Pengaruh Psikologi dan Biologi Terhadap
Pengaruh Psikologi dan Biologi
dalam Perkembangan Ilmu Komunikasi
Oleh Arief Permadi
Abstrak
Ada banyak ilmu yang mempengaruhi perkembangan ilmu komunikasi.
Dua di antaranya, ilmu psikologi dan ilmu biologi. Tulisan singkat ini
membahas keterkaitan ketiga disiplin ilmu tersebut dan bagaimana
ketiganya saling mempengaruhi.
Kata kunci: komunikasi, psikologi, biologi
A Pendahuluan
Komunikasi sudah ada sejak manusia pertama diciptakan.
Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi kebutuhan dasar manusia.
Bahkan ketika mereka sendirian, terputus dengan dunia luar, manusia
tidak bisa tidak berkomunikasi.
Meski komunikasi sudah ada sejak manusia pertama diciptakan,
komunikasi sebagai sebuah disiplin ilmu baru lahir pada dekade 1950an. Ditandai dengan terbentuknya The National Society for the Study of
Communication
(sekarang
The
International
Communication
Association). Asosiasi ini dibentuk dengan tujuan membuat satu
kesatuan hubungan antara pidato, bahasa, dan media.
Pada masa ini banyak muncul tokoh-tokoh antara lain, Harold D
Lasswell yang mengkaji tentang propaganda politik pada tahun 1948.
Disusul Claude Shannon yang memublikasikan hasil penelitiannya di
Bell Telepon tentang mesin dari pengiriman/tranasmisi signal, setahun
kemudian.
Pada
masa
itu,
Wirburr
Schramm
juga
mengkaji
bahwa
komunikasi merupakan upaya untuk menciptakan suatu kesamaan
makna di antara sumber dan penerima. Teori Schramm yang terkenal
adalah bullet theory atau teori peluru. Dalam teori, yang juga dikenal
1| Page
dengan sebutan teori jarum hipodermik ini masyarakat digambarkan
sebagai sesuatu yang pasif, yang tidak berdaya menghadapi terpaan
informasi yang diberikan media massa.
Pada tahun 1955, ilmuwan politik Elihu Katz dan Paul Lazarfeld
memperkenalkan two step models communications.
Westley
dan
Malcom
S.
Maclean,Jr.
menyatakan
Ada juga Bruce
bahwa
proses
komunikasi sejatinya dimulai dari penerimaaan pesan, bukan sebalikny:
dari
pengiriman
pesan.
Teorinya
merupakan
gabungan
antara
komunikasi interpersonal dan komunikasi dalam media massa.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, komunikasi dipengaruhi oleh
banyak sekali disiplin ilmu yang lebih dahulu ada seperti, filsafat,
antropologi, sosiologi, psikologi, biologi, matematika, bahkan agama.
Namun, makalah
keterkaitan
singkat ini hanya akan membahas membahas
komunikasi
dengan
psikologi
dan
biologi,
termasuk
bagaimana ketiga disiplin ilmu tersebut saling mempengaruhi.
B Sejarah Komunikasi
Jejak sejarah perkembangan ilmu komunikasi sebenarnya sudah
dimulai pada masa Yunani Kuno, abad ke lima sebelum Masehi. Saat itu
berkembang apa yang disebut rhetorike sebutan untuk ilmu yang
mengkaji proses pernyataan antarmanusia.
Georgias adalah tokohnya yang pertama. Tokoh-tokoh lainnya
yang juga mengkaji ilmu pernyataan manusia adalah Protagoras,
Socrates, Plato, Demosthenes, dan Aristoteles.
Rhetorike kemudian
juga dikenal di Romawi dengan nama rhetorika. Cicero, tokoh pertama
yang mengembangkan retorika di sana.
Di Romawi ini pula cikal bakal komunikasi melalui media massa
muncul. Saat Romawi dipimpin Gaius Julius Caesar, semua kegiatan
yang dilakukan oleh senat harus diumumkan setiap hari kepada
masyarakat melalui Acta Diurna atau semacam papan pengumuman.
Inilah yang kemudian dianggap sebagai cikal bakal jurnalistik.
Seiring ditemukannya kertas pada tahun 105 Masehi dan adanya
penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada abad 15,
2| Page
jurnalistik
pun berkembang. Puncaknya ditandai terbitnya
Avisa
Relation Oder Zitung. Surat kabar yang terbit di Jerman tahun 1609 ini
diyakini sebagai surat kabar pertama di dunia.
Meski jejak ilmu komunikasi sudah terekam sejak abad kelima
sebelum Masehi, pengakuan komunikasi sebagai sebuah disiplin ilmu
baru muncul bada dekade 1940-50-an. Pada masa-masa itu ilmu
komunikasi lebih berorientasi ke Amerika Serikat. Studi tentang
komunikasi di Amerika Serikat ini dapat dilacak melalui beberapa tokoh
sentralnya seperti Paul F Lazarfeld, Harold D Lasswell, Kurt Lewin, dan
tentunya Carl I Hovland.
Lazarsfeld adalah tokoh yang telah memberikan kontribusi besar
terhadap perkembangan ilmu komunikasi melalui sebuah model
komunikasi
yang
communication.
terkenal
Model
yaitu
ini
two-steps
dikembangkan
flow
of
model
Lazaesfeld
untuk
menggambarkan efek media serta pesan-pesan propaganda terhadap
pemirsa.
Model
tersebut
kemudian
melalui model komunikasinya,
kembali
dikembangkan
Lasswell
who say what, with whom, with what
channel to what effect. Lasswell banyak dipengaruhi oleh pragmatism
dan pemikiran Freudian.
Tokoh
lain
yang
tercatat
memberikan
kontribusi
terhadap
perkembangan ilmu komunikasi adalah psikolog Kurt Lewin.
dikenal sebagai
Kewin
salah satu pelopor dalam psikologi sosial, psikologi
organisasi, serta psikologi terapan di Amerika Serikat. Kontribusinya
terhadap ilmu komunikasi adalah analisisnya terkait dengan komunikasi
kelompok khususnya dinamika kelompok.
Selain ketiga tokoh di atas, tokoh lainnya yang juga memberikan
konstribusi besar terhadap perkembangan ilmu komunikasi pada masa
itu adalah psikolog Carl I Hovland.
Bersama dengan Irving Janis,
Hobland mengembangkan sebuah teori komunikasi kelompok yang
kemudian
dikenal
sebagai
groupthink
theory.
Hovland
juga
mengembangkan social judgement theory atau teori penilaian sosial.
Dalam komunikasi persuasif, Hovland juga banyak dipengaruhi oleh
3| Page
teori psikoanalisis Freudian dan behaviorisme serta teori SOR atau teori
stimulus organism respons.
Dalam perkembangannya kemudian, fokus utama pengkajian
ilmu komunikasi mulai beralih kepada pentingnya mempelajari proses
pembentukan isi pesan dan pertukaran pesan dari segi psikologi
komunikasi. Pendekatan dilakukan melalui berbagai pendekatan, mulai
dari filsafat,
kuantitatif,
kualitatif, etnografi, pendekatan kritis dan
lain-lain.
C Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin, communicare, yang berarti
sama. Ada puluhan definisi tentang komunikasi yang dikemukakan para
ahli, namun secara sederhana, komunikasi bisa diterjemahkan sebagai
proses tukar-menukar simbol untuk mencapai kesesuaian makna.
Dalam perkembangannya kemudian, cakupan ilmu komunikasi ini
menjadi sangat luas. Kita bias melihatnya berdasarkan konteks, bidang
kajian, sifat, dan tujuannya.
Berdasarkan konteks, komunikasi dibagi menjadi empat bagian,
yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi
organisasi, dan komunikasi massa.
Berdasarkan bidangnya komunikasi meliputi komunikasi
manajemen, komunikasi politik, komunikasi pendidikan, komunikasi
social, komunikasi hukum, pemasaran, pembangunan, periklanan,
lingkungan, dan lain-lain.
Dilihat dari sifatnya, komunikasi dapat dibedakan menjadi
komunikasi verbal, komunikasi nonverbal, komunikasi tatap muka, dan
komunikasi bermedia.
Komunikasi juga memiliki beberapa tujuan yaitu mengubah
pengetahuan, mengubah sikap, mengubah opini, mengubah
keterampilan, dan mengubah perilaku.
D Psikologi dan Komunikasi
4| Page
Psikologi berasal dari bahasa Yunani, psyche dan logos. Psyche
berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Seperti halnya komunikasi, ada
banyak definisi yang dikemukakan para ahli mengenai psikologi ini.
Namun, sesuai asal-usul katanya, secara sederhana, psikologi kita bisa
artikan sebagai ilmu jiwa.
Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), mengartikan
psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan
binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak
dapat dilihat secara langsung.
Muhibbin Syah (2001)1, mengatakan psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada
manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya
dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang
bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk ,
berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi
berpikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Psikologi telah lama berupaya memahami komponen-komponen
yang terlibat dalam proses komunikasi, khususnya komunikator dan
komunikan. Psikologi meneliti karakteristik individu yang menjadi
komunikan
serta
faktor-faktor
internal
maupun
eksternal
yang
memengaruhi perilaku komunikasinya. Psikologi juga mempelajari sifatsifat individu yang menjadi komunikator dan mencari tahu apa yang
menyebabkan keberhasilan atau kegagalan satu sumber komunikasi
dalam memengaruhi orang lain.
Dance
(1967)
mengartikan
komunikasi
sebagai
usaha
menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal. Lambanglambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli jika dilihat dari
psikologi behaviorisme (Rahmat, 2001: 3)2.
Adapun Raymond S Ross3 mengatakan, komunikasi sebagai
proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemeliharaan
bersama lambang secara kognitif begitu rupa sehingga membantu
1
Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
2
3
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, halaman 3
ibid
5| Page
orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau
respons yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber
Dalam psikologi, stimuli mempunyai makna yang luas, meliputi
segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda di antara tempat,
sistem organisme. Kata komunikasi dipergunakan sebagai proses,
pesan, pengaruh, atau secara khusus sebagai pesan penyampaian
energi dari alat-alat indera ke otak, pada peristiwa penerimaan dan
pengolahan informasi, pada proses saling pengaruh di antara berbagai
sistem, yang disebut dengan organisme. Tetapi psikologi juga mencoba
menganalisis
seluruh
komponen
yang
terlibat
dalam
proses
komunikasi. Termasuk pada diri komunikator dan komunikan serta
faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku
komunikasinya.
E Biologi dan Komunikasi
Biologi berasal dari bahasa Yunani, bio yang berarti hidup dan
logos yang berarti ilmu. Merujuk asal-usul katanya, secara sederhana
biologi bisa diterjemahkan sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan.
Di Indonesia, biologi juga dikenal sebagai ilmu hayat. Pengistilahan itu
merujuk kata hayat pada bahasa Arab yang berarti hidup.
Dalam kacamata biologi, ada dua hal paling mendasar yang
membuat manusia harus berkomunikasi. Pertama, kebutuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kedua, kebutuhan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Namun, pendekatan biologi pada ilmu komunikasi dimulai dari
aspek-aspek hayati pada diri manusia misalnya, kondisi otak, telinga,
mata, dan mulut (lidah dan bibir untuk komunikasi verbal). Dengan
kata lain, biologi mencoba mengangkat faktor-faktor biologis pada diri
manusia komunikan untuk mempelajari perilaku komunikasinya. Kajian
baru inilah yang kemudian kita kenal sebagai biologi komunikasi.
Secara ontologis, biologi komunikasi berupaya menunjukkan dan
menjelaskan tentang perilaku komunikasi manusia dalam berbagai
6| Page
bentuk dengan pendekatan analisis biologi, khususnya telaah tentang
peranan otak-otak kiri dan kanan.
Dalam bukunya, Komunikasi Biologi Komunikasi Pembelajaran
Berbasis Brain Infromation Communication And Technology (2009),
Deni Darmawan, mengatakan bahwa secara epistemologis, biologi
komunikasi harus mampu menjelaskan tentang kebenaran itu dan apa
saja bukti yang dapat dipertanggunjawabkan agar ketentuan itu dapat
dipercaya.
Biologi komunikasi, ujarnya, dapat ini dipetakan ke dalam bentuk
perilaku internal dan eksternal. Berbagai fenomena biologi, khususnya
komunikasi internal di dalam otak, dapat dijelaskan secara lebih detail,
mulai dari pengondisian bagian spesifik otak hingga ia melakukan
komunikasi intrapersonal. Aktifitas intrapersonal itu mewakili kegiatan
biologi komunikasi yang dilakukan oleh bagian spesifik otak.
Menurut Deni, kebenaran dari biologi komunikasi bisa dibuktikan
melalui riset tentang cara kerja bagian otak yang secara filosofis dapat
direkam
melalui
elektro
ensephalographi
(EEG).
Secara
filosofi
epsitemologis, aktifitas bagian spesifik otak manusia dikondisikan
untuk
dapat
melihat,
memahami,
mendengar,
merasakan,
dan
kecenderungan bertindak.
Deni
juga
mengatakan
bahwa
secara
aksiologis,
biologi
komunikasi dapat dibuktikan melalui kajian terhadap perilaku biologis
manusia, khususnya proses pembelajaran, seperti melihat, memahami,
merasakan,
dan
kecenderungan
bertindak.
Menurutnya,
perilaku
biologi yang dikendalikan oleh belahan otak kiri dan kanan jelas terlihat
ketika seseorang merespons bunyi bahasa dan berbicara. Komunikasi
ini lebih dominan terjadi di belahan otak kiri dan kanan. Otak kanan
memainkan peranan penting untuk menginterpretasi informasi visual.
Otak kiri mengontrol bagian tubuh sebelah kanan, sedangkan otak
kanan mengontrol tubuh bagian kiri. Kedua otak itu merupakan salah
satu dari empat bagian otak.
Deni mengatakan, otak besar bagian luar (cortex), secara rinci
dibagi menjadi empat bagian, yaitu occipital lobe (visual cortex yang
7| Page
berfungsi melakukan pengamatan dan penglihatan), pariental lobe
(berkaitan dengan cita rasa), temporal lobe (pendengaran, memori dan
emosi), dan frontal lobe (pergerakan otot, moral, emosi dan ekspresi).
Biologi
komunikasi
juga
berperan
penting
dalam
analisis
fenomena perilaku psikologi manusia. Posisi biologi komunikasi ini
bahkan menjadi penggali atau penumbuh akar yang kelak menjadi
cikal-bakal lahirnya perilaku psikologis. Perilaku ini akan terlihat secara
nyata dalam pergerakan fisik atau anggota badan tertentu.
F Penutup
Dari uraian singkat mengenai komunikasi, psikologi, dan biologi
ini dapat ditarik beberapa kesimpulan:
1. Ilmu psikologi dan biologi memberi pengaruh yang sangat besar
dalam perkembangan ilmu komunikasi.
2. Pengaruh
ini
dimungkinkan
karena
baik
psikologi,
biologi,
maupun komunikasi memiliki objek yang sama, yakni manusia.
3. Dalam perkembangan selanjutnya keberadaan ilmu komunikasi
juga
memberikan
pengaruh
yang
tidak
sedikit
pada
perkembangangan ilmu psikologi dan biologi.
4. Pendekatan biologi ilmu komunikasi memulai studinya aspekaspek hayati pada diri manusia misalnya, kondisi otak, telinga,
mata, dan mulut (lidah dan bibir untuk komunikasi verbal).
Sedangkan pendekatan psikologi memulai dengan studi terhadap
perilaku individu manusia.
Literatur
8| Page
1. Muhibbinsyah, 2001, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru, PT Remaja Rosdakarya
2. Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya
3. Darmawan,
Deni.
2009,
Komunikasi
Biologi
Komunikasi
Pembelajaran Berbasis Brain Infromation Communication And
Technology, Bandung Humaniora.
