XII Semester 2 Ketika Hak Dilanggar dan

MAKALAH PPKn
“Ketika Hak Dilanggar dan Kewajiban Diingkari”

Pembimbing :
Dra. Sri Hartatik, M. Pd

Penyusun :
1. Faisal Nafi Oka

(XII MIA 3 / 07)

2. Indra Hernawan

(XII MIA 3 / 09)

3. Muhammad Syadid Al Fauzi

(XII MIA 3 / 15)

4. Nur Rina Martyas Ningrum


(XII MIA 3 / 18)

5. Raden Al Huda Belva Adinata W

(XII MIA 3 / 20)

6. Surya Perdana Widya Nurhayati

(XII MIA 3 / 27)

7. Tania Khoira Maharani

(XII MIA 3 / 28)

8. Wilda Nur Rahmi Hapsari

(XII MIA 3 / 31)

SMA NEGERI 3 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016


Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang kasus pelanggaran hak dan kewajiban di
Indonesia ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang kasus pelanggaran
hak dan kewajiban ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Surakarta,


Oktober 2015

Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar ..................................................................................

i

Daftar Isi.............................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................

1

BAB II ISI ........................................................................................


4

1.

Kasus Pelanggaran Hak
1.1 Pembakaran lahan di Pekan Baru ........................................

4

1.2 Konvoi kendaraan bermotor tanpa izin pihak berwajib.......

6

1.3 Golput dalam pemilihan umum ...........................................

8

2. Kasus Pengingkaran Kewajiban
2.1 Perusakan fasilitas negara....................................................


10

2.2 Pelanggaran pembayaran pajak ...........................................

12

2.3 Pelanggaran berlalu lintas ...................................................

14

BAB III PENUTUP .........................................................................

18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................

19

BAB I
PENDAHULUAN

Hak warga negara merupakan merupakan segala sesuatu yang harus didapat
seseorang atas kedudukannya sebagai anggota dari suatu negara. Hak warga negara
berbeda dengan hak asasi manusia. Hak asasi manusia adalah segala sesuatu yang
harus didapat seseorang dan tidak tergantung pada status kewarganegaraan
seseorang. Jadi hak asasi manusia untuk seluruh manusia di seluruh dunia adalah
sama, sedangkan hak warga negara berbeda-beda tergantung pada status
kewarganegaraan seseorang. Contoh hak warga negara Indonesia adalah sebagai
berikut.
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hokum
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di
dalam pemerintahan
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama
dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan
Indonesia atau nkri dari serangan musuh
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat,
berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undangundang yang berlaku
Kewajiban warga negara adalah segala sesuatu yang harus dilakukan oleh

seseorang sebagai anggota dari suatu negara. Kewajiban warga negara juga dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang warga negara
kepada atau untuk negaranya. Seperti halnya hak, kewajiban warga negara juga
berbeda-beda tergantung pada status kewarganegaraan sesorang karena hak maupun
kewajiban warga negara diatur oleh peraturan perundang-undangan dari masingmasing negara. Contoh kewajiban warga negara Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam
membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)

3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara,
hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaikbaiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala
hukum yang berlaku di wilayah negara Indonesia
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun
bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik
Pelanggaran hak warga negara adalah keadaan dimana anggota suatu negara tidak
mendapatkan atau menerima hal-hal yang seharusnya ia dapatkan. Sedangkan,
pengingkaran kewajiban warga negara adalah keadaan dimana anggota dari suatu
negara tidak melakukan hal-hal yang seharusnya ia lakukan sebagai anggota negara

tersebut. Pelanggaran hak warga negara dapat disebabkan oleh beberapa factor,
antara lain.
1. Kekuasaan yang tidak seimbang
2. Masyarakat/warga yang belum berdaya
3. Masih kuatnya budaya korupsi
4. Masih kuatnya budaya paternalistik dan feudal
5. Kesenjangan sosial yang tinggi
6. Terjadi krisis moral di Indonesia
7. Aparat hukum yang berlaku bertindak sewenang-wenang
Sementara itu, pengingkaran kewajiban warga negara dapat disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut.
1. Iman yang kurang kuat kepada Allah swt
2. Keteledoran
3. Kemalasan
4. Kurangnya rasa tanggungjawab
5. Ketidak mampuan seseorang menjalankan kewajiban tersebut
6. Adanya sikap cuek atau mengabaikan kaewajiban
Untuk menghindari adanya pengingkaran hak dan pelanggaran kewajiban maka
harus dilakukan berbagai upaya penegakan hak dan kewajiban. Penegakan hak dan
kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara dimaksudkan untuk

menjamin adanya kepastian agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik karena
pada dasarnya hak dan kewajiban negara terhadap warga negara merupakan
kewajiban dan hak warga negara. Sehingga, kehidupan negara akan berjalan dengan
baik, harmonis dan stabil bila antara negara dan warga negara mengetahui hak dan
kewajiban secara tepat dan proporsional.

