Evaluasi Karakter Morfologis dan Produksi Mutan Padi (Oryza Sativa L.) Varietas Cibogo Hasil Radiasi Sinar Gamma Pada Generasi M6 Dengan Aplikasi Pupuk N Dan P Yang Berbeda

  

PENDAHULUAN

Latar Belakang

  Padi (Oriza sativa) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat digantikan/ disubtitusi oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah tergantikan.

  Padi disebut makanan energi karena mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan-bahan yang mudah diubah menjadi energi. Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821 kalori. Apabila kebutuhan tersebut disetarakan dengan beras, maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg (AAK, 1990).

  Badan Pusat Statistik telah merilis Angka Ramalan I (ARAM I) produksi padi tahun 2011. Diperkirakan mencapai 67,31 juta ton GKG. Produksi ini naik 895,86 ribu ton (1,35%) bila dibandingkan dengan Angka Sementara (ASEM) 2010 sebesar 66,41 juta ton GKG. Kenaikan produksi ini terjadi karena adanya perluasan areal panen 14,51 ribu hektar (0,11%) dan kenaikan produktivitas sebesar 0,62 kuintal (1,24%). Rilis produksi padi ini sebenarnya lebih diarahkan sebagai evaluasi capaian sehingga dapat digunakan sebagai panduan dalam upaya meningkatkan sasaran. Kalau angka ramalan I dibandingkan dengan target tahun 2011 sebesar 70,60 juta ton, maka capaian ini baru mencapai sekitar 95,33% atau masih kurang sebesar 3,29 juta ton (4,66%)1).

  Salah satu upaya yang dilakukan agar produksi padi tetap tinggi adalah melakukan rekayasa pada tanaman padi hingga melahirkan varietas padi unggul.

  Di Indonesia misalnya, upaya pemuliaan tanaman dilakukan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) hingga melahirkan varietas padi baru Cilosari, yang tahan hama melalui teknik iradias.

  Efek radiasi Sinar gamma dapat menyebabkan perubahan genetik di dalam sel somatik (mutasi somatik) dapat diturunkan dan dapat menyebabkan terjadinya perubahan fenotip. Perubahan tersebut dapat terjadi secara lokal pada tingkat sel atau kelompok sel sehingga individu dapat menjadi kimera. Iradiasi dapat menginduksi perubahan struktur kromosom yaitu terjadi pematahan kromosom. Iradiasi sinar gamma sering digunakan dalam usaha pemuliaan tanaman karena dapat meningkatkan variabilitas, sehingga dapat menghasilkan mutan. Mutasi yang terjadi ke arah sifat positif dan terwariskan ke generasi berikutnya merupakan mutasi yang dikehendaki oleh pemulia.

  (http://www.damandiri.or.id, 2009 ).

  Tujuan mutasi adalah untuk memperbesar variasi suatu tanaman yang dimutasi. Hal itu ditunjukkan misalnya oleh variasi kandungan gizi atau morfologi dan penampilan tanaman. Semakin besar variasi, seorang pemulia atau orang yang bekerja untuk merakit kultivar unggul, semakin besar peluang untuk memilih tanaman yang dikehendaki. Melalui teknik penyinaran (radiasi) dapat menghasilkan mutan atau tanaman yang mengalami mutasi dengan sifat–sifat yang diharapkan setelah melalui serangkaian pengujian, seleksi dan sertifikasi n Carsono, 2008).

  Untuk meningkatkan produksi padi nasional, selain rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi baru, juga dapat dilakukan intensifikasi pertanian.

  Salah satunya dengan budidaya padi dengan System of Rice Intensification atau yang dikenal SRI.

  SRI (System Of Rice Intensification) adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. Metode ini terbukti berhasil meningkatkan produktivitas padi sebesar 50 %, bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100 %).

  Untuk menunjang pertumbuhannya, tanaman memerlukan pasokan hara yang berasal dan berbagai sumber. Pupuk sebagai sumber hara merupakan sarana produksi yang memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas tanaman pangan, khususnya padi. Menurut Adiningsih et al, (1989), 85% dari total kebutuhan pupuk di sektor pertanian digunakan oleh petani untuk meningkatkan produksi padi, terutama di lahan sawah irigasi.

  Menurut Dobermann dan Fairhurst (2000), setiap ton gabah membutuhkan sekitar 2,6 kg P/ha. Hara tersebut dapat diperoleh tanaman dari tanah, air irigasi, sisa tanaman, ataudari pupuk (organik dan/atau anorganik) yang ditambahkan. Oleh sebab itu, makin tinggi hasil yang diperoleh makin besar hara P yang dibutuhkan, dan sebaliknya (Abdulrachman dan Sembiring, 2006 ) .

  Secara detail fungsi fosfor dalam pertumbuhan tanaman sukar di utarakan, namun demikian fungsi-fungsi utama posfor dalam pertumbuhan tanaman adalah untuk Memacu terbentuknya bunga dan bulir pada malai, menurunkan aborsitas, perkembangan akar halus dan akar rambut memperkuat jerami sehingga tidak mudah rebah, dan memperbaiki kualitas gabah (http//: pustaka.litbang.deptan.go.id, 2000) .

  Unsur N adalah merupakan unsur yang cepat kelihatan pengaruhnya terhadap Tanaman padi. Peran utama unsur ini adalah merangsang pertumbuhan vegetatif (batang dan daun), meningkatkan jumlah anakan, dan meningkatkan jumlah bulir/ rumpun (http//: pustaka.litbang.deptan.go.id, 2000) .

  Pada penelitian generasi M1 (Rajaguguk, 2008) diperoleh satu karakter yang baik yang diturunkan ke generasi M2 yaitu karakter jumlah malai yang lebih banyak dibandingkan kontrol, walaupun karakter baik yang lain belum dapat terlihat pada generasi ini. Dari penelitian ini juga didapatkan produksi sebesar 6,67 ton/ha untuk varietas Ciherang sebagai kontrol dan 2,85 ton/ha untuk Ciherang dengan dosis radiasi 10 krad. Varietas Cibogo diperoleh produksi sebesar 6,90 ton/ha dan 2,40 ton/ha untuk varietas Cibogo dengan dosis 10 krad dan produksi varietas Sarinah 9,39 ton/ha dan 4,33 ton/ha untuk dosis radiasi 10 krad. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa perlakuan radiasi tidak memberikan hasil yang lebih baik pada generasi M1. Hal ini dapat terlihat pada padi yang tidak mendapatkan radiasi memiliki tingkat produksi yang lebih baik dibandingkan yang mendapatkan radiasi.

  Pada penelitian generasi M2 (Zulfan, 2010) diperoleh bahwa radiasi sinar gamma pada karakter morfologi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, dimana terjadi peningkatan pada C.M3.R1 (128,52 cm) sedangkan untuk karakter morfologi lainnya seperti warna batang, warna daun, warna kaki, bentuk gabah, warna telinga daun, warna lidah daun, warna gabah, bentuk tanaman tidak menunjukkan perbedaan dibandingkan generasi sebelumnya. Pada parameter jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, jumlah malai pertanaman tidak berpengaruh nyata dan pengujian nilai heritabilitas tertinggi terdapat pada karakter tinggi tanaman (0,86). Pada karakter produksi diperoleh bahwa radiasi sinar gamma berpengaruh nyata pada generasi M2 dimana terjadi peningkatan daya kecambah benih yang tertinggi 90,29% pada A.M3.R1, jumlah gabah hampa per malai yang terendah 20,06% pada A.M3.R1, umur panen yang tercepat pada A.M3.R1 (97 hari) dan produksi perton/ha yang tertinggi pada C.M3.R1 (8,75 ton). Pada parameter saat muncul kecambah, jumlah gabah berisi permalai, bobot 1000 bulir dan produksi pertanaman tidak berpengaruh nyata. Pengujian nilai heritabilitas tertinggi tedapat pada jumlah gabah hampa per malai (0,61), umur panen (0,73) dan daya kecambah benih (0,63). Dari hasil penelitian pada generasi kedua M2 terjadi peningkatan dibandingkan tetua M1 pada beberapa parameter seperti jumlah anakan produktif, jumlah malai pertanaman, produksi pertanaman dan terjadi pengurangan jumlah gabah hampa serta percepatan umur panen.

  Pada penelitian generasi M3 (Anwar, 2010) varietas Cibogo diperoleh bahwa pada parameter daya kecambah benih, jumlah gabah hampa permalai, umur panen, serta bobot 1000 butir pada M3 lebih baik dibandingkan tetuanya M2, sedangkan pada jumlah anakan 20, 40, 60 HST jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, jumlah gabah berisi permalai serta produksi perumpun pada M3 mengalami penurunan dibanding M2. Tetapi pada penelitian generasi M3 terjadi penurunan produksi dari M3 86,78 gram dibandingkan tetuanya M2

  132,53 gram dan juga terjadi penurunan pada parameter produksi perumpun dan jumlah anakan maksimum.

  Pada penelitian generasi M4 (Hertince, 2011) varietas Cibogo diperoleh bahwa pada parameter tinggi tanaman (cm), lama stadia vegetatif (hari), daya kecambah benih (%), jumlah gabah berisi per malai (butir), jumlah gabah hampa per malai (butir), presentase gabah hampa per malai (%), umur berbunga (hari), umur panen (hari) dan produksi per hektar (ha) menunjukkan perbedaan yang nyata dan tidak ada perbedaan yang nyata pada semua parameter jika dibandingkan dengan tetua M3.

  Pada peneletian generasi M5 (Benny, 2011) varietas Cibogo diperoleh bahwa parameter jumlah anakan produktif per tanaman, jumlah malai per tanaman, jumlah gabah hampa per malai, perentase gabah per malai, dan bobot 1000 butir gabah per plot menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan populasi M4 sedangkan yang lainnya tidak berbeda nyata.

  Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk menguji padi hasil generasi M5 yang mendapatkan radiasi sinar gamma pada generasi M6 dengan memperhatikan perbedaan morfologis dan produksi pada pertanaman SRI (System of Rice Intensification) serta aplikasi pupuk N dan P

  Tujuan Jangka Panjang

  Untuk mendapatkan varietas padi yang tahan rebah dan mempunyai produksi yang tinggi.

  Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui perubahan karakter serta perbedaan morfologis dan produksi mutan padi varietas cibogo hasil radiasi sinar gamma pada generasi M6 yang menggunakan SRI (System of Rice Intensification) serta aplikasi pupuk N dan P

  Hipotesa Penelitian 1.

  Ada perubahan karakter morfologis dan produksi beberapa mutan padi varietas cibogo hasil radiasi sinar gamma pada generasi M6 dengan menggunakan sistem SRI (System of Rice Intensification).

  2. Ada pengaruh penambahan dosis pupuk N dan P pada peningkatan produksi tanaman padi dan interaksi diantara kedua faktor tersebut

  Kegunaan Penelitian

  • Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

  Sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana di Fakultas

  Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan.