Materi 2 Jenis dan Pendekatan 1
JENIS DAN DESAIN/ PENDEKATAN
PENELITIAN
A. ARTI PENTING PENELITIAN
Sedarmayanti (2002) menunjukkan, setidaknya ada lima arti
penting suatu penelitian sosial:
1. Penelitian dapat menjawab kesenjangan antara standar kerja
dan tingkat pencapaian hasil kerja
2. Penelitian
dapat
mengurari
dan
bahkan
menghilangkan
kebingungan orang terhadap sesuatu hal
3. Penelitian
digunakan
untuk
memecahkan
masalah
yang
dihadapi oleh masyarakat
4. Penelitian untuk mengembangkan dan memperbaiki suatu
teori
5. Penelitian bermanfaat untuk memperbaiki cara kerja
B. JENIS PENELITIAN
Penelitian
merupakan
suatu
usaha
yang
dilakukan
secara
sistematik untuk memperoleh pengetahuan keilmuan melalui
metode ilmiah yang didasarkan pada fakta empirik. Penelitian
juga dapat dipahami sebagai usaha-usaha yang dilakukan oleh
seseorang
untuk
menemukan
dan
menyelesaikan
masalah
dengan menggunakan metode ilmiah.
Sesuatu dapat dikatakan ilmiah (pengetahuan ilmiah) jika
memenuhi syarat:
1. Fenomena itu dapat dijelaskan secara logis, dapat diterima
oleh akal berdasarkan teori yang telah ada, dan
2. Dapat dibuktikan secara empirik.
1
Sebagai contoh, benda yang dilepaskan dari ketinggian tertentu
di atas Bumi akan jatuh kembali ke Bumi. Fenomena ini masih
belum cukup disebut sebagai pengetahuan ilmiah bilamana
belum dapat dijelaskan alasan mengapa benda tersebut jatuh ke
Bumi (Soemarno, 2003).
Menurut tingkatannya Penelitian dibedakan menjadi 3:
a. Penelitian dalam Upaya menjajagi masalah (EKSPLORATIF)
b. Penelitian
dalam
Upaya
mengembangkan
masalah
(PENGEMBANGAN)
c. Penelitian
dalam
Upaya
menguji
jawaban
terhadap
masalah (VERIFIKATIF)
Berdasarkan metode yang didasarkan pada Tujuan dan Objeknya,
penelitian dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk:
1. Penelitian Kasus (Case Study) bertujuan mempelajari
secara mendalam mengenai keadaan kehidupan sekarang
dengan
latar
belakangnya
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya dari suatu unit sosial seperti: Individu;
kelembagaan; komunitas; masyarakat.
2. Penelitian
membuat
Deskriptif
pencanderaan/
(Descriptive)
lukisan/
bertujuan
deskripsi
mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah
tertentu secara sistematik, faktual dan teliti, serta meluas
dari beberapa variabel tertentu saja (tidak mendalam
seperti studi kasus)
3. Penelitian Korelasional (Correlational Research)
bertujuan
untuk
mendeteksi/
mengungkap
sampai
sejauhmana variasi-variasi pada suatu fakta berkaitan atau
2
berkorelasi dengan variasi-variasi pada faktor lain yang
didasarkan pada koefisien korelasi
4. Penelitian
Kausalitas
(Causality
Research)
bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab-akibat
dari suatu peristiwa/ fenomena. Penelitian ini dibedakan
menjadi 2:
a. Explanatory
dengan
Survey
cara
penyelidikan kausalitas
mendasarkan
pada
pengamatan
terhadap akibat yang terjadi, dan mencari faktorfaktor yang mungkin menjadi penyebabnya melalui
data tertentu.
b. Experimental Research penyelidikan dengan
cara mengenakan faktor penyebabnya (treatment/
perlakuan)
kepada
kemudian
dikaji
kelompok
akibat
eksperimental,
yang
terjadi
untuk
meyakinkan bahwa yang terjadi itu benar-benar
sebagai
akibat
dari
perlakuan,
biasanya
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak
dikenai perlakuan.
5. Penelitian Sejarah (Historical Research) bertujuan
untuk
membuat
sistematis
dan
rekonstruksi
objektif
mengumpulkan,
yang
masa
lampau
dilakukan
mengevaluasi,
secara
dengan
mensintesis
cara
dan
memverifikasi bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan
memperoleh kesimpulan yang benar.
6. Penelitian Tindakan (Action Research) bertujuan
untuk
menerapkan
ataupun
ide-ide
atau
ketrampilan-ketrampilan
penemuan-penemuan
baru
dalam
rangka
3
memecahkan masalah dalam suatu lapangan kerja atau
dunia aktual lainnya.
7. Penelitian Terapan (Applied Research)
Adalah penyelidikan yang penuh kehati-hatian, dilakukan
secara sistematik dan terus menerus terhadap suatu
masalah (sosial) dengan tujuan agar hasil penelitian dapat
digunakan
segera
untuk
keperluan
tertentu.
