EFEKTIVITAS PERMETRIN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PENGENDALIAN LARVA AEDES Sp STRAIN BANDAR LAMPUNG
EFEKTIVITAS PERM ETRIN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI
TERHADAP PENGENDALIAN LARVA AEDES Sp STRAIN
BANDAR LAM PUNG
Suw andi J.F., Apriliana E., Budiati E., Praw iranata M . A
* Program St udi Pendidikan Dokter Universit as Lampung,
* * Dinas Kesehat an Kabupat en Pringsew u,
yadisuw [email protected], yadisuw [email protected],
E-mail:
adit hyapraw iranat [email protected]
ABSTRACT
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an annual disease caused by dengue virus via an int ermediary mosquit o bit es of Aedes sp. Cont rol of t he mosquit o as t he vect or can be performed using chemical insect icides. WHO has recommended t he use of Permet hrin (synt het ic pyret hroid) as an insect icide w hich has a high kill energy t o insect s, but less t oxic t o mammals and non-t arget organisms. The purpose of t his st udy is t o analyze t he effect iveness of permet hrin in different concent rat ion against larvae of Aedes sp st rain of Bandar Lampung. The range of concent rat ions used w ere 0 (cont rol), 0.0025 mg/ l; 0,005 mg/ l; 0,01 mg/ l; 0,02 mg/ l; 0,03 mg/ l, 0,04 mg/ l and posit ive cont rol using 1% Abat e SG. The result s show ed in various concent rat ions of permet hrin has good effect iveness against larvae of Aedes sp st rain of Bandar Lampung in m inut e LC50-1440 aft er t reat ment w as 0,0207 mg/ l.
Keyw ords : Permet rin, Aedes sp larvae PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak t erjadi di Indonesia, khususnya di Propinsi Lampung dengan beberapa kabupat en dan kot a. Dinas Kesehat an Provinsi Lam pung mencat at , kasus DBD t erbesar t erjadi di kot a Bandar Lampung dengan daerah endem is DBD dari 13 kecamat an (Dinkes Kot a Bandar Lampung, 2010). Tingginya angka kemat ian yang disebabkan oleh w abah DBD di Indonesia disebabkan karena hingga saat ini belum dit emukan obat yang benar-benar ampuh unt uk membunuh virus t ersebut . Selama ini pengobat an hanya dilakukan unt uk mengurangi rasa sakit dan meningkat kan daya t ahan t ubuh. Pengendalian populasi nyamuk Aedes sp yang menjadi vekt or ut ama DBD merupakan salah sat u bent uk pencegahan penyebaran penyakit DBD ini (Hoedojo dkk., 1998).
ISBN 978–979-8510-20-5 Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Upaya-upaya pengendalian nyamuk unt uk mengurangi kejadian penyakit art hropod-born viral disease yait u penyakit yang dit ularkan dengan perant araan serangga t elah banyak dilakukan. Pengendalian t ersebut meliput i pengendalian fisik, pengendalian hayat i, pengendalian kim iaw i, pengendalian genet ik maupun pengendalian t erpadu (Kesumaw at i dkk, 2000). Di Provinsi Lampung, pengendalian vekt or DBD dengan menggunakan insekt isida sepert i, t emephos, malat hion dan cipermet rin. Di Kot a Bandar Lampung, penggunaan insekt isida dalam pengendalian vekt or DBD berdasarkan rekomendasi dari Dinas Kesehat an Provinsi Lampung. Berkembangnya resist ensi vekt or DBD t erhadap insekt isida golongan organofosfat ini m ungkin saja t erjadi set elah beberapa w akt u suat u insekt isida, WHO t elah merekomendasikan piret roid sint et ik yait u permet rin sebagai suat u insekt isida unt uk digunakan dalam pengendalian vekt or, karena insekt isida ini selain lebih aman dan t idak berbahaya t erhadap mammalia, juga mempunyai daya bunuh cepat dan mempunyai efikasi lebih lama (WHO, 1984). Permet rin merupakan keluarga piret roid sint et ik yang t ermasuk kedalam kelompok racun syaraf yang bekerja cepat pada susunan syaraf pusat dan syaraf t epi juga bersifat sebagai racun kont ak t erhadap serangga (Karl, 2002).
