makalah tentang metroseksual panjang abstract

MAKALAH

FENOMENA METROSEKSUAL
Disusun

:syarif hidayatullah

DARUT TAFSIR

Kata pengantar

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNYA, sehingga kami penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak
lupa shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya di jalan yang benar.
Makalah ini disusunsusun berdasarkan tugas dari mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan (PKN) yang berjudul “fenomena metroseksual”. Makalah ini
bersisi tentang kehidupan metroseksual dalam era grobalisasi,. Penyusunan
makalah ini salah satunya bertujuan memberi informasi kepada para remaja tentang
mertoseksual dan segala aspek yang ada didalamnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khusunya para

remaja. Penyusun juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan
makalah ini.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Bogor,25 febuari 2013

Syarif hidayatullah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Manfaat
4. Ruang Lingkup
5. Metode Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Perilaku

2. Model atau Teori Perilaku
3. Metroseksual
4. Contoh Pria-Pria Metroseksual

BAB III PEMBAHASAN
1. Sebab-Sebab Perubahan
2. Dampak Kesehatan Metroseksual
3. Dampak Ekonomi Metroseksual

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB. I Pendahuluan
1. Latar Belakang
Ingin menjadi seperti David Beckham pesepak bola asal Inggris yang handal dan
keren baik di lapangan maupun di luar lapangan? Jika jawaban anda adalah ya,
maka bersiaplah untuk menghabiskan uang yang banyak untuk urusan busana,
menghabiskan waktu berjam-jam didepan cermin mengurusi penampilan

diri,_bahkan melebihi istrinya sendiri, Victoria "Posh" adam-mantan anggota grup
musik spice girl_ dan meluangkan banyak waktu untuk menikur, pedikur, dan
banyak memanjakan diri di spa maupun salon.
David Beckham tidak lagi hanya terkenal sebagai pemain klub sepakbola Real
Madrid yang andal. Kini, ia juga lambang metroseksual. Lambang lelaki yang
sangat memperhatikan penampilan sehari-hari. Lelaki yang sangat peduli terhadap
kesempurnaan setiap jengkal tubuhnya. Lelaki yang dalam merawat tubuhnya
tidak kalah dari perempuan. Memakai parfum, facial, pembersih wajah, pelembap
(moisturizer), spa, atau bahkan merawat kuku-kukunya.
Manusia memang selalu menjadi objek penelitian yang menarik diberbagai bidang
ilmu pengetahuan, masih banyak misteri pada diri manusia yang belum terungkap.
Demikianpun perilaku manusia, banyak teori dan model-model yang telah
dikembangkan agar dapat memahami perilaku yang komplek dari mahluk yang
bernama manusia. Banyak teori yang sudah diciptakan untuk dapat memahami
hal-hal yang mendasari seseorang untuk bertingkah laku; kenapa, bagaimana,
kapan, siapa, dan dimana sajakah lingkungan atau suatu hal dapat mempengaruhi
perilaku seseorang.
Diantara berbagai macam teori dan model perilaku kesehatan yang saat ini
menonjol adalah Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model), Model
Komunikasi atau Persuasi (Communication or Persuation Model), Teori Aksi

Beralasan (Theory of Reasoned Action), Model Transteoritik (Transtheoretical
Model), Precede or Proceed Model, Model difusi inovasi (Diffusions of
Innovation Model), Teori Pemahaman Sosial (Social learning Theory), dan
Analsisi Perilaku terapan (Applied Behavior Analysis).
Hendrik L Blum dari hasil penelitiannya di Amerika menyatakan bahwa status
kesehatan seseorang itu dipengaruhi oleh 4 faktor; genetik atau keturunan,
pelayanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku. Blum menyimpulkan bahwa
lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan;
kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku, pelayanan kesehatan, dan
keturunan yang mempunya andil paling kecil terhadap status kesehatan.
Bagaimana proporsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap status kesehatan di
negara-negara berkembang, terutama di Indonesia, masih belum ada penelitian.
Namun apabila dilakukan penelitian, maka mungkin perilaku mempunyai
kontribusi yang paling besar. Dr Soekidjo Notoatmodjo melakukan penelitian di

kecamatan Pasar rebo Jakarta Timur tentang survei status gizi anak balita dengan
menggunakan analisis stepwise, membuktikan bahwa variabel perilaku terseleksi,
sedangkan variabel pendapatan per kapita (ekonomi) tidak terseleksi. Meskipun
variabel ekonomi di sini belum mewakili seluruh variabel lingkungan, tetapi
paling tidak pengaruh perilaku lebih besar dari variabel-variabel lain.

Faktor genetik atau keturunan merupakan faktor yang sulit untuk diintervensi
karena bersifat bawaan dari orang tua. Penyakit atau kelainan-kelainan tertentu
seperti diabetes mellitus, buta warna, albino, atau yang lainnya, bisa diturunkan
dari orang tua ke anak-anaknya atau dari generasi ke generasi. Pencegahannya
cukup sulit karena menyangkut masalah gen atau DNA. Pencegahan yang paling
efektif adalah dengan menghindari gen pembawa sifatnya.
Faktor pelayanan kesehatan lebih berkait dengan kinerja pemerintahan yang
sedang berkuasa. Kesungguhan dan keseriusan pemerintah dalam mengelola
pelayanan kesehatan menjadi penentu suksesnya faktor ini. kader desa,
puskesmas, dan posyandu menjadi ujung tombak dalam peningkatan status
kesehatan masyarakat.
Faktor lingkungan menempati urutan ke-3 dalam indikator kunci status kesehatan
masyarakat. Ketinggian, kelembaban, curah hujan, kondisi satwa maupun
tumbuhan memainkan peranan di sini. Tetapi bagaimanapun juga, kondisi
lingkungan dapat dimodifikasi dan dapat diperkirakan dampak atau ekses
buruknya sehingga dapat di carikan solusi ataupun kondisi yang paling optimal
bagi kesehatan manusia.
Dari ke empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang, perilaku
mengambil bagian yang paling besar. Perilaku mengambil bagian terbesar dari
faktor penentu status kesehatan seseorang karena sesungguhnya pola hidup yang

sehat dan baik akan membentuk tubuh yang kuat, sehat, serta terhindar dari
penyakit. Hal-hal seperti tidak merokok, menjauhi alkohol, olah raga teratur, pola
makan yang baik, istirahat yang cukup akan dapat meningkatkan imunitas atau
daya tahan seseorang, sehingga meskipun lingkungan masih kurang baik,
pelayanan kesehatan berkualitas rendah, dan tubuh memilikin gen atau pembawa
sifat yang kurang menguntungkan dapat diminimalisir efek buruknya dengan pola
hidup yang sehat dan baik.
Sebuah perilaku baru telah teramati, khususnya di daerah ibukota. Para pengusaha
atau orang-orang yang telah mapan dalam karirnya banyak menghabiskan waktu
dan biaya untuk melakukan perawatan diri, pemanjaan diri lebih tepatnya.
Perilaku tersebut adalah metroseksual. Orang-orang metroseksual biasanya adalah
orang yang memiliki karir yang cerah, kondisi finansial yang baik, dan sangat
perhatian terhadap penampilan diri. Mereka suka meluangkan waktu untuk
melakukan perawatan diri seperti pergi ke salon untuk menikur, pedikur,
creambath; spa;dan fitnes center. Mereka juga tidak ragu untuk menghabiskan
berjuta-juta rupiah untuk memperindah penampilan mereka, karena itulah
pakaian, sepatu, bahkan parfum yang mereka gunakan biasanya adalah produk
impor.

