RPP dan SMP dan Model

SILABUS MATA PELAJARAN: BAHASA DAERAH
KURIKULUM 2013
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Kelas

: VII

Semester

: Ganjil

Kompetensi Inti
1.
2.
3.
4.

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar
1
1.1 Menghargai dan
mensyukuri
keberadaan
bahasa daerah
sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha
Esa untuk
meningkatan
pengetahuan dan

Indikator
1.1.1 Berdoa
sebelum
memulai dan

sesudah
kegiatan
belajar bahasa
daerah.
1.1.2 Menggunakan

Materi Pokok

Pembelajaran

Penilaian

Terintegrasi pada KD 3 dan KD 4

Alokasi
waktu
4 JP

Observasi
 Menilai sikap

spiritual dan
sikap sosial
peserta didik
selama proses
pembelajaran
dengan

Sumber
Belajar

keterampilan
bahasa daerah
berbahasa daerah,
dalam
serta untuk
berkomunikas
melestarikan dan
i dengan tata
mengembangkan
krama.

budaya daerah
untuk
didayagunakan
sebagai upaya
pembinaan dan
pengembangan
kebudayaan
Nasional
1.3 Menghargai dan
1.3.1 Menggunakan
mensyukuri
bahasa daerah
keberadaan
sebagai sarana
bahasa daerah
menyajikan
sebagai anugerah
informasi
Tuhan yang Maha
lisan dan tulis

Esa sebagai sarana
sesuai dengan
menyajikan
tata krama.
informasi lisan
dan tulis
2.2 Memiliki perilaku 2.2.1 Bertanggung
percaya diri dan
jawab dalam
tanggungjawab
membuat
atas karya budaya
tanggapan
masyarakat daerah
pribadi
yang pebuh
terhadap
makna
struktur teks
wayang/

topѐng

memfokuskan
pada
kebiasaan
berdoa,
menggunakan
bahasa daerah
dalam
memahami
informasi tulis
maupun lisan
sesuai dengan
tata krama.
Terintegrasi pada KD 3 dan KD 4

Terintegrasi pada KD 3 dan KD 4

Penilaian diri :.
 Peserta didik

menilai sikap
diri sendiri
dalam
menggunakan
bahasa daerah
dengan tata
krama
sebagai
sarana
menyajikan
informasi
tentang
struktur teks
wayang/
topѐng
ḍhâlâng.
 Peserta didik

ḍhâlâng.
2.2.2 Santun dalam

menyajikan
tanggapan
pribadi
terhadap
struktur teks
wayang/
topѐng
ḍhâlâng.

3.3

Memahami
struktur
teks,
unsur
kebahasaan, dan
pesan moral dari
teks lisan dan
tulis yang berupa
fiksi

(wayang/
cerkak/folklor/
topѐng ḍhâlâng).

3.3.1 Menjelaskan
struktur teks
wayang/
topѐng
ḍhâlâng.
3.3.2 Menentukan
unsur
kebahasaan
teks wayang/
topѐng
ḍhâlâng.
3.3.3


Teks
wayang/

topѐng
ḍhâlâng.

Struktur
teks wayang/
topѐng
ḍhâlâng.

Unsur
kebahasaan
teks wayang/
topѐng

Mengamati:

Peserta didik
membaca teks wayang/
topѐng ḍhâlâng.



Peserta didik
mendengarkan teks
wayang/ topѐng ḍhâlâng
yang disajikan.

Menanya:

menilai diri
sendiri
kelancaran
dalam
menyampaika
n pesan moral
teks wayang/
topѐng
ḍhâlângdikait
kan dengan
Tes Tulis :
 Menilai
pemahaman
peserta didik
tentang
struktur teks
wayang/
topѐng
ḍhâlâng.
 Menilai
pemahaman
unsur

Menyimpulka
n pesan moral
teks wayang/
topѐng
ḍhâlâng

4.3

Mengapresiasi 4.3.1 Menanggapi
teks
fiksi
isi teks
(wayang/cerkak/
wayang/
folklor/topèng
topѐng
ḍhâlâng)
sesuai
ḍhâlâng
konteks
secara
secara tulis.
lisan dan tulis.
4.3.2 Membaca
hasil
tanggapan
teks wayang/
topѐng
ḍhâlâng
4.3.3
Merelevansik
an pesan
moral teks
wayang/
topѐng
ḍhâlâng
dengan
kehidupan

ḍhâlâng.

Pesan
moral dalam
teks wayang/
topѐng
ḍhâlâng.



Peserta didik bertanya
jawab tentang struktur teks
wayang/ topѐng ḍhâlâng.



Peserta didik bertanya
jawab tentang pesan moral
di dalam teks wayang/
topѐng ḍhâlâng.


Teknik
menanggapi
isi teks
wayang/
topѐng
ḍhâlâng.

Relevan
si pesan moral
wayang/
topѐng
ḍhâlâng
dengan
kehidupan
sehari-hari

Peserta didik bertanya
jawab tentang unsur
kebahasaan teks wayang/
topѐng ḍhâlâng.
Mengumpulkan informasi:
Peserta didik mencari teks
wayang/ topѐng ḍhâlâng
dari berbagai sumber.

kebahasaan
dalam teks
wayang/
topѐng
ḍhâlâng.
Penugasan :
 PR mencari
contoh teks
wayang/
topѐng
ḍhâlâng
 Menulis
tanggapan
teks wayang/
topѐng
ḍhâlâng

Peserta didik berdiskusi
tentang isi teks wayang/
topѐng ḍhâlâng.

Tes lisan:
 Menilai
pemahaman
peserta didik
tentang pesan
moral
wayang/
topѐng
ḍhâlâng

Peserta didik berdiskusi
tentang pesan moral
dalam teks wayang/

Tes Praktik :
Membaca
hasil

Peserta didik berdiskusi
tentang unsur kebahasaan
teks wayang/ topѐng
ḍhâlâng.

topѐng ḍhâlâng.
Peserta didik berdiskusi
tentang relevansi pesan
moral dalam teks wayang/
topѐng ḍhâlâng.
Mengasosiasi:
Peserta didik menentukan
struktur teks wayang/
topѐng ḍhâlâng.
Peserta didik menentukan
unsur kebahasaan teks
wayang/ topѐng ḍhâlâng.
Peserta didik untuk
merelevansikan pesan
moral teks wayang/ topѐng
ḍhâlâng dengan
kehidupan.
Mengomunikasikan:
 Peserta didik menyajikan
hasil diskusi tentang teks
wayang/ topѐng
ḍhâlâng.terkait struktur,
unsur kebahasaan, pesan
moral dan relevansinya
dengan kehidupan,
 Peserta didik menyajikan
hasil apresiasi dalam

tanggapan
terhadap teks
wayang/
topѐng
ḍhâlâng
Portofolio :
Kumpulan
hasil kerja
peserta didik
menulis
tanggapan
teks wayang/
topѐng
ḍhâlâng

bentuk karya tulis
sederhana

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP 1)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

SMP
Bahasa Jawa
VII/Semester Dua
Teks Narasi
4 pertemuan ( 8 X 40 menit)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

1

1.1 Menghargai dan mensyukuri
keberadaan bahasa daerah
sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa untuk meningkatan
pengetahuan dan keterampilan
berbahasa daerah, serta untuk
melestarikan dan
mengembangkan budaya daerah
untuk didayagunakan sebagai
upaya pembinaan dan
pengembangan kebudayaan
Nasional
1.3 Menghargai dan mensyukuri
keberadaan bahasa daerah
sebagai anugerah Tuhan yang
Maha Esa sebagai sarana
menyajikan informasi lisan dan
tulis

1.1.1

2.2 Memiliki perilaku percaya diri
dan tanggungjawab atas karya
budaya masyarakat daerah yang
pebuh makna

2.2.1

2

3

1.1.2

Berdoa sebelum memulai dan
sesudah kegiatan belajar
bahasa daerah.
Menggunakan bahasa daerah
dalam berkomunikasi dengan
tata krama.

1.3.1 Menggunakan bahasa daerah
sebagai sarana menyajikan
informasi lisan dan tulis
sesuai dengan tata krama.

2.2.2

Bertanggung jawab dalam
membuat tanggapan pribadi
terhadap struktur teks
wayang/ topѐng ḍhâlâng.
Santun dalam menyajikan

3.3

Memahami struktur teks,
unsur kebahasaan, dan pesan
moral dari teks lisan dan tulis
yang berupa fiksi
(wayang/
cerkak/folklor/
topѐng
ḍhâlâng).

4.3

Mengapresiasi
teks fiksi
(wayang/cerkak/ folklor/topèng
ḍhâlâng) sesuai konteks secara
lisan dan tulis.

tanggapan pribadi terhadap
struktur teks wayang/ topѐng
ḍhâlâng.
3.3.1 Menjelaskan struktur teks
wayang/ topѐng ḍhâlâng.
3.3.2 Menentukan unsur kebahasaan
teks wayang/ topѐng ḍhâlâng.
3.3.3 Menyimpulkan pesan moral
teks wayang/ topѐng ḍhâlâng
4.3.1 Menanggapi isi teks wayang/
topѐng ḍhâlâng secara tulis.
4.3.2 Membaca hasil tanggapan
teks wayang/ topѐng ḍhâlâng
4.3.3 Merelevansikan pesan moral
teks wayang/ topѐng ḍhâlâng
dengan kehidupan

C. Tujuan Pembelajaran (ABCD)
Sikap
Sikap Spiritual
1. Dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran (C) , peserta didik (A)
dapat berdoa (B) sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dengan baik (D).
2. Dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran teks wayang“Srikandhi
Senopati Pandhawa” yang berbasis teks, peserta didik dapat menggunakan bahasa
daerah sebagai sarana memahami informasi tulis dengan tepat.
3. Dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran teks wayang “ Srikandhi
Senopati Pandhawa” yang berbasis teks, peserta didik dapat menggunakan bahasa
daerah sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis sesuai dengan tata
krama/santun.
Sikap Sosial
1.

2.

Dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran struktur teks wayang
“Srikandhi Senopati Pandhawa” yang berbasis teks, peserta didik memiliki sikap
bertanggung jawab dalam membuat tanggapan pribadi terhadap teks wayang agar
memiliki perilaku percaya diri dan tanggungjawab atas karya budaya masyarakat
daerah yang penuh makna
Dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran struktur teks wayang
“Srikandhi Senopati Pandhawa” yang berbasis teks, peserta didik santun dalam
menyajikan tanggapan pribadi terhadap struktur teks wayang.

Pengetahuan
1.
2.

Melalui kegiatan tanya jawab Explicit Instruction(C), peserta didik (A) dapat
menjelaskan(B) struktur teks wayang “ Srikandhi Senopati Pandhawa”dengan tepat
(D)
Melalui kegiatan tanya jawab Explicit Instruction, peserta didik dapat menentukan

3.
4.

unsur kebahasaan teks wayang“ Srikandhi Senopati Pandhawa”dengan benar.
Melalui kegiatan tanya jawabExplicit Instruction, peserta didik dapat
menyimpulkan isi teks wayang“ Srikandhi Senopati Pandhawa”.
Melalui kegiatan tanya jawab Explicit Instruction, peserta didik dapat
menyimpulkan pesan moral teks wayang“ Srikandhi Senopati Pandhawa” dengan
benar.

Keterampilan
1. Setelah belajar tentang isi teks, peserta didik dapat menanggapi isi wayang“
Srikandhi Senopati Pandhawa” dalam bentuk tulisan sesuai kaidah dengan bahasa
Jawa yang baik dan benar.
2. Setelah belajar tentang isi teks, peserta didik dapat membaca hasil tanggapan teks
wayang“ Srikandhi Senopati Pandhawa” secara lisan dengan menggunakan bahasa
yang santun.
3. Setelah belajar tentang pesan moral dalam teks, peserta didik dapat merelevansikan
pesan moral teks wayang/ topѐng ḍhâlâng dengan kehidupans ehari-hari
D. Materi Pelajaran*
1)
Teks wayang/ topѐng ḍhâlâng.
2)
Struktur teks wayang/ topѐng ḍhâlâng.
3)
Unsur kebahasaan teks wayang/ topѐng ḍhâlâng.
4)
Pesan moral dalam teks wayang/ topѐng ḍhâlâng.
5)
Teknik menanggapi isi teks wayang/ topѐng ḍhâlâng.
6)
Relevansi pesan moral wayang/ topѐng ḍhâlâng dengan kehidupan sehari-hari
* Materi terlampir
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik/ Kontekstual
2. Model
: Pembelajaran Berbasis Teks (Genre-based Aproach)
Model pembelajaran kooperatif
3. Metode
: Demonstrasi, tanya jawab, diskusi
4. Teknik
: Explicit Instruction.
F. KKM : 75 (contoh)
G. Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran
Pengorganisasian
Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan

 Guru memberi salam dan mengabsen
 Guru menyiapkan kondisi dan motivasi
siswa dalam belajar.
 Guru melakukan apersepsi dengan
mengulas materi pelajaran minggu yang
lalu melalui kegiatan bertanya jawab dan

Peserta
didik

Alokasi
waktu
4 x 10º

Kegiatan inti

demonstrasi.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
meliputi aspek sikap (sikap spirutual dan
sikap sosial), pengetahuan, dan
keterampilan.
Peserta didik bersama guru melakukan
pembelajaran berbasis saintifik dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
Mengamati:
 Peserta didik membaca teks wayang/
topѐng ḍhâlâng.
 Peserta didik mendengarkan teks
wayang/ topѐng ḍhâlâng yang disajikan.
Menanya:
 Peserta didik bertanya jawab tentang
struktur teks wayang/ topѐng ḍhâlâng.
 Peserta didik bertanya jawab tentang
pesan moral di dalam teks wayang/
topѐng ḍhâlâng.
 Peserta didik bertanya jawab tentang
unsur kebahasaan teks wayang/ topѐng
ḍhâlâng.
Mengumpulkan informasi:
 Peserta didik mencari teks wayang/
topѐng ḍhâlâng dari berbagai sumber.
 Peserta didik berdiskusi tentang unsur
kebahasaan teks wayang/ topѐng
ḍhâlâng.
 Peserta didik berdiskusi tentang isi teks
wayang/ topѐng ḍhâlâng.
 Peserta didik berdiskusi tentang pesan
moral dalam teks wayang/ topѐng
ḍhâlâng.
 Peserta didik berdiskusi tentang
relevansi pesan moral dalam teks
wayang/ topѐng ḍhâlâng.
Mengasosiasi:
 Peserta didik menentukan struktur teks
wayang/ topѐng ḍhâlâng.
 Peserta didik menentukan unsur

kebahasaan teks wayang/ topѐng
ḍhâlâng.
 Peserta didik untuk merelevansikan
pesan moral teks wayang/ topѐng
ḍhâlâng dengan kehidupan.
Mengomunikasikan:
 Peserta didik menyajikan hasil diskusi
tentang teks wayang/ topѐng ḍhâlâng
terkait struktur, unsur kebahasaan, pesan
moral dan relevansinya dengan
kehidupan,
 Peserta didik menyajikan hasil apresiasi
dalam bentuk karya tulis sederhana

Penutup

Peserta didik mengerjakan LKS untuk
mengukur kompetensi.
 Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi hasi lpembelajaran
 Guru memberi tugas sebagai perbaikan
dan pengayaan
 Guru menutup pelajaran

H. Sumber Belajar
1. Bruce, Joice, Caolhun, 2009. Models of Teaching (model Pengajaran). Yogyakarta:
Pustka Pelajar.
2. Jatirahayu, Warih dan Margono Notopertomo. Pakartitama:Wayang Sebagai
Sumber Pendidikan Budi Pekerti. Klaten: CV Sahabat.
3. Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Pedoman Umum Ejaan bahasa Jawa Huruf
Latin yang Disempurnakan. Yogyakarta: Balai Bahasa
4. Mangunsuwito, S.A. 2002.Kamus Bahasa Jawa, Jawa-Indonesia. Bandung: CV.
YramaWidya.
5. Padmosoekotjo, S. 1960. Ngengrengan Kasusastran Djawi 1. Jogjakarta: Hien Hoo
Sing.
6. Padmosoekotjo, S. 1960. Wewaton Panulise Basa Jawa Nganggo Aksara Jawa.
Surabaya: PT. Citra Jaya Murti.
7. Saryono, Djoko. 2011. Sosok Budaya Jawa:Rekonstruksi Normatif Idealistis.
Malang: Aditya Media Publishing.
8. Sasangka Sry Tjatur Wisnu. 2011. Bunyi-bunyi Distingtif Bahasa
Jawa.Yogyakarta:Elmatera Publishing.
9. Poerwadarminta, W.J.S. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia:J.B. Wolter.
I.

Media Pembelajaran
1. Alat :
LCD/Laptop CD Interaktif pembelajaran cerita wayang/ topѐng ḍhâlâng

2. Bahan :
Teks cerita wayang/ topѐng ḍhâlâng *. (disediakan guru hasil modifikasi dari
berbagai sumber)
J.

Penilaian
1. Sikap spiritual dan sosial
a. Tehnik Penilaian : Pengamatan/ Observasi, Penilaian Diri, Penilaian Antar
Peserta Didik, dan Jurnal
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi, Lembar Angket, Catatan
c. Kisi – kisi
:
CONTOH: LEMBAR PENGAMATAN DIRI
No.

Sikap/Nilai

Indikator

1.1 Menghargai dan
mensyukuri
keberadaan bahasa
daerah sebagai
anugerah Tuhan
Yang Maha Esa
untuk meningkatan
pengetahuan dan
keterampilan
berbahasa daerah,
serta untuk
melestarikan dan
mengembangkan
budaya daerah untuk
didayagunakan
sebagai upaya
pembinaan dan
pengembangan
kebudayaan
Nasional

1.1.3

1.3

1.3.1 Menggunakan
bahasa daerah
sebagai sarana
menyajikan
informasi lisan
dan tulis sesuai
dengan tata
krama.

Menghargai dan
mensyukuri
keberadaan bahasa
daerah sebagai
anugerah Tuhan yang
Maha Esa sebagai
sarana menyajikan
informasi lisan dan
tulis.

1.1.4

Berdoa sebelum
memulai dan
sesudah
kegiatan belajar
bahasa daerah.
Menggunakan
bahasa daerah
dalam
berkomunikasi
dengan tata
krama.

Rubrik
Penilaian

Butir
Pertanyaan

2.2 Memiliki perilaku
percaya diri dan
tanggungjawab atas
karya budaya
masyarakat daerah
yang pebuh makna

2. Pengetahuan
a. Tehnik Penilaian
b. Bentuk Isntrumen
c. Kisi – kisi

2.2.1 Bertanggung
jawab dalam
membuat
tanggapan
pribadi terhadap
struktur teks
wayang/ topѐng
ḍhâlâng.
2.2.2 Santun dalam
menyajikan
tanggapan
pribadi terhadap
struktur teks
wayang/ topѐng
ḍhâlâng.

: Tes tulis/tes lisan, penugasan (produk)
: Tes Objektif, Tes Uraian Non Objektif/ Uraian Objektif
:

CONTOH : LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN
No
1

Indikator

Menjelaskan struktur teks wayang “ Srikandhi
Senopati Pandhawa”.
2
Menentukan unsur kebahasaan teks wayang“
Srikandhi Senopati Pandhawa”dengan benar
3
Menjelaskan makna kata sukar dalam teks
wayang “ Srikandhi Senopati Pandhawa”.
4
Menjelaskan makna kata, kalimat dan ungkapan
dalam teks narasi menyimpulkan “ Srikandhi
Senopati Pandhawa”.
5
Menjawab pertanyaan terkait isi teks wayang “
Srikandhi Senopati Pandhawa”.
6
menyimpulkan isi teks wayang“ Srikandhi
Senopati Pandhawa”.
7
Menjelaskan pesan moral teks wayang “
Srikandhi Senopati Pandhawa” dengan benar.
Tes lisan:
Menilai pengetahuan peserta didik tentang pesan
moral wayang/ topѐng ḍhâlâng

Rubrik
Penilaian

Butir
Instrumen

3. Keterampilan
a. Teknik Penilaian
b. Bentuk Instrumen
c. Kisi-kisi:

: P1= Evaluasi Produk Dan P2= Evaluasi Unjuk Kerja/
Tes Praktik
: Lembar Penilaian

CONTOH LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
No.

Indikator

1.

Peserta didik menyajikan hasil apresiasi dalam
bentuk karya tulis sederhana
:
*)

Rubrik
Penilaian

Butir
Instrumen

Terlampir pada lembar penilaian.

Mengetahui,

..........., ...............

Kepala Sekolah

Guru Bahasa Jawa

...................................

..................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN:
I. LAMPIRAN MATERI :
A. Teks Cerita wayang :
Wacan ing ngisor iki wacanen kang titi!
Srikandhi Senopati Pandhawa.
Perang Baratayuda wis ngancik dina kang kaping lima. Wadyabala Pandhawa wis
sapirang-pirang kang dadi kurban, klebu Prabu Salya lan Raden Drestajumena. Kanggo
nerusake perang, Prabu Sujudana disengkuyung para rayine kayata Dursasana, Durmagati,
Dursilawati lan liyan-liyane, misuda Resi Bisma pinangka Senopati. Kahanan mau
ndadekake gorehe para Pandhawa, sebab saliyane Resi Bisma kuwi sekti mandra guna, uga
sesepuh para Pandhawa. Mula saka iku Pandhawa banjur nyuwun iguh pratikel marang
Prabu Kresna kanggo ngadhepi Senopatine Kurawa.
“ Arjuna, adhiku wong bagus, ana cara sing bisa kanggo ngrantasi reruwet iki, yen
tha sliramu lila.” Ngono pangandikane Prabu Kresna marang Arjuna, nalika para Pandhawa,
yaiku Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa lan Prabu Kresna nganakake pirembugan.
“ Nuwun Inggih Kakang Prabu, mangga enggal ngendika kula nglilakaken jiwa raga
kula” Arjuna sumaur.
“Yen ngono dhi, saiki kantinen ingkang garwa Dewi Wara Srikandhi, marak sowan
mrene”
Arjuna gage nyusul Dewi Wara Srikandhi ing papan pelereman ing sapinggiring
tegal Kurusetra. Nalika Sang Arjuna rawuh, Dewi Wara Srikandhi isih ngarih-arih ingkang
mbakyu yaiku Dewi Drupadi ya garwane Raden Puntadewa sing nangis amarga wis
ditinggal seda ingkang rama Prabu Salya uga Kangmase ya Raden Drestajumena.
“ Yayi, Garwaku Dewi Wara Srikandhi, sliramu diutus Kangmas Prabu Kresna saiki
uga sowan ing ngarsane” , ngono Arjuna anggone ngendika karo ingkang garwa. Tanpa
suwala Dewi Srikandhi ndherekake ingkang garwa.
Sawise tekan ngarep Prabu Kresna lan para kadang Pandhawa. Prabu kresna banjur
ngendikan “ He, Wara Srikandhi, dinane iki wadyabala Pandhawa butuh senopati kanggo
ngadhepi Resi Bisma, ora ana liya sing bisa nandhingi kajaba amung sliramu, apa kira-kira
sliramu sanggup ngayahi jejibah iki?”
“ Nuwun Kakang Prabu, kula ingkang boten sarujuk menawi adhi Wara Srikandhi
kedah jumeneng senopatinipun Pandhawa, aluwung kula piyambak ingkang majeng dados
senopati” Arjuna gage nyaut pangandikane Prabu Kresna.
“ Inggih Kaka Prabu, kula sagah dados senopatinipun Pandhawa, mbelani negara
ngantos pecahing dada, wutahing ludira, ngiras malesaken sedanipun Rama Prabu Salya
ugi kadang kula sepuh Kangmas Raden Drestajumena” Srikandhi nyaguhi kanthi tatag.
“ Lha, gene Srikandhi saguh lho, mula dhimas Arjuna aja kokpalangi tekade
garwamu, ngertia dakcritani, supaya sliramu ora mangu-mangu ing perkara iki. Prabu
Kresna sing setemene pinangka titisane Batara Wisnu, banjur nyritakake lelakon sing wis
kawuri lan sing bakal kelakon.
Jaman semono ing negara Pancala ana sayembara pilih, yaiku sapa bae sing bisa
menangake sayembara mau bakal dipundhut garwa dening putri kedaton, yaiku Dewi Amba,
Dewi Ambika lan Dewi Ambalika. Resi Bisma nalika semana isih asma Dewabrata, bisa

menangake sayembara, banjur putri telu mau diboyong ing negara Astina. Satekane Astina
putri telu mau dipasrahake ingkang rayi Sang Abiyasa pinangka garwane. Dewi Ambika lan
Dewi ambalika bisa nrima kanyatan mau.
Ing Tembe Dewi Ambalika peputra Raden Pandu Dewanata ya ramane Pandhawa,
Dewi Ambalika Peputra Kurawa. nanging dewi Amba ora kersa nrima kahanan mau lan
tetep nyuwun dipundhut garwa Sang Dewabrata, Dewabrata sing wis kadhung janji karo
ingkang Ibu Dewi Gangga ora bakal krama, ora gelem nampa kersane Dewi Amba.
Kanggo nyabarake kersane sang Dewi Dewabrata ngagar-agari nganggo
jemparing. Eloking lelakon Jemparing lumepas, ngenani jajane sang Dewi, dewi Amba
seda sanalika. Sasedane dewi Amba ana swara ing angkasa tumuju marang Dewabrata, yen
besuk ana perang gedhe ing antarane darah Kuru, bakal ana wanita sulistya ing warna, sekti
mandraguna, pinangka senopati perang, ya iku titi wancine Dewi Amba nagih janji pati
marang Dewabrata. Saiki perang gedhe mau wis kelakon ngancik dina kang kaping lima,
Dewabrata ya Resi Bisma madheg dadi senopatine Kurawa, ya mung Dewi Wara Srikandhi
sing bisa nandhingi kridhane Resi Bisma, jer satemene Dewi wara Srikandhi iku titisan Dewi
Amba sing bakal nagih janji.
Krungu critane Prabu Kresna, Raden Arjuna nglenggana lan paring palilah marang
garwane dadi senopati wanita, ing perang Baratayuda. Sanalika uga Dewi Srikandhi nyuwun
palilah, kanggo nyamektakake wadyabala Pandhawa, maju perang. Ora nganti setengah dina
wadyabala Kuruwa akeh kang nemahi tiwas, sing isih urip kocar-kacir, salang tunjang
mlayu ninggale pabaratan.
Weruh kahanan mau Resi Bisma mentang langkap nyarirani tindak ing satengahe
paperangan. Bareng weruh yen sing dadi senopati Dewi Srikandhi, lemes otot bebayune,
kelingan lelakon sing wis kawuri. Ndadekake lena lan kena puluhan jemparinge Dewi Wara
Srikandhi sakala nglumpruk tanpa daya lan sambat nyuwun seda marang Dewi Wara
Srikandhi. Meruhi Resi Bisma kasoran, wadyabala Kurawa lan Pandhawa nglereni anggone
perang. Kabeh tetawang tangis ngubengi sang Resi ingkang nandang kasangsaya.
“ He, wayah ingsun Pandhawa lan Kurawa, weruha sira kabeh yen ta panandhangku
iki, saka anggonku ngundhuh wohing pakartiku pribadi nalika semono, mula dadia kaca
benggala. Lan welingku marang sliramu Srikandhi, dadi wanita kang teteg, tanggon
anggonmu mbelani jejeging bangsa lan nagara, dadia wanita utama, aku uga ngaturake
panuwun sliramu wis nyampurnakake janjiku” bubar ngendikan, Resi Bisma seda, dikupeng
kabeh putra wayah Pandhawa uga Kurawa. Kanggo sauntara perang Baratayuda sirep.
 Nggawea kelompok, saben kelompok dumadi saka
limang anggota.
 Temtokna sapa sing dadi ketua kelompok
 Tugase ketua kelompok, mimpin anggota kelompok
kanggo ngayahi kewajibane kanthi jujur,
tanggung jawab lan santun.
 Tugase kelompok, diskusi kanggo nggarap kabeh
gladhen .
 Asile diskusi ditulis ana lembar kerja lan power
point.

Gladhen 1

Tembung kang kacetak kandel golekana tegese ana ing bausastra Jawa.
Tulandha:
Ngancik  dideleng ‘n’ , diterusake ‘ng’, banjur ‘a’. Yen durung ketemu kudu
digoleki tembung linggane  ng + ancik: meh tekan
a. Wadyabala : prajurit
b. .........
c. .........
Nggoleki teges tembung ing bausastra kuwi carane diurut
kanthi ndeleng (mirsani) aksara sing paling ngarep dhewe,
diterusake aksara mburine.
Gladhen 2
a. Pitakon ing ngisor iki wangsulana!
Tuladha :
Apa irah-irahane wacan sing wis kokwaca ing ndhuwur?
Irah-irahane wacan ing ndhuwur “ Srikandhi Senopati Pandhawa”
1) Srikandhi kuwi putrane sapa?
2) Pira sedulure Srikandhi?
3) Sapa asmane garwane Srikandhi?
4) Sapa asmane senopatine Kurawa
5) Pandhawa nyuwun iguh pratikele sapa kanggo ngadhepi senopatine Kurawa?
b. Pratelan/andharan (pernyataan) ing ngisor iki yen bener wenehana tanda B, yen
salah wenehana tanda S.
1) Sedulure Srikandhi sing dari Senopati yaiku Dewi Drupadi.
2) Arjuna pungkasane ora nyarujuki Srikandhi dadi senopati perang.
3) Dewabrata nrima Dewi Amba pinangka garwane
4) Dewi Srikandhi titisan Dewi Amba
5) Prabu Kresna titisane Batara Wisnu sing ngerti kabeh lelakon ing alam donya.
c. Titik-titik ing sajerone kotak, isinen manut silsilahe.
............................
........................
Abiyasa
....a)
..b)
Destrarastra
...........................
.....c)
Kurawa :
Pandawa :
1. ..............................
1. Puntadewa
.....e)
2. Bima
2. Dursasana
3. ............................
....
...d)
.....
4. Nakula
100. Dursilawati
5. Sadewa

Mangsuli pitakon kanthi cara ditulis, kudu jangkep lan trep
karo sing ditakokake, ukarane kudu jelas jejer lan wasesane.
II. CONTOH LAMPIRAN EVALUASI

A. Lembar Pengamatan Diri
1. Wenehana tanda centang (√) ing andharan(pernyataan) sing kokanggep paling pas
karo kanyatan sing koklakoni.
2. Katrangan kanggo mbiji pakulinan (kebiasaan):
5 = ajeg
4 = kerep
3 = arang-arang
2 = tau
1 = blas
3. Lembar pengamatan
No
Aspek penilaian
.
1
a. Kulina ndonga sadurunge miwiti lan
mungkasipasinaon Basa Jawa.

5

Skala Penilaian
4
3
2

b. Kulina migunakake Basa Jawa kanggo
ngomong karo sapa bae (guru, kanca)
nalika jam pelajaran.

2
3
4

c. Kulina ngetrapake tatakrama nalika ing
pasrawungan.
Jujur nalika mangsuli pitakon-pitakon ngenani
wacan crita wayang manut panemune dhewe.
a. Tanggungjawab marang tugas pribadi
b. Tanggungjawab marang tugas kelompok.
a. Ngurmati panemune wong liya nalika
diskusi.
b. Migunakake tembung kang pas (ora kasar
lan kemproh) nalika ngomong lan takon
ing diskusi.
.............., ................2013

.......................................

1

Nama : .............................
Kelas/No absen : ................
B. Pengetahuan
1. Pitakon ing ngisor iki wangsulana!
a. Apa judule crita wayang sing kok rungokake?
b. Srikandhi kuwi putrane sapa?
c. Pira sedulure Srikandhi?
d. Sapa asmane garwane Srikandhi?
e. Pandhawa nyuwun iguh pratikele sapa kanggo ngadhepi senopatine Kurawa?
2. Pratelan/andharan (pernyataan) ing ngisor iki yen bener wenehana tanda B, yen salah
wenehana tanda S.
a. Sedulure Srikandhi sing dari Senopati yaiku Dewi Drupadi.
b. Arjuna pungkasane ora nyarujuki Srikandhi dadi senopati perang.
c. Dewabrata nrima Dewi Amba minangka garwane.
d. Dewi Srikandhi titisan Dewi Amba.
e. Prabu Kresna titisane Batara Wisnu sing ngerti kabeh lelakon ing alam donya.
3. Tembung kang kacetak kandel golekana basa kramane banjur tulisen maneh ukara
mau ing titik-titik ngisor!
Perang Baratayuda wis ngancikdinakang kaping lima. Wadyabala
Pandhawawissapirang-pirangkangdadi kurban, klebu Prabu Salya lan Raden
Drestajumena.
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.........................................................................................................
4. Ceceg – ceceg ing sajerone kothak, isinen manut silsilahe.
..........................
Abiyasa
......a)
...........................
.....c)
Pandawa :
1. Puntadewa
3. Bima
3. ............................
...d)
4. Nakula
5. Sadewa

........................
..b)
Destrarastra

Kurawa :
1. ..............................
.....e)
2. Dursasana
...
100. Dursilawati

Nama : .............................

Kelas/No absen : ................
C. Lembar Pengamatan portofolio hasil tulisan
Wenehana tandha centhang (√) ing andharan (pernyataan) sing kokanggep
paling pas karo kanyatan sing kokamati, tulisane kancamu.
1. Katrangan kanggo mbiji:
5 = pas banget
4 = pas
3 = cukup pas
2 = kurang pas
1 = ora pas
2. Lembar pengamatan
No
.
1

Aspek penilaian
5

Skala Penilaian
4
3
2

Tulisan (hasil tulisan/karya tulis
sederhana)sing pas karo kaidah ejaanlan
penulisan ing tata tulis basa Jawa.
Panulisane vokal
Panulisane konsonan
Panganggo tembung
Ukarane runtut
Kohesi lan kohenrensi paragraf

LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIK OLEH GURU
No
Nama

1
2
3

Tulisan (hasil tulisan/karya tulis sederhana) pas karo kaidah
pelafalan lan penulisan tata tulis ing basa Jawa.
Panulisane Panulisane
Pangang- Ukarane
Kohesi lan
vokal
konsonan
go
runtut
kohenrensi
tembung
paragraf
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

A
B
C

.............., .................2013
Pengamat,
.....................................

1