Laporan Keanekaragaman Organisme dan Kla
Halaman Judul
LAPORAN PRAKTIKUM 3 DAN 4
KEANEKARAGAMAN ORGANISME DAN DASAR
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Disusun oleh :
Kelompok II
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
Halaman Pengesahan
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIKUM OBJEK FENOMENA DAN PERSOALAN BIOLOGI
Oleh
Kelompok II
Yogyakarta, 03 Oktober 2013
Anggota
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama
Wahyu Marliyani
Endah Setyorini
Firda Putri Darojati
Annisa Fitri Sholikhah
Esny Yanuartika
NIM
13312241005
13312241010
13312241013
13312241027
13312241037
diserahkan pada tanggal................................................................jam.....................
Mengetahui
Asisten
(
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................i
Halaman Pengesahan.....................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
A.
Judul.....................................................................................................4
B.
Tujuan Percobaan...............................................................................4
C.
Dasar Teori...........................................................................................4
D.
Metode Praktikum..............................................................................8
E.
Data Hasil Observasi.........................................................................11
F.
Pembahasan...........................................................................................14
G.
Kesimpulan dan Saran......................................................................26
H.
Daftar Pustaka...................................................................................27
)
I.
LAMPIRAN.......................................................................................28
A. Judul
Keanekaragaman Organisme dan Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup
B. Tujuan Percobaan
Kegiatan 3
Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa dapat :
1. Menginventarisasi karakter morfologi individu – individu penyusun populasi
2. Melakukan observasi ataupun pengukuran terhadap parameter- parameter yang
terinventarisasi
3. Membandingkan ciri morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam sub
populasi yang sama
4. Membandingkan ciri morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam sub
spesies yang sama
5. Membandingkan ciri individu antar spesies
Kegiatana 4
1.
2.
3.
Mengidentifikasi dasar – dasar yang dapat digunakan dalam pengklasifikasian
Mengelompokkan ( klasifikasi ) secara dikotomi berdasarkan ciri morfologi
Mengidentifikasi pola persamaan dan perbedaan dalam suatu kelompok hasil
klasifikasi berdasarkan takson
C. Dasar Teori
Keanekaragaman adalah salah satu gejala kehidupan (gejala biologis).
Keanekaragaman ditunjukkan dengan kesamaan dan perbedaan ciri yang terdapat
diantara makhluk satu dengan lainnya, pada semua tingkat organisasi kehidupan mulai
dari tingkat molekul sampai pada tingkat komunitas. Karena demikian banyaknya variasi
diantara satu makhluk dengan lainnya, maka diperlukan usaha penyederhanaan dengan
cara pengelompokan (klasifikasi) berdasarkan pada kesamaan dan perbedaan ciri.
Makhluk yang memiliki kesamaan ciri dikelompokkan menjadi satu kelompok,
dan yang memiliki perbedaan dipisahkan menjadi kelompok yang berbeda.diantara
makhluk, semakin banyak kesamaan ciri yang dimiliki (pada semua tingkat organisasi)
dinggap semakin dekat hubungan kekerabatannya dan sebaliknya.
Klasifikasi ilmiah menunjukkan cara pengelompokkan dan pengkategorian
spesies dari organisme yang punah maupun yang hidup. Klasifikasi modern berakar pada
sistem Carolus Linnaeus, yang mengelompokkan spesies menurut sifat fisik yang dimiliki
bersama. Pengelompokkan ini sudah direvisi sejak Linnaeus untuk menjaga konsistensi
dengan asas sifat umum yang diturunkan dari Darwin. Untuk mengenali dan mempelajari
makhluk
hidup
secara
keseluruhan
tidak
mudah
sehingga
dibuat
klasifikasi
(pengelompokan makhluk hidup). Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah
dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu.
Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah, mengenali,
membandingkan dam mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari
persamaan dan perbedaaan sifat atau ciri pada makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup
didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki mankhluk hidup, misalnya
bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang sama dikelompokkan dalam
satu golongan. Beberapa golongan yang seragam dikelompokkan menjadi satu golongan
yang tingkatannya lebih tinggi, demikian seterusnya sehingga dikenal beberapa tingkat
golongan. Dengan demikian mudah dipahami bahwa sedikit banyak keseragaman yang
dimiliki oleh anggota yang digolongkan dapat digunakan untuk menentukan kedudukan
takson pada berbagai tingkat golongan (kategori). Tingkat-tingkat golongan yang umum
dikenal adalah sebagai berikut:
Spesies
Genus
Familia
Ordo
Kelas
Divisio atau Filum
Kingdom
Golongan terkecil dari klasifikasi adalah spesies dan golongan yang terbesar
adalah kingdom. Spesies yang berkerabat dekat ditempatkan pada satu genus. Beberapa
genus digolongkan dalam satu familia, beberapa familia digolonkan dalam satu ordo.
Beberapa ordo digolongkan dalam satu kelas. Beberapa kelas digolongkan dalam satu
filum atau divisio, dan beberapa divisio digolongkan dalam satu kingdom.
Ilmu yang mempelari tentang klasifiksi makhluk hidup disebut Taksonomi.
Takson adalah golongan organisme
tanpa memandang hirarki kategori, sedangkan
kategori merupakan jenjang-jenjang (tingkat) takson. Takson pada jenjang lebih rendah
mempunyai persamaan sifat dan ciri yang lebih besar. Sebaliknya, pada jenjang lebih
tinggi mempunyai persamaan yang lebih kecil.
PEMBAGIAN ENAM KINGDOM DENGAN SIFAT – SIFAT KARAKTERISTIKNYA
Kingdom
Eubacteria
Karakteristik
Keterangan
Prokariot, tidak memiliki inti dan Koloni-dekomposer, parasitik
organel
yang
bermembran, dan
patogenik,
uniseluler, mikroskopik, dinding bersifat
sel tersusun dari peptidoglikon.
beberapa
kemosintetik
autotrof, beberapa bersifat
fotosintetik, penting untuk
recycling
nitrogen
dan
elemen lain, beberapa untuk
Archabacteria
Prokariot,
proses industri.
uniseluler, Metanogen,
mikroskopik, dinding sel bukan menempati
anaerob,
tempat
kotor,
peptidoglikon, secara biokimia sistem pencernaan hewan,
berbeda dengan eubacteria.
halofil ekstrem, menempati
lingkungan
bergaram,
termoplek terhadap tempat
panas,
dilingkungan asam.
terkadang
Protista
Eukariot,
uniseluler
atau
multiseluler
sederhana,
terdiri
atas tiga kelompok ( bukan
taksa ), yaitu protozoa, algae,
serta jamur lendir dan jamur air.
Protozoa
Mikroskopik,
heterotropik, Merupakan bagian penting
bergerak dengan flagela, silia, dari zoo-plankton, penting
pseudopodia.
dalam
jaring
–
jaring
makanan, beberapa bersifat
parasit dan patogenik.
Algae
Fotosintetik,
berbeda
kadang
dengan
keras Sangat
penting
protozoa, produser
sebagai
terutama
pada
mengandung pigmen coklat atau ekosistem laut dan air tawar,
merah, pada beberapa klorofil menghasilkan oksigen.
mempunyai pergantian generasi.
atau
terestrial,
lendir/ Bersifat heterotropik, reproduksi Akuatik
dengan spora.
manusia
dengan
model
Jamur air
bervariasi.
Fungi
Eukariot, heterotrof, menyerap Dekomposer,
beberapa
Jamur
nutrien, non fotosintetik, tubuh bersifat parasit ( patogenik ),
tersusun oleh hifa seperti benang, beberapa digunakan sebagai
sebagai suatu massa yang kusut makanan, yeast digunakan
yang menginfiltasi makanan atau untuk
pembuatan
habitat, dinding sel tersusun oleh minuman
zat kitin.
roti,
beralkohol,
beberapa digunakan dalam
industri kimia atau digunakan
sebagai antibiotik, merusak
dan
Plantae
Eukariotik
menyerang
budidaya.
multiseluler, Hidup di
fotosintetik,
mempunyai
reproduksi
multiseluler,
tanah,
tanaman
sebagai
alat sumber utama oksigen bagi
ada atmosfer bumi.
pergantian generasi, dinding sel
tersusun dari selulosa.
Animalia
Eukariotik
multiseluler, Konsumer,
heterotrof, mempunyai jaringan herbivora,
yang menyusun sistem organ pemakan
kompleks,
kebanyakan
beberapa
karnivora
sisa
atau
organisme
dapat (detritus feeder ).
bergerak dengan menggunakan
otot
kontraksi,
mempunyai
jaringan saraf khusus sebagai
koordinasi
respon
terhadap
rangsangan.
Nama Ilmiah Makhluk Hidup
Orang yang berjasa dalam pemberian nama ilmiah untuk jenis makhluk hidup ini adalah
Carolus Linnaeus. Cara pemberian nama itu disebut Binomial nomenklatur atau kata
nama binomial. Binomial nomenklatur adalah penamaan dengan dua kata latin atau yang
dilantikkan. Aturan tata nama binomial tersebut adalah sebagai berikut.
Kata pertama adalah nama genusnya dan kata kedua adalah penunjuk spesiesnya.
Huruf pertama nama genus menggunakan huruf besar, sedangkan huruf pertama
penunjuk spesies menggunakan huruf kecil.
Nama genus dan penunjuk spesies harus digaris bawahi secara terputus atau dicetak
dengan huruf miring.
Contoh : Oryza sativa atau Oryza sativa (padi)
D. Metode Praktikum
a. Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat
: Kebun halaman Laboratorium Biologi.
Waktu
: Kamis, 03 Oktober 2013
Jam
: 11.30 – 12.40
b. Alat dan Bahan
Objek
: Makhluk hidup
Alat
: Panca indra, alat tulis, dan kamera
c. Langkah Kerja
Kegiatan 3
Menentukan satu populasi tumbuhan atau hewan yang terdiri atas 10 atau lebih individu.
Menginventarisasi parameter - parameter pada individu - individu tersebut yang dapat
diobservasi ciri morfologinya atau pun dapat diukur
Mengobservasi atau mengukur parameter - parameter yang dimiliki individu tersebut.
Mencatat hasil observasi atau memasukkan data kedalam tabel
Membandingkan hasil observasi antar individu sesama nggota populasi tersebut
Merumuskan simpulan mengenai ada atau tidaknya perbedaan - perbedaan individu dalam
populasi yang sama, antar populasi ataupun antara hewan dan tumbuhan
Kegiatan 4
Menempatkan keseluruhan daun pada sebuah meja.
Membuat pengelompokan berdasarkan kesamaan ciri tertentu.
Melakukan pemisahan dan pengelompokkan ini langkah demi langkah (dengan dasar
tertentu) untuk setiap langkah terus menerus hingga anda tidak mampu lagi membuat
kelompok yang lebih kecil lagi. observasi atau memasukkan data kedalam tabel
Mencatat hasil pemisahan atau pengelompokan dalam bentuk skema
Membaca kedudukan taksonomik masing-masing individu menurut masing-masing
klasifikasi dan membandingkan dengan hasil kelompok lain
Menarik kesimpulan berdasarkan kegiatan.
E. Data Hasil Observasi
Data Hasil Kegiatan 3
NAMA
PARAMETER
POPULAS
/ SASARAN
I
OBSERVASI
Populasi
Cemara
Kipas
Populasi
Cemara
Norfolk
Populasi
Tanaman ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
a.Warna daun
HM
HM
HM
HM HM HM HM HM HM HM
b.Bentuk
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
daun
a.Warna daun
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
b.Bentuk daun
JS
JS
JS
JS
JS
JS
JS
JS
JS
JS
a.Warna daun
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
b.Bentuk daun
MY
MY
MY
MY MY MY MY MY MY MY
a.Warna daun
HM
HM
HM
HM HM HM HM HM HM HM
b.Bentuk daun
MY
MY
MY
MY MY MY MY MY MY MY
a.Warna daun
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
b.Bentuk daun
KP
KP
KP
KP
KP
KP
KP
KP
KP
KP
Tumbuhan
Patah
Populasi
Tumbuhan
Filisium
Populasi
Tumbuhan
Bayam –
bayaman
Keterangan:
HM
:Hijau Muda
HT
: Hijau Tua
KP
: Kupu-kupu
MY
: Menyirip
JS
: Jarum Silinder
JP
: Jarum Pipih
Data Hasil Kegiatan 4
No
Daun
Ujung Daun
Panjang Daun
Tulang Daun
Bentuk Daun
1
2
3
4
5
6
A
B
C
D
E
F
Tp
Bdr
Mr
R
Tp
R
(cm)
11,6
21
5
10
1
12,9
Sj
Sj
My
Sj
Mjr
My
Bj
Bd
Bts
Bl
Mmj
Bd
7
8
9
10
G
Mr
H
Tp
I
R
J
Mr
Keterangan:
Mr
: meruncing
R
: runcing
Mlk
: melengkung
Mbl
: membulat
My
: menyirip
Mjr
: menjari
Sj
: sejajar
Mnj
: memanjang
Tp
: tumpul
Bdr
: berduri
Bts
: bulat telur sungsang
Bl
: bangun lanset
Bj
: bangun jarum
Bd
: bangun dabus
Daun A
Daun B
Daun C
Daun D
Daun E
Daun F
Daun G
Daun H
Daun I
Daun J
: tanaman cemara kipas
: tanaman cemara norflok
: tanaman sigsag
: tanaman filicium
: tanaman bayam-bayaman
: tanaman puring
: tanaman kamboja
: tanaman euphorbia
: tanaman kayu putih
: tanaman kemuning
Skema Kunci Dikotomi
7,5
9,4
10
5
Sj
Mlk
My
Mjr
Bts
Bl
Bj
Bts
Runcing CFI
Menyirip CDFHI
Tumpul H
Meruncing D
Macam-macam
daun
ABCDEFGHIJ
ujung membelah E
Melengkung EJ
ujung membulat J
Silinder B
Majemuk ABG
Pipih A
Meruncing C
F. Pembahasan
Kegiatan 3
Observasi yang bertopik menemukan keragaman dan keanekaragaman intra dan inter
spesies, bertujuan agar mahasiswa dapat menginventarisasi karakter morfologi individu –
individu penyusun populasi, melakukan observasi ataupun pengukuran terhadap
parameter- parameter yang terinventarisasi, membandingkan ciri morfologi suatu
individu dengan individu lainnya dalam sub populasi yang sama, membandingkan ciri
morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam sub spesies yang sama, serta
membandingkan ciri individu antar spesies.
Observasi yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Oktober 2013, pukul 11.30 12.40 dan lokasi yang digunakan meliputi kebun halaman Laboratorium Biologi dan
Laboratorium Biologi.
Adapaun alat yang digunakan dalam observasi tersebut yaitu alat tulis, kamera dan
buku gambar. Dalam observasi ini, praktikan menggunakan berbagai jenis daun yang ada
di halaman Laboratorium Biologi. Praktikan mengambil 5 jenis populasi daun meliputi
daun cemara kipas (A), daun cemara norflok (B), daun Filicium (C), daun Sigsag (D),
dan daun bayam-bayaman (E). Pada setiap daun yang akan diamati, praktikan mengambil
sepuluh sampel daun.
Langkah kerja observasi ini yang pertama adalah menentukan satu populasi tumbuhan
atau hewan yang terdiri atas 10 individu atau lebih. Kemudian yang kedua adalah
menginventarisasi parameter - parameter pada individu - individu tersebut yang dapat
diobservasi ciri morfologinya atau pun dapat diukur. Setelah itu mengobservasi atau
mengukur parameter - parameter yang dimiliki individu tersebut. Selanjutnya mencatat
hasil observasi atau memasukkan data kedalam table, kemudian membandingkan hasil
observasi antar individu sesama nggota populasi tersebut. Dan yang terakhir merumuskan
simpulan mengenai ada atau tidaknya perbedaan - perbedaan individu dalam populasi
yang sama, antar populasi ataupun antara hewan dan tumbuhan
Dari kelima jenis populasi daun yang diobservasi adalah morfologi daunnya. Kelima
populasi tersebut memiliki kesamaan dan perbedaan dari segi parameter yang digunakan.
Adanya kesamaan dan perbedaan ciri dari suatu individu dengan individu lainnya serta
individu satu dengan individu lainnya dalam satu spesies. Sehingga dari kesamaan dan
perbedaan dari beberapa tumbuhan tersebut akan menunjukkan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati adalah istilah untuk menerangkan berbagai macam
kehidupan. Dari seluruh organisme yang menghuni bumi tidak ada sepasang pun yang
yang benar-benar sama dalam segala hal. Untuk mengamati morfologi daun tersebut,
praktikan menggunakan parameter yaitu bentuk daun dan warna daun.
1. Bentuk Daun
Berdasarkan literatur dari buku morfologi tumbuhan yang dikarang oleh
Gembong terdapat berbagai macam letak terlebar daun yang dibagi dalam empat
golongan. Golongan pertama yaitu daun yang bagian terlebarnya terdapat kira kira
ditengah tengah helaian daun . Bentuk daun yang masuk dalam golongan ini adalah
daun bulat atau bundar, bangun perisai, jorong, memanjang, dan bangun lanset.
Golongan kedua adalah daun yang bagian terlebarnya terdapat di bawah
tengah-tengah helaian daun. Golongan kedua ini dibagi menjadi 2 macam yaitu
pangkal daunnya tidak bertoreh dan pangkal daunnya bertoreh atau berlekuk.
Bentuk-bentuk daun yang pangkal daunnya tidak bertoreh antara lain bulat telur,
bangun segi tiga, bangun delta dan bangun belah ketupat. Sedangkan bentuk daun
yang pangkal daunnya bertoreh adalah bangun jantung, bangun ginjal atau kerinjal,
bangun anak panah, bangun tombak dan bertelinga.
Golongan ketiga adalah daun yang bagian terlebarnya terdapat diatas tengah
tengah daun. Bentuk daun dari golongan ketiga ini adalah bangun bulat telur
sungsang, bangun jantung sungsang, bangun segitiga terbalik dan bangun sudip atau
bangun staple atau solet.
Golongan kempat adalah daun yang dari pangkal sampai ujung hampir sama
lebar. Bentuk daun dari golongan keempat ini antara lain, bangun garis, bangun pita ,
bangun pedang, bangun paku atau dabus dan bangun jarum .
2. Warna daun
Meskipun warna daun biasanya hijau sesuai dengan fungsi daun sebagai alat
fotosintesis, namun seringkali kita temukan daun berwarna merah atau menunjukkan
nuansa hijau yang sedikit berbeda . Warna merah terdapat misalnya pada suatu
varitas Acalypha wilkesiana dan diakibatkan warna antosian menutupi warna hijau
klorofil. Namun demikian daun yang diamati hendaknya daun dewasa oleh karena
daun muda dapat berwarna lain. Pada hasil observasi yang telah dilakukan oleh
praktikan diperoleh bahwa daun pada tanaman cemara kipas (A) berwana hijau
muda, daun cemara norflok (B) berwarna hijau tua, daun Filicium (C) berwarna hijau
muda dan ada yang berwarna hijau tua, daun Sigsag (D) berwarna hijau tua, dan
daun bayam-bayaman (E) yang berwarna hijau muda dan ada yang berwarna hijau
tua.
Kegiatan 4
Dalam observasi yang bertopik tentang dasar klasifikasi makhluk hidup, bertujuan
agar mahasiswa dapat mengidentifikasi dasar – dasar yang dapat digunakan dalam
pengklasifikasian, mengelompokkan ( klasifikasi ) secara dikotomi berdasarkan ciri
morfologi serta mengidentifikasi pola persamaan dan perbedaan dalam suatu
kelompok hasil klasifikasi berdasarkan takson.
Dalam data hasil kegiatan 4 ini, data yang dipakai oleh praktikan adalah data yang
diperoleh dari kelompok praktikan sendiri dan dengan kelompok lain, sehingga
diperoleh data yang lebih banyak dan pengelompokannya lebih bervariasi.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh praktikan, adanya beberapa
persamaan dan perbedaan ciri dari parameter morfologi daun yang digunakan,
sehingga dapat digunakan untuk mempermudah mengenali, membandingkan dan
mempelajari
suatu
makhluk
hidup.
Dari
hal
tersebut
maka
diperlukan
pengklasifikasian atau pengelompokkan. Makhluk hidup yang memiliki kesamaan ciri
dikelompokkan menjadi satu kelompok sedangkan yang memiliki perbedaan
dipisahkan menjadi kelompok yang berbeda. Hal ini merupakan tinjauan
keanekaragaman sebagai dasar klasifikasi.
Untuk membuat kunci dikotomi, maka dibuat pernyataan yang berlawanan yang
bisa mengidentifikasi suatu makhluk hidup dan mengelompokannya ke hal yang lebih
khusus. Pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan sepuluh jenis daun. Praktikan
memberikan label huruf A-J. Langkah pertama setelah mengelompokkan dalam bentuk
tabel adalah membuat skema dan selanjutnya dilanjutkan dengan membuat kunci
determinasi untuk pengelompokkan dalam bentuk skema, pengelompokkan awal
dibagi berdasarkan bentuk daun, yaitu daun memanjang dan daun tidak memanjang.
Dari hasil observasi, praktikan membuat kunci determinasi, praktikan dapat
menentukan ciri-ciri dari masing-masing daun.
1. Daun A ( daun tanaman cemara kipas )
Ciri ciri dari daun cenara adalah :
a. Ujung daun tidak runcing
Ujung daun dari tanaman kipas tidak runcing, tepatnya ujunga daun tumpul
(Oktusus). Berdasarkan literature, ujung daun daun tumpul ciri cirinya adalah
tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju kesuatu
tempat, hingga berbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90˚).
(Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32)
b. Bentuk daun tidak memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah tidak memanjang, tepatnya memiliki
daun bangun jarum (Acerosus). Berdasarkan literature bentuk daun bangun
jarum memiliki ciri adalah serupa dengan dan paku, tetapi lebih kecil dan
meruncing panjang. (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 31).
c. Ukuran daun panjang
Panjang ukuran daun cemara kipas rata rata adalah 11,6 cm. Dari ukuran
tersebut praktikan menggunakan parameter bahwa ukuran daun dikatakan
panjang jika > 10 cm.
Klasifikasi pohon cemara kipas
Divisi
: Spermatophyte
Sub divisi
: Gymnospermae
Kelas
: Coniverae
Bangsa
: Araucariales
Family
: Araucariaceae
Genus
: Araucaria
Spesies
: Araucariaheteropylla (Salisb).
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
2. Daun B (Daun tanaman cemara Norfolk)
Ciri ciri daun tanaman cemara Norfolk adalah sebagai berikut :
a. Ujung daun tidak runcing
Ujung daun pada tanaman cemara Norfolk adalah tidak runcing tepatnya ujung
daunnya tidak berduri (mucronatus) berdasarkan literature, ujung daun berduri ciri
cirinya adalah ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing, merupakan
suatu duri. (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 33).
b. Bentuk daun tidak memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah tidak memanjang tepatnya memiliki bentuk
daun bangun dabus (Subulatus). Berdasarkan literature, bentuk daun bangun daus
memiliki ciri bentuk hamper sepeti selinder ujung meruncing dan seluruh bagian
kaku (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 31).
c. Ukuran daun panjang
Panjang ukuran daun ini adalah rata rata 20 cm. Dari ukuran tersebut praktikan
menggunakan parameter bahwa ukuran daun dikatakan panjang jika > 10 cm.
Klasifikasi pohon cemara Norfolk
Regnum
: Plantae (tumbuhan)
Divisi
: Pinophyta
Sub divisi : Pinophytina
Kelas
: Pinopsida
Ordo
: Pinales
Family
: Pinaceae
Genus
: Pinus
Spesies
: Pinus merkussi
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
3. Daun C (Daun tumbuhan sigsag)
Ciri ciri daun tumbuhan sigsag adalah sebagai berikut:
a. Ujung daun meruncing
Daun dari tanaman sig sag adalah meruncing. Berdasarkan literature , ujung daun
meruncing memiliki ciri seperti pada ujunga yang runcing, tetapi titik pertemuan
kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi hingga ujunga daun nampak sempit, panjang
dan runcing. (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32).
b. Bentuk daun memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah memanjang. Berdasarkan literature, bentuk
daun memanjang, jika panjang disbanding lebarnya adalah 2.5 – 3 : 1. (Gembong
Tjitrosoepoo, 1988 : 25).
c. Ukuran daun pendek
Ukuran dari daun tanaman ini yaitu rata rata 5 cm. dari ukuran tersebut praktikan
menggolongkan ukuran daun tersebut adalah pendek, didasakan pada parameter
jjika ukuran panjang daun tersebut < 10 cm.
Klasifikasi tanaman sigsag
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Pedilanthus
Spesies
: Pedilanthus tithymaloides (L.) Poit
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
4. Daun D (Daun tanaman Filicium)
a. Bentuk daun memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah memanjang. Berdasarkan literature, bentuk
daun memanjang, jika panjang dibanding lebarnya adalah 2
: 1. (Gembong
Tjitrosoepoo, 1988 : 25).
b. Ukuran daun panjang
Panjang ukuran daun ini adalah rata rata 20 cm. Dari ukuran tersebut praktikan
menggunakan parameter bahwa ukuran daun dikatakan panjang jika > 10 cm.
c. Ujung daun runcing
Ujung daun dari tanaman Filicium runcing. Berdasarkan literature, ujung daun
runcing memiliki ciri titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih rendah hingga
ujung daun nampak sempit, panjang dan runcing. (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 :
32).
Klasifikasi tanaman Filicium
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Viridaeplantae
Phylum
: Tracheophyta
Subphylum
: Euphyllophytina
Infraphylum
: Radiatopses
Subclass
: Rosidae
Superorder
: Rutanae
Order
: Sapindales
Family
: Sapindaceae
Genus
: Filicium
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
5. Daun E (Daun Bayam-bayaman)
Ciri-ciri tanaman bayam-bayaman adalah sebagai berikut:
a. Bentuk daun bulat
Bentuk daun dari tanaman bayam-bayaman adalah bulat. Berdasarkan literatur,
bentuk daun bulat jika panjang : lebar adalah 1:1. (Gembong Tjirosoepomo, 1998:
25)
b. Tulang daun melengkung
Tulang daun bayam-bayaman adalah melengkung. Berdasarkan literatur, ciri
tulang daun melengkung adalah mempunyai beberapa tulang yang besar, satu
ditengah, yaitu yang paling besar sedangkan lainnya mengikutijalan tepi daun.
Jadi semua memencar kemudian kembali menuju kesatu arah yaitu keujung daun.
(Gembong Tjirosoepomo, 1998: 40)
c. Ukuran daun pendek
Ukuran dari daun ini adalah rata-rata 1 cm. Dari ukuran tersebut praktikan
menggolongkan bahwa golongan daun tersebut adalah pendek. Ukuran pendek
didasarkan pada parameter jika ukuran panjang daun tersebut < 10 cm.
Klasifikasi tanaman bayam-bayaman
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Hamamelidae
Ordo
: Caryophyllales
Famili
: Amaranthaceae (suku bayam-bayaman)
Genus
: Aerva
Spesies
: Aerva sanguinolenta Bl
6. Daun F (Daun tanaman puring)
Cirri ciri daun tanaman puring sebagai berikut
a. Tulang daun menyirip
Tulang daun dari tanaman puring adalah menyirip. Berdasarkan literaur, tulang
daun menyirip memiliki cirri satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung
dan merupakan terusan tangkai daun . Dari ibu tulang ini kesamping keluar tulang
tulang cabang, sehingga susunannya seperti sirip sirip pada ikan (Gembong
Tjitrosoepoo, 1988 : 38)
b. Ujung daun runcing
Ujung daun dari tanaman puring adalah runcing. Berdasarkan literature, cirri ujung
daun runcing adalah kedua tepid an di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit
menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu dusut lancip
(lebih kecil dari 90˚). (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32)
c. Ukuran daun panjang
Panjang ukuran daun puring adalah rata rata 12,9 cm . Dari ukuran tersebut
praktikan menggunakan parameter bahwa ukuran daun dikatakan panjang jika >
10 cm.
Klasifikasi dari tanaman puring
Kingdom
: Plantae ( tmbuhan )
Subkingdom
: Tracheobionta ( tumbuhan berpembuluh )
Super divisi
: Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisi
: Magnoliophyta ( tumbuhan berbunga )
Kelas
: Magnoliopsida ( berkeping dua )
Sub kelas
: Rosidae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaesiae
Genus
: Codiaeum
Spesies
: Codiaeum variegatum Bi.
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
7. Daun G (daun tanaman kamboja)
Ciri – ciri daun tanaman kamboja adalah sebagai berikut :
a. Ujung daun meruncing
Daun dari tanaman kamboja adalah meruncing. Berdasarkan literature , ujung daun
meruncing memiliki ciri seperti pada ujunga yang runcing, tetapi titik pertemuan
kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi hingga ujunga daun Nampak sempit, panjang
dan runcing. (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32).
b. Ukuran daun pendek
Ukuran dari daun tanaman ini yaitu rata rata 7,5 cm. dari ukuran tersebut praktikan
menggolongkan ukuran daun tersebut adalah pendek, didasakan pada parameter
jjika ukuran panjang daun tersebut < 10 cm.
c. Bentuk daun tidak memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah tidak memanjang tepatnya bulat telur
sungsang. Berdasarkan literature, bentuk daun bulat telur sungsang memiliki ciri
bulat seperti telur tetapi bagian yang lebar terdapatdekat ujung daun. (Gembong
Tjitrosoepomo, 1988 : 28).
Klasifikasi tanaman kamboja
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Apocyanaceae
Genus
: Plumeria
Spesies
: Plumeria acuminateait
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
8. Daun H (daun tanaman Euphorbia)
Ciri – ciri daun tanaman kamboja adalah sebagai berikut :
a. Ujung daun tumpul
Daun dari tanaman ini adalah tumpul (obtusus). Berdasarkan literature , ujung
daun tumpul memiliki ciri tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang,
cepat menuju kesuatu tempat, hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar
dari 90˚). (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32).
b. Ukuran daun pendek
Ukuran dari daun tanaman ini yaitu rata rata 9,4 cm. dari ukuran tersebut
praktikan menggolongkan ukuran daun tersebut adalah pendek, didasakan pada
parameter jjika ukuran panjang daun tersebut < 10 cm.
c. Bentuk daun tidak memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah tidak memanjang tepatnya bentuk daun
bangun lanset. Berdasarkan literature, bentuk daun bangun lanset memiliki ciri
jika perbandingan panjang : lebarnya adalah 3-5 : 1. (Gembong Tjitrosoepomo,
1988 : 25).
Klasifikasi tanaman Euphorbia
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
SuperDivisi
: Spermatophita
Divisi
: Magnoliopsida
SubKelas
: Rosidae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Euphorbia
Spesies
: Euphorbia millii Ch. Des Moulins
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
9. Daun I (Daun Tanaman Kayu Putih)
Ciri-ciri tanaman kayu putih adalah sebagai berikut:
a. Ujung daun runcing
Ujung daun dari tanaman ini adalah runcing. Berdasarkan literature, cirri ujung
daun runcing adalah kedua tepid an di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit
menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu dusut lancip
(lebih kecil dari 90˚). (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32)
b. Ukuran daun panjang
Panjang ukuran daun kayu putih adalah rata rata 10 cm . Dari ukuran tersebut
praktikan menggunakan parameter bahwa ukuran daun dikatakan panjang jika >
10 cm.
c. Tulang daun menyirip
Tulang daun dari tanaman ini adalah menyirip. Berdasarkan literaur, tulang daun
menyirip memiliki cirri satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun . Dari ibu tulang ini kesamping keluar tulang
tulang cabang, sehingga susunannya seperti sirip sirip pada ikan (Gembong
Tjitrosoepoo, 1988 : 38)
Klasifikasi tanaman kayu putih
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Classis
: Dicotyledonae
Ordo
: Myrtales
Familia
: Myrtaceae
Genus
: Melaleuca
Spesies
: Melaleuca leucadendronL
http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
10. Daun J (Daun tanaman Kemuning)
Ciri daun tanaman kemuning adalah sebagai berikut
a. Ujung daun meruncing
Daun dari tanaman kemuning adalah meruncing. Berdasarkan literature , ujung
daun meruncing memiliki ciri seperti pada ujunga yang runcing, tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi hingga ujunga daun Nampak
sempit, panjang dan runcing. (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32).
b. Ukuran daun pendek
Ukuran dari daun tanaman ini yaitu rata rata 5 cm. dari ukuran tersebut praktikan
menggolongkan ukuran daun tersebut adalah pendek, didasakan pada parameter
jika ukuran panjang daun tersebut < 10 cm.
c. Bentuk daun tidak memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah tidak memanjang tepatnya bulat telur
sungsang. Berdasarkan literature, bentuk daun bulat telur sungsang memiliki ciri
bulat seperti telur tetapi bagian yang lebar terdapatdekat ujung daun. (Gembong
Tjitrosoepomo,1988 : 28).
Klasifikasi tanaman kemuning
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua/ dikotil)
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Geraniales
Famili
: Rutaceae
Genus
: Murraya
Spesies
: Murraya paniculata
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
G. Kesimpulan dan Saran
a.
Kesimpulan
Dari observasi yang telah dilakukan dan dioperoleh hasil observasi, praktikan
dapat menyampaikan kesimpulan bahwa:
1. Populasi tersusun dari karakter-karakter morfologi dari individu-individu.
2. Parameter yang digunakan dalam observasi adalah ujung daun, panjang daun,
tulang daun, dan bentuk daun, serta warna daun.
3. Dalam subpopulasi yang sama ciri morfologi suatu individu dengan individu lain
memiliki persamaan dan perbedaan.
4. Antarsepesies, ciri morfologi dari individu berbeda-beda meskipun ada juga yang
memiliki beberapa kesamaan.
5. Dasar-dasar yang digunakan dalam klasifikasi kegiatan ini adalah persamaan dan
perbedaan ciri morfologinya.
6. Pengelompokkan ciri morfologi menggunakan kunci dikotomi sebagai berikut:
Runcing CFI
Menyirip CDFHI
Tumpul H
Meruncing D
Macam-macam
daun
ABCDEFGHIJ
ujung membelah E
Melengkung EJ
ujung membulat J
Silinder B
Majemuk ABG
Pipih A
Meruncing C
b.
Saran
Dalam praktikum mengobservasi tentang keanekaragaman organisme dan
dasar klasifikasi makhluk hidup diberikan saran antara lain:
1.
Sebelum melakukan observasi, praktikan harus mempelajari dan memahami
2.
mengenai keanekaragaman organisme dan dasar klasifikasi makhluk hidup.
Saat menentukan tempat observasi, harus memilih populasi yang memiliki
3.
minimal 10 individu atau lebih.
Saat melakukan observasi, harus dilakukan dengan menggunakan panca
4.
indera, baik penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa.
Pada proses penulisan laporan, praktikan harus menggunakan referensi
buku-buku, serta menggunakan jurnal yang tepat dan sesuai dengan
keanekaragaman organisme dan dasar klasifikasi makhluk hidup yang telah
diamati pada saat melakukan observasi.
H. Daftar Pustaka
Campbell, Neil A, dkk. 2010. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Gembong Tjitrosoepomo. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Biologi Dasar I. Yogyakarta: FMIPA
Sri Mulyani. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisinus.
Widowati, Asri dan Ekosari R. 2012. Petunjuk Praktikum
http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366 diunduh pada tanggal 8 Oktober 2013
pukul 15.35 WIB.
I. LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM 3 DAN 4
KEANEKARAGAMAN ORGANISME DAN DASAR
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Disusun oleh :
Kelompok II
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
Halaman Pengesahan
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIKUM OBJEK FENOMENA DAN PERSOALAN BIOLOGI
Oleh
Kelompok II
Yogyakarta, 03 Oktober 2013
Anggota
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama
Wahyu Marliyani
Endah Setyorini
Firda Putri Darojati
Annisa Fitri Sholikhah
Esny Yanuartika
NIM
13312241005
13312241010
13312241013
13312241027
13312241037
diserahkan pada tanggal................................................................jam.....................
Mengetahui
Asisten
(
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................i
Halaman Pengesahan.....................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
A.
Judul.....................................................................................................4
B.
Tujuan Percobaan...............................................................................4
C.
Dasar Teori...........................................................................................4
D.
Metode Praktikum..............................................................................8
E.
Data Hasil Observasi.........................................................................11
F.
Pembahasan...........................................................................................14
G.
Kesimpulan dan Saran......................................................................26
H.
Daftar Pustaka...................................................................................27
)
I.
LAMPIRAN.......................................................................................28
A. Judul
Keanekaragaman Organisme dan Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup
B. Tujuan Percobaan
Kegiatan 3
Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa dapat :
1. Menginventarisasi karakter morfologi individu – individu penyusun populasi
2. Melakukan observasi ataupun pengukuran terhadap parameter- parameter yang
terinventarisasi
3. Membandingkan ciri morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam sub
populasi yang sama
4. Membandingkan ciri morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam sub
spesies yang sama
5. Membandingkan ciri individu antar spesies
Kegiatana 4
1.
2.
3.
Mengidentifikasi dasar – dasar yang dapat digunakan dalam pengklasifikasian
Mengelompokkan ( klasifikasi ) secara dikotomi berdasarkan ciri morfologi
Mengidentifikasi pola persamaan dan perbedaan dalam suatu kelompok hasil
klasifikasi berdasarkan takson
C. Dasar Teori
Keanekaragaman adalah salah satu gejala kehidupan (gejala biologis).
Keanekaragaman ditunjukkan dengan kesamaan dan perbedaan ciri yang terdapat
diantara makhluk satu dengan lainnya, pada semua tingkat organisasi kehidupan mulai
dari tingkat molekul sampai pada tingkat komunitas. Karena demikian banyaknya variasi
diantara satu makhluk dengan lainnya, maka diperlukan usaha penyederhanaan dengan
cara pengelompokan (klasifikasi) berdasarkan pada kesamaan dan perbedaan ciri.
Makhluk yang memiliki kesamaan ciri dikelompokkan menjadi satu kelompok,
dan yang memiliki perbedaan dipisahkan menjadi kelompok yang berbeda.diantara
makhluk, semakin banyak kesamaan ciri yang dimiliki (pada semua tingkat organisasi)
dinggap semakin dekat hubungan kekerabatannya dan sebaliknya.
Klasifikasi ilmiah menunjukkan cara pengelompokkan dan pengkategorian
spesies dari organisme yang punah maupun yang hidup. Klasifikasi modern berakar pada
sistem Carolus Linnaeus, yang mengelompokkan spesies menurut sifat fisik yang dimiliki
bersama. Pengelompokkan ini sudah direvisi sejak Linnaeus untuk menjaga konsistensi
dengan asas sifat umum yang diturunkan dari Darwin. Untuk mengenali dan mempelajari
makhluk
hidup
secara
keseluruhan
tidak
mudah
sehingga
dibuat
klasifikasi
(pengelompokan makhluk hidup). Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah
dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu.
Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah, mengenali,
membandingkan dam mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari
persamaan dan perbedaaan sifat atau ciri pada makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup
didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki mankhluk hidup, misalnya
bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang sama dikelompokkan dalam
satu golongan. Beberapa golongan yang seragam dikelompokkan menjadi satu golongan
yang tingkatannya lebih tinggi, demikian seterusnya sehingga dikenal beberapa tingkat
golongan. Dengan demikian mudah dipahami bahwa sedikit banyak keseragaman yang
dimiliki oleh anggota yang digolongkan dapat digunakan untuk menentukan kedudukan
takson pada berbagai tingkat golongan (kategori). Tingkat-tingkat golongan yang umum
dikenal adalah sebagai berikut:
Spesies
Genus
Familia
Ordo
Kelas
Divisio atau Filum
Kingdom
Golongan terkecil dari klasifikasi adalah spesies dan golongan yang terbesar
adalah kingdom. Spesies yang berkerabat dekat ditempatkan pada satu genus. Beberapa
genus digolongkan dalam satu familia, beberapa familia digolonkan dalam satu ordo.
Beberapa ordo digolongkan dalam satu kelas. Beberapa kelas digolongkan dalam satu
filum atau divisio, dan beberapa divisio digolongkan dalam satu kingdom.
Ilmu yang mempelari tentang klasifiksi makhluk hidup disebut Taksonomi.
Takson adalah golongan organisme
tanpa memandang hirarki kategori, sedangkan
kategori merupakan jenjang-jenjang (tingkat) takson. Takson pada jenjang lebih rendah
mempunyai persamaan sifat dan ciri yang lebih besar. Sebaliknya, pada jenjang lebih
tinggi mempunyai persamaan yang lebih kecil.
PEMBAGIAN ENAM KINGDOM DENGAN SIFAT – SIFAT KARAKTERISTIKNYA
Kingdom
Eubacteria
Karakteristik
Keterangan
Prokariot, tidak memiliki inti dan Koloni-dekomposer, parasitik
organel
yang
bermembran, dan
patogenik,
uniseluler, mikroskopik, dinding bersifat
sel tersusun dari peptidoglikon.
beberapa
kemosintetik
autotrof, beberapa bersifat
fotosintetik, penting untuk
recycling
nitrogen
dan
elemen lain, beberapa untuk
Archabacteria
Prokariot,
proses industri.
uniseluler, Metanogen,
mikroskopik, dinding sel bukan menempati
anaerob,
tempat
kotor,
peptidoglikon, secara biokimia sistem pencernaan hewan,
berbeda dengan eubacteria.
halofil ekstrem, menempati
lingkungan
bergaram,
termoplek terhadap tempat
panas,
dilingkungan asam.
terkadang
Protista
Eukariot,
uniseluler
atau
multiseluler
sederhana,
terdiri
atas tiga kelompok ( bukan
taksa ), yaitu protozoa, algae,
serta jamur lendir dan jamur air.
Protozoa
Mikroskopik,
heterotropik, Merupakan bagian penting
bergerak dengan flagela, silia, dari zoo-plankton, penting
pseudopodia.
dalam
jaring
–
jaring
makanan, beberapa bersifat
parasit dan patogenik.
Algae
Fotosintetik,
berbeda
kadang
dengan
keras Sangat
penting
protozoa, produser
sebagai
terutama
pada
mengandung pigmen coklat atau ekosistem laut dan air tawar,
merah, pada beberapa klorofil menghasilkan oksigen.
mempunyai pergantian generasi.
atau
terestrial,
lendir/ Bersifat heterotropik, reproduksi Akuatik
dengan spora.
manusia
dengan
model
Jamur air
bervariasi.
Fungi
Eukariot, heterotrof, menyerap Dekomposer,
beberapa
Jamur
nutrien, non fotosintetik, tubuh bersifat parasit ( patogenik ),
tersusun oleh hifa seperti benang, beberapa digunakan sebagai
sebagai suatu massa yang kusut makanan, yeast digunakan
yang menginfiltasi makanan atau untuk
pembuatan
habitat, dinding sel tersusun oleh minuman
zat kitin.
roti,
beralkohol,
beberapa digunakan dalam
industri kimia atau digunakan
sebagai antibiotik, merusak
dan
Plantae
Eukariotik
menyerang
budidaya.
multiseluler, Hidup di
fotosintetik,
mempunyai
reproduksi
multiseluler,
tanah,
tanaman
sebagai
alat sumber utama oksigen bagi
ada atmosfer bumi.
pergantian generasi, dinding sel
tersusun dari selulosa.
Animalia
Eukariotik
multiseluler, Konsumer,
heterotrof, mempunyai jaringan herbivora,
yang menyusun sistem organ pemakan
kompleks,
kebanyakan
beberapa
karnivora
sisa
atau
organisme
dapat (detritus feeder ).
bergerak dengan menggunakan
otot
kontraksi,
mempunyai
jaringan saraf khusus sebagai
koordinasi
respon
terhadap
rangsangan.
Nama Ilmiah Makhluk Hidup
Orang yang berjasa dalam pemberian nama ilmiah untuk jenis makhluk hidup ini adalah
Carolus Linnaeus. Cara pemberian nama itu disebut Binomial nomenklatur atau kata
nama binomial. Binomial nomenklatur adalah penamaan dengan dua kata latin atau yang
dilantikkan. Aturan tata nama binomial tersebut adalah sebagai berikut.
Kata pertama adalah nama genusnya dan kata kedua adalah penunjuk spesiesnya.
Huruf pertama nama genus menggunakan huruf besar, sedangkan huruf pertama
penunjuk spesies menggunakan huruf kecil.
Nama genus dan penunjuk spesies harus digaris bawahi secara terputus atau dicetak
dengan huruf miring.
Contoh : Oryza sativa atau Oryza sativa (padi)
D. Metode Praktikum
a. Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat
: Kebun halaman Laboratorium Biologi.
Waktu
: Kamis, 03 Oktober 2013
Jam
: 11.30 – 12.40
b. Alat dan Bahan
Objek
: Makhluk hidup
Alat
: Panca indra, alat tulis, dan kamera
c. Langkah Kerja
Kegiatan 3
Menentukan satu populasi tumbuhan atau hewan yang terdiri atas 10 atau lebih individu.
Menginventarisasi parameter - parameter pada individu - individu tersebut yang dapat
diobservasi ciri morfologinya atau pun dapat diukur
Mengobservasi atau mengukur parameter - parameter yang dimiliki individu tersebut.
Mencatat hasil observasi atau memasukkan data kedalam tabel
Membandingkan hasil observasi antar individu sesama nggota populasi tersebut
Merumuskan simpulan mengenai ada atau tidaknya perbedaan - perbedaan individu dalam
populasi yang sama, antar populasi ataupun antara hewan dan tumbuhan
Kegiatan 4
Menempatkan keseluruhan daun pada sebuah meja.
Membuat pengelompokan berdasarkan kesamaan ciri tertentu.
Melakukan pemisahan dan pengelompokkan ini langkah demi langkah (dengan dasar
tertentu) untuk setiap langkah terus menerus hingga anda tidak mampu lagi membuat
kelompok yang lebih kecil lagi. observasi atau memasukkan data kedalam tabel
Mencatat hasil pemisahan atau pengelompokan dalam bentuk skema
Membaca kedudukan taksonomik masing-masing individu menurut masing-masing
klasifikasi dan membandingkan dengan hasil kelompok lain
Menarik kesimpulan berdasarkan kegiatan.
E. Data Hasil Observasi
Data Hasil Kegiatan 3
NAMA
PARAMETER
POPULAS
/ SASARAN
I
OBSERVASI
Populasi
Cemara
Kipas
Populasi
Cemara
Norfolk
Populasi
Tanaman ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
a.Warna daun
HM
HM
HM
HM HM HM HM HM HM HM
b.Bentuk
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
daun
a.Warna daun
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
b.Bentuk daun
JS
JS
JS
JS
JS
JS
JS
JS
JS
JS
a.Warna daun
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
b.Bentuk daun
MY
MY
MY
MY MY MY MY MY MY MY
a.Warna daun
HM
HM
HM
HM HM HM HM HM HM HM
b.Bentuk daun
MY
MY
MY
MY MY MY MY MY MY MY
a.Warna daun
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
HT
b.Bentuk daun
KP
KP
KP
KP
KP
KP
KP
KP
KP
KP
Tumbuhan
Patah
Populasi
Tumbuhan
Filisium
Populasi
Tumbuhan
Bayam –
bayaman
Keterangan:
HM
:Hijau Muda
HT
: Hijau Tua
KP
: Kupu-kupu
MY
: Menyirip
JS
: Jarum Silinder
JP
: Jarum Pipih
Data Hasil Kegiatan 4
No
Daun
Ujung Daun
Panjang Daun
Tulang Daun
Bentuk Daun
1
2
3
4
5
6
A
B
C
D
E
F
Tp
Bdr
Mr
R
Tp
R
(cm)
11,6
21
5
10
1
12,9
Sj
Sj
My
Sj
Mjr
My
Bj
Bd
Bts
Bl
Mmj
Bd
7
8
9
10
G
Mr
H
Tp
I
R
J
Mr
Keterangan:
Mr
: meruncing
R
: runcing
Mlk
: melengkung
Mbl
: membulat
My
: menyirip
Mjr
: menjari
Sj
: sejajar
Mnj
: memanjang
Tp
: tumpul
Bdr
: berduri
Bts
: bulat telur sungsang
Bl
: bangun lanset
Bj
: bangun jarum
Bd
: bangun dabus
Daun A
Daun B
Daun C
Daun D
Daun E
Daun F
Daun G
Daun H
Daun I
Daun J
: tanaman cemara kipas
: tanaman cemara norflok
: tanaman sigsag
: tanaman filicium
: tanaman bayam-bayaman
: tanaman puring
: tanaman kamboja
: tanaman euphorbia
: tanaman kayu putih
: tanaman kemuning
Skema Kunci Dikotomi
7,5
9,4
10
5
Sj
Mlk
My
Mjr
Bts
Bl
Bj
Bts
Runcing CFI
Menyirip CDFHI
Tumpul H
Meruncing D
Macam-macam
daun
ABCDEFGHIJ
ujung membelah E
Melengkung EJ
ujung membulat J
Silinder B
Majemuk ABG
Pipih A
Meruncing C
F. Pembahasan
Kegiatan 3
Observasi yang bertopik menemukan keragaman dan keanekaragaman intra dan inter
spesies, bertujuan agar mahasiswa dapat menginventarisasi karakter morfologi individu –
individu penyusun populasi, melakukan observasi ataupun pengukuran terhadap
parameter- parameter yang terinventarisasi, membandingkan ciri morfologi suatu
individu dengan individu lainnya dalam sub populasi yang sama, membandingkan ciri
morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam sub spesies yang sama, serta
membandingkan ciri individu antar spesies.
Observasi yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Oktober 2013, pukul 11.30 12.40 dan lokasi yang digunakan meliputi kebun halaman Laboratorium Biologi dan
Laboratorium Biologi.
Adapaun alat yang digunakan dalam observasi tersebut yaitu alat tulis, kamera dan
buku gambar. Dalam observasi ini, praktikan menggunakan berbagai jenis daun yang ada
di halaman Laboratorium Biologi. Praktikan mengambil 5 jenis populasi daun meliputi
daun cemara kipas (A), daun cemara norflok (B), daun Filicium (C), daun Sigsag (D),
dan daun bayam-bayaman (E). Pada setiap daun yang akan diamati, praktikan mengambil
sepuluh sampel daun.
Langkah kerja observasi ini yang pertama adalah menentukan satu populasi tumbuhan
atau hewan yang terdiri atas 10 individu atau lebih. Kemudian yang kedua adalah
menginventarisasi parameter - parameter pada individu - individu tersebut yang dapat
diobservasi ciri morfologinya atau pun dapat diukur. Setelah itu mengobservasi atau
mengukur parameter - parameter yang dimiliki individu tersebut. Selanjutnya mencatat
hasil observasi atau memasukkan data kedalam table, kemudian membandingkan hasil
observasi antar individu sesama nggota populasi tersebut. Dan yang terakhir merumuskan
simpulan mengenai ada atau tidaknya perbedaan - perbedaan individu dalam populasi
yang sama, antar populasi ataupun antara hewan dan tumbuhan
Dari kelima jenis populasi daun yang diobservasi adalah morfologi daunnya. Kelima
populasi tersebut memiliki kesamaan dan perbedaan dari segi parameter yang digunakan.
Adanya kesamaan dan perbedaan ciri dari suatu individu dengan individu lainnya serta
individu satu dengan individu lainnya dalam satu spesies. Sehingga dari kesamaan dan
perbedaan dari beberapa tumbuhan tersebut akan menunjukkan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati adalah istilah untuk menerangkan berbagai macam
kehidupan. Dari seluruh organisme yang menghuni bumi tidak ada sepasang pun yang
yang benar-benar sama dalam segala hal. Untuk mengamati morfologi daun tersebut,
praktikan menggunakan parameter yaitu bentuk daun dan warna daun.
1. Bentuk Daun
Berdasarkan literatur dari buku morfologi tumbuhan yang dikarang oleh
Gembong terdapat berbagai macam letak terlebar daun yang dibagi dalam empat
golongan. Golongan pertama yaitu daun yang bagian terlebarnya terdapat kira kira
ditengah tengah helaian daun . Bentuk daun yang masuk dalam golongan ini adalah
daun bulat atau bundar, bangun perisai, jorong, memanjang, dan bangun lanset.
Golongan kedua adalah daun yang bagian terlebarnya terdapat di bawah
tengah-tengah helaian daun. Golongan kedua ini dibagi menjadi 2 macam yaitu
pangkal daunnya tidak bertoreh dan pangkal daunnya bertoreh atau berlekuk.
Bentuk-bentuk daun yang pangkal daunnya tidak bertoreh antara lain bulat telur,
bangun segi tiga, bangun delta dan bangun belah ketupat. Sedangkan bentuk daun
yang pangkal daunnya bertoreh adalah bangun jantung, bangun ginjal atau kerinjal,
bangun anak panah, bangun tombak dan bertelinga.
Golongan ketiga adalah daun yang bagian terlebarnya terdapat diatas tengah
tengah daun. Bentuk daun dari golongan ketiga ini adalah bangun bulat telur
sungsang, bangun jantung sungsang, bangun segitiga terbalik dan bangun sudip atau
bangun staple atau solet.
Golongan kempat adalah daun yang dari pangkal sampai ujung hampir sama
lebar. Bentuk daun dari golongan keempat ini antara lain, bangun garis, bangun pita ,
bangun pedang, bangun paku atau dabus dan bangun jarum .
2. Warna daun
Meskipun warna daun biasanya hijau sesuai dengan fungsi daun sebagai alat
fotosintesis, namun seringkali kita temukan daun berwarna merah atau menunjukkan
nuansa hijau yang sedikit berbeda . Warna merah terdapat misalnya pada suatu
varitas Acalypha wilkesiana dan diakibatkan warna antosian menutupi warna hijau
klorofil. Namun demikian daun yang diamati hendaknya daun dewasa oleh karena
daun muda dapat berwarna lain. Pada hasil observasi yang telah dilakukan oleh
praktikan diperoleh bahwa daun pada tanaman cemara kipas (A) berwana hijau
muda, daun cemara norflok (B) berwarna hijau tua, daun Filicium (C) berwarna hijau
muda dan ada yang berwarna hijau tua, daun Sigsag (D) berwarna hijau tua, dan
daun bayam-bayaman (E) yang berwarna hijau muda dan ada yang berwarna hijau
tua.
Kegiatan 4
Dalam observasi yang bertopik tentang dasar klasifikasi makhluk hidup, bertujuan
agar mahasiswa dapat mengidentifikasi dasar – dasar yang dapat digunakan dalam
pengklasifikasian, mengelompokkan ( klasifikasi ) secara dikotomi berdasarkan ciri
morfologi serta mengidentifikasi pola persamaan dan perbedaan dalam suatu
kelompok hasil klasifikasi berdasarkan takson.
Dalam data hasil kegiatan 4 ini, data yang dipakai oleh praktikan adalah data yang
diperoleh dari kelompok praktikan sendiri dan dengan kelompok lain, sehingga
diperoleh data yang lebih banyak dan pengelompokannya lebih bervariasi.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh praktikan, adanya beberapa
persamaan dan perbedaan ciri dari parameter morfologi daun yang digunakan,
sehingga dapat digunakan untuk mempermudah mengenali, membandingkan dan
mempelajari
suatu
makhluk
hidup.
Dari
hal
tersebut
maka
diperlukan
pengklasifikasian atau pengelompokkan. Makhluk hidup yang memiliki kesamaan ciri
dikelompokkan menjadi satu kelompok sedangkan yang memiliki perbedaan
dipisahkan menjadi kelompok yang berbeda. Hal ini merupakan tinjauan
keanekaragaman sebagai dasar klasifikasi.
Untuk membuat kunci dikotomi, maka dibuat pernyataan yang berlawanan yang
bisa mengidentifikasi suatu makhluk hidup dan mengelompokannya ke hal yang lebih
khusus. Pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan sepuluh jenis daun. Praktikan
memberikan label huruf A-J. Langkah pertama setelah mengelompokkan dalam bentuk
tabel adalah membuat skema dan selanjutnya dilanjutkan dengan membuat kunci
determinasi untuk pengelompokkan dalam bentuk skema, pengelompokkan awal
dibagi berdasarkan bentuk daun, yaitu daun memanjang dan daun tidak memanjang.
Dari hasil observasi, praktikan membuat kunci determinasi, praktikan dapat
menentukan ciri-ciri dari masing-masing daun.
1. Daun A ( daun tanaman cemara kipas )
Ciri ciri dari daun cenara adalah :
a. Ujung daun tidak runcing
Ujung daun dari tanaman kipas tidak runcing, tepatnya ujunga daun tumpul
(Oktusus). Berdasarkan literature, ujung daun daun tumpul ciri cirinya adalah
tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju kesuatu
tempat, hingga berbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90˚).
(Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32)
b. Bentuk daun tidak memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah tidak memanjang, tepatnya memiliki
daun bangun jarum (Acerosus). Berdasarkan literature bentuk daun bangun
jarum memiliki ciri adalah serupa dengan dan paku, tetapi lebih kecil dan
meruncing panjang. (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 31).
c. Ukuran daun panjang
Panjang ukuran daun cemara kipas rata rata adalah 11,6 cm. Dari ukuran
tersebut praktikan menggunakan parameter bahwa ukuran daun dikatakan
panjang jika > 10 cm.
Klasifikasi pohon cemara kipas
Divisi
: Spermatophyte
Sub divisi
: Gymnospermae
Kelas
: Coniverae
Bangsa
: Araucariales
Family
: Araucariaceae
Genus
: Araucaria
Spesies
: Araucariaheteropylla (Salisb).
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
2. Daun B (Daun tanaman cemara Norfolk)
Ciri ciri daun tanaman cemara Norfolk adalah sebagai berikut :
a. Ujung daun tidak runcing
Ujung daun pada tanaman cemara Norfolk adalah tidak runcing tepatnya ujung
daunnya tidak berduri (mucronatus) berdasarkan literature, ujung daun berduri ciri
cirinya adalah ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing, merupakan
suatu duri. (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 33).
b. Bentuk daun tidak memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah tidak memanjang tepatnya memiliki bentuk
daun bangun dabus (Subulatus). Berdasarkan literature, bentuk daun bangun daus
memiliki ciri bentuk hamper sepeti selinder ujung meruncing dan seluruh bagian
kaku (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 31).
c. Ukuran daun panjang
Panjang ukuran daun ini adalah rata rata 20 cm. Dari ukuran tersebut praktikan
menggunakan parameter bahwa ukuran daun dikatakan panjang jika > 10 cm.
Klasifikasi pohon cemara Norfolk
Regnum
: Plantae (tumbuhan)
Divisi
: Pinophyta
Sub divisi : Pinophytina
Kelas
: Pinopsida
Ordo
: Pinales
Family
: Pinaceae
Genus
: Pinus
Spesies
: Pinus merkussi
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
3. Daun C (Daun tumbuhan sigsag)
Ciri ciri daun tumbuhan sigsag adalah sebagai berikut:
a. Ujung daun meruncing
Daun dari tanaman sig sag adalah meruncing. Berdasarkan literature , ujung daun
meruncing memiliki ciri seperti pada ujunga yang runcing, tetapi titik pertemuan
kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi hingga ujunga daun nampak sempit, panjang
dan runcing. (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32).
b. Bentuk daun memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah memanjang. Berdasarkan literature, bentuk
daun memanjang, jika panjang disbanding lebarnya adalah 2.5 – 3 : 1. (Gembong
Tjitrosoepoo, 1988 : 25).
c. Ukuran daun pendek
Ukuran dari daun tanaman ini yaitu rata rata 5 cm. dari ukuran tersebut praktikan
menggolongkan ukuran daun tersebut adalah pendek, didasakan pada parameter
jjika ukuran panjang daun tersebut < 10 cm.
Klasifikasi tanaman sigsag
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Pedilanthus
Spesies
: Pedilanthus tithymaloides (L.) Poit
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
4. Daun D (Daun tanaman Filicium)
a. Bentuk daun memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah memanjang. Berdasarkan literature, bentuk
daun memanjang, jika panjang dibanding lebarnya adalah 2
: 1. (Gembong
Tjitrosoepoo, 1988 : 25).
b. Ukuran daun panjang
Panjang ukuran daun ini adalah rata rata 20 cm. Dari ukuran tersebut praktikan
menggunakan parameter bahwa ukuran daun dikatakan panjang jika > 10 cm.
c. Ujung daun runcing
Ujung daun dari tanaman Filicium runcing. Berdasarkan literature, ujung daun
runcing memiliki ciri titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih rendah hingga
ujung daun nampak sempit, panjang dan runcing. (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 :
32).
Klasifikasi tanaman Filicium
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Viridaeplantae
Phylum
: Tracheophyta
Subphylum
: Euphyllophytina
Infraphylum
: Radiatopses
Subclass
: Rosidae
Superorder
: Rutanae
Order
: Sapindales
Family
: Sapindaceae
Genus
: Filicium
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
5. Daun E (Daun Bayam-bayaman)
Ciri-ciri tanaman bayam-bayaman adalah sebagai berikut:
a. Bentuk daun bulat
Bentuk daun dari tanaman bayam-bayaman adalah bulat. Berdasarkan literatur,
bentuk daun bulat jika panjang : lebar adalah 1:1. (Gembong Tjirosoepomo, 1998:
25)
b. Tulang daun melengkung
Tulang daun bayam-bayaman adalah melengkung. Berdasarkan literatur, ciri
tulang daun melengkung adalah mempunyai beberapa tulang yang besar, satu
ditengah, yaitu yang paling besar sedangkan lainnya mengikutijalan tepi daun.
Jadi semua memencar kemudian kembali menuju kesatu arah yaitu keujung daun.
(Gembong Tjirosoepomo, 1998: 40)
c. Ukuran daun pendek
Ukuran dari daun ini adalah rata-rata 1 cm. Dari ukuran tersebut praktikan
menggolongkan bahwa golongan daun tersebut adalah pendek. Ukuran pendek
didasarkan pada parameter jika ukuran panjang daun tersebut < 10 cm.
Klasifikasi tanaman bayam-bayaman
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Hamamelidae
Ordo
: Caryophyllales
Famili
: Amaranthaceae (suku bayam-bayaman)
Genus
: Aerva
Spesies
: Aerva sanguinolenta Bl
6. Daun F (Daun tanaman puring)
Cirri ciri daun tanaman puring sebagai berikut
a. Tulang daun menyirip
Tulang daun dari tanaman puring adalah menyirip. Berdasarkan literaur, tulang
daun menyirip memiliki cirri satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung
dan merupakan terusan tangkai daun . Dari ibu tulang ini kesamping keluar tulang
tulang cabang, sehingga susunannya seperti sirip sirip pada ikan (Gembong
Tjitrosoepoo, 1988 : 38)
b. Ujung daun runcing
Ujung daun dari tanaman puring adalah runcing. Berdasarkan literature, cirri ujung
daun runcing adalah kedua tepid an di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit
menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu dusut lancip
(lebih kecil dari 90˚). (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32)
c. Ukuran daun panjang
Panjang ukuran daun puring adalah rata rata 12,9 cm . Dari ukuran tersebut
praktikan menggunakan parameter bahwa ukuran daun dikatakan panjang jika >
10 cm.
Klasifikasi dari tanaman puring
Kingdom
: Plantae ( tmbuhan )
Subkingdom
: Tracheobionta ( tumbuhan berpembuluh )
Super divisi
: Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisi
: Magnoliophyta ( tumbuhan berbunga )
Kelas
: Magnoliopsida ( berkeping dua )
Sub kelas
: Rosidae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaesiae
Genus
: Codiaeum
Spesies
: Codiaeum variegatum Bi.
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
7. Daun G (daun tanaman kamboja)
Ciri – ciri daun tanaman kamboja adalah sebagai berikut :
a. Ujung daun meruncing
Daun dari tanaman kamboja adalah meruncing. Berdasarkan literature , ujung daun
meruncing memiliki ciri seperti pada ujunga yang runcing, tetapi titik pertemuan
kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi hingga ujunga daun Nampak sempit, panjang
dan runcing. (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32).
b. Ukuran daun pendek
Ukuran dari daun tanaman ini yaitu rata rata 7,5 cm. dari ukuran tersebut praktikan
menggolongkan ukuran daun tersebut adalah pendek, didasakan pada parameter
jjika ukuran panjang daun tersebut < 10 cm.
c. Bentuk daun tidak memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah tidak memanjang tepatnya bulat telur
sungsang. Berdasarkan literature, bentuk daun bulat telur sungsang memiliki ciri
bulat seperti telur tetapi bagian yang lebar terdapatdekat ujung daun. (Gembong
Tjitrosoepomo, 1988 : 28).
Klasifikasi tanaman kamboja
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Apocyanaceae
Genus
: Plumeria
Spesies
: Plumeria acuminateait
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
8. Daun H (daun tanaman Euphorbia)
Ciri – ciri daun tanaman kamboja adalah sebagai berikut :
a. Ujung daun tumpul
Daun dari tanaman ini adalah tumpul (obtusus). Berdasarkan literature , ujung
daun tumpul memiliki ciri tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang,
cepat menuju kesuatu tempat, hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar
dari 90˚). (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32).
b. Ukuran daun pendek
Ukuran dari daun tanaman ini yaitu rata rata 9,4 cm. dari ukuran tersebut
praktikan menggolongkan ukuran daun tersebut adalah pendek, didasakan pada
parameter jjika ukuran panjang daun tersebut < 10 cm.
c. Bentuk daun tidak memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah tidak memanjang tepatnya bentuk daun
bangun lanset. Berdasarkan literature, bentuk daun bangun lanset memiliki ciri
jika perbandingan panjang : lebarnya adalah 3-5 : 1. (Gembong Tjitrosoepomo,
1988 : 25).
Klasifikasi tanaman Euphorbia
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
SuperDivisi
: Spermatophita
Divisi
: Magnoliopsida
SubKelas
: Rosidae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Euphorbia
Spesies
: Euphorbia millii Ch. Des Moulins
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
9. Daun I (Daun Tanaman Kayu Putih)
Ciri-ciri tanaman kayu putih adalah sebagai berikut:
a. Ujung daun runcing
Ujung daun dari tanaman ini adalah runcing. Berdasarkan literature, cirri ujung
daun runcing adalah kedua tepid an di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit
menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu dusut lancip
(lebih kecil dari 90˚). (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32)
b. Ukuran daun panjang
Panjang ukuran daun kayu putih adalah rata rata 10 cm . Dari ukuran tersebut
praktikan menggunakan parameter bahwa ukuran daun dikatakan panjang jika >
10 cm.
c. Tulang daun menyirip
Tulang daun dari tanaman ini adalah menyirip. Berdasarkan literaur, tulang daun
menyirip memiliki cirri satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun . Dari ibu tulang ini kesamping keluar tulang
tulang cabang, sehingga susunannya seperti sirip sirip pada ikan (Gembong
Tjitrosoepoo, 1988 : 38)
Klasifikasi tanaman kayu putih
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Classis
: Dicotyledonae
Ordo
: Myrtales
Familia
: Myrtaceae
Genus
: Melaleuca
Spesies
: Melaleuca leucadendronL
http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
10. Daun J (Daun tanaman Kemuning)
Ciri daun tanaman kemuning adalah sebagai berikut
a. Ujung daun meruncing
Daun dari tanaman kemuning adalah meruncing. Berdasarkan literature , ujung
daun meruncing memiliki ciri seperti pada ujunga yang runcing, tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi hingga ujunga daun Nampak
sempit, panjang dan runcing. (Gembong Tjitrosoepoo, 1988 : 32).
b. Ukuran daun pendek
Ukuran dari daun tanaman ini yaitu rata rata 5 cm. dari ukuran tersebut praktikan
menggolongkan ukuran daun tersebut adalah pendek, didasakan pada parameter
jika ukuran panjang daun tersebut < 10 cm.
c. Bentuk daun tidak memanjang
Bentuk daun dari tanaman ini adalah tidak memanjang tepatnya bulat telur
sungsang. Berdasarkan literature, bentuk daun bulat telur sungsang memiliki ciri
bulat seperti telur tetapi bagian yang lebar terdapatdekat ujung daun. (Gembong
Tjitrosoepomo,1988 : 28).
Klasifikasi tanaman kemuning
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua/ dikotil)
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Geraniales
Famili
: Rutaceae
Genus
: Murraya
Spesies
: Murraya paniculata
(http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366)
G. Kesimpulan dan Saran
a.
Kesimpulan
Dari observasi yang telah dilakukan dan dioperoleh hasil observasi, praktikan
dapat menyampaikan kesimpulan bahwa:
1. Populasi tersusun dari karakter-karakter morfologi dari individu-individu.
2. Parameter yang digunakan dalam observasi adalah ujung daun, panjang daun,
tulang daun, dan bentuk daun, serta warna daun.
3. Dalam subpopulasi yang sama ciri morfologi suatu individu dengan individu lain
memiliki persamaan dan perbedaan.
4. Antarsepesies, ciri morfologi dari individu berbeda-beda meskipun ada juga yang
memiliki beberapa kesamaan.
5. Dasar-dasar yang digunakan dalam klasifikasi kegiatan ini adalah persamaan dan
perbedaan ciri morfologinya.
6. Pengelompokkan ciri morfologi menggunakan kunci dikotomi sebagai berikut:
Runcing CFI
Menyirip CDFHI
Tumpul H
Meruncing D
Macam-macam
daun
ABCDEFGHIJ
ujung membelah E
Melengkung EJ
ujung membulat J
Silinder B
Majemuk ABG
Pipih A
Meruncing C
b.
Saran
Dalam praktikum mengobservasi tentang keanekaragaman organisme dan
dasar klasifikasi makhluk hidup diberikan saran antara lain:
1.
Sebelum melakukan observasi, praktikan harus mempelajari dan memahami
2.
mengenai keanekaragaman organisme dan dasar klasifikasi makhluk hidup.
Saat menentukan tempat observasi, harus memilih populasi yang memiliki
3.
minimal 10 individu atau lebih.
Saat melakukan observasi, harus dilakukan dengan menggunakan panca
4.
indera, baik penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa.
Pada proses penulisan laporan, praktikan harus menggunakan referensi
buku-buku, serta menggunakan jurnal yang tepat dan sesuai dengan
keanekaragaman organisme dan dasar klasifikasi makhluk hidup yang telah
diamati pada saat melakukan observasi.
H. Daftar Pustaka
Campbell, Neil A, dkk. 2010. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Gembong Tjitrosoepomo. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Biologi Dasar I. Yogyakarta: FMIPA
Sri Mulyani. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisinus.
Widowati, Asri dan Ekosari R. 2012. Petunjuk Praktikum
http://www.plantamor.com/index.phpp?lan=366 diunduh pada tanggal 8 Oktober 2013
pukul 15.35 WIB.
I. LAMPIRAN