Hasil
penelitian ini tidak perlu berupa penemuan sesuatu yang
baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang
telah ada.
4
8. Penelitian Perkembangan (Development Research)
Adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
percobaan dan penyempurnaan terhadap suatu sistem.
9. Penelitian Longitudinal
Adalah
penelitian
yang
mengkaji
berbagai
tingkat
pertumbuhan dengan cara mengikuti perkembangan bagi
individu yang sama pada jangka waktu yang panjang.
10.
Penelitian Evaluasi
Adalah penelitian yang dilakukan dengan membandingkan
kejadian,
kegiatan
dan
produk
dengan
standar
dan
program yang telah ditetapkan.
Disamping pembagian di atas Penelitian secara umum dibagi
menjadi 2:
1. Penelitian
Deskriptif
penelitian
ini
hanya
mampu
menjawab pertanyaan “what”. Belum sampai pada “how”
dan “why”
2. Penelitian Analitis dibagi menjadi (a) Deskriptif Analitis
dan (b) Analitis kuantitatif. Perbedaan keduanya terletak
pada analisa yang dipakai. Yang pertama menggunakan
analisa tabuler dan yang kedua menggunakan metoda
kuantitatif.
C. DESAIN/ PENDEKATAN PENELITIAN
Desain Penelitian rancangan, pedoman ataupun acuan
penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono, 2003). Desain
Penelitian ini harus memuat segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Sifat desain
5
penelitian
mendekati
komprehensif
dari
keseluruhan
kerja
penelitian, maka apabila peneliti telah siap dengan desain
penelitian berarti separuh kerja penelitiannya telah selesai
(Bungin, 2001).
Desain Penelitian Sosial dapat dilakukan dengan menggunakan
dua pendekatan:
1. Pendekatan Kuantitatif,
2. Pendekatan Kualitatif
1. PENDEKATAN KUANTITATIF
Pendekatan ini dikenalkan pertamakali oleh Descartes. Descartes
memperkenalkan metode penelitian ini dengan istilah “Deduktif”.
Pendekatan
kemudian
ini
dikembangkan
dikenal
dengan
oleh
istilah
Auguste
“Pendekatan
Comte
yang
Positivistik”
(Sukidin, 2002).
Pendekatan Kuantitatif merupakan pendekatan yang bermula
dari studi tentang ilmu-ilmu alam (natural science) berupa kajia
pseudokuantitatif yang mengharuskan semua kajian penelitian
diukur dengan angka-angka kuantitatif secara ontologis dan
harus diletakkan pada tatanan realisme dan naïve realisme.
Pendekatan Positivisme ini amat percaya bahwa kebenaran itu
bersifat universal. Bagi metode positivis-kuantitatif, individu
adalah representasi dari beroperasinya struktur sosial yang
eksistensinya berada di luar kesadaran individu. Perilaku individu
dalam sebuah konteks sosial sepenuhnya dilihat sebagai hasil
determinasi struktur atas individu (Sukidin, 2002). Individu
adalah aktor yang berperilaku, bahkan berperasaan menurut
6
script
(naskah)
yang
terdapat
dalam
struktur.
Apa
yang
dibayangkan sebagai struktur itu (yang didalamnya memuat
nilai, kepercayaan, ideologi, norma dan institusi) menjadi
penentu tentang bagaimana individu merespon sebuah peristiwa
sosial.
Semangat utama positivisme ini adalah memetakan pola-pola
dan kecenderungan umum tentang bagaimana struktur sosial
yang ada itu menghasilkan disposisi dan perilaku individu atau
kelompok yang berbeda (Sparingga, dalam Sukidin, 2002).
2. PENDEKATAN KUALITATIF
Suatu penelitian, khususnya penelitian grounded (penelitian
dasar:
Eksplorasi
pendekatan
dan
kualitatif
Deskripsi)
dalam
umumnya
menggunakan
analisis-analisisnya.
Penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya
(Strauss dan Corbin, 1997).
Pendekatan kualitatif dalam hal ini seungguhnya adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati. Sehingga
data yang dikumpulkan adalah data yang
berupa kata/ kalimat maupun gambar (bukan angka-angka).
Data-data ini bisa berupa naskah wawancara, catatan lapangan,
foto, video, dokumen pribadi, memo ataupun
dokumen resmi
lainnya (Maleong, 1994).
7
Bogdan
kualitatif
dan
Taylor
adalah
(1992)
salah
mengatakan
satu
bahwa
prosedur
penelitian
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan-ucapan atau tulisan
dan perilaku orang-orang yang diamati.
Sedangkan Menurut Milles and Huberman (1994) penelitian
kualitatif adalah “conducted through an intense and or prolonged
contact with a “field” or life situation. These situation are
typically “banal” or normal ones, replective of the everyday life
individuals, groups, societies and organizations”
Penelitian Kualitatif ini juga dapat dimaknai sebagai rangkaian
kegiatan penelitian yang mengembangkan pola pikir induktif
dalam menarik suatu kesimpulan dari suatu fenomena tertentu.
