Menentukan Pohon Rentang Minimal (Minimum Spanning Tree) Dari Graf Berbobot

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kemiskinan bagi masyarakat seringkali diartikan sebagai suatu keadaan
dimana seseorang tidak memiliki uang, atau pendapatannya yang rendah bahkan tidak
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Konsep tentang kemiskinan
sangat beragam, mulai dari sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
komsumsi dasar dan memperbaiki keadaan, kurangnya kesempatan berusaha, hingga
pengertian yang lebih luas yang memasukkan aspek sosial dan moral. Tetapi pada
umumnya, ketika orang berbicara tentang kemiskinan, yang dimaksud adalah
kemiskinan material. Dengan pengertian ini, maka seseorang masuk dalam kategori
miskin apabila tidak mampu memenuhi standar minimum kebutuhan pokok untuk
dapat hidup secara layak (Ridwan Muhtadin. 2013). Berbagai cara telah dilakukan
pemerintah Indonesia, untuk dapat menanggulangi kemiskinan yang melanda
masyarakat seperti pemberian bantuan dana sosial bagi masyarakat yang kurang
mampu, yaitu dengan cara pemberian bantuan melalui program keluarga harapan
(PKH).

Program keluarga harapan (PKH) merupakan suatu program yang berupaya
meningkatkan sumberdaya manusia melalui pendidikan dan kesehatan. Dimana,

indikator untuk melihat masalah kemiskinan ialah dengan melihat taraf kesehatan
serta pendidikan masyarakatnya.

Universitas Sumatera Utara

Program keluarga harapan (PKH) yang adalah program penanggulangan
kemiskinan yang termasuk dalam kluster 1, yaitu program perlindungan sosial yang
memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM) dan anggota
keluarga diwajibkan mengikuti atau melaksanakan syarat ataupun ketentuan yang
berlaku. Program ini dalam jangka pendek bertujuan untuk mengurangi beban RSTM,
dan dalam jangka panjang memutus mata rantai kemiskinan melalui pembangunan
sumberdaya manusia dengan cara peningkatan taraf kesehatan maupun pendidikan
(Iskandar, 2014).

Pada tahun 2007 Pemerintah Indonesia melaksanakan program keluarga
harapan (PKH), dengan tujuan PKH ialah mengurangi kemiskinan dan meningkatan
kualitas sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Program
keluarga harapan berupaya untuk membangun sistem perlindungan sosial kepada
masyarakat miskin. PKH mulai dilaksanakan di Indonesia pada tahun 2007 dan
diharapkan dapat berkesinambungan setidaknya hingga tahun 2015 (Binarika, 2012)

dan hingga saat ini program keluarga harapan masih tetap berjalan dimasyarakat,
dimana program ini merupakan program yang cukup membantu rumah tangga sangat
miskin (RTSM), untuk memperoleh layanan publik secara khusus untuk layanan
kesehatan dan pendidikan .

Menurut Nainggolan, (2012) program yang dilaksanakan pemerintah
Indonesia pada bulan maret tahun 2007 yang lalu adalah untuk pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs), serta pengembangan sistem perlindungan sosial,
khususnya bagi keluarga sangat miskin. Menurutnya, keberhasilan untuk mengurangi

Universitas Sumatera Utara

kemiskinan tergantung pada apakah, dan sejauh mana, bantuan tunai mempengaruhi
perilaku menetap dan memeriksa kesehatan serta kehadiran sekolah. Hasil penelitian
ini, membuktikan bahwa PKH sebagai bantuan tunai bersyarat merupakan sarana
yang efektif untuk menjangkau orang miskin, yang mengalami kerentanan hidup, dan
mempengaruhi perilaku keluarganya.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya


penurunan jam kerja anak pada RSTM di Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sumatera
Barat. Sedangkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan hasil penelitian,
peruntukan keuangan yang diterima dari PKH untuk anak-anak tidak selalu
digunakan dengan tepat. Malah digunakan untuk komsumsi ekstra oleh orang tua. Ini
terungkap ketika melakukan FGD di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penggunaan
dana PKH untuk konsumsi rumah tangga juga dikemukakan melalui penelitian
Muhtadin (2016). Dalam penelitian ini, penerima program keluarga harapan (PKH)
tersebut menggunakan dana dengan cara yang berbeda antara lain untuk membeli
beras, seragam anak dan sisanya untuk uang saku. Ada juga yang dipergunakan untuk
memperbaiki kondisi rumah serta membayar hutang juga sebagian besar untuk
konsumsi rumah tangga.
Beberapa komponen Mdgs Indonesia telah tercapai, oleh karena itu
pemerintah melaksanakan Sgds sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan
sebelumnya. Salah satu bidang pembangunan di Indonesia yang tidak merata adalah
kelangsungan hidup anak dan ibu. Akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan
persalinan perlu ditingkatkan, untuk mencegah timbulnya kematian. Seorang anak
akan sangat beresiko meninggal bila ia mengalami gizi buruk, dan data menunjukkan

Universitas Sumatera Utara


bahwa tidak banyak peningkatan dalam menangani kondisi ini, terutama di kalangan
penduduk miskin. Akses pada air minum yang aman, sanitasi yang memadai dan
kebersihan juga penting untuk kelangsungan hidup anak, tapi Indonesia masih perlu
menjangkau 56,8 juta orang lain untuk mendapatkan air bersih di tahun 2015.
Investasi yang lebih besar diperlukan di banyak wilayah air dan sektor sanitasi,
termasuk koordinasi yang lebih baik antara para mitra, peningkatan kapasitas
pemerintah daerah tingkat kabupaten/kota, dan kesadaran masyarakat yang lebih baik
tentang praktekpraktek kebersihan yang dapat melindungi anak-anak dari penyakit.
Tantangan lain bagi kesehatan anak dan perempuan di Indonesia adalah epidemic
HIV, yang merupakan salah satu tercepat perkembangannya di Asia. Hampir 10
orang meninggal karena AIDS setiap hari, dan di tahun 2008 diperkirakan sekitar
200.000 anak dan remaja hidup dengan HIV, dimana tujuh orang anak terinfeksi HIV
setiap harinya. Remaja bertanggung jawab atas hampir seperlima kasus HIV baru di
tahun 2011, yang menunjukkan perlunya strategi dan program pencegahan untuk
kelompok rentan ini. Serta akses anak dalam pendidikan perlu ditingkatkan pada
rumah tangga miskin. Perkembangan usia dini (PAUD) memberikan kepada anak
yang kurang beruntung awal kehidupan yang lebih adil melalui kehamilan yang sehat,
persalinan dengan tenaga terlatih, perawatan pasca melahirkan dan stimulasi awal.
Oleh sebab itu, ini merupakan sebuah komponen penting dalam fokus UNICEF pada
kesetaraan. Program-program PAUD membantu mengurangi disparitas sosial dan

ekonomi dan ketidaksetaraan gender yang memecah masyarakat dan lebih disukai
dari pada tindakan remedial yang mahal. Di Indonesia, anak-anak terlambat masuk ke
dalam pendidikan usia dini (sekitar usia 5-6 tahun), program-program pra-sekolah

Universitas Sumatera Utara

dan masyarakat menawarkan beragam pelayanan yang tidak sama kualitasnya. Perlu
sekali untuk menangani kesenjangan ini dengan melibatkan masyarakat dalam
melakukan pemantauan terhadap kehadiran anak di sekolah, dengan memberikan
pendidikan ‘kesempatan kedua’ kepada anak yang tidak sempat bersekolah di sekolah
formal dan dengan meningkatkan pendanaan dari pemerintah untuk PAUD. Untuk
bisa tumbuh dan belajar, anak-anak perlu hidup secara aman dan tenang. Indonesia
telah mengambil langkah-langkah untuk membangun lingkungan legal dan kebijakan
untuk melindungi anak dari kekerasan, penyalahgunaan, penelantaran, dan
eksploitasi. Namun masih ada kecenderungan untuk merehabilitasi korban, bukannya
melakukan

pencegahan

terhadap


tindak

kekerasan.

Untuk

meningkatkan

perlindungan anak, Indonesia perlu meningkatkan usaha-usaha pencegahan,
meningkatkan kapasitas pekerja sosial di seluruh tingkatan pemerintahan dan
memberikan pelayanan pendampingan kepada anak yang paling beresiko ( Unicef
Indonesia. 2012). Untuk mempercepat pencapaian sasaran MDGs, Presiden telah
menetapkan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 Tentang Program Pembangunan
yang Berkeadilan. Salah satu amanat yang tercantum dalam Inpres tersebut adalah
agar setiap Kementerian/Lembaga, Gubernur, dan Para Bupati/Walikota mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masingmasing dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan yang berkeadilan,
antara lain meliputi program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium
Development Goals- MDGs). Implementasi dari Inpres No. 3 Tahun 2010 adalah
sebagai berikut:


Universitas Sumatera Utara

1. Pengintegrasian tujuan, target, dan indikator MDGs ke dalam sistem perencanaan
dan

penganggaran

Pemerintah

baik

di

tingkat

Pusat,

Provinsi,


maupun

Kabupaten/Kota baik jangka menengah (5 tahunan) maupun jangka pendek
(tahunan);
2. Penyusunan Peta Jalan Percepatan Pencapaian MDGs di Indonesia 2010 – 2015
yang digunakan sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam
merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi berbagai program dan
kegiatan dalam rangka percepatan pencapaian MDGs;
3. Pembentukan Tim Koordinasi MDGs Nasional di bawah koordinasi Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dengan beranggotakan seluruh
Kementerian/Lembaga yang terkait dalam upaya percepatan pencapaian MDGs.
Tugas pokok dari tim tersebut adalah bertanggung jawab dalam koordinasi
perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring-evaluasi pencapaian sasaran MDGs;
4. Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) percepatan pencapaian MDGs di 33
Provinsi.
MDGs memiliki delapan tujuan pembangunan millennium, yakni :
1.

Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan


2.

Mencapai pendidikan dasar untuk semua

3.

Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

4.

Menurunkan angka kematian anak

5.

Meningkatkan kesehatan ibu

6.

Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya


Universitas Sumatera Utara

7.

Memastikan kelestarian lingkungan hidup

8.

Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Indonesia telah menjadikan pencapaian MDG sebagai salah satu acuan

penting terhadap penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional. Oleh
karena itu, komitmen Indonesia untuk mencapai target-target yang terdapat dalam
MDG, sudah sesuai dengan komitmen negara untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya serta memberikan kontribusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat
dunia. Komitmen Indonesia tersebut secara nyata terealisasi dengan keberhasilan
Indonesia mencapai beberapa target dalam tujuan MDG yakni:
1. Tujuan ke-2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua.
Upaya pencapaian pendidikan dasar untuk semua di Indonesia telah berjalan sesuai
dengan target ke-2 MDGs. Terbukti dengan telah diterapkannya pendidikan dasar 9

tahun di Indonesia.
2. Tujuan ke-3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan
Perempuan. Sama halnya dengan tujuan ke-2 dari MDG, Indonesia pun sudah
berjalan sesuai dengan target ke-3. Pada tahun 2009, Rasio Angka Partisipasi Murni
(APM) perempuan terhadap laki-laki di SD/MI/Paket A dan SMA/ MTs/Paket B
berturut-turut adalah sebesar 99,73 persen dan 101,99 persen.Dengan demikian maka
target 2015 sebesar 100 diperkirakan akan tercapai.
3. Tujuan ke-4: Menurunkan Angka Kematian Anak. Indonesia pun optimis
dapat mencapai target ke-4 dalam tujuan yang terdapat dalam MDG untuk
menurunkan angka kematian anak. Angka kematian balita di Indonesia telah

Universitas Sumatera Utara

mengalami penurunan yang signifikan dari 97 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (Lisbet. 2013).
Tantangan utama dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia dapat
dilihat dari berbagai dimensi, yaitu:
Pertama, menjaga kegiatan ekonomi nasional yang pro rakyat agar dapat
mendorong turunnya angka kemiskinan. Termasuk di dalamnya ialah menjaga
kondisi ekonomi makro agar dapat mendorong kegiatan ekonomi riil yang berpihak
pada penanggulangan kemiskinan. Upaya menjaga inflasi agar tidak menurunkan
daya beli masyarakat miskin, termasuk menjaga harga kebutuhan pokok utama seperti
beras, menjadi tantangan serius yang harus dihadapi.
Kedua, meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar
seperti pendidikan, kesehatan, dan gizi; termasuk keluarga berencana, serta akses
terhadap infrastruktur dasar seperti sanitasi dan air bersih. Ini merupakan tantangan
yang tidak ringan, mengingat secara geografis Indonesia merupakan negara yang
sangat luas.
Ketiga,

melibatkan

masyarakat

miskin

untuk

dapat

meningkatkan

kapasitasnya sendiri dalam menanggulangi kemiskinan. Pengalaman menunjukkan
bahwa melibatkan serta meningkatkan kapasitas mereka sebagai penggerak dalam
penanggulangan kemiskinan terbukti sangat efektif.
Keempat, belum berkembangnya sistem perlindungan sosial, baik yang
berbentuk bantuan sosial bagi mereka yang rentan maupun sistem jaminan sosial
berbasis asuransi terutama bagi masyarakat miskin.

