Gambaran Karakteristik Neuropati Diabetik (ND) pada Pasien Diabetes Melitus (DM) Periode 2014-2015 di RSUP H. Adam Malik Medan
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang akibat kadar glukosa darah yang tinggi yang disebabkan jumlah hormon
insulin kurang atau jumlah insulin cukup bahkan kadang-kadang lebih, tetapi
kurang efektif (Sarwono, 2006).
Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan global yang insidensinya
semakin meningkat. Sebanyak 346 juta orang di dunia menderita DM, dan
diperkirakan mencapai 380 juta jiwa pada tahun 2025. Di Amerika Serikat,
berdasarkan 2011 National Diabetes Fact Sheet sebanyak 25,8 juta orang (8,3%
dari populasi) menderita DM. Kasus baru yang didiagnosis pada tahun 2010
sebanyak 1,9 juta kasus (WHO, 2011).
Menurut WHO tahun 2000, Indonesia menempati peringkat ke-4 negara
dengan prevalensi DM terbanyak di dunia, sebagian besar merupakan DM tipe 2.
Jumlah ini diasumsikan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2030.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2003 prevalensi DM
pada penduduk berusia lebih dari 20 tahun sebanyak 13,7 juta orang
(PERKENI, 2011).
Diabetes melitus diikuti oleh komplikasi akut dan kronis. Komplikasi akut
DM antara lain ketoasidosis diabetik, status hiperglikemia hiperosmolar, dan
hipoglikemia. Komplikasi kronis yang menahun dapat dibagi menjadi
makroangiopati dan mikroangiopati. Komplikasi makroangiopati meliputi
kelainan kardiovaskuler, kelainan serebrovaskuler, dan kelainan pembuluh darah
tepi.
Komplikasi
mikroangiopati
meliputi
retinopati
dan
nefropati
(PERKENI, 2011).
Komplikasi kronis DM dapat dibagi menjadi komplikasi vaskular dan
nonvaskular. Komplikasi vaskular DM kemudian dibagi lagi menjadi komplikasi
mikrovaskular
dan
komplikasi
makrovaskular.
Salah
satu
komplikasi
2
mikrovaskular dari DM adalah neuropati diabetik (Powers, 2010). Komplikasi
kronik DM di Indonesia terdiri atas neuropati 60%, penyakit jantung koroner
20,5%,
ulkus
diabetika
15%,
retinopati
10%,
dan
nefropati
7,1%
(Waspadji, 2006).
Neuropati Diabetik (ND) merupakan hasil iskemia saraf akibat penyakit
mikrovaskular, efek langsung dari hiperglikemi pada neuron, dan perubahan
metabolisme dalam sel yang mengganggu fungsi dari saraf. Gejala yang sering
terjadi yaitu menyerupai lesi pada ganglion radiks posterior. Pada kasus ini
dijumpai hipestesia perifer dengan disertai hilangnya sensasi getar. Rasa nyeri
tidak selalu dijumpai, kadang-kadang dijumpai artropati tanpa rasa nyeri dan
ulkus pada kaki (Beers, 2006).
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui
bagaimana gambaran karakteristik ND pada pasien DM tipe 2.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran karakteristik ND pada pasien DM tipe 2 di RSUP H.
Adam Malik Medan.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui karakteristik ND pada pasien DM.
1.3.2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui distribusi sebaran pasien ND berdasarkan usia.
b. Untuk mengetahui distribusi sebaran pasien ND berdasarkan jenis
kelamin.
c. Untuk mengetahui distribusi sebaran pasien ND berdasarkan durasi DM.
d. Untuk mengetahui distribusi sebaran pasien ND berdasarkan jumlah obat
anti diabetik yang dikonsumsi (monoterapi atau multiterapi).
e. Untuk mengetahui distribusi sebaran pasien ND berdasarkan lama
konsumsi obat anti diabetik.
3
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan dan informasi yang sangat
berharga bagi peneliti untuk dapat berguna dalam melaksanakan tugas
nantinya.
1.4.2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat membawa manfaat pada masyarakat melalui perantara
dokter
dan
petugas
kesehatan
sebagai
sarana
untuk
memberi
penatalaksanaan dan edukasi terhadap pasien DM agar tidak terjadi
komplikasi akibat DM yang salah satunya adalah ND, dan melakukan
penatalaksanaan dan edukasi pada pasien ND akibat DM agar tidak terjadi
komplikasi yang lebih parah.
1.4.3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai informasi yang dapat dijadikan sebagai data pembanding atau
dasar pengembangan bagi peneliti lain khususnya tentang karakteristik ND
pada pasien DM.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang akibat kadar glukosa darah yang tinggi yang disebabkan jumlah hormon
insulin kurang atau jumlah insulin cukup bahkan kadang-kadang lebih, tetapi
kurang efektif (Sarwono, 2006).
Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan global yang insidensinya
semakin meningkat. Sebanyak 346 juta orang di dunia menderita DM, dan
diperkirakan mencapai 380 juta jiwa pada tahun 2025. Di Amerika Serikat,
berdasarkan 2011 National Diabetes Fact Sheet sebanyak 25,8 juta orang (8,3%
dari populasi) menderita DM. Kasus baru yang didiagnosis pada tahun 2010
sebanyak 1,9 juta kasus (WHO, 2011).
Menurut WHO tahun 2000, Indonesia menempati peringkat ke-4 negara
dengan prevalensi DM terbanyak di dunia, sebagian besar merupakan DM tipe 2.
Jumlah ini diasumsikan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2030.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2003 prevalensi DM
pada penduduk berusia lebih dari 20 tahun sebanyak 13,7 juta orang
(PERKENI, 2011).
Diabetes melitus diikuti oleh komplikasi akut dan kronis. Komplikasi akut
DM antara lain ketoasidosis diabetik, status hiperglikemia hiperosmolar, dan
hipoglikemia. Komplikasi kronis yang menahun dapat dibagi menjadi
makroangiopati dan mikroangiopati. Komplikasi makroangiopati meliputi
kelainan kardiovaskuler, kelainan serebrovaskuler, dan kelainan pembuluh darah
tepi.
Komplikasi
mikroangiopati
meliputi
retinopati
dan
nefropati
(PERKENI, 2011).
Komplikasi kronis DM dapat dibagi menjadi komplikasi vaskular dan
nonvaskular. Komplikasi vaskular DM kemudian dibagi lagi menjadi komplikasi
mikrovaskular
dan
komplikasi
makrovaskular.
Salah
satu
komplikasi
2
mikrovaskular dari DM adalah neuropati diabetik (Powers, 2010). Komplikasi
kronik DM di Indonesia terdiri atas neuropati 60%, penyakit jantung koroner
20,5%,
ulkus
diabetika
15%,
retinopati
10%,
dan
nefropati
7,1%
(Waspadji, 2006).
Neuropati Diabetik (ND) merupakan hasil iskemia saraf akibat penyakit
mikrovaskular, efek langsung dari hiperglikemi pada neuron, dan perubahan
metabolisme dalam sel yang mengganggu fungsi dari saraf. Gejala yang sering
terjadi yaitu menyerupai lesi pada ganglion radiks posterior. Pada kasus ini
dijumpai hipestesia perifer dengan disertai hilangnya sensasi getar. Rasa nyeri
tidak selalu dijumpai, kadang-kadang dijumpai artropati tanpa rasa nyeri dan
ulkus pada kaki (Beers, 2006).
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui
bagaimana gambaran karakteristik ND pada pasien DM tipe 2.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran karakteristik ND pada pasien DM tipe 2 di RSUP H.
Adam Malik Medan.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui karakteristik ND pada pasien DM.
1.3.2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui distribusi sebaran pasien ND berdasarkan usia.
b. Untuk mengetahui distribusi sebaran pasien ND berdasarkan jenis
kelamin.
c. Untuk mengetahui distribusi sebaran pasien ND berdasarkan durasi DM.
d. Untuk mengetahui distribusi sebaran pasien ND berdasarkan jumlah obat
anti diabetik yang dikonsumsi (monoterapi atau multiterapi).
e. Untuk mengetahui distribusi sebaran pasien ND berdasarkan lama
konsumsi obat anti diabetik.
3
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan dan informasi yang sangat
berharga bagi peneliti untuk dapat berguna dalam melaksanakan tugas
nantinya.
1.4.2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat membawa manfaat pada masyarakat melalui perantara
dokter
dan
petugas
kesehatan
sebagai
sarana
untuk
memberi
penatalaksanaan dan edukasi terhadap pasien DM agar tidak terjadi
komplikasi akibat DM yang salah satunya adalah ND, dan melakukan
penatalaksanaan dan edukasi pada pasien ND akibat DM agar tidak terjadi
komplikasi yang lebih parah.
1.4.3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai informasi yang dapat dijadikan sebagai data pembanding atau
dasar pengembangan bagi peneliti lain khususnya tentang karakteristik ND
pada pasien DM.