Menentukan Pohon Rentang Minimal (Minimum Spanning Tree) Dari Graf Berbobot Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Menurut Soejono & Abdurrahman (1999:23) penelitian deskriptif adalah
sebuah
prosedur
pemecahan
masalah
yang
diselidiki
dengan
menggambarkan/melukiskan objek penelitian (seseorang,lembaga,masyarakat dan
lain-lain) berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Penelitian
kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut
pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide,
persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti keseluruhannya tidak dapat
diukur dengan angka (Febriani Putri, 2013). Peneliti berusaha menggali,
mengidentifikasi, dan menjelaskan berbagai kondisi terkait pemanfaatan dana oleh
masyarakat penerima di Desa Nagasaribu III. Penelitian ini menggunakan tehnik
purposive sampling.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Nagasaribu III Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang hasundutan. Alasan peneliti memilih lokasi ini
ialah karena peneliti ingin mengetahui bagaimana kehidupan sehari-hari masayarakat
penerima PKH dan bagaimana masyarakat dalam penggunaan dana PKH tersebut dan
lokasi penelitian ini merupakan desa peneliti sendiri.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Unit Analisis dan Informan
3.3.1. Unit Analisis
Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian
keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Bungin, 2007). Adapun yang
terkait dengan hal ini yang menjadi subyek penelitian adalah masyarakat penerima
program keluarga harapan (PKH) di Desa Nagasaribu III Kec.Lintong nihuta
Kab.Humbang hasundutan.
3.3.2. Informan
Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi oleh
pewawancara informan adalah orang yang menguasai dan memahami data, informasi
ataupun fakta dari suatu objek penelitian. (Bungin, 2007). Informan merupakan
orang-orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti.
Pemilihan informan peneliti menggunakan teknik prosedur purposif. Informan dipilih
berdasarkan kriteria ataupun tujuan awal dalam penelitian yaitu:
1. Masyarakat penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
2. Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Desa Nagasaribu III
Kecamatan Lintong nihuta Kabupaten Humbang hasundutan.
3. Kepala Desa di Desa Nagasaribu III Kecamatan Lintong nihuta Kabupaten
Humbang hasundutan.
4. Masyarakat yang bukan penerima PKH
Universitas Sumatera Utara
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari informan yang telah ditemukan langsung
dilapangan. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data primer ini adalah
sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan
atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara. Adapun yang menjadi informan kunci adalah masyarakat penerima
Program Keluarga Harapan (PKH). Untuk menggali informasi yang lebih dalam
peneliti akan mewawancarai Penerima PKH, Ketua PKH dan Kepala Desa
Nagasaribu III.
Tehnik wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah proses wawancara yang
menggunakan panduan wawancara yang berasal dari pengembangan topik dan
mengajukan pertanyaan fleksibel pada saat wawancara sehingga jawaban atau
keterangan yang diperoleh lebih mendalam (Rian, 2014).Wawancara akan dilakukan
pada informan yang telah ditentukan seperti penerima PKH, ketua PKH dan Kepala
Desa Nagasaribu III, wawancara dilakukan peneliti pada masyarakat penerima
program keluarga harapan (PKH), Pendamping PKH serta Kepala desa pada tanggal
16-31 maret 2017.
Universitas Sumatera Utara
b. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang
dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif)
atau non partisipatif. Maksudnya, pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan
yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian.
Dalam hal ini mengadakan pengamatan langsung di Desa Nagasaribu III untuk
melihat kondisi masyarakat penerima program keluarga harapan (PKH). Peneliti
mengadakan pengamatan langsung pada masyarakat penerima bantuan program
keluarga harapan (PKH) dengan mengikuti kegiatan pertemuan bulanan dirumah
salah satu penerima PKH dan juga mengikuti gotong-royong desa yang juga diikuti
oleh penerima PKH.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokomen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus
masalah. Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan yaitu dengan cara mengumpulkan gambar sebagai bukti
bahwa peneliti melakukan penelitian terkait dengan program keluarga harapan (PKH)
di Desa Nagasaribu III. Adapun dokumentasi yang dikumpulkan oleh peneliti pada
saat dilapangan berupa foto kegiatan dan foto wawancara dengan penerima PKH,
Pendamping PKH dan juga Kepala Desa Nagasaribu III.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung atau
menggunakan media perantara misalnya data yang diperoleh dari buku-bukuilimiah,
tulisan ilmiah, laporan penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian yang
dianggap relevan dan berhubungan dengan keabsahan masalah yang diteliti.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif dengan beberapa tahapan seperti berikut :
3.5.1. Pengumpulan Data
Data-data yang diperoleh di lapangan dicatat atau direkam dalam bentuk
naratif, yaitu uraian data yang diperoleh dari lapangan apa adanya tanpa adanya
komentar peneliti yang berbentuk catatan kecil. Dari catatan deskriptif ini, kemudian
dibuat catatan refleksi yaitu catatan yang berisi komentar, pendapat atau penafsiran
peneliti atas fenomena yang ditemui dilapangan.
3.5.2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan lapangan. Reduksi data dilakukan terus menerus selama penelitian
dilaksanakan. Reduksi data merupakan wujud analisis yang
menajamkan,
mengklarifikasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak berkaitan dengan
pokok persoalan. Selanjutnya dibuat ringkasan, pengkodean, penelusuran tema-tema,
Universitas Sumatera Utara
membuat catatan kecil yang dirasakan penting pada kejadian seketika yang dipandang
penting berkaitan dengan pokok persoalan.
3.5.3. Penyajian Data
Pada tahapan ini disajikan data hasil temuan di lapangan dalam bentuk teks
deskriptif naratif.
3.5.4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan upaya memaknai data yang
disajikan dengan mencermati pola-pola keteraturan, penjelasan, konfigurasi, dan
hubungan sebab akibat. Dalam melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi selalu
dilakukan peninjauan terhadap penyajian data dan catatan di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1.
Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1. Sejarah Desa Nagasaribu III
Desa Nagasaribu berasal dari kata Naga dan Saribu, Naga yang artinya kekuatan
dan Saribu artinya jumlah seribu dan jika digabungkan menjadi seribu kekuatan naga,
hal ini dapat dibuktikan dengan kekompakan dalam menanggung segala hiruk pikuk
kegiatan baik dalam sosial terlebih dalam melaksakan penyelesaian persoalan , dan
dapat diartikan memiliki sifat gotong-royong.
Desa Nagasaribu III merupakan salah satu Desa di Kecamatan Lintongnihuta,
Kabupaten Humbang hasundutan, dimana desa ini terbentuk pada tahun 2007 setelah
terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Humbang hasundutan No. 2 Tahun 2007 ,
Tentang Pembentukan Desa di beberapa Kecamatan di Kabupaten Humbang
hasundutan, dan salah satu diantaranya Desa Nagasaribu III sebagai hasil pemekaran
dari Desa Nagasaribu I.
Desa Nagasaribu III merupakan salah satu desa di Kecamatan Lintongnihuta
yang memiliki luas wilayah 906,75 hektar dengan jumlah penduduk 1.525 Jiwa,
yang terdiri dari 739 orang laki-laki dan 786 orang perempuan dengan jumlah 346
Kepala keluarga (KK). Desa Nagasaribu III juga merupakan suatu desa dengan luasan
lahan pertanian/ sawah sehingga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani.
Seperti yang telah diuraikan sehingga dalam mengelola dan
Universitas Sumatera Utara
memanfaatkan lahannya para petani di Desa Nagasaribu III menggunakan atau
mengelola berdasarkan karakteristik tanah yang mereka miliki atau bahkan melihat
kondisi curah hujan atau aliran air ladang mereka. Tanaman wajib bagi masyarakat
desa Nagasaribu III yaitu padi yang ditanam sekali dalam setahun dan setelah panen
biasanya lahan persawahan digunakan untuk menanam tanaman palawija yang lain
sesuai dengan keinginan petani dan kondisi lahannya. Adapun petani disana
merupakan petani padi dilahan persawahan yang berdekatan dengan aliran/sumber
mata air dan petani kopi, tanaman Palawija yang terdiri dari Cabe, Tomat, Sayur
Sayuran yang bisa ditanam dilahan perladangan tanah kering tetapi ada sebagian
masyarakat yang juga menanam cabe atau tomat dilahan persawahan setelah panen
padi dengan cara membuat bedengan untuk pertanian mereka.
Masyarakat
Nagasaribu memproduksi hasil pertanian sesuai dengan Luas tanaman menurut
komoditas jika tidak terserang oleh hama pertanian. Rincian data tersebut dapat kita
lihat pada tabel berikut :
Tabel 3 :
Produksi Lahan Pertanian
Tomat
10 Ha
Produksi
Padi
310 Ha
Produksi
Ubi kayu
5 Ha
Produksi
Ubi jalar
5 Ha
Produksi
Cabe
25 Ha
Produksi
Sumber : RPJM Desa Nagasaribu III Tahun 2015-2020
10 ton/ Ha
15 ton/ Ha
20 ton/ Ha
18 ton/ Ha
4 ton/ Ha
Masyarakat Desa Nagasaribu III ditinjau dari segi sosialnya merupakan
masyarakat yang memiliki rasa sosial yang tinggi. Dimana masyarakat di Desa ini
saling bahu-membahu jika terjadi sesuatu bencana yang menimpa keluarga lain, dan
ada juga kelompok sarikat yang dibuat oleh masyarakat sebagai wadah untuk saling
Universitas Sumatera Utara
tolong-menolong. Keadaan ekonomi masyarakat Desa Nagasaribu III memiliki
ekonomi yang sedang dimana masyarakat tidak dapat dikategorikan sangat miskin
dan juga tidak dapat dikategorikan dengan ekonomi yang mapan. Oleh sebab itu
masyarakat Desa Nagasaribu III juga merupakan masyarakat yang mendapat bantuan
dari program bantuan pemerintah, supaya ekonomi masyarakat Desa Nagasaribu III
semakin terbangun untuk lebih baik kedepannya melalui usaha pertanian yang
mereka lakukan. Keadaan tersebut merupakan keadaan yang menggambarkan
masyarakat Desa Nagasaribu III.
Untuk membangun ekonomi masyarakat,
pemerintah memperhatikan prasarana yang dapat memudahkan masyarakat untuk
memperoleh akses ke pasar tradisional guna untuk menjual hasil pertaniannya. Status
jalan Desa merupakan jalan aspal yang dapat mempermudah untuk dilalui
transportasi darat masuk mengangkut poduksi pertanian masyarakat dari desa menuju
ke pasar ataupun langsung dari ladang masyarakat.
Gambar 1 :Foto Keadaan Jalan Desa Nagasaribu III .
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Kondisi Topografi Desa Berdasarkan Mata Pencaharian
Topografi desa Nagasaribu III,Sebahagian besar lahan yang adadimanfaatkan
oleh penduduk untuk kegiatan pertanian dan pemukiman.Iklim di DesaNagasaribu III
sebagaimana desa-desa lainnya di wilayah Indonesia terdiri dari musim hujan dan
musim kering. Hal tersebut sangat mempengaruhi sistem pertanian bagi penduduk
desa Nagasaribu III. Luas wilayah desa Nagasaribu III ialah sekitar 906,75 hektar.
Tanah di Nagasaribu III tergolong sangat subur hal ini ditandai dengan
keanekaragaman tanaman holtikultura yang mudah tumbuh di wilayah desa ini.
Berdasarkan data dari Kantor Kepala desa Nagasaribu III, tercatat bahwa
mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Adapun komoditas pertanian yang
dibudidayakan oleh masyarakat ialah padi, cabai, kopi, sayur-sayuran, dan lain
sebagainya. Komoditas utama pertanian di desa ini ialah padi dan kopi. Akan tetapi
tidak semua komoditas pertanian tersebut dijadikan sebagai sumber ekonomi
masyarakat, namun juga merupakan hanya dijadikan sebagai konsumsi rumah tangga
seperti sayuran yang ditanam dengan jumlah yang sedikit.
Sistem pertanian yang dilakukan masyarakat desa Nagasaribu III masih
tergolong tradisional. Teknologi pertanian belum banyak digunakan. Namun bibit
tanaman da yang masih menggunakan bibit asli yang disimpan secara turun temurun
da nada juga yang membeli langsung dari toko terdekat. Adapun pembelian bibit
dilakukan ketika masyarakat tidak sempat untuk mengumpulkan atau mengolah bibit
secara alami ataupun juga untuk rotasi tanaman pada lahan ladang mereka. Adapun
pola hubungan sosial dalam pertanian terutama dalam memanen padi ialah bersifat
Universitas Sumatera Utara
patronklien. Dalam sistem pertanian ladang berpindah berlaku sistem marsiadap ari,
yaitu sebuah sistem sosial gotong-royong yang dilakukan secara bergilir dan tanpa
pamrih. Namun dalam mengelola lahan persawahan setelah panen yaitu biasanya
dikerjakan sendiri oleh masyarakat pemilik lahan ataupun mengupah orang lain untuk
membantunya menyiapkan lahan ladangnya untuk ditanami dengan tanaman
holtikultura yang disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim serta selang waktu
pemanenan karena supaya pada saat musim tanam padi, tanaman palawija yang
ditanam sudah panen sehingga tidak mengganggu proses penanaman padi
selanjutnya. Karena masyarakat desa Nagasaribu III hanya menanam padi hanya
sekali dalam setahun, dan sebelum musim tanam kembali, masyarakat biasanya akan
menggunakan lahan untuk menanam tomat, cabai, ubi dan sayur yang bia dipanen
masyarakat sebelum musim tanam padi. Cara tersebut digunakan masyarakat desa
Nagasaribu III untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Desa Nagasaribu III,
dengan luasan wilayah lahan pertanian/ sawah sehingga sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani. Dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4:
Tabel mata pencaharian
Petani
Buruh
Buruh
PNS
Pedagang Pengrajin
Tani
Swasta
824
126
24
31
Sumber : RPJM Desa Nagasaribu III Tahun 2015-2020
Peternak
-
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.Komposisi Penduduk berdasarkan pendidikan
Dalam era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini,
banyak kalangan menilai bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan kualitas seorang individu. Teknologi informasi dan komunikasi hanya
dapat dipahami apababila seseorang memiliki pendidikan dan pengetahuan yang
memadai untuk mengoperasikan berbagai produk teknologi. Pendidikan juga
dipandang sebagai barometer perkembangan perabadan dan kemajuan sebuah Negara.
