit, tentu bank tidak langsung memberikan pembiayaanya begitu saja. Bank memerlukan informasi tentang data-data yang dimilki calon penerima kredit.
Adapun yang pertama dilakukan adalah menyampaikan surat permohonan untuk mendapatkan pembiayaan antara lain berisi :
1. Identitas nasabah. 2. Bidang usaha nasabah.
3. Jumlah pembiayaan yang diajukan. 4. Tujuan pemakaian pembiayaan
Disamping surat permohonan tersebut diatas masih diperlukan data-data lain yang dapat menunjang calon debitur tersebut :
1. Laporan keuangan, neraca, perhitungan laba rugi.
2. Perencanaan proyek / usaha yang akan dibayar dengan pembiayaan. 3. Barang jaminan yang dapat digunakan.
(37)
Sama halnya seperti bank konvensional, Bank Syariah Mandiri juga melakukan penilaian terhadap calon debitur untuk mengetahui apakah calon debitur tersebut adalah orang yang dapat dipercaya atau berdasarkan prinsip 5C yaitu :
1. Character (karakter)
Merupakan sifat atau kelakuan pada diri seseorang. Untuk mengetahui sifat–sifat positif / negatif dari para calon debitur, bank melakukan survey, study, dan riset terhadap tingkah laku mengenai kemampuan dan tanggung jawab atas setiap kewajiban yang diperjanjikan.
2. Capacity (kemampuan)
Capacity disini maksudnya adalah gambaran mengenai kemampuan
debitur untuk memenuhi kewajibannya, kemampuan debitur untuk mencari dan mengkombinasikan resource yang terkait dengan bidang usaha, kemampuan memproduksi barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pasar.
3. Capital (modal)
Modal merupakan jaminan dana suatu modal sendiri yang dimiliki saat permohonan diajukan. Nasabah wajib menyediakan modal sendiri, sedangkan kekurangannya itu dapat dibiayai dengan kredit bank.
4. Collateral (jaminan)
Merupakan barang-barang yang digunakan sebagai jaminan atas kredit yang telah diterima , baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak. 5. Condition of Economic
Merupakan keadaan perekonomian secara keseluruhan. Kondisi yang dipersyaratkan adalah bahwa kegiatan usaha debitur mampu mengikuti
(38)
fluktuasi ekonomi baik dalam maupun luar negeri dan usaha masih mempunyai prospek kedepan selama kredit masih dinikmati debitur .
E. Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan
Apabila seseorang ingin mendapatkan pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri, maka ada beberapa tahap yang harus dilengkapi oleh calon pemohon kredit antara lain :
1. Tahapan Pembahasan Pembiayaan
Pembahasan Pembiayaan adalah suatu pembelajaran terhadap suatu proyek atau calon nasabah yang meminjam dari berbagai aspek bank. Pembahasan mengenai kredit yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri dimulai dari permohonan kredit yang akan diajukan nasabah kepada pihak bank, lalu pihak bank akan melakukan penyelidikan dan analisa terhadap jenis usaha yang mengajukan permohonan atau debitur. Setelah itu dilakukan penganalisaan atas pembiayaan nasabah dan pihak bank akan melakukan keputusan atas permohonan pembiayaan yang diminta oleh nasabah, apakah keputusan pembiayaan yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah disetujui, dipertimbangkan lebih lanjut oleh bank atau ditolak bank
2. Tahapan Pemeriksaan Oleh Kepala Cabang (Pimpinan)
Setelah data lengkap lalu diproses dan disajikan dalam sebuah memo dan dikirim kepada pimpinan (kepala cabang). Kemudian kepala cabang akan memeriksa dan meneliti hasil pembahasan kredit untuk mengambil keputusan apakah pemohon kredit dapat diterima atau ditolak. Jika pemohon kredit tersebut layak dibiayai maka langsung diputuskan oleh kepala unit untuk 30
(39)
diterima. Namun jika dianggap perlu diteliti lebih lanjut, maka kepala unit meminta untuk diperiksa dan diteliti kembali rapat komitee unit pembiayaan. 3. Tahapan Pemeriksaan Oleh Rapat Komitee Unit Pembiayaan
Tujuan dilakukan pemeriksaan dan penelitian oleh rapat komite unit pembiayaan adalah sebagai filter dalam mempertimbangkan kelayakan suatu proyek atau rencana usaha, apakah dapat dibiayai oleh bank atau tidak. Hasil rapat komite kemudian diajukan kembali kepada kepala unit dengan pendapat dan rekomendasi apakah proyek tersebut dibiayai atau tidak agar segera diputuskan oleh kepala unit. Jika pemohon pembiayaan diterima, maka dilakukan perikatan dengan perjanjian pembiayaan yang merealisasikan pembiayaan sesuai persyaratan dan ketentuan kepada calon nasabah selanjutnya bank memonitor dan mengadakan pengaturan atas pembiayaan yang diberikan tersebut, sampai pembiayaan lunas.
