KERANGKA ACUAN KERJA KAK KEGIATAN Pemban

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KEGIATAN
PEKERJAAN
LOKASI
TAHUN ANGGARAN

I.

:
:
:
:

Pembangunan Gedung siaran RRI
Perencanaan Pembangunan Gedung Siaran Radio Republik Indonesia
Kawasan Maccini Sombala, Kota Makassar
2014

PENDAHULUAN
A.


UMUM
Setiap bangunan gedung Negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga
mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat sebagai teladan
bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
2.
Setiap bagunan gedung Negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik-baiknya,
sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan
kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara.
3.
Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung Negara perlu diarahkan secara baik
dan menyeluruh, sehingga mampu mengahasilkan karya perencanaan teknis bangunan
yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku professional.
4.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara
matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang
sesuai dengan kepentingan.
1.

B.
1.


MAKSUD DAN TUJUAN
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang
memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang memenuhi dan diperhatikan
serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencana yang mengacu pada
Prinsip Penyiaran Publik Antara Lain :
.

LPP adalah lembaga penyiaran untuk semua warga negara
Siarannya harus menjangkau seluruh wilayah negara
Siarannya harus merefleksikan keberagaman
Siarannya harus berbeda dengan lembaga penyiaran lainnya
LPP harus menegakkan independensi dan netralitas
Siarannya harus bervariasi dan berkualitas tinggi
Menjadi flag carrier dari bangsa Indonesia
Mencerminkan identitas bangsa
Perekat dan pemersatu bangsa

2.


Dengan penugasan ini diharapkan konsultan perencana dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini dan
pihak terkait akhirnya dapat Menyelenggarakan pelayanan RRI sebagai Lembaga
Penyiaran Publik yang independen, netral dan tidak komersial yang berfungsi
memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial,
serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional..
3.
Tercapainya kemampuan teknis Tim Studio Penyiaran sesuai standar
4.
Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan penanggung jawab program
pada Kota Makassar, propinsi Sulawesi Selatan dan pusat dalam manajemen program
C.

LATAR BELAKANG
Peran dalam Pemberdayaan Masyarakat : RRI menyelenggarakan siaran pemberdayaan
masyarakat di semua lapisan masyarakat melalui siaran pedesaan, nelayan, wanita, anakanak, siaran lingkungan hidup, kewirausahaan, teknologi tepat guna, kerajinan, perdagangan,
pertanian, koperasi, industri kecil dll.
Peran RRI sebagai Pelestari Budaya Bangsa : Seluruh RRI wajib menyelenggarakan siaran
seni dan budaya daerah seluruh indonesia secara konsisten dan tidak pernah berhenti seperti
siaran ketoprak,wayang orang, wayang golek, madihin, saluang dan budaya minang lainnya,

budaya bugis, dan budaya daerah-daerah lainnya .

Peran RRI sebagai pelestari lingkungan : RRI menyelenggarakan siaran Green Radio
untuk penanaman kembali dan Re Use, Reduce dan Recycling dengan berbagai format dan
variasi bentuk acara.
Peran RRI sebagai media pendidikan : RRI menyelenggarakan siaran pendidikan dari
Taman Kanak-Kanak sampai Mahasiswa. RRI menyelenggarakan Pekan Kreatif dengan
mengadakan lomba kreatif remaja seperti lomba cipta lagu, lomba cipta design , lomba IT,
lomba band indie, bintang radio, pekan tilawatil quran. Disamping itu juga menyelenggarakan
siaran pendidikan social masyarakat, seperti siaran wanita, siaran pedesaan, siaran KB dll.
Peran RRI sebagai Media Diplomasi : RRI menyelenggarakan siaran radio diplomasi
melalui siaran luar negeri untuk membangun citra positif bangsa didunia internasional
bekerjasama dengan kedutaan dan radio luar negeri dengan siaran yang bersifat reciprocal .
kerjasama siaran dengan ABC , NHK, RTM, RTB, KBS, RTH, SR, BBC, Radio Jedah, Radio
Turki, RCI, DW dll.
Peran RRI sebagai media terdepan tanggap bencana : RRI menyelenggarakan siaran
langsung dari tenda darurat melalui Radio Based Disaster Management. Setiap ada bencana
dalam waktu tidak lebih dari 24 jam RRI harus sudah melaporkan, kemudian diikuti program
Pelipur Lara korban bencana dan trauma healing dengan mendirikan studio darurat.
Peran RRI dalam menghubungkan tenaga kerja di Luar Negeri : RRI menyelenggarakan

