Peran dan Fungsi Sumber Daya Manusia dal
Peran dan Fungsi Sumber Daya Manusia dalam Ekonomi 2.2.1 Sumber Daya
Manusia sebagai Tenaga Kerja Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk
dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) yang memiliki kemampuan untuk
mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang atau jasa,
baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk oranglain. Tenaga kerja atau
manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja
atau Labor force terdiri dari golongan yang berkerja dan golongan yang
menganggur dan mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri
dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan
golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam angkatan
kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu,
kelompok ini sering juga dinamakan sebagai potensial labor force. Secara
umum penyediaan tenaga kerja dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu
produktivitas. Untuk definisi kerja Produktivitas adalah perbandingan antara
hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang
digunakan persatuan waktu. Dalam produktivitas banyak orang yang bekerja
keras akan tetapi banyak juga orang yang bekerja dengan hanya sedikit usaha.
Hasil yang diperoleh dari dua cara kerja tersebut tentu akan berbeda.
Produktivitas kerja seseorang juga dipengaruhi oleh motivasi dari tiap-tiap
individu, tingkat pendidikan dan latihan yang sudah diterima serta kemampuan
manajemen. Orang yang berpendidikan dan latihan yang lebih tinggi pada
dasarnya mempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi juga. Peningkatan
produktivitas dapat terwujud dalam empat bentuk: 1. Jumlah produksi yang
sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit. 2.
Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber
daya yang kurang. 3. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan
menggunakan sumber daya yang sama. 4. Jumlah produksi yang jauh lebih
besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relative lebih kecil.
Dalam hal ini peningkatan produktivitas manusia merupakan sasaran strategis
karena, peningkatan produktivitas factor-faktor lain sangat tergantung pada
kemampuan tenaga manusia yang memanfaatkannya. Dengan pendekatan
sistem, faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan dapat digolongkan
pada tiga kelompok, yaitu: a. Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik
karyawan b. Sarana pendukung c. Supra sarana
1. Ketenagakerjaan
2. Konsep dan Definisi
Untuk keperluan analisis ketenagakerjaan, penduduk suatu Negara dipilah-pilah
dalam berbagai kelompok. Konsep pemilahan penduduk dibagi menjadi dua
yaitu pemilahan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja dan
berdasarkan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja.
Pemilihan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja
1. Tenaga Kerja-Manpower, berusia > 10 tahun
2. Angkatan kerja (Labour Force) yaitu tenaga kerja atau penduduk dalam
usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk
sementara sedang tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan. Angkatan
Kerja dibagi menjadi dua yaitu :
Pekerja yaitu orang-orang yang mempunyai pekerjaan dan (saat disensus
atau disurvai) memang sedang bekerja , serta orang yang mempunyai
pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja.
Penganggur yaitu orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya
orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan.
2. Bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja
yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari
pekerjaan. Bukan angkatan kerja dibagi menjadi tiga yaitu :
Penduduk dalam usia kerja yang sedang bersekolah
Mengurus rumah tangga
Penerima pendapatan lain
1. Bukan Tenaga Kerja, < 10 tahun
Pemilahan penduduk berdasarkan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja
1. Bekerja Penuh yaitu tenaga kerja yang bersangkutan termanfaatkan
secara cukup atau optimal.
2. Setengah menganggur yaitu bekerja tapi tenaganya kurang termanfaatkan
diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja, atau penghasilan yang
diperoleh. Setengah menganggur dibagi menjadi dua yaitu :
Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment) adalah
jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri,
atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.
Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible underemployment)
adalah jika seseorang bekerja secara penuh (full time) tetapi pekerjannya
itu dianggap tidak mencukupi karena pendapatannya terlalu rendah atau
pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan
seluruh keahliannya.
Analisis ketenagakerjaan secara garis besar pendudukan suatu negara dibagi
atas dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong
sebagai tebaga kerja ialah penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja.
Batas usia kerja berbeda-beda antara negara yang satu dengan negara yang lain.
batas usia kerja yang di anut oleh indonesia ialah minimum 10 tahun, tanpa
batas umur maksimum.
Tenaga Kerja (manpower) dibagi menjadi dua kelompok yaitu Angkatan
Kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk Angkatan Kerja
ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja, atau mempunyai pekerjaan
namun untuk sementara sedang tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan.
Sedangkan yang bukan angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam
usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak
mencari pekerjaan, yakni orang-orang yang kegiataannya seperi pelajar, ibu
rumah tangga, dll.
Selanjutnya Angkatan kerja dibagi atas dua yaitu :
a.
Pekerja ialah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang
yang mempunyai pekerjaan dan saat disensus atau disurvei memang sedang
bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan tapi sementara tidak bekerja.
b.
Pengangguran ialah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya
orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan.
Tenaga Kerja bukan Angkatan kerja dibagi atas 3 kelompok yaitu :
a.
Penduduk dalam usia kerja yang bersekolah misalnya pelajar dan
mahasiswa
b.
Pengurus rumah tangga
c.
Penerima pendapatan lain.
Gambar 1. Pendekatan Angkatan kerja
Konsep penduduk seperti di atas disebut pendekatan angkatan kerja
(labour
force
approach),
diperkenalkan
oleh
internasional
Labour
Organization( ILO). Pendekatan ini digunakan di indonesia oleh Badan Pusat
Statistik
yang
menerapkannnya
untuk
memetakan
dan
menganalisis
ketenagakerjaan di indonesia.
Gambar 2. Pendekatan Pemanfaatan tenaga kerja
Dengan Pendekatan Pemanfaatan tenaga kerja, yang dimaksud dengan
menganggur atau pengganggur ialah orang yang sama sekali tidak bekerja dan
berusaha mencari pekerjaan. Pengertian penganggur menurut Pendekatan
Pemanfaatan tenaga kerja sama dengan pengertian pendekatan angkatan kerja.
Dari pembagian pendekatan Pemanfaatan tenaga kerja dibagi atas dua
diantaranya ialah :
a.
Penduduk Bekerja penuh ialah tenaga seseorang termanfaatkan secara
optimal
b.
Penduduk setengah menganggur ialah seseorang yang bekerja tapi
tenaganya kurang temanfaatkan jika diukur dengan jam kerja, produktivitas
kerja, atau upah yang akan dihasilkan.
Pendekatan Pemanfaatan tenaga kerja ini lebih realistis dan lebih
menguraikan secara terperinci berdasarkan pemnafaatan tenaganya daripada
pendekatan angkatan kerja yang hanya sekedar membedakan angaktan kerja
atas bekerja namun pendekatan peanfaatan tenaga kerja lebih rumit, terutama
mengukur pengangguran terselubung dalam bentuk produktivitas serta
penghasilan rendah.
Sekitar ¾ Penduduk indonesia termasuk di dalam batas usia kerja. Pada
tahun 1993 jumlah tenaga kerja indonesia sebanyak 143,8 juta orang, dan tidak
semua dari jumlah ini tergolong sebagai angkatan kerja yaitu mereka yang
kegiatannya bersekolah, mengurus rumha tangga, serta menerima pendapatan
tapi bukan sebagai balas jasa langsung atas kerjanya. proposi tenaga kerja yang
tergolong sebagai angkatan kerja hanyalah8,7% persen. Pertumbuhan angkatan
kerja lebih tinggi daripada pertumbuhan jumlah penduduk disebabkan karena
struktur penduduk kita menurut komposisi umur hingga saat ini ialah masih di
dominasi oleh usia muda. Angkatan kerja ditahun 1994 pun makin meningkat
dari pada tahun 1993 ialah sebesar 5,4%.
Angkatan kerja yang tumbuh sangat cepat tentunya akan membawa
pengaruh yang tidak baik untuk perekonomian inodnesia yakni penciptaan dan
perluasan lapangan kerja. Jika lowongan kerja atau kesempatan kerja tidak
mampu menampung seluruh tenaga kerja maka yang terjadi ialah akan membuat
semakin banyak pengangguran. Dalam penciptaan lapangan kerja tentunya
merupakan salah satu masalah
di tanah air. Masalahnya bukan hanya
bagaimana menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga
kerja dan juga kualitas tenaga kerja. Kualitas tenaga kerja indonesia tercemin
dalam tingkat pendidikan angkatan kerja dan produktivitas pekerja. Tetapi pada
kenyataannya tenaga kerja indonesia dalam soal kualitas atau mutu pendidikan
masih relatif rendah.
Melalui data-data ketenagakerjan dapat diketahui dan dihitung segala
sesuatu yang menyangkut dengan tingkat pengerjaan dan tingkat pengangguran.
konsep tersebut ialah diantaranya :
a.
TPAK (Tingkat partisipasi angkatan kerja)
b.
Tingkat pengerjaan (employment rate)
c.
Tingkat penggangguran (unemployment rate)
Rumus Tingkat Partisipasi angkatan kerja
Rumus Tingkat Pengerjaan
Rumus Tingkat Pengangguran
Konsep-konsep (rumus) diatas berguna untuk menaganilisis situasi yang
berlangsung di pasar kerja. Pemahaman tentang situasi pasar kerja berguna
untuk :
a.
Perumusan kebijaksanaan ketenagakerjaan dan penciptaan kesempatan
kerja
b.
Perumusan ekbijaksanaan kependudukan dan suber daya manusia secara
keseluruhan.
Tingkat partisipasi angkatan tenaga kerja indonesia berkisar pada angka 57
persen dalam kurung waktu 1991-1994 yaitu naik dari 57,1% – 57,6%.
Penduduk dalam kelompok usia muda masih dominan, kenaikan angka-angka
TPAK ini sangat kecil. Saat penduduk usia muda mengalami pertambahan usia
dan memasuki umur usia kerja (17-56 tahun), sebagian besar tidak masuk ke
tenaga kerja yang angkatan kerja tetapi melainkan akan masuk ke bukan
angkatan kerja. Masuknya penduduk usia kerja pada bukan angkatan kerja
disebabkan oleh banyak faktor. seperti faktor-faktor berikut ini yang
memungkinkan hal tersebut terjadi ialah :
1. Seseorang melanjutkan sekolah sehingga menunda untuk bekerja.
2. Telah menjadi adat istiadat turun temurun yang terjadi pada suatu keluarga
yang mewajibkan bagi anak-anak perempuan haruslah mengurus rumah tangga
3. Atau tidak mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang
mengakibatkan seseorang menganggur dan menunggu lapangan pekerjaan yang
pas untuk bekerja.
Angka-angka Tingkat partisipasi angkatan kerja berflukutuasi dari tahun ke
tahun, sementara angka pengangguran senantiasa meningkat.
Dalam perbandingan seksual atau antarjenis kelamin, TPAK laki-laki masih
jauh lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan di indonesia. Perbandingan
angkanya TPAK laki-laki dan perempuan pada tahun 1994 ialah 72,3
berbanding 43,4. Kemudian dalam perbandingan secara tempat tinggal, TPAK
di daerah perdesaan justru lebih tinggi dari pada di perkotaan di indonesia
perbandingannya ialah pada tahun 1994 yaitu 61,5 berbanding 50,5 hal ini
membuktikan bahwa peluang orang-orang desa lebih besar telibat di pasar
tenaga kerja dari pada orang yang bermukiman di dareah perkotaan. Lebih
tingginya TPAK laik-laki dibandingkan perempuan tidak hanya berlaku untuk
Negara Indonesia secara keseluruhan, tanpa memperhatikan tempat tinggal.
Akan tetapi juga secara parsial di kedua macam daerah perkotaan. Di lain pihak,
TPAK perempuan baik di daerah perdesaan maupun di daerah perkotaan tidak
hanya berlaku untuk angkatan kerja laki-laki, tapi juga untuk angkatan kerja
perempuan.
Sumber: Statistik Indonesia, Biro Pusat Statistik
1994
Dari penjelasan diatas berarti dapat diambil kesimpulan bahwa jika dilihat
berdasarkan daerah tempat tinggal, maka angkatan kerja daerah perdesaan di
pasar tenaga kerja lebih tinggi daripada angkatan kerja daeraah perkotaan.
Kesimpulan ini terbukti dengan tingkat pengangguran di daerah perdesaan lebih
rendah daripada daerah perkotaan tanpa menghiraukan jenis kelamin selain itu
kalau dilihat berdasarkan jenis kelamin, maka keterlibatan angkatan kerja
laki-laki lebih tinggi dari pada angkatan kerja perempuan.
By : Fahranirawaty Warandy
NPM : 2210513
Kelas : 1EB15
Sumber Buku dan Data :
Dumairy, 1996. perekonomian indonesia, Penerbit Erlangga:Jakarta
H amir, amir. 2007, Perekonomian Indonesia (dalam prespektif
makro), Penerbit Biografika:Bogor
Sumber web :
http://erlan-abuhanifa.blogspot.com/2009/04/ketenagakerjaan.html
Manusia sebagai Tenaga Kerja Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk
dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) yang memiliki kemampuan untuk
mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang atau jasa,
baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk oranglain. Tenaga kerja atau
manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja
atau Labor force terdiri dari golongan yang berkerja dan golongan yang
menganggur dan mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri
dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan
golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam angkatan
kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu,
kelompok ini sering juga dinamakan sebagai potensial labor force. Secara
umum penyediaan tenaga kerja dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu
produktivitas. Untuk definisi kerja Produktivitas adalah perbandingan antara
hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang
digunakan persatuan waktu. Dalam produktivitas banyak orang yang bekerja
keras akan tetapi banyak juga orang yang bekerja dengan hanya sedikit usaha.
Hasil yang diperoleh dari dua cara kerja tersebut tentu akan berbeda.
Produktivitas kerja seseorang juga dipengaruhi oleh motivasi dari tiap-tiap
individu, tingkat pendidikan dan latihan yang sudah diterima serta kemampuan
manajemen. Orang yang berpendidikan dan latihan yang lebih tinggi pada
dasarnya mempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi juga. Peningkatan
produktivitas dapat terwujud dalam empat bentuk: 1. Jumlah produksi yang
sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit. 2.
Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber
daya yang kurang. 3. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan
menggunakan sumber daya yang sama. 4. Jumlah produksi yang jauh lebih
besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relative lebih kecil.
Dalam hal ini peningkatan produktivitas manusia merupakan sasaran strategis
karena, peningkatan produktivitas factor-faktor lain sangat tergantung pada
kemampuan tenaga manusia yang memanfaatkannya. Dengan pendekatan
sistem, faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan dapat digolongkan
pada tiga kelompok, yaitu: a. Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik
karyawan b. Sarana pendukung c. Supra sarana
1. Ketenagakerjaan
2. Konsep dan Definisi
Untuk keperluan analisis ketenagakerjaan, penduduk suatu Negara dipilah-pilah
dalam berbagai kelompok. Konsep pemilahan penduduk dibagi menjadi dua
yaitu pemilahan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja dan
berdasarkan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja.
Pemilihan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja
1. Tenaga Kerja-Manpower, berusia > 10 tahun
2. Angkatan kerja (Labour Force) yaitu tenaga kerja atau penduduk dalam
usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk
sementara sedang tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan. Angkatan
Kerja dibagi menjadi dua yaitu :
Pekerja yaitu orang-orang yang mempunyai pekerjaan dan (saat disensus
atau disurvai) memang sedang bekerja , serta orang yang mempunyai
pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja.
Penganggur yaitu orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya
orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan.
2. Bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja
yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari
pekerjaan. Bukan angkatan kerja dibagi menjadi tiga yaitu :
Penduduk dalam usia kerja yang sedang bersekolah
Mengurus rumah tangga
Penerima pendapatan lain
1. Bukan Tenaga Kerja, < 10 tahun
Pemilahan penduduk berdasarkan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja
1. Bekerja Penuh yaitu tenaga kerja yang bersangkutan termanfaatkan
secara cukup atau optimal.
2. Setengah menganggur yaitu bekerja tapi tenaganya kurang termanfaatkan
diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja, atau penghasilan yang
diperoleh. Setengah menganggur dibagi menjadi dua yaitu :
Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment) adalah
jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri,
atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.
Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible underemployment)
adalah jika seseorang bekerja secara penuh (full time) tetapi pekerjannya
itu dianggap tidak mencukupi karena pendapatannya terlalu rendah atau
pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan
seluruh keahliannya.
Analisis ketenagakerjaan secara garis besar pendudukan suatu negara dibagi
atas dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong
sebagai tebaga kerja ialah penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja.
Batas usia kerja berbeda-beda antara negara yang satu dengan negara yang lain.
batas usia kerja yang di anut oleh indonesia ialah minimum 10 tahun, tanpa
batas umur maksimum.
Tenaga Kerja (manpower) dibagi menjadi dua kelompok yaitu Angkatan
Kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk Angkatan Kerja
ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja, atau mempunyai pekerjaan
namun untuk sementara sedang tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan.
Sedangkan yang bukan angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam
usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak
mencari pekerjaan, yakni orang-orang yang kegiataannya seperi pelajar, ibu
rumah tangga, dll.
Selanjutnya Angkatan kerja dibagi atas dua yaitu :
a.
Pekerja ialah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang
yang mempunyai pekerjaan dan saat disensus atau disurvei memang sedang
bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan tapi sementara tidak bekerja.
b.
Pengangguran ialah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya
orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan.
Tenaga Kerja bukan Angkatan kerja dibagi atas 3 kelompok yaitu :
a.
Penduduk dalam usia kerja yang bersekolah misalnya pelajar dan
mahasiswa
b.
Pengurus rumah tangga
c.
Penerima pendapatan lain.
Gambar 1. Pendekatan Angkatan kerja
Konsep penduduk seperti di atas disebut pendekatan angkatan kerja
(labour
force
approach),
diperkenalkan
oleh
internasional
Labour
Organization( ILO). Pendekatan ini digunakan di indonesia oleh Badan Pusat
Statistik
yang
menerapkannnya
untuk
memetakan
dan
menganalisis
ketenagakerjaan di indonesia.
Gambar 2. Pendekatan Pemanfaatan tenaga kerja
Dengan Pendekatan Pemanfaatan tenaga kerja, yang dimaksud dengan
menganggur atau pengganggur ialah orang yang sama sekali tidak bekerja dan
berusaha mencari pekerjaan. Pengertian penganggur menurut Pendekatan
Pemanfaatan tenaga kerja sama dengan pengertian pendekatan angkatan kerja.
Dari pembagian pendekatan Pemanfaatan tenaga kerja dibagi atas dua
diantaranya ialah :
a.
Penduduk Bekerja penuh ialah tenaga seseorang termanfaatkan secara
optimal
b.
Penduduk setengah menganggur ialah seseorang yang bekerja tapi
tenaganya kurang temanfaatkan jika diukur dengan jam kerja, produktivitas
kerja, atau upah yang akan dihasilkan.
Pendekatan Pemanfaatan tenaga kerja ini lebih realistis dan lebih
menguraikan secara terperinci berdasarkan pemnafaatan tenaganya daripada
pendekatan angkatan kerja yang hanya sekedar membedakan angaktan kerja
atas bekerja namun pendekatan peanfaatan tenaga kerja lebih rumit, terutama
mengukur pengangguran terselubung dalam bentuk produktivitas serta
penghasilan rendah.
Sekitar ¾ Penduduk indonesia termasuk di dalam batas usia kerja. Pada
tahun 1993 jumlah tenaga kerja indonesia sebanyak 143,8 juta orang, dan tidak
semua dari jumlah ini tergolong sebagai angkatan kerja yaitu mereka yang
kegiatannya bersekolah, mengurus rumha tangga, serta menerima pendapatan
tapi bukan sebagai balas jasa langsung atas kerjanya. proposi tenaga kerja yang
tergolong sebagai angkatan kerja hanyalah8,7% persen. Pertumbuhan angkatan
kerja lebih tinggi daripada pertumbuhan jumlah penduduk disebabkan karena
struktur penduduk kita menurut komposisi umur hingga saat ini ialah masih di
dominasi oleh usia muda. Angkatan kerja ditahun 1994 pun makin meningkat
dari pada tahun 1993 ialah sebesar 5,4%.
Angkatan kerja yang tumbuh sangat cepat tentunya akan membawa
pengaruh yang tidak baik untuk perekonomian inodnesia yakni penciptaan dan
perluasan lapangan kerja. Jika lowongan kerja atau kesempatan kerja tidak
mampu menampung seluruh tenaga kerja maka yang terjadi ialah akan membuat
semakin banyak pengangguran. Dalam penciptaan lapangan kerja tentunya
merupakan salah satu masalah
di tanah air. Masalahnya bukan hanya
bagaimana menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga
kerja dan juga kualitas tenaga kerja. Kualitas tenaga kerja indonesia tercemin
dalam tingkat pendidikan angkatan kerja dan produktivitas pekerja. Tetapi pada
kenyataannya tenaga kerja indonesia dalam soal kualitas atau mutu pendidikan
masih relatif rendah.
Melalui data-data ketenagakerjan dapat diketahui dan dihitung segala
sesuatu yang menyangkut dengan tingkat pengerjaan dan tingkat pengangguran.
konsep tersebut ialah diantaranya :
a.
TPAK (Tingkat partisipasi angkatan kerja)
b.
Tingkat pengerjaan (employment rate)
c.
Tingkat penggangguran (unemployment rate)
Rumus Tingkat Partisipasi angkatan kerja
Rumus Tingkat Pengerjaan
Rumus Tingkat Pengangguran
Konsep-konsep (rumus) diatas berguna untuk menaganilisis situasi yang
berlangsung di pasar kerja. Pemahaman tentang situasi pasar kerja berguna
untuk :
a.
Perumusan kebijaksanaan ketenagakerjaan dan penciptaan kesempatan
kerja
b.
Perumusan ekbijaksanaan kependudukan dan suber daya manusia secara
keseluruhan.
Tingkat partisipasi angkatan tenaga kerja indonesia berkisar pada angka 57
persen dalam kurung waktu 1991-1994 yaitu naik dari 57,1% – 57,6%.
Penduduk dalam kelompok usia muda masih dominan, kenaikan angka-angka
TPAK ini sangat kecil. Saat penduduk usia muda mengalami pertambahan usia
dan memasuki umur usia kerja (17-56 tahun), sebagian besar tidak masuk ke
tenaga kerja yang angkatan kerja tetapi melainkan akan masuk ke bukan
angkatan kerja. Masuknya penduduk usia kerja pada bukan angkatan kerja
disebabkan oleh banyak faktor. seperti faktor-faktor berikut ini yang
memungkinkan hal tersebut terjadi ialah :
1. Seseorang melanjutkan sekolah sehingga menunda untuk bekerja.
2. Telah menjadi adat istiadat turun temurun yang terjadi pada suatu keluarga
yang mewajibkan bagi anak-anak perempuan haruslah mengurus rumah tangga
3. Atau tidak mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang
mengakibatkan seseorang menganggur dan menunggu lapangan pekerjaan yang
pas untuk bekerja.
Angka-angka Tingkat partisipasi angkatan kerja berflukutuasi dari tahun ke
tahun, sementara angka pengangguran senantiasa meningkat.
Dalam perbandingan seksual atau antarjenis kelamin, TPAK laki-laki masih
jauh lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan di indonesia. Perbandingan
angkanya TPAK laki-laki dan perempuan pada tahun 1994 ialah 72,3
berbanding 43,4. Kemudian dalam perbandingan secara tempat tinggal, TPAK
di daerah perdesaan justru lebih tinggi dari pada di perkotaan di indonesia
perbandingannya ialah pada tahun 1994 yaitu 61,5 berbanding 50,5 hal ini
membuktikan bahwa peluang orang-orang desa lebih besar telibat di pasar
tenaga kerja dari pada orang yang bermukiman di dareah perkotaan. Lebih
tingginya TPAK laik-laki dibandingkan perempuan tidak hanya berlaku untuk
Negara Indonesia secara keseluruhan, tanpa memperhatikan tempat tinggal.
Akan tetapi juga secara parsial di kedua macam daerah perkotaan. Di lain pihak,
TPAK perempuan baik di daerah perdesaan maupun di daerah perkotaan tidak
hanya berlaku untuk angkatan kerja laki-laki, tapi juga untuk angkatan kerja
perempuan.
Sumber: Statistik Indonesia, Biro Pusat Statistik
1994
Dari penjelasan diatas berarti dapat diambil kesimpulan bahwa jika dilihat
berdasarkan daerah tempat tinggal, maka angkatan kerja daerah perdesaan di
pasar tenaga kerja lebih tinggi daripada angkatan kerja daeraah perkotaan.
Kesimpulan ini terbukti dengan tingkat pengangguran di daerah perdesaan lebih
rendah daripada daerah perkotaan tanpa menghiraukan jenis kelamin selain itu
kalau dilihat berdasarkan jenis kelamin, maka keterlibatan angkatan kerja
laki-laki lebih tinggi dari pada angkatan kerja perempuan.
By : Fahranirawaty Warandy
NPM : 2210513
Kelas : 1EB15
Sumber Buku dan Data :
Dumairy, 1996. perekonomian indonesia, Penerbit Erlangga:Jakarta
H amir, amir. 2007, Perekonomian Indonesia (dalam prespektif
makro), Penerbit Biografika:Bogor
Sumber web :
http://erlan-abuhanifa.blogspot.com/2009/04/ketenagakerjaan.html