Cinta Satu Cinta Satu Episode.docx

CINTA DI ERA GLOBALISASI
(karya : ROSIDI HADI SISWANTO)

Farhan Rizaldi Andriano Saputra yang akrab dipanggil Aldi adalah siswa baru kelas 2
di SMPN AL-FUTUHIYAH. Dia terlihat bingung mencari ruang guru, tiba tiba muncul
Andre seorang kakak kelas yang baik hati ingin membantunya.
“Hai,anak baru ya?” sapa Andre kakak kelas baik hati
“Iya,maaf anda ini siapa ya?”
“Aku Andre, kelihatannya kamu kebingunan sekali.”
“Iya, aku mau ke ruang guru tapi tidak tahu tempatnya?” jawab Aldi
“Kamu lurus saja, nanti ada jalan ke kanan dan ke kiri, kamu belok ke kiri, di situ ada
tulisannya ruang guru di papan bagian atas,” ungkap Andre
“Iya, terima kasih.”
Teet...teet...
Bel masuk sudah berbunyi, semua murid SMPN AL-FUTUHIYAH masuk ke kelas
masing masing.
“Hari ini kita kedatangan teman baru. Bapak harap kalian senang atas kedatangannya.
Aldi mari masuk! seru pak Candra guru SMPN AL-FUTUHIYAH.
Aldi merasa nerfesh dan merasa deg degan, dia melihat seorang gadis yang tersenyum
manis padanya.
“Aldi, silahkan memperkenalkan diri.” ungkap pak Candra

“Emm... Assalamualaikum! Namaku Farhan Rizaldi Andriano Saputra, kalian cukup
memanggilku Aldi. Aku pindahan dari SMPN 2 DARUSSALAM. Kuharap kalian senang
atas kedatanganku.” Ujar Aldi memperkenalkan dirinya.
“Baiklah, silahkan duduk di samping.......” Pak Candra lama berfikir
“Ya Allah, semoga aku duduk disamping gadis yang tersenyum manis padaku tadi.”
Kata Aldi dalam hatinya.
“Itu disamping Silvi, belakang anak berambut keriting itu!” seru Pak Candra.
“Terima kasih ya Allah,” ucap Aldi dalam hatinya begitu senangnya.
Gadis dengan senyum yang sangat manis itu mulai menyapa Aldi.
“Hai! Namaku Silvi,” sapa Silvi dengan senyum yang sangat manis.
“Hai juga! Aku Aldi, senang berkenalan denganmu.” ujar Aldi dengan perasaan
senang bercampur deg degan.
Teet...teet...

Rosidigembul@gmail.com

Bel istirahat sudah berbunyi.
“Aldi, tunggu,”
“Siapa?” tanya Aldi
“Perkenalkan, aku Yoga, ini Febri “ jawab Yoga

“Ow, kalian yang duduk di depan Silvi kan?”
“Iya, kamu mau gak jadi teman kami?” tanya Febri
“Aku mau!”
Aldi pun saling berkenalan satu sama lain, bercanda bersama, mengobrol bersama
sampai suatu ketika Aldi melihat Silvi gadis yang mempunyai senyum manis itu sedang
kesulitan membawa buku buku tugasnya, hati nurani Aldi yang paling dalam langsung
merespon untuk segera membantunya. Barangkali, Tuhan telah beri dua jalan yang harus
kulakukan. Dan kupilih jalan kecil tiada kecemasan. Cinta di masa remaja merupakan cinta
monyet, namun berkat semua itulah hidup akan lebih berwarna.
“Kamu bawa buku kok banyak banget. Mau tidak saya bantu bawakan?” tanya Aldi
dengan lembut
“Boleh, tolong bawakan buku buku ini ke kelas ya,” jawabnya dengan lembut
Aldi langsung menuju kelas penuh semangat.
“Terima kasih ya,” ucapnya dengan manja
“Iya, sama sama. By the way, emang buat apa sih buku sebanyak ini?”
“Ya buat dibaca lah, daripada waktu kosong terbuang sia-sia mending buat hal yang
positif-positif seperti membaca. Dengan membaca kita kan bisa melihat isi dunia. Iya kan??”
“Heeem iya bener banget”.
Teet...teet...
Bel masuk sudah berbunyi, Aldi pun segera masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran

dengan penuh konsentrasi, sampai pada akhirnya bel pulang sudah berbunyi Aldi langsung
bergegas pulang. Tiba tiba Aldi melihat Silvi sedang sendirian di pinggir jalan entah
menunggu siapa. Silvi itu sangat lucu entah kenapa Aku ingin memburu, senyumnya yang
buatku merindu. Aldi pun langsung mendatanginya dengan penuh harapan mau pulang
bersamanya.
“Hai, lagi nunggu siapa?” tanya Aldi
“Nunggu teman, kamu kok belum pulang?”
“Sebenarnya tadi sudah mau pulang. Eh, aku lihat kamu sendirian, aku samperin
dulu,” ujar Aldi dengan nada berharap
“Oh.”
Tiba tiba datang seorang laki laki tampan,gagah, yang mengendarai Honda CB 150 R
dengan begitu sombongnya. Ternyata laki laki itu adalah Dedy anak dari kepala sekolah.
Rosidigembul@gmail.com

“Sudah lama menunggu,say?” tanya Dedy
“Lumayan” jawab Silvi
“Siapa laki laki ini?” tanya Dedy dengan nada sombong
“Ini Aldi teman sekelasku, Aldi perkenalkan ini Dedy.” Ucap Silvi
“Siapa dia?” tanya Aldi
“Dia ini pacarku,” jawabnya dengan tersenyum padaku

“Astagfirullahaladzim.” Ucap Aldi dalam hatinya terkaget kaget dan membuat sakit
hatinya.
Tidak lama kemudian mereka meninggalkan Aldi tanpa pamit, sungguh kasihan Aldi.
Merelakan, seringkali menyakitkan. Tapi akan membahagiakan pada akhirnya. Aldipun
pulang ke rumah dengan hati galau tanpa semangat sedikitpun. Weeeeeeeerrrrrr...............
***
Sesampainya di rumah Aldi langsung masuk ke kamarnya. Aldi masih tidak percaya
kalau Silvi sudah punya pacar. Di saat seperti ini cinta itu ibarat kejatuhan duren, saaaakiit
sekali. Diantara duka yang ada, kehilanganmu adalah duka yang paling menyesakkan dada.
Cinta memang seperti sulit ditebak dan sulit dipercaya, tapi itulah cinta. Pada tubuh yang
rindu, sesak telah tumbuh menjadi belukar, hanya pelukanmulah segala sakitnya merindu bisa
ditawar.
“Ternyata senyum manis yang selama ini dia berikan kepadaku, ternyata hanya manis
luarnya saja tapi dalamnya pahit. Kukira selama ini dia suka padaku, ternyata......!!” ucap
Aldi dalam hatinya dengan perasaan sedih.
Sampai suatu malam datanglah teman temannya Aldi, Febri dan Yoga.
“Kenapa bro?” tanya Yoga
“Gue lagi galau.”
“Pasti masalah cewek?”
“Iya , ternyata cewek yang gue sukai sudah punya pacar bro.” ujar Aldi

“Emang siapa?”
“Itu Silvi!”
“Ow Silvi.”
“Sudahlah jangan terlalu di pikirin, cinta kan gak harus memiliki bro. Apa salahnya
melihat dia bahagia bersama orang lain.” Ucap Febri meyakinkan Aldi.
“Ketika seseorang yang sangat berarti pergi, jangan terus bersedih. Kamu akan
kehilangan dirimu dan lupa bahwa kamu juga sangat berarti. Ucap Yoga sok bijak
“Tapi.......?”

Rosidigembul@gmail.com

“Sudahlah, mumpung sekarang malam minggu, gimana kalau kita malam mingguan
saja dari pada di rumah terus suntuk, hitung hitung ngilangin galau. Siapa tahu ada cewek
yang lebih cantik dari Silvi,” ujar Yoga meyakinkan
“Oke lah, tapi jika harus disuruh memilih aku lebih memilih tidak pernah mengenal
Silvi bro dari pada harus melupakannya.” Ungkap Aldi dengan perasaan sedih
“Sudahlah” jawab Yoga menenangkan
Mereka bertiga Aldi, Yoga, dan Febri langsung cuuuuuusss malam mingguan tanpa tujuan.
Ternyata mereka hanya ngopi di alun-alun kota setelah itu muter-muter kesana kemari tanpa
arah tujuan. Ya mungkin itu cara buat menghilangkan rasa galau remaja zaman sekarang.