siaran rutin dan terkoneksi dengan 7 negara yaitu Hongkong, Malaysia, Brunei Darusalam,
Jepang, Taiwan, Korea dan Arab Saudi untuk mendekatkan TKI dengan kampung halaman.
Pendengar RRI di luar negeri khususnya TKI berjumlah puluhan ribu orang yang mendengar
melalui audio streaming. Dalam rangka mewujudkan peran second track diplomacy
menyelenggarakan acara Diplomatic Forum. Untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat Indonesia di Luar negeri khususnya tenaga kerja Indonesia antara lain
diselenggarakan acara bilik sastra yang diperlrlombakan dan 2 pemenang dihadirkan oleh
SLN untuk menghadiri acara uapacara kenegaraan 17 Agusdtus di Istana negara dan sidang
DPR dan DPD di Senayan.
Peran RRI sebagai media hiburan : RRI menyelenggarakan siaran hiburan berupa siaran
music dan kata, pagelaran musik klasik yaitu orkes symphony Jakarta dan orkes symphony
yang dimiliki RRI daerah. Pagelaran kesenian dan budaya, lawak, Quiz dll.
Peran RRI dalam sabuk pengaman informasi ( Safety belt information ) : selama tahun
2009 s.d 2010 RRI telah mendirikan studio di wilayah perbatasan dan daerah terpencil atau
blankspot yaitu : Entikong, Batam, Nunukan, Putusibaou, Malinau, Atambua, Ampana, Boven
Digoel, Kaimana, Skow, Oksibil, Takengon, Sabang dan Sampang. Siaran melalui studiostudio produksi ini ditujukan untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan memberikan akses
informasi yang berimbang bagi masyarakat di daerah perbatasan maupun di daerah-daerah
yang sebelumnya tidak dapat menerima siaran RRI atau balnkspot.
D.


LINGKUP KEGIATAN
Lingkup Kegiatan adalah Perencanaan Program Pembangunan Gedung Siaran Tahun
Anggaran 2014. adapun lingkup pekerjaan Perencanaan pembangunan Gedung Siaran
adalah bangunan gedung 3 lantai 12 Ruangan dengan pembagian peruntukan ruang sebagai
berikut :
1. LANTAI 1 (DASAR)

a

Ruangan Dispay

355

M2

2. LANTAI 2 (DUA)

a
b
c

d
e
f

RUANG PRO 1,2,3
RUANG MULTIMEDIA
RUANG PERALATAN MULTI MEDIA
RUANG PRO 4
RUANG PRO 2
RUANG Kasi Teknik Studio &
Multimedia

33
38
31
71
71

M2
M2

M2
M2
M2

15 M2

3. LANTAI 3 (TIGA)

a
b
c
d
e
II.

RUANG
RUANG
RUANG
RUANG
RUANG


REKAMAN
PEMANCAR
STUDIO MUSIK 1
STUDIO MUSIK 2
STUDIO MUSIK 3

33
38
169
31
31

M2
M2
M2
M2
M2

KEGIATAN PERENCANAAN

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara, Keputusan Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor: 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April
1997, yang dapat meliputi tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan
perencanaan fisik bangunan gedung Negara yang terdiri dari:
A.

Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan
(termasuk penyelidikan tanah sederhana), membuat interpretasi secara garis besar
terhadap KAK, dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan
daerah/perjanjian bangunan.

B.

Penyusunan pra-rencana seperti rencana tapak, pra-rencana bangunan termasuk
program dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus perijinan sampai mendapatkan
keterangan rencana kota, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan, dan IMB
pendahuluan dari Pemerintah Daerah Setempat.

C.


Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat:
1. Rencana Arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi yang mudah dimengerti oleh
pemberi tugas.
2. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
3. Rencana utilitas, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
4. Perkiraan biaya.

D.

Penyusunan rencana detail antara lain membuat:
1. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan
gambar rencana yang telah disetujui.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan biaya pekerjaan konstruksi.
4. Laporan akhir perencanaan secara ringkas dan jelas.
5. Gambar Perspektif Perencanaan Bangunan 3D & Animasi.

E. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Penanggungjawab Kegiatan didalam
menyusun dokumen pelelangan dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi
lelang ulang.

