Tugas Akhir 1 4 .docx

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata yang ada di Indonesia sekarang tidak hanya sebagai salah satu
motor penggerak perekonomian saja namun juga sebagai kunci untuk
memperlihatkan keindahan dari budaya dan alam Indonesia terhadap seluruh
masyarakat yang ada Indonesia dan masyarakat internasional di dunia. Menurut
Damanik (2006:4) “Pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk
melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain”. Maka tidak salah
bilamana pemerintah berusaha untuk menunjang segala pertumbuhan dan
perkembangan yang ada di sektor pariwisata ini, layaknya pengadaan untuk
akomodasi, kendaraan dalam transportasi, media untuk informasi daerah wisata
yang ada, promosi besar besar terhadap pariwisata dan pengembangan dari
sumber daya manusia dalam hal pengetahuan dan yang lainnya yang bekerja
dalam sektor pariwisata.
Sebagaimana kita ketahui bahwa hotel merupakan salah satu akomodasi
yang menyediakan jasa pelayanan layaknya penginapan, makanan dan minuman,
rekreasi dan juga jasa pelayanan penunjang lainnya yang dikelola secara
komersial dan professional. Adapun pengertian hotel menurut Stutts (2001:26)
: “Hotel (Full service)-Usually high rise establishment, offering a full range of

on-premise food and beverage service, cocktail lounge, entertainment, conference
facilities, bussiness facilities, shops, and recreational activities.” Berdasarkan
1

2

pengertian diatas bahwa hotel tidak hanya menyiapkan pelayan penginapan,
makanan dan minuman tetapi juga jasa pelayanan lainnya.
Room Division Departement adalah salah satu departemen yang ada dalam
hotel yang umumnya memiliki 3 seksi yaitu Kantor Depan (Front Office), Tata
Graha (Housekeeping) dan juga Linen & Laundry, dimana 3 seksi ini bekerja
sama satu sama lainnya. Dalam 3 seksi ini, semua memiliki tanggung jawab dan
peranannya masing masing, namun dalam perkembangannya beberapa hotel
menjadi 3 seksi ini departemen yang berdiri sendiri.
Diantara bagian-bagian yang disebutkan diatas, salah satunya adalah Bagian
Tata Graha yang merupakan bagian penting dalam penyediaan penginapan.
Rumekso (2004:2) yaitu : “ Housekeeping Department adalah bagian yang
bertugas dan bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan, kerapihan, keindahan
dan kenyamanan diseluruh area hotel, baik di luar gedung maupun di dalam
gedung, termasuk kamar-kamar maupun ruangan-ruangan yang disewa oleh para

tamu,

restaurant,

office,

serta

toilet“.

Berdasarkan

penjelasan

diatas,

Housekeeping Department bertugas menjaga area hotel agar selalu bersih, rapih,
indah dan nyaman.
Pengertian Housekeeping atau Tata Graha menurut Orbani (2003:4) yaitu : “
Housekeeping bertanggung jawab atas kebersihan dan keindahan kamar dan area

umum dihotel dan juga area di luar kamar dan lingkungan hotel seperti taman,
kolam renang, koridor dan lain sebagainya “. Pernyataan di atas menjelaskan
bahwa Housekeeping atau Tata Graha berpusat pada kebersihan dan keindahan
dari seluruh lingkungan hotel mulai dari kamar, koridor dan sebagainya.

3

Di dalam usahanya menyediakan jasa penginapan yang memuaskan,
peranan dari housekeeping itu sendiri adalah sebagai salah satu departemen yang
di dalamnya memberikan pelayanan yang akan memuaskan kebutuhan dan
keinginan tamu di dalam hal penyediaan kamar. Dalam hal pemberian jasa
pelayan yang memuaskan ini membutuhkan sumber daya manusia yang harus
mempunyai kemampuan profesional.
Untuk menciptakan pelayanan yang memuaskan bagi tamu, diperlukan
sumber daya manusia yang handal dan mempunyai kemampuan untuk
menciptakan

suatu

bentuk


pelayanan

yang

memuaskan.

Dalam

upaya

meningkatkan sumber daya manusia dibutuhkan suatu sistem manajemen yang
dapat mengatur semua itu ialah manajemen sumber daya manusia dimana
manajemen sumber daya manusia ini melakukan tugasnya contohnya adalah
training, seperti dikemukakan Sikula oleh Mangkunegara (2009:98) “ Training is
Short term educational process utilizing a systematic and organized procedures
by which non managerial personal learn technical knowledge and skills for a
definite purpose”. Manajemen sumber daya manusia ini juga meningkatkan
pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (skill) dari pramugraha tersebut.
Seorang pramugraha yang bertugas melayani dan memuaskan kebutuhan

para tamu di dalam penyediaan kamar, dituntut untuk mempunyai kemampuan
yang maksimal dalam rangka meningkatkan kualitas kebersihan dan kerapihan
kamar hotel, yang sesuai dengan standar yang diharapkan oleh hotel. Oleh sebab
itu kinerja pramugraha sangat diharapkan dapat sesuai dengan standart operation

3

procedure yang berlaku di hotel. Pengertian kinerja ini di perkuat menurut Russel
yang dikutip

4

oleh Ruky (2001:15) “performance is defined as the record of outcomes produced
on a specified job function or activity a specified time period”. Hal ini disebabkan
karena kualitas kebersihan kamar dan pelayanan yang diberikan pramugraha akan
berdampak langsung pada kepuasan tamu, sehingga dapat dikatakan tamu merasa
puas atas pelayanan yang diberikan.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja
karyawan. Motivasi yang diberikan pihak manajemen terhadap pramugraha, juga
berpengaruh terhadap kinerja pramugraha. Pengertian motivasi yang dikemukakan

oleh Terry dalam Notoatmojo (2009:114) “ Motivasi adalah keinginan yang
terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan – perbuatan (perilaku).” dimana pernyataan ini dipertegas kembali oleh
Stoner dalam Notoatmojo (2009:115) “ Motivasi adalah sesuatu hal yang
menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau perilaku seseorang”.
Berdasarkan pendapat Stoner diatas bahwa motivasi mendukung tindakan atau
perilaku seseorang. Maka bilamana motivasi yang ada besar atau tinggi, maka
tindakan dan perilaku seseorang dapat menuju ke hal yang positif atau lebih baik.
Agar dapat memotivasi karyawannya, pihak manajemen harus mengetahui
dan memahami harapan dan kebutuhan dalam bekerja dari setiap pramugraha dan
memberikan kompensasi sesuai hasil kerja yang telah mereka kerjakan. Arti dari
kompensasi menurut Hasibuan (2002:135) “Kompensasi atau balas jasa umumnya
bertujuan untuk kepentingan perusahaan dan karyawan”. Kepentingan perusahaan
dengan pemberian kompensasi yaitu memperoleh imbalan prestasi kerja yang
lebih besar dari karyawan. Sedangkan kepentingan karyawan atas kompensasi

6

yang diterima, yaitu dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya dan
menjadi keamanan ekonomi rumah tangganya. Bagi perusahaan, kompensasi

merupakan faktor utama dalam kepegawaian. Kebijakan sumber daya manusia
banyak berhubungan dengan pertimbangan untuk menentukan kompensasi
karyawan. Tingkat besar-kecilnya kompensasi sangat berkaitan dengan tingkat
pendidikan, tingkat jabatan, dan masa kerja karyawan.
Selain itu, menurut Handoko (2003:155) “Pemberian kompensasi untuk
meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan”. Maka bisa disimpulkan
pemberian kompensasi meningkatkan motivasi dan kepuasan karyawan dimana
kompensasi ini sesuai dengan apa yang dilakukan karyawan.
Di dalam penerapannya, apabila karyawan telah terpuaskan akan
kebutuhannya maka mereka akan berusaha melakukan pekerjaan dengan baik.
Menurut Aldefer dalam Mangkunegara (2009:98)

“Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) merupakan refleksi dari nama
tiga dasar kebutuhan yaitu;
a. Existence Needs, kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi
pegawai, seperti, makan, minum, pakaian, bernapas, gaji, keamanan
kondisi kerja.
b. Relatedness Needs, kebutuhan interpersonal yaitu kepuasan dalam
berinteraksi dalam lingkungan kerja.
c. Growth Needs, kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan

pribadi. Hal ini berhubungan dengan kecakapan pegawai.”
Dari penelitian awal di Topas Galeria Hotel Bandung, penulis melihat
bahwa kinerja pramugraha yang rendah dan tidak optimal. Hal ini dapat terlihat
dari beberapa indikasi yang didapatkan oleh penulis yaitu turn over yang tinggi
dimana dalam 6 bulan bisa terjadi 4 staff yang mengundurkan diri adanya

3

beberapa pekerjaan yang tidak terselesaikan oleh pramugraha dalam satu shift,
kondisi lingkungan kerja yang kurang nyaman dan hubungan antar karyawan yang
kurang baik. Penulis juga melakukan wawancara singkat dengan Executive
Housekeeper bahwa adanya keluhan tamu terhadap kamar yang kondisi
kebersihannya kurang baik. Berdasarkan masalah yang ditemukan, penulis
menduga tidak optimalnya kualitas hasil kerja pegawai disebabkan oleh
kurangnya motivasi dalam kerja pramugraha.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka penulis
tertarik untuk meneliti, menyusun dan menuangkan hasilnya dalam Tugas Akhir
ini dengan judul “MOTIVASI KERJA PRAMUGRAHA DI TOPAS GALERIA
HOTEL BANDUNG”.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka
penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Kebutuhan Eksistensi (Existence Needs) pramugraha di Topas
Galeria Hotel Bandung ?
2. Bagaimana Kebutuhan Keterhubungan (Relatedness Needs) pramugraha di
Topas Galeria Hotel Bandung?
3. Bagaimana Kebutuhan Perkembangan (Growth Needs) pramugraha di Topas
Galeria Hotel Bandung?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Formal

7

Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Diploma III Jurusan Manajemen Perhotelan, Program Studi
Manajemen Divisi Kamar di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
2. Tujuan Operasional
Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui Existence Needs yang diharapkan pramugraha di

Topas Galeria Hotel Bandung.
b. Untuk mengetahui Relatedness Needs yang diharapkan pramugraha di
Topas Galeria Hotel Bandung.
c. Untuk mengetahui Growth Needs yang diharapkan pramugraha di
Topas Galeria Hotel Bandung.

D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penulisan
Tugas Akhir ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Wirartha
(2006:68) “Suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau
mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi
kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai
menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara
ilmiah”
Penelitian ini lebih ditujukan kepada masalah-masalah yang sedang
terjadi di masa sekarang atau kejadian aktual di Bagian Tata Graha Topas

8


untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma
III Jurusan Manajemen Perhotelan, Program Studi Manajemen Divisi
Kamar di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
2. Tujuan Operasional
Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut.
d. Untuk mengetahui Existence Needs yang diharapkan pramugraha di
Topas Galeria Hotel Bandung.
e. Untuk mengetahui Relatedness Needs yang diharapkan pramugraha di
Topas Galeria Hotel Bandung.
f.

Untuk mengetahui Growth Needs yang diharapkan pramugraha di
Topas Galeria Hotel Bandung.

E. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penulisan
Tugas Akhir ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Wirartha
(2006:68) “Suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau
mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi
kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai
menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara
ilmiah”
Penelitian ini lebih ditujukan kepada masalah-masalah yang sedang
terjadi di masa sekarang atau kejadian aktual di Bagian Tata Graha Topas

9

Galeria Hotel Bandung. Analisis yang dilakukan akan didasarkan kepada
identifikasi masalah, penjabaran terhadap data-data yang dikumpulkan
serta berpedoman pada tinjauan teori sebagai kondisi ideal sehingga
menghasilkan kesimpulan dari permasalahan yang ada serta rekomendasi
yang disusun dari kesimpulan hasil analisis.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan dalam penulisan Tugas
Akhir ini penulis menggunakan teknik sebagai berikut.
a.

Wawancara
Pengertian wawancara sendiri menurut Esterberg dalam Sugiyono

(2013:231) “Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan
makna dalam satu topik tertentu”.
Penulis mengadakan wawancara dengan Human Relation Coordinator
Topas Galeria Hotel Bandung, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang telah disusun sebelumnya dalam suatu pedoman wawancara.
b.

Kuesioner
Menurut Suharsimi (2006:151) “Angket adalah pernyataan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”. Sedangkan menurut
Sugiyono (2008:199) “Angket atau kuesioner merupakan tehnik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

10

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”.
Jumlah kuesioner yang akan dibagikan kepada pramugraha berjumlah 5
orang.
c.

Studi Kepustakaan
Kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan perbandingan dan

landasan teoritis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai
konsep-konsep, data-data Human Resources Department, data-data
Housekeeping Department, teori dan penulisan ilmiah dari sumber acuan
tertentu yang berkaitan langsung dengan obyek yang diteliti. Menurut
Sukmadinata (2008:1) yaitu: “Studi kepustakaan adalah kegiatan untuk
mengkaji teori-teori yang mendasari penelitian, baik teori yang berkenan
dengan bidang ilmu yang diteliti maupun metodologi”.
F. Lokasi dan Waktu Penelitian
1.

Lokasi
Lokasi penelitian dalam Tugas Akhir ini di Topas Galeria Hotel

Bandung yang berlokasi di Jalan Dr. Djundjunan No. 153, Bandung.
2.

Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada bulan Agustus sampai dengan

Desember 2016.

BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Sejarah Singkat Berdirinya Topas Galeria Hotel Bandung
Topas Galeria Hotel Bandung terletak di Jl. Dr Djunjujnan No. 153 Pasteur
Bandung, Hotel ini didirikan pada tanggal 14 september 1994. Pada awalnya
bernama Topas Galeria Hotel dan hotel ini dimiliki oleh putra daerah, yaitu
keluarga Soemali dengan badan hukumnya yaitu PT. Mustika Sangkuriang
Wisata. Kata TOPAS itu sendiri memiliki arti yang berasal dari istilah sunda yaitu
“Totogan Pasteur”. Arti Hotel yang terletak di akhir jalan Dr.Djunjunan (Terusan
Pasteur). Hotel ini memiliki nuansa seni, yaitu untuk memudahkan konsep antara
Bisnis dengan Galeria, sehingga para tamu pun tidak hanya menginap tetapi juga
dapat menikmati galeri yang bernuansa “Bandung Tempoe Doloe”.
Pada bulan April tahun 1996, Management Topas Galeria Hotel Bandung
bergabung dengan Sahid International Management dan Konsultan (SHIM & C),
Dimana Group Sahid hanya sebagai operatornya saja atau dapat dikatakan sebagai
Pengelola tanpa menanamkan modalnya. Namun Hotel pun berubah nama
menjadi Sahid Topas Galeria Hotel.
Pada bulan agustus tahun 1996 PT. Mustika Sangkuriang Wisata sebagai
pemilik Hotel melepas sebagian sahamnya kepada dana Pensiun Telkom, Untuk
meningkatkan dan memperkuat struktur modalnya. Sehingga sejak saat itu
kepemilikan dari PT. Mustika Sangkuriang Wisata selain keluarga Soemali

11

12

(Krishnadi Soemali) juga Dana Pensiun Telkom yang sampai saat ini sebagai
saham mayoritas.
Pada bulan September tahun 1999, Topas Galeria Hotel Bandung telah
melepas kerjasamanya dengan Sahid International & Consultan, dan nama Hotel
pun kembali menjadi Topas Galeria Hotel. Pada bulan September tahun 2000
Bank BNI masuk pula sebagai pemegang saham sehingga kepemilikan PT.
Mustika Sangkuriang Wisata sebagai Pemilik Hotel Topas kembali berubah
menjadi tiga pihak, Yaitu : Dana Pensiun Telkom sebagai mayoritas, Bank BNI
dan Krishnadi Soemali.
Pada bulan September tahun 2003 BNI melepas kembali sahamnya kepada
Bapak Djohan Teguh, sehingga komposisi kepemilikan saham kembali berubah
menjadi Dana Pensiun Telkom, Bapak Djohan Teguh dan Bapak Krishnadi
Soemali namun pemegang saham mayoritas di pegang oleh Dana Pensiun
Telkom.
Pada bulan Agustus tahun 2008 Bapak Krishnadi Soemali melepas sahamnya
kepada Bapak Chandra Tambayong, sehingga komposisi pemilik saham berubah
kembali menjadi Dana Pensiun Telkom, Bapak Djohan Teguh, Bapak Chandra
Tambayong dan Dana Pensiun Telkom mayoritas pemegang saham. Kemudian
pada bulan Januari tahun 2011 Bapak Djohan Teguh melepas sahamnya kepada
Bapak Jahja Lumanto, Sehingga komposisi kepemilikan saham berubah kembali
menjadi Dana Pensiun Telkom, Bapak Jahja Lumanto, Bapak Chandra
Tambayong dan tetap mayoritas pemegang saham Dana Pensiun Telkom. Topas
Galeria Hotel Bandung dibangun dengan konsep Galeria Hotel dan Taman,

13

sehingga tamu akan merasakan suasana yang tenang dan nyaman di tengah-tengah
Kota Bandung. Topas Galeria Hotel Bandung yang di potong oleh sungai ini
merupakan Hotel yang ramah dengan lingkungan karena mempertahankan
kehijauan taman disekitar hotel. Topas Galeria Hotel Bandung pun mulai
beroperasi pada tanggal 14 September tahun 1994 dan sampai saat ini sudah
dilakukan renovasi baik kamar maupun di area Hotel lainnya.
(Sumber Human Resources Department Topas Galeria Hotel Bandung)
B. Klasifikasi Topas Galeria Hotel Bandung
1. Berdasarkan Plan

Berdasarkan Hotel Plan Topas Galeria Hotel Bandung dikategorikan ke
dalam Continental Plan, yang merupakan harga kamar termasuk dengan
sarapan pagi.
2. Berdasarkan jumlah kamar
Topas Galeria Hotel Bandung dikategorikan ke dalam hotel menengah, melihat
jumlah kamar yang tersedia sebanyak 135 kamar.
3. Berdasarkan jenis tamu yang menginap
Dilihat dari dari tingkat huni kamar yang tinggi di akhir pekan maka tamu yang
menginap di Topas Galeria Hotel Bandung merupakan tamu yang hendak menginap di
waktu weekend, dan juga dapat di klasifikasikan sebagai Family Hotel, karena tamu
yang menginap mempunyai tujuan berlibur bersama keluarga.
4. Berdasarkan lama tamu menginap
Rata-rata tamu yang menginap di Topas Galeria Hotel Bandung sekitar satu
hingga dua malam dan sekitar satu hingga dua minggu.

14

5. Berdasarkan lokasi
Topas Galeria Hotel Bandung berlokasi di Jalan Dr. Djunjunan no 153 Bandung
– Indonesia. Topas Galeria Hotel Bandung adalah hotel berbintang tiga, dengan lokasi
strategis di Kota Bandung. Dekat dengan gerbang tol Pasteur dan Bandara Husein
Sastranegara. Hotel ini merupakan lokasi yang ideal untuk liburan, bisnis, pertemuan,
konferensi dan kebutuhan lainnya. Maka Topas Galeria Hotel Bandung dapat
dikategorikan sebagai City Hotel.

C. Fasilitas yang Dimiliki Topas Galeria Hotel Bandung
Topas Galeria Hotel Bandung yang termasuk bintang 3 memiliki fasilitasfasilitas penunjang untuk tamu selama menginap di hotel guna memberikan
kenyamanan dan kemudahan tamu. Berikut adalah fasilitas-fasilitas yang dimiliki
oleh Topas Galeria Hotel Bandung :
1. Fasilitas kamar tamu
Topas Galeria Hotel Bandung memiliki 135 kamar tamu dan 4 jenis kamar dan
dibagi lagi menjadi beberapa tipe kamar, adapun jumlah kamar, jenis kamar, dan harga
kamar dapat dilihat pada tabel berikut ini:

O

TABEL 2.1
JENIS, HARGA DAN JUMLAH KAMAR TAMU
TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
JUMLAH
JENIS KAMAR
HARGA KAMAR
KAMAR

1

Executive Suite

2 Kamar

Rp. 1.400.000++

2

Junior Suite

3 Kamar

Rp. 1.250.000++

3

Deluxe

39 Kamar

Rp. 850.000++

N

14

4

Superior

91 Kamar

Sumber: Topas Galeria Hotel Bandung, 201

Rp. 750.000++

15

Adapun fasilitas-fasilitas standar yang tersedia pada setiap kamarnya
yaitu:
 Fasilitas-Fasilitas yang ada didalam kamar
a. Televisi
b. Lemari es
c. Mini bar
d. Telephone
e. Kamar mandi dengan air panas dan dingin
f.

AC (Air Conditioner)

g. Alarm Clock
G. Restaurant dan Bar
Restaurant ini terletak di belakang hotel yang merupakan Restaurant di Topas
Galeria Hotel Bandung yang menyediakan berbagai macam pilihan hidangan parasmanan
dan ala carte. Baik masakan indonesia maupun masakan barat. Restaurant ini buka 24jam,
lokasinya yang menghadap langsung ke arah Kolam Renang menjadi daya tarik tersendiri
bagi para tamu dan mampu menampung sekitar 150 orang. Fasilitas lainnya yaitu para
tamu dapat menikmati Live Music setiap hari Selasa, Jumat dan sabtu malam.
H. Room Service
Pelayanan Room Service dapat dilakukan melalui telepon di setiap kamarnya
ataupun pada telepon yang tersedia di Restaurant dan buka selama 24 jam. Room Service
ini juga menyediakan macam-macam makanan yang sama dengan tersedianya di
Restaurant.
I. Swimming Pool

16

Terletak di sebelah Restaurant, Swimming Pool digunakan untuk setiap tamu yang
ingin berenang maupun berekreasi bersama keluarga.
J. Laundry dan Dry Cleaning
Laundry dan Dry Cleaning di Topas Galeria Hotel Bandung terletak dilantai satu.
Fasilitas ini digunakan untuk memudahkan tamu dalam mencuci pakaian dan buka
selama 16 jam dalam sehari.
K. Fasilitas Hotel Lainnya
Topas Galeria Hotel Bandung memiliki tiga jenis Ruangan yang dapat digunakan
untuk tamu yang akan mengadakan acara seperti pernikahan, meeting, seminar table
maners dan acara ulang tahun.
Dan nama-nama ruangan tersebut:
a. Kemuning Room yang dapat menampung 100 orang.
b. Grand Kiara Room yang dapat menampung 90 orang.
c. Cempaka Room yang dapat menampung 200 orang.

D. Struktur Organisasi Bagian Tata Graha di Topas Galeria Hotel Bandung
Di dalam sebuah organisasi perlu adanya struktur yang disebut dengan
struktur organisasi, yang dimaksudkan untuk menyusun antar setiap bagian dan
posisi dalam suatu organisasi. Dengan adanya struktur organisasi dapat terlihat
hubungan antara fungsi-fungsi dalam suatu organisasi, wewenang, posisi jabatan
dan tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap individunya.
Malayu Hasibuan (2011 : 128) menuturkan bahwa : “Struktur organisasi
yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan

16

dan jenis wewenang pejabat, bidang dan pekerjaan, garis perintah dan
tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi”. Dapat
dijelaskan bahwa struktur organisasi sangat lah penting bagi sebuah organisasi

17

karena dengan adanya struktur organisasi dapat terlihat tanggung jawab,
wewenang yang dimiliki oleh setiap individu atau departemen.
Pada bagian tata graha di Topas Galeria Hotel Bandung, memiliki struktur
organisasi sendiri yang berisikan susunan dan hubungan diantara setiap individu
dalam proses pembersihan area ataupun kamar tamu yang sudah tersusun.
Berikut lebih jelasnya struktur organisasi bagian tata graha di Topas
Galeria Hotel Bandung pada tabel di bawah ini :

GAMBAR 2.1
STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN TATA GRAHA
DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
Executive Housekeeper

Housekeeping
Supervisor
Housekeeping
Secretary
Floor Junior
Supervisor

Public Area
Junior Supervisor

Gardener
Supervisor

Roomboy

Night
Roomboy

HK ADM/
Order Taker

Houseman

Gardener

Florist

Pool
Attendant

Sumber : Departemen Tata Graha Topas Galeria Hotel
Bandung 2016

18

19

E. Tinjauan Umum Mengenai Bagian Tata Graha di Topas Galeria Hotel
Bandung
Operasional hotel tidak dapat lepas dari adanya departemen-departemen
yang berperan penting salah satunya adalah departemen tata graha, yang memiliki
tugas untuk selalu menjaga kebersihan area hotel dan kamar tamu agar merasa
nyaman, karena, faktor kebersihan adalah satu satu faktor penting untuk menilai
baik buruknya hotel tersebut karena tamu banyak menghabiskan waktunya untuk
beristirahat dikamar.
Departemen tata graha memiliki area yang luas dalam proses pembersihan
karena semua area kamar dan hotel adalah tanggung jawab dari departemen tata
graha. Sehingga, terbentuklah suatu struktur organisasi yang membagi bagian
kerja dari setiap pramugraha dalam melakukan proses pembersihan sehingga
terlihat jelas setiap pekerjaan serta tanggungjawabnya.
Semakin besar nya ruang lingkup yang ditanggung oleh tata graha maka
akan semakin besar pula struktur organisasi dan karyawan yang dibutuhkan, agar
kegiatan operasional dapat dilakukan dengan baik dan melakukan tugasnya
masing-masing sesuai dengan tanggung jawabnya. Struktur organisasi juga
dipengaruhi oleh besar kecilnya dari sebuah hotel. Semakin hotel besar, maka
akan semakin besar pula ruang lingkupnya, sehingga yang membutuhkan struktur
organisasi yang besar begitu pula sebaliknya.
Dan salah satu sumber daya yang penting dalam departemen tata graha
adalah sumber daya manusia dalam menunjang kegiatan operasional tersebut.
Tanpa adanya sumber daya manusia ataupun pramugraha proses pembersihan di

20

hotel tidak akan berjalan dengan seharusnya. Karena pramugrahalah yang
memiliki tugas untuk membersihkan kamar tamu maupun area hotel, maka dari itu
hotel haruslah menghasilkan dan mempertahankan pramugraha yang profesional
agar operasional hotel selalu berjalan dengan baik. Seperti pernyataan yang
menjelaskan bahwa pramugraha merupakan faktor penting dalam hotel yang
sudah dipaparkan oleh Agustinus (2011 : 2) : “keberadaan petugas tata graha
dalam hotel sangat penting bagi tamu hotel maupun manajemen hotel. Dengan
adanya petugas tata graha hotel maka tamu bisa betah tinggal di hotel karena
ruangan selalu dijaga kebersihannya”. Dari paparan di atas jelas bahwa
pramugraha sangat penting bagi hotel bahkan bagi tamu yang akan menginap di
hotel tersebut. Karena semakin lama tamu menginap di hotel tersebut karena
nyaman akan kebersihanya kamar tamu maka akan semakin besar pula pendapat
yang didapatkan oleh hotel.
Pembagian jam kerja pramugraha bagian tata graha dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
TABEL 2.2
PEMBAGIAN JAM KERJA BAGIAN TATA GRAHA
DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
SHIFT
JAM KERJA
Pagi

07.00-15.00

Siang

15.00-23.00

Malam
23.00-07.00
Sumber: Housekeeping Department Topas Galeria Hotel Bandung, 2016

21

Berikut merupakan tabel jumlah karyawan yang ada di departemen
housekeeping :
TABEL 2.3
JUMLAH KARYAWAN BAGIAN TATA GRAHA
DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
N
JABATAN

JUMLAH

O
1
2
3
4
5
6
7

Department Head
1
Administrasi/Order Taker
1
Supervisor
3
Room Boy
5
Public Area
1
Gardener
1
Linen Attendant
1
TOTAL
13
Sumber: Housekeeping Department Topas Galeria Hotel Bandung, 2016
Dalam membersihkan kamar dan melayani para tamu keterampilan
petugas Pramugraha sangat dibutuhkan, maka dari itu latar belakang pendidikan
dari Petugas Pramugraha juga merupakan hal yang paling penting untuk mencapai
tujuan organisasi. Di bawah ini adalah tabel data mengenai latar belakang
pendidikan, masa kerja, dan usia petugas Pramugraha di Topas Galeria Hotel
Bandung.

22

TABEL 2.4
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PRAMUGRAHA
DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
N
PENDIDIKAN

JUMLAH

PERSENTASE (%)

1

SMP

-

-

2

SMK/SMA/Sederajat

5

100

3

Diploma I/II Perhotelan

-

-

4

Diploma III Perhotelan

-

-

5

100

O

TOTAL

Sumber: Housekeeping Department Topas Galeria Hotel Bandung, 2016
Dapat dilihat dari tabel 2.4 di atas bahwa semua pramugraha di Topas
Galeria Hotel Bandung berasal dari lulusan SMK/SMA/Sederajat yang dapat
dikatakan sudah cukup baik.
TABEL 2.5
MASA KERJA PRAMUGRAHA
DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
N
MASA KERJA

JUMLAH

PERSENTASE (%)

O
1
2

1-5 tahun
2
40
>5 tahun
3
60
TOTAL
5
100
Sumber: Housekeeping Department Topas Galeria Hotel Bandung, 2016
Dari tabel 2.5 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata pramugraha yang bekerja
di Topas Galeria Hotel Bandung sudah bekerja lebih dari 5 tahun atau dikatakan
sudah memiliki banyak pengalaman.

23

TABEL 2.6
USIA PRAMUGRAHA
DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
NO
USIA
JUMLAH
PERSENTASE (%)
1
20-28 tahun
1
20
2
> 28 tahun
4
80
TOTAL
5
100
Sumber: Housekeeping Department, 2016

F. Tinjauan Kebutuhan Eksistensi Pramugraha di Topas Galeria Hotel
Bandung
Perusahaan harus memahami bahwa pegawai harus ditunjang dari segi
kebutuhannya dalam hal fisik eksistensi pegawainya. Dalam hal ini, yang
dimaksud dengan pegawai adalah pramugraha. Menurut Hasibuan (2011 : 128)
menuturkan bahwa : “Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi,
pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan
pekerjaan, garis perintah dan tangungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan
organisasi”. Dalam pemberian kebutuhan eksistensi pegawai haruslah sesuai
dengan kebutuhan pegawai. Kesesuaian dalam pemberian kebutuhan ini mengacu
kepada indikasi pegawai dalam bekerja, seperti makan dan minum, gaji dan juga
kondisi kerja.

24

Pemberian penjadwalan waktu makan dan minum pegawai juga harus
diperhatikan. Dalam Pasal 79 UU 13/2003 disebutkan: “ dalam waktu istirahat
antara jam kerja sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam
terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja”. Bilaman
waktu istirahat tersebut lebih dari 7 jam akan mengakibatkan kelelahan dari
pegawai pramugraha tersebut. Kualitas dari makanan dan minuman juga penting
di berikan agar pegawai dapat diperhatikan kebutuhan fisiknya. Dalam
pelaksanaannya, terlihat adanya jadwal dan kualitan makan dan minum yang
belum baik, terlihat dari tabel tanggapan pramugraha atas makan dan minum yang
diberikan oleh manajemen Topas Galeria Hotel Bandung berikut :
TABEL 2.7
TANGGAPAN PRAMUGRAHA ATAS KEBUTUHAN EKSISTENSI
DALAM ASPEK MAKAN DAN MINUM
DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
N=5
.
N
o
1

2

Aspek Yang Ditanyakan
Penjadwalan break yang
diberikan kepada
pramugraha.
Kualitas makanan dan
minuman yang diberikan
kepada pramugraha.

BAIK

CUKUP

KURANG

TOTAL

%

N

%

N

%

N

%

N

20%

1

40%

2

40%

2

100
%

5

20%

1

60%

3

20%

1

100
%

5

2
Sumber: Hasil Kuesioner Kepada Pramugraha, 2016

5

3

10

25

Di Topas Galeria Hotel Bandung menurut Bapak Imam selaku Manajer
Personalia mengatakan bahwa kompensasi yang diberikan kepada pramugraha
yaitu berupa gaji pokok yang dibayarkan setiap bulannya, program tabungan dan
uang servis yang tergantung pada tingkat occupancy hotel. Pemberian gaji harus
mempunyai perhitungan sendiri atas karyawan yang bekerja diperusahaan.
Menurut Hasibuan (2011:124), : “ Dalam system waktu besarnya kompensasi
(gaji, upah) ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, bulan.”.
Dalam pemberian kebutuhan eksistensi dalam hal gaji, system dan juga
kesesuaian waktu dalam pemberian gaji kepada pegawai juga haruslah tepat.
Menurut Hasibuan (2011 : 127) : ” Kompensasi harus dibayar tepat pada
waktunya, jangan sampai terjadi penundaan, supaya kepercayaan karyawan
terhadap bonafiditas perusahaan semakin besar, ketenangan dan konsistensi kerja
akan lebih baik.” Pembayaran gaji yang tepat sesuai dengan waktunya akan
memberikan dampak yang positif kepada karyawan yang akan menimbulkan
kinerja karyawan semakin optimal.

Dalam hal ini, terlihat adanya kekurangan dalam pemberian gaji kepada
pegawai oleh manajemen. Berikut ini adalah tanggapan pramugraha atas gaji yang
diberikan oleh manajemen Topas Galeria Hotel Bandung.

26

TABEL 2.8
TANGGAPAN PRAMUGRAHA ATAS KEBUTUHAN EKSISTENSI
DALAM ASPEK GAJI
DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
N=5
.
N
o
1

2

Aspek Yang Ditanyakan
System pemberian gaji
yang diberikan kepada
pramugraha.
Kesesuaian waktu
pemberian gaji kepada
pramugraha.

BAIK

CUKUP

KURANG

TOTAL

%

N

%

N

%

N

%

N

40%

2

40%

2

20%

1

100
%

5

20%

1

60%

3

20%

1

100
%

5

3

5

2

10

Sumber: Hasil Kuesioner Kepada Pramugraha, 2016

Penyediaan kebutuhan eksistensi atas pegawai dalam hal kondisi kerja
juga perlu diperhatikan. Kondisi kerja menurut Sedarmayanti (2000:21) : “ Semua
keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja yang akan mempengaruhi pegawai
baik secara langsung dan tidak langsung terhadap pekerjaannya”. Kondisi kerja
yang baik dapat berdampak baik pula untuk pegawai dalam proses ia melakukan
pekerjaannya.
Persiapan dan pemberian perlatan kerja yang cukup dan lengkap dapat
memberikan kemudahan untuk pegawai dalam kecepatan dan penyelesaian
pekerjaan. Chief Housekeeping bertanggung jawab atas kelengkapan peralatan
pada bagian tata graha untuk menunjang operasional. Hal ini dijelaskan oleh
Kappa dkk (1990:104), yang berbunyi : “the Executive Housekeeper is

27

responsible for seeing that members of Housekeeping department have the proper
tools to carry out their assigned task. These tools include major pieces of
machinery and machines and equipment must be maintained in proper working
order, so employees may use them safely and effectively”. Pemberian peralatan
yang dijaga secara baik juga dapat membuat pegawai bekerja secara efektif dan
aman. Kurangnya peralatan yang disediakan akan memberikan dampak yang
kurang baik atas pekerjaan dari pegawai tersebut.
Berikut ini adalah tanggapan pramugraha atas kondisi kerja yang diberikan
oleh manajemen Topas Galeria Hotel Bandung.

TABEL 2.9
TANGGAPAN PRAMUGRAHA ATAS KEBUTUHAN EKSISTENSI
DALAM ASPEK KONDISI KERJA
DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
N=5
.
N
o
1
2
3
4

Aspek Yang Ditanyakan
Area trolly sekitar
pramugraha.
Kerapihan seragam kerja
yang digunakan oleh
pramugraha.
Keadaan pantry yang
digunakan oleh pramugraha.
Keadaan peralatan
pendukung yang digunakan
oleh pramugraha.

BAIK

CUKUP

KURANG

TOTAL

%

N

%

N

%

N

40%

2

40%

2

20%

1

20%

1

60%

3

20%

1

100
%

5

20%

1

60%

3

20%

1

100
%

5

40%

2

20%

1

40%

2

100
%

5

6
Sumber: Hasil Kuesioner Kepada Pramugraha, 2016

9

5

%
100
%

20

N
5

28

G. Tinjauan Kebutuhan Keterhubungan Diberikan kepada Pramugraha di
Topas Galeria Hotel Bandung
Perlu adanya interaksi yang baik dalam suatu area kerja. Dalam hal ini,
pegawai pramugraha harus memiliki interaksi yang baik dengan pihak sekitar
tempat kerjanya. Menurut Bonner dalam Ali (2004 : 87) : “ Interaksi merupakan
suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu
mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya”.
Hubungan ini dapat membantu proses kerja menjadi lebih baik.
Di dalam interaksi yang dilakukan oleh pegawai pramugraha, pasti ada
hubungan komunikasi yang terjadi. Komunikasi ini bisa terjadi atas adanya
hubungan antara pramugraha dengan orang - orang sekitar yang ada di lingkungan
kerja. Menurut Muhammad (2009:4-5), mengemukakan “ Komunikasi adalah
pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara pengirim dengan penerima
pesan untuk mnengubah tingklah laku”.
Komunikasi terjadi atas dasar pemahaman dan tujuan dari seseorang dalam
memberikan pemahaman. Menurut Marwansyah (2010:321) mengemukakan
bahwa : “ Komunikasi adalah petukaran pesan antar manusia dengan tujuan
pemahaman yang sama”. Atas pemahaman yang sama pula itu akan muncul
komunikasi yang baik pula.
Adanya interaksi yang kurang baik antara pegawai dengan lingkungan
kerja sekitar pegawai akan mengganggu kinerja dari pegawai tersebut. Interaksi

29

yang kurang baik akan mengakibatkan komunikasi yang buruk. Hal ini
jgua mengakibatkan adanya turn over yang terjadi beberapa bulan berikut :
TABEL 2.10
TURN OVER DAN PEGAWAI YANG MASUK DI
TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
TURN

PEGAWAI

JUMLAH

OVER
1
1
1
1

YANG MASUK
1
1
-

PEGAWAI
8
7
8
8
8
9
8
7

BULAN
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septem

1
ber
Oktober
1
TOTAL
7
2
Sumber: Hasil Wawancara, 2016

6
5
5

Berikut ini adalah tanggapan dari pegawai atas kepuasan dalam
berinteraksi dengan lingkungan di Topas Galeria Hotel Bandung.

30

TABEL 2.11
TANGGAPAN PRAMUGRAHA ATAS KEBUTUHAN
KETERHUBUNGAN
DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
N=5
.
N
o
1

2

3
4

Aspek Yang Ditanyakan
Interaksi yang terjadi
antara pramugraha dengan
atasannya.
Interaksi yang terjadi
antara pramugraha dengan
karyawan dari departemen
lain.
Komunikasi kerja yang
terjalin di pramugraha.
Dampak komunikasi
terhadap proses kerja
pramugraha.

BAIK

CUKUP

KURANG

TOTAL

%

N

%

N

%

N

%

N

40%

2

40%

2

20%

1

100
%

5

20%

1

60%

3

20%

1

100
%

5

40%

2

60%

3

0%

-

100
%

5

40%

2

40%

2

20%

1

100
%

5

7

10

3

20

Sumber: Hasil Kuesioner Kepada Pramugraha, 2016

H. Tinjauan Kebutuhan Perkembangan Diberikan kepada Pramugraha di
Topas Galeria Hotel Bandung
Adanya kebutuhan perkembangan yang harus dimiliki oleh pegawai perlu
dilihat sebagai salah satu hal penting untuk seorang pegawai pramugraha.
Pengembangan yang dilakukan manajemen terhadap pegawai dapat menjadi
acuan pegawai dalam bekerja lebih baik. Menurut Sunyoto (2012: 145)
“Pengembangan atau development adalah sebagai penyiapan individu untuk

27

memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi di dalam
organisasi”. Pengembangan pegawai diadakan untuk meningkatkan atau

31

memaksimalkan kemampuan intelektual atau emosional guna melaksanakan
pekerjaan dengan baik dari sebelumnya.
Dalam menyelesaikan pekerjaannya, seorang pegawai pramugraha harus
dapat memiliki kemampuan yang baik agar dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan waktu dan prosedur yang ada. Menurut Robins (2006 : 46) :“ Kemampuan
adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan
tertentu”. Bilamana individu tersebut memiliki kemampuan yang baik, maka
individu tersebut dapat melaksanakan tugasnya dan pekerjaannya dengan baik.
Sebelum mengerjakan pekerjaannya, seorang pegawai pramugraha dituntut
memiliki kemampuan yang sesuai dengan pekerjaan yang ia hadapi. Tentu harus
diiringi dengan pelatihan yang diberikan oleh manajemen agar pegawai dapat
dengan mudah menyelesaikan pekerjaannya. Menurut Robbins (2001:282) : “
Training meant formal training that’s planned in advanced and has a structured
format”. Ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dimaksudkan disini adalah
pelatihan formal yang direncanakan secara matang dan mempunyai suatu format
pelatihan yang terstruktur.
Menurut Gomes (2003:197) : “ Pelatihan adalah setiap usaha untuk
memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang
menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan
pekerjaannya”.

Dapat

disimpulkan

bahwa

meningkatkan kualitas kerja seorang pegawai.

pelatihan

dapat

membantu

32

Setelah penulis melakukan wawancara dengan Bapak Imam selaku Manajer
Personalia mengatakan bahwa bentuk pelatihan yang diberikan yang baik untuk
diterima oleh pramugraha adalah praktek langsung, atau dengan cara
mencontohkan suatu pekerjaan lalu diikuti oleh pramugraha tersebut. Pelatihan ini
dilakukan oleh Manajer Personalia dibantu oleh instrukturnya yaitu Roomboy
Supervisor.
Kurangnya kemampuan dari seorang pegawai pramugraha mengakibatkan
kurangnya kualitas kerja dari pegawai pramugraha juga adanya keterlambatan
waktu pengerjaan dari pegawai pramugraha tersebut. Juga kurangnya pelatihan
akan menimbulkan kurangnya motivasi pramugraha atas pekerjaan yang ia jalani.
Berikut ini adalah tanggapan dari pegawai atas keckapan pegawai di Topas
Galeria Hotel Bandung.
TABEL 2.12
TANGGAPAN PRAMUGRAHA ATAS KEBUTUHAN PERKEMBANGAN
DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
N=5
.
N
o
1
2
3

Aspek Yang Ditanyakan
Kecakapan yang dimiliki
pramugraha.
Dampak training terhadap
performa pramugraha
Sikap Pramugraha dalam
menyikapi training yang
diberikan.

BAIK

CUKUP

KURANG

%

N

%

N

%

N

20%

1

60%

3

20%

1

20%

1

40%

2

40%

2

60%

3

20%

1

20%

1

5
Sumber: Hasil Kuesioner Kepada Pramugraha, 2016

6

4

TOTAL
%
100
%
100
%
100
%
15

N
5
5
5

BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
Setelah pembahasan data pada bab sebelumnya, penulis akan mencoba
untuk melakukan analisa terhadap data tersebut menggunakan skala likert yang
dimana metode ini biasa digunakan untuk mengukur tanggapan dari beberapang
orang. Menurut Sugiyono (2013:132) yaitu “Skala likert adalah skala yang
digunakan untuk mengukur, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial”.
Berikut kriteria dari jawaban serta bobot penilaian dari hasil tanggapan
kuesioner yang telah disebar kepada karyawan kantor depan di Topas Galeria
Hotel Bandungmengenai komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Baik

:3

2. Cukup

:2

3. Kurang

:1

Di bawah ini merupakan rumus untuk mencari sebuah interval:
a. Untuk Nilai Tertinggi
Nilai Tertinggi x Jumlah reponden x Jumlah butir
b. Untuk Nilai Terendah
Nilai terendah x Jumlah responden x Jumlah butir
Rumus yang digunakan untuk mencari batas interval range:
R = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
Kelas Interval

33

34

Dengan menggunakan skala likert, rumus yang akan digunakan untuk
memperoleh jumlah dari poin adalah sebagai berikut :
a. Pilihan untuk jawaban baik
Total responden yang berpendapat x bobot nilai baik = poin butir
b. Pilihan untuk jawaban cukup
Total responden yang berpendapat x bobot nilai cukup = poin butir
c. Pilihan untuk jawaban kurang
Total responden yang berpendapat x bobot nilai kurang = poin butir
Jumlah

+

= poin butir

A. Analisis Mengenai Kebutuhan Eksistensi Pramugraha Di Topas Galeria
Hotel Bandung
Kebutuhan eksistensi yang berhubungan dengan fisik dari eksistensi
pegawai yang meiliki unsur dasar disini adalah makan dan minum, gaji dan
kondisi kerja. Kebutuhan eksistensi penting untuk diberikan oleh manajemen agar
karyawan mendapatkan haknya sebagai pegawai.
Melalu perhitungan skala likert kebutuhan eksistensi ini, penulis akan
menghitung data tanggapan karyawan kantor depan terhadap kebutuhan eksistensi
terhadap makan dan minum dengan uraian sebagai berikut:

Penilaian:

3 = Jawaban baik
2 = Jawaban cukup

35

1 = Jawaban kurang
Perhitungan untuk mengetahui rentang skala
Untuk nilai tertinggi kategori baik

: 3x5x2

= 30

Untuk nilai terendah kategori kurang

: 1x5x2

= 10

Rentang Skala = Nilai tertinggi – nilai terendah

: 30 – 10

= 6.7

Nilai tertinggi pilihan

3

Perhitungan untuk mengetahui interval skala
Total responden

Baik

3x2

=6

Cukup

2x5

= 10

Kurang

1x3

=3

+

19

Kurang

10

16,7

Cukup

23,4

Baik

30

Berdasarkan table 2.7, penulis menganalisi berikut:
1. Penjadwalan break yang diberikan kepada pramugraha, dari 5 responden 1
responden berpendapat baik, 2 responden berpendapat cukup dan 2
responden berpendapat kurang.

36

2. Kualitas makanan dan minuman yang diberikan pada pramugraha, dari 5
responden 1 berpendapat baik, 3 responden berpendapat cukup dan 1
responden berpendapat kurang.
Total dari tanggapan yang didapat dari tabel 2.7 yaitu didapat responden
yang berpendapat baik adalah 2 , responden yang berpendapat cukup adalah 5 dan
responden yang berpendapat kurang adalah 3.
Berdasarkan analisis yang terdapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan eksistensi dalam makan dan minum berada pada nilai 19. Dengan
begitu dapat termasuk pada kategori Kurang.
Kebutuhan eksistensi dalam makan dan minum termasuk dalam kategori
kurang dikarenakan penjadwalan yang kurang baik mengakibatkan terlambatnya
waktu makan dari pegawai pramugraha. Kualitas makanan dan minuman yang
disediakan didapatkan cukup, tidak kurang dan tidak baik.
Penulis akan menghitung data tanggapan karyawan kantor depan terhadap
kebutuhan eksistensi terhadap gaji dengan uraian sebagai berikut:
Penilaian:

3 = Jawaban baik
2 = Jawaban cukup
1 = Jawaban kurang

Perhitungan untuk mengetahui rentang skala
Untuk nilai tertinggi kategori baik

: 3x5x2

= 30

Untuk nilai terendah kategori kurang

: 1x5x2

= 10

Rentang Skala = Nilai tertinggi – nilai terendah

: 30 – 10

= 6.7

35

Nilai tertinggi pilihan
3

37

Perhitungan untuk mengetahui interval skala
Total responden

Baik

3x3

=9

Cukup

2x5

= 10

Kurang

1x2

=2

+

21

Kurang

10

16,7

Cukup

23,4

Baik

30

Berdasarkan table 2.8, penulis menganalisi berikut:
1. Sistem pemberian gaji yang diberikan kepada pramugraha, dari 5
responden 2 responden berpendapat baik, 2 responden berpendapat cukup
dan 1 responden berpendapat kurang.
2. Kesesuaian waktu pemberian gaji kepada pramugraha, dari 5 responden 1
responden

berpendapat baik, 3 responden berpendapat cukup dan 1

responden berpendapat kurang.

38

Total dari tanggapan yang didapat dari tabel 2.8 yaitu didapat responden
yang berpendapat baik adalah 3, responden yang berpendapat cukup adalah 5 dan
responden yang berpendapat kurang adalah 2 .
Berdasarkan analisis yang terdapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan eksistensi dalam gaji berada pada nilai 21. Dengan begitu
dapat termasuk pada kategori Kurang.
Kebutuhan Eksistensi dalam gaji termasuk ke kategori kurang
dikarenakan adanya keterlambatan pemberian gaji ditiap bulannya dan
sistem pemberian gaji yang tidak terpaku atas waktu kerja pegawai
pramugraha.
.
Penulis akan menghitung data tanggapan karyawan kantor depan terhadap
kebutuhan eksistensi terhadap kondisi kerja dengan uraian sebagai berikut:

Penilaian:

3 = Jawaban baik
2 = Jawaban cukup
1 = Jawaban kurang

Perhitungan untuk mengetahui rentang skala
Untuk nilai tertinggi kategori baik

: 3x5x4

= 60

Untuk nilai terendah kategori kurang

: 1x5x4

= 20

Rentang Skala = Nilai tertinggi – nilai terendah

: 60 – 20

= 13.33

35

Nilai tertinggi pilihan
3

39

Perhitungan untuk mengetahui interval skala
Total responden

Baik

3x6

= 18

Cukup

2x9

= 18

Kurang

1x5

=5

+

41

Kurang

20

33,33

Cukup

46,66

Baik

60

Berdasarkan table 2.9, penulis menganalisi berikut:
1. Area trolly sekitar pramugraha, dari 5 responden 2 responden berpendapat
baik, 2 responden berpendapat cukup dan 1 responden berpendapat
kurang.
2. Kerapihan seragam kerja yang digunakan oleh pramugraha, dari 5
responden 1 responden berpendapat baik, 3 responden berpendapat cukup
dan 1 responden berpendapat kurang.
3. Keadaan pantry yang digunakan oleh pramugraha, dari 5 responden 1
responden

berpendapat baik, 3 responden berpendapat cukup dan 1

responden berpendapat kurang.

40

4. Keadaan

peralatan

pendukung

yang

digunakan

oleh

pramugraha, dari 5 responden 2 responden berpendapat baik, 1
responden berpendapat cukup dan 2 responden berpendapat
kurang.

Total dari tanggapan yang didapat dari tabel 2.9 yaitu didapat responden
yang berpendapat baik adalah 6, responden yang berpendapat cukup adalah 9 dan
responden yang berpendapat kurang adalah 5.
Berdasarkan analisis yang terdapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan eksistensi dalam kondisi kerja berada pada nilai 41. Dengan
begitu dapat termasuk pada kategori Kurang.
Hal ini dikarenakan perlatan pendukung juga keadaan pantry yang
sudah tidak baik, dan trolly yang sudah kurang baik untuk digunakan.
Secara keselurang, aspek kebutuhan eksistensi dari pegawai
pramugraha dapat dilihat di tabel berikut:

TABEL 3.1
NILAI DAN KRITERIA DARI ASPEK KEBUTUHAN
EKSITENSI
PEGAWAI
PRAMUGRAHA DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG
No

Aspek

Nilai

Kriteria

1

Makan dan minum

19

Kurang

2

Gaji

21

Kurang

3

Kondisi Kerja

41

Kurang

Total
Sumber: Hasil Analisis, 2016

81

41

Tabel di atas dapat dihitung dengan uraian seperti berikut:
Penilaian:

3 = Jawaban baik
2 = Jawaban cukup
1 = Jawaban kurang

Perhitungan untuk mengetahui rentang skala
Untuk nilai tertinggi kategori baik

: 3x5x8

= 120

Untuk nilai terendah kategori kurang

: 1x5x8

= 40

Rentang Skala = Nilai tertinggi – nilai terendah

: 120 – 40

= 26,66

Nilai tertinggi pilihan

3

Perhitungan untuk mengetahui interval skala
Total responden

Baik

3x11

= 33

Cukup

2x16

= 32

Kurang

1x9

= 9

+

74

Kurang

40

Cukup

Baik

66,66
93,34

120

42

Dapat disimpulkan dari keseluruhan aspek dalam kebutuhan eksistensi
masih dikategorikan kurang. Hal ini didapat dari perhitungan seluruh aspek dalam
kebutuhan eksistensi.

B. Analisis Mengenai Kebutuhan Keterhubungan Pramugraha Di Topas
Galeria Hotel Bandung
Kebutuhan keterhubungan ini mengacu pada interaksi yang terjadi pada
pegawai pramugraha terhadap lingkungan sekitar. Interaksi ini memicu adanya
komunikasi yang saling terjalin dalam suatu hubungan kerja.
Melalu perhitungan skala likert kebutuhan keterhubungan ini, penulis akan
menghitung data tanggapan karyawan kantor depan terhadap kebutuhan
keterhubungan dalam kepuasan berinteraksi dengan lingkungan dengan uraian
sebagai berikut:

Penilaian:

3 = Jawaban baik
2 = Jawaban cukup
1 = Jawaban kurang

Perhitungan untuk mengetahui rentang skala
Untuk nilai tertinggi kategori baik

: 3x5x4

= 60

Untuk nilai terendah kategori kurang

: 1x5x4

= 20

Rentang Skala = Nilai tertinggi – nilai terendah

: 60 – 20

= 13.33

41

Nilai tertinggi pilihan
3

41

43

Perhitungan untuk mengetahui interval skala
Total responden

Baik

3x7

= 21

Cukup

2x10

= 20

Kurang

1x3

=5

+

46

Kurang

20

33,33

Cukup

46,66

Baik

60

Berdasarkan table 2.10, penulis menganalisi berikut:
1. Interaksi yang terjadi antara pramugraha dengan atasannya., dari 5
responden 2 responden berpendapat baik, 2 responden berpendapat cukup
dan 1 responden berpendapat kurang.
2. Interaksi yang terjadi antara pramugraha dengan karyawan dari
departemen lain, dari 5 responden 1 responden berpendapat baik, 3
responden berpendapat cukup dan 1 responden berpendapat kurang.
3. Komunikasi kerja yang terjalin di pramugraha, dari 5 responden 2
responden berpendapat baik,dan 3 responden berpendapat cukup. Tidak
ada yang berpendapat kurang dalam poin ini.

44

4. Dampak komunikasi terhadap proses kerja pramugraha, dari 5 responden 2
responden berpendapat baik, 2 responden berpendapat cukup dan 1
responden berpendapat kurang.
Total dari tanggapan yang didapat dari tabel 2.10 yaitu didapat responden
yang berpendapat baik adalah 7, responden yang berpendapat cukup adalah 10
dan responden yang berpendapat kurang adalah 3.
Berdasarkan analisis yang terdapat diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
keterhubungan berada pada nilai 46. Dengan begitu dapat termasuk pada kategori
Kurang.
Ini dikarenakan adanya interaksi yang kurang baik antar para pramugraha
dan atasan juga dengan pegawai dari departemen lain sehingga membuat adanya
hubungan dan komunikasi yang kurang efektif dan kurang baik.

C. Analisis Mengenai Kebutuhan Perkembangan Pramugraha Di Topas
Galeria Hotel Bandung
Kebutuhan perkembangan sangat berpengaruh pada kinerja dari pegawai
pramugraha tersebut. Terlihat bahwa kebutuhan perkembangan ini bisa dilakukan
dengan cara pelatihan yang diberikan kepada pramugraha agar mereka lebih cakap
dalam pekerjaannya.
Melalu perhitungan skala likert kebutuhan perkembangan ini, penulis akan
menghitung data tanggapan karyawan kantor depan terhadap kebutuhan
perkembangan dalam kecakapan pegawai dengan uraian sebagai berikut:

45

Penilaian:

3 = J