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk penegakan
pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara:
1. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
2. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif.
3. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan
warga negara agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan
dan pendapat masing-masing.
4. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi.
Isu yang sering muncul ke permukaan adalah pandangan para warga negara
yang menilai tidak adanya kepastian penegakan hak dan kewajiban negara terhadap
hak-hak dasar warga negara di negara ini berkaitan dengan anggapan banyaknya
pelanggaran terhadap hal tersebut. Itulah suara dari rasa keadilan para warga negara
yang perlu ditangkap oleh negara untuk dijadikan sebagai motivasi dalam upaya
penegakan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara.

Bagi warga negara juga diharapkan adanya kesadaran untuk berpartisipasi
secara aktif untuk membantu terwujudnya penegakan pelaksanaan hak dan kewajiban
negara terhadap hak-hak dasar warga negara. Masalah penegakan pelaksanaan hak
dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara tidak semudah yang
terlihat karena negara tidak mungkin bekerja sendiri di dalam penegakan pelaksanaan
hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara, peran serta warga
negara mutlak diperlukan atau kita harus memilih tenggelam dalam keterpurukan
akibat tidak berjalan dengan baiknya pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap
hak-hak dasar warga negara.

BAB II
ISI
1. Kasus Pelanggaran Hak
1.1.............................................................Pembakaran lahan di Pekan Baru
Kasus :
11 Perusahaan Jadi Tersangka Pembakaran Hutan dan Lahan

Pemandangan lahan yang terbakar dari atas helikopter di Pelalawan, Provinsi Riau, Kamis (17/9/2015). Asap dari
kebakaran hutan ini mengakibatkan aktivitas warga Riau dan sekitarnya terganggu (AFP Photo/Adek Berry)


Liputan6.com, Jakarta - Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri
menyatakan, saat ini pihaknya masih mendalami kasus dugaan pembakaran
hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Akibat kebakaran ini, hampir
seluruh wilayah tersebut diselimuti kabut asap.
Selain menetapkan perorangan sebagai tersangka, 7 Polda yang terdampak titik
panas juga sudah menetapkan 11 perusahaan sebagai tersangka pembakaran
hutan dan lahan. "11 Masuk sidik, tersangka korporasi. Kalau tersangka
perorangan ada 149 orang. Yang ditangani Bareskrim 3 tersangka korporasi,"
ucap Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Pol
Yazid

Fanani

di

Bareskrim

Polri,

Jakarta,

Jumat

(18/9/2015).

Menurut Yazid, para pihak perusahaan yang sudah menjadi tersangka itu sudah
dipanggil dan diperiksa. Namun, dia belum bersedia menyebutkan nama-nama
perusahaan yang dimaksud.
Nantinya, Yazid menjelaskan, pihaknya akan mengorek keterangan para
tersangka perusahaan ini. Terutama untuk mengetahui siapa yang bertanggung
jawab atas pembakaran lahan dan hutan. "Nanti kita tanya yang bertanggung

jawab masalah kebakaran ini siapa. Yang bertanggung jawab menyiapkan sarana
dan prasarana siapa," pungkas Yazid.
Polri sebelumnya telah menetapkan 7 korporasi atau perusahaan sebagai
tersangka

kasus

kebakaran

hutan

dan

lahan

di

sejumlah

daerah.

Kabagpenum Polri Kombes Pol Suharsono mengatakan, 1 di antara 7 korporasi
yang ditetapkan sebagai tersangka, ditangani Direktorat Tindak Pidana Tertentu
Bareskrim Polri.
Sementara 6 korporasi lainnya, 2 kasus ditangani Polda Sumatera Selatan, 1
Polda Riau, dan 3 Polda Kalimantan Tengah. Adapun 7 perusahaan tersebut
ialah BMH, RPP, RPS (Sumsel), LIH (Riau) GAP, NBA, dan ASP (Kalteng).
(Rmn/Nda)
Ulasan :
Ketidakmampuan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini merupakan salah
satu masalah pelanggaran hak warga negara. Warga Negara Indonesia berhak
dijamin kesehatan serta kemakmurannya oleh negara. Dengan adanya kasus ini
maka terbukti bahwa negara Indonesia tidak mampu memenuhi hak warga
negara. Sebenarnya dari kasus ini pemerintah tidak dapat 100% disalahkan,
tetapi ketidakmampuan pemerintah dalam mengawasi aktivitas perusahaan
swasta di Indonesia merupakan salah satu factor terjadinya pelanggaran hak
warga negara yaitu hak mendapat jaminan kesehatan.
Seharusnya pemerintah lebih dapat mengoptimalkan pengawasan terhadap
perusahaan swasta yang bekerja di dalam negeri sehingga tidak terjadi
pelanggaran hak warga negara. Namun karena musibah ini sudah terjadi, hal
yang harus dilakukan pemerintah saat ini adalah sesegera mungkin
memadamkan api yang membakar lahan di Riau yang menyebabkan hak-hak
warga negara di sana terlanggar. Selain itu, pemerintah juga harus memberikan
bantuan logistik sebanyak-banyaknya kepada masyarakat Riau yang merupakan
korban dari musibah tersebut.
1.2............................Konvoi kendaraan bermotor tanpa izin pihak berwajib
Razia Aremania, Polisi Tahan Puluhan Kendaraan Roda Dua
Aparat keamanan Kota Malang rupanya sudah habis kesabarannya, setelah
sempat memerikan kebebasan selama beberapa pekan terakhir kepada Aremania,
kelompok suporter fanatik Arema Indonesia merayakan sukses timnya tampil
sebagai