Seorang pria metroseksual rata-rata menghabiskan 1-2 jam di pagi hari untuk

kegiatan rutin dan rela berjam-jam di salon atau spa selama week end untuk
memanjakan diri (sebagai kompensasi dari kerja kerasnya selama Senin - Jum'at).
Salah seorang pria metroseksual yang tergolong pengusaha muda menjelaskan
rutinitas kegiatan pagi harinya itu seperti mandi, olahraga ringan, memilih baju
yang sesuai, memakai face moisturiser, bedak tipis, lip gloss, parfum, dan
mengoleskan gel rambut, memakan waktu 1,5 jam. Di tas kerjanya pun tidak
ketinggalan dengan bedak, lip gloss, penyegar mulut, sikat gigi, parfum serta
perlengkapan bisnisnya.
Itu baru dari segi waktu. Belum lagi dari biaya. Rata-rata seorang pria
metroseksual menghabiskan dana Rp. 2 - 5 juta perbulan untuk memenuhi
kebutuhannya. Mulai dari ke salon atau spa, membeli baju, parfum serta aksesoris
lainnya. Tapi seorang pria seperti ini juga terlihat segar dan bugar karena rutin
menjaga kondisi badannya dengan fitnes. Angka itu teramat wajar dan kecil bagi
seorang pria berpenghasilan Rp. 30 - 50 juta perbulan. Perut tidak boleh berlemak,
kerut-kerutan di wajah sebisa mungkin dihilangkan. Mereka menghalalkan
penggunaan bedah plastik untuk mencapai tujuan tersebut.
(http://lautan.blogspot.com/)
Para pria penganut paham metroseksual ini tidak lagi takut disebut banci dengan
menyapu bedak tipis-tipis atau sekedar mengoleskan cream tabir surya di
wajahnya. Para metroseksual ini bahkan berani melakukan eksperimen dengan

baju yang dipakainya. Kemeja warna pink yang diserasikan dengan dasi senada
bukan tabu untuk dipakai. Lebih ekstrim lagi, ada pria metroseksual yang
memakai stocking jaring-jaring dalam kesehariannya.
http://anginsavana.blogspot.com/
2. Tujuan
Menggambarkan perilaku metroseksual yang sedang berkembang di masyarakat.
Menjelaskan faktor-faktor penyebab atau pembentuk dari perilaku metroseksual.
menjelaskan dampak kesehatan dan ekonomi perilaku metroseksual.
3. Manfaat
Mendapatkan gambaran perilaku metroseksual yang sedang berkembang di
masyarakat.
Mengetahui faktor-faktor penyebab atau pembentuk dari perilaku metroseksual.

Mengetahui dampak yang mungkin ditimbulkan oleh perilaku metroseksual.
4. Ruang Lingkup
Melihat gambaran perilaku metroseksual yang sedang berkembang di masyarakat
saat ini (tahun 2003-2004) di daerah perkotaan atau urban khususnya terhadap
para eksekutif atau enterpreneur muda dan para selebritis untuk mengetahi sebab
dan dampak dari perilaku ini dari sisi kesehatan dan ekonomi.
5. Metode Penulisan

Metode penulisan kaya ilmiah ini adalah dengan melakukan studi penelitian
kepustakaan baik yang beraal dari buku-buku perpustakaan, majalah, koran,
artikel-artikel,maupun yang beraal dari internet.

BAB. II Tinjauan Pustaka
1. Perilaku
Menurut ahli perilaku, Skinner (1979), mengemukakan bahwa perilaku
merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus), dan tanggapan (respon).
Respon dibedakan menjadi 2, yaitu:
Respondent response atau reflexive response, adalah respon yang ditimbulkan
oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Perangsangan semacam ini disebut electing
stimuli karena respon-respon yang relatif tetap, misalnya makanan lezat
menimbulkan keluarnya air liur, sinar matahari membuat mata tertutup.
Perangsangan yang demikian ini biasanya mendahului respon yang ditimbulkan.
Operant response atau instrumental response, adalah respon yang timbul dan
berkembang diikuti oleh perangsangan tertentu. Perangsangan semacam ini
disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsangan tersebut
memperkuat respon yang telah dilakukan. Oleh karena itu perangsangan yang
demikian itu mengikuti atau memperkuat suatu perilaku tertentu yang telah
dilakukan. Apabila seorang anak rajin belajar atau setelah melakukan suatu

perbuatan memperoleh hadiah, maka ia akan menjadi lebih giat belajar atau akan
lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut, dengan kata lain responnya akan
lebih intensif atau lebih kuat lagi.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (1997), yang dimaksud dengan perilaku adalah
suatu respon organisme terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut, respon ini
dapat berbentuk 2 macam, yakni:
Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu terjadi di dalam diri individu dan tidak
dapat langsung dilihat oleh orang lain, seperti berpikir, tanggapan atau sikap batin,
dan pengetahuan. Perilakunya sendiri masih terselubung yang disebut covert
behavior.
Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.
Perilaku disini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata yang disebut over
behavior.
Menurut Green (1980) dalam buku Notoatmodjo (1993) menganalisis bahwa
perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan dimana kesehatan ini
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan
faktor diluar perilaku (non behavior causes). selanjutnya perilaku itu sendiri
terbentuk dari 3 faktor, yaitu:
Faktor predisposisi (predisposing factors), merupakan faktor antesenden terhadap
perilaku yang menjadi dasar motivasi bagi pelaku. yang masuk dalam faktor ini


adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai.
Faktor pemungkin (enabling factros), adalah faktor antesenden terhadap perilaku
yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. faktor ini terwujud
dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana
kesehatan, misalnya: puskesmas.
Faktor penguat (reinforcing factors), merupakan faktor penyerta yang datang
sesudah perilaku, memberikan ganjaran intensif atau hukuman atas perilaku dan
berperan bagai menetap atau lenyapnya perilaku itu. termasuk dalam faktor ini
adalah manfaat sosial, jasmani, ganjaran nyata ataupun tidak nyata yang diterima
oleh pihak lain (vicarious rewards).
(Soekidjo : 1993)
2. Model atau Teori Perilaku
Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model)
Model kepercayaan kesehatan (Rosenstock, 1974, 1977) sangat dekat dengan
bidang pendidikan kesehatan. Model ini menganggap bahwa perilaku kesehatan
merupakan fungsi dari pengetahuan maupun sikap. Secara khusus model ini
menegaskan bahwa persepsi seseorang tentang kerentanan dan kemujaraban
pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam perilaku-perilaku
kesehatannya.
Menurut model kepercayaan kesehatan (Becker, 1974, 1979) perilaku ditentukan
oleh apakah seseorang: (1) percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah
kesehatan tertentu; (2) menganggap bahwa masalah ini serius; (3) meyakini
efektivitas tujuan pengobatan dan pencegahan; (4) tidak mahal; (5) menerima
anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan.
Model Komunikasi atau Persuasi (Communication or Persuation Model)
Model komunikasi atau persuasi (Mc guire, 1964) menegaskan bahwa komunikasi
dapat dipergunakan untuk mengubah sikap dan perilaku kesehatan yang secara
langsung terkait dalam rantai kausal yang sama. Efektivitas upaya komunikasi
yang diberikan bergantung pada berbagai input (atau stimulus) serta output (atau
tanggapan terhadap stimulus). Menurut model komunikasi atau persuasi,
perubahan pengetahuan dan sikap merupakan prekondisi bagi perubahan perilaku
kesehatan atau perilaku-perilaku yang lain. Variabel-variabel input meliputi:
sumber pesan, pesan itu sendiri, saluran penyampai, dan karakteristik penerima ,
serta tujuan pesan-pesan tersebut. Variabel-variabel output merujuk pada
perubahan dalam faktor-faktor kognitif tertentu, seperti pengetahuan, sikap,
pembuatan keputusan, dan juga perilaku-perilaku yang dapat diobservasi.
Teori Aksi Beralasan (Theory of Reasoned Action)