F.

Membantu panitia lelang pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk penyusunan berita
acara, evaluasi penawaran menyusun kembali dokumen pelelangan dan melaksanakan
tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.

G. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan kegiatan seperti :
1. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
2. Memberikan pelaksanaan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan konstruksi.
3. Memberikan sasaran-sasaran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan
bahan.
4. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.
III.

SISTIM PELAKSANAAN PELELANGAN
Metode pelelangan adalah dengan metode ……………….. dengan ….. sampul. Jika pada
tahapan seleksi prakualifikasi calon rekanan yang diundang dinyatakan tidak memenuhi
persyaratan atau tidak lulus prakualifikasi, maka akan dilakukan penyampaian undangan kepada
rekanan lain yang dianggap mampu untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan yang
memenuhi syarat administrasi, teknis dan biaya.

IV.

TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN
A.

Konsultan Perencana bertanggung jawab secara professional atas jasa
perencanaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
B.
Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut:
1. Hasil karya perencana yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasikan batasanbatasan yang telah diberikan oleh pemberi tugas, termasuk melalui KAK ini, seperti dari
segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan
diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar dan
pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya
dan yang khusus bangunan gedung Negara.
V.

VI.

BIAYA
A.

Biaya Perencanaan
a. Besarnya biaya pekerjaan perencanaan adalah Rp. 118.300.000,- (Seratus Delapan
Belas Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah).
b. Besarnya biaya konsultan perencanaan merupakan biaya yang tetap dan pasti.
c. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan perencanaan
yang dibuat oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan Konsultan Perencana.

B.

Sumber Dana
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada dana APBN Tahun
2014.
KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:
1)
Tahap konsep Rencana Teknis
1. Konsep Penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi tim
perencana, metode pelaksanaan dan tanggung jawab waktu perencanaan.
2. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang
dan lain-lain.
3. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana,
keterangan rencana kota , dll.
2)
Tahap Pra Rencana Teknis
a. Gambar-gambar rencana tapak
b. Gambar-gambar Pra rencana Bangunan
c. Perkiraan Biaya Bangunan
d. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat bangunan (RKS)

e. Hasil konsultasi rencana dengan Pemda setempat.
f. Gambar perspektif 2D, 3D dan maket (sepanjang diwajibkan).
3)
a.
b.
c.
d.
4)
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Tahap Pengembangan Rencana
Gambar-gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur utilitas.
Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
Draf Rencana anggaran biaya (RAB).
Draf Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
Tahap Rencana Detail.
Gambar rencana teknis bangunan lengkap.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ).
Rencana anggaran Biaya.
Laporan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas lengkap dengan perhitungan apabila
diperlukan.
Gambar Perspektif 2D, 3D dan Animasi

5)

Tahap pelelangan.
a. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.
b. Laporan bantuan teknis dan administrasi pada waktu pelelangan.

6)

Tahap Pengawasan Berkala.
a. Laporan pengawasan berkala.
b. Dokumen petunjuk penggunaan, pemeliharaan dan perawatan peralatan/ perlengkapan/
bangunan (bila ada).

VII.

KRITERIA
A.

Kriteria Umum.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan perencana seperti yang dimaksud pada
KAK harus memperhatikan Kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan
kompleksitas bangunan yaitu :
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a.
Jaminan bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang
dan tata bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.
b.
Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dan fungsinya.
c.
Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
2. Persyaratan arsitektur dan lingkungan.
a.
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah, sehingga
seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya.
b.
Menjamin terujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungan.
c.
Menjamin bangunan gedung dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
3. Persyaratan Struktur Bangunan
a.
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
b.
Menjamin keselamatan kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh
kegagalan struktur bangunan.
c.
Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda
yang disebabkan oleh perilaku struktur.
d.
Menjamim perlindungan seperti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.

4. Persyaratan Kesehatan Terhadap Kebakaran.
a.
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat prilaku alam dan manusia.
b.
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian
rupa sehingga mampu secara structural stabilitas selama kebakaran, sehingga :
a)
Cukup waktu bagi penghuni melakukan evaluasi secara
umum.
b)
Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki
lokasi untuk memadamkan api.
c)
Dapat menghindari kerusakan pada property lainnya.
5. Persyaratan Sanitasi dalam bangunan.
a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi
penghuni bangunan dan lingkungannya.
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik.
6. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara.
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup baik alami maupun bantuan
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik.
7. Persyaratan Pencahayaan.
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup baik alami maupun
bantuan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik.
8. Persyaratan Kebisingan.
a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran yang
tidak diinginkan.
b. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan
dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran
dan atau mencegah perusakan lingkungan.
B.