juara

Superliga

2009/10

dengan

melakukan

konvoi.

Tapi sejak pada Senin (8/6), pihak penanggung jawab keamanan Kota Malang
dalam hal ini kepolisian resor kota Malang, menerapkan tindakan tegas kepada

Aremania yang kembali akan melakukan konvoi kendaraan bermotor di wilayah
hukum Polresta Malang.
Dari pantauan di lapangan, puluhan polisi dengan menggunakan rotan dan
perlengkapan lainnya melakukan pembubaran paksa terhadap konvoi kendaraan
bermotor, yang kembali dilakukan Aremania di sekitar alun-alun Kota Malang.
Tidak hanya melakukan pembubaran paksa, aparat keamanan juga merazia
kendaraan yang tertangkap, dengan memeriksa kelengkapan pengedara, serta
surat kendaraan bermotor yang menjadi kewajiban bagi setiap pengendara di
jalan raya.
Hasilnya, sekitar 80 kendaraan berhasil di sita polisi dari tangan Aremania yang
hendak kembali melakukan konvoi keliling Kota Malang, seperti yang selama
beberapa hari terakhir mereka lakukan, karena melanggar lalu lintas dengan
tidak melengkapi surat tanda kendaraan bermotor.
Menurut kepala bagian operasional Polresta Malang Komisaris Polisi Abdul
Kholik, razia yang dilakukan aparat keamanan terhadap konvoi Aremania, demi
untuk menertibkan lalu lintas, menyusul banyaknya pelanggaran yang dilakukan
kelompok suporter Arema itu dalam melakukan konvoi.
“Razia ini dilakukan karena banyak perilaku Aremania yang membahayakan
dirinya sendiri maupun orang lain saat berkendaraan. Jadi bukan berarti karena
gagah-gagahan pakai kaos Aremania, aturan lalu lintas diabaikan. Terlebih
karena masa pesta dengan konvoi sudah lewat,” katanya.
Mengenai adanya puluhan kendaraan milik Aremania yang ditahan, Kholik
memastikan pihaknya akan mengembalikan kepada para pemiliknya, dengan
catatan mereka bisa menunjukan kelengkapan surat-suratnya. Jika tidak, akan
terus ditahan untuk proses lebih lanjut
Ulasan :
Konvoi menggunakan kendaraan bermotor tanpa menggunakan izin dari pihak
kepolosian atau pihak yang bertanggung jawab atas lalu lintas dapat dikatan
sebagai pelanggaran hak asasi kewarganegaraan. Hal ini bisa dikatan demikian
karena pemerintah telah menetapkan aturan berlalu lintas untuk menjaga ketata
tertiban dalam berlalu lintas. Alasan lain karena konvoi yang dilakukan tersebut
tidak memperhatikan perarturan lalu lintas yang dapat mengganggu hak
pengguna jalan lain, karena jalan raya merupakan fasilitas negara yang hak
penggunaannya sama bagi seluruh warga negara.

1.3.................................................................Golput dalam pemilihan umum
Golput Pemilu 2014
Tingkat golput dalam gelaran Pilpres 2014 mencapai 29,8% atau 56.732.857
suara. Angka golput Pilpres 2014 lebih parah dibanding Pilpres 2009 yang
mencapai 27,7%. Bahkan lebih buruk dibanding Pilpres 2004 (yang hanya
mencapai 24%).
Data KPU menyebut, total warga yang berhak menggunakan hak pilihnya dan
masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pilpres 2014 adalah
190.307.134. Namun yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 133.574.277
suara.
Buruknya angka partisipasi masyarakat dalam gelaran Pilpres 9 Juli 2014
menurut Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow,
dikarenakan data pemilih yang diolah KPU kurang valid. Bahkan sebelum
dilakukan pemilihan, potensi golput mencapai lebih dari 20%.
Dikatakan Jeirry, kondisi ini diperparah dengan banyaknya warga yang
menggunakan hak suara lewat jalur Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb).
Atas banyaknya jumlah DPKTb, Jeirry memperkirakan, jumlah golput dalam
gelaran Pilpres 2014, bisa berada di atas angka 30% atau lebih dari 60 juta suara.
Disinggung soal tudingan kubu Prabowo-Hatta yang menyatakan, jika hal
tersebut merupakan kesalahan KPU, Jeirry menilai wajar. Namun Jeirry
mengingatkan, untuk memperkuat tudingannya itu, kubu Prabowo-Hatta harus
menyertakan laporannya dengan bukti-bukti.
"Nah itu dia (kecurangan) harus dibuktikan. Publik tidak diberikan bukti. Ini
yang harus dijelaskan oleh KPU. Mungkin menurut saya, ini bukan kecurangan
tetapi ini aneh, maka ada asumsi ada kecurangan," ungkapnya.
Sementara untuk provinsi, Jawa Barat menjadi provinsi tertinggi untuk golput di
Pulau Jawa. Daftar pemilih yang tercatat dalam DPT, DPTb, DPK dan DPKTb
sebanyak 33.821.378 orang. Dari jumlah pemilih itu, yang menggunakan hak
pilih sebanyak 23.990.089 orang dengan suara sah 23.697.696 dan suara tidak
sah 292.393 suara. Tingkat golput untuk Jawa Barat mencapai 29,07%.
Kendati tingkat golput tinggi, tambah Jeirry, bukan berarti presiden terpilih tidak
sah. “Angka golput yang tinggi hanya mengindikasikan tingkat legitimasi di
masyarakat akan presiden terpilih menjadi rendah. Secara hukum tidak ada
pengaruhnya, tetap sah sesuai raihan suara hasil rekapitulasi nasional suara oleh
KPU," pungkasnya.
Ulasan :

Klausul yang dijadikan dalil pembenaran logika golput dalam Pemilu
di Indonesia yaitu UU No 39/1999 tentang HAM Pasal 43. Selanjutnya, UU No
12/2005 tentang Pengesahan Kovenan Hak Sipil Politik yaitu di Pasal 25 dan
dalam UU No 10/2008 tentang Pemilu disebutkan di Pasal 19 ayat 1 yang
berbunyi: "WNI yang pada hari pemungutan suara telah berumur 17 tahun atau
lebih atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih. Dalam klausul tersebut
kata yang tercantum adalah "hak" bukan "kewajiban".Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945 yang diamandemen pada 1999-2002, tercantum dalam Pasal 28 E:
"Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
setiap lima tahun sekali". Hak memilih di sini termaktub dalam kata "bebas".
Golongan putih atau yang disingkat golput adalah istilah politik di Indonesia
yang berawal dari gerakan protes dari para mahasiswa dan pemuda untuk
memprotes pelaksanaan Pemilu 1971 yang merupakan Pemilu pertama di era
Orde Baru. Pesertanya 10 partai politik, jauh lebih sedikit daripada Pemilu 1955
yang diikuti 172 partai politik. Tokoh yang terkenal memimpin gerakan ini
adalah Arief

Budiman.

Namun,

pencetus

istilah

“Golput”

ini

sendiri

adalah Imam Waluyo. Dipakai istilah “putih” karena gerakan ini menganjurkan
agar mencoblos bagian putih di kertas atau surat suara di luar gambar parpol
peserta Pemilu bagi yang datang ke bilik suara. Namun, kala itu, jarang ada yang
berani tidak datang ke Tempat pemungutan suara karena akan ditandai.
Golongan putih kemudian juga digunakan sebagai istilah lawan bagi Golongan
Karya, partai politik dominan pada masa Orde Baru.
Pada masa Orde Baru, memilih adalah kewajiban. Pengingkaran atas kewajiban
ini kerap kali mesti berhadapan dengan koersi dan represi oleh prangkat negara.
Menjadi golput pun merupakan patriotisme politik. Sebuah perlawanan
bermakna.
Selepas Orde Baru, memilih tak lagi menjadi kewajiban, melainkan hak. Dalam
konteks ini, menjadi golput pun menjadi hal biasa. Memilih atau tak memilih
sama nilainya manakala dilakukan secara bertanggung jawab. Patriotisasi golput
menjadi tak lagi relevan.
Celakanya, patriotisasi berlebihan inilah yang masih kerap ditemui di
masyarakat. Golput digeneralisasikan sebagai perlawanan-politik. Golput
disemati identitas politik bahkan ideologi yang patriotik: pelawan kezaliman.
Patriotisasi berlebihan semacam ini menjadi masalah dalam mewujudkan
demokrasi. Golput tidaklah mewakili sebuah kalangan atau kelompok politik
homogen. Dalam konteks “memilih sebagai hak”, golput mewakili sebuah
spektrum luas dan heterogen.