Teori aksi beralasan (Fishbein dan Ajzen, 1975, 1980) menegaskan peran dari niat
seseorang dalam menentukan apakah sebuah perilaku akan terjadi. Teori ini secara
tidak langsung menyatakan bahwa perilaku pada umumnya mengikuti niat dan
tidak akan pernah terjadi tanpa niat. Niat-niat seseorang juga dipengaruhi oleh
sikap-sikap terhadap suatu perilaku , seperti apakah ia merasa perilaku itu penting.
Teori ini juga menegaskan sikap "normatif" yang mungkin dimiliki orang-orang;
mereka berpikir tentang apa yang akan dilakukan orang lain-(terutama, orangorang yang berpengaruh dalam kelompok) pada suatu situasi yang sama.
Model Transteoritik (Thranstheoretical Model)
Model trnasteoretik (atau "Model Bertahap", "Stages of Change"), sesuai
namanya , mencoba menerangkan serta mengukur perilaku kesehatan dengan
tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu. Proschaska dan kawan-kawan
(1979) mula-mula bermaksud menjelaskan proses apa yang terjadi bila peminum
alkohol berhenti minum alkohol, dan juga terhadap proses dalam berhenti
merokok. Penelitian ini mengidentifikasikan 4 tahap independen: prekontemplasi,
kontemplasi, aksi, dan pemeliharaan. "Prekontemplasi" mengacu pada tahap bila
seseorang belum memikirkan sebuah perilaku sama sekali , orang itu belum
bermaksud mengubah suatu perilaku. Dalam tahap "kontemplasi", seseorang
benar-benar memikirkan suatu perilaku, namun masih belum siap untuk
melakukannya. Tahap "aksi" mengacu kepada keadaan bila orang telah
melakukan perubahan perilaku, sedangkan "pemeliharaan" merupakan
pengentalan jangka panjang dari perubahan yang telah terjadi. Dalam tahap "aksi"
maupun "pemeliharaan", "kekambuhan" dapat terjadi, yaitu individu kembali pada
pola perilaku sebelum "aksi"
Model transteori sejalan dengan teori-teori rasional atau teori-teori pembuatan
keputusan dan teori ekonomi yang lain, terutama dalam mendasarkan diri pada
proses-proses kognitif untuk menjelaskan perubahan perilaku.
Precede or Proceed Model
Selama lebih dari satu dasawarsa terakhir, Lawrence Green dan rekan-rekannya
mengembangkan Precede or proceed model, yang sekarang ini terkenal untuk
merencanakan program-program pendidikan kesehatan (Green, Kreuter, Deeds,
dan Patridge, 1980; Green & Kreuter, 1991) meskipun model ini mendasarkan diri
pada model kepercayaan kesehatan dan sistem-sistem konseptual lain, namun
model precede merupakan model "sejati", yang lebi mengarah kepada upayaupaya pragmatik memgubah perilaku kesehatan dari pada sekedar upaya
pengembangan teori. Green dan rekan-rekannyamenganalisis kebutuhan kesehatan
komunitas dengan cara menetapkan 5 diagnosis yang berbeda, yaitu diagnosis
sosial, diagnosis epidemiologi, diagnosis perilaku, diagnmosis pendidikan, dan
diagnosis administrasi atau kebijakan.
Difusi Inovasi

Model difusi inovasi (Rogers & Shoemaker, 1971; Rogers, 1973) menegaskan
peran agen-agen perubahan dalam lingkungan sosial, oleh karena itu mengambil
fokus yang agak terpisah dari individu sasaran utama.
Teori Pemahaman Sosial (Social Learning Theory)
Teori pemahaman sisial menekankan pada hubungan segitiga antara orang
(menyangkut proses-proses kognitif), perilaku, dan lingkungan dalam suatu proses
deterministik resiprokal (atau kausalitas Resiprokal) (Bandura, 1977; Rotte, 1954)
kalau lingkungan menetukan atau menyebabkan terjadi perilaku kebanyakan,
maka seorang individu menggunaka proses kognitifnya untuk
menginterpretasikan lingkungannya maupun perilaku yang dijalankannya, serta
memberikan reaksi dengan cara mengubah lingkungan dan menerima hasil
perilaku yang lebih baik. oleh karena itu teori pemahaman sisial menjembatani
jurang pemisah antara model-model kognitif, atau model-model yang berorientasi
pada pembuatan keputusan rasional, dengan teori-teori lain diatas.
3. Metroseksual
Metroseksual. Etimologi: dari kata Yunani, metropolis artinya ibu kota plus
seksual. Definisi: sosok narsistik dengan penampilan dandy, yang jatuh cinta tidak
hanya terhadap diri sendiri, tetapi juga gaya hidup urban.
Evolusi tren gaya pria bisa disiratkan melalui film-film James Bond. Di era 1970an, Mr. Bond diperankan Sean Connery yang sangat macho, dengan rahang keras
dan kadang berewokan. Medio 1980-an agen rahasia Inggris ini tampil lebih
lembut dan necis, sebagaimana diwakili Roger Moore (dan Timothy Dalton).
Memasuki dekade 1990-an, sosok agen 007 diwakili Pierce Brosnan yang sangat
dendi. Busana dan aksesorinya menjadi semakin stylish dan branded, rambutnya
pun sangat kelimis. Dan, jika diperhatikan, Bond di era 1990-an dan 2000 lebih
kerap mematut diri di depan kaca dibanding pada era sebelumnya. Bisa dikatakan,
Brosnan adalah proto-metroseksual.
Kesamaan ini bukan sekadar kebetulan. Brosnan menjadi perwujudan sosok Bond
berbarengan dengan mulai munculnya tren metroseksual di daratan Eropa dan
Amerika. Istilah metroseksual sendiri diperkenalkan Mark Simpson, kolomnis
fashion Inggris, dalam bukunya, Male Impersonators: Men Performing
Masculinity, pada 1994 untuk menggambarkan kelompok anak muda berkocek
tebal yang hidup di kota besar (metropolis) atau di sekitarnya, sangat menyayangi
bahkan cenderung memuja diri sendiri (narcisstic), serta sangat tertarik pada
fashion dan perawatan tubuhnya. Kulit mereka mulus, lembut dan harum.
Wajahnya yang halus tampak dipoles bedak tipis, sementara kukunya dicat dan
bibirnya dioles lip balm -- bahkan kadang terlihat mengilap karena dipulas lip
gloss.
Meski sama-sama pesolek dan pemuja diri sendiri, metroseksual ini tak bisa
disamakan dengan dendi. Bahkan, Simpson menyebut dendi adalah gaya kaum

