PPT UEU Keperawatan Dasar I Pertemuan 3
Pembahasan Materi
Pembahasan Materi
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Mahasiswa mampu menguasai Teknik,
prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/
praktik keperawatan yang dilakukan secara
mandiri/ berkelompok, untuk memenuhi
kebutuhan cairan, elektrolit dan
keseimbangan cairan-elektrolitCairan dan Elektrolit
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari
air (pelarut) dan zat tertentu (terlarut).Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
Cairan tubuh di bedakan menjadi dua bagian :
•Cairan intrasel : cairan yang berada dalam sel
merupakan jumlah cairan terbanyak, kira kira 70% dari jumlah total air dalam tubuh.- Cairan extrasel : cairan yang berada di luar sel kira kira 30% dari cairan seluruh tubuh.
Cairan extrasel terdiri dari :
1. Cairan intersitial : cairan yang berada diantara sel jaringan.
2. Cairan intravaskuler (plasma) : cairan yang
berada dalam pembuluh darah, yang berisi darah pembawa oksigen masuk ke dalam
3. Cairan limfe : cairan yang berada dalam pembuluh,
beredar di seluruh tubuh mengangkut partikel protein, selanjutnya masuk kedalam pembuluh darah.
4. Cairan transelurel : merupakan cairan yang berada
di tempat tempat khusus misalnya cairan otak,
Didalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan:
1. Cairan Empedu Sifatnya panas kering yang berasal dari unsur api alami. Letaknya dalam empedu manusia.
2. Cairah Darah
Sifatnya dingin lembab yang berasal dari unsur udara alami. Letaknya
dalam hati manusia.Komposisi Cairan Intrasel
40% dari BB total adalah cairan intraseluler (CIS). Cairan intraseluler adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada organ dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah cairan intraseluler, sama kira-kira 25 L pada rata-rata
Komposisi Cairan Ekstrasel
20% dari BB total adalah CES. Cairan ekstraseluler adalah cairan diluar sel. Ukuran relative dari (CES)
dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia. Pada
bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung di dalam cairan ekstraseluler (CES). Setelah berusia 1tahun, volume relative dari (CES) menurun sampai kira-
Prinsip dasar keseimbangan cairan
1. Air bergerak cepat melintasi membran membran sel karena osmolaritas cairan intraselurel dan extraselurel tetap hampir sama satu sam lain kecuali beberapa menit setelah perubahan salah satu kompartemen.
Cairan tubuh mengandung ion elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik yaitu kation (muatan positif) dan anion (muatan negatif). Kation Anion
Natrium (Na
- + ) Klorida (Cl - ) Kalium (K + ) Sulfat (SO 4 2- ) Kalsium(Ca 2+ ) Fosfat (PO 4 3- )
- Usia.
- Suhu lingkungan.
- Diet.
- Serum natrium 159-166 mEq/l.
- Hipotensi.
- kehilangan cairan 2-4 L / antara 5-10% BB
- Serum natrium 152-158 mEq/l
- Mata cekung
- Dewasa: IWL=10-15 cc/kgBB/hari
- Anak-anak : IWL=30-umur (th)
- Input cairan : Air (makan+minum) = ….. cc Cairan infus = …… cc Therapi Injeksi = …… cc Air Metabolisme= …… cc (Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari)
- Output cairan: Urine = ….. cc Feses = …. cc (kondisi normal 1 BAB feses
- Input cairan : Infus = 2000 cc Tranfusi WB = 300 cc Obat injeksi = 100 cc AM = 300 cc (5cc x
60 kg)
Jumlah =2700 cc - Output Cairan : Drainage = 100 cc NGT = 200 cc Urine = 1700 cc
- Usia Balita (1 – 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari
- Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari
•An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan
DBD, keluhan pasien menurut ibunya: “rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat;gusinya tadi malam berdarah” Berdasarkan pemeriksaan
fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah,kesadaran composmentis, TTV: HR 100 x/menit; T 37,3
°C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam- Minum
- Infus : 1000 cc Out put cairan •AM : 112 cc + (8 cc x 14kg)
- Muntah : 100 cc
- Urin : 1000 cc 1478 cc •IWL : 378 cc + (30-3 tahun) x 14 kg
Balance cairan = Intake cairan – Output Cairam
- Indikasi pemasangan infus
- Bahaya pemasangan infus
- Tujuan pemasangan infus
- Acuan dalam pemilihan vena
- Standar infus
- Kapas alc>Infus set
- Ple
- Cairan sesuai dengan
- Gunting
- Kasa steril
- Jarum infus dengan
- Cuci tangan
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan kedalam botol infus (cairan)
- Isi cairan ke dalam infus sat dengan
• Letakkan pengalas dibawah vena yang
akan dilakukan infus- Lakukan pembendungan dengan torniket atau karet pembendung 10- 12cm diatas tempat penusukan dan
- Lakukan penusukan pada vena dengan posisi jarum mengarah keatas
- Cek keluarnya darah melalui jarum. Apabila saat penusukan terjadi pengeluaran darah maka Tarik keluar bagian dalam jarum sambal meneruskan tusukan ke vena.
• Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan
sesuai dengan dosis yang diberikan- Lakukan fksasi dengan kasa steril
- Tuliskan tanggal,jam pelaksanaan infus pada plester, catat ukuran, tipe jarum,
•Sebagai larutan awal apabila status elektrolit pasien belum diketahui,
misalnya ditemukan pada kasus emergensi (dehidrasi lantaran asupan oral tidak memadai, demam)
KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
Fungsi elektrolit meliputi :
1.Membantu dalam perpindahan cairan dalam sel
dan di luar sel terutama dengan adanya natrium.2.Mengantur keseimbangan asam basa dan
menentuka Ph darah dengan adanya sistem bufer
3.Dengan adanya perbedaan komposisi elektrolit sumber: giphy.com s Keseimbangan elektrolit sangat penting karena total konsentrasi elektrolit akan memengaruhi keseimbangan cairan, dan konsentrasi elektrolit berpengaruh pada
Faktor yang memengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit:
Gangguan pada Kebutuhan Cairan dan Elektrolit A.Gangguan Keseimbangan Natrium
Seseorang dikatakan hiponatremia, bila konsentrasi natrium plasma dalam tubuhnya turun lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah nilai normal (135- 145 mEq/L) dan hipernatremia bila
Gangguan Keseimbangan Kalium
Bila kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai hipokalemia dan kadar kalium lebih dari 5,3 mEq/L disebut sebagai hiperkalemia. Kekurangan ion kalium dapat menyebabkan frekuensi denyut jantung melambat. Peningkatan
Penyebab hipokalemia
dapat dibagi sebagai berikut
:
1. Asupan Kalium Kurang
2. Pengeluaran Kalium Berlebihan
3. Kalium Masuk ke Dalam Sel
Penyebab Hiperkalemia
1. Keluarnya Kalium dari Intrasel ke Ekstrasel Kalium keluar dari sel
2. Berkurangnya Ekskresi Kalium melalui Ginjal
Berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjalHipovolume atau Dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penrunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan.
Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan
derajatnya adalah sebagai
1. Dehidrasi berat - Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 liter.
2. Dehidrasi sedang
3. Dehidrasi ringan
Pengaturan Volume
Cairan Tubuh
Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar.
Asupan cairan Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ≤ 2500cc/hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah makanan lain.
Pengeluaran cairan
Intake Cairan
No. Umur Berat Badan (kg) Kebutuhan Cairan (mL/24 Jam)
1. 3hari 3,0 250-300 2. 1tahun 9,5 1150-1300 3. 2tahun 11,8 1350-1500 4. 6tahun 20,0 1800-2000 5. 10tahun 28,7 2000-2500 6. 14tahun 45,0 2200-2700 7. 18 tahun(adult) 54,0 2200-2700Mengukur intake dan output cairan
Pengertian Pengukuran intake dan output cairan merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh (intake) dan jumlah cairan yang keluar dari
Tujuan mengukur intake & output :
1.Menentukan status keseimbangan cairan tubuh klie
2.Menentukan tingkat dehidrasi klien
Prosedur mengukur intake & output
1. Tentukan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh.
Cairan yang masuk ke dalam tubuh melalui air minum,air dalam makanan, air hasil oksidasi (metabolisme),dan cairan intravena.
2. Tentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien.
Cairan yang keluar dari tubuh terdiri atas urine,
Hal yang perlu diperhatikan :
Rata-rata intake cairan per hari:
1.Air minum : 1500- 2500 ml
2.Air dalam makanan : 750 ml
Rata-rata output cairan per hari :
1.Urine : 1-2 CC/kgBB/jam
IWL = (15xBB) 24 jam
Contoh : Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37°C
Teknik Menghitung Balance Cairan Perhitungan Balance Cairan Untuk Dewasa
Contoh Kasus Tn. Y (35 tahun), BB 60 Kg dirawat dengan Post op laparatomy hari ke-2 akibat apendiks perforasi, keadaan
umum masih lemah, kesadaran composmentis, vital sign TD:
110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit; T 37°C: masih dipuasakan, saat initerpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka insisi operasi terpasang drainage berwarna merahUntuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari
Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc –
Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka Indonesia yaitu:
CONTOH :
Input cairan
: 1000 cc
Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Pemasangan infus : Merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien dengancara memasukkan cairan
melalui intra Vena dengan bantuan infus set,
dengan tujuan memenuhi kebutuhan cairan
· Kekurangan cairan dan eletrolit (adanya tanda-
tanda dehidrasi)
· Anoreksia (tidak nafsu makan) · Pasien tidak sadar
· Perdarahan · Resiko infeksi · Plebitis
· Mengganti/mempertahankan cairan tubuh yang
hilang
· Hemostasi (keseimbangan asam basa) · Transfusi darah
· Sebaiknya gunakan vena distal dahulu · Pasang di lengan pasien yang tidak jarang dipakai/tidak dominan
· Sangat disarankan untuk memilih vena yang besar · Pilih area pemasangan yang tidak mengganggu prosedur pengobatan ataupun pembedahan yang akan
Persiapan alat/bahan: Persiapan alat/bahan:
kebutuhan pasien
Prosedur pelaksanaan
Pengelompokan Cairan Infus
Menurut pengelompokannya, cairan infus dapat di kelompokkan menjadi :
1.Cairan Hipotonik :
Osmolaritasnya lebih rendah di bandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih
rendah di bandingkan serum), maka larut dalam serum, & menurunkan osmolaritas serum.2.Cairan Isotonik : Osmolaritas (merupakan tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum
C. Jenis-Jenis Cairan Infuse & Fungsinya
Adapun jenis-jenis cairan infus antara lain : ASERING Indikasi : Dehidrasi (syok hipovolemik & asidosis) pada keadaan : gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Otsu-RL Indikasi :