Efektifitas Terapi Pijat Dalam Penanganan Nyeri Haid Pada Remaja Puteri di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012

(1)

EFEKTIFITAS TERAPI PIJAT DALAM PENANGANAN

NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI

DI SMA NEGERI 11 MEDAN

`

115102110

HELMI WARDAH NST

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Judul : Efektivitas Terapi Pijat dalam Penanganan Nyeri Haid pada Remaja Putri di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012

Nama : Helmi Wardah Nasution

Jurusan : D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar Belakang : Nyeri haid adalah kondisi dapat mengga

di daeraSalah satu alternatif yang dapat digunakan untuk

mengatasi nyeri haid non farmakologis yaitu dengan terapi pijat.

Tujuan Penelitian : Mengidentifikasi pengaruh pemberian terapi pijat terhadap nyeri haid pada remaja puteri SMA Negeri 11 Medan.

Metode Penelitian : penelitian ini, menggunakan desain penelitian quasi-eksperimen yang bersifat two group post test, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 43 orang yang terdiri dari 21 orang kelompok intervensi dan 22 orang kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Analisis data menggunakan uji t-independent test.

Hasil Penelitian : karakteristik responden kelompok intervensi sebagian besar responden berusia 16 tahun sebanyak 10 orang (47,6%), suku batak sebanyak 13 orang (61,9%), Agama Islam sebanyak 21 orang (100%) dan siklus haid 28 hari sebanyak 15 orang (71,4%). Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar responden berusia 15 dan 16 tahun sebanyak 9 orang (40,9%), suku batak sebanyak 13 orang (59,1%), Agama Islam sebanyak 22 orang (100%) dan siklus haid 30 hari sebanyak 13 orang (59,1%). Intensitas nyeri pada kelompok intervensi sebelum dilakukan terapi pijat rata-rata 5,71 dan sesudah rata-rata 3,52 sedangkan pada kelompok kontrol sebelum dilakukan perlakuan rata-rata 6,09 dan sesudah rata-rata 4,72. Hasil uji t-independen intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat pada kelompok intervensi diperoleh nilai p=0,000 dan pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat diperoleh nilai p=0,005. Hasil uji t-independen dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok intervensi yaitu nilai p=0,004.

Kesimpulan: adanya efektivitas terapi pijat dalam penanganan nyeri haid pada remaja putri di SMA Negeri 11 Medan. Sehingga disarankan pada remaja putri agar melakukan terapi pijat dalam mengurangi rasa nyeri haid.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Efektifitas Terapi Pijat Dalam Penanganan Nyeri Haid Pada Remaja Puteri di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S,Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Nur Asnah Sitohang, S,Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen pembimbing Akademik peneliti.

4. dr. Juliandri Harahap, MA. selaku Penguji I 5. dr. Fidel Ganis Siregar, Sp.Og selaku penguji II

6. Bapak Sudirman SP.d, selaku kepala sekolah SMA Negeri 11 Medan yang telah memberikan izin peneliti untuk mengadakan penelitian.

7. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan dukungan moril maupun materil, motivasi dan doa yang tiada hentinya kepada penulis.


(5)

9. Dan teman- teman D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan dukungan, dan semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, 2012 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Bagi Pelayanan Kebidanan ... 5

2. Bagi Perkembangan Ilmu Kebidanan ... 5

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Nyeri ... 6

B. Nyeri haid ... 8

1. Defenisi Nyeri haid ... 8

2. Pembagian jenis nyeri haid ... 8

3. Patofisiologi nyeri haid primer ... 9

4. Pengkajian nyeri ... 11

5. Penatalaksanaan nyeri haid...12

C. Terapi pijat ... 13

1. Defenisi ... 14

2. Manfaat ... 14


(7)

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep ... 18

B. Hipotesis ... 19

C. Defenisi Operasiosional ... 19

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel ... 21

C. Tempat Penelitian ... 21

D. Waktu Penelitian ... 21

E. Etika Penelitian ... 22

F. Alat Pengumpulan Data ... 22

G. Validitas dan Realibilitas ... 23

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 23

I. Rencana Analisis Data ... 24

1. Univariat ... 24

2. Bivariat ... 25

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 26

1. Analisa Univariat ... 26

2. Analisa Bivariat ... 29

B. Pembahasan ... 32

1. Interpretasi Hasil dan Diskusi Hasil ... 32

2. Keterbatasan Penelitian ... 35

3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/ Pendidikan Kebidanan ... 35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 : Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Remaja Puteri

Pada kelompok intervensi dan Kelompok Kontrol ... 27 Tabel 5.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Haid Pada

Remaja Putri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi Di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012 ... 28 Tabel 5.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Haid Pada

Remaja Putri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol Di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012 ... 29 Tabel 5.4 : Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah di

Lakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi di SMA Negeri 11 Medan ... 30 Tabel 5.5 : Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah di

Lakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol di SMA Negeri 11 Medan ... 31 Tabel 5.6 : Perbandingan Intensitas Nyeri Haid Sesudah di Lakukan Terapi

pijat Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di SMA Negeri 11 Medan ... 32


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 : Kerangka Konsep………. 18 Skema 4.1 : Desain Penelitian...20


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Calon Responden Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Lembar Observasi

Lampiran 4 : Lembar Protap Penelitian Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Penelitian Lampiran 6 : Master tabel

Lampiran 7 : Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 9 : Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 10 : Balasan Surat Izin Penelitian


(11)

Judul : Efektivitas Terapi Pijat dalam Penanganan Nyeri Haid pada Remaja Putri di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012

Nama : Helmi Wardah Nasution

Jurusan : D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar Belakang : Nyeri haid adalah kondisi dapat mengga

di daeraSalah satu alternatif yang dapat digunakan untuk

mengatasi nyeri haid non farmakologis yaitu dengan terapi pijat.

Tujuan Penelitian : Mengidentifikasi pengaruh pemberian terapi pijat terhadap nyeri haid pada remaja puteri SMA Negeri 11 Medan.

Metode Penelitian : penelitian ini, menggunakan desain penelitian quasi-eksperimen yang bersifat two group post test, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 43 orang yang terdiri dari 21 orang kelompok intervensi dan 22 orang kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Analisis data menggunakan uji t-independent test.

Hasil Penelitian : karakteristik responden kelompok intervensi sebagian besar responden berusia 16 tahun sebanyak 10 orang (47,6%), suku batak sebanyak 13 orang (61,9%), Agama Islam sebanyak 21 orang (100%) dan siklus haid 28 hari sebanyak 15 orang (71,4%). Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar responden berusia 15 dan 16 tahun sebanyak 9 orang (40,9%), suku batak sebanyak 13 orang (59,1%), Agama Islam sebanyak 22 orang (100%) dan siklus haid 30 hari sebanyak 13 orang (59,1%). Intensitas nyeri pada kelompok intervensi sebelum dilakukan terapi pijat rata-rata 5,71 dan sesudah rata-rata 3,52 sedangkan pada kelompok kontrol sebelum dilakukan perlakuan rata-rata 6,09 dan sesudah rata-rata 4,72. Hasil uji t-independen intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat pada kelompok intervensi diperoleh nilai p=0,000 dan pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat diperoleh nilai p=0,005. Hasil uji t-independen dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok intervensi yaitu nilai p=0,004.

Kesimpulan: adanya efektivitas terapi pijat dalam penanganan nyeri haid pada remaja putri di SMA Negeri 11 Medan. Sehingga disarankan pada remaja putri agar melakukan terapi pijat dalam mengurangi rasa nyeri haid.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai oleh perubahan fisik, emosi, dan psikis. Batasan usia remaja menurut World Health Organization adalah 12 - 24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum kawin menurut BKKBN adalah 10 - 19 tahun (Widyastuti, 2008). Masa remaja usia diantara masa anak - anak dan dewasa yang secara biologis yaitu antara umur 10 - 19 tahun. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja ialah datang haid yang biasanya berusia 10 - 16 tahun (Llewellyn, 2005).