Universitas Sumatera Utara

Kelima, adanya kesenjangan yang mencolok antar berbagai daerah.
Kesenjangan tersebut dapat dilihat dari tingkat kedalaman kemiskinan yang sangat
berbeda antardaerah satu dengan lainnya. Ditinjau dari proporsinya, tingkat
kemiskinan di provinsi-provinsi di luar Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan
proporsi tingkat kemiskinan di Jawa. Selain itu kesenjangan dapat dilihat pula dari
perbedaan angka indeks pembangunan manusia yang mencolok antardaerah,
termasuk antar perkotaan dan perdesaan.
Dimensi permasalahan kemiskinan yang sangat luas seperti dijelaskan di atas
mengharuskan adanya kebijakan menyeluruh serta terukur pencapaiannya. Mengatasi
masalah kemiskinan pada akhirnya tidak hanya soal mempercepat pengurangan
jumlah penduduk miskin, melainkan lebih penting adalah bagaimana meningkatkan
kesejahteraan penduduk miskin ( Tim Penyusunan Laporan Tujuan Pembangunan
Milenium (MDGs) Indonesia.2007 ).
Untuk mencapai tujuan utama dari MDGs yang belum tercapai maka
dibuatlah SDGs sebagai bentuk penyempurnaan MDGs dengan melakukan sejumlah
pendekatan kepada masyarakat dan mengharapkan peran aktif warga dunia bagi
terciptanya kepentingan global yang lebih luas. Bulan September 2015, Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDGs) telah disahkan
oleh PBB di New York. Terdapat 17 tujuan SDGs yang terdiri dari:
1. Tidak adanya kemiskinan
2.

Bebas dari kelaparan

3. Sehat dan sentosa
4. Pendidikan berkualitas

Universitas Sumatera Utara

5. Persamaan gender
6. Air bersih dan sanitasi
7. Energi bersih dan terjangkau
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
9. Industri, inovasi dan infrastruktur
10. Berkurangnya ketimpangan
11. Kota dan komunitas berkelanjutan
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab
13. Perubahan iklim ditangani
14. Sumberdaya laut dipelihara
15. Ekosistem darat dipelihara
16. Perdamaian, keadilan dan lembaga yang efektif
17. Serta adanya kerjasama global.

Pelaksanaan dan pencapaian SDGs (2016-2030) di Indonesia memang
memerlukan komitmen dan kerja keras semua pihak, termasuk pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, terutama dalam mengurangi ketimpangan; mengurangi tingginya
angka kematian ibu dan balita; memberikan akses terhadap sanitasi dan air minum
baik di perkotaan maupun perdesaan; serta upaya pelestarian lingkungan.(
Jokowidodo Presiden RI. 2015)

Besar bantuan PKH pada setiap rumah tangga sangat miskin (RSTM)/
keluarga sangat miskin (KSM) akan bervariasi. Variasi besar bantuan baik per tahun
ataupun per triwulan ialah berdasarkan komposisi anggota keluarga.Komponen

Universitas Sumatera Utara

Bantuan Tetap PKH, pada tahun 2014 sebesar Rp. 300.000,- dan pada tahun 2015
mengalami kenaikan sehingga besar jumlah komponen bantuan tetap PKH sebesar
Rp. 500.000,- dan tetap

Rp. 500.000,- di tahun 2016. Kategori Bumil/ Nifas

menyusui Bayi/Balita pada tahun 2014 besaran yang diterima yaitu Rp. 1.000.000,dan besaran nilai bantuan, tetap Rp. 1.000.000,- di tahun 2015, kemudian meningkat
dari Rp. 1.000.000,- menjadi Rp. 1.200.000,- di tahun 2016. Komponen bantuan
pendidikan untuk anak SD yaitu di tahun 2014 besaran yang diterima sebesar Rp.
500.000,- tetapi ditahun 2015 mengalami penurunan menjadi Rp. 450.000,- dan
besaran bantuan, tetap sebesar Rp. 450.000,- di tahun 2016. Sedangkan untuk anak
usia SMP bantuan per RSTM

ditahun 2014 besar bantuan yang diterima yaitu

Rp.1.000.000,- dan besar bantuan turun menjadi Rp. 750.000,- ditahun 2015 dan
tetap Rp.750.000,- tahun 2016. Dan komponen bantuan pendidikan yang terakhir
ialah bantuan untuk anak

SMA, dimana pada tahun 2014 anak SMA belum

dimasukkan dalam kategori penerima bantuan PKH. Pada tahun 2015 besar bantuan
PKH per RSTM untuk kategori bantuan pendidikan anak SMA sebesar
Rp.1.000.000,- dan tetap Rp.1.000.000,- tahun 2016.

Komponen bantuan PKH untuk kategori bantuan minimum, pada tahun 2014
yaitu sebesar Rp. 800.000,- dan kemudian naik menjadi Rp. 950.000,- dan tetap Rp.
950.000,- pada tahun 2016. Sedangkan untuk komponen bantuan maksimal pada
tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 2.800.000,- dan naik menjadi Rp. 3.700.000,- dan pada
tahun 2016 besaran bantuan meningkat menjadi Rp. 3.900.000,- . Penyandang
Disabilitas dan Lansia baru dimuat dalam kategori penerima bantuan PKH pada tahun

Universitas Sumatera Utara

2016 dengan besaran bantuan yaitu Rp.3.600.00,- dan untuk kategori bantuan Lansia
sebesar Rp. 2.400.000,- . Penambahan kategori Penyandang Disabilitas dan Lansia
ini, tidak mempengaruhi nilai maksimal bantuan yang di verifikasi pada tahun 2016.
Sehingga besar bantuan maksimal jika RSTM memiliki anggota Penyandang
Disabilitas dan Lansia yaitu : Besar bantuan maksimal RSTM tahun 2016 ditambah
besar bantuan Penyandang Disabilitas dan juga ditambah besar bantuan Lansia .
Sehingga Rp. 3.900.000,- + Rp. 3.600.000,- + Rp. 2.400.000,- = Rp. 9.900.000,- .
Maka bantuan maksimal bagi RSTM yang memiliki anggota Penyandang Disabilitas
dan Lansia tahun 2016 yaitu sebesar Rp. 9.900.000,- . Dapat kita lihat pada tabel
berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel1:
Besaran Komponen Bantuan PKH TA 2014 – 2016
NO Komponen Bantuan

1.
2.

3.

Bantuan Tetap
Bantuan Kesehatan
untuk Ibu Hamil/Nifas
Menyusui Balita/ Anak
Usia Pra Sekolah
Bantuan Pendidikan:
a. Anak Usia SD
b. Anak Usia SMP
c. Anak SMA

4.
5.
6.

Bantuan Minimum
Bantuan Maksimum
Bantuan Penyandang
Disabilitas Berat

7.

Bantuan Lanjut Usia 70
Tahun keatas
Total Bantuan Per Ksm
tahun 2016 penambahan
kategori Disabilitas dan
Usia Lanjut tidak
mempengaruhi nilai
maksimal bantuan yang
diverifikasi

8.

Bantuan Per
RSTM (Per
tahun) 2014
300.000

Bantuan Per
RSTM (Per
tahun) 2015
500.000

Bantuan Per
RSTM (Per
tahun) 2016
500.000

1.000.000

1.000.000

500.000

450.000

450.000

1.000.000

750.000

750.000

-

1.000.000

1.000.000

800.000
2.800.000
-

950.000
3.700.000
-

950.000
3.900.000
3.600.000

-

-

2.400.000

-

-

1.200.000

3.900.000+3.6
00.000+
2.400.000 =
9.900.000
Total bantuan
maksimum
2016 =
9.900.000
Sumber : Wensislaus Ema.2016. http://www.wesema.com/2016/04/caramenghitung-bantuan-pkh-dan-skema.html

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2 :
Contoh Perhitungan jumlah bantuan yang akan diterima dalam satu
tahunnya.
NO

Bantuan
tetap

Besaran Bantuan Berdasarkan Komponen
Bumil/Nifas

Anak

Anak

Anak

/ Balita

SD

SMP

SMA

Total
Bantuan

1

500.000,-

1.000.000,-

450.000,- 750.000,- 1.000.000,- 3.700.000,-

2

500.000,-

1.000.000,-

450.000,- 750.000.-

-

2.700.000,-

3

500.000,-

1.000.000,-

450.000,-

-

1.900.000,-

4

500.000,-

1.000.000,-

-

750.000,- 1.000.000,- 3.250.000,-

5

500.000,-

1.000.000,-

-

750.000,-

6

500.000,-

1.000.000,-

450.000,-

-

1.000.000,- 2.950.000,-

7

500.000,-

1.000.000,-

-

-

1.000.000,- 2.500.000,-

8

500.000,-

-

450.000,- 750.000,- 1.000.000,- 2.700.000,-

9

500.000,-

-

450.000,- 750.000,-

-

1.700.000,-

10

500.000,-

-

450.000,-

-

950.000,-

11

500.000,-

-

-

750.000,- 1.000.000,- 2.250.000,-

12

500.000,-

-

-

750.000,-

13

500.000,-

-

450.000,-

-

14

500.000,-

-

-

-

-

-

-

-

2.250.000,-

1.250.000,-

1.000.000,- 1.950.000,-

1.500.000,-

Sumber : Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH (2015)
Tabel di atas merupakan skema besar nilai bantuan yang diterima peserta
program keluarga harapan (PKH). Apabila anggota melampaui jumlah yang
disyaratkan sebagaimana tabel di atas, maka jumlah bantuan yang diterima peserta
program keluarga harapan (PKH) ialah jumlah maksimal sesuai dengan program
yang telah ditetapkan. Bantuan PKH disalurkan setiap 3 bulan sekali, dan dalam

