PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK (4)

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
MAKALAH
disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu: Bapak M.Rikza Chamami

Oleh :
1. MOH. RIZQON QORI IHZA

(1703036020)

2. ANIS FITRIA

(1703036037)

3. AFIFAH INDRAWATI

(1703036040)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH dan KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolok ukur kehidupan berbangsa
dan bernegara di Republik Indonesia. Etika politik Indonesia tertanam dalam jiwa
Pancasila.Kesadaran etika yang merupakan kesadaran relational akan tumbuh subur bagi
warga masyarakat Indonesia ketika nilai-nilai pancasila itu diyakini kebenarannya,
kesadaran etika juga akan lebih berkembang ketika nilai dan moral pancasila itu dapat di
implementasikan kedalam norma-norma yang di berlakukan di Indonesia .
Pancasila juga sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran dari norma baik norma hukum,
norma moral maupun norma kenegaraan lainya.Oleh karena itu suatu pemikiran filsafat
tidak secara langsung menyajikan norma-norma yang merupakan pedoman dalam suatu
tindakan suatu nilai yan bersifat mendasar.
Nilai-nilai pancasila dijabarkan dalam suatu norma yang jelas sehingga
merupakan suatu pedoman. Norma tersebut meliputi norma moral yaitu yang berkaitan

dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk.
Kemudian yang ke dua adalah norma hukum yaitu suatu sistem perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia.
Pancasila merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber
hukum baik meliputi norma moral maupun norma hukum, yang pada giliranya harus
dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma etika, moral maupun norma hukum dalam
kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Hakikat dari Pancasila ?
2. Apa itu etika politik?
3. Bagaimana konsep pancasila sebagai etika politik?

BAB II
PEMBAHASAN
1. Hakikat Pancasila
Sebagai aspek kehidupan bangsa Indonesia selalu mencerminkan,menjunjung
tinggi dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai pancasila.Pengamalan pancasila itu
tidak memiliki sifat imperative (memaksa). Hakikat pengertian pancasila yang bersifat
melengkapi dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hokum ,mengandung pengertian

dijadikan pancasila sebagai dasar aturan bagi seluruh peraturan hukum di
Indonesia bahwa segala peraturan hokum berlaku harus selalu bersumber berdasar
kepada pancasila berjunjung dengan nilai-nilai pancasila itu sendiri tidak boleh
bertentangan.
b. Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa di artikan sebagai dasar atau landasan
yang mengatur kehidupan berbangsan beraneka ragam (majemuk/prural) baik suku
bangsayang berbeda maupun latar belakang adat istiadat dan daerah bahkan juga
perbedaan agama,ole karena itu kedudukan konsepsi kenegaraan yang dapat
majemuk mengelola keaneka ragama itu yang menjamin utuhnya kesatuan dan
persatuan bangsa.
Maka hakikat pengertian pokok pancasila itu meliputi :
a. Pancasila sebagai dasar Negara dan
b. Pancasila sebagai filsafah hidup bangsa
Akan halnya pengertian pancasila yang bersifat melengkapi adalah hakikat pengertian
pancasila yang bersumber kepda hakikat pengertian pokok pancasila, termasuk kedalam
hakikat pengertian pancasila yang bersifat melengkapi ini antara lain :
a. Pancasila sebagia sumber dari sumber hokum
b. Pancasila sebagia alat pemersatu bangsa
c. Pancasila sebagia kepribadian bangsa Indonesia .1


1

https://www.academia.edu/5029421/HAKIKAT_PANCASILA 16 maret 2018 11.48 wib

Pancasila pada hakikatnya adalah satu kesatuan nilai yang didalamnya mengandung nilai
dasar yakni ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi kerakyatan, dan keadilan.2
2. Etika Politik
Secara etimologis, etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang artinya watak
kesusilaan atau adat. Etika merupakan kajian ilmiah yang terkait dengan etiket atau
moralitas. Etika secara sederhana dapat diartikan sebagai aturan kesusilaan atau sopan
santun. Jadi, dapat dipahami bahwa etika adalah suatu ilmu tentang perilaku atau moral
manusia yang berhubungan dengan perilaku baik atau perilaku buruk, yang sering orang
menyebut etika dengan istilah moral. Menurut Frans Magni Suseno (1987), etika adalah
sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran. Ia mengatakan bahwa etika dan ajaran moral itu tidak
berada ditingkat yang sama.3
Sebagai salah satu cabang etika, maka etika politik termasuk dalam lingkungan
filsafat. Etika mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia. Dalam hal ini
etika politik berkenaan dengan dimensi politis di kehidupan manusia. Etika berkaitan
dengan norma moral, yaitu norma untuk mengukur benar salahnya tindakan manusia.
Dengan demikian, etika politik mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia

sebagai manusia dan bukan hanya sebagai warga negara terhadap negara, hukum yang
berlaku dan lain sebagainya. Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada
penyediaan alat-alat teoritis, untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik
secara bertanggung jawab. 4
Dengan adanya etika politik akan memberikan sifat-sifat kritis terhadap
manipulasi atau penyalahgunaan nilai-nilai dan simbol-simbol politik. Dalam kehidupan,
etika berkaitan dengan masalah struktur sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama, serta
mengkondisikan pada tataran yang baik.
Etika politik Indonesia mengacu berdasarkan ketetapan MPR No.VI/MPR/Tahun 2001
tentang etika kehidupan berbangsa. Pokok-pokok etika kehidupan berbangsa yang
mengacu kepada cita-cita persatuan dan kesatuan ,ketahanan, kemandirian, keunggulan
dan kejayaan, serta kelestarian lingkungan yang dijiwai oleh niai-nilai agama dan nilainilai luhur budaya bangsa.
2

Drs.Ali Imran, S.H.,M.H.,Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,(Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada,2016)hlmn.185
3
4

Ibid,hlmn.183


Pola berpikir untuk membangun kehidupan politik secara jernih mutlak
diperlukan. Pembangunan moral politik yang berbudaya adalah untuk melahirkan kultur
politik yang berdasarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa,
menggalang suasana kasih sayang sesama manusia Indonesia, yang berbudi kemanusiaan
yang luhur, yang mengindahkan kaidah-kaidah musyawarah secara kekeluargaan yang
bersih dan jujur, dan menjalis asas pemerataan keadilan di dalam menikmati dan
menggunakan kekayaan negara. Membangun etika politik berdasarkan pancasila akan
diterima baik bagi segenap golongan dalam masyaakat. Pembinaan etika politik dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah urgent. Langkah permulaan dimulai
dengan membangun konstruksi berpikir dalam rangka menata kembali kultur politik
bangsa Indonesia.5
3. Pancasila Sebagai Etika Politik
Pancasila sebagai sistem etika artinya pancasila sebagai sarana orientasi bagai
usaha manusia Indonesia untuk menjawab suatu pertanyaan yang sangat fundamental:
Bagaimana saya harus hidup dan bertindak dalam berinteraksi dengan sesama manusia
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara(Margono,dkk,2002). Pancasila sebagai sistem
etika berarti pancasila merupakan kesatuan sila-sila pancasila itu saling berhubungan,
saling bekerja sama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Pancasila sebagai sistem etika, bertujuan untuk mewujudkan nilainilai


pancasila

dalam

kehidupan

bermasyarakat,

berbangsa

dan

bernegara(Taniredja,2012).
Perlunya pancasila sebagai sitem etika dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara bertujuan untuk memberikan landasan etika moral bagi seluruh
komponen bangsa dalam menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek ,
menentukan pokok-pokok eika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat dan
menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara(Winarno,2012).

Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara etika politik dituntut agar kekuasaan
dalam negara dijalankan sesuai dengan:
5

Dr.H. Syahrial Syarbaini,M.A.,Pendididkan Pancasila di Perguruan Tinggi/Implementasi Nilai-nilai Karakter
Bangsa(Bogor:Ghalia Indonesia,2015)hlmn.57

1. asas legislatif(dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku)
2. disahkan dan dijalankan secara demokratis
3. dilaksanakan

berdasarkan

prinsip-prinsip

moral

atau

tidak


bertentangan

dengannya(suseno,1987 dalam kaelan,2008).
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki tiga dasar tersebut. Dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, baik itu yang berhubungan dengan
kekuasaan, kebijakan umum , pembagian serta keweanangan harus berdasarkan
prinsip-prinsip yang etrkandung dalam pancasila. Dengan demikian, pancasila
merupakan sumber moralitas dalam proses penyelenggaraan negara, terutama dengan
hubungannya dengan legitimasi kekuasaan dan hukum. Pelaksanaan kekuasaan dan
penegakan hukum dinilai bermoral jika selalu berdasarkan Pancasila, bukan
berdasarkan kepentingan penguasa belaka. Jadi pancasila merupakan tolak ukur
moralitas suatu penggunaan kekuasaan dan penegakan hukum.
Pancasila merupakan dasar etika politik bagi bangsa Indonesia. Hal ini
mengandung pengertian nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila. Pancasila menjadi
sumber etika politik yang harus selalu mewarnai dan diamalkan dalam kehidupan politik
bangsa Indonesia baik oleh rakyat maupun penguasa. Oleh karena itu dapat dikatakan
kehidupan politik yang meliputi berbagai aktivitas politik dinilai etis, jika selalu berpijak
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia,


Kerakyatan

yang

Dipimpin

oleh

Hikmat

Kebijaksanaan

dalam

Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa Pancasila sebagai Etika Politik berarti
bahwa pancasila dijadikan landasan dalam setiap tingkah laku politik. Bisa diartikan
bahwa pancasila merupakan roh ketika seseorang dalam berpolitik. Penjabaran pancasila
sebagai etika politik indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama ini memiliki nilai yang menjelaskan bahwa adanya hubungan antara
Tuhan dengan manusia . Tuhan sebagai pencipta dan manusia sebagai hambaNya.
Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia dalam mencapai suatu tujuan harus
sejalan dengan perintah-perintah Yang Maha Pencipta.
2. Sila keduan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila ini mengandung makna bahwa adanya hubungan antara manusia satu dengan
manusia lain. Dalam menjalin sebuah hubungan untuk mencapai suatu tujuan
misalnya dalam memperoleh suatu kekuasaan ataupun mengampu sebuah
kewenangan ditanamkan sikap adil dan sejalan dengan etika dan norma yang ada.
Tidak saling sikut, saling caci ataupun berbuat curang dalam mencapai suatu tujuan
sehingga merugikan orang lain. Etika yang terkandung dalam sila ini dijiwai oleh sila
yang pertama. Yang mana setiap hubungan dengan manusia harus sesuai dengan
syari’at dan tuntutan agama.
3. Sila ketiga Persatuan Indonesia
Persatuan bisa diperoleh dengan jika hubungan manusia satu dengan manusia lain
didasari oleh nilai-nilai religius. Persatuan yang terbentuk mengesampingkan semua
perbedaan yang ada. Baik itu perbedaan wilayah, suku, agama, budaya maupun
bahasa sehingga tidak terjadinya konflik.
4. Sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Pada sila ini terdapat nilai-nilai demokrasi. Negara terbentuk pertama karena adanya
pencipta, manusia sebagai mahakarya. Hidup berdampingan dengan manusia lain,
sehingga terbentuklah persatuan dengan istilah rakyat, dimana rakyat membutuhkan
seorang pemimpin dan pemilihan pemimpin dengan cara yang demokratis dan rakyat
dipimpin dengan kebijaksanaan sehingga bisa menjalankan kewajiban dan
memperoleh hak secara adil. Pemerintahan dijalankan berdasarkan sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa dengan memperhatikan sila kedua Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab untuk memperoleh sila ketiga Persatuan Indonesia.
5. Sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila ini merupakan tujuan dari pelaksanaan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa,
kedua kemanusiaan yang adil dan beradab, ketiga persatuan Indonesia dan keempat
kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/perwakilan. Keadilan yang diberikan tanpa melihat wilayah, suku,
bahasa, agama dan bangsa. Dalam artian tanpa pandang bulu.
Etika politik indonesia adalah berdasarkan ideologinya yakni pancasila. Etika
politik indonesia tidak mengenal adanya lawan maupun musuh. Adnan,dkk(2003)

menjelaskan bahwa dalam negara dan masyarakat indonesia, cara mendapatkan dan
menggunakan kekuasaan tentu diikuti dengan prinsip-prinsip dasar yang dipolakan dalam
nilai-nilai dasar moral yang dianut oleh pancasila terutama sila keempat. Hakikat ilmu
politik itu adalah kratologi yaitu ilmu tentang kekuasaan. Jadi etika politik Indonesi
menjurus pada secara demokratis dan sekaligus menggunakannya secara demokratis pula.
Proses mendapatkan dan penggunaan kekuasaan tersebut adalah 2 hal yang
memperlihatkan perbedaan.6

6

Drs.Ali Imran, S.H.,M.H.,Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,(Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada,2016)hlmn.194-198

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pancasila sebagai Etika Politik berarti bahwa pancasila dijadikan landasan dalam
setiap tingkah laku politik. Pancasila menjadi sumber etika politik yang harus selalu
mewarnai dan diamalkan dalam kehidupan politik bangsa Indonesia baik oleh rakyat
maupun penguasa. Oleh karena itu dapat dikatakan kehidupan politik yang meliputi
berbagai aktivitas politik dinilai etis, jika selalu berpijak kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
B. Kritik dan Saran
Berdasarkan hasil dari pembahasan dari makalah kami, jadi kami meminta untuk kritik
dan sarannya dari bapak dan teman-teman jika ada kesalahan dalam pembuatan beserta
isi dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Imran, Ali .2016.Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.
Syarbaini, Syahrial.2015.Pendididkan Pancasila di Perguruan Tinggi/Implementasi Nilai-nilai Karakter
Bangsa.Bogor:Ghalia Indonesia.
https://www.academia.edu/5029421/HAKIKAT_PANCASILA 16 maret 2018 11.48
wib

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

TEPUNG LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULANT DALAM PAKAN TERHADAP LEVEL HEMATOKRIT DAN LEUKOKRIT IKAN MAS (Cyprinus carpio)

27 208 2

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

PERAN PT. FREEPORT INDONESIA SEBAGAI FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

12 85 1