bangsawan abad ke-18. Pasalnya, meski sama-sama rapi, harum, dan gemar
berlama-lama di depan cermin, gaya busana para dendi cenderung konservatif dan
mengikuti pakem, sementara kaum metroseksual justru dicirikan dengan
keberaniannya mendobrak aturan dan bereksperimen dengan fashion.
Namun, jangan tergesa-gesa memberi label negatif kepada kaum metroseksual.
Mereka adalah pekerja cerdas yang penuh percaya diri serta sangat peduli pada
keluarganya dan teman-temannya. Umumnya mereka pasangan setia yang penuh
perhatian pada keluarganya. Mereka bukan figur ayah yang gagah, kulitnya
berminyak dan tubuhnya beraroma tembakau atau keringat, tahu segala hal, dan
penentu segala keputusan yang tak bisa dibantah. Jauh dari itu, kaum
metroseksual adalah suami yang tak ragu menggandeng dan mencium istrinya di
muka umum, ayah yang tubuhnya selalu segar dan wangi, gemar merangkul anakanaknya, sama-sama belanja di mal, menonton film atau berburu pernik-pernik
aksesori. Pendeknya, mereka adalah teman yang baik bagi istri dan anak-anaknya.
Ferry Salim dan Jeremy Thomas, misalnya, acap terlihat di mal dan bioskop
sambil menggandeng anak dan istrinya.
Tren metroseksual, sebagaimana tren-tren lainnya, mungkin akan berlalu. Namun,
jejak-jejak yang ditinggalkannya akan membekas dalam. Tren ini menyadarkan
kita, bahwa kehidupan mempunyai banyak sisi: selain berkarya, ada juga saat
bermanja; selain kantor dan kolega, ada pula rumah dan keluarga. Semuanya
membutuhkan keseimbangan. Kita percaya bahwa fenomena ini tidak sekadar
menghasilkan peluang pasar, tetapi juga generasi baru yang lebih akrab dengan
orang tuanya, dan penuh perhatian pada diri sendiri ataupun lingkungannya.
(http://www.swa.co.id/detail_topfeatures.asp?id=666)
4. Contoh Pria-Pria Metroseksual
Meski awalnya sempat dipandang dengan tatapan heran, nyatanya fenomena
metroseksual terus merebak. Mulanya tren ini hanya menjangkiti para model, artis
dan orang-orang media, belakangan ia terus meluas ke kalangan olahragawan,
pebisnis (khususnya eksekutif muda kota besar), pengacara, bahkan diplomat!
Majalah The Economist edisi 5 Juli 2003 mengungkapkan, di Amerika Serikat
jumlah kaum metroseksual mencapai 30%-35%. Mayoritas dari mereka adalah
pekerja profesional dan eksekutif muda.
Beckham bukan satu-satunya pria pesolek. Di deretan pesohor saja ada Brad Pitt,
George Clooney, Antonio Banderas, Ian Thorpe, Tom Cruz, dan masih banyak
lagi. Tren metroseksual juga bukan monopoli New York, London, Paris atau kotakota dunia lainnya. Di Indonesia pun gaya ini tengah digandrungi pria
metropolitan – terutama di Jakarta, Surabaya dan Bandung. Ketika beberapa
waktu lalu Majalah Femina menggelar ajang pemilihan pria terseksi di Indonesia,
nama-nama yang muncul: Ferry Salim, Ari Wibowo, Nicholas Saputra, Jeremy
Thomas dan Adjie Massaid. Semuanya bagian dari kalangan selebriti yang
memang harus selalu tampil berdandan, merawat diri, suka pesta, hedonis, dan

aktif mengikuti fashion. Bukan rahasia lagi, waktu dandan yang dibutuhkan
penyanyi berambut gimbal Marcell Siahaan sampai tiga kali lebih lama ketimbang
istrinya, Dewi "Dee" Lestari Mangunsong. Salah satu anggota trio Rida-Sita-Dewi
dan penulis sejumlah novel laris ini cuma butuh waktu 20 menit untuk merias
wajah dan urusan dandan lainnya.
Marcell tidak hanya rajin ke salon untuk mengeramas, meng-cream bath dan
mengelabang rambut gimbalnya, tapi juga untuk facial, manikur dan pedikur.
Busananya pun harus serba padu padan (matching) hingga ke pakaian dalam.
Begitu pula Ferry Salim, Ari "Ale" Sihasale, Jeremy Thomas, Nico Siahaan,
Anjasmara dan Roger Danuarta. Para eksekutif pun tak mau kalah dari para
pesohor tadi. Lihat saja gaya Alino Sugianto (Country Manager Ericsson),
Tommy Pratama (Promotor Original Production), Dino Patti Djalal (diplomat),
Johanes Dermawan (pengusaha sejumlah kafe), Ari Batubara (PT Wiraswasta
Gemilang Indonesia, penyalur/distributor Valube dan Pennzoil), Nico Gunze
(pemilik Nico Nico Intimo Lingerie, Kemang), dan banyak lagi yang lain.
"Sebagai entertainer, saya dituntut untuk tampil prima dan tidak ingin
mengecewakan fans saya," terang Ferry. Dia menegaskan, sebelum fenomena
metroseksual itu merebak, memperhatikan perawatan tubuh sudah dilakukan sejak
masa-masa di bangku SMA. Ferry sudah rajin melakukan creambath, spa, facial,
manicure, dan pedicure. "Semua perawatan itu rutin saya lakukan setiap bulan.
Facial, manicure, pedicure, dan potong rambut dilakukan istri sendiri. Sedangkan
sisanya, yaitu creambath dan spa, saya lakukan di salon langganan yang berada di
Jakarta," terang Ferry.
Untuk urusan perawatan tubuh, Ferry sedikit bisa menghemat. Maklum, sang istri,
Merry Prakasa, adalah lulusan kosmetologi dari sebuah perguruan tinggi di AS.
Khusus jadwal ke spa, Ferry selalu melakukannya sebulan dua kali di luar kota.
Selain bermanfaat menjaga kebugaran tubuh, spa diyakini mampu menjaga
keharmonisan rumah tangga. Pria kelahiran Palembang pada 8 Januari 1967 itu
juga menganggap olahraga sebagai poin penting untuk menjaga kecantikan tubuh
selain pergi ke salon. Karena itu, Ferry mempunyai jadwal rutin fitnes dan
berenang lima kali seminggu. Tubuh bugar. Jangan lupa pakaian. "Untuk saat
santai, saya suka memakai celana jins dipadukan kemeja. Namun, untuk setiap
acara resmi, saya selalu menggunakan jas," tutur pecinta jas Armani itu. Sebagai
finishing touch agar tampil percaya diri, ayah dari Brenda Nabila Salim dan
Brandon Nicholas Salim itu selalu tidak melupakan parfum. "Khusus parfum,
memang saya selalu memakai yang impor, menggunakan aroma rempah atau
dipadu dengan buah-buahan. Karena itu, setiap ke luar negeri saya selalu membeli
parfum minimal tiga jenis," terang pemilik tubuh ideal seberat 70 kg dan tinggi
180 cm itu.
Untuk perawatan tubuh itu, Ferry mengaku memakan dana yang cukup besar.
Tapi, itu bukan masalah karena yang terpenting adalah penampilan prima tiap
kesempatan. "Kalau memang butuh perawatan, berapa pun akan saya bayar,"
papar Ferry.