Ada golput teknis, yakni mereka yang karena sebab-sebab teknis tertentu
(keluarga meninggal, ketiduran, dan lain-lain) berhalangan hadir ke tempat
pemungutan suara, atau mereka yang keliru mencoblos sehingga suaranya
dinyatakan tak sah.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa golput dalam harfiatnya merupakan
sebuah ajakan kepada masyarakat untuk tidak ambil bagian dalam pemilihan
umum yang sedang berjalan pada masa Orde Baru ini. Tentunya, tindakan
tersebut sangat bertolak belakang dengan hak dengan kewajiban sebagai warga
negara Indonesia, dimana negara Indonesia merupakan negara demokratis.
2. Kasus Pengingkaran Kewajiban
2.1.........................................................................Perusakan fasilitas negara
Kasus :
Demo Mahasiswa Turunkan Jokowi-JK Diwarnai Aksi Bakar Ban
KIBLAT.NET, Jakarta – Aksi demonstrasi Aliansi Turunkan Mandat (ATM) di
depan gerbang gedung DPR/MPR-RI, Senayan Jakarta pada siang ini, (20/10)
mulai diwarnai pembakaran ban dan spanduk.
Semakin sore, massa aksi dari beberapa elemen terus mengalir untuk bergabung
dalam aksi memperingati satu tahun Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Terlihat, kesatuan Aksi dari Universitas Mpu Tantular dan Persatuan Mahasiswa
Kalimantan menggelar panggung aksi baru di gerbang kanan gedung DPR/MPR.
Kesatuan Aksi dari Universitas Mpu Tantular juga membakar dua buah ban di
gerbang kanan.
Persatuan Mahasiwa Kalimantan juga memeriahkan demonstrasi dengan
menggelar aksi teatrikal tarian suku dayak.
Dalam aksi tersebut, aktivis pergerakan Sri Bintang Pamungkas menyempatkan
diri berorasi. Sri Bintang menilai Jokowi-JK telah gagal dalam menjalankan
amanah kekuasaan. Selama berkuasa Jokowi dituding telah menyebabkan krisis
ekonomi dan politik.

Sri Bintang Pamungkas

“Jokowi bukan hanya gagal, tetapi selama memerintah sudah menimbulkan
kerusakan,” kata Bintang di depan Gedung DPR/MPR pada Selasa (20/10).
Lebih dari itu, Bintang juga meminta agar DPR segera menggelar Sidang
Istimewa untuk menurunkan Jokowi-JK dari jabatannya selaku Presiden dan
Wakil Presiden.
“Hanya sidang istimewa yang terbaik untuk menurunkan Jokowi-JK. Seperti
Soekarno yang diturunkan melalui sidang istimewa,” ungkapnya.
ATM sempat mengirim delegasi untuk menemui anggota DPR dan
menyampaikan aspirasinya. Namun, harapan mereka untuk bertemu anggota
DPR belum bisa terpenuhi.
“Kita sudah satu jam menunggu, tapi tidak ada satupun yang berani menemui
kita,” kata salah satu delegasi mahasiswa di mobil komando.
Kendati terjadi aksi bakar ban, aksi masih berlangsung dengan aman dan tertib
serta dijaga oleh puluhan aparat keamanan.
Ulasan :
Kasus tersebut merupakan pelanggaran kewajiban warga negara karena telah
mengganggu ketertiban umum serta merusak fasilitas negara. Sehingga
melanggar kewajiban warga negara yang terdapat dalam UUD 1945 pasal 28J
ayat 2 yang berrunyi, “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak
dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nila-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis”.
Sehingga perlaku pengganggu kerusakan dan perusak fasilitas negara tersebut
perlu diberikan sanksi. Pelaku perusakan hingga menimbulkan kerugian saat
demonstrasi serta menghancurkan barang, melakukan tindak kekerasan dan
mengakibatkan luka-luka dan kematian diancam lima hingga 12 tahun penjara

sesuai dengan isi pasal 170 kuhp. Pasal 170 KUHP mengisyaratkan bahwa unjuk
rasa yang berakibat pada perusakan fasilitas umum dapat dikualifikasi sebagai
pelanggaran.
Artinya, barang siapa secara terang-terangan dan secara bersama-sama
menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun enam bulan (KUHP 336), dan yang bersalah
diancam pertama dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, bila la dengan
sengaja menghancurkan barang atau bila kekerasan yang digunakan itu
mengakibatkan luka-luka.
2.2.................................................................Pelanggaran pembayaran pajak
Kasus :
Pengingkaran kewajiban warga negara (rakyat) dalam pembayaran pajak
Jakarta
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan mencatat adanya
kerugian negara Rp 1,55 triliun karena wajib pajak yang belum memenuhi
kewajibannya. Ini berasal dari 26 kasus pajak yang ditangani tahun lalu.
Direktur Intelijen dan Penyidikan Ditjen Pajak Yuli Kristiyono mengatakan, saat
ini

tingkat

kepatuhan

wajib

pajak

masih

sangat

rendah.

"Data sampai saat ini tingkat kepatuhan wajib pajak masih rendah," kata Yuli
saat jumpa pers dengan tema Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, di Gedung
Ditjen Pajak, Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (21/6/2013).
Bahkan menurutnya, kasus penyelewengan pajak trennya terus meningkat dari
tahun ke tahun. "Mangkir pajak trennya naik. Tren naik karena pengawasan dan
penyetoran pajak cukup lemah," katanya.
Terkait hal itu, Yuli menambahkan pihaknya perlu melakukan pengawasanpengawasan yang dilakukan dengan model-model dan verifikasi data di
lapangan. Selain itu, perlu dilakukan penegakan hukum terhadap penyeleweng
pajak.
"Berbagai kasus sudah kita tangani tapi tren efek belum kelihatan," ujarnya.
Apalagi, kata dia, kasus faktur pajak fiktif masih banyak terjadi, angkanya
hingga mencapai 80% dari total penyelewengan pajak.
"Ini yang rentan sampai sekarang masih banyak faktur pajak yang beredar. Kita
akan hentikan ini baik dari penerbit, pengguna, calo, perantara akan kita tangani
secara serentak tapi kita ingin peredaran faktur pajak bisa ditekan," terangnya.
Ulasan :

Berdasarkan UU KUP NOMOR 28 TAHUN 2007 Pasal 1 ayat 1 disebutkan
bahwa pengertian Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam
pengertian tersebut ada beberapa komponen :
1. Pajak adalah Kontribusi Wajib Warga Negara
2. Pajak bersifat ‘memaksa’ untuk setiap warga negara
3. Dengan membayar pajak, Anda tidak akan mendapat imbalan langsung
4. Berdasarkan Undang-Undang
Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari
sektor privat (warga Negara) kepada sektor publik (Masyarakat). Pemahaman ini
memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi
berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber
daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya
kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang
merupakan kebutuhan masyarakat.
Dari 2 kasus di atas dapat dilihat bahwa kesadar membayar pajak masih rendah
di Indonesia, selain itu masyarakat tidak mengetahui secara pasti dari pentingnya
membayar pajak, padahal membayar pajak adalah kewajiban bagi setiap warga
Negara sesuai dengan UU.
Di bawah ini ada beberapa sebab banyak masyarakat Indonesia tidak membayar
pajak :
1.

Pembayaran jauh dari lokasi tempat tinggal dan prosesnya lama
Soal jarak ini kerap jadi alasan utama. Solusi untuk masalah ini sebenranya
tidaklah sulit, sebab Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Jawa
Barat telah melakukan berbagai terobosan. Tidak hanya membuat samsat
outlet, namun adanya drive thru, samsat keliling hingga pembayaran via ATM
dapat menjadi kemudahan wajib pajak.

2.

Tidak ada uang saat jatuh tempo
Disini wajib pajak diuji dalam manajerial keuangan. Sebetulnya banyak cara
yang dapat dilakukan untuk menghindari kondisi seperti itu, sebut saja
dengan cara menabung. Hal itu, membuat wajib pajak tidak akan bingung saat
akan membayar pajak, sebab sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari.

3.

Mahalnya pajak
Mahal dan tidak pajak tentu saja disesuaikan dengan harga, penghasilan, dll.

4.

Pikiran Negatif

Beberapa gelintir malas bayar pajak karena berpikiran negatif, takut uang
tidak sampai ke kas negara karena tindak korupsi. Alasan keempat ini
mungkin sudah mulai harus dihilangkan, sebab dengan semangat reformasi
birokrasi pemerintah terus bekerja keras menghilangkan tindakan-tindakan
tidak terpuji ini. Bahkan khusus di Jawa Barat, pihak Dispenda telah
melakukan penandatangaan MoU dengan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) untuk menumpas korupsi.
Jika melihat alasan-alasan yang dapat terangkum di atas, maka sebenarnya tidak
ada alasan bagi wajib pajak malas menunaikan kewajibannya. Apalagi dana
pajak itu akan kembali kepada masyarakat dalam bentuk berbagai kebutuhan,
baik itu infrastukur maupun suprastruktur.
Rendahnya kesadaran membayar pajak ini merupakan pengingkaran kewajiban
sebagai warga Negara, semestinya kita memahami betapa pentingnya membayar
pajak untuk mendukung upaya pemerintah melaksanakan pembangunan.
berjalannya suatu negara membutuhkan biaya yang tak sedikit dan salah satu
pendapatan negara yang diharapkan adalah melalui pajak. Jika masyarakat dan
badan usaha tak membayar pajak, negara tak akanbisa berjalan.Bahkan,
pembangunan yang dilakukan pemerintah ini juga demi kepentingan masyarakat
itu sendiri.
2.3.......................................................................Pelanggaran Berlalu Lintas
Kasus :
Ketika Driver Go-Jek dan Grab Bike Langgar Lalu Lintas
Liputan6.com, Jakarta - Layanan ojek online kini tengah naik daun. Baik GoJekmaupun Grab Bike tengah digandrungi warga Jakarta, terutama mereka yang
mempunyai mobilitas tinggi di Ibukota. Para pengguna moda transportasi umum
pun banyak yang beralih ke jasa ojek online itu. Alasannya, tentu efisiensi
waktu.

Tindakan tilang itu tak menyurutkan para pengemudi ojek online mengais rezeki.

Namun tidak sedikit driver Go-Jek dan Grab Bike yang melakukan kesalahan
seperti pengendara sepeda motor pada umumnya. Mereka melanggar lalu lintas
dan berujung tindakan penilangan dari anggota polisi.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Jumat 18 September kemarin, puluhan
pelanggar lalu lintas memadati area pengadilan. Beberapa driver ojek online pun
terlihat di antara antrean pelanggar lalu lintas yang hendak mengikuti sidang
penilangan.
Salah satu pengemudi Go-Jek yang enggan disebutkan namanya mengaku
ditilang saat putar balik di kawasan Senayan, Jakarta. Dia berputar dari arah
yang semestinya tidak dibolehkan. Karena putaran yang ada di depan Gedung
Kemenpora

itu

hanya

untuk

kendaraan

dari

arah

berlawanan.

"Saya habis nganter dari Ciputat ke Pejompongan. Dari arah Pal Merah lewat
depan TVRI, saya mau stand by di Senayan. Di depan TVRI ada putaran balik
kan, banyak yang muter di situ. Eh tahu-tahu ditilang deh sama yang lain di situ.
Untung lagi enggak bawa penumpang," kata dia di Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat.
Ayah 1 anak ini mengaku baru pertama kali ditilang selama menjadi driver GoJek. Ia terpaksa menyisihkan uang sakunya Rp 150 ribu untuk membayar denda
pelanggaran yang telah dilakukan.
"Tadi ngambil tilang bayar Rp 150 ribu saya. Tadi yang ditahan SIM saya," tutur
dia.
Tetap Ngojek

Grap Bike
Tak hanya Go-Jek, driver ojek online lainnya Grab Bike juga tak luput dari
pelanggaran lalu lintas. Pengemudi Grab Bike yang juga enggan menyebutkan
namanya itu, mengaku terkena tilang di kawasan Stasiun Pasar Senen, Jakarta
Pusat, Rabu 16 September.

"Kena tilang di daerah Senen. Pas lagi buru-buru mau ambil orderan, nerobos
palang pintu rel kereta yang mau ketutup. Di situ kan macet ya soalnya," ucap
driver Grab Bike itu.
Tindakan tilang itu tak menyurutkan dirinya mengais rezeki sebagai pengojek
berbasis online itu. Ia mengaku tetap bisa bekerja meski Surat Tanda Nomor
Kendaraan (STNK) miliknya disita.
"Tetap bisa narik kok, kan ada surat tilang. Lagian habis itu saya tidak
ngelanggar peraturan lagi," ujar dia.
Bahkan, pria 40 tahun itu mengaku sempat mengantarkan pelanggannya sebelum
mengikuti sidang tilang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
"Ini pagi saya sudah dapat Rp 300 ribu. Baru kali ini saya ditilang. Kesiangan
saya nih gara-gara narik dulu tadi," pungkas dia.
Hingga siang hari, para pelanggar lalu lintas yang hendak mengikuti sidang
tilang terus berdatangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Lagi-lagi beberapa
pengemudi ojek online pun datang hendak mengambil surat-surat yang disita
polisi.
Baru saja, pengemudi Grab Bike yang menggunakan sepeda motor Satria
mendatangi pengadilan. Dengan terburu-buru, ia langsung masuk ke lantai 2
gedung tempat sidang tilang digelar. Sambil berjalan, ia mengaku terkena tilang
saat melintas di kawasan bebas sepeda motor di Jalan MH Thamrin, Jakarta
Pusat.
"Kena di Jalan Thamrin, SIM saya disita. Ini pelanggan ngotot minta anter di
depan Sarinah. Sudah saya kasih tahu enggak boleh tetep ngotot. Kalau begini
kan kita yang kena. Iya sih dia bantu, tapi cuma Rp 50 ribu," tutur dia sambil
berlalu. (Rmn/Mvi)
Ulasan:
Berita di atas menunjukkan adanya beberapa masyarakat Indonesia (disebutkan
driver Go-Jek dan Grab Bike) yang masih melanggar peraturan lalu lintas yang
berlaku di daerah tersebut yaitu Jakarta. Padahal peraturan lalu lintas sendiri
diberlakukan untuk keselamatan masyarakat. Pelanggaran yang diperbuat tiga
pengendara tersebut antara lain; melewati jalan searah atau One-Way Street
dengan berlawanan jalur (melanggar Peraturan M enteri Perhubungan KM 43
Tahun 2005) dan menerobos palang pintu kereta api (melanggar UU No. 22
Tahun 2009 pasal 114). Dimana UU No. 22 Tahun 2009 pasal 114 berbunyi;
Pengemudi Kendaraan wajib untuk berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang
pintu kerta api sudah mulai ditutup, dan/atau ada isyarat lain. Mendahulukan

kereta api, dan memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu
melintasi rel.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya pelanggaran lalu lintas.
Faktor tersebut antara lain adanya paradigma berpikir masyarakat instan di
zaman modern, mulai lunturnya sensitivitas dalam berkendara, dan minimnya
etika berkendara untuk tertib, saling menghormati, saling menghargai, sehingga
mengakibatkan semakin tergerusnya rasa kepemilikan akan sesuatu. Faktorfaktor diatas mempunyai hubungan kausalitas atau sebab akibat yang saling
berkaitan antara satu sama lain. Faktor tersebut dapat disederhanakan menjadi 3
faktor utama penyabab pelanggaran lalu lintas yaitu faktor manusia, faktor
kendaraan (sepeda motor), dan faktor kondisi jalan raya.
Namun, tidak seharusnya kita sebagai warga negara melanggar peraturan lalu
lintas yang berlaku karena dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Sebagai
warga negara yang baik sudah sepatutnya kita mempelajari peraturan lalu lintas
yang berlaku dan meningkatkan sensitivitas dalam berkendara. Selain itu, juga
melengkapi surat-surat kendaraan yang diperlukan seperti SIM dan STNK.
Karena tertib berkendara merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan.

BAB III
PENUTUP
Pelanggaran hak merupakan salah satu dari perbuatan tercela. Apalagi diawali
dengan pengingkaran kewajiban seorang warga negara yang serta merta dapat
merugikan orang lain bahkan banyak orang. Kasus-kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara bukan hanya sebuah catatan kelam yang
akhirnya dilupakan, tetapi haruslah selalu diingat agar kita semua tetap waspada agar
tragedi-tragedi masa lampau tidak terulang kembali di masa mendatang.
Sudah semestinya pemerintah menyadarkan kembali pada masyarakat lewat
hukum perundang-undangan yang sudah ada yang sebelum itu pemerintah harus
sudah mematuhi dan melaksanakan hukum itu untuk dijadikan contoh bagi
masyarakat. Pemerintah dan masyarakat perlu bersatu padu memberantas
pelanggaran hak dan saling mengingatkan atas kewajibannya sebagai warga negara.
Masyarakat satu dengan yang lain perlu saling peduli, agar bau pelanggaran
hak yang akan terjadi dapat tercium dan bisa segera diselesaikan sebelum hal-hal
yang tidak diinginkan terjadi. Bagi pelanggar hak, hukum tetap ditegakkan agar tidak
seperti pedang tumpul di atas runcing ke bawah. Hukum haruslah sama rata, tak
pandang bulu. Semua aspek selalu disiap-siagakan.

DAFTAR PUSTAKA
-

http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/07/17/nrmprs-inikronologis-pembakaran-masjid-di-tolikara
http://brainly.co.id/tugas/1918217
http://brainly.co.id/tugas/157933
http://atriatrihafsari.blogspot.com/2015/01/pelanggaran-hak-danpengingkaran.htm
http://www.portalsejarah.com/sejarah-kelam-tragedi-trisakti-12-mei1998.htmll
https://id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_TrisaktiI
https://id.wikipedia.org/wiki/Penembakan_misterius
http://nasional.kompas.com/read/2012/07/24/1846330/
Komnas.HAM.Petrus.Termasuk.Pelanggaran.HAM.BeratT
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/23/058685873/margriet-didugalolos-dari-kasus-angeline-kejati-didatangG
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/14/063683800/kasus-angelinebau-kuburan-curiga-arist-dan-sikap-margrie
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/12/063683245/kasus-angelineinilah-teror-yang-menghantui-saksi-kunci?ref=yfp
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/12/063683259/duh-si-ayahkandung-pernah-diminta-ngaku-menculik-angeline
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/14/058683825/kasus-angelinearist-yakin-praperadilan-margriet-ditolak
http://gopajakdjp.blogspot.com/2013/05/pengertian-pajak-secara-umum.html
http://dispenda.jabarprov.go.id/2014/09/18/alasan-dan-solusi-wajib-pajaktunaikan-kewajibannya
http://www.kompasiana.com/zen-muttaqin/4000-perusahaan-tak-bayar-pajakselama-7-tahun_552c16f76ea834744a8b459a
http://finance.detik.com/read/2013/06/21/133941/2280154/4/makin-banyakperusahaan-dan-orang-yang-tidak-taat-bayar-pajAK