***
Minggu pagi kira-kira pukul 08.30 Silvi menelepon Aldi, entah dapat darimana nomor
Aldi. Tapi Aldi tidak mengangkat telepon dari Silvi lantaran Aldi masih sakit hati kepadanya.
Hingga sudah 10 kali panggilan tidak terjawab dari Silvi. Aldipun penasaran kenapa Silvi tiba
tiba menelepon pagi pagi. Akhirnya Aldi menelepon balik. Saat ditelepon balik nomornya
sudah tidak aktif. Aldi pun merasa cemas bercampur dengan bingung apa yang harus dia
lakukan sekarang. Satu hari itu Aldi merasa sangat bersalah karena tidak mengangkat telepon
dari Silvi. Aldi terus saja menyalahkan dirinya hingga Aldi merasa seperti orang gila. Gila
karena cinta. Luka terdalam adalah yang tak terlihat oleh mata. Kesedihan terdalam adalah
yang tak terucapkan oleh kata-kata. Aldi menjadi rindu akan senyum manis dari gadis
pujaannya. Pada tubuh yang rindu, sesak telah tumbuh menjadi belukar, hanya pelukanmulah
segala sakitnya merindu bisa ditawar. Sekarang, rinduku terasa melilit, merintih mencari
senyummu yang sudah menipis sedikit demi sedikit. Namun Aldi ingat ucapan seorang
motivator hebat “Kelak ketika kau rindu pagi yang indah, sujudlah pada selembar sajadah, di
sana; segala yang indah telah melimpah”.
***
Hari Senin, pagi sekali Aldi sudah standby di gerbang sekolah menunggu kedatangan
Silvi dan sampai bel masuk, Silvi juga tidak kelihatan. Beberapa hari Silvi tidak masuk
sekolah Aldi merasa kangen dengan senyum manis dari gadis yang dicintainya. Aldi
langsung bertanya tanya kepada teman teman Silvi, ternyata Silvi tidak masuk sekolah

lantaran sedang sakit. Aldi langsung mengajak teman temannya untuk menjenguk Silvi.
Singkat cerita,akhirnya sampai di rumah Silvi
“Assalamualaikum”.
“Wualaikumsalam,” jawab mama Silvi sambil membuka pintu.
“Tante, kami teman teman Silvi, katanya Silvi sedang sakit?” tanyaku
“Iya. Silahkan masuk dan duduk di dalam.”

Rosidigembul@gmail.com

Silvi yang mendengar kedatangan teman temannya, ia langsung mengingat satu nama
yaitu Aldi.
“Apakah Aldi juga ikut menjengukku,” ucap Silvi dalam hati dan penuh harap.
Dengan sangat terkejut tiba tiba Aldi dan teman temannya masuk ke kamar Silvi. Aldi
langsung terlihat sangat bahagia karena sudah beberapa hari terakhir tidak melihat senyum
manis Silvi, akhirnya bisa melihat senyum manis itu lagi. Mereka langsung mengobrol
panjang lebar, kurang lebih satu jam mereka akhirnya memutuskan untuk pamit pulang. Tapi
Silvi memanggil Aldi untuk tidak pulang dulu guna untuk menemaninya di sini. Teman
teman yang lain pulang dan tinggal Silvi dan Aldi di dalam kamar. Aldi merasa sangat
bingung mau berkata apa, karena Silvi terus memandanginya dengan senyum manisnya.
“Kenapa kemarin teleponku tidak diangkat?” ucap Silvi dengan manja.

“Ma..maaf aku sibuk kemarin,”
Aldi pun menjadi salah tingkah karena Silvi terus memandanginya
“O...iya, pacar kamu Dedy tidak menjengukmu?” tanya Aldi dengan lembut
“Aku sudah putus dengan Dedy” jawab Silvi enteng
“Kenapa?”
“Dia itu terlalu sombong dan tidak mau menghargai perasaan perempuan.”
Aldi pun langsung tersenyum lebar dan semangatnya yang hilang beberapa hari
terakhir terasa sudah kembali lagi. Aldi langsung ingin menyampaikan perasaannya kepada
Silvi tapi Aldi bingung memulainya darimana.
“Silvi, sebenarnya sejak pertama aku melihatmu hatiku ini langsung berdebar melihat
paras dan senyummu yang manis itu. Sebenarnya aku jatuh cinta padamu tapi aku malu untuk
mengungkapkannya.” ucap Aldi dengan hati berdebar debar
“Iya sebenarnya aku juga punya perasaan yang sama denganmu.” Jawab Silvi dengan
manja
Saat itu suasananya menjadi hening beberapa menit. Aldi merasa senang tidak
terbatas dan tidak tahu bagaimana cara melampiaskan rasa senang tersebut. Aldi juga
berpikir, apakah harus menembaknya sekarang atau???. Akhirnya .......
”Silvi maukah kau menjadi pacarku?”
Tidak berfikir lama Silvi langsung menerima permintaan Aldi untuk menjadi pacarnya.
Tanpa mereka sadari, mama Silvi melihat dan mendengar apa yang Aldi ungkapkan

kepada Silvi. Mama Silvi merasa bahagia karena keinginan putrinya bisa terpenuhi. Silvi
sering bercerita kepada mamanya kalau dia suka kepada Aldi. Karena sikap sopan dan
keramahan Aldi , mama Silvi menyetujui hubungan mereka. Aldi merasa malu karena tidak
menyangka langsung disaksikan oleh mamanya. Aldi langsung pamit pulang karena sudah
sore. Aldi yang berpamitan dengan Silvi seperti tidak mau berpisah dengan Silvi walau hanya

Rosidigembul@gmail.com

satu langkah saja , begitu juga dengan Silvi. Dengan wajah sedih Silvi memperbolehkan Aldi
pulang.
”Besok datang lagi ya?”
”Pasti, cepat sembuh ya!”
Pada malam harinya, Aldi mimpi indah tetapi ada resah. Dalam mimpinya, Aldi
merasa akan menikah muda dengan Silvi dengan direstui kedua orang tua masing masing.
Tapi belum juga menikah, Aldi terbangun dari mimpi yang indah tersebut, lantaran Aldi
merasa kaget mendengar Silvi memanggil Aldi dengan suara manjanya. Aldi langsung
bangun dari tempat tidur dan melihat foto Silvi di dalam ponselnya. Entah, mungkin gara
gara masih mengantuk, Aldi melihat senyum Silvi yang begitu manis lamat lamat menghilang
lalu lamat lamat muncul lagi. Jantung Aldi seolah berdetak tak sempurna Aldi merasa ada
sesuatu yang buruk terjadi pada Silvi.

Setelah mengambil air wudlu dan sholat sunnah dua rakaat, tepat jam tiga lewat
sepuluh menit akhirnya Aldi bertekad untuk datang ke rumah Silvi terlebih dahulu sebelum
ke sekolah. Tapi, jantung Aldi kembali berdetak acak. Kala itu detakannya sungguh aneh dan
perasaan Aldi seperti tak bermaya ketika Aldi melihat bayangan Silvi dengan senyum
manisnya. Aldi segera mengambil ponselnya dan melihat foto Silvi. Namun seketika senyum
Silvi hilang, lalu berangsur angsur terlihat kembali meski kelihatan memucat. Karena Aldi
masih di atas sajadah refleks saja Aldi menengadah dan mengangkat tangan
“Ya Allah, aku hambamu meminta berikanlah Silvi kesehatan dan umur yang panjang
dan semoga dia selalu berada dalam lindunganmu, Ya Allah.”
Lalu Aldi bangkit dari sajadah untuk membereskan tempat tidurnya. Tapi Aldi kian
heran ketika menatap foto Silvi di ponselnya, terkadang kulihat kepala atau salah satu
anggota badannya hilang. Tetapi, bilamana Aldi lihat baik baik, foto itu tetap utuh, mungkin
karena perasaan Aldi saja yang tak tenang. Bahkan, Aldi melihat Silvi semakin cantik dan
bersahaja. Senyumnya lebih manis dari biasanya, lalu refleks Aldi mencium foto Silvi yang
terus senyum padanya. Aldi merasa bahagia.
***
Hari itu, pagi pagi sekali Aldi berangkat ke rumah Silvi dengan hati gelisah. Di atas
motor, ingatan dan perasaan Aldi hanya berfokus pada satu titik. Titik cinta dan rindu yang
terus merayu-rayu pada sosok Silvi. Benar kata pujangga, bahwa cinta pertama begitu indah,
penuh kenangan dan sulit dilupakan. Dan itu yang berlaku untuk Aldi saat ini. Soal kesetiaan

