BABI ALAM SEMESTA MENURUT PANDANGAN ISLA
BABI
ALAM SEMESTA MENURUT PANDANGAN ISLAM
A.
1.
ALAM SEMESTA
Pengertian Alam Semesta
Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di
dunia ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya.Alam dapat dibedakan mrnjadi
beberapa jenis, diantaranya adalah alam ghoib dan alam syahadah.Alam syahadah
dalam istilah Inggris disebut universe yang artinya seluruhnya, yang dalam bahasa
sehari-hari disebut sebagi alam semesta.Alam semesta merupakan ciptaan Allah yang
diurus dengan kehendak dan perhatian Allah.Allah menciptakan alam semesta ini
dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta
semua kaidah sains.Definisi dari alam semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang
ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan system yang
unik dan misterius.Alam syahadah atau alam materi sering juga disebut dengan alam
fisik karene alam syahadah merupakan alam yang dapat dicapai oleh indera manusia
baik dengan menggunakan alat atau tidak, berbeda dengan alam ghoib yang tidak dapat
tercapai oleh indera.Alam syahadah dapat dibedakan menjadi alam raya (makrokosmos)
dan alam zarrah (mikrokosmos).Dan dapat pula dibedakan menjadi alam nabati, hewani,
dan insani Al Quran menggambarkan alam semesta laksana sebuah kitab yang disusun
oleh satu wujud yang arif, yang setiap baris dan katanya merupakan tanda kearifan
penulisnya.
2. Proses Penciptaan Alam Semesta
a Menurut Teori Big Bang
Alam semesta telah diciptakan sekitar 15 miliar tahun yang lalu.Tidak
seorangpun tahu kenapa, mengapa, dan bagaimana alam semesta ini terbentuk.Akan
tetapi, dari beberapa penelitian yang memakan waktu yang lama, bermunculanlah
berbagai teori penciptaan alam semesta.Pada abad ke 19, banyak orang mempercayai
teori alam semesta yang tetap. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta tidak memiliki
permulaan, dengan kata lain alam semesta ini telah ada sejak dahulu kala dan tidak
berubah (statis). Teori ini muncul dari kalangan materialis yang tidak percaya tentang
penciptaan.
Kemudian, pada abad 20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam
semesta, yaitu teori Big Bang.Teori ini mengatakan bahwa alam semesta memiliki
permulaan.Pada teori ini, dikatakan bahwa alam semesta terbentuk karena sebuah
ledakan besar yang disebut Big Bang.Teori Big Bang merupakan kebalikan dari teori
alam semesta yang tetap. Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk
oleh suatu ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat permulaan
pada alam semesta.Banyak orang yang menganut paham materialis yang tidak percaya
dan menyanggah teori ini.Akan tetapi, tidak lama setelah teori ini muncul, banyak bukti
-bukti yang ditemukan membenarkan teori ini seperti ditemukannya sisa-sisa gema
radiasi dentuman dari ledakan tersebut.Sungguh menakjubkan karena sisa-sisa gema
dentuman tersebut masih ada meskipun proses-proses pendinginan dari dentuman besar
tersebut telah berlangsung selama 15 miliar tahun.Sisa-sisa radiasi gema tersebut dapat
ditemukan pada suhu 5 kelvin.Kemudian teori Big Bang pun diterima oleh berbagai
kalangan di seluruh dunia.
b. Menurut Al Quran
Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat
Al Anbiya ayat 30.
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara
keduanya.dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?”
Menurut ayat di atas dikatakan bahwa langit dan bumi dahulunya merupakan satu
kesatuan yang padu.
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi, “ Datanglah kamu keduanya menuruti perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka
hati”
“ Maka Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya`” ( Fushshilat 11-12)
Surat ini menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada
bintang-bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di
bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu
Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa.Seperti diterangkan dalam
Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.Ingatlah, menciptakan
dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan
menu-runkan air dari langit.
“ Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi
sesudah matinya.”. (QS`An Nahl ; 65). Pertanyaannya adalah darimana air ini berasal ?
Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa menghasilkan hujan, belum ada langit
yang bisa menahan uap air.Maka satu-satunya kemungkinan asal air adalah dari
Arasynya Allah.
“ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu
menetap
di
bumi,
dan
sesungguhnya
Kami
benar-benar
kuasa
menghilangkannya.”( QS Al- Mu’minun ; 18 )
Perhatikan kalimat “lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi” , ini menerangkan
bahwa air bukanlah pemukim asli bumi tetapi pendatang (alien).
“ ……….Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman“ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacammacam “ ( QS Tha Ha ; 53)
“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Ketiga ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke
bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan , tentunya yang terlebih dahulu Allah
cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian
hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan
predator.Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu
pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.
Misteri berikutnya adalah dikatakan dalam Al Qur’an bahwa langit dan bumi
dulunya adalah suatu yang padu.Jadi bukan bumi dan bintang-bintang yang dulunya
sesuatu yang padu.
“ ………bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian kami pisahkan antara keduanya……. “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
Selanjutnya Allah swt katakan menciptakan langit dari asap (lihat kembali surat Al
Fushilat ayat 11). Bumi, sebelum Allah swt hidupkan dengan menurunkan air dari
langit, pada mulanya adalah sebuah bola api yang sangat panas. Ilmu pengetahuanpun
mengakui hal tersebut.Tetapi tanpa perlu pembuktian, kita tahu bahwa perut bumi masih
mengandung lumpur dan lahar yang sangat panas sampai saat ini. Sebuah benda yang
panas, seperti sebatang besi yang membara misalnya, apabila disiram air akan
menyebabkan munculnya asap dan uap air. Demikian juga dengan bola panas bumi pada
waktu air diturunkan maka dia mengeluarkan asap dan uap air. Apa bedanya asap
dengan uap air ?Asap bersifat adhesive (mengikat) sedangkan uap bersifat kohesip
(tidak mengikat). Asap dari bumi inilah yang kemudian Allah swt ciptakan menjadi
langit yang tujuh lapis. Kemudian dalam tempurung langit yang pertama Allah ciptakan
bintang-bintang.Darimana Allah swt ciptakan bintang-bintang.Wallahu a’lam, tidak ada
penjelasan dalam Al Qur’an.Allah SWT Kuasa menciptakan segala sesuatunya dari
yang tiada menjadi ada.
3. Tujuan Penciptaan Alam Semesta
Pada hakekatnya segala sesuatu yang tercipta, benda hidup maupun mati, nyata
ataupun tidak, semuanya adalah milik Allah semata yang pada akhirnya semuanya akan
kembali kepada-Nya. Baik secara suka atau terpaksa, segala alam yang ada itu menjadi
tunduk dan patuh pada hukum dan ketetapan Allah.
Hanya karena sifat kasih dan saying dari Allah maka manusia yangi ciptakan adalah
diberi tugas sebagai kholifah di bumi ini bertugas untuk megelola, membudayakan,
memanfaatkan dan melestarikan alam. Tugas tersebut diberikan kepada manusia karena
Allah menciptakn manusia sebagai makhluk yang terbaik, seperti yang disebutkan
dalam surat At Tiin ayat 4. Manusia di dalam kehidupannya di dunia dibekali oleh Allah
dengan potensi dasar.Potensi dasar itu dapat nampak dan dilihat dalam jiwa, raga, tubuh,
dan ruh.
Dari potensi dasar manusia yang berupa akal yang bias melahirkan daya berfikir dan
daya nalar, akhirnya manusia dapat menundukkan, menguasai, dan memanfaatkan alam.
Dengan akal itu pula manusia dapat mengamati, meneliti, menganalisis gejala-gejala
alam yang timbul, dan menguasai rahasia-rahasianya. Sehingga pada puncak penelitian
dan penemuannya itu, akan wujud dan keagungan Allah sebagai penciptanya.
Dengan demikian, tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan
dihancurkan.Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam
kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan, dan
dimintai pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan
dimanfaatkan dalam kehidupan.Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai fasilitas
semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada Allah.
4. Karakteristik Integral Alam Semesta
a. Terbatas, segala sesuatu yang dapat tertangkap oleh indera, ruang dan waktunya
terbatas.
b. Berubah, segala sesuatu berubah tidak tahan lama, segala sesuatu yang dapat
ditangkap oleh indera, keadaannya tidak akan berhenti, kalau tidak berkembang,
ya rusak.
c. Ditentukan.
d. Bergantung.
e. Relative.
5. Mekanisme Alam Semesta
Mekanisme alam atau sunnatullah adalah suatu ketentuan yang telah ditetapkan Allah
demi keteraturan, keserasian, dan keharmonisan alam jagat raya ini serta kesejahteraan
manusia yang hidup di dunia ini. Atau dengan kata lain, sunnatullah dapat diartikan
sebagai hukum-hukum Allah yang berlaku di alam raya ini atau biasa disebut sebagai
hukum alam. Hukum-hukum Allah diantaranya ada hukum yang berkaitan dengan alam
raya dan ada pula hukum yang berkaitan dengan manusia.Kalau hukum Allah yang
berlaku bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, disebut sunnatullah, kalau
hukum yang berlaku antara manusia dengan alam disebut dengan takdir.
Ada tiga sifat utama sunnatullah yang diterangkan dalam Al Qur’an, yaitu
1. Exact (pasti) dalam surat Al Furqan : 2, At Tholaq : 3,
2. Immutable, dalam surat Al Israa : 77, Al An’am : 115,
3. Objective, dalam surat Al Anbiya : 105.
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah, maka segala
sesuatu yang ada di alam ini Allah yang mengatur semuanya dan Allah juga yang
berkehendak untuk menetapkan semua yang ada di alam semesta ini. Sunnah/ketetapan
Allah antara lain sebagai berikut :
1) Selalu ada dua kondisi saling ekstrim (surga-neraka, baik-buruk, benar-salah)
2)
Segala sesuatu diciptakan saling berpasangan, saling cocok atupun saling
bertolakan
3) Selalu terjadi pergantian dan perubahan dari suatu kondisi yang saling berbeda
4) Perubahan, penciptaan, maupun penghancuran selalu melewati suatu proses
5) Alam diciptakn dengan keteraturan
6) Alam diciptakan dalam keadaan seimbang
7) Alam diciptakan terus berkembang
8)
Setiap terjadi kerusakn di alam manusia, Allah mengutus seseorang untuk
memberi peringatan atau memperbaiki kerusakan tersebut.
Pada intinya, Allah menciptakan alm semesta beserta isinya dilengkapi dengan
hukum-hukum (sunnatullah). Dan jika hukum-hukum tersebut dilanggar, maka alam
akan hancur. Itulah hakikat sunnatullah yang telah ditentukan oleh Dzat Yang Maha
Tinggi sebagai Sang Pencipta, Pengatur dan tempat kembali seluruh alam.
6. Hubungan Manusia Dengan Alam Semesta
a. Hubungan Historis
Asal usul manusia dikaitkan dengan keberadaan alam semesta ini dilandaskan
pada adanya persamaan bentuk morfologis dan fisiologis (dan alasan yang bersifat
ideologis).Pada abad ke 19 muncul suatu pemahaman asal usul manusia yang dikaitkan
dengan primata.Penciptaan manusia pada awal kehidupan dari Ramapithecusoseopithecus-Australopithecus-Pitecanthropus Erectus-Neandertal-Homo Sapien yang
kini dikenal sebagai manusia modern seperti sekarang ini.Dari evolusi awal terciptanya
manusia yang rumit inilah ada hubungan historis/sejarah antara manusia dan alam
semesta.
Kerumitan yang ada pada persoalan asal usul manusia hampir sama dengan
kerumitan asal usul alam semesta. Apalagi jika dihubungkan bahwa evolusi manusia
dahulu sampai sekarang sesungguhnya menyangkut perubahan gejala-gejala jagat
raya/alam meliputi tingkah laku, unsur, atom, dan elemen.Dari hal itulah terdapat
hubungan historis antara manusia dan alam semesta.
b.
Hubungan Fungsional
Proses penciptaan manusia adalah integral dari alam semesta. Dalam sisitem
kosmos,
manusia
dan
alam
semesta
merupakan
satu
kesatuan
yang
tak
terpisahkan.Karena memiliki keunggulan dalam system kesadaran, maka alam semesta
menjadi obyek yang penting dalam kehidupan manusia.Seiring dengan kemajuan
pengetahuan terhadap alam dan teknologi yang diterapkannya, menempatkan alam
semesta dalam posisi sebagai sumber kehidupan yang tidak terbatas bagi manusia.Maka
wajarlah jika semakin dalam pengetahuan semakin terasa hubungan antara fungsi
manusia dan fungsi alam.
Pada intinya, alam dan manusia saling bergantung, alam menyediakan segala
sesuatu yang manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia untuk menjaga
kelestariannya.Alam diciptakan oleh Allah sebagai objek untuk mengembangkan
potensi dan pengetahuan yang dimiliki manusia agar mereka bisa berkembang dan
memakmurkan alam, dan mengetahui tanda-tanda kebesaran penciptanya, yaitu Allah
SWT.
7. Manusia
1. Pengertian manusia secara umum
Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya
sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yang bersifat istimewa
dan mulia.Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yang independen, memiliki
kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan
kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yang
tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
2. Pengertian manusia secara Islami
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah
SWT.Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini.Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens
(makhluk berkeinginan).Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki
perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social
(superego).Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan
moral (nilai).
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan
makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan
dan al-nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi :innama
anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu).
Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat,
atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (almu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq :
5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual
manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul amanah (al-ahzar :
72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah
kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna
linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi
manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk
pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis,
dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa
hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
8. Tujuan penciptaan manusia
Penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah. Pengertian penyembahan
kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek
ritual yang tercermin salam solat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia pada
hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik ibadah ritual yang
menyangkut hubungan vertical (manusia dengan Tuhan) maupun ibadah sosial yang
menyangkut horizontal ( manusia dengan alam semesta dan manusia).
Penyembahan manusia pada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia
terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik.Oleh karena
itu penyembahan harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak membutuhkan
sedikitpun pada manusia termasuk pada ritual-ritual penyembahannya. Dalam hal ini
Allah berfirman:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyambahKu. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki
supaya mereka member aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki
yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”. (az-Zaariyaat, 51:56-58).
“Dan mereka telah di perintahkan kecuali supaya mereka menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan degnan dekimikian itulah
agama yang lurus”. (Bayinnah, 98:5)
9. Fitrah Manusia
Fitrah adalah bahasa arab, yang arti asalnya adalah “menciptakan”. Dalam
kamus Lisanul Arab, Ibnu Mandzhur menulis salah satu makna ‘fitrah’ dengan arti (AlIbtida wal ikhtiro / memulai dan mencipta).Sehingga dapat ditarik pengertian bahwa
FITRAH adalah penciptaan awal atau asal kejadian.FITRAH adalah kondisi "default
factory setting", suatu kondisi awal sesuai desain pabrik.
Karena fitrahnya manusia adalah mengabdi (ibadah) kepada Allah SWT, maka
manusia dengan struktur jasmani dan rohaninya pasti bisa dipakai untuk mengabdi
(ibadah) kepada Allah. Rohani dan jasmani manusia pasti cocok dan pas dipakai
untuk beribadah. Sebaliknya jika dipakai maksiat (membangkang) kepada Allah pasti
tidak nyaman, dan dipastikan pasti bakal cepat rusak dan celaka.Sungguh kecelakaan
manusia adalah karena penyimpangan dari “FITRAHNYA”.
Fitrah yang telah diberikan oleh Allah SWT adalah sebagai berikut:
1. Kepandaian/kepintaran.
2. Kesempurnaan (QS 15:29)“Maka apabila AKU telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya RUH (ciptaan) KU…”
3. Kemuliaan
4. Kesucian
Hal tersebut merupakan modal utama manusia hidup pada 5 alam. Yaitu:
1. Alam Amr (Alam Ruh) Karena Alloh SWT telah memberikan Fitrah kepada mereka
yg masih berbentuk Ruh, maka dengan serentak mereka bersaksi : …Betul (Engkau
Tuhan Kami). Kami bersaksi… (QS 7:172)..
2. Alam Rahim (Alam Kandungan) (QS An Nahl 16:78) “Dan Alloh mengeluarkan
kamu dari perut Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Alloh
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.
3. Alam Dunia.
4. Alam Barzah (Alam Kubur)
5. Alam Ma’syar (Alam Akhirat/Penilaian)
ALAM SEMESTA MENURUT PANDANGAN ISLAM
A.
1.
ALAM SEMESTA
Pengertian Alam Semesta
Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di
dunia ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya.Alam dapat dibedakan mrnjadi
beberapa jenis, diantaranya adalah alam ghoib dan alam syahadah.Alam syahadah
dalam istilah Inggris disebut universe yang artinya seluruhnya, yang dalam bahasa
sehari-hari disebut sebagi alam semesta.Alam semesta merupakan ciptaan Allah yang
diurus dengan kehendak dan perhatian Allah.Allah menciptakan alam semesta ini
dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta
semua kaidah sains.Definisi dari alam semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang
ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan system yang
unik dan misterius.Alam syahadah atau alam materi sering juga disebut dengan alam
fisik karene alam syahadah merupakan alam yang dapat dicapai oleh indera manusia
baik dengan menggunakan alat atau tidak, berbeda dengan alam ghoib yang tidak dapat
tercapai oleh indera.Alam syahadah dapat dibedakan menjadi alam raya (makrokosmos)
dan alam zarrah (mikrokosmos).Dan dapat pula dibedakan menjadi alam nabati, hewani,
dan insani Al Quran menggambarkan alam semesta laksana sebuah kitab yang disusun
oleh satu wujud yang arif, yang setiap baris dan katanya merupakan tanda kearifan
penulisnya.
2. Proses Penciptaan Alam Semesta
a Menurut Teori Big Bang
Alam semesta telah diciptakan sekitar 15 miliar tahun yang lalu.Tidak
seorangpun tahu kenapa, mengapa, dan bagaimana alam semesta ini terbentuk.Akan
tetapi, dari beberapa penelitian yang memakan waktu yang lama, bermunculanlah
berbagai teori penciptaan alam semesta.Pada abad ke 19, banyak orang mempercayai
teori alam semesta yang tetap. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta tidak memiliki
permulaan, dengan kata lain alam semesta ini telah ada sejak dahulu kala dan tidak
berubah (statis). Teori ini muncul dari kalangan materialis yang tidak percaya tentang
penciptaan.
Kemudian, pada abad 20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam
semesta, yaitu teori Big Bang.Teori ini mengatakan bahwa alam semesta memiliki
permulaan.Pada teori ini, dikatakan bahwa alam semesta terbentuk karena sebuah
ledakan besar yang disebut Big Bang.Teori Big Bang merupakan kebalikan dari teori
alam semesta yang tetap. Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk
oleh suatu ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat permulaan
pada alam semesta.Banyak orang yang menganut paham materialis yang tidak percaya
dan menyanggah teori ini.Akan tetapi, tidak lama setelah teori ini muncul, banyak bukti
-bukti yang ditemukan membenarkan teori ini seperti ditemukannya sisa-sisa gema
radiasi dentuman dari ledakan tersebut.Sungguh menakjubkan karena sisa-sisa gema
dentuman tersebut masih ada meskipun proses-proses pendinginan dari dentuman besar
tersebut telah berlangsung selama 15 miliar tahun.Sisa-sisa radiasi gema tersebut dapat
ditemukan pada suhu 5 kelvin.Kemudian teori Big Bang pun diterima oleh berbagai
kalangan di seluruh dunia.
b. Menurut Al Quran
Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat
Al Anbiya ayat 30.
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara
keduanya.dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?”
Menurut ayat di atas dikatakan bahwa langit dan bumi dahulunya merupakan satu
kesatuan yang padu.
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi, “ Datanglah kamu keduanya menuruti perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka
hati”
“ Maka Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya`” ( Fushshilat 11-12)
Surat ini menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada
bintang-bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di
bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu
Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa.Seperti diterangkan dalam
Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.Ingatlah, menciptakan
dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan
menu-runkan air dari langit.
“ Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi
sesudah matinya.”. (QS`An Nahl ; 65). Pertanyaannya adalah darimana air ini berasal ?
Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa menghasilkan hujan, belum ada langit
yang bisa menahan uap air.Maka satu-satunya kemungkinan asal air adalah dari
Arasynya Allah.
“ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu
menetap
di
bumi,
dan
sesungguhnya
Kami
benar-benar
kuasa
menghilangkannya.”( QS Al- Mu’minun ; 18 )
Perhatikan kalimat “lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi” , ini menerangkan
bahwa air bukanlah pemukim asli bumi tetapi pendatang (alien).
“ ……….Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman“ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacammacam “ ( QS Tha Ha ; 53)
“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Ketiga ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke
bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan , tentunya yang terlebih dahulu Allah
cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian
hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan
predator.Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu
pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.
Misteri berikutnya adalah dikatakan dalam Al Qur’an bahwa langit dan bumi
dulunya adalah suatu yang padu.Jadi bukan bumi dan bintang-bintang yang dulunya
sesuatu yang padu.
“ ………bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian kami pisahkan antara keduanya……. “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
Selanjutnya Allah swt katakan menciptakan langit dari asap (lihat kembali surat Al
Fushilat ayat 11). Bumi, sebelum Allah swt hidupkan dengan menurunkan air dari
langit, pada mulanya adalah sebuah bola api yang sangat panas. Ilmu pengetahuanpun
mengakui hal tersebut.Tetapi tanpa perlu pembuktian, kita tahu bahwa perut bumi masih
mengandung lumpur dan lahar yang sangat panas sampai saat ini. Sebuah benda yang
panas, seperti sebatang besi yang membara misalnya, apabila disiram air akan
menyebabkan munculnya asap dan uap air. Demikian juga dengan bola panas bumi pada
waktu air diturunkan maka dia mengeluarkan asap dan uap air. Apa bedanya asap
dengan uap air ?Asap bersifat adhesive (mengikat) sedangkan uap bersifat kohesip
(tidak mengikat). Asap dari bumi inilah yang kemudian Allah swt ciptakan menjadi
langit yang tujuh lapis. Kemudian dalam tempurung langit yang pertama Allah ciptakan
bintang-bintang.Darimana Allah swt ciptakan bintang-bintang.Wallahu a’lam, tidak ada
penjelasan dalam Al Qur’an.Allah SWT Kuasa menciptakan segala sesuatunya dari
yang tiada menjadi ada.
3. Tujuan Penciptaan Alam Semesta
Pada hakekatnya segala sesuatu yang tercipta, benda hidup maupun mati, nyata
ataupun tidak, semuanya adalah milik Allah semata yang pada akhirnya semuanya akan
kembali kepada-Nya. Baik secara suka atau terpaksa, segala alam yang ada itu menjadi
tunduk dan patuh pada hukum dan ketetapan Allah.
Hanya karena sifat kasih dan saying dari Allah maka manusia yangi ciptakan adalah
diberi tugas sebagai kholifah di bumi ini bertugas untuk megelola, membudayakan,
memanfaatkan dan melestarikan alam. Tugas tersebut diberikan kepada manusia karena
Allah menciptakn manusia sebagai makhluk yang terbaik, seperti yang disebutkan
dalam surat At Tiin ayat 4. Manusia di dalam kehidupannya di dunia dibekali oleh Allah
dengan potensi dasar.Potensi dasar itu dapat nampak dan dilihat dalam jiwa, raga, tubuh,
dan ruh.
Dari potensi dasar manusia yang berupa akal yang bias melahirkan daya berfikir dan
daya nalar, akhirnya manusia dapat menundukkan, menguasai, dan memanfaatkan alam.
Dengan akal itu pula manusia dapat mengamati, meneliti, menganalisis gejala-gejala
alam yang timbul, dan menguasai rahasia-rahasianya. Sehingga pada puncak penelitian
dan penemuannya itu, akan wujud dan keagungan Allah sebagai penciptanya.
Dengan demikian, tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan
dihancurkan.Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam
kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan, dan
dimintai pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan
dimanfaatkan dalam kehidupan.Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai fasilitas
semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada Allah.
4. Karakteristik Integral Alam Semesta
a. Terbatas, segala sesuatu yang dapat tertangkap oleh indera, ruang dan waktunya
terbatas.
b. Berubah, segala sesuatu berubah tidak tahan lama, segala sesuatu yang dapat
ditangkap oleh indera, keadaannya tidak akan berhenti, kalau tidak berkembang,
ya rusak.
c. Ditentukan.
d. Bergantung.
e. Relative.
5. Mekanisme Alam Semesta
Mekanisme alam atau sunnatullah adalah suatu ketentuan yang telah ditetapkan Allah
demi keteraturan, keserasian, dan keharmonisan alam jagat raya ini serta kesejahteraan
manusia yang hidup di dunia ini. Atau dengan kata lain, sunnatullah dapat diartikan
sebagai hukum-hukum Allah yang berlaku di alam raya ini atau biasa disebut sebagai
hukum alam. Hukum-hukum Allah diantaranya ada hukum yang berkaitan dengan alam
raya dan ada pula hukum yang berkaitan dengan manusia.Kalau hukum Allah yang
berlaku bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, disebut sunnatullah, kalau
hukum yang berlaku antara manusia dengan alam disebut dengan takdir.
Ada tiga sifat utama sunnatullah yang diterangkan dalam Al Qur’an, yaitu
1. Exact (pasti) dalam surat Al Furqan : 2, At Tholaq : 3,
2. Immutable, dalam surat Al Israa : 77, Al An’am : 115,
3. Objective, dalam surat Al Anbiya : 105.
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah, maka segala
sesuatu yang ada di alam ini Allah yang mengatur semuanya dan Allah juga yang
berkehendak untuk menetapkan semua yang ada di alam semesta ini. Sunnah/ketetapan
Allah antara lain sebagai berikut :
1) Selalu ada dua kondisi saling ekstrim (surga-neraka, baik-buruk, benar-salah)
2)
Segala sesuatu diciptakan saling berpasangan, saling cocok atupun saling
bertolakan
3) Selalu terjadi pergantian dan perubahan dari suatu kondisi yang saling berbeda
4) Perubahan, penciptaan, maupun penghancuran selalu melewati suatu proses
5) Alam diciptakn dengan keteraturan
6) Alam diciptakan dalam keadaan seimbang
7) Alam diciptakan terus berkembang
8)
Setiap terjadi kerusakn di alam manusia, Allah mengutus seseorang untuk
memberi peringatan atau memperbaiki kerusakan tersebut.
Pada intinya, Allah menciptakan alm semesta beserta isinya dilengkapi dengan
hukum-hukum (sunnatullah). Dan jika hukum-hukum tersebut dilanggar, maka alam
akan hancur. Itulah hakikat sunnatullah yang telah ditentukan oleh Dzat Yang Maha
Tinggi sebagai Sang Pencipta, Pengatur dan tempat kembali seluruh alam.
6. Hubungan Manusia Dengan Alam Semesta
a. Hubungan Historis
Asal usul manusia dikaitkan dengan keberadaan alam semesta ini dilandaskan
pada adanya persamaan bentuk morfologis dan fisiologis (dan alasan yang bersifat
ideologis).Pada abad ke 19 muncul suatu pemahaman asal usul manusia yang dikaitkan
dengan primata.Penciptaan manusia pada awal kehidupan dari Ramapithecusoseopithecus-Australopithecus-Pitecanthropus Erectus-Neandertal-Homo Sapien yang
kini dikenal sebagai manusia modern seperti sekarang ini.Dari evolusi awal terciptanya
manusia yang rumit inilah ada hubungan historis/sejarah antara manusia dan alam
semesta.
Kerumitan yang ada pada persoalan asal usul manusia hampir sama dengan
kerumitan asal usul alam semesta. Apalagi jika dihubungkan bahwa evolusi manusia
dahulu sampai sekarang sesungguhnya menyangkut perubahan gejala-gejala jagat
raya/alam meliputi tingkah laku, unsur, atom, dan elemen.Dari hal itulah terdapat
hubungan historis antara manusia dan alam semesta.
b.
Hubungan Fungsional
Proses penciptaan manusia adalah integral dari alam semesta. Dalam sisitem
kosmos,
manusia
dan
alam
semesta
merupakan
satu
kesatuan
yang
tak
terpisahkan.Karena memiliki keunggulan dalam system kesadaran, maka alam semesta
menjadi obyek yang penting dalam kehidupan manusia.Seiring dengan kemajuan
pengetahuan terhadap alam dan teknologi yang diterapkannya, menempatkan alam
semesta dalam posisi sebagai sumber kehidupan yang tidak terbatas bagi manusia.Maka
wajarlah jika semakin dalam pengetahuan semakin terasa hubungan antara fungsi
manusia dan fungsi alam.
Pada intinya, alam dan manusia saling bergantung, alam menyediakan segala
sesuatu yang manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia untuk menjaga
kelestariannya.Alam diciptakan oleh Allah sebagai objek untuk mengembangkan
potensi dan pengetahuan yang dimiliki manusia agar mereka bisa berkembang dan
memakmurkan alam, dan mengetahui tanda-tanda kebesaran penciptanya, yaitu Allah
SWT.
7. Manusia
1. Pengertian manusia secara umum
Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya
sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yang bersifat istimewa
dan mulia.Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yang independen, memiliki
kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan
kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yang
tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
2. Pengertian manusia secara Islami
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah
SWT.Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini.Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens
(makhluk berkeinginan).Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki
perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social
(superego).Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan
moral (nilai).
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan
makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan
dan al-nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi :innama
anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu).
Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat,
atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (almu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq :
5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual
manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul amanah (al-ahzar :
72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah
kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna
linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi
manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk
pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis,
dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa
hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
8. Tujuan penciptaan manusia
Penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah. Pengertian penyembahan
kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek
ritual yang tercermin salam solat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia pada
hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik ibadah ritual yang
menyangkut hubungan vertical (manusia dengan Tuhan) maupun ibadah sosial yang
menyangkut horizontal ( manusia dengan alam semesta dan manusia).
Penyembahan manusia pada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia
terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik.Oleh karena
itu penyembahan harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak membutuhkan
sedikitpun pada manusia termasuk pada ritual-ritual penyembahannya. Dalam hal ini
Allah berfirman:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyambahKu. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki
supaya mereka member aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki
yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”. (az-Zaariyaat, 51:56-58).
“Dan mereka telah di perintahkan kecuali supaya mereka menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan degnan dekimikian itulah
agama yang lurus”. (Bayinnah, 98:5)
9. Fitrah Manusia
Fitrah adalah bahasa arab, yang arti asalnya adalah “menciptakan”. Dalam
kamus Lisanul Arab, Ibnu Mandzhur menulis salah satu makna ‘fitrah’ dengan arti (AlIbtida wal ikhtiro / memulai dan mencipta).Sehingga dapat ditarik pengertian bahwa
FITRAH adalah penciptaan awal atau asal kejadian.FITRAH adalah kondisi "default
factory setting", suatu kondisi awal sesuai desain pabrik.
Karena fitrahnya manusia adalah mengabdi (ibadah) kepada Allah SWT, maka
manusia dengan struktur jasmani dan rohaninya pasti bisa dipakai untuk mengabdi
(ibadah) kepada Allah. Rohani dan jasmani manusia pasti cocok dan pas dipakai
untuk beribadah. Sebaliknya jika dipakai maksiat (membangkang) kepada Allah pasti
tidak nyaman, dan dipastikan pasti bakal cepat rusak dan celaka.Sungguh kecelakaan
manusia adalah karena penyimpangan dari “FITRAHNYA”.
Fitrah yang telah diberikan oleh Allah SWT adalah sebagai berikut:
1. Kepandaian/kepintaran.
2. Kesempurnaan (QS 15:29)“Maka apabila AKU telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya RUH (ciptaan) KU…”
3. Kemuliaan
4. Kesucian
Hal tersebut merupakan modal utama manusia hidup pada 5 alam. Yaitu:
1. Alam Amr (Alam Ruh) Karena Alloh SWT telah memberikan Fitrah kepada mereka
yg masih berbentuk Ruh, maka dengan serentak mereka bersaksi : …Betul (Engkau
Tuhan Kami). Kami bersaksi… (QS 7:172)..
2. Alam Rahim (Alam Kandungan) (QS An Nahl 16:78) “Dan Alloh mengeluarkan
kamu dari perut Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Alloh
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.
3. Alam Dunia.
4. Alam Barzah (Alam Kubur)
5. Alam Ma’syar (Alam Akhirat/Penilaian)