4. Mulyana, Dedy, 2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
5. Cangara, Hafied, 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Sumber lain
___________https://ijobaraya.wordpress.com/2009/11/20/biologikomunikasi/ Diakses, Rabu 6 Desember 2017
9| Page
dalam Perkembangan Ilmu Komunikasi
Oleh Arief Permadi
Abstrak
Ada banyak ilmu yang mempengaruhi perkembangan ilmu komunikasi.
Dua di antaranya, ilmu psikologi dan ilmu biologi. Tulisan singkat ini
membahas keterkaitan ketiga disiplin ilmu tersebut dan bagaimana
ketiganya saling mempengaruhi.
Kata kunci: komunikasi, psikologi, biologi
A Pendahuluan
Komunikasi sudah ada sejak manusia pertama diciptakan.
Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi kebutuhan dasar manusia.
Bahkan ketika mereka sendirian, terputus dengan dunia luar, manusia
tidak bisa tidak berkomunikasi.
Meski komunikasi sudah ada sejak manusia pertama diciptakan,
komunikasi sebagai sebuah disiplin ilmu baru lahir pada dekade 1950an. Ditandai dengan terbentuknya The National Society for the Study of
Communication
(sekarang
The
International
Communication
Association). Asosiasi ini dibentuk dengan tujuan membuat satu
kesatuan hubungan antara pidato, bahasa, dan media.
Pada masa ini banyak muncul tokoh-tokoh antara lain, Harold D
Lasswell yang mengkaji tentang propaganda politik pada tahun 1948.
Disusul Claude Shannon yang memublikasikan hasil penelitiannya di
Bell Telepon tentang mesin dari pengiriman/tranasmisi signal, setahun
kemudian.
Pada
masa
itu,
Wirburr
Schramm
juga
mengkaji
bahwa
komunikasi merupakan upaya untuk menciptakan suatu kesamaan
makna di antara sumber dan penerima. Teori Schramm yang terkenal
adalah bullet theory atau teori peluru. Dalam teori, yang juga dikenal
1| Page
dengan sebutan teori jarum hipodermik ini masyarakat digambarkan
sebagai sesuatu yang pasif, yang tidak berdaya menghadapi terpaan
informasi yang diberikan media massa.
Pada tahun 1955, ilmuwan politik Elihu Katz dan Paul Lazarfeld
memperkenalkan two step models communications.
Westley
dan
Malcom
S.
Maclean,Jr.
menyatakan
Ada juga Bruce
bahwa
proses
komunikasi sejatinya dimulai dari penerimaaan pesan, bukan sebalikny:
dari
pengiriman
pesan.
Teorinya
merupakan
gabungan
antara
komunikasi interpersonal dan komunikasi dalam media massa.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, komunikasi dipengaruhi oleh
banyak sekali disiplin ilmu yang lebih dahulu ada seperti, filsafat,
antropologi, sosiologi, psikologi, biologi, matematika, bahkan agama.
Namun, makalah
keterkaitan
singkat ini hanya akan membahas membahas
komunikasi
dengan
psikologi
dan
biologi,
termasuk
bagaimana ketiga disiplin ilmu tersebut saling mempengaruhi.
B Sejarah Komunikasi
Jejak sejarah perkembangan ilmu komunikasi sebenarnya sudah
dimulai pada masa Yunani Kuno, abad ke lima sebelum Masehi. Saat itu
berkembang apa yang disebut rhetorike sebutan untuk ilmu yang
mengkaji proses pernyataan antarmanusia.
Georgias adalah tokohnya yang pertama. Tokoh-tokoh lainnya
yang juga mengkaji ilmu pernyataan manusia adalah Protagoras,
Socrates, Plato, Demosthenes, dan Aristoteles.
Rhetorike kemudian
juga dikenal di Romawi dengan nama rhetorika. Cicero, tokoh pertama
yang mengembangkan retorika di sana.
Di Romawi ini pula cikal bakal komunikasi melalui media massa
muncul. Saat Romawi dipimpin Gaius Julius Caesar, semua kegiatan
yang dilakukan oleh senat harus diumumkan setiap hari kepada
masyarakat melalui Acta Diurna atau semacam papan pengumuman.
Inilah yang kemudian dianggap sebagai cikal bakal jurnalistik.
Seiring ditemukannya kertas pada tahun 105 Masehi dan adanya
penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada abad 15,
2| Page
jurnalistik
pun berkembang. Puncaknya ditandai terbitnya
Avisa
Relation Oder Zitung. Surat kabar yang terbit di Jerman tahun 1609 ini
diyakini sebagai surat kabar pertama di dunia.
Meski jejak ilmu komunikasi sudah terekam sejak abad kelima
sebelum Masehi, pengakuan komunikasi sebagai sebuah disiplin ilmu
baru muncul bada dekade 1940-50-an. Pada masa-masa itu ilmu
komunikasi lebih berorientasi ke Amerika Serikat. Studi tentang
komunikasi di Amerika Serikat ini dapat dilacak melalui beberapa tokoh
sentralnya seperti Paul F Lazarfeld, Harold D Lasswell, Kurt Lewin, dan
tentunya Carl I Hovland.
Lazarsfeld adalah tokoh yang telah memberikan kontribusi besar
terhadap perkembangan ilmu komunikasi melalui sebuah model
komunikasi
yang
communication.
terkenal
Model
yaitu
ini
two-steps
dikembangkan
flow
of
model
Lazaesfeld
untuk
menggambarkan efek media serta pesan-pesan propaganda terhadap
pemirsa.
Model
tersebut
kemudian
melalui model komunikasinya,
kembali
dikembangkan
Lasswell
who say what, with whom, with what
channel to what effect. Lasswell banyak dipengaruhi oleh pragmatism
dan pemikiran Freudian.
Tokoh
lain
yang
tercatat
memberikan
kontribusi
terhadap
perkembangan ilmu komunikasi adalah psikolog Kurt Lewin.
dikenal sebagai
Kewin
salah satu pelopor dalam psikologi sosial, psikologi
organisasi, serta psikologi terapan di Amerika Serikat. Kontribusinya
terhadap ilmu komunikasi adalah analisisnya terkait dengan komunikasi
kelompok khususnya dinamika kelompok.
Selain ketiga tokoh di atas, tokoh lainnya yang juga memberikan
konstribusi besar terhadap perkembangan ilmu komunikasi pada masa
itu adalah psikolog Carl I Hovland.
Bersama dengan Irving Janis,
Hobland mengembangkan sebuah teori komunikasi kelompok yang
kemudian
dikenal
sebagai
groupthink
theory.
Hovland
juga
mengembangkan social judgement theory atau teori penilaian sosial.
Dalam komunikasi persuasif, Hovland juga banyak dipengaruhi oleh
3| Page
teori psikoanalisis Freudian dan behaviorisme serta teori SOR atau teori
stimulus organism respons.
Dalam perkembangannya kemudian, fokus utama pengkajian
ilmu komunikasi mulai beralih kepada pentingnya mempelajari proses
pembentukan isi pesan dan pertukaran pesan dari segi psikologi
komunikasi. Pendekatan dilakukan melalui berbagai pendekatan, mulai
dari filsafat,
kuantitatif,
kualitatif, etnografi, pendekatan kritis dan
lain-lain.
C Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin, communicare, yang berarti
sama. Ada puluhan definisi tentang komunikasi yang dikemukakan para
ahli, namun secara sederhana, komunikasi bisa diterjemahkan sebagai
proses tukar-menukar simbol untuk mencapai kesesuaian makna.
Dalam perkembangannya kemudian, cakupan ilmu komunikasi ini
menjadi sangat luas. Kita bias melihatnya berdasarkan konteks, bidang
kajian, sifat, dan tujuannya.
Berdasarkan konteks, komunikasi dibagi menjadi empat bagian,
yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi
organisasi, dan komunikasi massa.
Berdasarkan bidangnya komunikasi meliputi komunikasi
manajemen, komunikasi politik, komunikasi pendidikan, komunikasi
social, komunikasi hukum, pemasaran, pembangunan, periklanan,
lingkungan, dan lain-lain.
Dilihat dari sifatnya, komunikasi dapat dibedakan menjadi
komunikasi verbal, komunikasi nonverbal, komunikasi tatap muka, dan
komunikasi bermedia.
Komunikasi juga memiliki beberapa tujuan yaitu mengubah
pengetahuan, mengubah sikap, mengubah opini, mengubah
keterampilan, dan mengubah perilaku.
D Psikologi dan Komunikasi
4| Page
Psikologi berasal dari bahasa Yunani, psyche dan logos. Psyche
berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Seperti halnya komunikasi, ada
banyak definisi yang dikemukakan para ahli mengenai psikologi ini.
Namun, sesuai asal-usul katanya, secara sederhana, psikologi kita bisa
artikan sebagai ilmu jiwa.
Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), mengartikan
psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan
binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak
dapat dilihat secara langsung.
Muhibbin Syah (2001)1, mengatakan psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada
manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya
dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang
bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk ,
berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi
berpikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Psikologi telah lama berupaya memahami komponen-komponen
yang terlibat dalam proses komunikasi, khususnya komunikator dan
komunikan. Psikologi meneliti karakteristik individu yang menjadi
komunikan
serta
faktor-faktor
internal
maupun
eksternal
yang
memengaruhi perilaku komunikasinya. Psikologi juga mempelajari sifatsifat individu yang menjadi komunikator dan mencari tahu apa yang
menyebabkan keberhasilan atau kegagalan satu sumber komunikasi
dalam memengaruhi orang lain.
Dance
(1967)
mengartikan
komunikasi
sebagai
usaha
menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal. Lambanglambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli jika dilihat dari
psikologi behaviorisme (Rahmat, 2001: 3)2.
Adapun Raymond S Ross3 mengatakan, komunikasi sebagai
proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemeliharaan
bersama lambang secara kognitif begitu rupa sehingga membantu
1
Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
2
3
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, halaman 3
ibid
5| Page
orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau
respons yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber
Dalam psikologi, stimuli mempunyai makna yang luas, meliputi
segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda di antara tempat,
sistem organisme. Kata komunikasi dipergunakan sebagai proses,
pesan, pengaruh, atau secara khusus sebagai pesan penyampaian
energi dari alat-alat indera ke otak, pada peristiwa penerimaan dan
pengolahan informasi, pada proses saling pengaruh di antara berbagai
sistem, yang disebut dengan organisme. Tetapi psikologi juga mencoba
menganalisis
seluruh
komponen
yang
terlibat
dalam
proses
komunikasi. Termasuk pada diri komunikator dan komunikan serta
faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku
komunikasinya.
E Biologi dan Komunikasi
Biologi berasal dari bahasa Yunani, bio yang berarti hidup dan
logos yang berarti ilmu. Merujuk asal-usul katanya, secara sederhana
biologi bisa diterjemahkan sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan.
Di Indonesia, biologi juga dikenal sebagai ilmu hayat. Pengistilahan itu
merujuk kata hayat pada bahasa Arab yang berarti hidup.
Dalam kacamata biologi, ada dua hal paling mendasar yang
membuat manusia harus berkomunikasi. Pertama, kebutuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kedua, kebutuhan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Namun, pendekatan biologi pada ilmu komunikasi dimulai dari
aspek-aspek hayati pada diri manusia misalnya, kondisi otak, telinga,
mata, dan mulut (lidah dan bibir untuk komunikasi verbal). Dengan
kata lain, biologi mencoba mengangkat faktor-faktor biologis pada diri
manusia komunikan untuk mempelajari perilaku komunikasinya. Kajian
baru inilah yang kemudian kita kenal sebagai biologi komunikasi.
Secara ontologis, biologi komunikasi berupaya menunjukkan dan
menjelaskan tentang perilaku komunikasi manusia dalam berbagai
6| Page
bentuk dengan pendekatan analisis biologi, khususnya telaah tentang
peranan otak-otak kiri dan kanan.
Dalam bukunya, Komunikasi Biologi Komunikasi Pembelajaran
Berbasis Brain Infromation Communication And Technology (2009),
Deni Darmawan, mengatakan bahwa secara epistemologis, biologi
komunikasi harus mampu menjelaskan tentang kebenaran itu dan apa
saja bukti yang dapat dipertanggunjawabkan agar ketentuan itu dapat
dipercaya.
Biologi komunikasi, ujarnya, dapat ini dipetakan ke dalam bentuk
perilaku internal dan eksternal. Berbagai fenomena biologi, khususnya
komunikasi internal di dalam otak, dapat dijelaskan secara lebih detail,
mulai dari pengondisian bagian spesifik otak hingga ia melakukan
komunikasi intrapersonal. Aktifitas intrapersonal itu mewakili kegiatan
biologi komunikasi yang dilakukan oleh bagian spesifik otak.
Menurut Deni, kebenaran dari biologi komunikasi bisa dibuktikan
melalui riset tentang cara kerja bagian otak yang secara filosofis dapat
direkam
melalui
elektro
ensephalographi
(EEG).
Secara
filosofi
epsitemologis, aktifitas bagian spesifik otak manusia dikondisikan
untuk
dapat
melihat,
memahami,
mendengar,
merasakan,
dan
kecenderungan bertindak.
Deni
juga
mengatakan
bahwa
secara
aksiologis,
biologi
komunikasi dapat dibuktikan melalui kajian terhadap perilaku biologis
manusia, khususnya proses pembelajaran, seperti melihat, memahami,
merasakan,
dan
kecenderungan
bertindak.
Menurutnya,
perilaku
biologi yang dikendalikan oleh belahan otak kiri dan kanan jelas terlihat
ketika seseorang merespons bunyi bahasa dan berbicara. Komunikasi
ini lebih dominan terjadi di belahan otak kiri dan kanan. Otak kanan
memainkan peranan penting untuk menginterpretasi informasi visual.
Otak kiri mengontrol bagian tubuh sebelah kanan, sedangkan otak
kanan mengontrol tubuh bagian kiri. Kedua otak itu merupakan salah
satu dari empat bagian otak.
Deni mengatakan, otak besar bagian luar (cortex), secara rinci
dibagi menjadi empat bagian, yaitu occipital lobe (visual cortex yang
7| Page
berfungsi melakukan pengamatan dan penglihatan), pariental lobe
(berkaitan dengan cita rasa), temporal lobe (pendengaran, memori dan
emosi), dan frontal lobe (pergerakan otot, moral, emosi dan ekspresi).
Biologi
komunikasi
juga
berperan
penting
dalam
analisis
fenomena perilaku psikologi manusia. Posisi biologi komunikasi ini
bahkan menjadi penggali atau penumbuh akar yang kelak menjadi
cikal-bakal lahirnya perilaku psikologis. Perilaku ini akan terlihat secara
nyata dalam pergerakan fisik atau anggota badan tertentu.
F Penutup
Dari uraian singkat mengenai komunikasi, psikologi, dan biologi
ini dapat ditarik beberapa kesimpulan:
1. Ilmu psikologi dan biologi memberi pengaruh yang sangat besar
dalam perkembangan ilmu komunikasi.
2. Pengaruh
ini
dimungkinkan
karena
baik
psikologi,
biologi,
maupun komunikasi memiliki objek yang sama, yakni manusia.
3. Dalam perkembangan selanjutnya keberadaan ilmu komunikasi
juga
memberikan
pengaruh
yang
tidak
sedikit
pada
perkembangangan ilmu psikologi dan biologi.
4. Pendekatan biologi ilmu komunikasi memulai studinya aspekaspek hayati pada diri manusia misalnya, kondisi otak, telinga,
mata, dan mulut (lidah dan bibir untuk komunikasi verbal).
Sedangkan pendekatan psikologi memulai dengan studi terhadap
perilaku individu manusia.
Literatur
8| Page
1. Muhibbinsyah, 2001, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru, PT Remaja Rosdakarya
2. Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya
3. Darmawan,
Deni.
2009,
Komunikasi
Biologi
Komunikasi
Pembelajaran Berbasis Brain Infromation Communication And
Technology, Bandung Humaniora.
4. Mulyana, Dedy, 2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
5. Cangara, Hafied, 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Sumber lain
___________https://ijobaraya.wordpress.com/2009/11/20/biologikomunikasi/ Diakses, Rabu 6 Desember 2017
9| Page