Universitas Sumatera Utara

waktu setahun sebayak 4 kali peserta menerima bantuan. Peserta penerima bantuan
PKH akan mencairkan dananya melalui kantor Pos.
Meski program keluarga harapan termasuk program jangka panjang, namun
kepesertaan PKH tidak akan bersifat permanen. Kepesertaan penerima bantuan PKH
selama enam tahun selama mereka masih memenuhi persyaratan yang ditentukan,
apabila tidak ada lagi persyaratan yang mengikat maka mereka harus keluar secara
alamiah (Natural Exit). Untuk peserta PKH yang tidak keluar alamiah, setelah enam
tahun diharapkan terjadi perubahan perilaku terhadap peserta PKH dalam bidang
pendidikan, kesehatan dan peningkatan status sosial ekonomi. Pada tahun kelima
kepesertaan PKH akan dilakukan resertifikasi. Resertifikasi adalah kegiatan
pendataan ulang yang dilakukan pada tahun kelima kepesertaan rumah tangga dengan
menggunakan metode tertentu (Kementrian Keuangan.2015).
Program keluarga harapan (PKH) sudah berlangsung sejak tahun 2014 di
Desa Nagasaribu III, yang bertujuan untuk membantu masyarakat desa yang miskin
atau tingkat ekonominya kecil bangkit dari jerat kemiskinan yang dialami pada
masyarakat. Penerima PKH akan di keluarkan dari program keluarga harapan jika
tidak dapat memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Seperti contoh, dalam
bidang pendidikan, jika angka persentase partisipasi kehadiran anak atau tatap muka
di kelas kurang dari 85% setiap bulannya, selama tiga bulan berturut-turut maka akan
menerima sanksi dikeluarkan sebagai penerima program keluarga harapan, dan akan
digantikan dengan penerima program yang baru yang dapat memenuhi komitmen
PKH berdasarkan persetujuan Kepala desa.

Universitas Sumatera Utara

Desa Nagasaribu III merupakan salah satu Desa di Kecamatan Lintongnihuta
Kabupaten Humbang hasundutan, Desa ini terbentuk pada tahun 2007 setelah
terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Humbang hasundutan No.2 Tahun 2007,
Tentang Pembentukan Desa di beberapa Kecamatan di Kabupaten Humbang
hasundutan. Salah satu diantaranya adalah Desa Nagasaribu III. Program Keluarga
Harapan ini sudah berjalan pada masyarakat Nagasaribu III dan telah memberikan
dampak bagi masyarakat, baik itu dampak yang positif maupun dampak yang negatif.
Masyarakat penerima program keluarga harapan di Desa Nagasaribu III berjumlah 23
keluarga. Secara tentatif program ini dapat memberikan dampak positif yaitu apabila
pendidikan anak masyarakat penerima bantuan program keluarga harapan (PKH)
menunjukkan angka atau penggunaan yang meningkat serta kehadiran disekolah.
Namun disisi lain apabila penggunaan dana program keluarga harapan tidak
dipergunakan dengan baik oleh para kaum ibu penerima program tersebut, maka
terjadi penurunan penggunaan dana dan angka kehadiran anak disekolah. Atau
dengan kata lain, dana dari program keluarga harapan (PKH) dijadikan untuk
konsumsi ekstra oleh orang tua. Adanya program keluarga harapan (PKH) tersebut,
masyarakat diharapkan mampu keluar dari jerat kemiskinan yang sedang dialami
dengan menggunakan dana PKH sesuai dengan tujuan awal dari program keluarga
harapan (PKH) yaitu untuk membantu keluarga sangat miskin dalam mengurangi
pengeluaran rumah tangga dan pembangunan sumber daya manusia melalui
pendidikan dan kesehatan yang baik pada masyarakat. Program keluarga harapan
(PKH) yaitu program yang dirancang dengan tujuan pengentasan kemiskinan dengan
cara meningkatkan sumber daya manusia rumah tangga sangat miskin.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian
ini adalah : 1. Bagaimana pemanfaatan dana PKH pendidikan pada masyarakat
dan Apakah dana tersebut dimanfaatkan sesuai peruntukan yang ditetapkan
dalam PKH atau digunakan untuk keperluan lainnya di Desa Nagasaribu III
Kec. Lintongnihuta Kab. Humbang hasundutan?
2. Bagaimana kehidupan sehari-hari 23 KK penerima PKH di Desa Nagasaribu
III Kec. Lintongnihuta Kab. Humbang hasundutan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana masyarakat menggunakan
dana Program Keluarga Harapan (PKH) pendidikan di Desa Nagasaribu III
Kec. Lintongnihuta Kab. Humbang hasundutan.
2. Untuk mengetahui kehidupan 23 KK penerima PKH di Desa Nagasaribu III
Kec. Lintongnihuta Kab. Humbang hasundutan .

