PEMANFAATAN POTENSI PARIWISATA SEBAGAI S

ESSAY COMPETITION
“Pariwisata sebagai Stimulus Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Indonesia"

PEMANFAATAN POTENSI PARIWISATA SEBAGAI SARANA
MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Sebuah Studi Terhadap Peran Pariwisata Sebagai Stimulus Pertumbuhan
Ekonomi Kreatif Indonesia

Disusun oleh:
Nama : Desiana Rizka Fimmastuti
NIM : 10/ 305078/ SP/ 24358

JURUSAN POLITIK DAN PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012

1

PEMANFAATAN POTENSI PARIWISATA SEBAGAI SARANA

MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Sebuah Studi Terhadap Peran Pariwisata Sebagai Stimulus Pertumbuhan
Ekonomi Kreatif Indonesia
Desiana Rizka Fimmastuti

Abstract:
Indonesia merupakan sebuah anugrah karena memiliki potensi pariwisata
yang luar biasa. Hal ini dapat menjadi salah satu stimulus pertumbuhan ekonomi
kreatif di Indonesia. Masyarakat dapat menuangkan ide kreatifitasnya untuk
menghasilkan produk dan kemudian memasarkannya, sehingga secara langsung
telah meningkatkan ekonomi mereka. Mekanisme ini akan berdampak pada
tingkat pendapatan dan kesejahteraan mereka. Memang pemanfaatan hal itu
telah terlihat di beberapa daerah, karena memang sesuai dengan PP Nomor 38
Tahun 2007 pengelolaan sektor pariwisata menjadi kewenangan daerah. Namun
masih terdapat banyak daerah yang belum memanfaatkannya secara optimal.
Untuk itu diperlukan adanya dukungan modal, dukungan pihak eksternal, dan
juga perlindungan hak.
Keywords:
Pariwisata, ekonomi kreatif
Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu negara yang beruntung di dunia karena
merupakan salah satu negara yang kaya akan potensi wisata di dalamnya. Dapat
dilihat bahwa dari Sabang hingga Merauke terdapat aset- aset wisata yang dapat
dimanfaatkan seperti candi, danau, pantai, hingga panorama alam pegunungan.
Hal ini didukung dengan banyaknya flora dan fauna yang menghiasi setiap
wilayah di Indonesia. Kesemua itu merupakan sebuah anugrah tersendiri bagi
negara.
2

Namun pemaparan di atas seolah berbanding terbalik dengan realitas yang
kita jumpai di lapangan, dimana masih banyak rakyat miskin di Indonesia.
Fenomena ini seharusnya diperhatikan pula oleh pemerintah untuk dicari solusi
pemecahannya.

Pemerintah

selaku

pemegang


otoritas

tertinggi

harus

memperhatikan potensi setempat sehingga mampu menjadi salah satu sumber
kesejahteraan rakyat. Salah satunya adalah pariwisata yang notabene mampu
menjadi salah satu unsur yang menarik wisatawan. Wisatawan domestik maupun
mancanegara yang datang akan memberi dampak positif karena adakan
berpengaruh pada meningkatnya pendapatan asli daerah dan pendapatan
masyarakat setempat. Hal ini senada dengan teori tentang “absolute comparative
advantage” yang pernah dikemukakan oleh Adam Smith bahwa masyarakat dapat
melakukan proses produksi sesuai kemampuan1. Masyarakat dapat memanfaatkan
pariwisata sebagai ladang untuk menumbuhkan ekonomi kreatif di sekitarnya.
Misalkan pada area sekitar pantai, masyarakat dapat memanfaatkannya sebagai
ladang pertumbuhan bisnis tirai kerang, keripik ikan, dan sebagainya. Masyarakat
akan merasakan dampak positif keberadaan pariwisata, karena secara langsung
dapat meningkatkan pendapatan mereka. Sehingga melalui pariwisata, kita dapat
menyemai benih- benih ekonomi kreatif dan kemudian memanfaatkannya untuk

pembangunan dan penyediaan public goods bagi rakyat.
Guna

menghasilkan

sebuah

tulisan

yang

komprehensif,

penulis

menggunakan metode studi pustaka dalam melihat korelasi positif antara
pariwisata dan ekonomi kreatif. Studi pustaka dilakukan dengan melakukan telaah
terhadap buku- buku, literatur, catatan-catatan, dan tulisan yang ada hubungannya
dengan topik penulisan2. Hal ini dinilai penting karena dengan melakukan studi
literatur berguna untuk mengasah kemampuan menganalisa.