F. Jumlah Debitur Bank Syariah Mandiri
Sebagai mana kita ketahui bahwa eksistensi dari Bank Syariah Mandiri tidak diragukan lagi di dunia perbankan berprinsip syariah. Dimana kita ketahui tujuan pemberian kredit tidak terlepas dari tujuan perbankan dalam pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka peningkatan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Dimana Bank Syariah Mandiri hadir untuk melayani nasabah yang tidak setuju terhadap penerapan bunga yang selama ini diterapkan bank konvensional. Berikut ini tabel mengenai jumlah nasabah dari para calon debitur dilihat dari pekerjaan seperti terlihat pada tabel.
(40)
Tabel 3.1
Jumlah Pemohon Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri KCU Medan
Tahun 2012 dan 2013
Pekerjaan
2012 2013 Jumlah
Nasabah ( orang )
%
Jumlah Nasabah (
orang )
%
Pengusaha 425 53,12 540 58,45
Perdagangan 300 37,54 475 39,65
Lain-lain 75 9,37 90 10,52
Sumber : Bank Syariah Mandiri Medan (2012 – 2013)
Jumlah pemohon pembiayaan dilihat dari pekerjaannya dari Tabel 3.1, pengusahalah yang paling banyak menjadi nasabahnya, tapi kebanyakan pengusaha kecil, seperti pengusaha pupuk, karena dilihat dari kreditnya yaitu kredit mikro. Pada tahun 2012 jumlah pemohon kredit dari jenis pekerjaan pengusaha mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 pemohon kredit dari jenis pekerjaan pengusaha mengalami kenaikan sebesar 5,33% atau 115 nasabah. Sedangkan pada jenis pekerjaan perdagangan pada tahun 2012 yaitu sebanyak 300 pedagang atau 37,54%. Dan pada tahun 2013 juga mengalami kenaikan sebesar 2,11%. Pada jenis pekerjaan lain-lain mengalami peningkatan sebesar 1,15% pada akhir tahun 2013.
(41)
Tabel 3.2
Persentase jenis kredit yang ditawarkan Bank Syariah Mandiri Medan
Tahun 2012 dan 2013
Jenis Kredit 2012 2013 Jumlah Nasabah ( orang ) % Jumlah Nasabah ( orang ) %
Pembiayaan Madya 4200 27,28 4500 34,32
Pembiayaan Utama 5500 53,25 7000 65,23
Pembiayaan Tunas 3000 11,69 2500 10,25
Pembiayaan KUR 2100 7,8 1100 9,5
Sumber : Bank Syariah Mandiri KCU Medan (2012 – 2013)
Dari Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa jenis pembiayaan utama adalah jenis kredit mikro yang paling banyak ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri
Medan, dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebanyak 1500 nasabah pada akhir tahun 2013 pada pembiayaan utama. Untuk pinjaman utama selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Sedangkan Tunas dan KUR tahun 2013 mengalami penurunan masing – masing sebesar 500 dan 1000 nasabah dari tahun 2012. Dari data ini dapat kita lihat bahwa Bank Syariah Mandiri Medan selalu berusaha meningkatkan kinerjanya dan selalu menangani permasalahan kenaikan nasabah dan produknya apabila terjadi kesalahan dan kemunduran kinerja.
G. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pemberian Pembiayaan
Kendala yang dihadapi dalam pemberian pembiayaan adalah : 1. Masalah jaminan
(42)
2. Masalah usaha nasabah 3. Terjadinya kredit macet
Tabel 3.3
Perbandingan Persentase Jumlah Kredit yang Ditawarkan dan Presentase Jumlah Kredit Macet atau
Bermasalah tahun 2012 dan 2013
Jenis Kredit 2012 2013 Jumlah Nasabah ( orang ) ( % ) Jumlah Kredit Macet ( % ) Jumlah Nasabah ( orang ) ( % ) Jumlah Kredit Macet ( % )
Pembiayaan Madya 27,28 0,9 34,32 0,5
Pembiayaan Utama 53,25 2,5 65,23 1,5
Pembiayaan Tunas 11,69 1 10,25 0,9
Pembiayaan KUR 7,8 1,2 9,5 1
Sumber : Bank Syariah Mandiri Medan (2012 – 2013)
Dilihat dari Tabel 3.3, perbandingan jumlah kredit yang ditawarkan dengan presentase kredit macet tiap tahunnya adalah pada tahun 2012 kredit macet yang paling tinggi terdapat pada jenis kredit dana pinjaman pembiayaan utama. Dan kredit macet terendah terdapat pada jenis pembiayaan madya dan jenis kredit yang paling diminati pada tahun 2012 dari jenis kredit yang ditawarkan adalah pembiayaan utama.
Pada tahun 2013 persentase jumlah nasabah paling tinggi dari jenis pembiayaan yang ditawarkan terdapat pada jenis pembiayaan utama. Dan persentase kredit macet tertinggi pada tahun 2013 terdapat pada jenis pembiayaan utama. Tetapi bila dibandingkan dengan tahun 2012 telah 34
(43)
mengalami penurunan sebesar 1%. Dan jumlah nasabah paling tinggi dari jenis kredit yang ditawarkan terdapat pada jenis pembiayaan utama.
Dari data tabel diatas jumlah kredit macet mengalami penurunan tiap tahunnya dan jumlah nasabah dari jenis pembiayaan yang ditawarkan mengalami kenaikan tiap tahunnya. Dari data ini dapat dilihat bahwa Bank Syariah Mandiri Medan sudah berusaha untuk meningkatkan jumlah nasabah tiap tahunnya dan memperkecil kredit macet. Dapat dilihat juga bahwa Bank Syariah Mandiri Medan sudah berusaha untuk memperkecil terjadinya kredit macet yang dapat merugikan Bank Syariah Mandiri Medan.
H. Penanganan Kredit Bermasalah
Upaya – upaya penyelamatan kredit bermasalah yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Medan :
a. Rescheduling (Penjadwalan kembali)
Yaitu suatu upaya untuk melakukan perubahan terhadap beberapa syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali / jangka waktu kredit termasuk tenggang (grace periodic) termasuk perubahan kredit.
b. Reconditioning (Persyaratan Kembali)
Yaitu melakukan perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat perjanjian yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran dan jangka waktu kredit saja.
(44)
c.Restructuring (Penataan kembali)
Yaitu upaya berupa melakukan konversi, seluruh atau sebagian kredit, contohnya.
(45)
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan diatas maka pada bab ini dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Bank Syariah Mandiri adalah suatu lembaga keuangan yang berprinsip syariah yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan kepada masyarakat. Jumlah pembiayaan yang disalurkan hingga akhir tahun 2013 sebesar Rp50,39 triliun, merupakan rangking atau peringkat kelima di Indonesia.
2. Bank Syariah Mandiri dalam menyalurkan pembiayaannya lebih mengutamakan perusahaan mikro atau perusahaan yang memiliki ekonomi lemah, dan usaha kecil dilihat dari jumlah nasabah pembiayaan mikro pada akhir tahun 2013 yaitu 15.100 nasabah dan 14.400 nasabah pada akhir tahun 2012, sehingga diharapkan perusahaan atau usaha tersebut mempunyai kesempatan untuk mengembangkan usahanya
3. Bank Syariah Mandiri dalam tahapan prosedur pemberian penyaluran pembiayaan mikronya sangat sederhana dan relatif singkat yaitu 2 – 3 hari kerja sejak dokumen yang dipersyaratkan lengkap diterima oleh Unit Bank Syariah Mandiri.
4. Dilihat dari tingkat persentase kredit macet mengalami penurunan tiap tahunnya, yaitu dari 5,6% pada akhir tahun 2012 menurun sebesar 1,7% pada akhir tahun 2013 yaitu 3,9%. Dari data pada tabel sebelumnya, dapat dilihat bahwa Bank Syariah Mandiri sudah cukup baik setiap tahunnya.
(46)
B. SARAN
Setelah mengemukakan kesimpulan, maka akan dikemukakan saran yang dianggap perlu untuk meningkatkan keberhasilan Bank Syariah Mandiri sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Adapun saran tersebut sebagai berikut:
1. Pihak Bank Syariah Mandiri harus meningkatkan proses penyaluran maupun pemberian pembiayaan lebih tinggi lagi agar dapat meningkatkan peringkat atau rangking di Indonesia pada tahun yang akan datang melalui peningkatan kegiatan promosi terutama di daerah-daerah tingkat II.
2. Pihak Bank Syariah Mandiri harus mempertahankan dan meningkatkan proses penyaluran maupun pemberian pembiayaan terutama lebih mengutamakan masyarakat atau nasabah yang berekonomi lemah dimana diharapkan nasabah itu mempunyai kesempatan untuk mengembangkan usahanya sehingga Bank Syariah Mandiri menjalankan fungsinya sebagai
agent of development.
3. Bank Syariah Mandiri harus mempertahankan kecepatan proses dalam hal pengajuan pembiayaan dan juga mempermudah masyarakat dalam hal persyaratan pengajuan pembiayaan tetapi tetap menjunjung prudent banking.
4. Pihak Bank Syariah Mandiri hendaknya melakukan penilaian lebih ketat lagi terhadap jaminan yang diterima agar tingkat pengembalian lebih terjamin dan lancar sehingga tingkat kredit macet terus menurun setiap tahunnya.
(47)
Bank Syariah Mandiri, 2014. Diakses tanggal 26 Maret 2014 (http://www.syariahmandiri.co.id).
Rustam, Bambang Rianto. 2013. Manajamen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.
Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. Bisnis : Perencanaan dan Pengembangan Cetakan Kedua, Medan : Usu Press.
Karim A, Adiwarman. 2006. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi Ketiga, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Slamet, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Kelima, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Madura, Jeff. 2004. Pengantar BisnisEdisi Pertama, Jakarta : Salemba Empat. Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Jakarta : Gema
(1)
2. Masalah usaha nasabah 3. Terjadinya kredit macet
Tabel 3.3
Perbandingan Persentase Jumlah Kredit yang Ditawarkan dan Presentase Jumlah Kredit Macet atau
Bermasalah tahun 2012 dan 2013
Jenis Kredit 2012 2013 Jumlah Nasabah ( orang ) ( % ) Jumlah Kredit Macet ( % ) Jumlah Nasabah ( orang ) ( % ) Jumlah Kredit Macet ( % )
Pembiayaan Madya 27,28 0,9 34,32 0,5
Pembiayaan Utama 53,25 2,5 65,23 1,5
Pembiayaan Tunas 11,69 1 10,25 0,9
Pembiayaan KUR 7,8 1,2 9,5 1
Sumber : Bank Syariah Mandiri Medan (2012 – 2013)
Dilihat dari Tabel 3.3, perbandingan jumlah kredit yang ditawarkan dengan presentase kredit macet tiap tahunnya adalah pada tahun 2012 kredit macet yang paling tinggi terdapat pada jenis kredit dana pinjaman pembiayaan utama. Dan kredit macet terendah terdapat pada jenis pembiayaan madya dan jenis kredit yang paling diminati pada tahun 2012 dari jenis kredit yang ditawarkan adalah pembiayaan utama.
Pada tahun 2013 persentase jumlah nasabah paling tinggi dari jenis pembiayaan yang ditawarkan terdapat pada jenis pembiayaan utama. Dan persentase kredit macet tertinggi pada tahun 2013 terdapat pada jenis pembiayaan utama. Tetapi bila dibandingkan dengan tahun 2012 telah 34
(2)
mengalami penurunan sebesar 1%. Dan jumlah nasabah paling tinggi dari jenis kredit yang ditawarkan terdapat pada jenis pembiayaan utama.
Dari data tabel diatas jumlah kredit macet mengalami penurunan tiap tahunnya dan jumlah nasabah dari jenis pembiayaan yang ditawarkan mengalami kenaikan tiap tahunnya. Dari data ini dapat dilihat bahwa Bank Syariah Mandiri Medan sudah berusaha untuk meningkatkan jumlah nasabah tiap tahunnya dan memperkecil kredit macet. Dapat dilihat juga bahwa Bank Syariah Mandiri Medan sudah berusaha untuk memperkecil terjadinya kredit macet yang dapat merugikan Bank Syariah Mandiri Medan.
H. Penanganan Kredit Bermasalah
Upaya – upaya penyelamatan kredit bermasalah yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Medan :
a. Rescheduling (Penjadwalan kembali)
Yaitu suatu upaya untuk melakukan perubahan terhadap beberapa syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali / jangka waktu kredit termasuk tenggang (grace periodic) termasuk perubahan kredit.
b. Reconditioning (Persyaratan Kembali)
Yaitu melakukan perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat perjanjian yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran dan jangka waktu kredit saja.
(3)
c.Restructuring (Penataan kembali)
Yaitu upaya berupa melakukan konversi, seluruh atau sebagian kredit, contohnya.
(4)
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan diatas maka pada bab ini dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Bank Syariah Mandiri adalah suatu lembaga keuangan yang berprinsip syariah yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan kepada masyarakat. Jumlah pembiayaan yang disalurkan hingga akhir tahun 2013 sebesar Rp50,39 triliun, merupakan rangking atau peringkat kelima di Indonesia.
2. Bank Syariah Mandiri dalam menyalurkan pembiayaannya lebih mengutamakan perusahaan mikro atau perusahaan yang memiliki ekonomi lemah, dan usaha kecil dilihat dari jumlah nasabah pembiayaan mikro pada akhir tahun 2013 yaitu 15.100 nasabah dan 14.400 nasabah pada akhir tahun 2012, sehingga diharapkan perusahaan atau usaha tersebut mempunyai kesempatan untuk mengembangkan usahanya
3. Bank Syariah Mandiri dalam tahapan prosedur pemberian penyaluran pembiayaan mikronya sangat sederhana dan relatif singkat yaitu 2 – 3 hari kerja sejak dokumen yang dipersyaratkan lengkap diterima oleh Unit Bank Syariah Mandiri.
4. Dilihat dari tingkat persentase kredit macet mengalami penurunan tiap tahunnya, yaitu dari 5,6% pada akhir tahun 2012 menurun sebesar 1,7% pada akhir tahun 2013 yaitu 3,9%. Dari data pada tabel sebelumnya, dapat
(5)
B. SARAN
Setelah mengemukakan kesimpulan, maka akan dikemukakan saran yang dianggap perlu untuk meningkatkan keberhasilan Bank Syariah Mandiri sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Adapun saran tersebut sebagai berikut:
1. Pihak Bank Syariah Mandiri harus meningkatkan proses penyaluran maupun pemberian pembiayaan lebih tinggi lagi agar dapat meningkatkan peringkat atau rangking di Indonesia pada tahun yang akan datang melalui peningkatan kegiatan promosi terutama di daerah-daerah tingkat II.
2. Pihak Bank Syariah Mandiri harus mempertahankan dan meningkatkan proses penyaluran maupun pemberian pembiayaan terutama lebih mengutamakan masyarakat atau nasabah yang berekonomi lemah dimana diharapkan nasabah itu mempunyai kesempatan untuk mengembangkan usahanya sehingga Bank Syariah Mandiri menjalankan fungsinya sebagai agent of development.
3. Bank Syariah Mandiri harus mempertahankan kecepatan proses dalam hal pengajuan pembiayaan dan juga mempermudah masyarakat dalam hal persyaratan pengajuan pembiayaan tetapi tetap menjunjung prudent banking.
4. Pihak Bank Syariah Mandiri hendaknya melakukan penilaian lebih ketat lagi terhadap jaminan yang diterima agar tingkat pengembalian lebih terjamin dan lancar sehingga tingkat kredit macet terus menurun setiap tahunnya.
(6)
Bank Syariah Mandiri, 2014. Diakses tanggal 26 Maret 2014 (http://www.syariahmandiri.co.id).
Rustam, Bambang Rianto. 2013. Manajamen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.
Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. Bisnis : Perencanaan dan Pengembangan Cetakan Kedua, Medan : Usu Press.
Karim A, Adiwarman. 2006. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi Ketiga, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Slamet, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Kelima, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Madura, Jeff. 2004. Pengantar Bisnis Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Empat. Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Jakarta : Gema