Tanpa pendidikan mustahil sebuah Negara dapat berkembang seperti Negara-negara
lainnya di dunia.
Adapun tingkat pendidikan masyarakat Desa Nagasaribu III adalah sebagai
berikut :
Tabel 5 :
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Nagasaribu III
Belum sekolah
7-45 Tahun
Tidak pernah sekolah
Pernah sekolah SD tapi tidak tamat
307
421
14
86
Orang
Orang
Orang
Orang
Tamat SD/ Sederajat
Tamat SMP/ Sederajat
Tamat SLTA/ Sederajat
124
355
338
Orang
Orang
Orang
D-1
2
Orang
D-2
-
Orang
D-3
8
Orang
S-1
26
Orang
Sumber : RPJM Desa Nagasaribu III Tahun 2015-2020
Universitas Sumatera Utara
Komposisi tingkat pendidikan masyarakat desa Nagasaribu III. Secara umum
tingkat pendidikan tersebut sudah memenuhi standarisasi tingkat pendidikan yang
digunakan di Indonesia saat ini yaitu wajib belajar sembilan tahun atau setara dengan
sekolah menengah pertama (SMP) dapat dilihat pada tabel diatas. Masyarakat
Nagasaribu III secara umum merupakan masyarakat yang memiliki keinginan yang
tinggi untuk mendapat pendidikan, sehingga anak-anak desa Nagasaribu secara
khusus Nagasaribu III tidak jarang yang sedang menempuh jenjang pendidikan yang
tinggi.
4.1.4. Komposisi penduduk berdasarkan Agama
Secara sosiologis, masyarakat desa Nagasaribu III merupakan masyarakat
yang homogen jika ditinjau dari beberapa aspek salah satunya agama. Berdasarkan
data dari kantor kepala desa Nagasaribu III, seluruh masyarakat desa Nagasaribu III
menganut agama Kristen Protestan. Masyarakat yang menganut agama Kristen
Protestan tersebut dibagi ke dalam tiga gereja yakni jemaat gereja Huria Kristen
Batak Prostestan (HKBP) , jemaat gereja Huria Kristen Indonesia (HKI) dan Gereja
Kristen Protestan Indonesia (GKPI) . Secara sosiologis diperkirakan bahwa ketiga
gereja ini tetap bertahan karena faktor identitas budaya antara gereja dengan budaya
masyarakat lokal yakni budaya Batak Toba. Namun di Desa Nagasribu III terdapat 3
gereja sebagai tempat peribadatan yaitu 2 unit Gereja HKI dan 1 Gereja GKPI dan
bagi masyarakat Desa Nagasaribu III yang merupakan jemaat HKBP akan mengikuti
acara ibadah di Gereja HKBP yang terletak di Desa Nagasaribu V dan berjarak
lumayan jauh dari Desa Nagasaribu III.
Universitas Sumatera Utara
4.1.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku
Secara sosiologis desaNagasaribu III
merupakan desa yang dihuni oleh
mayoritas marga Sihombing yang terdiri dari marga Silaban, Lumbantoruan,
Nababan, Hutasoit. Masyarakat desa Nagasaribu III penduduknya ialah suku Batak
Toba yang terdiri dari berbagai marga. Marga asli penduduk desa Nagasaribu ialah
Sihombing, adapun marga pendatang seperti marga diluar Sihombing ialah marga
dengan penambahan berdasarkan perkawinan. Perkawinan menjadi sarana yang
memungkinkan terjadinya penambahan marga-marga di desaNagasaribu III, biasanya
marga yang diluar marga Sihombing di Desa Nagasaribu III merupakan marga dari
perkawinan anak perempuan Desa Nagasaribu III yang juga menetap di desa
Nagasaribu III.
4.1.6. Sarana dan Prasarana di Desa Nagasaribu III
Sarana dan prasana merupakan hal yang dibutuhkan masyarakat untuk
mendukung semua kegiatan yang dilakukan masyarakat. Dengan terpenuhi semua
sarana dan prasarana dalam pokok seperti : pendidikan, kesehatan, ibadah pada
masyarakat akan semaikin mudah dalam mencapai tujuan hidup manusia dalam
bermasyarakat. Di Desa Nagasaribu sendiri tersedia sarana dan prasarana sebagai
berikut :
41.6.1 Sarana Pendidikan
Ketersediaan sarana pendidikan yang memadai menjadi salah satu hal yang
sangat penting untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat. Pendidikan
merupakan salah satu aspek yang paling penting yang dibutuhkan masyarakat.
Dengan adanya pendidikan maka masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya
menjadi lebih baik. Pendidikan yang baik haruslah didukung oleh sarana dan
Universitas Sumatera Utara
prasarana yang baik pula. Adapun sarana dan prasarana yang ada di Desa Nagasaribu
III adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pendidikan anak Sekolah Dasar
(SD).Adapun sarana yang ada di desa Nagasaribu III dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6 :
Sarana dan prasarana pendidikan di Desa Nagasaribu III
PAUD
SD
SMP
Jumlah
2
2
Guru
4
18
Siswa
30
346
Sumber : RPJM Desa Nagasaribu III Tahun 2015-2020
SMA
-
Gambar 2: Foto SD Negeri Sijuguk yang terletak di Simpang Sijuguk Desa
Nagasaribu III
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 : Foto SD No. 177059 Negeri Silaban Hutasoit
SD Negeri Silaban Hutasoit yang terletak di Simpang Kawat Nagasaribu III,
SD ini berdekatan dengan Kantor Kepala Desa Nagasaribu III, dan Juga Poskesdes
Desa Nagasaribu III.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4 : Foto PAUD
PAUD yang ada di Desa Nagasaribu III yang menjadi sarana belajar dan bermain
bagi anak usia dini di desa ini.
4.1.6.2 Sarana Kesehatan
Tabel 7 :
Sarana dan Prasarana kesehatan di Desa Nagasaribu III
Poskesdes
Posyandu
Bidan Desa
Jumlah
1
2
5
Sumber : RPJM Desa Nagasaribu III Tahun 2015-2020
Kader
Posyandu
6
Universitas Sumatera Utara
Nagasaribu III mempunyai sarana kesehatan yaitu 1 Poskesedes yang telah
disediakan oleh Pemerintah Kabupaten di setiap desa di Kabupaten Humbang
hasundutan. Setiap desa memiliki satu Poskesdes sebagai wadah untuk masyarakat
dalam mendapatkan layanan kesehatan, dan salah satunya Poskesdes yang ada di
Desa Nagasaribu III.
Gambar 5 : Foto Poskesdes Desa Nagasaribu III
Selain pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan juga merupakan sesuatu yang
penting bagi masyarakat. Dari data diatas menunjukkan bahwa di Desa Nagasaribu
IIIsudah memiliki sarana dan prasana pendidikan yang disediakan pemerintah untuk
masyarakat di Desa Nagasaribu III, dimana sarana ini disediakan supaya masyarakat
cepat menjangkau sarana kesehatan untuk mendapat layanan kesehatan seperti untuk
berobat.
Universitas Sumatera Utara
4.1.6.1. Sarana Ibadah
Tabel 8 :
Sarana Ibadah
Gereja
Jumlah
3
Sumber : RPJM Desa Nagasaribu III Tahun 2015-2020
Mesjid
0
Berdasarkan jumlah penduduk Desa Nagasaribu III yang berjumlah 1.525
jiwa, yang terdiri dari 739 orang laki-laki, dan 786 perempuan dengan jumlah Kepala
Keluarga (KK) yaitu 346 KK dimana keseluruhan menganut agama Kristen protestan.
Hal ini terlihat pada kepemilikan sarana peribadatan. Penduduk yang berlatar belakan
Agama Katholik, Agama Budha, Agama Islam, Agama Hindu tidak dijumpai di Desa
Nagasaribu III.
Gambar 6 : Foto Gereja GKPI Simpang Kawat
GKPI Simpang kawat yang berada di Kompleks Inpres SD 1777059
Silaban Hutasoit. Gereja ini merupakan sarana masyarakat setempat untuk
melaksanakan ibadah mereka, dan juga digunakan oleh SD Silaban Hutasoit sebagi
Universitas Sumatera Utara
tempat untuk ibadah dan perayaan hari besar lainnya. SD Silaban Hutasoit
menggunakan 2 rumah ibadah yaitu gereja yang berdekatan dengan wilayah SD
Silaban Hutasoit secara bergiliran setiap tahunnya.
Gambar 7 : Foto Gereja HKI Silaban Hutasoit
HKI Silaban Hutasoit yang berada di Ambartala Desa Nagasaribu III
dan gereja ini juga berdekatan dengan GKPI Simpang kawat.
Gereja HKI Silaban Hutasoit juga merupakan tempat ibadah masyarakat desa
Nagasaribu III, gereja ini juga digunakan oleh SD Negeri Silaban Hutasoit sebagai
tempat mereka ketika melakukan ibadah seperti doa pemberangkatan Ujian Nasional
maupun untuk acara hari besar seperti Natal. SD Negeri Silaban Hutasoit setiap tahun
menggunakan gereja GKPI Simpang kawat maupun HKI Silaban Hutasoit secara
bergiliran. Namun PAUD Harapan Bangsa menggunakan 3 gereja secara bergantian
setiap tahunnya baik dalam acara hari besar dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8 : Foto Gereja HKI Sijuguk
HKI Sijuguk yang juga merupakan gereja yang terletak diwilayah desa
Nagasaribu III yaitu di Sijuguk. Dan Gereja ini merupakan Gereja yang berdekatan
dengan SD Negeri Sijuguk sehingga SD Sijuguk selalu mengadakan kebaktian dan
perayaan natal di gereja HKI Sijuguk. Biassnya PAUD yang ada di Desa Nagasaribu
III akan mengadakakan acara Natal menggunakan ketiga Gereja yang ada di Desa
Nagasaribu III sesuai dengan kesepakatan yaitu setiap tahun setiap gereja yang ada di
desa Nagasaribu III akan mendapat giliran sebagi tuan rumah untuk acara anak
PAUD desa Nagasaribu III.
Universitas Sumatera Utara
4.2.
Profil Informan dan Temuan Data
Berdasarkan hasil penelitian keluarga peserta program keluarga harapan (PKH),.
jumlah keluarga penerima program keluarga harapan pada tahap I yaitu 23 KK dan
tahap ini berlangsung sejak tahun 2014 di Desa Nagasaribu III Kecamatan Lingtong
nihuta Kabupaten Humbang hasundutan. Oleh karena itu peneliti mewawancarai
kaum ibu yang menerima bantuan dari program keluarga harapan (PKH) guna untuk
mengumpulkan informasi terkait dengan penelitian.
Tabel9 :
Profil Informan
No
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Tianas Hutasoit
Marista Simanullang
Nurmawati Simorangkir
Rosalina Tambunan
Harti Sianturi
Rotua Sinambela
Sofiatun
Rosida Nababan
Masnur Lumbantoruan
Tetty Yunima Harefa
Nurkia Sihombing
Jelita Sihombing
Kaniam Rajagukguk
Eslin Hutasoit
Risda Siregar
Ronitta Nababan
Dameria Tampubolon
Minar Simamora
Beturan Siburian
Agnes Manalu
Rama Sitinjak
Rosmin Lumbantoruan
Roslin Silitonga
Alamat
Lumban tanjung Dusun 5
Sitompul Dusun 4
Sabagaol Dusun 3
Lumban lobu Dusun 3
Lumban tobing Dusun 2
Siregar Dusun 4
Ambartala Dusun 3
Ambartala Dusun 3
Lumban tobing Dusun 2
Sijuguk Dusun 1
Sijuguk Dusun 2
Sijabi-jabi Dusun 1
Siambaroba Dusun 4
Lumban lobu Dusun 3
Sijuguk Dusun 2
Lumban tanjung Dusun 5
Lumban tobing Dusun 2
Sijuguk Dusun 1
Lumban tobing Dusun 2
Siambaroba Dusun 4
Sijabi-jabi Dusun 1
Sijuguk Dusun 1
Sijabi-jabi Dusun 1
Nominatif
Penerima
Rp. 850.000,Rp. 850.000,Rp.587.500,Rp. 850.000,Rp.850.000,Rp.850.000,Rp.600.000,Rp.525.500,Rp.775.000,Rp. 412.500,Rp. 600.000,Rp. 612.500,Rp. 850,000,Rp. 637.500,Rp.775.000,Rp. 850.000,Rp. 525.000,Rp. 825.000,Rp. 850.000,Rp. 737.500,Rp. 675.000,Rp. 412.500,Rp. 637.500,-
Sumber : Daftar Nominatif penerima Tahun 2016
Universitas Sumatera Utara
Adapun pemanfaatan dana bantuan program keluarga harapan (PKH) oleh
masyarakat penerima ialah sebagai berikut :
1.Nama : Tianas Hutasoit
Jumlah Tanggungan : 5 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SLTP/Sederajat
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 10:
Tabel Ibu Tianas Hutasoit
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Uang sekolah anak SMA 2 orang
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 150.000,Rp. 20.000,Rp. 540.000,-
Ibu Tianas Hutasoit merupakan ibu rumah tangga peserta bantua PKH yang
memiliki tanggungan 5 orang anak dan berbeda dari beberapa ibu rumah tangga
lainnya. Ia memiliki 2 anak yang sedang menempuh pendidikan SMA dan keduanya
bersekolah di SMA Swasta yang ada di Siborong-borong. Beliau mengakatan uang
sekolah menjadi suatu hal yang sangat berat yang harus dibayar setiap bulannya dan
juga harus memikitrkan ongkos pergi dan pulang sekolah setiap harinya. Lain lagi
untuk kebutuhan rumah, kebutuhan sosial sperti untuk pergi kepesta dan juga
kebutuhan untuk tugas sekolah anak. Meskipun demikian beliau harus menutupi
segala kebutuhan oleh karena itu ia dan suaminya bekerja keras diladang. Supaya
semua kebutuhan dapat terpenuhi. Dana bantuan tersebut menurutnya cukup
membantu untuk anak sekolahnya yang di SMA karena dapat digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
membayar uang sekolah beberapa bulan. Namun, setiap harinya ia harus bekerja
diladang untuk mendapat hasil yang akan dijual supaya dapat membeli kebutuhan
dapur dan juga sebagai orang yang bersosial, acara adat merupakan hal yang harus
dipenuhi beliau.