Pola berfikir Induktif ini adalah cara berfikir dalam rangka
menarik kesimpulan dari sesuatu yang bersifat khusus kepada
yang sifatnya umum.
Dengan pendekatan ini peneliti dapat
memperoleh gambaran
yang lengkap dari permasalahan yang dirumuskan
memfokuskan
pada
proses
dan
pencarian
dengan
makna
dibalik
fenomena yang muncul dalam penelitian, dengan harapan agar
informasi yang dikaji lebih bersifat komprehensif, mendalam,
alamiah dan apa adanya.
C.
PERBEDAAN
PENELITIAN
KUALITATIF
DENGAN
KUANTITATIF
Paling tidak terdapat 7 ciri yang membedakan Penelitian
Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif (Sukidin, 2002):
Tabel
8
Perbedaan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
No Jenis
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1)
Perbedaan
Kerangka
Teori
Penelitian Kualitatif
Menolak
sepenuhnya
penggunaan kerangka
teori sebagai persiapan
penelitian. 1)
Hipotesis
Tidak
terikat
oleh
Hipotesis.
Berang-kat
dari
pikiran
kosong
dalam
rangka
membangun
suatu
konsep atau preposisi.
Ubahan
Tidak
menentukan
ubahan2)
Hubungan
Berfungsi
sebagai
Peneliti
instrumen dan menyatu
dengan
dengan
subjek
Responden
penelitian3)
Metode
Dilakukan
dengan
Analisis
analisis
Interaktif4)
Data
ataupun analisis alur
tahapan5)
Proses dan Lebih
mementingka
6)
Hasil
Proses
Responden
Informan
dan
dan Sampel Snowbolling sampling
Membuat
persiapan
teoretik
hanya
Penelitian
Kuantitatif
Menuntut penyusunan
ke-rangka teori
Hipotesis
diperlukan
pembuktian.
sangat
untuk
Mengukur ubahan
Ada
jarak
Peneliti
Responden
antara
dengan
Dilakukan
analisis Linear
dengan
Lebih
mementingkan
Hasil
Random
Sampling,
Ukuran Sampel, luas
sampel, dan metode
sampling7)
akan
menghasilkan
penelitian yang artifisial dan jauh dari sifat naturalnya. Hal ini
terjadi karena penelitian kualitatif adalah membangun ilmu
ideografik, sementara kuantitatif bertujuan membangun ilmu
nomothetik (Muhadjir, 2000). Jika dalam penelitian kualitatif
terdapat kerangka teoretik, maka ada dua kemungkinan: 1) teori
yang ada itu hanya untuk sekedar untuk ‘tongkat’ yang
kemungkinan akan dibuang jika mendapatkan hal yang baru di
9
lapangan. 2) penelitian tidak sepenuhnya kualitaitf, karena
berbagai permasalahan misalnya keterbatasan waktu, dsb.
2)
Dalam penelitian melihat suatu fenomena, penelitian kualitatif
berusaha melihat objek dalam konteksnya dan menggunakan
tata pikir logik lebih dari sekedar linear kausal. Penelitian
kualitatif tidak menentukan ubahan-ubahan dan kategori ubahan
serta
tidak
berusaha
mengukur
ubahan
itu,
apalagi
mengkuantifikasikan.
3)
Dalam penelitian kualitatif, peneliti dalam rangka pengumpulan
data
berfungsi
sebagai
instrumen
yang
berusaha
untuk
mengikuti asumsi-asumsi kultural dan mengikuti data kualitatif.
Peneliti melakukan ‘pengamatan berperan serta’ atau participant
observation atau juga disebut sebagai ‘pengamatan terlibat’.
Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif peneliti dan subjek
penelitian harus melebur seoleh-olah tidak ada lagi pemisah/
jarak diantara keduanya (Moleong, 1995). Dalam pengumpulan
data kualitatif dapat dilakukan dengan dua pendekatan: 1)
pengamatan secara aktif dan langsung (pengamatan peran
serta), sehingga peneliti dapat menguak segala sesuatu yang
terjadi di lapangan. 2) Dokumen pribadi, termasuk didalamnya
wawancara bebas. Dokumen ini dapat berupa buku harian, surat,
otobiografi dan catatan hasil wawancara.
4)
Analisis Interaktif, dikenalkan oleh Milles dan Huberman (1994)
ditujukan
untuk
kecermatan
dan
menjaga
kualitas
hasil
penelitian. Dalam Analisis interaktif ini masing-masing komponen
pengumpulan data, reduksi data, display data dan kesimpulan
hasil dilakukan secara ‘simultan’ atau secara siklus.
10
5)
Analisis Alur tahapan dikenalkan oleh Strauss dan Corbin (1997)
yang terdiri dari Open Coding, Axial Coding dan Selective Coding.
Open Coding merupakan upaya peneliti untuk mengumpulkan
data-data
sebanyak
mungkin
yang
terkait
dengan
subjek
penelitian. Axial Coding adalah upaya mengorganisir data-data
yang
telah
diperoleh
dari
open
coding
berdasarkan
atas
kategorinya untuk dikembangkan ke arah beberapa proposisi.
Pada tahap Axial Coding juga dilakukan upaya analisis hubungan
antar kategori. Selective Coding adalah upaya untuk memeriksa
mana kategori yang inti dan kaitannya dengan kategori yang
lain, sehingga dapat diketahui dan dijelaskan mana yang menjadi
kategori ‘inti’ atau ‘pusat’ dari konsep atau kategori lainnya.
6)
Dalam
penelitian
kualitatif
yang
dipentingkan
adalah
kedalaman materi, bukan keluasan materi penelitian (Sukidin,
2002)
7)
Dalam Penelitian kuantitatif, semakin banyak/ besar sampel
maka akan semakin kecil kesalahan sampling. Namun dalam
penelitian
kualitatif
banyak/
sedikitnya
informan
tidak
menentukan akurat atau tidaknya penelitian. Bahkan dalam
penelitian kualitatif bisa jadi informannya hanya satu orang.
Faisal secara tegas membedakan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif sebagai
berikut:
Unsur
Penelitian
Penelitian
Kuantitatif
Kualitatif
Paradigma
Positivisme
Tujuan
Menjelaskan
fenomena
Interpretivisme
Memahami
sosial fenomena
sosial
11
(Explanation)
tindakan
Kausal Alasan
sosial (reason, social
meaning)
Hubungan
(Causaliaty)
Fokus Metodologi
Hubungan
Variabel
D.
KRITIK
ATAS
(Understanding)
Antar
PENDEKATAN
Etika
(acuan
moralitas)
Frame (pola pikir)
Rasionalitas
Tema/ nilai budaya
KUANTITATIF
DAN
KUALITATIF
1. Kritik atas Pendekatan Kuantitatif (Sukidin, 2002)
1. Metode Kuantitatif banyak membelenggu empirisme dan
rasionalisme subjek kajian
2. Dianggap gagal dalam mengungkap realitas sosial yang
unik dan beragam, yang hanya bisa didekati dengan
pendekatan kualitatif
3. Kajian
Kuantitatif
terbatas
pada
desain
ekslusifisme,
terbatas pada kajian variabel tertentu dan menghilangnya
(makna) generalisasi.
4. Kajian atas manusia tidak sama dengan kajian atas
kebendaan yang bersifat statis dan linear.
5. Dianggap
tidak
mampu
mempertemukan
teori
yang
bersifat umum dengan konteks lokal
6. Kabur dalam mengungkap kasus atau keunikan individu.
2. Kritik atas Pendekatan Kualitatif
12
1. Hasil penelitiannya tidak representatif
2. Terlalu bersifat Subjektif
3. Tidak dapat digunakan untuk menggeneralisir suatu fakta
sosial secara universal dan hanya dapat digunakan pada
“wilayah” kontekstual
4. Cenderung melebih-lebihkan pada penghargaan terhadap
subjektifitas individu, kelompok, masyarakat dan atau
suatu organisasi tertentu (Fatchan, 2001).
E. UNSUR-UNSUR PENELITIAN
Usman (2001) menyebutkan beberapa unsur-unsur penelitian
sebagai berikut (khususnya untuk penelitian kuantitatif):
1. Konsep Awal
2. Konsep Sederhana
3. Istilah
4. Definisi
5. Pengertian
6. Faktor
7. Proposisi atau embrio teori
8. Konsep lanjutan atau teori
9. Hukum atau dalil
10.
Asumsi Dasar atau postulat
11.
Evidensi atau bukti atau premis
12.
Hipotesis
13.
Definisi Operasional dan
14.
Variabel
1. Konsep awal adalah fakta yang diserap inderawi, direkam
oleh otak untuk diungkapkan kembali
2. Konsep sederhana, yakni konsep awal yang diabstraksikan
dengan nama atau lambang
13
3. Istilah adalah nama atau lambang yang dipersepsi secara
sama
4. Definisi adalah istilah yang dijelaskan secara khusus
5. Pengertian adalah definisi yang dijelaskan secara khusus
6. Faktor, adalah fakta yang mempengaruhi
7. Proposisi, adalah hubungan antar faktor atau konsep yang
dapat dinilai benar atau salah
8. Teori, adalah hubungan proposisi secara khusus atau
konsep yang terkait secara sistematis dengan definisi dan
proposisi sehingga dapat menjelaskan gejala
9. Dalil adalah teori yang teruji dan bertahan
10.
Postulat
adalah
pernyataan
yang
tidak
perlu
dibuktikan kebenarannya
11.
Hipotesis
adalah
rumusan
proposisi
untuk
diuji
kebenarannya.
12.
Definisi
operasional
adalah
petunjuk
tentang
bagaimana suatu variabel diukur
13.
Variabel adalah sebuah konsep yang mempunyai
variasi nilai
14
PENELITIAN
A. ARTI PENTING PENELITIAN
Sedarmayanti (2002) menunjukkan, setidaknya ada lima arti
penting suatu penelitian sosial:
1. Penelitian dapat menjawab kesenjangan antara standar kerja
dan tingkat pencapaian hasil kerja
2. Penelitian
dapat
mengurari
dan
bahkan
menghilangkan
kebingungan orang terhadap sesuatu hal
3. Penelitian
digunakan
untuk
memecahkan
masalah
yang
dihadapi oleh masyarakat
4. Penelitian untuk mengembangkan dan memperbaiki suatu
teori
5. Penelitian bermanfaat untuk memperbaiki cara kerja
B. JENIS PENELITIAN
Penelitian
merupakan
suatu
usaha
yang
dilakukan
secara
sistematik untuk memperoleh pengetahuan keilmuan melalui
metode ilmiah yang didasarkan pada fakta empirik. Penelitian
juga dapat dipahami sebagai usaha-usaha yang dilakukan oleh
seseorang
untuk
menemukan
dan
menyelesaikan
masalah
dengan menggunakan metode ilmiah.
Sesuatu dapat dikatakan ilmiah (pengetahuan ilmiah) jika
memenuhi syarat:
1. Fenomena itu dapat dijelaskan secara logis, dapat diterima
oleh akal berdasarkan teori yang telah ada, dan
2. Dapat dibuktikan secara empirik.
1
Sebagai contoh, benda yang dilepaskan dari ketinggian tertentu
di atas Bumi akan jatuh kembali ke Bumi. Fenomena ini masih
belum cukup disebut sebagai pengetahuan ilmiah bilamana
belum dapat dijelaskan alasan mengapa benda tersebut jatuh ke
Bumi (Soemarno, 2003).
Menurut tingkatannya Penelitian dibedakan menjadi 3:
a. Penelitian dalam Upaya menjajagi masalah (EKSPLORATIF)
b. Penelitian
dalam
Upaya
mengembangkan
masalah
(PENGEMBANGAN)
c. Penelitian
dalam
Upaya
menguji
jawaban
terhadap
masalah (VERIFIKATIF)
Berdasarkan metode yang didasarkan pada Tujuan dan Objeknya,
penelitian dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk:
1. Penelitian Kasus (Case Study) bertujuan mempelajari
secara mendalam mengenai keadaan kehidupan sekarang
dengan
latar
belakangnya
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya dari suatu unit sosial seperti: Individu;
kelembagaan; komunitas; masyarakat.
2. Penelitian
membuat
Deskriptif
pencanderaan/
(Descriptive)
lukisan/
bertujuan
deskripsi
mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah
tertentu secara sistematik, faktual dan teliti, serta meluas
dari beberapa variabel tertentu saja (tidak mendalam
seperti studi kasus)
3. Penelitian Korelasional (Correlational Research)
bertujuan
untuk
mendeteksi/
mengungkap
sampai
sejauhmana variasi-variasi pada suatu fakta berkaitan atau
2
berkorelasi dengan variasi-variasi pada faktor lain yang
didasarkan pada koefisien korelasi
4. Penelitian
Kausalitas
(Causality
Research)
bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab-akibat
dari suatu peristiwa/ fenomena. Penelitian ini dibedakan
menjadi 2:
a. Explanatory
dengan
Survey
cara
penyelidikan kausalitas
mendasarkan
pada
pengamatan
terhadap akibat yang terjadi, dan mencari faktorfaktor yang mungkin menjadi penyebabnya melalui
data tertentu.
b. Experimental Research penyelidikan dengan
cara mengenakan faktor penyebabnya (treatment/
perlakuan)
kepada
kemudian
dikaji
kelompok
akibat
eksperimental,
yang
terjadi
untuk
meyakinkan bahwa yang terjadi itu benar-benar
sebagai
akibat
dari
perlakuan,
biasanya
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak
dikenai perlakuan.
5. Penelitian Sejarah (Historical Research) bertujuan
untuk
membuat
sistematis
dan
rekonstruksi
objektif
mengumpulkan,
yang
masa
lampau
dilakukan
mengevaluasi,
secara
dengan
mensintesis
cara
dan
memverifikasi bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan
memperoleh kesimpulan yang benar.
6. Penelitian Tindakan (Action Research) bertujuan
untuk
menerapkan
ataupun
ide-ide
atau
ketrampilan-ketrampilan
penemuan-penemuan
baru
dalam
rangka
3
memecahkan masalah dalam suatu lapangan kerja atau
dunia aktual lainnya.
7. Penelitian Terapan (Applied Research)
Adalah penyelidikan yang penuh kehati-hatian, dilakukan
secara sistematik dan terus menerus terhadap suatu
masalah (sosial) dengan tujuan agar hasil penelitian dapat
digunakan
segera
untuk
keperluan
tertentu.
Hasil
penelitian ini tidak perlu berupa penemuan sesuatu yang
baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang
telah ada.
4
8. Penelitian Perkembangan (Development Research)
Adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
percobaan dan penyempurnaan terhadap suatu sistem.
9. Penelitian Longitudinal
Adalah
penelitian
yang
mengkaji
berbagai
tingkat
pertumbuhan dengan cara mengikuti perkembangan bagi
individu yang sama pada jangka waktu yang panjang.
10.
Penelitian Evaluasi
Adalah penelitian yang dilakukan dengan membandingkan
kejadian,
kegiatan
dan
produk
dengan
standar
dan
program yang telah ditetapkan.
Disamping pembagian di atas Penelitian secara umum dibagi
menjadi 2:
1. Penelitian
Deskriptif
penelitian
ini
hanya
mampu
menjawab pertanyaan “what”. Belum sampai pada “how”
dan “why”
2. Penelitian Analitis dibagi menjadi (a) Deskriptif Analitis
dan (b) Analitis kuantitatif. Perbedaan keduanya terletak
pada analisa yang dipakai. Yang pertama menggunakan
analisa tabuler dan yang kedua menggunakan metoda
kuantitatif.
C. DESAIN/ PENDEKATAN PENELITIAN
Desain Penelitian rancangan, pedoman ataupun acuan
penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono, 2003). Desain
Penelitian ini harus memuat segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Sifat desain
5
penelitian
mendekati
komprehensif
dari
keseluruhan
kerja
penelitian, maka apabila peneliti telah siap dengan desain
penelitian berarti separuh kerja penelitiannya telah selesai
(Bungin, 2001).
Desain Penelitian Sosial dapat dilakukan dengan menggunakan
dua pendekatan:
1. Pendekatan Kuantitatif,
2. Pendekatan Kualitatif
1. PENDEKATAN KUANTITATIF
Pendekatan ini dikenalkan pertamakali oleh Descartes. Descartes
memperkenalkan metode penelitian ini dengan istilah “Deduktif”.
Pendekatan
kemudian
ini
dikembangkan
dikenal
dengan
oleh
istilah
Auguste
“Pendekatan
Comte
yang
Positivistik”
(Sukidin, 2002).
Pendekatan Kuantitatif merupakan pendekatan yang bermula
dari studi tentang ilmu-ilmu alam (natural science) berupa kajia
pseudokuantitatif yang mengharuskan semua kajian penelitian
diukur dengan angka-angka kuantitatif secara ontologis dan
harus diletakkan pada tatanan realisme dan naïve realisme.
Pendekatan Positivisme ini amat percaya bahwa kebenaran itu
bersifat universal. Bagi metode positivis-kuantitatif, individu
adalah representasi dari beroperasinya struktur sosial yang
eksistensinya berada di luar kesadaran individu. Perilaku individu
dalam sebuah konteks sosial sepenuhnya dilihat sebagai hasil
determinasi struktur atas individu (Sukidin, 2002). Individu
adalah aktor yang berperilaku, bahkan berperasaan menurut
6
script
(naskah)
yang
terdapat
dalam
struktur.
Apa
yang
dibayangkan sebagai struktur itu (yang didalamnya memuat
nilai, kepercayaan, ideologi, norma dan institusi) menjadi
penentu tentang bagaimana individu merespon sebuah peristiwa
sosial.
Semangat utama positivisme ini adalah memetakan pola-pola
dan kecenderungan umum tentang bagaimana struktur sosial
yang ada itu menghasilkan disposisi dan perilaku individu atau
kelompok yang berbeda (Sparingga, dalam Sukidin, 2002).
2. PENDEKATAN KUALITATIF
Suatu penelitian, khususnya penelitian grounded (penelitian
dasar:
Eksplorasi
pendekatan
dan
kualitatif
Deskripsi)
dalam
umumnya
menggunakan
analisis-analisisnya.
Penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya
(Strauss dan Corbin, 1997).
Pendekatan kualitatif dalam hal ini seungguhnya adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati. Sehingga
data yang dikumpulkan adalah data yang
berupa kata/ kalimat maupun gambar (bukan angka-angka).
Data-data ini bisa berupa naskah wawancara, catatan lapangan,
foto, video, dokumen pribadi, memo ataupun
dokumen resmi
lainnya (Maleong, 1994).
7
Bogdan
kualitatif
dan
Taylor
adalah
(1992)
salah
mengatakan
satu
bahwa
prosedur
penelitian
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan-ucapan atau tulisan
dan perilaku orang-orang yang diamati.
Sedangkan Menurut Milles and Huberman (1994) penelitian
kualitatif adalah “conducted through an intense and or prolonged
contact with a “field” or life situation. These situation are
typically “banal” or normal ones, replective of the everyday life
individuals, groups, societies and organizations”
Penelitian Kualitatif ini juga dapat dimaknai sebagai rangkaian
kegiatan penelitian yang mengembangkan pola pikir induktif
dalam menarik suatu kesimpulan dari suatu fenomena tertentu.
Pola berfikir Induktif ini adalah cara berfikir dalam rangka
menarik kesimpulan dari sesuatu yang bersifat khusus kepada
yang sifatnya umum.
Dengan pendekatan ini peneliti dapat
memperoleh gambaran
yang lengkap dari permasalahan yang dirumuskan
memfokuskan
pada
proses
dan
pencarian
dengan
makna
dibalik
fenomena yang muncul dalam penelitian, dengan harapan agar
informasi yang dikaji lebih bersifat komprehensif, mendalam,
alamiah dan apa adanya.
C.
PERBEDAAN
PENELITIAN
KUALITATIF
DENGAN
KUANTITATIF
Paling tidak terdapat 7 ciri yang membedakan Penelitian
Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif (Sukidin, 2002):
Tabel
8
Perbedaan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
No Jenis
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1)
Perbedaan
Kerangka
Teori
Penelitian Kualitatif
Menolak
sepenuhnya
penggunaan kerangka
teori sebagai persiapan
penelitian. 1)
Hipotesis
Tidak
terikat
oleh
Hipotesis.
Berang-kat
dari
pikiran
kosong
dalam
rangka
membangun
suatu
konsep atau preposisi.
Ubahan
Tidak
menentukan
ubahan2)
Hubungan
Berfungsi
sebagai
Peneliti
instrumen dan menyatu
dengan
dengan
subjek
Responden
penelitian3)
Metode
Dilakukan
dengan
Analisis
analisis
Interaktif4)
Data
ataupun analisis alur
tahapan5)
Proses dan Lebih
mementingka
6)
Hasil
Proses
Responden
Informan
dan
dan Sampel Snowbolling sampling
Membuat
persiapan
teoretik
hanya
Penelitian
Kuantitatif
Menuntut penyusunan
ke-rangka teori
Hipotesis
diperlukan
pembuktian.
sangat
untuk
Mengukur ubahan
Ada
jarak
Peneliti
Responden
antara
dengan
Dilakukan
analisis Linear
dengan
Lebih
mementingkan
Hasil
Random
Sampling,
Ukuran Sampel, luas
sampel, dan metode
sampling7)
akan
menghasilkan
penelitian yang artifisial dan jauh dari sifat naturalnya. Hal ini
terjadi karena penelitian kualitatif adalah membangun ilmu
ideografik, sementara kuantitatif bertujuan membangun ilmu
nomothetik (Muhadjir, 2000). Jika dalam penelitian kualitatif
terdapat kerangka teoretik, maka ada dua kemungkinan: 1) teori
yang ada itu hanya untuk sekedar untuk ‘tongkat’ yang
kemungkinan akan dibuang jika mendapatkan hal yang baru di
9
lapangan. 2) penelitian tidak sepenuhnya kualitaitf, karena
berbagai permasalahan misalnya keterbatasan waktu, dsb.
2)
Dalam penelitian melihat suatu fenomena, penelitian kualitatif
berusaha melihat objek dalam konteksnya dan menggunakan
tata pikir logik lebih dari sekedar linear kausal. Penelitian
kualitatif tidak menentukan ubahan-ubahan dan kategori ubahan
serta
tidak
berusaha
mengukur
ubahan
itu,
apalagi
mengkuantifikasikan.
3)
Dalam penelitian kualitatif, peneliti dalam rangka pengumpulan
data
berfungsi
sebagai
instrumen
yang
berusaha
untuk
mengikuti asumsi-asumsi kultural dan mengikuti data kualitatif.
Peneliti melakukan ‘pengamatan berperan serta’ atau participant
observation atau juga disebut sebagai ‘pengamatan terlibat’.
Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif peneliti dan subjek
penelitian harus melebur seoleh-olah tidak ada lagi pemisah/
jarak diantara keduanya (Moleong, 1995). Dalam pengumpulan
data kualitatif dapat dilakukan dengan dua pendekatan: 1)
pengamatan secara aktif dan langsung (pengamatan peran
serta), sehingga peneliti dapat menguak segala sesuatu yang
terjadi di lapangan. 2) Dokumen pribadi, termasuk didalamnya
wawancara bebas. Dokumen ini dapat berupa buku harian, surat,
otobiografi dan catatan hasil wawancara.
4)
Analisis Interaktif, dikenalkan oleh Milles dan Huberman (1994)
ditujukan
untuk
kecermatan
dan
menjaga
kualitas
hasil
penelitian. Dalam Analisis interaktif ini masing-masing komponen
pengumpulan data, reduksi data, display data dan kesimpulan
hasil dilakukan secara ‘simultan’ atau secara siklus.
10
5)
Analisis Alur tahapan dikenalkan oleh Strauss dan Corbin (1997)
yang terdiri dari Open Coding, Axial Coding dan Selective Coding.
Open Coding merupakan upaya peneliti untuk mengumpulkan
data-data
sebanyak
mungkin
yang
terkait
dengan
subjek
penelitian. Axial Coding adalah upaya mengorganisir data-data
yang
telah
diperoleh
dari
open
coding
berdasarkan
atas
kategorinya untuk dikembangkan ke arah beberapa proposisi.
Pada tahap Axial Coding juga dilakukan upaya analisis hubungan
antar kategori. Selective Coding adalah upaya untuk memeriksa
mana kategori yang inti dan kaitannya dengan kategori yang
lain, sehingga dapat diketahui dan dijelaskan mana yang menjadi
kategori ‘inti’ atau ‘pusat’ dari konsep atau kategori lainnya.
6)
Dalam
penelitian
kualitatif
yang
dipentingkan
adalah
kedalaman materi, bukan keluasan materi penelitian (Sukidin,
2002)
7)
Dalam Penelitian kuantitatif, semakin banyak/ besar sampel
maka akan semakin kecil kesalahan sampling. Namun dalam
penelitian
kualitatif
banyak/
sedikitnya
informan
tidak
menentukan akurat atau tidaknya penelitian. Bahkan dalam
penelitian kualitatif bisa jadi informannya hanya satu orang.
Faisal secara tegas membedakan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif sebagai
berikut:
Unsur
Penelitian
Penelitian
Kuantitatif
Kualitatif
Paradigma
Positivisme
Tujuan
Menjelaskan
fenomena
Interpretivisme
Memahami
sosial fenomena
sosial
11
(Explanation)
tindakan
Kausal Alasan
sosial (reason, social
meaning)
Hubungan
(Causaliaty)
Fokus Metodologi
Hubungan
Variabel
D.
KRITIK
ATAS
(Understanding)
Antar
PENDEKATAN
Etika
(acuan
moralitas)
Frame (pola pikir)
Rasionalitas
Tema/ nilai budaya
KUANTITATIF
DAN
KUALITATIF
1. Kritik atas Pendekatan Kuantitatif (Sukidin, 2002)
1. Metode Kuantitatif banyak membelenggu empirisme dan
rasionalisme subjek kajian
2. Dianggap gagal dalam mengungkap realitas sosial yang
unik dan beragam, yang hanya bisa didekati dengan
pendekatan kualitatif
3. Kajian
Kuantitatif
terbatas
pada
desain
ekslusifisme,
terbatas pada kajian variabel tertentu dan menghilangnya
(makna) generalisasi.
4. Kajian atas manusia tidak sama dengan kajian atas
kebendaan yang bersifat statis dan linear.
5. Dianggap
tidak
mampu
mempertemukan
teori
yang
bersifat umum dengan konteks lokal
6. Kabur dalam mengungkap kasus atau keunikan individu.
2. Kritik atas Pendekatan Kualitatif
12
1. Hasil penelitiannya tidak representatif
2. Terlalu bersifat Subjektif
3. Tidak dapat digunakan untuk menggeneralisir suatu fakta
sosial secara universal dan hanya dapat digunakan pada
“wilayah” kontekstual
4. Cenderung melebih-lebihkan pada penghargaan terhadap
subjektifitas individu, kelompok, masyarakat dan atau
suatu organisasi tertentu (Fatchan, 2001).
E. UNSUR-UNSUR PENELITIAN
Usman (2001) menyebutkan beberapa unsur-unsur penelitian
sebagai berikut (khususnya untuk penelitian kuantitatif):
1. Konsep Awal
2. Konsep Sederhana
3. Istilah
4. Definisi
5. Pengertian
6. Faktor
7. Proposisi atau embrio teori
8. Konsep lanjutan atau teori
9. Hukum atau dalil
10.
Asumsi Dasar atau postulat
11.
Evidensi atau bukti atau premis
12.
Hipotesis
13.
Definisi Operasional dan
14.
Variabel
1. Konsep awal adalah fakta yang diserap inderawi, direkam
oleh otak untuk diungkapkan kembali
2. Konsep sederhana, yakni konsep awal yang diabstraksikan
dengan nama atau lambang
13
3. Istilah adalah nama atau lambang yang dipersepsi secara
sama
4. Definisi adalah istilah yang dijelaskan secara khusus
5. Pengertian adalah definisi yang dijelaskan secara khusus
6. Faktor, adalah fakta yang mempengaruhi
7. Proposisi, adalah hubungan antar faktor atau konsep yang
dapat dinilai benar atau salah
8. Teori, adalah hubungan proposisi secara khusus atau
konsep yang terkait secara sistematis dengan definisi dan
proposisi sehingga dapat menjelaskan gejala
9. Dalil adalah teori yang teruji dan bertahan
10.
Postulat
adalah
pernyataan
yang
tidak
perlu
dibuktikan kebenarannya
11.
Hipotesis
adalah
rumusan
proposisi
untuk
diuji
kebenarannya.
12.
Definisi
operasional
adalah
petunjuk
tentang
bagaimana suatu variabel diukur
13.
Variabel adalah sebuah konsep yang mempunyai
variasi nilai
14