Guna menghasilkan sebuah tulisan yang komprehensif, terlebih dahulu
penulis memaparkan mengenai Indonesia dan potensi wisata di dalamnya.
Kemudian bahasan akan memfokuskan pada peran pariwisata sebagai stimulus
1

Reksohadiprojo, Sukanto & Pradono 1998, Ekonomi Sumberdaya Alam dan Energi, Yogyakarta,
BPFE, hal - 3
2

M. Nazir, 2003, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, h- 111

3

ekonomi kreatif di Indonesia, yang kemudian akan dilanjutkan dengan step- step
yang harus dilakukan untuk mengoptimalkannya. Seluruh pemaparan tersebut
juga akan dilengkapi analisa sosial politik dan ekonomi sehingga pembaca dapat
mengetahui bagaimana gambaran realitas yang akan terjadi.
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Ekonomi merupakan salah satu aspek yang mutlak untuk diperjuangkan
karena berpengaruh kepada sebuah negara dan rakyatnya. Hal ini rupanya berlaku

pula pada ekonomi kreatif yaitu sebuah output perekonomian yang bersumber dari
kreatifitas penduduk dalam memanfaatkan peluang yang ada. Setidaknya terdapat
subsektor industri kreatif yang mulai terlihat yakni periklanan, arsitektur, pasar
barang seni, kerajinan, desain, fashion, video, film dan fotografi, permainan
interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer
dan peranti lunak, televisi dan radio, serta riset dan pengembangan3.
Ekonomi kreatif merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian
dari pemerintah. Hal ini terlihat dalam Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009
mengenai pengembangan ekonomi kreatif4 yang ditujukan kepada berbagai
kementrian dan pemerintah daerah di Indonesia. Regulasi tersebut menunjukkan
bahwa terlihat upaya serius pengembangan ekonomi kreatif tahun 2009- 2015,
dengan begitu pemerintah daerah tidak perlu ragu dalam mengembangkan
ekonomi kreatif di daerahnya.
Adanya ekonomi kreatif di Indonesia terlihat semakin menjanjikan
mengingat adanya stimulus yang jitu, yaitu pariwisata. Indonesia merupakan
sebuah anugrah yang patut disyukuri oleh bangsa karena memiliki potensi
pariwisata yang luar biasa. Pariwisata dalam hal ini mencakup berbagai aspek
yaitu pertama panorama alam yang indah dan menarik berupa gunung berapi,
hutan, pantau dan lingkungan bahari. Kedua, yaitu warisan budaya yang melekat
di berbagai daerah yang notabene menjadi salah satu daya tarik para wisatawan.

3

Prihtiyani, Eni 2011, ‘Era Ekonomi Kreatif’ dilihat pada 4 Agustus 2012,

4

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009

4

Warisan budaya tersebut dapat berupa seni, kerajinan, musik, gaya hidup, dan
juga seni tari. Sedangkan regulasi tersebut telah memperluas peluang
pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, yang salah satunya dapat dilakukan
oleh pemerintah daerah melalui potensi wisata yang dimilikinya.
Pengelolaan bidang pariwisata merupakan salah satu kewenangan
pemerintah daerah sebagaimana disebutkan dalam pasal 7 ayat 4 PP No 38 tahun
2007. Ketika pemerintah daerah telah memanfaatkan potensi pariwisata, secara
langsung pemerintah pula telah menyemai tumbuhnya ekonomi kreatif daerahnya.
Ekonomi kreatif merupakan buah dari hasil kreatifitas penduduk lokal dalam
memanfaatkan


peluang

yang

ada,

sehingga

dapat

berimplikasi

pada

kesejahteraannya. Penduduk lokal dapat memanfaatkannya sebagai ladang dalam
menambah penghasilan. Penghasilanm yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk
mencukupi biaya hidup sehari- hari sehingga kesejahteraan masyarakat setempat
akan meningkat. Dengan demikian dapat terlihat bahwa antara pariwisata dengan
ekonomi kreatif merupakan aspek yang bersifat komplementary dimana ketika

keduanya dipadupadankan akan memberikan output yang bernilai.
Kedua regulasi tersebut terlihat mampu menstimulasi berbagai daerah
untuk mengembangkan ekonomi kreatif melalui pemanfaatan pariwisata. Hal ini
telah terlihat dalam kegiatan Bali Sanur Festival di Bali, Festival Kota Tua di
Jakarta, Pasar Malam Sekaten di Yogyakarta, dan Braga Festival di Bandung.
Kesemua kegiatan tersebut merupakan salah satu event yang sengaja dilakukan
untuk mengembangkan ekonomi kreatif melalui pariwisata.
Festival Kota Tua di Jakarta misalnya. Festival Kota Tua merupakan event
rutin tahunan yang digelar di Taman Fatahillah Kawasan Kota Tua.
Penyelenggaraan Festival Kota Tua mampu menjadi salah satu icon wisata sejarah
dan budaya Kota Jakarta. Dapat diamati bahwa lokasi Kota Tua yang merupakan
wisata sejarah telah dimanfaatkan untuk menyemai ekonomi kreatif setempat. Hal
itu ditunjukkan dengan terdapat beragam atraksi seni budaya, pameran industri

5

kreatif, permainan tradisional, pameran kuliner, serta bazar5. Beragam sajian yang
ditampilkan di Festival Kota Tua menjadi daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan. Sedangkan bagi masyarakat dapat memanfaatkannya untuk menjual
produk- produknya melalui event tersebut. Penjualan produk yang dilakukan oleh

masyarakat melalui festival tersebut secara langsung dapat meningkatkan
pendapatan mereka.
Selain itu, pengembangan ekonomi kreatif melalui pariwisata juga dapat
dilakukan dengan mempopulerkan potensi wisata lokal. Hal ini dapat dilakukan
dengan memasang iklan melalui televisi maupun jejaring sosial dengan membuat
fanpage dimana akan diupdate informasi secara berkala. Selain itu, hal yang harus
dilakukan adalah memfasilitasi aset pariwisata tersebut dengan memberi sarana
dan prasarana bagi pengembangan pariwisata. Dengan demikian wisatawan
domestik maupun mancanegara akan tertarik untuk mengunjungi lokasi tersebut.
Alhasil dengan ramainya para pengunjung maka masyarakat akan segera melirik
potensi ekonomi yaitu dengan menjual kerajinan dan mengembangkan produk
lokal.

Dengan

begitu

secara

langsung


pariwisata

telah

andil

dalam

mengembangkan ekonomi kreatif.
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa terdapat beberapa daerah yang
telah mengembangkan ekonomi kreatif melalui pariwisata. Hal ini belum
sepenuhnya terlihat di daerah- daerah lain di Indonesia. Hal ini sangat
disayangkan mengingat potensi pariwisata di Indonesia sangatlah bernilai dan
wajib untuk dimanfaatkan. Untuk itu, perlu adanya pemikiran yang serius untuk
mengoptimalkan peran pariwisata dalam pengembangan ekonomi kreatif di
Indonesia.
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Harus dibawa kemana?
Pada pemaparan sebelumnya telah diulas mengenai korelasi antara
pariwisata dan ekonomi kreatif. Namun tidak dapat dipungkiri pula bahwa masih
5

__________ 2011, ‘Kalender Festival Kota Tua’ dilihat pada 4 Agustus 2012, <
http://www.jakarta.go.id/jakv1/kalenderevent/detail/2011/09/01/582>

6

terdapat banyak potensi wisata yang belum termanfaatkan secara optimal. Hal ini
disayangkan karena sesungguhnya pemanfaatan ekonomi kreatif melalui
pariwisata dapat berimplikasi pada kesejahteraan rakyat, terutama penduduk
sekitar lokasi tersebut.
Pemerintah

sebagai

pemegang

otoritas

tertinggi

memang

sudah

memberlakukan beberapa regulasi yang mendukung pengembangan ekonomi
kreatif. Namun hal ini tidaklah cukup mengingat diperlukan peran berbagai pihak
dalam rangka memanfaatkan pariwisata sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi
kreatif. Berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan agar tujuan tersebut
dapat tercapai.
1. Dukungan Modal Bagi Penduduk di Sekitar Lokasi
Permasalahan

klasik

dalam

kehidupan

ekonomi

adalah

keterbatasan modal yang dimiliki setiap orang. Permalasahan ini juga
dapat terjadi dalam ekonomi kreatif, dimana kreativitas seseorang menjadi
aspek utama namun membutuhkan adanya modal untuk memulai dan
mengembangkan usahanya. Untuk itu dipelukan adanya dukungan modal
bagi pelaku ekonomi kreatif di sekitar lokasi pariwisata agar mereka
mampu berkembang.
2. Dorongan dari pihak eksternal
Dapat dilihat bahwa terkadang masyarakat enggan untuk
memanfaatkan potensi wisata yang dimilikinya. Di sisi lain, pemerintah
juga tidak cukup gesit dalam memanfaatkan potensi wisata. Untuk itu,
diperlukan dukungan dari pihak eksternal yaitu NGO ataupun mahasiswa
untuk

menstimulasi

masyarakat

untuk

memanfaatkan

pariwisata

daerahnya. Misalkan dengan pemberdayaan Kuliah Kerja Nyata yang
mengusung tema pariwisata dalam kegiatannya (KKN Tematik).
Hal tersebut dinilai penting karena dengan adanya pariwisata maka
dapat menjadi lahan bagi mereka untuk mengelola kreatifitas mereka.
Dukungan inilah yang menginspirasi masyarakat untuk mengelola
7

pariwisata dan kemudian menjadikannya sebagai lahan berjalannya
ekonomi

kreatif,

sehingga

secara

langsung

dapat

meningkatkan

penghasilan mereka.
Misalkan pada area sekitar pantai. Pihak eksternal hendaknya
membantu dengan melakukan sosialisasi dan pemberian fasilitas
mendasar,

misalkan

plang

petunjuk

arah.

Adanya

plang

akan

mempermudah akses masyarakat luas terhadap lokasi pantai sehingga
pengunjung akan berbondong- bondong ke lokasi. Di sisi lain, masyarakat
juga harus diberi pelatihan sehingga kreatifitas mereka bisa terasah.
Dengan begitu masyarakat setempat bisa menjadikannya lahan mencari
nafkah dengan berjualan kerajinan tirai kerang, bros, keripik udang, dan
sebagainya.
3. Perlindungan Hak
Memberdayakan ekonomi kreatif melalui pariwisata merupakan
sebuah hal yang harus dilakukan. Misalnya ketika terdapat wisatawan
yang datang dan membeli oleh- oleh kerajinan, maka kerajinan tersebut
akan dibawa asalnya. Dengan demikian akan terlihat kekhasan daerah di
daerah lain. Untuk itu diperlukan adanya perlindungan hak guna menjaga
trademark barang tersebut.
Harus diakui bahwa pariwisata memang mampu menjadi stimulus
pertumbuhan ekonomi kreatif di suatu daerah. Namun hal itu juga membutuhkan
peran serta berbagai pihak agar masyarakat pun dapat tergerak untuk
memanfaatkannya. Ketika kesemua hal tersebut sudah berjalan dengan baik, hal
ini dapat berimplikasi pada meningkatnya pendapatan rakyat, pendapatan daerah
dan juga pendapatan nasional.
Kesimpulan
Potensi pariwisata yang dimiliki oleh Indonesia akan menjadi stimulus
pertumbuhan ekonomi kreatif. Para wisatawan domestik maupun mancanegara
yang berkunjung di lokasi secara langsung dapat meningkatkan pendapatan
8

masyarakat. Hal itu seharusnya dimanfaatkan karena dapat berimplikasi pada
peningkatan pendapatan. Setidaknya di Indonesia telah terdapat beberapa daerah
yang memanfaatkan pariwisata dalam menyemai tumbuhnya ekonomi kreatif,
salah satunya adalah DKI Jakarta dimana telah menyelenggarakan Festival Kota
Tua setiap tahunnya. Namun hal semacam ini belum terlihat gencar dilakukan
oleh daerah lain di Indonesia. Untuk itu diperlukan beberapa hal yang harus
dilakukan agar potensi pariwisata dapat dimanfaatkan secaa optimal. Pertama,
dukungan modal bagi masyarakat. Kedua, adalah adanya dukungan dari pihak
eksternal untuk memotivasi masyarakat agar mau mengembangkan potensi
tersebut. Ketiga adalah adanya perlindungan hak atas karya cipta mereka.

9

Daftar Pustaka
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009
Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007
__________ 2011, ‘Kalender Festival Kota Tua’ dilihat pada 4 Agustus 2012, <
http://www.jakarta.go.id/jakv1/kalenderevent/detail/2011/09/01/582>
M. Nazir, 2003, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Prihtiyani, Eni 2011, ‘Era Ekonomi Kreatif’ dilihat pada 4 Agustus 2012,

Reksohadiprojo, Sukanto & Pradono 1998, Ekonomi Sumberdaya Alam dan
Energi, Yogyakarta, BPFE, hal - 3

10