Menstruasi merupakan satu bagian dari perjalanan hidup wanita yang dimulai dari menarche sampai menopause. Siklus normal menstruasi lamanya bervariasi antara 21- 45 hari dan periode keluarnya darah berkisar antara 3 sampai 7 hari (Smith, 2001). Kebanyakan perempuan mengalami menstruasi sampai umur 40 atau 50 tahun (Elizabeth, 2005).

Pada umumnya menstruasi terjadi mengikuti pola yang teratur dan tidak memiliki masalah, namun demikian ada beberapa wanita yang mengalami beberapa kelainan pada saat tertentu. Kelainan- kelainan yang paling umum adalah rasa sakit saat menstruasi (nyeri haid) dan sindrom premenstruasi. Sekitar sepertiga wanita menstruasi akan merasakan beberapa sakit yang menyertai menstruasi (Elizabeth, 2005).

Selama siklus haid banyak wanita yang mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum menstruasi sampai satu atau beberapa hari setelah


(13)

menstruasi datang. Kira-kira sekitar 70 % wanita menderita akibat nyeri haid. Hal ini khususnya sering terjadi pada awal-awal masa dewasa. Nyeri ini mungkin dirasakan di rahim yang berada di bagian bawah perut, di pinggang atau di bagian bawah punggung (Kingston, 1991 ). Gejala yang mungkin dialami dapat berupa gejala fisik yakni adanya nyeri dan pembengkakan di daerah payudara , sakit kepala, migren, pegal, nyeri dan lain sebagainya. Dapat juga berupa gejala psikis dan emosional yag timbul berupa ketegangan, rasa cepat marah, depresi, lesu dan tidak mempunyai gairah dalam beraktivitas (Shreeve, 1989).

Nyeri haid adalah kondisi yang dapat menggangg timbul setelah 2 sampai 3 tahun sesudah menarche (Llewellyn, 2005). Penyebab dari nyeri ini tidak diketahui secara pasti, namun dari gangguan yang di alami dapat diduga bahwa 90% wanita yang mengalami nyeri haid di akibatkan faktor hormonal progesteron yang rendah (Baziad, 2003).

Untuk mengatasi nyeri haid yang dialami wanita menganggap bahwa nyeri haid itu adalah hal yang wajar dialami. Tetapi apabila nyeri itu semakin lama semakin hebat dan mengganggu aktivitas, bahkan ada yang tidak sanggup melakukan aktivitas sama sekali dan hanya mampu berbaring dan menahan rasa sakit serta mencari pengobatan dengan mengkonsumsi obat-obatan analgetik seperti panadol, aspirin atau beberapa obat penghilang rasa sakit yang lain yang tidak banyak membantu melainkan memberi efek samping bagi yang menggunakan. Dan ini harus diwaspadai karena dengan mengkonsumsi obat analgetik efeknya hanya menghilangkan nyeri pada saat itu saja (dalam waktu yang singkat) dan pasti akan


(14)

timbul lagi pada saat siklus haid berikutnya (Kingston, 1991). Sehingga setiap bulannya wanita yang mengalami nyeri haid harus menyiapkan obat-obat analgetik sebagai penghilang nyeri yang pasti di alami setiap bulan.

Walaupun frekuensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan dengan memuaskan. Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak diperut bawah sebelum dan selama haid dan sering kali rasa mual, maka istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau ciri hidupnya sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari.

Penelitian yang dilakukan oleh Pelayanan Kesehatan Ramah Remaja (PKRR) di bawah naungan WHO tahun 2005 menyebutkan bahwa permasalahan remaja putri di Indonesia adalah seputar permasalahan mengenai gangguan menstruasi (38,45%), masalah gizi yang berhubungan dengan anemia (20,3%), gangguan belajar (19,7%), gangguan psikologis (0,7%), serta masalah kegemukan (0,5%) (Setiasih, 2007).

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri haid non farmakologis yaitu dengan relaksasi yaitu dengan terapi pijat (Stoppard. 2006. hlm 247). Terapi pijat dapat membuat menjadi rileks, sehingga tidak perlu lagi menggunakan obat-obatan. Dalam hal ini penggunaan terapi pijat dapat di jadikan sebagai alternatif yang paling efektif untuk menurunkan nyeri haid (Kamali, 2000 ). Dengan terapi pijat otot-otot tubuh yang tadinya kram dapat kembali normal dan tubuh kita dapat memproduksi kembali hormon-hormon yang penting guna mendapatkan haid yang bebas nyeri (Kingston, 1991 ).


(15)

Dari survei pendahuluan yang telah dilakukan pada beberapa siswi SMA Negeri 11 Medan, dengan metode wawancara terhadap 12 siswi, didapatkan hasil bahwa, 8 siswi mengalami nyeri haid dengan gejala kram perut, mual, dan mengalami pusing. Dan 4 siswi mengatakan mengalami nyeri yang sangat hebat, disertai muntah. Ada 4 siswi mengatakan mengkonsumsi obat-obatan dari dokter untuk mengurangi sakit yang dialami, 5 siswi mengatakan lebih memilih mengkonsumsi jamu dan 2 siswi mengatakan hanya memberikan kompres air hangat pada perut mereka saat merasakan nyeri.

Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektivitas terapi pijat dalam penanganan nyeri haid pada remaja putri di SMA Negeri 11 Medan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini apakah ada pengaruh pemberian terapi pijat terhadap nyeri haid pada remaja puteri SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian terapi pijat terhadap nyeri haid pada remaja puteri SMU Negeri 11 Medan Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang mengalami nyeri haid.


(16)

b. Untuk mengidentifikasi intensitas nyeri haid sebelum dan setelah diberi intervensi pada kelompok intervensi.

c. Untuk mengidentifikasi intensitas nyeri haid sebelum dan setelah diberi intervensi pada kelompok kontrol.

d. Untuk menguji pengaruh terapi pijat terhadap intensitas nyeri haid pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kebidanan

Manfaat penelitian ini bagi pelayanan kebidanan adalah dapat menjadikan suatu masukan dalam memberikan asuhan kebidanan berupa intervensi kebidanan terhadap nyeri haid.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi masyarakat tentang manfaat pemberian terapi pijat terhadap nyeri haid. 3. Bagi Pendidikan Kebidanan

Untuk menambah pengetahuan para mahasiswa tentang manfaat terapi pijat terhadap nyeri haid.

4. Bagi Penelitian Kebidanan

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan atau sumber data bagi penelitian lain yang melakukan penelitian sejenis atau penelitian selanjutnya.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Nyeri 1. Defenisi Nyeri

Nyeri merupakan kondisi perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Bare dan Smeltzer, 2001, hal. 212). Menurut Telfer (1997), nyeri merupakan fenomena multifaktorial yang subjektif, personal, dan kompleks yang dipengaruhi oleh faktor psikologis, biologis, sosial budaya, dan ekonomi (Fraser, D. M., dan Cooper, M. A., 2009, hal. 461).

2. Teori Nyeri

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya ransangan nyeri, diantaranya : Transmisi nyeri, impuls nyeri berjalan sepanjang saraf sensorik ke ganglion akar dorsal dari saraf spinal terkait dan masuk ke dalam kornu posterior medula spinalis. Hal ini disebut neuron pertama. Neuron kedua muncul di kornu posterior, melintang di dalam medula spinalis (persimpangan sensorik) dan mengantarkan impuls melalui medula oblongata, pons varolli dan otak tengah ke talamus. Dari sini impuls berjalan sepanjang neuron ketiga menuju korteks sensorik.

Teori Pengendalian Gerbang (gate control theory), mekanisme hambatan neurol atau spinal terjadi dalam substansi gelatinosa yang terdapat di kornu dorsal


(18)

medula spinalis. Impuls saraf yang diterima oleh nosiseptor, reseptor nyeri pada kulit dan jaringan tubuh dipengaruhi oleh mekanisme tersebut. Posisi hambatan menentukan apakah impuls saraf berjalan bebas atau tidak ke medula dan talamus sehingga dapat mentransmisikan impuls atau pesan sensori ke korteks sensorik. Jika hambatan tersebut tertutup, hanya terdapat sedikit konduksi atau bahkan tidak sama sekali. Jika hambatan terbuka, impuls dan pesan dapat melewatinya dan ditransmisikan secara bebas (Fraser, D. M., dan Cooper, M. A., 2009, hal 464).

3. Respon Nyeri

Respon seorang terhadap nyeri bervariasi, ada yang sakit dan ada yang tidak merasakan respon tingkah laku terhadap nyeri yang dialami (Prawihardjo) ada tiga respon pada nyeri yakni psikologis, psikomotor, dan afektif. Keparahan nyeri dan durasinya mempengaruhi respon pada nyeri . Nyeri ringan yang hanya sebentar bisa menghasilkan sedikit atau tidak ada sama sekali respon tingkah laku. Namun nyeri berat yang meskipun hanya sebentar biasanya menghailkan refleks aksi menghindar penyebab nyeri (Perry & Potter, 2000). Sehingga nyeri tidak dapat diukur secara objektif dan hanya bertumpu pada ucapan dan prilaku klien karena hanya klien yang bisa mengetahui nyeri yang dialaminya.

4. Persepsi Nyeri

Persepsi nyeri melibatkan proses sensorik ketika rangsangan nyeri itu muncul. Ini melibatkan interpretasi seseorang terhadap nyerinya . Dalam hal ini diperlukan adanya suatu adaptasi seseorang dalam menghadapi nyeri berulang-ulang yang dialaminya, maka nyeri akan terasa ringan dibandingkan dengan nyeri yang tiba-tiba terjadi tanpa ada persiapan atau adaptasi sebelumnya dari si penderita (Perry & Potter, 2000).


(19)

B. Nyeri Haid

1. Defenisi Nyeri Haid

Nyeri haid adalah haid yang terasa nyeri yang dialami 75 % wanita pada saat sepanjang usia reproduktifnya yang disebabkan oleh hormon prostaglandin dalam jumlah berlebihan pada saat menstruasi (Stoppard. 2006. hlm 247).

Nyeri haid nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita. Nyeri berkurang setelah menstruasi, namun pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi. Penyebab nyeri berasal dari otot rahim. Seperti semua otot lainnya, otot rahim dapat berkontraksi dan relaksasi.

Saat menstruasi kontraksi lebih kuat, kontraksi yang terjadi adalah akibat suatu zat yang namanya prostaglandin. Prostaglandin dibuat oleh lapisan dalam dari rahim. Sebelum menstruasi terjadi zat ini meningkat dan begitu menstruasi terjadi, kadar prostaglandin menurun. Hal ini dapat menjelaskan mengapa sakit cenderung berkurang setelah beberapa hari setelah menstruasi (Proverawati. 2009. hlm 84).

2. Pembagian Jenis Nyeri Haid

Nyeri haid dikategorikan oleh dokter menjadi dua jenis (Stoppard. 2006. hlm. 247).

a. Disminorrea primer

Cenderung mulai dua atau tiga tahun setelah menstruasi dimulai, dan ovulasi telah berlangsung penyebab kelainan ini biasanya tidak ditemukan dan gangguan sering kali hilang pada usia sekitar 25 tahun dan jarang dijumpai setelah kelahiran anak. Namun, ini dapat berlanjut setelah kelahiran anak dan


(20)

pada pertengahan usia 30-an. faktor penyebab antara lain faktor psikis, faktor endokrin dan faktor prostaglandin. Teori ini menyatakan bahwa nyeri menstruasi timbul karena peningkatan produksi prostaglandin oleh dinding rahim saat menstruasi.

Ciri-ciri disminore primer adalah terjadi beberapa waktu atau 6 – 12 bulan sejak menstruasi pertama (menarche),rasa nyeri timbul sebelum menstruasi atau di awal menstruasi,berlangsung beberapa jam nyeri hilang timbul,menusuk – menusuk pada umunya di perut bagian bawah, kadang menyebar ke sekitar pinggang, paha, disertai mual, muntah, sakit kepala, diare, sering buang air kecil, berkeringat.

b. Disminorea sekunder

Lebih sering dijumpai pada usia dewasa dan menimbulkan kram perut 1 atau 2 minggu sebelum mulai haid.ini biasanya merupakan gejala suatu kelainan dasar seoerti endometriosis atau perlekatan.

Ciri-ciri disminorea sekunder antar lain,perdarahan berat atau abnormal, nyeri perut dan panggul, sering menimbulkan nyeri senggama, nyeri kram berat, timbul sebelum haid dan berlanjut selama menstruasi lalu mereda secara bertahap setelah menstruasi, nyeri saluran kemih atau usus besar termasuk diare, gangguan kesuburan.

3. Patofisiologi Nyeri Haid Primer

Nyeri haid primer adalah nyeri yang terjadi selama masa menstruasi dan selalu berhubungan dengan siklus ovulasi disebabkan oleh kontraksi dari miometrium yang diinduksi oleh prostaglandin tanpa adanya kelainan patologis pelvis. Pada remaja dengan nyeri haid primer akan dijumpai peningkatan


(21)

prostaglandin oleh endometrium dengan pelepasan terbanyak selama menstruasi pada 48 jam pertama dan berhubungan dengan beratnya gejala yang terjadi (Speroff dan Fritz, 2005).

Setelah terjadi proses ovulasi sebagai respon peningkatan produksi progesteron (Guyton dan Hall, 2007), asam lemak akan meningkat dalam fosfolipid membran sel. Kemudian asam arakidonat dan asam lemak omega-7 lainnya dilepaskan dan memulai suatu aliran mekanisme prostaglandin dan leikotrien dalam uterus. Kemudin berakibat pada termediasinya respon inflamasi, tegang saat menstruasi (menstual crmps) (Hillard, 2006).

Hasil metabolisme asam arakodinat adalah prostaglandin (PG) F2-α, yang merupakan sutu cylooksigenase (COX) yang mengakibatkan hipertonus dan vasokonstriksi pada miometrium sehingga terjadi iskemia dan nyeri haid. Selain PGF2-α juga terdapa PGE-2 yang ikut serta menyebabkan nyeri haid primer. Peningktan level PGF2-α dan PGE-2 jelas akan meningkatkan nyeri pada nyeri haid primer. Selanjutnya peran lekotrien adalah meningkatkan sensitivitas serabut syaraf uterus (Hillard, 2006).

Prostaglandin F2∝ (PGF2∝) adalah perantara yang paling berperan dalam terjadinya nyeri haid primer. Prostaglandin ini merupakan stimulan kontraksi miometrium yang kuat serta efek vasokonstiksi pembuluh darah. Peningkatan PGF2∝dalam endometrium diikuti dengan penurunan progesteron pada fase luteal membuat membran lisosomal menjadi tidak stabil sehingga melepaskan enzim lisosomal. Pelepasan enzim ini menyebabkan phospholipase A2 yang berperan pada konvesi fosfolipid menjadi asam arakidonat dan selanjutnya menjadi PGF2∝ dan prostaglandin E2 (PGE2) melalui siklus endoperoxidase


(22)

dengan perantara prostaglandin G2 (PGG2) dan prostaglandin H2 (PGH2). Peningkatan kadar prostaglandin ini mengakibatkan peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan sehingga menyebabkan nyeri pada saat menstruasi (Braverman dan Sondhelmer, 1997 dalam Mc Lachlan et all, 2002).

4. Pengkajian nyeri

Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat dibutuhkan untuk menetapkan data dasar, untuk menetapkan diagnosa kebidanan yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang cocok, dan untuk mengevaluasi respon klien terhadap terapi. Saat mengkaji nyeri, bidan harus sensitif terhadap intensitas ketidaknyamanan klien (Potter & Perry, 2005).

Pengkajian karakteristik nyeri sangat membantu dalam membentuk pola nyeri dan tipe terapi yang digunakan untuk mengatasi nyeri. Adapun karakteristik nyeri meliputi : skala nyeri, lokasi, keparahan, dan pola nyeri, tindakan untuk menghilangkan nyeri dan gejala penyerta. Untuk mengukur intensitas keparahan nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran nyeri yaitu numerical rating scale.

Gambar 1.

Skala Sederhana Intensitas Nyeri Numerical Rating Scale

A | | | | | | | | | | |

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


(23)

Dengan kriteria nyeri adalah :

a. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana secara objektif, klien masih dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri yang hanya sedikit dirasakan.

b. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, klien mendesis, menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Klien dapat mendeskripsikan rasa nyeri, dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih dapat dikurangi dengan alih posisi.

c. Skala 7-9 merupakan nyeri berat dimana klien sudah tidak dapat mengikuti perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi. d. Skala 10 merupkan nyeri sangat berat. Klien sudah tidak dapt berkomunikasi

Klien akan menetapkan suatu titik pada skala yang berhubungan dengan persepsinya tentang intensitas keparahan nyeri (Potter & Perry, 2005).

5. Penatalaksanaan Nyeri Haid

Beberapa pengobatan nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri haid antara lain dengan mnegkonsumsi vitamin E dan penggunaan aromaterapi. Vitamin E merupakan antioksidan alami yang dapat membantu seluruh sel dan jaringan tubuh memperbaiki serta mangatasi peradangan atau inflamasi, salah satunya adalah nyeri. Asupan vitamin E membantu menstabilkan aliran menstruasi dengan memperbaiki lapisan rahim (Vedder, 2007).

Selain mengkonsumsi vitamin E penggunaan aromaterapi dikenal sebagai salah satu cara terapi kesehatan yang aman dan nyaman dengan menggunakan minyak esensil atau saripati hasil ekstraksi bagian-bagian tumbuhan untuk


(24)

memperlancar haid. Aromaterapi bekerja dengan mempengaruhi kerja otak, saraf-saraf penciuman yang secara langsung berhubungan dengan hipotalamus, bagian otak yang mengendalikan sistem kelenjar yang mengatur hormon-hormon yang mempengaruhi aktivitas tubuh, dan mempengaruhi kerja sistem limbik yang berhubungan dengan sirkulasi darah (Price, 2001).

Menurut Andersch dan Milson membagi tingkatan nyeri haid dalam 4 derajat, yaitu:

Tingkat 0 nyeri sangat ringan atau tidak ada dan aktivitas sehari-hari tidak terpengaruh, tingkat I nyeri ringan, tidak memerlukan analgetika dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu, tingkat II nyeri sedang, memerlukan analgetika dan aktivitas sehari-hari terganggu tapi jarang mangkir dari sekolah atau pekerjaan, tingkat III nyeri berat, yang tidak bermakna berkurang dengan analgetika dan tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari timbul keluhan vegetatif misalnya nyeri kepala, kelelahan, mual dan muntah.

C. Terapi Pijat 1. Defenisi

Pemijatan adalah perawatan untuk jaringan lunak di tubuh-kulit, lemak-otot dan jaringan ikat yang mengikat organ serta struktur yang berada di dalamnya. Pemijatan melibatkan serangkaian gerakan, utamanya dengan menggunakan kedua tangan. Setiap gerakan dilakukan dengan cara tertentu untuk mendapatkan efek tertentu. Pemijatan dengan cepat di pagi hari dan menyegarkan (Atkinson, 2011).Pemijatan juga dapat meredakan nyeri pijatan


(25)

perut bagian bawah.punggung bawah,dan tungkai bisa meredakan nyeri haid (Stoppard, 2006).

Pemijatan merupakan salah satu jenis penyembuhan tertua. Sejarahnya berasal dari China dan India pada ribuan tahun yang lalu. Saat ini, pemijatan dinikmati oleh orang-orang dari segala usia dan berbagai gaya hidup. Beragam teknik dari budaya yang berbeda dipadukan menjadi berbagai rangkaian pijatan yang memberikan penanganan efektif untuk gangguan kesehatan.

Pemijatan menawarkan berbagai manfaat yang luas bagi tubuh dan pikiran. Fakta ini telah diakui oleh banyak perusahaan yang mengikuti tradisi belahan dunia timur dengan memperkenalkan seni pemijatan di tempat kerja untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas.

2. Manfaat

Manfaat pemijatan dapat dirasakan langsung pada titik yang bermasalah terutama dibagian otot dan persendian dan membantu meredakan rasa nyeri di daerah tertentu, sehingga meredakan gejala ketegangan pada mata, nyeri pada kaki, nyeri pada punggung dan sakit kepala, pemijatan yang teratur bisa membantu meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot serta persendian, memperbaiki mobilaitas dan membantu mencegah rasa nyeri, sakit, kaku yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari, pemijatan dengan gerakan cepat bisa meningkatkan tingkat energi fisik dan mental, dan kewaspadaan mental, pemijatan dengan gerakan yang bersifat menenangkan bisa memberikan relaksasi bagi pikiran, tubuh, dan selanjutnya akan meredakan ketegangan dan rasa cemas, mengurangi bertambahnya dampak akibat stres juga mendorong tubuh untuk berfungsi dengan lebih efektif, pemijatan yang bersifat


(26)

merilekskan akan memberikan kualitas tidur yang lebih baik dan sebagai gantinya meningkatkan tempramen serta kesehatan pada umumnya.

3. Persiapan dan Cara Melakukan

Persiapan yang dilakukan yaitu luangkan waktu untuk menyelesaikan rangkaian pemijatan yang dilakukan sendiri. Pemijatan ini dilakukan sebaiknya pada pagi hari. Apabila memakai beberapa perhiasan seperti jam, cincin, atau gelang sebaiknya di lepas. Gunakan minyak esenssial seperti minyak kelapa hijau. Sediakan matras dan bantal untuk sandaran tubuh. Periksa postur tubuh sehingga dapat melakukan pemijatan sendiri tanpa mengalami ketegangan atau peregangan berlebihan.

Ada 10 langkah pemijatan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri haid yaitu dan tiga langkah tekhnik pendinginannya.

Pertama mulailah pemijatan dengan duduk di lantai ,tempatkan kedua tangan di pangkuan, bernapaslah dalam-dalam dan perlahan, ketika saat mengambil napas, bayangkan sedang menyerap cahaya berwarna merah muda yang naik dari arah jari jemari kaki dan bergerak melalui seluruh tubuh yang membuat merasa lembut dan feminin. Ketika menghembuskan napas, cobalah menyingkirkan ketegangan dan pikiran negatif apapun.

Kedua tempatkanlah satu tangan di bagian solar plexus, daerah berbentuk segitiga yang terbentuk oleh beberapa rusuk bagian bawah. Letakkan telapak tangan lainnya sedikit dibawah pusar.duduklah dengan tenang selama 2 atau 3 menit,bernapaslah dengan irama yang normal.


(27)

Ketiga dengan tangan kiri masih berada di solar plexus, gunakan telapak tangan kanan untuk membuat 10 kali gerakan melingkar di sekitar pusar dengan lembut.

Keempat tempatkan kedua telapak tangan di bagian perut, dengan posisi kebawah. Gerakan kedua tangan ke atas, dengan gerakan memutar ke arah luar hingga saling menjauh. Pertemukan kembali kedua tangan di bagian bawah lingkaran, lanjutkan hingga membentuk dua lingkaran lagi. Ulangilah sesering mungkin. Dengan demikian mengikuti gerakan yang sama.

Kelima dengan menggunakan kedua tangan seperti pada langkah 4, kali ini buatlah gerakan memutar yang lembut dengan ruas ujung jemari.

Keenam usaplah seluruh daerah tekanan seperti mengelus. Gerakkan kedua tangan dengan perlahan dan tangan kearah atas, gerakkan bergantian atau bersamaan tergantung mana yang terasa paling baik.

Ketujuh letakkan kedua tangan kedua sisi pinggang dengan posisi ibu jari mengarah ke perut dan jemari lainnya berada di bagian pinggang. Dengan permukaan jemari tangan, buatlah gerakan mengusap yang ringan dan memutar di seluruh bagian pinggang. Lanjutkan selama itu terasa menyenangkan. Lakukan peregangan hanya sejauh bisa menjangkaunya dengan nyaman.

Kedelapan dengan kedua tangan pada kedua sisi tulang belakang dan ujung jemari mengarah ke bawah, gelincirkan kedua tangan dengan kuat ke arah bawah dari pinggang hingga bokong. Jika sudah merasa nyaman, gunakan bagian belakang tangan ulangilah sebanyak 3 kali.


(28)

Kesembilan gunakan ruas ujung jari untuk bekerja lebih mendalam ke area ketegangan mana pun di pinggang. Temukan titik masalah dan redakan dengan gerakan meremas yang lembut.

Kesepuluh lemaskan punggung anda dengan gerakkan mengusap menggunakan kedua tangan bergantian. Gunakan telapak tangan (bagian belakang tangan, jika ini terasa lebih nyaman) untuk memberikan usapan ke atas, dari bokong ke pinggang. Satu tangan bergerak mengikuti yang lainnya untuk mengusap seluruh area.

Kesebelas pertemukan kedua telapak kaki anda hingga saling menempel dan tahanlah dengan kedua tangan. Ambillah napas mendalam dan hembuskan. Kemudian condongkan tubuh ke depan sejauh yang bisa dilakukan dengan nyaman.Tahanlah peregangan ini hingga hitungan ke-5, bernapaslah dengan normal.

Keduabelas perlahan duduklah dan ambillah napas mendalam beberapa kali. Silangkan kedua pergelangan kaki anda. Angkat kedua tangan anda di atas kepala dan dengan perlahan buatlah lingkaran sebanyak tiga kali untuk meredakan ketegangan di bahu.

Dan yang terakhir berbaringlah dengan kedua tangan berada di atas perut. Berbaringlah tanpa bergerak selama beberapa menit untuk merampungkan rangkaian latihan.


(29)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESA, DAN DEFENISI OPERASIONAL

A.Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi efektivitas pemberian terapi pijat terhadap nyeri haid. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian terapi pijat dan variabel dependen adalah intensitas nyeri haid. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok, kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang diidentifikasi berdasarkan intensitas nyeri haid sesudah diberikan terapi pijat. Hasil yang diharapkan adalah terdapat penurunan intensitas nyeri haid setelah diberikan terapi pijat. Secara skematis, kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1. Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian terapi pijat terhadap intensitas nyeri haid.

Remaja puteri yang mengalami

nyeri haid

Kelompok intervensi yang diberikan terapi pijat

Kelompok kontrol Tanpa terapi pijat

Intensitas nyeri haid


(30)

C. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur

Hasil Ukur

Skala Ukur 1. Variabel

dependen Nyeri haid

Nyeri haid adalah nyeri yang berupa kram pada perut bagian bawah yang dialami wanita segera setelah permulaan haid dan biasanya menetap sepanjang hari pertama dan dapat berlangsung selama 48 jam .

Format observasi dengan menggunakan skala nyeri post intervensi

Skala nyeri responden

Rasio

2. Variabel independen Terapi pijat

Terapi pijat yang dilakukan 1 x 1 hari selama 30 menit saat menjelang haid Format observasi 0=tidak dilakukan 1=dilakuk an Nominal


(31)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian quasi-eksperimen yang bersifat two group postest yaitu rancangan yang berupaya mengungkapkan hubungan sebab akibat dimana rancangan ini menggunakan kelompok intervensi dan kontroluntuk mengidentifikasi pengaruh pemberian terapi pijat terhadap nyeri haid. Desain ini digambarkan :

Kelompok Perlakuan Post-test

X I 01

Y 0 01

Skema 4.1. Desain Penelitian Keterangan:

X : Kelompok intervensi Y : Kelompok kontrol I : Perlakuan

0 : Tidak diberikan perlakuan 01: pengukuran intensitas nyeri haid


(32)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMA Negeri 11 Medan kelas XI Tahun 2012 yang mengalami nyeri haid primer yaitu 43 siswi.

2. Sampel

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Dengan teknik ini seluruh populasi dijadikan sampel. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yang dipilih berdasarkan kelas dan dibagi menjadi dua kelompok, kemudian satu kelompok diberi intervensi, dan satu kelompok sebagai kelompok kontrol.

Kriteria sampel dalam penelitian adalah sebagai berikut : a. Mengalami nyeri haid

b. Tidak mendapat tindakan lain atau mengkonsumsi obat-obatan. c. Bersedia menjadi responden.

d. Usia 14-17 tahun.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 11 Medan alasan peneliti memilih lokasi ini karena SMA Negeri 11 Medan merupakan lembaga pendidikan yang memiliki letak strategis dan dianggap sesuai dengan karakteristik responden.

D. Waktu Penelitian

Proses pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni tahun 2012.


(33)

E. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan Univeritas Sumatera Utara dan izin dari Kepala Dinas Pendidikan Kantor wilayah Medan tembusan untuk Kepala SMA Negeri 11 Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan prinsip etik penelitian, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian, menjelaskan manfaat penelitian dan prosedur penelitian. Terkait dengan subjek penelitian, prinsip etika penelitian adalah mengatur perlindungan terhadap partisipan dan pertanggungjawaban peneliti terhadap subjek penelitian dalam bentuk informed consent yaitu kesediaan yang disadari oleh subjek penelitian calon responden secara sosial. Calon responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed consent dan disebut responden. Tetapi calon responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan diri.

Dalam upaya mencapai informed consent tersebut, etika penelitian juga mengatur tentang adanya anonimitas dan kerahasiaan. Peneliti menjanjikan bahwa identitas subjek penelitian akan dirahasiakan dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi dengan menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner yang disusun berdasarkan kerangka konsep dan tinjauan pustaka. Instrumen penelitian ini terdiri dari data demografi responden dan skala nyeri.


(34)

Data kuesioner demografi responden terdiri dari 4 pertanyaan yaitu usia, suku, agama dan siklus haid. Selanjutnya untuk menilai intensitas nyeri haid adalah kuesioner skala nyeri sesudah diberikan terapi pijat. Hasil dari pengukuran skala nyeri haid responden di tulis di lembar observasi.

G. Uji Validitas dan Realibilitas

Alat ukur harus diuji validitas dan realibilitasnya. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah valid dan reliabel, sehingga tidak perlu lagi diuji validitas dan realibilitasnya. Alat ukur skala nyeri yang digunakan adalah Numerical Rating Scale (NRS) yaitu alat pendeskripsi dengan skala 0-10 (Potter & Perry, 2005).

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan telah mendapat izin dari Kepala Dinas Pendidikan Kantor Wilayah tembusan Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan.

Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada siswi yang mengalami nyeri haid sesuai dengan kriteria penelitian. Pada saat pengumpulan data, peneliti menjumpai calon responden di sekolah setelah terlebih dahulu menanyakan keluhan yang dialami, dengan dibantu oleh pihak sekolah, dalam hal ini peneliti dibantu oleh ibu Zubaidah Ritonga, S.Pd dalam menjelaskan kepada responden mengenai penelitian yang dilakukan. Setelah peneliti menjumpai calon responden maka peneliti menjelaskan tujuan, manfaat penelitian, prosedur penelitian dan apa yang dirasakan setelah diberikan terapi pijat serta cara pengisian kuesioner.


(35)

Kemudian peneliti meminta kesediaan calon responden yang memenuhi kriteria penelitian diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) dan mengisi kuesioner data demografi. Setelah itu, peneliti kemudian meminta nomor telepon seluler responden untuk meminta kerjasama responden saat responden mengalami haid, responden menghubungi peneliti, kemudian peneliti menjumpai responden.

Dalam hal ini, peneliti memisahkan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol, peneliti hanya mengukur intensitas nyeri responden. Sedangkan pada kelompok intervensi peneliti dan dibantu oleh guru-guru SMA Negeri 11 Medan memberikan terapi pijat. Terapi pijat diberikan 1 kali selama 30 menit, nyeri yang di alami responden di ukur dengan Skala Numerik (Numerical Rating Scale).

I. Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah seluruh data terkumpul melalui beberapa tahap yaitu, editing untuk memeriksa data responden, kemudian diberi nomor responden untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, kemudian merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka (coding) untuk memudahkan melakukan analisa data, selanjutnya memasukkan data (entry) ke computer dan dilakukan pengolahan data dengan tehnik komputerisasi.

1. Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karekteristik masing-masing variabel yang diteliti. Data yang bersifat ketegorik meliputi usia, suku, agama, dan siklus haid dicari frekuensi dan persentase. Data yang bersifat


(36)

numerik meliputi skala nyeri, dicari mean, dan standar deviasinya kemudian disajikan dalam bentuk tabel.

2. Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh pemberian terapi pijat terhadap nyeri haid. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistic uji t-independent digunakan untuk membandingkan nyeri haid pada kelompok intervensi dan kontrol. Taraf signifikan (α = 0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika data probabilitas (p) < 0.05 maka H0 ditolak, apabila (p) > 0,05 maka H0 gagal


(37)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul “Efektivitas Terapi Pijat dalam Penanganan Nyeri Haid Pada Remaja Puteri di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012”, diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada 21 orang responden dengan intervensi pemberian terapi pijat dan 22 orang responden tanpa diberikan terapi pijat sebagai kelompok kontrol pada remaja puteri SMA Negeri 1l Medan Tahun 2012 yang mengalami nyeri haid yang menjadi subjek penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 27 Maret sampai 5 Mei 2012, menguraikan karakteristik demografi responden, analisis intensitas nyeri haid pada kedua kelompok serta analisis perbedaan intensitas nyeri haid pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Untuk mempermudah pemahaman hasil penelitian tentang penatalaksanaan nyeri haid dengan terapi pijat di SMA Negeri 11 Medan, dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti yakni data demografi ibu inpartu meliputi umur, paritas, pendidikan dan mencari mean, dan standar deviasi skala nyeri persalinan.

1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Remaja Puteri Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol

Hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 21 orang kelompok intervensi sebagian besar responden berada pada usia 16 tahun sebanyak 10 orang (47,6%),


(38)

suku responden sebagian besar adalah Batak sebanyak 13 orang (61,9%), seluruh responden beragama Islam sebanyak 21 orang (100%) dan siklus haid yang dialami responden sebagian besar berada pada siklus 28 hari yaitu sebanyak 15 orang (71,4%).

Sedangkan pada dari 22 orang pada kelompok kontrol sebagian besar responden berada pada usia 15 dan 16 tahun sebanyak 9 orang (40,9%), suku responden sebagian besar adalah Batak sebanyak 13 orang (59,1%), seluruh responden beragama Islam sebanyak 22 orang (100%) dan siklus haid yang dialami responden sebagian besar berada pada siklus 30 hari yaitu sebanyak 13 orang (59,1%). Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan karakteristik Remaja Puteri SMA Negeri 11 Medan pada Kelompok Intervensi

dan Kelompok Kontrol (n=43) Karakteristik

Remaja Puteri

Kelompok intervensi Kelompok kontrol

F % F %

Usia

• 14 tahun • 15 tahun • 16 tahun • 17 tahun

1 7 10 3 4.8 33.3 47.6 14.3 1 9 9 3 4.5 40.9 40.9 13.6 Suku • Jawa • Batak 8 13 38.1 61.9 9 13 40.9 59.1 Agama

• Islam 21 100 22 100

Siklus haid • 28 hari • 30 hari

15 6 71.4 28.6 9 13 40.9 59.1


(39)

1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Haid pada Remaja Putri Sebelum dan Sesudah dilakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi

Hasil penelitian pada kelompok intervensi diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi pijat rata-rata 5,76 dengan standar deviasi 1,300, min-max 5-9 dan 95% CI nya adalah 1,53-2,94. Sesudah dilakukan terapi pijat rata-rata 3,52 dengan standar deviasi 0,928, min-max 2-6 dan 95% CI nya adalah 1,53-2,94. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi

Di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012

Variabel Mean SD Min-Max 95% CI

Intensitas Nyeri Sebelum dilakukan

Intervensi

5,76 1,300 5 - 9 1,53 – 2,94

Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan

Intervensi

3,52 0,928 2 – 6 1,53 – 2,94

1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Haid pada Remaja Putri Sebelum dan Sesudah dilakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol Hasil penelitian pada kelompok kontrol diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi pijat rata-rata 6,13 dengan standar deviasi 1,64, min-max 3-9 dan 95% CI nya adalah 0,43-2,38. Sesudah dilakukan terapi pijat rata-rata 4,72 dengan standar deviasi 1,54 min-max 2-7 dan 95% CI nya adalah 0,43-2,38. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini.


(40)

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol

Di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012

Variabel Mean SD Min-Max 95% CI

Intensitas Nyeri Sebelum dilakukan

Intervensi

6,13 1,64 3 - 9 0,43 – 2,38

Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan

Intervensi

4,72 1,54 2 - 7 0,43 – 2,38

2. Analisis Bivariat

Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik uji t-independent test yaitu mengukur skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat pada kelompok intervensi dan kontrol.

2.1 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi

Hasil penelitian diperoleh rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan metode terapi pijat pada kelompok intervensi adalah 5,76 dengan standar deviasi 1,300. Rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan metode terapi pijat 3,52 dengan standar deviasi 0,928. Beda mean 2,24 diperoleh Pvalue 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok intervensi. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini.


(41)

Tabel 5.4

Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi di SMA Negeri 11 Medan

2.2 Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol

Hasil penelitian diperoleh rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan metode terapi pijat pada kelompok kontrol 6,13 dengan standar deviasi 1,64. Rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok kontrol 6,13 dengan standar deviasi 1,54. Beda mean 1,40 diperoleh p value 0,005. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok kontrol. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini.

Variabel Mean SD Beda

Mean

Pvalue N

Intensitas Nyeri Sebelum dilakukan

Intervensi

5,76 1,300

2,24 0,000

21

Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan

Intervensi


(42)

Tabel 5.5

Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol di SMA Negeri 11 Medan

2.3 Perbandingan Intensitas Nyeri Sesudah di Lakukan Terapi pijat Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Hasil penelitian intensitas nyeri pada kelompok intervensi sesudah dilakukan terapi pijat diperoleh rata-rata skala nyeri 3,52 dengan standar deviasi 0,928 dan standar error 0,202. Rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok kontrol 4,72 dengan standar deviasi 1,548 dan standar error 0,330. Hasil uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,004 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan dari skala nyeri haid sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok intervensi dan kontrol. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini.

Variabel Mean SD Beda

Mean

Pvalue n

Intensitas Nyeri Sebelum dilakukan

Intervensi

6,13 1,64

1,40 0,005

22

Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan

Intervensi


(43)

Tabel 5.6

Perbandingan Intensitas Nyeri Haid Sesudah di Lakukan Terapi pijat Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di SMA Negeri 11 Medan

Variabel Mean SD SE P value N

Kelompok Intervensi

3,52 0,928 0,202

0,004 44

Kelompok Kontrol

4,72 1,548 0,330

B.Pembahasan

1. Interpretasi dan diskusi hasil

Pada Penelitian ini membandingkan intensitas nyeri haid pada kelompok yang diberi terapi pijat dengan kelompok yang tidak diberi terapi pijat pada remaja putri SMA Negeri 11 Medan. Terapi pijat diberikan pada responden kelompok intervensi selama 15 menit pada saat responden mengalami nyeri haid.

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik demografi responden yang berhubungan dengan usia, responden pada kelompok intervensi mayoritas berusia 16 tahun sebanyak 10 orang (47,6%),dan pada kelompok kontrol mayoritas berusia 15 dan 16 tahun sebanyak 9 orang (40,9%). Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa keseluruhan jumlah responden yang mengalami nyeri haid berada pada usia di bawah 25 tahun. Pernyataan ini mendukung pendapat Stoppard (2010) yang menyatakan bahwa 80% wanita muda dibawah 25 tahun mengalami nyeri haid dan akan hilang pada saat umur 25 tahun.


(44)

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik demografi responden yang berhubungan dengan suku dan agama, sebagian besar responden pada kelompok intervensi bersuku batak yaitu sebanyak 13 orang (61,9%),dan pada responden kelompok kontrol juga mayoritas bersuku batak sebanyak 13 orang (59,1%), dan pada kedua kelompok tersebut beragama Islam (100%). Mengacu pada keyakinan dan nilai- nilai Budaya mempengaruhi cara individu untuk mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri dan bagaimana bereaksi terhadap nyeri dan bagaimana seseorang dapat mengekspresikan rasa nyeri tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian tingkat nyeri haid yang dialami responden pada kedua kelompok dimulai dari tingkat nyeri ringan sampai sedang. Pernyataan ini dapat dilihat pada lampiran terlihat bahwa skala intensitas nyeri haid pada kelompok intervensi sesudah dilakukan intervensi bervariasi mulai dari skala 2 sampai dengan skala 6. Dalam hal ini jumlah responden yang mengalami nyeri haid skala 2 adalah sebanyak 4 orang, skala 3 adalah sebanyak 9 orang, skala 4 adalah sebanyak 8 orang, skala 5 adalah sebanyak 1 orang dan skala 6 adalah sebanyak 1 orang. Pada kelompok kontrol skala nyeri juga terlihat bervariasi mulai dari skala 2 sampai dengan skala 7. Dalam hal ini jumlah responden yang mengalami nyeri haid skala 2 adalah sebanyak 3 orang, skala 3 sebanyak 2 orang, skala 4 sebanyak 2 orang , skala 5 sebanyak 9 orang, skala 6 sebanyak 3 orang dan skala 7 adalah sebanyak 3 orang. Perbedaan indkator nyeri haid yang dirasakan seseorang tidak bisa menjadi indikator bagi yang lainnya karena sifatnya yang sangat pribadi.


(45)

Pendapat diatas mendukung pendapat dari Mahon (1994) yang mengatakan bahwa nyeri bersifatsubyektif, sangat individual, dan berbeda pada setiap individu. Tingkat nyeri ini juga dapat mempengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor psikis, dimana nyeri dapat diperberat oleh keadaan psikis seseorang.

Pada peneliian ini semua faktor yang di anggap berkontribusi terhadap nyeri di abaikan, untuk diminimalkan adanya pengaruh perlakuan yang lain terhadap pemberian terapi pijat ,maka dianjurkan bagi semua responden untuk tidak melakukan tindakan apapun seperti mengubah posisi tubuh seperti meringkuk atau menungging dan juga mengkonsumsi obat- obatan penurun nyeri selama menjadi responden dalam penelitian ini. Dimana hal tersebut dapat berpengaruh terhadap penurunan nyeri haid dan membiaskan hasil penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa intensitas nyeri pada kelompok intervensi sesudah dilakukan terapi pijat diperoleh rata-rata skala nyeri 3,52 dengan standar deviasi 0,928 dan standar error 0,202. Rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok kontrol 4,72 dengan standar deviasi 1,548 dan standar error 0,330. Hasil uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,004 maka dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh signifikan dari skala nyeri haid sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok intervensi dan kontrol di SMA Negeri 11 Medan.

Pernyataan diatas mendukung pendapat Stoppard (2006) yang mengemukakan Pemijatan adalah perawatan untuk jaringan lunak di tubuh – kulit, lemak- otot dan jaringan ikat yang mengikat organ serta struktur yang berada di dalamnya.Pemijatan melibatkan serangkaian gerakan, utamanya dengan menggunakan kedua tangan. Setiap gerakan dilakukan dengan cara tertentu untuk mendapatkan efek tertentu.


(46)

Pemijatan juga dapat meredakan nyeri haid seperti perut bagian bawah, punggung dan tungkai.

Berdasarkan uraian di atas maka diambil kesimpulan bahwa hipotesis penelitian diterima, karena terdapat perbedaan yang signifikan nyeri haid pada kelompok yang diberi terapi pijat dan kelompok yang tidak diberi terapi pijat.

2. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dialami peneliti saat penelitian Februari-April 2012 dengan jumlah responden 45 orang remaja puteri ada responden yang dijumpai tidak mendapat haid pada saat melakukan penelitian adalah 2 orang.

3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Kebidanan

Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa pemberian terapi pijat sebagai salah satu tekhnik pengobatan tekhnik relaksasi yang berpengaruh terhadap pengurangan nyeri haid pada remaja puteri SMA Negeri 11 Medan. Jadi terapi pijat dapat digunakan dalan asuhan Kebidanan pada remaja puteri yang mengalami nyeri haid tanpa efek samping.


(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang “efektivitas terapi pijat dalam penanganan nyeri haid pada remaja puteri di SMA Negeri 11 Medan tahun 2012 “ dapat disimpulkan bahwa:

1. Karakteristik demografi responden pada kelompok intervensi sebagian besar remaja puteri berusia 16 tahun sebanyak 10 orang (47,6%), suku responden sebagian besar adalah Batak sebanyak 13 orang (61,9%), seluruh responden beragama Islam sebanyak 21 orang (100%) dan siklus haid yang dialami responden sebagian besar berada pada siklus 28 hari yaitu sebanyak 15 orang (71,4%). Sedangkan pada dari 22 orang pada kelompok kontrol sebagian besar responden berada pada usia 15 dan 16 tahun sebanyak 9 orang (40,9%), suku responden sebagian besar adalah Batak sebanyak 13 orang (59,1%), seluruh responden beragama Islam sebanyak 22 orang (100%) dan siklus haid yang dialami responden sebagian besar berada pada siklus 30 hari yaitu sebanyak 13 orang (59,1%).

2. Intensitas nyeri responden pada kelompok intervensi rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan metode terapi pijat adalah 5,76 dan sesudah dilakukan metode terapi pijat adalah 3,52 diperoleh nilai p=0,000. Pada kelompok kontrol rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan metode terapi pijat adalah 6,13 dan sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok kontrol 4,72 diperoleh nilai p=0,005.


(48)

3. Hasil uji statistik t-independent test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah diberikan terapi pijat didapatkan nilai p adalah 0,004, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan metode terapi pijat terhadap intensitas nyeri haid pada Remaja Putri di SMA Negeri 11 Medan.

B.Saran

1. Bagi Praktek Kebidanan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian terapi pijat dapat memberikan manfaat untuk mengurangi nyeri haid pada remaja puteri SMA. Oleh sebab itu penting untuk diinformasikan dan di terapkan disetiap praktek Kebidanan, guna membantu remaja yang mengalami nyeri haid.

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini perlu di integrasikan dalam mata kuliah asuhan kebidanan pada remaja puteri tentang kesehatan reproduksi (KESPRO) sebagai pengembangan ilmu.

3. Bagi Penelitian Kebidanan

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan desain penelitian yang bersifat quasy eksperimen dengan menggunakan kelompok intervensi dan kontrol yang diukur pre dan post test agar diperoleh hasil yang lebih baik.

4. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terapi pijat terhadap nyeri haid, sehingga diharapkan dapat menjadikan tambahan informasi bagi masyarakat tentang manfaat lain dari terapi pijat yang bisa dilakukan secara mandiri di kehidupan sehari-hari.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, 2011 . A Practicial guide to Self Massage. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer

Bobak IM, dkk, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi Keempat. Jakarta : EGC.

Hutahaean, Seri, 2009. Asuhan Keperawatan dalam Maternitas dan Ginekologi. Jakarta: Trans Info Media.

Nursalam, 2003 . Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Potter, P. A., dan Perry, A. G, 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. Stoppard, Miriam, 2009. Ensiklopedia Kehamilan Dan Kelahiran. Jakarta: Erlangga. Sumarah, dkk, 2008. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya.

Suyanto, Ummi, 2009. Riset Kebidanan Metedologi dan AplikasiMitra. Yogyakarta: Cendikia Press.

Uliyah, Musrifatul, dkk, 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Febri, 2009. Nyeri haid dibuka 24/11/11 pada situs:

Nyapatrien, 2010. Teknik Mengurangi Rasa Nyeri, dibuka 24/11/11 pada situs:

Qittun. 2008. Konsep Dasar Nyeri, dibuka 8/12/2011 pada situs:


(50)

Lampiran 1

Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Assalamu’alaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera Dengan Hormat,

Nama Saya Helmi Wardah Nasution, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas Terapi Pijat Dalam Penanganan Nyeri Haid Pada Remaja Puteri di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012”.

Nyeri haid adalah nyeri menjelang atau selama haid, satu dari gejala-gejala ginekologik yang paling sering di keluhkan oleh wanita, dengan gejala nyeri di perut bagian bawah sebelum dan selama haid, sering kali disertai rasa mual dan muntah (Prawirohardjo, 2008).

Manfaat diberikan terapi pijat adalah dapat meredakan nyeri pijatan perut bagian bawah.punggung bawah,dan tungkai bisa meredakan nyeri haid (Stoppard, 2006).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberianterapi pijat dalam penanganan nyeri haid pada remaja puteri SMA. Saya akan melakukan wawancara terstruktur kepada saudari tentang :

a. data demografi yang terdiri dari usia, suku, agama, dan siklus haid,

b. kuesioner tentang skala nyeri haid sebelum dan sesudah pemberian terapi pijat ,

c. memberikan contoh dan gambar cara pemijatan .

Partisipasi saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti.


(51)

Untuk penelitian ini saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudari membutuhkan penjelesan, maka dapat menghubungi Saya :

Nama : Helmi Wardah Nasution

Alamat : Jl. Letda Sudjono gg Tapsel no 17 B. Medan No. Hp : 085261313128

Terima kasih saya ucapkan kepada saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2012

Peneliti


(52)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Efektivitas Terapi Pijat Dalam Penanganan Nyeri Haid Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012”. Maka dengan ini Saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2012


(53)

Lampiran 3

KUESIONER

EFEKTIVITAS TERAPI PIJAT DALAM PENANGANAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTERI SMA NEGERI 11 MEDAN

No. Responden

Kuuesioner ini terdiri atas 2 bagian yaitu :

A. Data Demografi

B. Skala pengukuran intensitas nyeri

A. Data Demografi

Petunjuk : Silahkan isi pada titik-titik, atau beri tanda (X) pada kotak yang sesuai dengan jawaban Saudari!

Jika ada yang kurang jelas, silahkan bertanya kepada peneliti !.

1. Usia :

2. Suku : 3. Agama :

4. Siklus haid : ... Hari


(54)

B. Skala pengukuran intensitas nyeri (Numerical Rating Scale)

SETELAH PEMBERIAN TERAPI PIJAT

Petunjuk : Tandai skala nyeri berikut ini dengan tanda silang (X) yang menurut saudari dapat mewakili tingkat/intensitas nyeri haid yang Saudari rasakan saat ini !.

Intensitas nyeri yang Saudari rasakan setelah diberikan ramuan jahe adalah:

| | | | | | | | | |

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Sangat nyeri

Dengan kriteria nyeri adalah:

e. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana saudari masih dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri hanya sedikit dirasakan.

f. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, saudari mendesis, menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Saudari dapat mendeskripsikan rasa nyeri, dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih dapat dikurangi dengan alih posisi.

g. Skala 7-9 meupakan nyeri berat dimana saudari sudah tidak dapat mengikuti perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi. h. Skala 10 merupkan nyeri sangat berat. Saudari sudah tidak dapt


(55)

B. Skala pengukuran intensitas nyeri (Numerical Rating Scale)

TANPA PEMBERIAN TERAPI PIJAT

Petunjuk : Tandai skala nyeri berikut ini dengan tanda silang (X) yang menurut saudari dapat mewakili tingkat/intensitas nyeri haid yang Saudari rasakan saat ini !.

Intensitas nyeri yang Saudari rasakan saat ini adalah :

| | | | | | | | | |

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Sangat nyeri

Dengan kriteria nyeri adalah:

i. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana saudari masih dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri hanya sedikit dirasakan.

j. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, saudari mendesis, menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Saudari dapat mendeskripsikan rasa nyeri, dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih dapat dikurangi dengan alih posisi.

k. Skala 7-9 meupakan nyeri berat dimana saudari sudah tidak dapat mengikuti perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi. l. Skala 10 merupkan nyeri sangat berat. Saudari sudah tidak dapt


(56)

Lampiran 4

PROTAP PENELITIAN

1. Memberikan informed concent kepada responden

2. Peneliti mengkaji derajat nyeri yang dialami responden sebelum dilakukan intervensi

3. Melakukan Pijat selama 30 menit

4. Peneliti mengkaji derajat nyeri yang dialami responden sesudah dilakukan intervensi


(57)

(58)

(59)

(60)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Helmi Wardah Nst

Tempat/tanggal lahir : Medan, 23 Desember 1986

Agama : Islam

Alamat : Jl. Letda Sudjono Gg. Tapsel No. 17 B Riwayat Pendidikan :

Tahun 1993 - Tahun 1999 : SD Swasta Budi Satria Medan Tahun 1999 - Tahun 2002 : SMP Negeri 17 Medan

Tahun 2002 - Tahun 2005 : SMA Negeri 11 Medan

Tahun 2007 - Tahun 2010 : D-III Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2011 - Tahun 2012` : D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara


(1)

B. Skala pengukuran intensitas nyeri (Numerical Rating Scale)

TANPA PEMBERIAN TERAPI PIJAT

Petunjuk : Tandai skala nyeri berikut ini dengan tanda silang (X) yang menurut saudari dapat mewakili tingkat/intensitas nyeri haid yang Saudari rasakan saat ini !.

Intensitas nyeri yang Saudari rasakan saat ini adalah :

| | | | | | | | | |

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Sangat nyeri

Dengan kriteria nyeri adalah:

i. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana saudari masih dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri hanya sedikit dirasakan.

j. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, saudari mendesis, menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Saudari dapat mendeskripsikan rasa nyeri, dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih dapat dikurangi dengan alih posisi.

k. Skala 7-9 meupakan nyeri berat dimana saudari sudah tidak dapat mengikuti perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi. l. Skala 10 merupkan nyeri sangat berat. Saudari sudah tidak dapt


(2)

3

Lampiran 4

PROTAP PENELITIAN

1. Memberikan informed concent kepada responden

2. Peneliti mengkaji derajat nyeri yang dialami responden sebelum dilakukan intervensi

3. Melakukan Pijat selama 30 menit

4. Peneliti mengkaji derajat nyeri yang dialami responden sesudah dilakukan intervensi


(3)

(4)

(5)

(6)

7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Helmi Wardah Nst

Tempat/tanggal lahir : Medan, 23 Desember 1986

Agama : Islam

Alamat : Jl. Letda Sudjono Gg. Tapsel No. 17 B Riwayat Pendidikan :

Tahun 1993 - Tahun 1999 : SD Swasta Budi Satria Medan Tahun 1999 - Tahun 2002 : SMP Negeri 17 Medan

Tahun 2002 - Tahun 2005 : SMA Negeri 11 Medan

Tahun 2007 - Tahun 2010 : D-III Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2011 - Tahun 2012` : D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara