Laporan Praktikum DAn Elektronika ELKA

LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA
MODUL I

: DIODA

MODUL II : TRANSISTOR
MODUL III : OPERATIONAL AMPLIFIER
MODUL IV : FILTER AKTIF

Disusun Oleh:
Erna Temmerman Simanihuruk
14101088
Tanggal Dikumpulkan: 5 Desember 2015

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. D. I. PANJAITAN NO 128 PURWOKERTO

2015


LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA
MODUL I: DIODA

Disusun Oleh:
Erna Temmerman Simanihuruk
14101088
Partner Praktikum:
1. Ervan Davidian

14101089

2. Fahmi

14101090

Tanggal Praktikum

: 10 Desember 2015


Asisten Praktikum

: Nurul Fatonah
Farah Izzah Fida Afifah
Ifaz Fachrul

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. D. I. PANJAITAN NO 128 PURWOKERTO

2015

MODUL I
DIODA
I. DASAR TEORI

Dioda merupakan komponen elektronika yang mempunyai dua elektroda
(terminal), dapat berfungsi sebagai penyearah arus listrik. [1] Kata dioda berasal
dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua)
mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda. Anoda digunakan

untuk polaritas positif dan katoda untuk polaritas negatif. Didalam dioda
terdapat junction (pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p dan semi
konduktor type-n bertemu.

Gambar 1.1 Simbol Dioda [1]

Gambar 1.2 Sambungan P-N [1]

Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja,
yaitu pada sat dioda memperoleh catu arah maju (forward bias). Pada kondisi
ini dioda dikatakan bahwa dioda dalam keadaan konduksi atau menghantar dan
mempunyai tahanan dalam dioda relative kecil. Sedangkan bila dioda diberi
catu arah terbalik (Reverse bias) maka dioda tidak bekerja dan pada kjondisi ini
dioda mempunyai tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir. [2]
Dari kondisi tersebut maka dapat diketahui bahwa dioda hanya
digunakan pada beberapa pemakain saja antara lain sebagai penyearah
gelombang (rectifier), disamping kegunaan-kegunaan lainya misalnya sebagai
Klipper, Clamper , pengganda tegangan dan lain-lain.
Penggunaan dioda yang paling dasar adalah sebagai penyearah arus
bolak-balik jala-jala menjadi arus searah pada suatu sumber tegangan DC,

seperti catu daya. Untuk catu daya tegangan ideal (DC murni), tegangan ripple
harus bernilai nol. Keadaan ini dapat diperoleh bila nilai resistansi beban tak
hingga dan nilai kapasitansi C sangat besar (tak hingga). Nilai resistansi
resistansi beban tak hingga berarti rangkaian tanpa beban (beban terbuka).

[3]

Dengan demikian dalam keadaan praktis hal yang dapat digunakan adalah
dengan menggunakan kapasitansi C yang bernilai besar. Nilai kapasitansi C
yang besar akan memberikan pengaruh terhadap tegangan ripple yang kecil.
Pada penyearahan setengah-gelombang, dioda dihubungkan pada sumber
AC yang menghasilkan tegangan input Vin, dan sebuah resistor beban RL,
membentuk penyearah setengah gelombang. Perlu diingat bahwa semua simbol
ground merupakan titik elektrik yang sama. Perlu diamati mengenai apa yang
terjadi selama satu siklus dari tegangan input dengan menggunakan model
ideal untuk dioda. Ketika tegangan input sinusoidal berjalan positif, dioda
mengalami maju-bias dan mengalirkan arus melalui resistor beban. Arus
menghasilkan tegangan output di seluruh beban, yang memiliki bentuk yang
sama seperti setengah siklus positif dari tegangan input. Ketika tegangan input
menjadi negatif pada paruh kedua dari siklus, dioda menjadi reverse-bias.

Tidak ada, arus sehingga tegangan di resistor beban adalah nol. Hasilnya
adalah bahwa hanya setengah siklus positif dari tegangan input AC muncul di
seluruh beban. Karena output tidak berubah polaritasnya, keadaan tersebut
disebut tegangan DC berdenyut

Gambar 1.3 Skema Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang [2]

Gambar 1.4 Gelombang Output Penyearah Setengah Gelombang [2]
Perbedaan antara gelombang penuh dan setengah gelombang adalah
bahwa penyearah gelombang penuh memungkinkan arus searah untuk memuat
selama seluruh siklus input dan rectifier setengah gelombang memungkinkan
ini hanya setengah dalam salah satu siklus. Hasil rectifitation gelombang penuh
tegangan output DC yang berdenyut setiap siklus setengah dari input.

(a)

(b)

Gambar 1.5 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh [2]
(a). Skema Rangkaian, (b). Gelombang Output

Jadi tujuan dari rangkaian penyearah adalah untuk memperoleh arus
searah dari sumber arus bolak balik, dan kemampuan menyearahkannya dapat
dilihat dengan menghitung besarnya komponen arus searah atau harga rata-rata
pulsa searahnya.

V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Jumadi, “Pengertian dan Karakteristik Dioda,” Yogyakarta.
[2] S. W. A. Batahan Harahap, Desember 2005. [Online]. Available:
http://www.smknperkapalan.net/pustakamaya/produktif/pt/modul/Memb
aca%20dan%20mengidentifikasi%20komponen%20dioda.pdf. [Diakses
10 Desember 2015].
[3] M.

T.

Hutabarat,

30

Januari


2013.

[Online].

Available:

http://labdasar.ee.itb.ac.id/lab/EL2205%20%20Elektronika%201/[30%2
0Januari%202013]%20Modul%20EL2140%20Semester%202%2020122013.pdf. [Diakses 10 Desember 2015].

LAPORAN PRAKTIKUM
RANGKAIAN LISTRIK
MODUL II: TRANSISTOR

Disusun Oleh:
Erna Temmerman Simanihuruk
14101088
Partner Praktikum:
1. Ervan Davidian


14101089

2. Fahmi

14101090

Tanggal Praktikum

: 10 Desember 2015

Asisten Praktikum

: Nurul Fatonah
Farah Izzah Fida Afifah
Ifaz Fachrul

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. D. I. PANJAITAN NO 128 PURWOKERTO


2015

MODUL II
TRANSISTOR
I. DASAR TEORI

Keuntungan komponen transistor dibanding dengan pendahulunya yakni
tabung hampa, adalah ukuran fisiknya yang sangat kecil danringan. Bahkan
dengan teknologi sekarang ini ratusan ribu transistor dapat dibuat dalam satu
keping silikon. Disampig itu komponen semikonduktor ini membutuhkan
sumber daya yang kecil serta efisiensi yang tinggi. [1]
Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Untuk
bekerja sebagai penguat, transistor harus berada di daerah kerja aktif. Hasil
bagi antara sinyal output dengan sinyal input inilah yang disebut faktor
penguatan, yang sering diberi notasi A atau C. Ada 3 macam konfigurasi dari
rangkaian penguat transistor yaitu : Common-Base (CB), Common Emitter
(CE) dan Common-Collector (CC). Konfigurasi yang paling banyak dipakai
sebagai penguat adalah Common-Emitter, karena mempunyai penguat arus
(AI) dan penguatan tegangan (AV) yang tinggi. [1]
Prinsip yang dipakai di dalam transistor sebagi penguat yaitu arus kecil

pada basis dipakai untuk mengontrol arus yang lebih besar byang diberikan ke
kolektor melalui transistor tersebut. Dari hal ini dapat diketahui fungsi dari
transistor hanya sebagai penguat ketika arus basis akan berubah. Perubahan
arus kecil pada basis inilah yang dinamakan dengan perubahan besar pada arus
yang mengalir dari kolektor ke emitor.
Penguat basis bersama sedikit terapannya di dalam teknik frekuensi
rendah, karena impedansi masukannya yang relatif rendah yang akan
membebani sumber sinyal. Penguat basis bersama kadang diterapkan dalam
penguat untuk frekuensi tinggi (diatas 10 MHz), dimana sumber sinyal
berimpedansi rendah. Pada rangkaian penguat basis bersama, terminal basis
dijadikan terminal bersama antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Sinyal
masukan diberikan antara terminal emitter dan basis, sedang sinyal keluaran
diambil dari terminal kolektor dan basis. Pada rangkaian penguat ini, arus
keluaran lebih kecil dibanding arus masukan, sehingga nilai penguatan arusnya
lebih kecil dari 1, sementara nilai penguatan tegangan cukup besar.

Penguatan konfigurasi basis bersama adalah

dan


berharga