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat peneitian ini sebagai berikut :

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan menambah hasanah ilmiah bagi mahasiswa/i
ilmu sosial dan penelitian ini juga diharapkan dapat memberi konstribusi bagi
ilmu Sosiologi.
2. Untuk menambah referensi hasil penelitian dan juga dijadikan sebagai bahan
rujukan penelitian bagi mahasiswa/i sosial khususnya Sosiologi selanjutnya,
serta diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas
wawasan pengetahuan.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan konstribusi yang positif
bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
2. Masyarakat penerima diharapkan dapat menjadi referensi dalam memahami
pemanfaatan dana Program Keluarga Harapan (PKH).

Universitas Sumatera Utara

1.5 Defenisi Konsep
1.5.1 Program Keluarga Harapan
Program keluarga harapan (PKH) merupakan program bantuan dan
perlindungan sosial yang termasuk dalam kluster pertama strategi penanggulangan
kemiskinan di Indonesia. Program ini memberikan bantuan tunai bersyarat kepada
rumah tangga/ keluarga sangat miskin (RSTM/KSM) yang telah ditetapkan sebagai
peserta PKH. Dengan ketentuan peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan dan
komitmen yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
yaitu pendidikan dan kesehatan. Sasaran PKH adalah rumah tangga/ keluarga dengan
peringkat kesejahteraan terendah.

Program keluarga harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan
kemiskinan.

Kedudukan

PKH

merupakan

bagian

dari

program-program

penanggulangan kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah koordinasi Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di daerah.
Oleh sebab itu dibentuk Tim Pengendali PKH dalam TKPK agar terjadi koordinasi
dan sinergi yang baik.

Program keluarga harapan (PKH) sebenamya telah dilaksanakan di berbagai
negara, khususnya negara-negara Amerika Latin dengan nama program yang
bervariasi. Namun secara konseptual, istilah aslinya adalah Conditional Cash
Transfers (CCT), yang diterjemahkan menjadi bantuan tunai bersyarat. Program ini
"bukan" dimaksudkan sebagai kelanjutan program Subsidi Langsung Tunai (SLT)
yang diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya

Universitas Sumatera Utara

belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. PKH lebih
dimaksudkan kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada
masyarakat miskin.

Tujuan umum PKH adalah untuk mengurangi angka dan memutus mata rantai
kemiskinan, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, serta merubah perilaku
RSTM yang relatif kurang mendukung peningkatan kesejahteraan. Secara khusus,
tujuan PKH terdiri atas :

a. Meningkatkan status sosial ekonomi RSTM.
b. Meningkatkan status kesehatan ibu hamil,ibu nifas, anak balita, dan
anak usia 5-7 tahun tahun yang belum masuk sekolah dasar dari
RSTM.
c. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan
khususnya, bagi anak-anak RSTM.
d. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RSTM.

Dalam pengertian PKH jelas disebutkan bahwa komponen yang menjadi
fokus utama adalah bidang kesehatan dan pendidikan. Tujuan utama PKH Kesehatan
adalah meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di Indonesia, khususnya bagi
kelompok masyarakat sangat miskin, melalui pemberian insentif untuk melakukan
kunjungan kesehatan yang bersifat preventif (pencegahan, dan bukan pengobatan).
Seluruh peserta PKH merupakan penerima jasa kesehatan gratis yang disediakan oleh
program Askeskin dan program lain yang diperuntukkan bagi orang tidak mampu.

Universitas Sumatera Utara

Karenanya, kartu PKH bisa digunakan sebagai alat identitas untuk memperoleh
pelayanan tersebut.

Komponen pendidikan dalam PKH dikembangkan untuk meningkatkan angka
partisipasi pendidikan dasar wajib 9 tahun serta upaya mengurangi angka pekerja
anak pada keluarga yang sangat miskin. Anak penerima PKH Pendidikan yang
berusia 7-18 tahun dan belum menyelesaikan program pendidikan dasar 9 tahun harus
mendaftarkan diri di sekolah formal atau non formal serta hadir sekurang-kurangnya
85% waktu tatap muka. Setiap anak peserta PKH berhak menerima bantuan selain
PKH, baik itu program nasional maupun lokal. Bantuan PKH bukanlah pengganti
program-program lainnya karenanya tidak cukup membantu pengeluaran lainnya
seperti seragam, buku dan sebagainya. PKH merupakan bantuan agar orang tua dapat
mengirim anak-anak ke sekolah.

Peserta PKH yang masih memenuhi kriteria dan persyaratan akan menerima
bantuan maksimal selama 6 tahun. Besaran bantuan PKH per RSTM peserta PKH
mengikuti skenario bantuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya perbedaan
komposisi anggota keluarga RSTM, maka besar bantuan yang diterima per RSTM
akan bervariasi. Kepesertaan

RSTM dalam PKH diharapkan akan mendapatkan

perbaikan pendapatan rumah tangga dan kualitas anak-anak RSTM (Kemsos. 2007)

Universitas Sumatera Utara

1.5.2 Dana Program Keluarga Harapan (PKH)
Dana atau bantuan program keluarga harapan (PKH) adalah dana yang
diberikan pemerintah kepada keluarga sangat miskin yang bersumber dari APBN, dan
penerima bantuan program dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Dana
ini diberikan dengan tujuan untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga sangat
miskin, serta dalam jangka panjangnya dapat meningkatkan status kesehatan ibu dan
anak serta peningkatkan angka partisipasi anak sekolah.

1.5.3. Masyarakat penerima bantuan PKH
Masyarakat penerima bantuan PKH adalah masyarakat yang merupakan
rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri
dari anak usia 0-15 tahun (atau usia 15-18 tahun namun belum menyelesaikan
pendidikan dasar) dan/atau ibu hamil/nifas.

Sebagai bukti kepesertaan PKH

diberikan kartu peserta PKH atas nama ibu atau perempuan dewasa. Kartu tersebut
digunakan untuk menerima bantuan PKH.

1.5.4 . Efektif
Menurut Westra,Efektivitas merupakan suatu keadaan yang mengandung
pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Efektif itu
ialah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, adanya ketentuan waktu dalam
memberikan pelayanan dan adaya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat terhadap
pelayanan yang telah diberikan padanya, atau efektif yaitu untuk mengukur seberapa
jauh kuantitas, kualitas dan waktu telah dicapai. (Pengertianpakar. 2014)

Universitas Sumatera Utara

Ada empat hal yang merupakan unsur efektif yaitu sebagai berikut :
1. Pencapaian tujuan, suatu kegiatan atau program dikatakan efektif apabila
dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Ketepatan waktu, sesuatu yang dikatakan efektif apabila penyelesaian atau
tercapainya tujuan sesuai atau bertepatan dengan waktu yang telah
ditentukan.
3. Manfaat, sesuatu yang dikatakan efektif apabila tujuan itu memberikan
manfaat bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.
4. Hasil, sesuatu kegiatan dikatan efektif apabila kegiatan atau program tersebut
memberikan hasil (Informasi ahli. 2016).
Dengan demikian maka efektif dalam konteks penelitian ini yaitu masyakat
penerima Program Keluarga Harapan menggunakan atau mengalokasikan dana
bantuan Program Keluarga Harapan dengan sebaik mungkin untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan anak. Seperti untuk pembayaran uang sekolah, membeli
peralatan sekolah atau untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dapat
membangun dan membentuk kreatifitas anak dan kepribadiannya, sehingga anak akan
menjadi generasi penerus yang berpendidikan dan secara langsung ataupun tidak
langsung akan membangun sumberdaya manusia yang baik. Dengan melihat tingkat
partisipasi kehadiran anak disekolah serta segala perlengkapan yang diberikan orang
tua pada anak tersebut, kita dapat melihat bahwa dana tersebut dimanfaatkan dengan
baik atau bahkan sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara

1.5.5. Konsumtif
Kata “konsumtif” sering diartikan sama dengan “konsumerisme”. Padahal
konsumerisme mengacu pada segala sesuatu yang berhubungan dengan konsumen.
Komsumtif biasanya digunakan untuk menunjukkan perilaku konsumen yang
memanfaatkan uang lebih besar dari nilai produksinya. Komsumtif yaitu perilaku
yang menunjukkan bahwa individu atau kelompok, hanya dapat memakai atau
mengkonsumsi dan tidak dapat menghasilkan sendiri. Dengan kata lain, bergantung
pada pemberian dan produksi dari pihak lain. Perilaku konsumtif merupakan
keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan
secara berlebihan. Perilaku konsumtif dijadikan sebagai suatu sarana untuk
menghadirkan diri dengan cara yang kurang tepat (Munazzah Zinti. 2016).
Konsumtif dalam penelitian ini yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak
mempergunakan dana bantuan untuk akses layanan pendidikan dan kesehatan sesuai
dengan tujuan awal program tersebut,atau bahkan hanya menerima tanpa ada
penggunaan dana bantuan yang bisa bermanfaat bagi keluarganya.Program keluarga
harapan (PKH) merupakan sebuah program yang didirikan oleh pemerintah guna
untuk menanggulangi kemiskinan, dengan cara memberikan bantuan tunai untuk
dapat mengakses layanan publik bagi keluarga sangat miskin, dan pemerintah
mengharapkan adanya respon positif masyarakat dalam pemanfaatan dana supaya
tujuan program ini tercapai.

Universitas Sumatera Utara