Ferdy Hasan lain lagi. Presenter kondang itu mengaku rutin merawat tubuh sejak
di bangku SMP. Ferdy juga berpendapat, pria juga boleh merawat tubuh. "Saya
rasa itu lumrah. Apalagi zaman sekarang tak ada lagi istilah tabu bagi pria yang
melakukan perawatan tubuh. Ini sudah seperti kebutuhan. Pria kan juga perlu
memperhatikan penampilan," ujar pria ganteng itu. Karena sudah biasa melakukan
perawatan sejak SMP, Ferdy merasa bahwa bersolek sudah menjadi pola
hidupnya hingga kini. Dia mengaku tak canggung dan malu setiap pergi ke salon.
"Masyarakat sekarang kan lebih terbuka. Sekarang sudah banyak pria yang pergi
ke salon untuk melakukan perawatan tubuh," kata Ferdy. Apalagi, imbuh dia,
sebagai public figure, Ferdy memang merasa perlu memperhatikan penampilan.
Karena itu, host acara Selamat Datang Pagi itu rajin sekali merawat diri. Sekali
dalam dua pekan, dia mencukur rambutnya. "Kalau creambath, biasanya sebulan
sekali. Kalau facial, ya seperlunya saja. Bisa satu atau dua bulan sekali.
Tergantung kondisi. Kalau ingin, ya saya lakukan," terangnya.
Untuk urusan perawatan wajah, Ferdy sering melakukan sendiri di rumah dengan
bantuan istrinya. "Biasanya saya pakai bahan alami saja, seperti alpukat (avokad)
dan bengkuang," kata pria yang ramah dan murah senyum itu. Selain rutin potong
rambut, creambath, dan facial, pria dua anak tersebut juga sering mengunjungi spa
untuk aroma terapi dan massage. "Tapi, itu nggak mesti. Saya ke sana kalau
memang benar-benar perlu saja," imbuhnya. Tetapi, aku Ferdy, dirinya tak melulu
pergi ke salon untuk mendapatkan perawatan tubuh. "Kadang saya memanggil ke
rumah dan kadang ke salon," kata pria yang punya salon langganan di bilangan
Kebon Jeruk itu.
Meskipun merawat tubuh itu menghabiskan banyak uang, pria berusia 30 tahun
itu ternyata tak punya bujet khusus. "Kalau lagi pengin dan perlu, ya tinggal
lakukan saja." Bahkan, Ferdy sering pergi ke salon bersama istrinya. "Safina (istri
Ferdy) tidak keberatan kalau saya merawat tubuh. Malah, dia sering ikut pas saya
mau pergi ke salon," jelas presenter kuis itu. Bau badan? Untuk menangkal tamu
yang acap datang tak diundang itu, demikian Ferdy, "Aku menggunakan
deodorant yang tidak beraroma, juga parfum." Dia menyebut dua merek parfum
favoritnya.
(http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Box&id=54121)
Aries Iskandar
Sosok Wangi di Dunia Bisnis
"Munculnya fenomena pria metroseksual bukan hal yang aneh," ujar Aries
Iskandar, Presdir PT Creativ Seven Inspirasi atau C7 ini. Maklum, pria 29 tahun
ini terbiasa melihat kaum pria yang sudah lebih peduli dengan penampilan ketika
ia berada di AS -- sekitar 10 tahun ia tinggal di sana untuk meraih gelar sarjana
dan master. Biasanya, kaum pria yang sangat detail dalam merawat tubuhnya
adalah para eksekutif yang bekerja di bidang keuangan, konsultan hukum, serta
profesional yang bekerja di industri hiburan. Karena tuntutan pekerjaanlah juga
yang mendorong mereka menampilkan dirinya yang terbaik, mulai dari ujung

kepala hingga kaki.
Memang bukan sekadar penampilan, tapi yang lebih penting, menurut Aries,
adalah aspek kesehatan dan kebugarannya. "Dan untuk itu, saya merasa tidak
sayang kalau harus mengeluarkan dana besar," kata insinyur dan master of science
dalam operation research yang menganggarkan Rp 1-2 juta untuk perawatan tubuh
dan Rp 2-3 juta per bulan untuk busana ini.
Bukan berarti harus mempunyai tubuh berotot seperti Rambo memang. Namun,
setidaknya, Aries tidak ingin terlihat berlemak, khususnya di seputar perut.
"Biarpun badan besar, tetapi penuh tonjolan lemak sana-sini dan otot terlihat
lembek, aduh, sama sekali tidak menarik," kata pria yang rajin melakukan
aerobik, tenis dan renang yang saat ini terdaftar sebagai anggota Celebrity Fitnes
di EX Building, bersebelahan dengan Plaza Indonesia, Jakarta.
Tubuh yang sehat dan bugar, dikatakannya, akan meningkatkan daya konsentrasi
diri pada pekerjaan. Dan, membantu menimbulkan citra diri yang positif.
Demikian pula, cara berpakaian dan penampilan diri secara keseluruhan, adalah
awal yang menentukan dalam pergaulan. "First impression dapat mendukung
kesuksesan kita," kata profesional yang berpenghasilan Rp 30–50 juta/bulan ini.
Akan tetapi, hal ini bukan berarti tidak menjadi diri sendiri. Tetap berdandan
sesuai dengan karakter diri dan kesukaan kita. Aries sendiri lebih comfortable
dengan gaya kasual dan sportif. Namun, untuk momen atau acara resmi, ia tidak
keberatan jika harus pakai jas lengkap dengan aksesorinya, serta sepatu resmi
yang senada dengan warna jasnya. "Untungnya, saya bekerja di bidang kreatif,
yang tidak mengharuskan busana formal," kata pemakai parfum Hugo Boss dan
Issey Miyake ini.
Sama seperti kebanyakan pria metroseksual, Aries menganut prinsip work hard,
play hard. Setelah bekerja keras, ia menikmati hasilnya dengan memanjakan diri.
Juga, merawat badan agar merasa rileks, segar, sehat, nyaman, menarik, wangi
dan rapi. "Saya ke spa rata-rata sebulan sekali. Saya merasa nyaman dan segar
kembali setelah tubuh dipijiti, mandi sauna, creambath, dan refleksi," ungkap
lajang yang merasa kerepotan mencari spa khusus pria di Jakarta.
Untuk bersantai sambil ketemu klien Aries suka ngopi di Starbucks yang
jaringannya tersebar luas, atau nongkrong di Blowfish yang berlokasi di seputar
Mega Kuningan Jakarta, minimal sekali seminggu. "Peluang bisnis bisa lahir dari
tempat-tempat seperti ini," ujar pengagum George Soros dan penggemar
Chaterine Zetta Jones ini.
Selain kemampuan otak, menurut Aries, dunia bisnis juga membutuhkan sosok
yang menarik, sehat dan bugar. Kuku-kuku harus terawat dan bersih. Kulit mulus.
Rambut terpotong rapi. Badan wangi. Gigi rapi dan putih, karena rajin menggosok
gigi serta memakai dental floss secara teratur. "Semua itu merupakan bagian dari
tuntutan dunia kerja," tutur pria berkacamata yang rajin berkunjung ke salon,
Peter Saerang atau Skin Tech, minimal sebulan sekali ini. Bujetnya, Rp 500 ribu-1

juta.
Aries mengaku tidak seheboh pria metroseksual sesungguhnya yang sangat detail
layaknya perempuan dalam merawat tubuhnya, mulai dari kepala hingga kaki,
bahkan memakai krim malam sebelum tidur, misalnya. Namun, ia mengaku ratarata 1-2 jam meghabiskan waktu untuk ritual paginya, mulai dari mandi hingga
memadupadankan busana, sebelum berangkat ke kantor. Ia juga tidak menyangkal
kalau isi tasnya, selain perlengkapan kerja, juga sisir, parfum dan lip gloss.
Di akhir pekan, ritual memanjakan dirinya lebih seru, berendam di bak mandi bisa
30 menit lebih. Pakai aromaterapi dan sabun cair yang dilarutkan di air. Sambil
berendam, ia biasanya baca-baca sambil diiringi musik. "Kadang-kadang sampai
ngantuk dan jatuh tertidur," ujar penikmat jaz serta jenis musik yang diusung U2,
Sarah Mc Lehan dan Dewa ini.
Khusus membaca, ia meluangkan waktunya minimal 6 jam dalam seminggu untuk
buku-buku yang kebanyakan tentang bisnis. Selain majalah bisnis seperti Business
Week versi bahasa Inggris, Warta Ekonomi dan SWA, ia juga melahap Men`s
Health yang banyak membahas tentang kesehatan dan kebugaran tubuh.
Kemudian, Cosmopolitan dan Dewi untuk menambah wawasan tentang fashion
dan gaya hidup.
Mulyadi
Rapat di Ruang Pijat
"Melakukan perawatan tubuh dan menjaga penampilan tak lain adalah tuntutan
pekerjaan," ujar Mulyadi. Pengacara muda, berusia 34 tahun, lulusan Fakultas
Hukum Universitas Indonesia Jakarta 11 tahun silam ini tidak menyangkal kalau
berdandan dan tampil rapi bisa memberikan kepuasan pribadi, di samping
membahagiakan pasangan.
Sebagai pengacara dan pemilik law firm yang ia dirikan bersama rekannya dengan
bendera Maqdir & Mulyadi, berkantor di Menara BNI, Jakarta, Mulyadi merasa
bahwa kerja kerasnya perlu dihargai dengan memanjakan diri. Secara berkala ia
mengunjungi spa di Hotel Shangri-La dan di salah satu tempat di bilangan Jl.
Gunung Sahari, Jakarta. Yang menarik, meeting dengan klien pun bisa dilakukan
sambil berendam di whirpool. Membicarakan kasus pun bisa sambil massage.
"Sebulan bisa dua kali, sekali datang bisa 4-5 orang," ungkapnya.
Tidak harus di ruang rapat memang, membicarakan bisnis pun kerap dilakukan di
music lounge atau kafe. Tempat favorit Mulyadi adalah di lobby lounge Hotel
Shangri-La, Hotel JW Mariot, atau Hotel Mulia. Kadang-kadang juga di coffee
shop yang berlokasi di plaza seperti Starbucks atau Coffe Bean. Untuk urusan
yang lebih fun bersama teman dan keluarga, Mulyadi memilih Pasir Putih atau
News Café, yang berlokasi di bilangan Kemang, Jakarta.
Di sela-sela kegiatannya yang padat, peraih master hukum dari Universitas New

South Wales, Australia, 1996 ini selalu menyediakan waktu untuk urusan
perawatan tubuh. Ia rajin ke salon, tidak hanya untuk potong rambut, tapi juga
creambath, facial, manikur dan pedikur. Sekali datang ia bisa menghabiskan dana
tak kurang Rp 500 ribu.
Di rumah ia bisa lebih setengah jam melakukan perawatan tubuh. Rambut adalah
prioritas utama, berikutnya adalah mulut dan gigi, kulit wajah, kulit tubuh, dan
seterusnya hingga kuku. Ia menyebut beberapa merek untuk urusan ini, Marks &
Spencer (deodoran), Calvin Klein (after shave lotion), Biore (scrub wajah), dan
L’Oreal (hair spray). Semua itu yang menyediakan istrinya, sedangkan produk
fashion ia belanja sendiri.
Untuk jas ia pilih Hugo Boss dan Ermenegildo Zegna, tapi koleksinya terbanyak
Giorgio Armani. Koleksi dasinya sekitar 25, terbanyak merek Versace tapi
favoritnya Alfred Dunhill. Untuk belanja sepatu, ia kerap ke Linea yang menjual
merek-merek sepatu asal Italia. Untuk pengharum tubuh, ia suka Christian Dior,
Calvin Klein dan Giorgio Armani. Namun, ia mengaku bukan kolektor parfum
walau dalam tas dan mobil Mercynya selalu terdapat parfum. "Referensi saya
adalah istri dan teman-teman," ujar Mulyadi yang tidak malu mengakui bahwa
ilmu bersoleknya ini tertular rekan pengacara seniornya, Adnan Buyung Nasution
dan O.C. Kaligis.
Untuk mendapatkan tubuh yang bugar, Mulyadi rajin mengunjungi fitnes club di
Hotel Shangri-La, di mana ia menjadi anggotanya, dua kali seminggu. Pemilik
tubuh tinggi langsing ini juga penggemar joging, golf dan boling. Sekali waktu ia
juga suka berarung jeram di Sungai Citarik, Jawa Barat. Tak kurang Rp 2,5
juta/bulan untuk urusan olah raga dan kebugaran ini.
Bagi penyuka novel karya John Grisham, yang banyak mengulas soal hukum ini,
berdandan saat ini bukan lagi menjadi monopoli kaum wanita. Di saku celana atau
jas ayah seorang putri ini, selalu terselip sisir, penyegar mulut, sapu tangan dan
permen mint. Ada juga PDA dan ponsel Sony Ericsson yang bisa tiga kali setahun
ia ganti. Di dalam tas Feragamo Salvatore, selain dokumen, ada juga handuk
kecil, kaus T dan dasi cadangan.
Mulyadi termasuk laki-laki yang suka berlama-lama berendam di bathup, bisa
sampai 45 menit. Namun, itu tidak dilakukannya setiap hari. "Paling tidak dua kali
seminggu," ujarnya. Agar tubuhnya bisa benar-benar istirahat di waktu malam dan
kembali segar keesokan harinya, di kamar tidur ia juga pakai aromaterapi.
Mulyadi menganggap gambaran dirinya sebagai orang yang romantis, realistis,
easy going, open minded dan loyal. Sebagai pengacara, tampil chic adalah
tuntutan, apalagi praktik hukumnya di bidang hukum korporasi, litigasi, arbitrasi,
bankruptcy, dan merger-akuisisi, yang hampir semuanya menyangkut persoalan
perdata.
Tantowi Yahya
Who Wants To Be A Metroseksual

Tantowi Yahya mengaku sudah lama tampil chic dan wangi. Menurutnya, tampil
fashionable, segar dan wangi bukan hanya dominasi wanita. "Laki-laki juga
harus," tuturnya. Terlebih dengan status dirinya saat ini sebagai selebriti yang
tidak ingin kucel, bau dan berantakan.
Tiap hari ia bisa sampai menghabiskan waktu setengah jam di kamar mandi.
Walau begitu, bangun pagi sekitar waktu subuh ia tidak terus langsung mandi.
Kebersihan dari ujung rambut sampai kaki ia perhatikan betul. Untuk mandi ia
memakai Dove, sedangkan untuk rambut memakai sampo perawatan khusus,
Intergreen. "Kebugaran tubuh adalah prioritas," tutur presenter Who Wants To Be
A Millioner ini. Urutan prioritas lain bagian tubuh yang dianggap penting adalah
kebersihan mulut dan gigi, rambut, kulit wajah, tubuh, kuku dan organ pribadi.
Untuk deodoran dan aftershave, ia menggunakan Tommy Hilfiger, juga Bvlgari.
Scrub wajah dan tubuh, memakai keluaran Australia, Simple, sementara untuk
urusan cat rambut, L`Oreal. Sunblock dan face moisturizer-nya merek ROC,
keluaran Swiss. Tiap bulan bisa Rp 1-2 juta untuk konsumsi produk perawatan.
"Istri saya biasanya yang mengurus segala kebutuhan itu," ujar kelahiran
Palembang 29 Oktober 44 tahun silam ini yang pertama kali dikenal sebagai
presenter acara kuis di TVRI, Gita Remaja. Namun, ia kerap juga punya waktu
untuk belanja sendiri, biasanya 1-2 kali tiap bulan.
Mantan Manajer Promosi BASF yang kini Direktur Pengelola di perusahaan
miliknya sendiri, PT Ciptadaya Prestasi yang membidangi rekaman, rumah
produksi, manajemen artis, promosi, dan event organizer ini, juga mengaku kerap
bertandang ke spa. Di akhir pekan, bersama istrinya, Dewi, ia suka datang ke
Paras di bilangan Pondok Indah. Ia bisa menikmati tubuhnya dipijat, karena untuk
relaksasi dan menghilangkan stres. Mandi sauna juga ia lakukan di sana.
Pengeluaran sekali ke spa bisa sampai Rp 1 juta.
Beberapa salon beken di Jakarta, Lu vaze, Green Door dan Peter Saerang, kerap ia
kunjungi hampir tiap akhir pekan. Bukan cuma untuk gunting rambut, tapi juga
mengecat rambut, facial treatment serta manikur-pedikur. Ongkos yang ia
habiskan hampir sama untuk ongkos ke spa. Untuk kebugaran tubuh, Tantowi
menjadi anggota di Executive Club, Hotel Hilton Jakarta, dan rutin ke sana untuk
fitnes seminggu sekali. Dengan frekuensi yang sama ia juga suka joging. Pembaca
majalah A+, Matra, Soccer dan Tabloid Bola ini bisa menghabiskan dana hingga
Rp 1,5 juta untuk urusan kebugaran tiap bulan.
Sebagai pria metroseksual, Tantowi juga selalu punya waktu bertandang ke kafe
atau coffe shop. "Paling sering di Hotel Mulia, paling tidak seminggu sekali,"
tuturnya. Hotel tersebut jadi tempat kesenangannya untuk bertemu klien dan
membicarakan bisnis. Untuk refreshing, Tantowi memilih Bugs Café di Pondok
Indah.
Saat di panggung atau sedang mengisi acara kuis, terkadang juga untuk keperluan
bisnis, Tantowi memilih kemeja Cerutti atau Hugo Boss untuk menunjang

penampilannya. Jas Giorgio Armani, dasi Bvlgari atau Boss, dan pantolan lebih
sering ia jahitkan sendiri dengan harga sekitar Rp 35 juta.
Harsya Subandrio
Bekal Perlengkapan Mandi
Malam, 7 Maret lalu, ketika acara penganugerahan 1rst Women of The Year
ANTV, tampak Miranda Goeltom berpasangan dengan Harsya Subandrio,
membacakan nominasi dan pemenang untuk kategori pendidikan. Penampilan
mereka begitu anggun, mewah dan glamor.
Terlebih Harsya yang masih muda, ganteng, dan berbadan tegap dengan tinggi
dan berat 89 kg - 180 cm. Duda beranak satu ini memang tidak asing bagi pemirsa
televisi, karena ia pembawa acara misteri Percaya Nggak Percaya, yang disiarkan
ANTV. Suaranya juga akrab didengar setiap Jumat dan Sabtu di Radio One
Jakarta, karena ia memang penyiar di sini.
Bagi kelahiran 25 Januari 1974 ini, penampilan sangat penting. Apalagi di
Indonesia yang, menurutnya, rata-rata orang pertama kali melihat penampilan.
Apalagi, karena lingkungannya adalah dunia entertainment, penampilan yang baik
dari atas sampai bawah menjadi semacam keharusan. "Agar orang bisa menerima
kita," katanya.
Harsya merasa harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaannya.
Ilmu ini ia dapatkan dari ayahnya, yang selalu menyiapkan dasi dan kemeja di
mobilnya, sehingga ketika ayahnya bertemu klien, ia bisa cepat menyesuaikan
diri. "Ayah saya, meski ke mal saja, polo shirt-nya selalu dimasukkan," katanya.
Meski penampilan baik, yang diajarkan ayahnya adalah kepala harus "berisi" agar
klop dengan penampilannya. Ia mengakui juga banyak mengamati penampilan
yang rapi dari rekannya sesama pembaca acara, Daddo Parus.
Perawatan, bagi Harsya, juga sangat penting. Bahkan, ia mengaku jika
menyangkut masalah perawatan tubuh, ia bisa malu sendiri. Ia memiliki
perawatan mandi yang banyak sekali, yang selalu dimasukkannya dalam tas.
Kesehariannya, ia selalu membawa tas punggung yang berisi perlengkapan untuk
perawatan, penampilan serta hobi. Isinya, selain sabun cair yang beroma laki-laki,
ada pasta gigi, shaver, dan pelembab dari produk L’Oreal yang harus dibawa ke
mana-mana karena kulit mukanya tergolong kering. Bahkan, khusus untuk
pelembab Harsya mempunyai beberapa jenis. "Memang orang bilang kayak
perempuan, atau terlalu berlebihan. Tapi, menurut saya normal saja," katanya
sambil tertawa.
Di tas tersebut juga harus ada sikat badan untuk mandi yang berbentuk sarung
tangan dan mudah dipakai seperti yang ia pakai sehari-hari. Ia mengaku
keringatnya banyak, apalagi aktivitasnya penuh, maka ia harus meluangkan waktu
untuk mandi di bawah shower dan menyikat badannya. Sementara untuk
mendapatkan cukuran yang bersih, ia menggunakan pelemas dari Gillete yang

berbentuk gel. Itu belum termasuk seperangkat alat gunting kuku satu set untuk
manikur-pedikur. Ada juga handuk dan baju ganti. "Kalau di dalam tas tidak ada
salah satunya, saya akan panik," katanya.
Ia juga mempunyai tiga pasang pakaian tidur dari Jockey yang selalu ia pakai,
meski ia ke luar kota. Untuk celana dalam ia memilih yang jenis boxer merek
Next, Jockey, Homme atau Calvin Klein. "Sebenarnya saya tidak melihat
mereknya, tapi produknya memang long lasting," kata pemakai sepatu Next untuk
yang resmi dan Adidas atau Nike untuk yang sportif.
Masalah baju, menurutnya, secara tidak sengaja ia menyukai produk-produk
seperti Guess dan Next. Untuk celana ia suka memilih G2000, meski sering
menjahitkan sendiri. Untuk jas atau jaket, ia memilih Cerruti, Next atau Hugo
Boss. Jam ia memilih yang besar dengan merek DKNY, Guess, Next, Nike dan
Casio. Kacamata sunglasses-nya adalah merek Oakcley. Parfum yang digunakan,
dari dulu ia konsisten memakai Fahrenheit.
Olah raga yang digelutinya sejak dulu sofbol, tapi karena kesibukannya, ia sering
bolos latihan. "Tapi, pada prinsipnya saya senang semua olah raga," kata pria
berkulit gelap yang rutin push up dan sit up setiap bangun dan menjelang tidur
ini.
Harsya termasuk yang memperhatikan jenis makanan. Karena setelah check up,
ternyata kadar kolesterolnya tergolong tinggi sehingga harus menghindari daging,
nasi dan kentang goreng. "Sekarang kalau makan di luar, saya harus mencari
sayur. Sebisa mungkin ada ikannya," katanya.
Ia mengaku saat ini tidak sempat ke spa karena dibutuhkan waktu yang lebih
panjang, sementara diakuinya mobilitasnya sangat tinggi. Harsya juga tidak suka
ke salon, ia lebih memilih ke barber shop langganannya yang cocok dengan
seleranya, yaitu Pax di Grand Wijaya dan Citicuts di Sarinah Building. Sebulan, ia
bisa potong rambut model cepak 2-3 kali.
Menyangkut kegiatan bersama teman-teman, ia mengaku era clubbing sudah
berakhir. Sebagai gantinya, ia senang nonton dan suka nongkrong di coffee shop.
Harsya bersyukur dengan pekerjaannya ini, karena ia bisa menentukan kapan
waktu sibuk dan santai. Setiap pagi ia menghidupkan televisi Star World untuk
menonton tayangan Oprah Winfrey selama satu jam dan kemudian berolah raga.
Jika tidak ada jadwal syuting atau kegiatan lain, ia bahkan bisa melakukan
hobinya yang lain, menonton film-film kegemarannya di rumah atau belanja
DVD. "Saya sangat menikmati hidup," kata pengendara BMW seri 318 ini.
Nico Genze
Citra di Balik Celana Dalam
Wajahnya kerap tampil di halaman mode majalah, padahal Nico Genze bukan
model. Akan tetapi, ia memang tidak jauh-jauh dari dunia fashion. Pria berdarah

Jerman ini memang perancang lingerie dan pakaian dalam untuk pria, tapi bukan
produk massal. Memulai bisnisnya di Indonesia sejak 2001, Niconico Intimo,
nama butiknya, kini memiliki 7 gerai di Jakarta dan dua gerai di Bali, serta 10
konter di department store di beberapa kota besar.
Kegiatan Nico banyak tersita untuk mendesain produk dan mengurus tokonya.
Produksinya dilakukan di Modena, Italia. Ia juga harus aktif membuat strategi
pemasaran dan bekerja sama dengan para desainer lain serta beberapa majalah
untuk urusan promosi.
Dalam kesehariannya, ia bangun pukul 7 pagi. Kemudian push up atau sit up
sekitar 10 menit, mengecek jadwal kegiatan hari itu, kemudian makan pagi. Menu
sarapannya, yoghurt, telur mata sapi dan pancake, kadang-kadang makanan lain
ala Eropa. Ia mengaku tidak melakukan diet, malah ada usaha menambah berat
badan -- saat ini berat dan tingginya 75 kg – 182 cm. Ia mengaku beruntung hidup
di Indonesia karena makanannya adalah makanan yang sehat, baik sayuran
maupun buahnya. "Saya mencoba makan makanan yang sehat. Saya menghindari
makanan yang terlalu banyak minyaknya," katanya dalam bahasa Indonesia yang
fasih.
Berangkat ke kantor pukul 08.30, Nico selalu bersemangat memulai aktivitas
sehari-harinya, baik mendesain, memimpin rapat ataupun ketemu klien. Habis
makan siang, kadang-kadang ia meluangkan waktu sekitar satu jam untuk ke
Martha Tilaar untuk creambath atau facial treatment. "Kalau di Bali saya bisa
melakukannya minimal seminggu sekali, karena waktunya longgar dan tidak
banyak rapat," ujar pria yang hobi berenang dan berselancar ini.
Rutin berolah raga tapi ia mengaku tidak suka ke gim atau fitnes centre, karena
menurutnya terlalu monoton. Makanya, ia memilih olah raga yang dinamis,
seperti tenis, soccer atau squash, yang bisa dilakukannya di akhir pekan.
Baginya, kesehatan adalah penting. Penampilan juga tidak kalah penting.
"Niconico bukan hanya produk, tapi juga image. Maka yang akan dilihat bukan
hanya apa produknya, dalam hal ini underwear, tapi siapa desainernya," katanya.
Maka, ia harus rutin mencuci muka, dan merek sabun kesukaannya, Clinique.
Untuk after shave, ia menggunakan produk merek Bvlgari. Parfum, tepatnya eau
de toillete favoritnya adalah Lanvin, Joop, Versace dan Aramis.
Ia mengaku juga sangat perhatian terhadap perawatan gigi, yakni selain rajin
menyikat gigi, menggunakan mouth wash dan shower gigi, juga secara berkala
mengunjungi dokter gigi. "Perawatan memang harus dimulai selagi muda," ujar
kelahiran 7 November 1974 ini memberi alasan.
Untuk baju, ia cenderung memilih yang konservatif kasual yang disesuaikan
dengan karakternya. "Saya bukan termasuk orang yang mengikuti tren fashion,"
katanya. Ia yakin dengan personal style. Kendati demikian, ia mengoleksi
beberapa branded fashion dengan item-item yang rada konservatif dan "aman",
dari Marc Jacobs, Helmut Lank dan Gucci. Untuk celana ia suka merek Prada,

sementara jasnya merek Ermenegildo Zegna dan Hugo Boss. Kacamata
sunglasses Gucci dan Armani. Ia mengaku mengoleksi dasi, kini jumlahnya 100an. Menurutnya, semua merek ada di situ. Sepatu yang dipakainya merek Gucci
dan Prada. "Yang paling penting dalam penampilan adalah sepatu. Sebab, pertama
kali, people judge you by your shoes," katanya.
Sebenarnya, Nico juga mempunyai koleksi fashion yang tidak bermerek. Dan itu
tidak menjadi persoalan kalau pantas dikenakan, dan matching dengan
penampilan secara keseluruhan. Yang menyenangkan adalah saat memburu
barang-barang itu. Sering ia mendapatkannya di luar kota, karena di Jakarta ia
tidak sempat. Bisa di Bali, atau bahkan luar negeri seperti Singapura, Jerman dan
Kanada. "Hanya produk perawatan yang dibeli di dalam kota," ujarnya.
Untuk urusan bersenang-senang, ia tidak lagi clubbing yang menurutnya bukan
masanya lagi bagi orang seusianya. "Paling ke Cinnabar atau Burgundy," katanya
menyebut kafe dan wine bar di bilangan Segi Tiga Emas, Jakarta.
(http://www.swa.co.id/detail_topfeatures.asp?id=669)

BAB. III Pembahasan
Metroseksual memang merupakan suatu perilaku yang unik di daerah perkotaan.
Sesungguhnya diperlukan penelitian yang terarah untuk dapat melakukan analisa
fenomena tersebut. Faktor-faktor pembentuk perilaku ini perlu dikaji lebih jauh
dan dampak terhadap kesehatannya pun per