2.Nama : Ibu Marista Manullang
Jumlah Tanggungan : 7 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTA Sederajat
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 11 :
Tabel Ibu Marista Manullang
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Ongkos SMA
Beli Pulpen
Keperluan kebutuhan untuk pertanian, contohnya
bibit tomat
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 350.000,Rp. 250.000,Rp. 100.000,Rp. 35.000,Rp. 115.000,-
Ibu Marista Manullang juga merupakan salah satu dari penerima bantuan
program keluarga harapan (PKH), jumlah anak yang masih dalam tanggungan
berjumlah 7 orang. Anak-anaknya masih menjalani program pendidikan dimana dari
antara anaknya ada yang sudah kuliah, yang masih SMA, SMP dan juga ada yang
masih SD. Dana PKH yang diterima oleh beliau dipergunakan untuk memberi
perlenkapan sekolah anaknya dan jika masih ada yang bisa dialokasikan lagi baru
dipergunakan untuk membeli perlengkapan pertanian. Beliau juga merupakan ibu
rumah tangga yang juga sebagai petani. Setiap hari ia bekerja keladang dan juga
Universitas Sumatera Utara
menjalankan tugasnya sebagai istri dan sebagai ibu rumah tangga. Hal ini
dilakukannya supaya semua keperluan bagi keluarga terpenuhi. Ia beserta suaminya
berkeinginan untuk memberangkatkan anak-anaknya untuk memperoleh pendidikan
yang lebih tinggi dari pendidikannya. Menurutnya, pendidikan sangat penting bagi
anaknya, dan beliau sangat berterimaksih kepada pemerintah yang telah memberikan
bantuan program keluarga harapan (PKH) yang bisa sedikit mengurangi beban
pengeluarannya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya. Meskipun dengan
ekonomi yang tidak begitu mapan tidaklah mengurangi niat mereka dalam menempuh
pendidikan
3.Nama : Nurmawati Simorangkir
Jumlah Tanggungan : 3 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SD
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 12 :
Tabel Ibu Nurmawati Simorangkir
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Beli Pupuk Pertanian
Keperluan Rumah Tangga
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 200.000,Rp. 100.000,Rp. 10.000,Rp. 200.000,Rp. 70.000,-
Ibu Nurmawati Simorangkir merupakan salah satu ibu penerima program
keluarga harapan (PKH) yang saat ini memiliki 3 anak tanggungan yang sedang
menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Dasar. Beliau juga seorang petani, sehingga
ia membutuhkan modal untuk pertaniannya. Sama halnya dengan penerima PKH
Universitas Sumatera Utara
lainnya ibu ini juga memenuhi kebutuhan anaknya dengan menggunakan Dana
bantuan PKH, ia merasa PKH sangat membantu ekonominya karena ia sebagai petani
tidak mempunyai ekonomi yang stabil. Beberapa faktor yang merupakan alasan
baginya mengatakan bahwa ekonominya tidak baik dikarenakan petani tidaklah selalu
berhasil dalam pertaniannya, dan jikapun berhasil kadang harga dipasaran tidaklah
sesuai dengan modal yang diperlukan dalam pertaniannya. Seperti contoh belakangan
ini harga cabai yang sangat murah menyebabkan petani merugi baik dalam keyangan,
tenaga dan waktu para petani.
4.Nama : Rosalina Tambunan
Jumlah Tanggungan : 6 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SLTP/Sederajat
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 13 :
Tabel Ibu Rosalina Tambunan
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Beli beras
Keperluan Rumah Tangga
Ongkos
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 300.000,Rp. 150.000,Rp. 20.000,Rp. 200.000,Rp. 150.000,Rp. 30.000,-
Ibu Rosalina Tambunan merupakan seorang ibu yang memiliki anak yang
masih merupakan tanggungan karena semuanya masih usia sekolah yaitu ada yang
SD, SMP dan juga SMA. Anak yang sedang menempuh pendidkan SMA merupakan
anak yang paling besar dan menurutnya paling banyak memerlukan biaya yaitu untuk
transportasinya kesekolah. Pulang dari sekolah biasanya ia mengajaknya anaknya
Universitas Sumatera Utara
untu ikut keladang, dan hal ini juga sama dengan para penerima PKH ainnya bahkan
seluruh masyarakat yang juga bukan penerima PKH. Pulang dari sekolah anak-anak
de Desa Nahasaribu III biasanya akan membantu orang tuanya keladang supaya orang
tuanya bisa membawa hasil pertanian ke pasar tradisional dan juga supaya mereka
dapat bersekolah. Kebiasaan anak membantu keladang sudah merupakan tradisi bagi
masyarakat petani. Disinilah anak diajari untuk lebih menghargai keringta orang
tuanya ketika ia pergi kesekolah dan supaya anak mengetahui bahwa orang tuanya
menyekolahkna nya bukan karena kelebihan ekonomi. Namun ia disekolahkan dari
ekonomi yang bahkan bisa dikatakan tidaklah cukup untuk memberangkatkan anak
sekolah lebih tinggi lagi.
Ibu Rosalina Tambunan juga menuturkan bahwa ia juga berkeinginan
memberangkatkan anaknya menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi sedaya
mampunya, ia akan berusaha dan akan bekerja lebih giat lagi untuk dapa memenuhi
ekonominya dan juga supaya dapat memenuhi kebutuhan yang semakin banyak.
Dengan bantuan PKH yang ia terima bisa membantu untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan anaknya sehingga ia merasa lebih ringan dalam memenuhi kebutuhan
rumah tangga ataupun bahkan kebutuhan pendidikan anaknya.
Universitas Sumatera Utara
5.Nama : Ibu Harti Sianturi
Jumlah Tanggungan : 6 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTP/ Sederajat
Tabel 14 :
Tabel Ibu Harti Sianturi
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Beli beras
Susu
Jumlah dana yang dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 90.000,Rp. 10.000,Rp. 300.000,Rp. 300.000,-
Ibu Harti Sianturi merupakan seorang ibu juga yang menerima bantuan PKH.
Beliau sudah Almarhum, dalam pencairan PKH untuk keluarga ibu ini dicairkan oleh
Eda kandungnya yang merupakan bibik dari anak-anaknya. Karena dana bantuan
PKH hanya dapat dicairkan oleh ibu penerima PKH sendiri, dan jika diwakilkan
hanya boleh dicairkan oleh bibik atau nenek dari keluarga tersebut sesuai dengan
kesepakan bersama pihak PKH. Bibik inilah yang mengambil dana tersebut dari
kantor pos, dan menurut beliau hal yang paling penting untuk dibutuhi bagi keluarga
Almarhum Ibu Harti Sianturi ialah susu untuk bayi. Susu itu merupakan kebutuhan
utama bagi bayi dan juga membeli vitamin untuk bayi tersebut supaya bayi tetap
sehat dan bertumbuh. Kebutuhan sekolah menurutnya sudah dipenuhi seperti
seragam, sepatu dan lainnya. Jikapun ada yang harus dipenuhi seperti buku dan alat
tulis lainnya jika sudah habis. Anak-anak Almarhum masih bersekolah ditingkat SD
sehingga tidak seperti keluarga lainnya yang membutuhkan ogkos anak sekolah setiap
hari. Menurut beliau bantuan tersebut hanya dialokasikan untuk memnuhi keutuhan
Universitas Sumatera Utara
rumah tangga dan susu bayi dan juga kebutuhan perlengkapan sekolah habis pakai,
karena beliau menurturkan seragam,sepatu dan tas hanya dibeli sekali saja pada saat
awal masuk sekolah dan jika masih bisa digunakan tidak akan digantinya, Karena
yang paling dibutuhkan ialah susu untuk anak bayi.
6.Nama : Ibu Rotua Sinambela
Jumlah Tanggungan : 4 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Tabel 15 :
Tabel Ibu Rotua Sinambela
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Sepatu
Uang Sekolah SMA/3 bln
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 300.000,Rp. 100.000,Rp. 10.000,Rp. 200.000,Rp. 240.000,-
Ibu Rotua Sinambela merupakan orang tua yang sudah berstatus janda karena
suaminya telah meninggal dan juga berprofesi sebagai petani. Adapun anak yang
masih dalam tanggungannya berjumlah 4 orang. Yang paling berat baginya ketika
anaknya yang menempuh pendidikan di SMA
meminta uang sekolah, karena
anaknya yang sedang duduk di bangku SMA tersebut bersekolah di salah satu SMA
swasta yang ada di Siborong-borong. Beliau menuturkan bahwa status yang
disandangnya sebagai orang tua tunggal sangat berat baginya karena hanya dirinyalah
yang harus menutupi semua kebutuhan yang diperlukan baik itu untuk rumah
tangganya dan juga untuk pendidikan anaknya. Menurut beliau kebutuhan pendidikan
Universitas Sumatera Utara
setiap anak berbeda-beda, sesuai dengan apa yang diperlukan disekolah. Untuk
membutuhi semua kebutuhan terutama dalam bidang pendidikan ia merasa terbantu
dengan program-program yang telah dibuat pemerintah karena sudah membantu
mengurangi tanggung jawabnya seperti untuk membayar uang sekolah, seragam dan
lainnya. Dana bantuan PKH yang ia terima langsung dipakai untuk menutupi uang
sekolah anak SMA. Karena jika tidak dibayar akan terus berlanjut dan tunggakan
akan semakin banyak. Selagi baru mendapat bantuan langsung dibayar untuk uang
sekolah anak SMA supaya anaknya tetap bisa bersekolah dan anaknya tidak
mendapat teguran dari sekolah karena tidak membayar uang sekolah.
Selain itu untuk memenuhi kebutuhan lainnya ia juga harus bekerja keras
diladang dan juga diladang orang lain. Hal tersebut dilakukannya setiap hari supaya
setiap kebutuhan anak dan keluarganya terpenuhi. Bukan hanya kebutuhan anak dan
keluarga yang juga harus di penuhi namun juga untuk kebutuhan sosialnya seperti
untuki menutup adat, karena dalam masyarakat secara khusus desa Nagasaribu III
merupakan masyarakat yang bersuku batak. Adat kebudayaan merupakan suatu acara
yang harus dilaksanakan sesuai dengan tradisi budaya tersebut. Seperti halnya batak
toba yang menganut dalihan natolu, oleh karena itu menurut beliau ia juga harus bisa
tetap memenuhi kewajiban sosialnya layaknya sebagai masyarakat batak lainnya
yang juga berdomisili di Desa Nagasaribu III.
Universitas Sumatera Utara
7.Nama : Ibu Sofiatun
Jumlah Tanggungan : 4 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Tabel 16:
Tabel Ibu Sofiatun
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Beras
Kebutuhan daur seperti lauk,sabun, dan lainnya
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 50.000,Rp. 300.000,Rp 100.000,-
Ibu Sofiatun juga merupakan ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai
petani, dan ibu ini juga sama seperti ibu Sinambela yang merupakan ibu rumah
tangga yang sudah berstatus jandadan menjadi tulang punggung bagi keluarga
kecilnya dalam memenuhi kebutuhan anaknya. Kebutuhan pendidikan anak yang
masih SD tidaklah sama dengan anak dengan tingkat pendidikan lainnya seperti
tingkat SMP ataupun SMA. Oleh karena itu beliau hanya memenuhi kebutuhan
pendidikan untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar karena anaknya masih
menempuh pendidikan di Sekolah Dasar. Hal terpenting yang harus ia butuhi bagi
keluarganya ialah kebutuhan pangan dan kebutuhan dapur lainnya. Menurutnya
kebutuhan pendidikan yang harus ia penuhi hanya sekali seperti untuk membeli
seragam, sepatu, tas karena tidaklah habis pakai. Hal tersebut diungkapkannnya
ketika peneliti melakukan wawancara dirumahnya.
Beliau menuturkan bahwa ia juga harus membeli beras untuk di konsumsi
setiap harinya karena hasil panennya dari ladang tidaklah cukup untuk memenuhi
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan makan setiap tahunnya. Sehari-harinya ia bekerja diladang seorang diri,
terkadang ia juga membawa anak-anaknya yang masih kecil keladang karena tidak
ada yang menjaga anaknya jika ditinggal dirumah terlalu lama. Anak yang masih SD
biasanya akan menjaga adiknya ketika pulang dari sekolah sehingga beliau bisa pergi
keladang. Namun, jika masih jam sekolah, terkadang beliau membawa anaknya yang
paling kecil keladang dan terkadang menunggu anak SD pulang kesekolah dulu baru
ia akan pergi keladang.Beliau juga mau bekerja diladang orang “marari-ari”(gaji
harian lepas) supaya dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Hal ini biasa
dilakukan baik bapak maupun kaum ibu di Desa Nagasaribu III.
8.Nama : Ibu Rosida Nababan
Jumlah Tanggungan : 3 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SLTA/Sederajat
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 17 :
Tabel Ibu Rosida Nababan
Jenis Pemanfaatan dana
Beli Seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Beras
Beli Ikan
Keperluan kebutuhan untuk pertanian
Biaya tak terduga misalnya dansos
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 100.000,Rp. 50.000,Rp. 150.000,Rp. 50.000,Rp. 150.000,Rp. 25.000,-
Ibu Rosida Nababan merupakan ibu penerima bantuan PKH dan juga
merupakan seorang petani. Sehari-hari ia bekerja diladang dan jika ada suatu acara
Universitas Sumatera Utara
seperti pesta adat, arisan ataupun gotong-royong beliau mengikuti ataupun
menghadirinya. Beliau mengatakan setiap hari ia keladang seperti untuk
membersihkan ladang ataupun untuk bercocok taman, jika dirinya tidak pergi
keladang maka mereka tidak akan medapatkan hasil dan mau makan apa? Beliau
mengatakan bahwa terkadang ia tidak pergi keldang jika beliau atau anak dan
suaminya sedang sakit dan jika ada pertemuan untuk sosialisasi PKH, gotong royong
Desa dan juga acara pesta adat masyarakat setempat. Dan pada hari minggunya ia
akan mengikuti ibadah di Gerejanya dan bahkan juga melayani jika beliau memiliki
jadwal untuk melayani dalam minggu itu. Selain menjalankan tugasnya dikalangan
masyarakat, ia juga harus menjalankan kewajibannya sebagai orang tua yang harus
memenuhi kebutuhan anaknya. Ia dan suaminya bekerja diladangnya dari pagi hingga
sore hari dengan harapan apa yang ditanamnya akan membuahkan hasil ladang yang
memuaskan, bahkan semua petani mengharapkan hal yang sama yaitu hasil ladang
yang memuaskan. Namun menurut beliau, sering apa yang diharapkan petani tidak
terwujud karena terkadang jika tanaman bagus dan menghasilkan, terkadang harga
dipasaran tidak sesuai dengan jerih payah petani dan modal yang dikeluarkan dan
juga terkadang jika hama tanaman menyerang secara tiba-tiba otomatis membuat
gagal panen. Hal ini yang sering dialami oleh petani-petani secara khusus di Desa
Nagasaribu III dan menurut beliau hal tersebut tidak akan membawa angin baik bagi
mereka karena ekonomi keluarga tidak akan membaik, bahkan malah sebaliknya akan
memburuk karena modal yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang
diperoleh,dan menurut beliau kesehariannya di ladang akan terbuang sia-sia.
Universitas Sumatera Utara
9.Nama : Ibu Masnur Lumbantoruan
Jumlah Tanggungan : 5 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SLTP/Sederajat
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 18 :
Tabel Ibu Masnur Lumbantoruan
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Ongkos SMK
Sepatu
Pulpen
Pensil
Modal Tani
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 300.000,Rp. 150.000,Rp. 150.000
Rp. 150.000,Rp. 15.000,Rp. 10.000,-
Ibu Masnur Lumbantoruan seorang ibu penerima PKH yang juga sebagai
petani karena memang mayoritas penduduk Desa Nagasaribu III bermata pencaharian
sebagai petani.Pekerjaan setiap harinya mulai pagi sampai sore hanyalah bertani
diladang. Kegiatan yang dilakukannya ialah sebagai ibu rumah tangga yaitu
mengurus keperluan keluarga dan juga sebagai petani ia harus bekerja dan mengurus
ladangnya. Kegiatan pertanian yang dilakukan juga seperti amsyarakat lainnya yang
juga merupakan petani padi dan petani kopi. Adapun tanaman lainnya biasnya seperti
ubi, sayur-mayur dan lainnya.
Beliau dan suami juga harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya dan kebutuhan sosialnya. Selain itu kebutuhan pendidikan anak yang
harus dibutuhi mengharuskan mereka untuk lebih bergiat menjalankan profesinya
sebagi petan
Universitas Sumatera Utara
10.Nama : Ibu Tetty Yunima Pesta Harefa
Jumlah Tanggungan : 2 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTA
Tabel 19:
Tabel Ibu Tetty Yunima Pesta Harefa
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Beli Tas dan sepatu
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 100.000,Rp. 10.000,Rp. 150.000,-
Ibu Tetty Yunima Harefa merupakan salah satu ibu rumah tangga yang juga
menerima program keluarga harapan. Beliau juga bertani seperti masyarakat
penerima bantuan PKH dan masyarakat desa Nagasaribu III secara umum. Aktivitas
setiap harinya yaitu aktivitas yang dilakukannya berulang-ulang seperti dari pagi
sampai sore hari bekerja diladang terkecuali hari minggu atau ada acara pesta adat
dan sesuatu yang sangat penting sehingga beliau dan suami tidak pergi keladang.
Beliau dan suaminya tidak lepas dari kehidupan berladangnya seperti
masyarakat desa Nagasaribu III secara umum. Bertani merupakan kehidupan bagi
masyarakat desa Nagasaribu III tidak terkecuali bagi Ibu Tetty Yunima Harefa dan
suaminya. Beliau juga harus menjalankan kewajibannya sebgai peserta PKH sperti
jika ada sosialisai ia juga harus mengikutinya dan menjalankan kewajibannya sebagi
masyarakat desa Nagasaribu III yang jika ada gotong royong maka beliau juga harus
mengikutinya.
Universitas Sumatera Utara
11.Nama : Ibu Nurkia Sihombing
Jumlah Tanggungan : 4 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Tabel 20:
Tabel Ibu Nurkia Sihombing
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Beli Beras
Beli keperluan dapur
Beli 1 pasang sepatu sekolah
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 100.000,Rp. 10.000,Rp. 150.000,Rp. 100.000,Rp. 90.000,-
Ibu Nurkia Sihombing juga merupakan ibu penerima program keluarga
harapan (PKH) yang juga bekerja sebagai seorang petani. Kegaiatan setiap hari yaitu
menyiapkan segala kebutuhan anaknya untuk pergi kesekolah dan setelah itu beliau
juga akan menyiapkan segala keperluan keladang. Namun ada yang berbeda dari
beliau, dimana beliau mempunyai keahlian untuk menjahit baju kebaya wanita
sehingga selain bertani ia juga membuka usaha jahit. Jika ada pelanggan maka ia
akan menjahit, dan juga tetap menjalankan profesinya sebagai petani. Hal tersebut
dilakukannnya untuk mendapatkan uang yang bisa digunakan untuk memenuhi segala
kebutuhan keluarganya dan kebutuhan pendidikan anaknya. Beliau merupakan ibu
rumah tangga yang diberi kepercayaan oleh suaminya karena beliau juga mengajar di
salah satu PAUD yang ada di Desa Nagasaribu III. Beliau juga sering mengikuti
beberapa kegiatan desa seperti kegiatan ibu PKK dan juga menjadi Kader Posyandu.
Universitas Sumatera Utara
12.Nama : Ibu Jelita Sihombing
Jumlah Tanggungan : 2 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Tabel 21 :
Tabel Ibu Jelita Sihombing
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis, pulpen
Beli sepatu
Beli pupuk tani
Beli beras
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 80.000,Rp. 150.000,Rp. 160.000,Rp. 75.000,-
Ibu Jelita Sihombing merupakan salah satu penerima bantuan Program
keluarga harapan (PKH) yang memiliki 2 orang anak. Kondisi ibu Jelita ini tidak
seperti ibu rumah tangga lainnya. Ada yang beda dari kondisi fisik ibu ini, tangan
kanannya tidak normal seperti ibu penerima PKH lainnya. Beliau juga bertani karena
mayoritas masyarakat Desa Nagasaribu III adalah petani.Keseharian beliau tidak
lepas dari kegaiatan berladangnya seperti menanam padi jika musim tanam padi,
menanam tanaman palawija lainnya supaya dapat memenuhi kebutuhan dapur
lainnya.Bekerja diladang bersama suaminya merupakan pekerjaan terakhir baginya
karena beliau tidak memiliki keahlian lainnya, sedangkan bertani merupakan
pekerjaan yang dilakukannnya sejak dulu.
Ibu Jelita Sihombing juga menjalankan keseharian sosialnya seperti
masyarakat lainnya yang juga harus menutup/ membayar adat sebagaimana yang
dianut oleh budaya batak toba seperti adat untuk upacara kelahiran dan kematian
Universitas Sumatera Utara
ataupun berbagai acara seperti acara arisan marga dan lainnya. Dan sebagai peserta
penerima Program Keluarga Harapan juga kesehariannya harus dapat memenuhi
kewajibannya sebagai peserta PKH, setiap harinya beliau memberangkatkan anaknya
kesekolah dan memenuhi kebutuhan pendidikannya seperti buku dan alat tulis
lainnya.
13.Nama : Kaniam Rajagukguk
Jumlah Tanggungan : 6 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SD/Sederajat
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 22 :
Tabel Ibu Kaniam Rajagukguk
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Sepatu
Untuk keladang
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 200.000,Rp. 200.000,Rp. 150.000,Rp. 300.000,-
Ibu Kaniam Rajagukguk juga merupakan ibu penerima bantuan PKH dan
selain bertani, dalam kesehariannya beliau merawat anaknya yang sedang sakit
karena kecelakaan dan sudah lama terbaring ditempat tidur. Terkadang ia berganti
dengan suaminya untuk merawat anaknya tersebut atau jika sudah pulang sekolah
anak-anaknya yang lain terkhusus anaknya yang sudah SMP akan menjaga kakaknya
yang sedang sakit seperti untuk memberi makan dan minum dan juga anaknya yang
SMP akan mengerjakan pekerjaan rumah seperti untuk memasak makanan untuk
mereka, mencuci dan lainnya, supaya orang tuanya bisa pergi keladang. Karena jika
Universitas Sumatera Utara
orang tuanya tidak pergi keladang, maka tidak akan ada yang akan mereka hasilkan
untuk dapat dijual kepasar. Kebutuhan yang begitu banyak mengharuskan masyarakat
petani harus bekerja lebih keras. Kebutuhan sehari-hari untuk dapur yang juga harus
dipenuhi selain kebutuhan pendidikan. Kebutuhan pendidikan bagi beliau sudah tidak
lagi dikhawatirkan karena bantuan PKH sudah cukup membantu. Namun kebutuhan
dapur harus di penuhi dengan cara bercocok tanam diladang supaya mendatangkan
hasil yang akan dijual untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun untuk
membeli obat untuk anaknya yang sedang sakit. Namun, dalam bercocok tanam pun
memerlukan modal yang tidak sedikit. Biasanya jika bantuan datang beliau juga mau
menggunakan bantuan tersebut sebagai tambahan modal untuk bertani seperti untuk
membeli pestisida, pupupk yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman serta kondisi
cuaca pada saat itu.
14.Nama : Ibu Eslin Hutasoit
Jumlah Tanggungan : 4 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTP/Sederajat
Tabel 23 :
Tabel Ibu Eslin Hutasoit
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli pupuk untuk pertanian
Beli Pulpen
Beli keperluan dapur
Uang jajan anak
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 100.000,RP. 220.000,RP. 20.000,Rp. 100.000,Rp. 40.000,-
Universitas Sumatera Utara
Ibu Eslin Hutasoit juga merupakan penerima bantuan PKH dan juga
berprofesi sebagai petani. Beliau dan suami sangatlah pekerja keras. Menurutnya ia
sering mar ari-ari keladang orang untuk mendapatkan uang jika kadang mereka sudah
bersih dan ketika ia sudah menanam sesuatu seperti sayur-mayur dan bisa di
tinggalkan pengurusannya dalam beberapa hari (tidak terlalu rumit dalam
pengurusan). Menurutnya dalam memenuhi kebutuhan ekonominya terkadang ia dan
suaminya harus kerja keladang orang dan terkadang ia pergi kepajak untuk
marrengge-rengge (jualan) dengan harapan untuk mendapat sedikit keuntungan
supaya dapat memenuhi kebutuhan dapur setiap minggunya.
15.Nama : Ibu Risda Siregar
Jumlah Tanggungan : 5 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Tabel 24 :
Tabel Ibu Risda Siregar
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Ongkos SMA
Beli Pulpen
Beli Pensil
Beli beli rautan dan stip
Beli alat pertanian
Beli kebutuhan rumah tangga
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 100.000,Rp. 150.000,Rp. 10.000,Rp. 10.000,Rp. 5.000,Rp. 200.000
Rp. 150.000,-
Ibu Risda Siregar adalah seorang ibu rumah tangga yang juga menerima
bantuan program keluarga harapan (PKH). Beliau memiliki 5 orang anak yang masih
dalam tanggungan. Keseharian beliau ialah menjadi ibu rumah tangga dan juga
Universitas Sumatera Utara
bekerja di ladangnya sendiri. Beliau juga seperti petani lainnya yang juga menanam
padi pada saat musim padi dan juga menanam palawija untuk dapat memenuhi
kebutuhan lainnya. Palawija merupakan cara yang digunakan beliau untuk rotasi
tanaman supaya tetap menjaga keasaman dan kesuburan tanah adapun yang biasa
ditanam dapat berupa jagung, cabe, tomat, ubi sesuai dengan lahan yang digunakan.
Kegiatan sehari-harinya yang merupakan petani juga membutuhkan tenaga
untuk menanam segala jenis tanaman yang ingin mereka tanam. Setiap hari setelah
pulang dari sekolah beliau juga mengajak anak-anaknya untuk membantu
pekerjaannya diladang. Hal ini dapat diihat oleh peneliti ketika melakukan
wawancara denga
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Menurut Soejono & Abdurrahman (1999:23) penelitian deskriptif adalah
sebuah
prosedur
pemecahan
masalah
yang
diselidiki
dengan
menggambarkan/melukiskan objek penelitian (seseorang,lembaga,masyarakat dan
lain-lain) berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Penelitian
kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut
pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide,
persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti keseluruhannya tidak dapat
diukur dengan angka (Febriani Putri, 2013). Peneliti berusaha menggali,
mengidentifikasi, dan menjelaskan berbagai kondisi terkait pemanfaatan dana oleh
masyarakat penerima di Desa Nagasaribu III. Penelitian ini menggunakan tehnik
purposive sampling.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Nagasaribu III Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang hasundutan. Alasan peneliti memilih lokasi ini
ialah karena peneliti ingin mengetahui bagaimana kehidupan sehari-hari masayarakat
penerima PKH dan bagaimana masyarakat dalam penggunaan dana PKH tersebut dan
lokasi penelitian ini merupakan desa peneliti sendiri.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Unit Analisis dan Informan
3.3.1. Unit Analisis
Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian
keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Bungin, 2007). Adapun yang
terkait dengan hal ini yang menjadi subyek penelitian adalah masyarakat penerima
program keluarga harapan (PKH) di Desa Nagasaribu III Kec.Lintong nihuta
Kab.Humbang hasundutan.
3.3.2. Informan
Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi oleh
pewawancara informan adalah orang yang menguasai dan memahami data, informasi
ataupun fakta dari suatu objek penelitian. (Bungin, 2007). Informan merupakan
orang-orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti.
Pemilihan informan peneliti menggunakan teknik prosedur purposif. Informan dipilih
berdasarkan kriteria ataupun tujuan awal dalam penelitian yaitu:
1. Masyarakat penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
2. Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Desa Nagasaribu III
Kecamatan Lintong nihuta Kabupaten Humbang hasundutan.
3. Kepala Desa di Desa Nagasaribu III Kecamatan Lintong nihuta Kabupaten
Humbang hasundutan.
4. Masyarakat yang bukan penerima PKH
Universitas Sumatera Utara
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari informan yang telah ditemukan langsung
dilapangan. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data primer ini adalah
sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan
atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara. Adapun yang menjadi informan kunci adalah masyarakat penerima
Program Keluarga Harapan (PKH). Untuk menggali informasi yang lebih dalam
peneliti akan mewawancarai Penerima PKH, Ketua PKH dan Kepala Desa
Nagasaribu III.
Tehnik wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah proses wawancara yang
menggunakan panduan wawancara yang berasal dari pengembangan topik dan
mengajukan pertanyaan fleksibel pada saat wawancara sehingga jawaban atau
keterangan yang diperoleh lebih mendalam (Rian, 2014).Wawancara akan dilakukan
pada informan yang telah ditentukan seperti penerima PKH, ketua PKH dan Kepala
Desa Nagasaribu III, wawancara dilakukan peneliti pada masyarakat penerima
program keluarga harapan (PKH), Pendamping PKH serta Kepala desa pada tanggal
16-31 maret 2017.
Universitas Sumatera Utara
b. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang
dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif)
atau non partisipatif. Maksudnya, pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan
yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian.
Dalam hal ini mengadakan pengamatan langsung di Desa Nagasaribu III untuk
melihat kondisi masyarakat penerima program keluarga harapan (PKH). Peneliti
mengadakan pengamatan langsung pada masyarakat penerima bantuan program
keluarga harapan (PKH) dengan mengikuti kegiatan pertemuan bulanan dirumah
salah satu penerima PKH dan juga mengikuti gotong-royong desa yang juga diikuti
oleh penerima PKH.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokomen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus
masalah. Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan yaitu dengan cara mengumpulkan gambar sebagai bukti
bahwa peneliti melakukan penelitian terkait dengan program keluarga harapan (PKH)
di Desa Nagasaribu III. Adapun dokumentasi yang dikumpulkan oleh peneliti pada
saat dilapangan berupa foto kegiatan dan foto wawancara dengan penerima PKH,
Pendamping PKH dan juga Kepala Desa Nagasaribu III.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung atau
menggunakan media perantara misalnya data yang diperoleh dari buku-bukuilimiah,
tulisan ilmiah, laporan penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian yang
dianggap relevan dan berhubungan dengan keabsahan masalah yang diteliti.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif dengan beberapa tahapan seperti berikut :
3.5.1. Pengumpulan Data
Data-data yang diperoleh di lapangan dicatat atau direkam dalam bentuk
naratif, yaitu uraian data yang diperoleh dari lapangan apa adanya tanpa adanya
komentar peneliti yang berbentuk catatan kecil. Dari catatan deskriptif ini, kemudian
dibuat catatan refleksi yaitu catatan yang berisi komentar, pendapat atau penafsiran
peneliti atas fenomena yang ditemui dilapangan.
3.5.2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan lapangan. Reduksi data dilakukan terus menerus selama penelitian
dilaksanakan. Reduksi data merupakan wujud analisis yang
menajamkan,
mengklarifikasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak berkaitan dengan
pokok persoalan. Selanjutnya dibuat ringkasan, pengkodean, penelusuran tema-tema,
Universitas Sumatera Utara
membuat catatan kecil yang dirasakan penting pada kejadian seketika yang dipandang
penting berkaitan dengan pokok persoalan.
3.5.3. Penyajian Data
Pada tahapan ini disajikan data hasil temuan di lapangan dalam bentuk teks
deskriptif naratif.
3.5.4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan upaya memaknai data yang
disajikan dengan mencermati pola-pola keteraturan, penjelasan, konfigurasi, dan
hubungan sebab akibat. Dalam melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi selalu
dilakukan peninjauan terhadap penyajian data dan catatan di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1.
Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1. Sejarah Desa Nagasaribu III
Desa Nagasaribu berasal dari kata Naga dan Saribu, Naga yang artinya kekuatan
dan Saribu artinya jumlah seribu dan jika digabungkan menjadi seribu kekuatan naga,
hal ini dapat dibuktikan dengan kekompakan dalam menanggung segala hiruk pikuk
kegiatan baik dalam sosial terlebih dalam melaksakan penyelesaian persoalan , dan
dapat diartikan memiliki sifat gotong-royong.
Desa Nagasaribu III merupakan salah satu Desa di Kecamatan Lintongnihuta,
Kabupaten Humbang hasundutan, dimana desa ini terbentuk pada tahun 2007 setelah
terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Humbang hasundutan No. 2 Tahun 2007 ,
Tentang Pembentukan Desa di beberapa Kecamatan di Kabupaten Humbang
hasundutan, dan salah satu diantaranya Desa Nagasaribu III sebagai hasil pemekaran
dari Desa Nagasaribu I.
Desa Nagasaribu III merupakan salah satu desa di Kecamatan Lintongnihuta
yang memiliki luas wilayah 906,75 hektar dengan jumlah penduduk 1.525 Jiwa,
yang terdiri dari 739 orang laki-laki dan 786 orang perempuan dengan jumlah 346
Kepala keluarga (KK). Desa Nagasaribu III juga merupakan suatu desa dengan luasan
lahan pertanian/ sawah sehingga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani.
Seperti yang telah diuraikan sehingga dalam mengelola dan
Universitas Sumatera Utara
memanfaatkan lahannya para petani di Desa Nagasaribu III menggunakan atau
mengelola berdasarkan karakteristik tanah yang mereka miliki atau bahkan melihat
kondisi curah hujan atau aliran air ladang mereka. Tanaman wajib bagi masyarakat
desa Nagasaribu III yaitu padi yang ditanam sekali dalam setahun dan setelah panen
biasanya lahan persawahan digunakan untuk menanam tanaman palawija yang lain
sesuai dengan keinginan petani dan kondisi lahannya. Adapun petani disana
merupakan petani padi dilahan persawahan yang berdekatan dengan aliran/sumber
mata air dan petani kopi, tanaman Palawija yang terdiri dari Cabe, Tomat, Sayur
Sayuran yang bisa ditanam dilahan perladangan tanah kering tetapi ada sebagian
masyarakat yang juga menanam cabe atau tomat dilahan persawahan setelah panen
padi dengan cara membuat bedengan untuk pertanian mereka.
Masyarakat
Nagasaribu memproduksi hasil pertanian sesuai dengan Luas tanaman menurut
komoditas jika tidak terserang oleh hama pertanian. Rincian data tersebut dapat kita
lihat pada tabel berikut :
Tabel 3 :
Produksi Lahan Pertanian
Tomat
10 Ha
Produksi
Padi
310 Ha
Produksi
Ubi kayu
5 Ha
Produksi
Ubi jalar
5 Ha
Produksi
Cabe
25 Ha
Produksi
Sumber : RPJM Desa Nagasaribu III Tahun 2015-2020
10 ton/ Ha
15 ton/ Ha
20 ton/ Ha
18 ton/ Ha
4 ton/ Ha
Masyarakat Desa Nagasaribu III ditinjau dari segi sosialnya merupakan
masyarakat yang memiliki rasa sosial yang tinggi. Dimana masyarakat di Desa ini
saling bahu-membahu jika terjadi sesuatu bencana yang menimpa keluarga lain, dan
ada juga kelompok sarikat yang dibuat oleh masyarakat sebagai wadah untuk saling
Universitas Sumatera Utara
tolong-menolong. Keadaan ekonomi masyarakat Desa Nagasaribu III memiliki
ekonomi yang sedang dimana masyarakat tidak dapat dikategorikan sangat miskin
dan juga tidak dapat dikategorikan dengan ekonomi yang mapan. Oleh sebab itu
masyarakat Desa Nagasaribu III juga merupakan masyarakat yang mendapat bantuan
dari program bantuan pemerintah, supaya ekonomi masyarakat Desa Nagasaribu III
semakin terbangun untuk lebih baik kedepannya melalui usaha pertanian yang
mereka lakukan. Keadaan tersebut merupakan keadaan yang menggambarkan
masyarakat Desa Nagasaribu III.
Untuk membangun ekonomi masyarakat,
pemerintah memperhatikan prasarana yang dapat memudahkan masyarakat untuk
memperoleh akses ke pasar tradisional guna untuk menjual hasil pertaniannya. Status
jalan Desa merupakan jalan aspal yang dapat mempermudah untuk dilalui
transportasi darat masuk mengangkut poduksi pertanian masyarakat dari desa menuju
ke pasar ataupun langsung dari ladang masyarakat.
Gambar 1 :Foto Keadaan Jalan Desa Nagasaribu III .
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Kondisi Topografi Desa Berdasarkan Mata Pencaharian
Topografi desa Nagasaribu III,Sebahagian besar lahan yang adadimanfaatkan
oleh penduduk untuk kegiatan pertanian dan pemukiman.Iklim di DesaNagasaribu III
sebagaimana desa-desa lainnya di wilayah Indonesia terdiri dari musim hujan dan
musim kering. Hal tersebut sangat mempengaruhi sistem pertanian bagi penduduk
desa Nagasaribu III. Luas wilayah desa Nagasaribu III ialah sekitar 906,75 hektar.
Tanah di Nagasaribu III tergolong sangat subur hal ini ditandai dengan
keanekaragaman tanaman holtikultura yang mudah tumbuh di wilayah desa ini.
Berdasarkan data dari Kantor Kepala desa Nagasaribu III, tercatat bahwa
mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Adapun komoditas pertanian yang
dibudidayakan oleh masyarakat ialah padi, cabai, kopi, sayur-sayuran, dan lain
sebagainya. Komoditas utama pertanian di desa ini ialah padi dan kopi. Akan tetapi
tidak semua komoditas pertanian tersebut dijadikan sebagai sumber ekonomi
masyarakat, namun juga merupakan hanya dijadikan sebagai konsumsi rumah tangga
seperti sayuran yang ditanam dengan jumlah yang sedikit.
Sistem pertanian yang dilakukan masyarakat desa Nagasaribu III masih
tergolong tradisional. Teknologi pertanian belum banyak digunakan. Namun bibit
tanaman da yang masih menggunakan bibit asli yang disimpan secara turun temurun
da nada juga yang membeli langsung dari toko terdekat. Adapun pembelian bibit
dilakukan ketika masyarakat tidak sempat untuk mengumpulkan atau mengolah bibit
secara alami ataupun juga untuk rotasi tanaman pada lahan ladang mereka. Adapun
pola hubungan sosial dalam pertanian terutama dalam memanen padi ialah bersifat
Universitas Sumatera Utara
patronklien. Dalam sistem pertanian ladang berpindah berlaku sistem marsiadap ari,
yaitu sebuah sistem sosial gotong-royong yang dilakukan secara bergilir dan tanpa
pamrih. Namun dalam mengelola lahan persawahan setelah panen yaitu biasanya
dikerjakan sendiri oleh masyarakat pemilik lahan ataupun mengupah orang lain untuk
membantunya menyiapkan lahan ladangnya untuk ditanami dengan tanaman
holtikultura yang disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim serta selang waktu
pemanenan karena supaya pada saat musim tanam padi, tanaman palawija yang
ditanam sudah panen sehingga tidak mengganggu proses penanaman padi
selanjutnya. Karena masyarakat desa Nagasaribu III hanya menanam padi hanya
sekali dalam setahun, dan sebelum musim tanam kembali, masyarakat biasanya akan
menggunakan lahan untuk menanam tomat, cabai, ubi dan sayur yang bia dipanen
masyarakat sebelum musim tanam padi. Cara tersebut digunakan masyarakat desa
Nagasaribu III untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Desa Nagasaribu III,
dengan luasan wilayah lahan pertanian/ sawah sehingga sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani. Dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4:
Tabel mata pencaharian
Petani
Buruh
Buruh
PNS
Pedagang Pengrajin
Tani
Swasta
824
126
24
31
Sumber : RPJM Desa Nagasaribu III Tahun 2015-2020
Peternak
-
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.Komposisi Penduduk berdasarkan pendidikan
Dalam era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini,
banyak kalangan menilai bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan kualitas seorang individu. Teknologi informasi dan komunikasi hanya
dapat dipahami apababila seseorang memiliki pendidikan dan pengetahuan yang
memadai untuk mengoperasikan berbagai produk teknologi. Pendidikan juga
dipandang sebagai barometer perkembangan perabadan dan kemajuan sebuah Negara.
Tanpa pendidikan mustahil sebuah Negara dapat berkembang seperti Negara-negara
lainnya di dunia.
Adapun tingkat pendidikan masyarakat Desa Nagasaribu III adalah sebagai
berikut :
Tabel 5 :
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Nagasaribu III
Belum sekolah
7-45 Tahun
Tidak pernah sekolah
Pernah sekolah SD tapi tidak tamat
307
421
14
86
Orang
Orang
Orang
Orang
Tamat SD/ Sederajat
Tamat SMP/ Sederajat
Tamat SLTA/ Sederajat
124
355
338
Orang
Orang
Orang
D-1
2
Orang
D-2
-
Orang
D-3
8
Orang
S-1
26
Orang
Sumber : RPJM Desa Nagasaribu III Tahun 2015-2020
Universitas Sumatera Utara
Komposisi tingkat pendidikan masyarakat desa Nagasaribu III. Secara umum
tingkat pendidikan tersebut sudah memenuhi standarisasi tingkat pendidikan yang
digunakan di Indonesia saat ini yaitu wajib belajar sembilan tahun atau setara dengan
sekolah menengah pertama (SMP) dapat dilihat pada tabel diatas. Masyarakat
Nagasaribu III secara umum merupakan masyarakat yang memiliki keinginan yang
tinggi untuk mendapat pendidikan, sehingga anak-anak desa Nagasaribu secara
khusus Nagasaribu III tidak jarang yang sedang menempuh jenjang pendidikan yang
tinggi.
4.1.4. Komposisi penduduk berdasarkan Agama
Secara sosiologis, masyarakat desa Nagasaribu III merupakan masyarakat
yang homogen jika ditinjau dari beberapa aspek salah satunya agama. Berdasarkan
data dari kantor kepala desa Nagasaribu III, seluruh masyarakat desa Nagasaribu III
menganut agama Kristen Protestan. Masyarakat yang menganut agama Kristen
Protestan tersebut dibagi ke dalam tiga gereja yakni jemaat gereja Huria Kristen
Batak Prostestan (HKBP) , jemaat gereja Huria Kristen Indonesia (HKI) dan Gereja
Kristen Protestan Indonesia (GKPI) . Secara sosiologis diperkirakan bahwa ketiga
gereja ini tetap bertahan karena faktor identitas budaya antara gereja dengan budaya
masyarakat lokal yakni budaya Batak Toba. Namun di Desa Nagasribu III terdapat 3
gereja sebagai tempat peribadatan yaitu 2 unit Gereja HKI dan 1 Gereja GKPI dan
bagi masyarakat Desa Nagasaribu III yang merupakan jemaat HKBP akan mengikuti
acara ibadah di Gereja HKBP yang terletak di Desa Nagasaribu V dan berjarak
lumayan jauh dari Desa Nagasaribu III.
Universitas Sumatera Utara
4.1.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku
Secara sosiologis desaNagasaribu III
merupakan desa yang dihuni oleh
mayoritas marga Sihombing yang terdiri dari marga Silaban, Lumbantoruan,
Nababan, Hutasoit. Masyarakat desa Nagasaribu III penduduknya ialah suku Batak
Toba yang terdiri dari berbagai marga. Marga asli penduduk desa Nagasaribu ialah
Sihombing, adapun marga pendatang seperti marga diluar Sihombing ialah marga
dengan penambahan berdasarkan perkawinan. Perkawinan menjadi sarana yang
memungkinkan terjadinya penambahan marga-marga di desaNagasaribu III, biasanya
marga yang diluar marga Sihombing di Desa Nagasaribu III merupakan marga dari
perkawinan anak perempuan Desa Nagasaribu III yang juga menetap di desa
Nagasaribu III.
4.1.6. Sarana dan Prasarana di Desa Nagasaribu III
Sarana dan prasana merupakan hal yang dibutuhkan masyarakat untuk
mendukung semua kegiatan yang dilakukan masyarakat. Dengan terpenuhi semua
sarana dan prasarana dalam pokok seperti : pendidikan, kesehatan, ibadah pada
masyarakat akan semaikin mudah dalam mencapai tujuan hidup manusia dalam
bermasyarakat. Di Desa Nagasaribu sendiri tersedia sarana dan prasarana sebagai
berikut :
41.6.1 Sarana Pendidikan
Ketersediaan sarana pendidikan yang memadai menjadi salah satu hal yang
sangat penting untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat. Pendidikan
merupakan salah satu aspek yang paling penting yang dibutuhkan masyarakat.
Dengan adanya pendidikan maka masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya
menjadi lebih baik. Pendidikan yang baik haruslah didukung oleh sarana dan
Universitas Sumatera Utara
prasarana yang baik pula. Adapun sarana dan prasarana yang ada di Desa Nagasaribu
III adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pendidikan anak Sekolah Dasar
(SD).Adapun sarana yang ada di desa Nagasaribu III dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6 :
Sarana dan prasarana pendidikan di Desa Nagasaribu III
PAUD
SD
SMP
Jumlah
2
2
Guru
4
18
Siswa
30
346
Sumber : RPJM Desa Nagasaribu III Tahun 2015-2020
SMA
-
Gambar 2: Foto SD Negeri Sijuguk yang terletak di Simpang Sijuguk Desa
Nagasaribu III
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 : Foto SD No. 177059 Negeri Silaban Hutasoit
SD Negeri Silaban Hutasoit yang terletak di Simpang Kawat Nagasaribu III,
SD ini berdekatan dengan Kantor Kepala Desa Nagasaribu III, dan Juga Poskesdes
Desa Nagasaribu III.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4 : Foto PAUD
PAUD yang ada di Desa Nagasaribu III yang menjadi sarana belajar dan bermain
bagi anak usia dini di desa ini.
4.1.6.2 Sarana Kesehatan
Tabel 7 :
Sarana dan Prasarana kesehatan di Desa Nagasaribu III
Poskesdes
Posyandu
Bidan Desa
Jumlah
1
2
5
Sumber : RPJM Desa Nagasaribu III Tahun 2015-2020
Kader
Posyandu
6
Universitas Sumatera Utara
Nagasaribu III mempunyai sarana kesehatan yaitu 1 Poskesedes yang telah
disediakan oleh Pemerintah Kabupaten di setiap desa di Kabupaten Humbang
hasundutan. Setiap desa memiliki satu Poskesdes sebagai wadah untuk masyarakat
dalam mendapatkan layanan kesehatan, dan salah satunya Poskesdes yang ada di
Desa Nagasaribu III.
Gambar 5 : Foto Poskesdes Desa Nagasaribu III
Selain pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan juga merupakan sesuatu yang
penting bagi masyarakat. Dari data diatas menunjukkan bahwa di Desa Nagasaribu
IIIsudah memiliki sarana dan prasana pendidikan yang disediakan pemerintah untuk
masyarakat di Desa Nagasaribu III, dimana sarana ini disediakan supaya masyarakat
cepat menjangkau sarana kesehatan untuk mendapat layanan kesehatan seperti untuk
berobat.
Universitas Sumatera Utara
4.1.6.1. Sarana Ibadah
Tabel 8 :
Sarana Ibadah
Gereja
Jumlah
3
Sumber : RPJM Desa Nagasaribu III Tahun 2015-2020
Mesjid
0
Berdasarkan jumlah penduduk Desa Nagasaribu III yang berjumlah 1.525
jiwa, yang terdiri dari 739 orang laki-laki, dan 786 perempuan dengan jumlah Kepala
Keluarga (KK) yaitu 346 KK dimana keseluruhan menganut agama Kristen protestan.
Hal ini terlihat pada kepemilikan sarana peribadatan. Penduduk yang berlatar belakan
Agama Katholik, Agama Budha, Agama Islam, Agama Hindu tidak dijumpai di Desa
Nagasaribu III.
Gambar 6 : Foto Gereja GKPI Simpang Kawat
GKPI Simpang kawat yang berada di Kompleks Inpres SD 1777059
Silaban Hutasoit. Gereja ini merupakan sarana masyarakat setempat untuk
melaksanakan ibadah mereka, dan juga digunakan oleh SD Silaban Hutasoit sebagi
Universitas Sumatera Utara
tempat untuk ibadah dan perayaan hari besar lainnya. SD Silaban Hutasoit
menggunakan 2 rumah ibadah yaitu gereja yang berdekatan dengan wilayah SD
Silaban Hutasoit secara bergiliran setiap tahunnya.
Gambar 7 : Foto Gereja HKI Silaban Hutasoit
HKI Silaban Hutasoit yang berada di Ambartala Desa Nagasaribu III
dan gereja ini juga berdekatan dengan GKPI Simpang kawat.
Gereja HKI Silaban Hutasoit juga merupakan tempat ibadah masyarakat desa
Nagasaribu III, gereja ini juga digunakan oleh SD Negeri Silaban Hutasoit sebagai
tempat mereka ketika melakukan ibadah seperti doa pemberangkatan Ujian Nasional
maupun untuk acara hari besar seperti Natal. SD Negeri Silaban Hutasoit setiap tahun
menggunakan gereja GKPI Simpang kawat maupun HKI Silaban Hutasoit secara
bergiliran. Namun PAUD Harapan Bangsa menggunakan 3 gereja secara bergantian
setiap tahunnya baik dalam acara hari besar dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8 : Foto Gereja HKI Sijuguk
HKI Sijuguk yang juga merupakan gereja yang terletak diwilayah desa
Nagasaribu III yaitu di Sijuguk. Dan Gereja ini merupakan Gereja yang berdekatan
dengan SD Negeri Sijuguk sehingga SD Sijuguk selalu mengadakan kebaktian dan
perayaan natal di gereja HKI Sijuguk. Biassnya PAUD yang ada di Desa Nagasaribu
III akan mengadakakan acara Natal menggunakan ketiga Gereja yang ada di Desa
Nagasaribu III sesuai dengan kesepakatan yaitu setiap tahun setiap gereja yang ada di
desa Nagasaribu III akan mendapat giliran sebagi tuan rumah untuk acara anak
PAUD desa Nagasaribu III.
Universitas Sumatera Utara
4.2.
Profil Informan dan Temuan Data
Berdasarkan hasil penelitian keluarga peserta program keluarga harapan (PKH),.
jumlah keluarga penerima program keluarga harapan pada tahap I yaitu 23 KK dan
tahap ini berlangsung sejak tahun 2014 di Desa Nagasaribu III Kecamatan Lingtong
nihuta Kabupaten Humbang hasundutan. Oleh karena itu peneliti mewawancarai
kaum ibu yang menerima bantuan dari program keluarga harapan (PKH) guna untuk
mengumpulkan informasi terkait dengan penelitian.
Tabel9 :
Profil Informan
No
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Tianas Hutasoit
Marista Simanullang
Nurmawati Simorangkir
Rosalina Tambunan
Harti Sianturi
Rotua Sinambela
Sofiatun
Rosida Nababan
Masnur Lumbantoruan
Tetty Yunima Harefa
Nurkia Sihombing
Jelita Sihombing
Kaniam Rajagukguk
Eslin Hutasoit
Risda Siregar
Ronitta Nababan
Dameria Tampubolon
Minar Simamora
Beturan Siburian
Agnes Manalu
Rama Sitinjak
Rosmin Lumbantoruan
Roslin Silitonga
Alamat
Lumban tanjung Dusun 5
Sitompul Dusun 4
Sabagaol Dusun 3
Lumban lobu Dusun 3
Lumban tobing Dusun 2
Siregar Dusun 4
Ambartala Dusun 3
Ambartala Dusun 3
Lumban tobing Dusun 2
Sijuguk Dusun 1
Sijuguk Dusun 2
Sijabi-jabi Dusun 1
Siambaroba Dusun 4
Lumban lobu Dusun 3
Sijuguk Dusun 2
Lumban tanjung Dusun 5
Lumban tobing Dusun 2
Sijuguk Dusun 1
Lumban tobing Dusun 2
Siambaroba Dusun 4
Sijabi-jabi Dusun 1
Sijuguk Dusun 1
Sijabi-jabi Dusun 1
Nominatif
Penerima
Rp. 850.000,Rp. 850.000,Rp.587.500,Rp. 850.000,Rp.850.000,Rp.850.000,Rp.600.000,Rp.525.500,Rp.775.000,Rp. 412.500,Rp. 600.000,Rp. 612.500,Rp. 850,000,Rp. 637.500,Rp.775.000,Rp. 850.000,Rp. 525.000,Rp. 825.000,Rp. 850.000,Rp. 737.500,Rp. 675.000,Rp. 412.500,Rp. 637.500,-
Sumber : Daftar Nominatif penerima Tahun 2016
Universitas Sumatera Utara
Adapun pemanfaatan dana bantuan program keluarga harapan (PKH) oleh
masyarakat penerima ialah sebagai berikut :
1.Nama : Tianas Hutasoit
Jumlah Tanggungan : 5 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SLTP/Sederajat
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 10:
Tabel Ibu Tianas Hutasoit
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Uang sekolah anak SMA 2 orang
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 150.000,Rp. 20.000,Rp. 540.000,-
Ibu Tianas Hutasoit merupakan ibu rumah tangga peserta bantua PKH yang
memiliki tanggungan 5 orang anak dan berbeda dari beberapa ibu rumah tangga
lainnya. Ia memiliki 2 anak yang sedang menempuh pendidikan SMA dan keduanya
bersekolah di SMA Swasta yang ada di Siborong-borong. Beliau mengakatan uang
sekolah menjadi suatu hal yang sangat berat yang harus dibayar setiap bulannya dan
juga harus memikitrkan ongkos pergi dan pulang sekolah setiap harinya. Lain lagi
untuk kebutuhan rumah, kebutuhan sosial sperti untuk pergi kepesta dan juga
kebutuhan untuk tugas sekolah anak. Meskipun demikian beliau harus menutupi
segala kebutuhan oleh karena itu ia dan suaminya bekerja keras diladang. Supaya
semua kebutuhan dapat terpenuhi. Dana bantuan tersebut menurutnya cukup
membantu untuk anak sekolahnya yang di SMA karena dapat digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
membayar uang sekolah beberapa bulan. Namun, setiap harinya ia harus bekerja
diladang untuk mendapat hasil yang akan dijual supaya dapat membeli kebutuhan
dapur dan juga sebagai orang yang bersosial, acara adat merupakan hal yang harus
dipenuhi beliau.
2.Nama : Ibu Marista Manullang
Jumlah Tanggungan : 7 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTA Sederajat
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 11 :
Tabel Ibu Marista Manullang
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Ongkos SMA
Beli Pulpen
Keperluan kebutuhan untuk pertanian, contohnya
bibit tomat
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 350.000,Rp. 250.000,Rp. 100.000,Rp. 35.000,Rp. 115.000,-
Ibu Marista Manullang juga merupakan salah satu dari penerima bantuan
program keluarga harapan (PKH), jumlah anak yang masih dalam tanggungan
berjumlah 7 orang. Anak-anaknya masih menjalani program pendidikan dimana dari
antara anaknya ada yang sudah kuliah, yang masih SMA, SMP dan juga ada yang
masih SD. Dana PKH yang diterima oleh beliau dipergunakan untuk memberi
perlenkapan sekolah anaknya dan jika masih ada yang bisa dialokasikan lagi baru
dipergunakan untuk membeli perlengkapan pertanian. Beliau juga merupakan ibu
rumah tangga yang juga sebagai petani. Setiap hari ia bekerja keladang dan juga
Universitas Sumatera Utara
menjalankan tugasnya sebagai istri dan sebagai ibu rumah tangga. Hal ini
dilakukannya supaya semua keperluan bagi keluarga terpenuhi. Ia beserta suaminya
berkeinginan untuk memberangkatkan anak-anaknya untuk memperoleh pendidikan
yang lebih tinggi dari pendidikannya. Menurutnya, pendidikan sangat penting bagi
anaknya, dan beliau sangat berterimaksih kepada pemerintah yang telah memberikan
bantuan program keluarga harapan (PKH) yang bisa sedikit mengurangi beban
pengeluarannya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya. Meskipun dengan
ekonomi yang tidak begitu mapan tidaklah mengurangi niat mereka dalam menempuh
pendidikan
3.Nama : Nurmawati Simorangkir
Jumlah Tanggungan : 3 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SD
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 12 :
Tabel Ibu Nurmawati Simorangkir
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Beli Pupuk Pertanian
Keperluan Rumah Tangga
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 200.000,Rp. 100.000,Rp. 10.000,Rp. 200.000,Rp. 70.000,-
Ibu Nurmawati Simorangkir merupakan salah satu ibu penerima program
keluarga harapan (PKH) yang saat ini memiliki 3 anak tanggungan yang sedang
menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Dasar. Beliau juga seorang petani, sehingga
ia membutuhkan modal untuk pertaniannya. Sama halnya dengan penerima PKH
Universitas Sumatera Utara
lainnya ibu ini juga memenuhi kebutuhan anaknya dengan menggunakan Dana
bantuan PKH, ia merasa PKH sangat membantu ekonominya karena ia sebagai petani
tidak mempunyai ekonomi yang stabil. Beberapa faktor yang merupakan alasan
baginya mengatakan bahwa ekonominya tidak baik dikarenakan petani tidaklah selalu
berhasil dalam pertaniannya, dan jikapun berhasil kadang harga dipasaran tidaklah
sesuai dengan modal yang diperlukan dalam pertaniannya. Seperti contoh belakangan
ini harga cabai yang sangat murah menyebabkan petani merugi baik dalam keyangan,
tenaga dan waktu para petani.
4.Nama : Rosalina Tambunan
Jumlah Tanggungan : 6 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SLTP/Sederajat
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 13 :
Tabel Ibu Rosalina Tambunan
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Beli beras
Keperluan Rumah Tangga
Ongkos
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 300.000,Rp. 150.000,Rp. 20.000,Rp. 200.000,Rp. 150.000,Rp. 30.000,-
Ibu Rosalina Tambunan merupakan seorang ibu yang memiliki anak yang
masih merupakan tanggungan karena semuanya masih usia sekolah yaitu ada yang
SD, SMP dan juga SMA. Anak yang sedang menempuh pendidkan SMA merupakan
anak yang paling besar dan menurutnya paling banyak memerlukan biaya yaitu untuk
transportasinya kesekolah. Pulang dari sekolah biasanya ia mengajaknya anaknya
Universitas Sumatera Utara
untu ikut keladang, dan hal ini juga sama dengan para penerima PKH ainnya bahkan
seluruh masyarakat yang juga bukan penerima PKH. Pulang dari sekolah anak-anak
de Desa Nahasaribu III biasanya akan membantu orang tuanya keladang supaya orang
tuanya bisa membawa hasil pertanian ke pasar tradisional dan juga supaya mereka
dapat bersekolah. Kebiasaan anak membantu keladang sudah merupakan tradisi bagi
masyarakat petani. Disinilah anak diajari untuk lebih menghargai keringta orang
tuanya ketika ia pergi kesekolah dan supaya anak mengetahui bahwa orang tuanya
menyekolahkna nya bukan karena kelebihan ekonomi. Namun ia disekolahkan dari
ekonomi yang bahkan bisa dikatakan tidaklah cukup untuk memberangkatkan anak
sekolah lebih tinggi lagi.
Ibu Rosalina Tambunan juga menuturkan bahwa ia juga berkeinginan
memberangkatkan anaknya menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi sedaya
mampunya, ia akan berusaha dan akan bekerja lebih giat lagi untuk dapa memenuhi
ekonominya dan juga supaya dapat memenuhi kebutuhan yang semakin banyak.
Dengan bantuan PKH yang ia terima bisa membantu untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan anaknya sehingga ia merasa lebih ringan dalam memenuhi kebutuhan
rumah tangga ataupun bahkan kebutuhan pendidikan anaknya.
Universitas Sumatera Utara
5.Nama : Ibu Harti Sianturi
Jumlah Tanggungan : 6 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTP/ Sederajat
Tabel 14 :
Tabel Ibu Harti Sianturi
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Beli beras
Susu
Jumlah dana yang dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 90.000,Rp. 10.000,Rp. 300.000,Rp. 300.000,-
Ibu Harti Sianturi merupakan seorang ibu juga yang menerima bantuan PKH.
Beliau sudah Almarhum, dalam pencairan PKH untuk keluarga ibu ini dicairkan oleh
Eda kandungnya yang merupakan bibik dari anak-anaknya. Karena dana bantuan
PKH hanya dapat dicairkan oleh ibu penerima PKH sendiri, dan jika diwakilkan
hanya boleh dicairkan oleh bibik atau nenek dari keluarga tersebut sesuai dengan
kesepakan bersama pihak PKH. Bibik inilah yang mengambil dana tersebut dari
kantor pos, dan menurut beliau hal yang paling penting untuk dibutuhi bagi keluarga
Almarhum Ibu Harti Sianturi ialah susu untuk bayi. Susu itu merupakan kebutuhan
utama bagi bayi dan juga membeli vitamin untuk bayi tersebut supaya bayi tetap
sehat dan bertumbuh. Kebutuhan sekolah menurutnya sudah dipenuhi seperti
seragam, sepatu dan lainnya. Jikapun ada yang harus dipenuhi seperti buku dan alat
tulis lainnya jika sudah habis. Anak-anak Almarhum masih bersekolah ditingkat SD
sehingga tidak seperti keluarga lainnya yang membutuhkan ogkos anak sekolah setiap
hari. Menurut beliau bantuan tersebut hanya dialokasikan untuk memnuhi keutuhan
Universitas Sumatera Utara
rumah tangga dan susu bayi dan juga kebutuhan perlengkapan sekolah habis pakai,
karena beliau menurturkan seragam,sepatu dan tas hanya dibeli sekali saja pada saat
awal masuk sekolah dan jika masih bisa digunakan tidak akan digantinya, Karena
yang paling dibutuhkan ialah susu untuk anak bayi.
6.Nama : Ibu Rotua Sinambela
Jumlah Tanggungan : 4 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Tabel 15 :
Tabel Ibu Rotua Sinambela
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Sepatu
Uang Sekolah SMA/3 bln
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 300.000,Rp. 100.000,Rp. 10.000,Rp. 200.000,Rp. 240.000,-
Ibu Rotua Sinambela merupakan orang tua yang sudah berstatus janda karena
suaminya telah meninggal dan juga berprofesi sebagai petani. Adapun anak yang
masih dalam tanggungannya berjumlah 4 orang. Yang paling berat baginya ketika
anaknya yang menempuh pendidikan di SMA
meminta uang sekolah, karena
anaknya yang sedang duduk di bangku SMA tersebut bersekolah di salah satu SMA
swasta yang ada di Siborong-borong. Beliau menuturkan bahwa status yang
disandangnya sebagai orang tua tunggal sangat berat baginya karena hanya dirinyalah
yang harus menutupi semua kebutuhan yang diperlukan baik itu untuk rumah
tangganya dan juga untuk pendidikan anaknya. Menurut beliau kebutuhan pendidikan
Universitas Sumatera Utara
setiap anak berbeda-beda, sesuai dengan apa yang diperlukan disekolah. Untuk
membutuhi semua kebutuhan terutama dalam bidang pendidikan ia merasa terbantu
dengan program-program yang telah dibuat pemerintah karena sudah membantu
mengurangi tanggung jawabnya seperti untuk membayar uang sekolah, seragam dan
lainnya. Dana bantuan PKH yang ia terima langsung dipakai untuk menutupi uang
sekolah anak SMA. Karena jika tidak dibayar akan terus berlanjut dan tunggakan
akan semakin banyak. Selagi baru mendapat bantuan langsung dibayar untuk uang
sekolah anak SMA supaya anaknya tetap bisa bersekolah dan anaknya tidak
mendapat teguran dari sekolah karena tidak membayar uang sekolah.
Selain itu untuk memenuhi kebutuhan lainnya ia juga harus bekerja keras
diladang dan juga diladang orang lain. Hal tersebut dilakukannya setiap hari supaya
setiap kebutuhan anak dan keluarganya terpenuhi. Bukan hanya kebutuhan anak dan
keluarga yang juga harus di penuhi namun juga untuk kebutuhan sosialnya seperti
untuki menutup adat, karena dalam masyarakat secara khusus desa Nagasaribu III
merupakan masyarakat yang bersuku batak. Adat kebudayaan merupakan suatu acara
yang harus dilaksanakan sesuai dengan tradisi budaya tersebut. Seperti halnya batak
toba yang menganut dalihan natolu, oleh karena itu menurut beliau ia juga harus bisa
tetap memenuhi kewajiban sosialnya layaknya sebagai masyarakat batak lainnya
yang juga berdomisili di Desa Nagasaribu III.
Universitas Sumatera Utara
7.Nama : Ibu Sofiatun
Jumlah Tanggungan : 4 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Tabel 16:
Tabel Ibu Sofiatun
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Beras
Kebutuhan daur seperti lauk,sabun, dan lainnya
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 50.000,Rp. 300.000,Rp 100.000,-
Ibu Sofiatun juga merupakan ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai
petani, dan ibu ini juga sama seperti ibu Sinambela yang merupakan ibu rumah
tangga yang sudah berstatus jandadan menjadi tulang punggung bagi keluarga
kecilnya dalam memenuhi kebutuhan anaknya. Kebutuhan pendidikan anak yang
masih SD tidaklah sama dengan anak dengan tingkat pendidikan lainnya seperti
tingkat SMP ataupun SMA. Oleh karena itu beliau hanya memenuhi kebutuhan
pendidikan untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar karena anaknya masih
menempuh pendidikan di Sekolah Dasar. Hal terpenting yang harus ia butuhi bagi
keluarganya ialah kebutuhan pangan dan kebutuhan dapur lainnya. Menurutnya
kebutuhan pendidikan yang harus ia penuhi hanya sekali seperti untuk membeli
seragam, sepatu, tas karena tidaklah habis pakai. Hal tersebut diungkapkannnya
ketika peneliti melakukan wawancara dirumahnya.
Beliau menuturkan bahwa ia juga harus membeli beras untuk di konsumsi
setiap harinya karena hasil panennya dari ladang tidaklah cukup untuk memenuhi
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan makan setiap tahunnya. Sehari-harinya ia bekerja diladang seorang diri,
terkadang ia juga membawa anak-anaknya yang masih kecil keladang karena tidak
ada yang menjaga anaknya jika ditinggal dirumah terlalu lama. Anak yang masih SD
biasanya akan menjaga adiknya ketika pulang dari sekolah sehingga beliau bisa pergi
keladang. Namun, jika masih jam sekolah, terkadang beliau membawa anaknya yang
paling kecil keladang dan terkadang menunggu anak SD pulang kesekolah dulu baru
ia akan pergi keladang.Beliau juga mau bekerja diladang orang “marari-ari”(gaji
harian lepas) supaya dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Hal ini biasa
dilakukan baik bapak maupun kaum ibu di Desa Nagasaribu III.
8.Nama : Ibu Rosida Nababan
Jumlah Tanggungan : 3 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SLTA/Sederajat
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 17 :
Tabel Ibu Rosida Nababan
Jenis Pemanfaatan dana
Beli Seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Beras
Beli Ikan
Keperluan kebutuhan untuk pertanian
Biaya tak terduga misalnya dansos
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 100.000,Rp. 50.000,Rp. 150.000,Rp. 50.000,Rp. 150.000,Rp. 25.000,-
Ibu Rosida Nababan merupakan ibu penerima bantuan PKH dan juga
merupakan seorang petani. Sehari-hari ia bekerja diladang dan jika ada suatu acara
Universitas Sumatera Utara
seperti pesta adat, arisan ataupun gotong-royong beliau mengikuti ataupun
menghadirinya. Beliau mengatakan setiap hari ia keladang seperti untuk
membersihkan ladang ataupun untuk bercocok taman, jika dirinya tidak pergi
keladang maka mereka tidak akan medapatkan hasil dan mau makan apa? Beliau
mengatakan bahwa terkadang ia tidak pergi keldang jika beliau atau anak dan
suaminya sedang sakit dan jika ada pertemuan untuk sosialisasi PKH, gotong royong
Desa dan juga acara pesta adat masyarakat setempat. Dan pada hari minggunya ia
akan mengikuti ibadah di Gerejanya dan bahkan juga melayani jika beliau memiliki
jadwal untuk melayani dalam minggu itu. Selain menjalankan tugasnya dikalangan
masyarakat, ia juga harus menjalankan kewajibannya sebagai orang tua yang harus
memenuhi kebutuhan anaknya. Ia dan suaminya bekerja diladangnya dari pagi hingga
sore hari dengan harapan apa yang ditanamnya akan membuahkan hasil ladang yang
memuaskan, bahkan semua petani mengharapkan hal yang sama yaitu hasil ladang
yang memuaskan. Namun menurut beliau, sering apa yang diharapkan petani tidak
terwujud karena terkadang jika tanaman bagus dan menghasilkan, terkadang harga
dipasaran tidak sesuai dengan jerih payah petani dan modal yang dikeluarkan dan
juga terkadang jika hama tanaman menyerang secara tiba-tiba otomatis membuat
gagal panen. Hal ini yang sering dialami oleh petani-petani secara khusus di Desa
Nagasaribu III dan menurut beliau hal tersebut tidak akan membawa angin baik bagi
mereka karena ekonomi keluarga tidak akan membaik, bahkan malah sebaliknya akan
memburuk karena modal yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang
diperoleh,dan menurut beliau kesehariannya di ladang akan terbuang sia-sia.
Universitas Sumatera Utara
9.Nama : Ibu Masnur Lumbantoruan
Jumlah Tanggungan : 5 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SLTP/Sederajat
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 18 :
Tabel Ibu Masnur Lumbantoruan
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Ongkos SMK
Sepatu
Pulpen
Pensil
Modal Tani
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 300.000,Rp. 150.000,Rp. 150.000
Rp. 150.000,Rp. 15.000,Rp. 10.000,-
Ibu Masnur Lumbantoruan seorang ibu penerima PKH yang juga sebagai
petani karena memang mayoritas penduduk Desa Nagasaribu III bermata pencaharian
sebagai petani.Pekerjaan setiap harinya mulai pagi sampai sore hanyalah bertani
diladang. Kegiatan yang dilakukannya ialah sebagai ibu rumah tangga yaitu
mengurus keperluan keluarga dan juga sebagai petani ia harus bekerja dan mengurus
ladangnya. Kegiatan pertanian yang dilakukan juga seperti amsyarakat lainnya yang
juga merupakan petani padi dan petani kopi. Adapun tanaman lainnya biasnya seperti
ubi, sayur-mayur dan lainnya.
Beliau dan suami juga harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya dan kebutuhan sosialnya. Selain itu kebutuhan pendidikan anak yang
harus dibutuhi mengharuskan mereka untuk lebih bergiat menjalankan profesinya
sebagi petan
Universitas Sumatera Utara
10.Nama : Ibu Tetty Yunima Pesta Harefa
Jumlah Tanggungan : 2 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTA
Tabel 19:
Tabel Ibu Tetty Yunima Pesta Harefa
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Beli Tas dan sepatu
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 100.000,Rp. 10.000,Rp. 150.000,-
Ibu Tetty Yunima Harefa merupakan salah satu ibu rumah tangga yang juga
menerima program keluarga harapan. Beliau juga bertani seperti masyarakat
penerima bantuan PKH dan masyarakat desa Nagasaribu III secara umum. Aktivitas
setiap harinya yaitu aktivitas yang dilakukannya berulang-ulang seperti dari pagi
sampai sore hari bekerja diladang terkecuali hari minggu atau ada acara pesta adat
dan sesuatu yang sangat penting sehingga beliau dan suami tidak pergi keladang.
Beliau dan suaminya tidak lepas dari kehidupan berladangnya seperti
masyarakat desa Nagasaribu III secara umum. Bertani merupakan kehidupan bagi
masyarakat desa Nagasaribu III tidak terkecuali bagi Ibu Tetty Yunima Harefa dan
suaminya. Beliau juga harus menjalankan kewajibannya sebgai peserta PKH sperti
jika ada sosialisai ia juga harus mengikutinya dan menjalankan kewajibannya sebagi
masyarakat desa Nagasaribu III yang jika ada gotong royong maka beliau juga harus
mengikutinya.
Universitas Sumatera Utara
11.Nama : Ibu Nurkia Sihombing
Jumlah Tanggungan : 4 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Tabel 20:
Tabel Ibu Nurkia Sihombing
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli Pulpen
Beli Beras
Beli keperluan dapur
Beli 1 pasang sepatu sekolah
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 100.000,Rp. 10.000,Rp. 150.000,Rp. 100.000,Rp. 90.000,-
Ibu Nurkia Sihombing juga merupakan ibu penerima program keluarga
harapan (PKH) yang juga bekerja sebagai seorang petani. Kegaiatan setiap hari yaitu
menyiapkan segala kebutuhan anaknya untuk pergi kesekolah dan setelah itu beliau
juga akan menyiapkan segala keperluan keladang. Namun ada yang berbeda dari
beliau, dimana beliau mempunyai keahlian untuk menjahit baju kebaya wanita
sehingga selain bertani ia juga membuka usaha jahit. Jika ada pelanggan maka ia
akan menjahit, dan juga tetap menjalankan profesinya sebagai petani. Hal tersebut
dilakukannnya untuk mendapatkan uang yang bisa digunakan untuk memenuhi segala
kebutuhan keluarganya dan kebutuhan pendidikan anaknya. Beliau merupakan ibu
rumah tangga yang diberi kepercayaan oleh suaminya karena beliau juga mengajar di
salah satu PAUD yang ada di Desa Nagasaribu III. Beliau juga sering mengikuti
beberapa kegiatan desa seperti kegiatan ibu PKK dan juga menjadi Kader Posyandu.
Universitas Sumatera Utara
12.Nama : Ibu Jelita Sihombing
Jumlah Tanggungan : 2 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Tabel 21 :
Tabel Ibu Jelita Sihombing
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis, pulpen
Beli sepatu
Beli pupuk tani
Beli beras
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 80.000,Rp. 150.000,Rp. 160.000,Rp. 75.000,-
Ibu Jelita Sihombing merupakan salah satu penerima bantuan Program
keluarga harapan (PKH) yang memiliki 2 orang anak. Kondisi ibu Jelita ini tidak
seperti ibu rumah tangga lainnya. Ada yang beda dari kondisi fisik ibu ini, tangan
kanannya tidak normal seperti ibu penerima PKH lainnya. Beliau juga bertani karena
mayoritas masyarakat Desa Nagasaribu III adalah petani.Keseharian beliau tidak
lepas dari kegaiatan berladangnya seperti menanam padi jika musim tanam padi,
menanam tanaman palawija lainnya supaya dapat memenuhi kebutuhan dapur
lainnya.Bekerja diladang bersama suaminya merupakan pekerjaan terakhir baginya
karena beliau tidak memiliki keahlian lainnya, sedangkan bertani merupakan
pekerjaan yang dilakukannnya sejak dulu.
Ibu Jelita Sihombing juga menjalankan keseharian sosialnya seperti
masyarakat lainnya yang juga harus menutup/ membayar adat sebagaimana yang
dianut oleh budaya batak toba seperti adat untuk upacara kelahiran dan kematian
Universitas Sumatera Utara
ataupun berbagai acara seperti acara arisan marga dan lainnya. Dan sebagai peserta
penerima Program Keluarga Harapan juga kesehariannya harus dapat memenuhi
kewajibannya sebagai peserta PKH, setiap harinya beliau memberangkatkan anaknya
kesekolah dan memenuhi kebutuhan pendidikannya seperti buku dan alat tulis
lainnya.
13.Nama : Kaniam Rajagukguk
Jumlah Tanggungan : 6 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SD/Sederajat
Keterangan Pemanfaatan dana
Tabel 22 :
Tabel Ibu Kaniam Rajagukguk
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Sepatu
Untuk keladang
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 200.000,Rp. 200.000,Rp. 150.000,Rp. 300.000,-
Ibu Kaniam Rajagukguk juga merupakan ibu penerima bantuan PKH dan
selain bertani, dalam kesehariannya beliau merawat anaknya yang sedang sakit
karena kecelakaan dan sudah lama terbaring ditempat tidur. Terkadang ia berganti
dengan suaminya untuk merawat anaknya tersebut atau jika sudah pulang sekolah
anak-anaknya yang lain terkhusus anaknya yang sudah SMP akan menjaga kakaknya
yang sedang sakit seperti untuk memberi makan dan minum dan juga anaknya yang
SMP akan mengerjakan pekerjaan rumah seperti untuk memasak makanan untuk
mereka, mencuci dan lainnya, supaya orang tuanya bisa pergi keladang. Karena jika
Universitas Sumatera Utara
orang tuanya tidak pergi keladang, maka tidak akan ada yang akan mereka hasilkan
untuk dapat dijual kepasar. Kebutuhan yang begitu banyak mengharuskan masyarakat
petani harus bekerja lebih keras. Kebutuhan sehari-hari untuk dapur yang juga harus
dipenuhi selain kebutuhan pendidikan. Kebutuhan pendidikan bagi beliau sudah tidak
lagi dikhawatirkan karena bantuan PKH sudah cukup membantu. Namun kebutuhan
dapur harus di penuhi dengan cara bercocok tanam diladang supaya mendatangkan
hasil yang akan dijual untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun untuk
membeli obat untuk anaknya yang sedang sakit. Namun, dalam bercocok tanam pun
memerlukan modal yang tidak sedikit. Biasanya jika bantuan datang beliau juga mau
menggunakan bantuan tersebut sebagai tambahan modal untuk bertani seperti untuk
membeli pestisida, pupupk yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman serta kondisi
cuaca pada saat itu.
14.Nama : Ibu Eslin Hutasoit
Jumlah Tanggungan : 4 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTP/Sederajat
Tabel 23 :
Tabel Ibu Eslin Hutasoit
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Beli pupuk untuk pertanian
Beli Pulpen
Beli keperluan dapur
Uang jajan anak
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 100.000,RP. 220.000,RP. 20.000,Rp. 100.000,Rp. 40.000,-
Universitas Sumatera Utara
Ibu Eslin Hutasoit juga merupakan penerima bantuan PKH dan juga
berprofesi sebagai petani. Beliau dan suami sangatlah pekerja keras. Menurutnya ia
sering mar ari-ari keladang orang untuk mendapatkan uang jika kadang mereka sudah
bersih dan ketika ia sudah menanam sesuatu seperti sayur-mayur dan bisa di
tinggalkan pengurusannya dalam beberapa hari (tidak terlalu rumit dalam
pengurusan). Menurutnya dalam memenuhi kebutuhan ekonominya terkadang ia dan
suaminya harus kerja keladang orang dan terkadang ia pergi kepajak untuk
marrengge-rengge (jualan) dengan harapan untuk mendapat sedikit keuntungan
supaya dapat memenuhi kebutuhan dapur setiap minggunya.
15.Nama : Ibu Risda Siregar
Jumlah Tanggungan : 5 Orang
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Tabel 24 :
Tabel Ibu Risda Siregar
Jenis Pemanfaatan dana
Beli seragam sekolah
Beli Buku Tulis
Ongkos SMA
Beli Pulpen
Beli Pensil
Beli beli rautan dan stip
Beli alat pertanian
Beli kebutuhan rumah tangga
Jumlah dana yang
dikeluarkan
Rp. 150.000,Rp. 100.000,Rp. 150.000,Rp. 10.000,Rp. 10.000,Rp. 5.000,Rp. 200.000
Rp. 150.000,-
Ibu Risda Siregar adalah seorang ibu rumah tangga yang juga menerima
bantuan program keluarga harapan (PKH). Beliau memiliki 5 orang anak yang masih
dalam tanggungan. Keseharian beliau ialah menjadi ibu rumah tangga dan juga
Universitas Sumatera Utara
bekerja di ladangnya sendiri. Beliau juga seperti petani lainnya yang juga menanam
padi pada saat musim padi dan juga menanam palawija untuk dapat memenuhi
kebutuhan lainnya. Palawija merupakan cara yang digunakan beliau untuk rotasi
tanaman supaya tetap menjaga keasaman dan kesuburan tanah adapun yang biasa
ditanam dapat berupa jagung, cabe, tomat, ubi sesuai dengan lahan yang digunakan.
Kegiatan sehari-harinya yang merupakan petani juga membutuhkan tenaga
untuk menanam segala jenis tanaman yang ingin mereka tanam. Setiap hari setelah
pulang dari sekolah beliau juga mengajak anak-anaknya untuk membantu
pekerjaannya diladang. Hal ini dapat diihat oleh peneliti ketika melakukan
wawancara denga