cinta, Aldi punya rumus sunnatullah, yaitu “jangan harap pasangan anda akan setia kapada
anda, bila anda tidak setia kepada pasangan anda “.
Hati Aldi bergetar hebat ketika motor yang dikendarai diberhentikan sekitar seratus
meter dari rumah Silvi. Aldi mendengar ada orang yang berteriak
“Aldi sudah datang”.
Aldi merasa ada yang aneh karena mama Silvi menjemputku dengan air mata bercucuran.
Rosidigembul@gmail.com

“Apa yang terjadi, Bu?” tanya Aldi heran
Mama Silvi masih terus terisak-isak tanpa sepatah katapun.
“Kamu harus bersabar dan menerima kenyataan ini, Nak. Silvi telah pulang ke
rahmatullah.” Ujar salah satu tetangga Silvi sambil menepuk pundakku.
Aldi mendengar kalimat itu, tiba-tiba Aldi merasakan ada gelombang tsunami
menerjang Silvi dan aku. Kulihat Silvi teseret oleh ombak dan aku hanya bisa berteriak.
“Silvi........”
Air mata Aldi serupa mata mama Silvi yang terus meleleh dan meleleh. Aldi baru sadar akan
segala firasat Aldi tentang orang yang sangat dicintainya
“Baru kemarin aku merasakan bahagia bersamamu dan sekarang semua itu hilang
untuk selamanya. Kenapa...kanapa..? ujarku dalam hati
Tiba-tiba mama Silvi datang menemui Aldi dan memberikan sesuatu kepada Aldi, dan mama
Silvi bilang ini diberikan sebelum Silvi menghembuskan nafas terakhirnya. Aldi langsung
membukanya, ternyata isinya adalah sebuah foto Silvi yang di bingkai begitu indahnya dan
sepucuk surat yang berisi,
“Aldi tersayang, terkadang saat kita dihadapkan pada ombak besar kehidupan, saat itu
kita tidak boleh surut karenanya. Kemarin adalah hari paling bahagia dalam hidupku. Terima
kasih telah membuat aku bahagia, I LOVE ALDI TERSAYANG”.
Tanggul air mata Aldi jebol untuk yang kesekian kalinya setelah membaca surat dari
Silvi. Aldi dipanggil dan dipapah untuk melihat jenazah Silvi untuk yang terakhir kalinya.
Tiba-tiba hati Aldi remuk redam seperti tertimpa gada Bima dalam film mahabaratha. Inilah
terakhir kalinya Aldi melihat wajah perempuan yang pertama kali menumbuhkan benih-benih
cinta di hatinya.
Setelah Silvi meniggalkan Aldi untuk selama-lamanya, Aldi merasa seperti
kehilangan separuh hidupnya. Namun, Aldi mencoba untuk melupakan Silvi perlahan-lahan.
Aldi sangat tidak menghendaki hal itu terjadi, tapi itulah cinta. Cinta memang terkadang gila.
Cinta terkadang membuat orang tergila-gila. Dan cinta terkadang membuat orang benar-benar
gila. Namun,Aldi merealisasikan kesedihannya tersebut kepada hal-hal yang positif. Aldi
mulai membuat cerita-cerita pendek mengenai perjalanan cintanya yang berakhir tragis.
Hingga Aldi menjadi seorang penulis yang hebat.

Rosidigembul@gmail.com