Kriteria Khusus.
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan
dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari bangunan gedung yang akan
direncanakan,baik dari segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya misalnya :
1. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti dalam
rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
2. Solusi dan batasan-batasan kotekstual, seperti faktor social budaya setempat, geografi,
klimatologi dan lain-lain.

VIII.

AZAS-AZAS
Selain dari kriteria diatas, didalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung Negara sebagai berikut:
A.
Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
B.
Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan subtimasi antara fungsi sosial
bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
C.
Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umumnya, hendaknya diupayakan serendah mungkin.

D.

Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
E.
Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan,
dan menjadi acuan tata bangunan lingkungan disekitarnya.
IX.

PROSES PERENCANAAN
A.

Dalam melaksanakan tugas, konsultan perencana selalu memperhitungkan
bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
B.
Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen
perencanaan untuk siap diselenggarakan adalah 30 (tiga puluh) hari kalender.
X.

MASUKAN
A.

Informasi.
1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi yang
dibutuhkan selain informasi yang diberikan oleh Penanggungjawab Kegiatan termasuk
melalui Kerangka Acuan Kerja (KAK).
2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Penanggungjawab Kegiatan, maupun
yang dicari sendiri. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan perencana.
3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan
diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Informasi tentang lahan, meliputi :
a) Kondisi fisik lokasi seperti : luasan dan batasan-batasannya.
b) Kondisi tanah.
c) Keadaan air tanah.
d) Peruntukan tanah.
e) Koefisien dasar bangunan / koefisien lantai bangunan.
f) Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dll.
b. Kebutuhan bangunan.
a)
Program ruang
b)
Kegiatan tentang organisasi/pemanfaatan ruang.
c.

Keinginan tentang ruang-ruang tertentu baik yang berhubungan dengan pemakaian
atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.

d. Keinginan tentang kemungkinan perubahan-perubahan fungsi ruang/bangunan.
e. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
a) Air bersih
 Kebutuhan sekarang dan proyeksi mendatang.
 Sumber air, jaringan dan kapasitas.
b) Air hujan dan air buangan
 Letak saluran kota
 cara pembuangan keluar tapak
 Air kotor dan sampah
c) Jaringan listrik
 Kebutuhan daya
 Sumber daya dan spesifikasinya
 Cadangan apabila dibutuhkan

d) Dan lain-lain

B.

Tenaga
Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan perencana harus menyediakan tenaga yang
memenuhi ketentuan, baik ditinjau dari segi lengkap (besar) maupun tingkat kompleksitas
pekerjaan.
Tenaga-tenaga ahli yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan minimal terdiri dari
(kualifikasi masing-masing tenaga ahli disesuaikan berdasarkan kebutuhan/kompleksitas
proyek).
1. Koordinator perencanaan / Team Leader
2. Perencana :
a. Arsitektur
b. Struktur
c. Elektrikal
3. Perhitungan biaya dan kualitas Pekerjaan
Tenaga teknis dan tenaga Pendukung seperti :
1. Surveyor
2. Drafter
3. Operator Computer
4. Keeper/OB

XI.

: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 3 Orang
: 2 Orang
: 2 Orang
: 1 Orang

PROGRAM KERJA
Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
1. Jadwal kegiatan secara detail.
2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya)
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan

XII.

PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima maka konsultan perencana hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja untuk
dibahas dengan Penanggungjawaab Kegiatan.
Dibuat di
Tanggal

Pejabat Pembuat Komitmen
Departemen Komunikasi dan Informatika
( ………………………………….. )
NIP. …………………………..

: MAKASSAR
: 11 FEBRUARI 2014

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
( ……………………………….. )
NIP. …………………….

DEPARETMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA ACUAN KERJA
(KAK)

KEGIATAN :
PEMBANGUNAN GEDUNG SIARAN RADIO REPUBLIK INDONESIA

PEKERJAAN :
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG SIARAN RADIO REPUBLIK INDONESIA

LOKASI :

KOTA MAKASSAR
TAHUN ANGGARAN 2014