Beberapa penelit i dari negara-negara Asia lainnya sepert i India, Jepang dan malaysia, t elah melaporkan penggunaan permet rin t erhadap aedes sp dengan hasil yang cukup memuaskan (Das, et al., 1982; Takahashi et al., 1985; Sulaiman et al., 1991 dan W init a, 1994 dalam Zulhasril dan Frieda, 2006). Berdasarkan hasil penelit ian dari penelit i t erdahulu sert a keadaan st at us DBD yang masih t inggi di kot a Bandar Lampung, t im bul pemikiran unt uk menggunakan insekt isida permet rin dalam pengendalian larva vekt or DBD.
M ETODE PENELITIAN
Penelit ian efekt ivit as permet rin t erhadap pengendalian larva Aedes sp ini dilakukan di Laborat orium Parasit ologi Program St udi Pendidikan Dokt er Universit as Lampung. Penelit ian dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2010. Sampel yang diam bil adalah larva Aedes sp inst ar III diambil dengan menggunakan ovit rap yang dit empat kan di set iap kecamat an yang dipilih, yang kemudian dikembangbiakkan di Laborat orium Parasit ologi Program St udi Pendidikan Kedokt eran.
Penelit ian ini menggunakan permet rin yang diencerkan secara bert ingkat , didapat kan konsent rasi permet rin ant ara lain 0,0025 mg/ l; 0,005 mg/ l; 0,01 mg/ l; 0,02 mg/ l; 0,03 mg/ l dan 0,04 mg/ l, sert a 1 kont rol negat if dan 1 kont rol posit if ( Abat e 1% SG). Pengujian t iap konsent rasi dilakukan dengan 3 kali ulangan. Telur
Aedes sp yang didapat kan dari ovit rap dikolonisasi, set elah 1-2 hari menet as
menjadi larva yang kemudian diberi makanan berupa dog food sampai menjadi inst ar III. M asing-masing konsent rasi dimasukkan ke dalam gelas berisi air sumur, diaduk sampai hom ogen kemudian dimasukkan 25 ekor larva Aedes sp inst ar III ke dalam set iap gelas percobaan. Pengamat an mulai dilakukan set elah 24 jam pemaparan, dan jum lah larva yang mat i dari masing-masing konsent rasi dan kont rol dihit ung dan dicat at .
Hasil penelit ian t ersebut dianalisa dengan analisis probit (Koest oni,1985), yait u unt uk menget ahui nilai LC dan LC (konsent rasi permet rin yang dapat
50
95
menyebabkan kemat ian larva sampai 50% dan 95%). Uji st at ist ik digunakan dengan analisis Kruskal-Walis, Uji ini dilakukan unt uk melihat paling t idak t erdapat kelompok dat a yang mempunyai perbedaan rerat a yang bermakna (p < 0.05), unt uk menget ahui kelom pok mana saja yang memiliki perbedaan secara bermakna, maka dilanjut kan dengan analisi Post -Hoc.
Pada hasil penelit ian dapat dilihat bahw a konsent rasi 0% (kont rol -) t idak memperlihat kan larva uji yang mat i sampai menit ke-1440. Pada konsent rasi 0,0025mg/ l pada menit ke-1440 baru menimbulkan kemat ian pada larva sebesar 4%. Pada konsent rasi t ert inggi, yait u 0,04 mg/ l menyebabkan kemat ian larva sekit ar 88 % set elah menit ke-1440 dan pada kont rol posit if menimbulkan kemat ian pada seluruh larva, yait u 100%. Unt uk melihat secara t erperinci, dapat dilihat pada t abel 1 berikut ini.
Tabel 1. Persent ase rerat a kemat ian larva nyamuk Aedes sp pada berbagai konsent rasi permet rin dalam 1440 menit .
No Konsentrasi Persentase Rerata Kematian Larva (%) pada M enit Ke-
5
10
20
40 60 120 180 240 300 1440 1 0 (Kontrol -) 2 0.0025
4,00 3 0.005 1,33 2,66 24,00
4 0.01 2,66 2,66 5,33 42,40
5 0.02 2,66 5,33 6,66 54,40
6 0.03 1,33 5,33 9,33 73,20
7 0.04 2,66 12,00 18,66 88,00 Kont rol +
8 (abat e 1% SG) 5,33 6,66 16,00 100,00
Terdapat nya perbedaan ini bisa dikarenakan adanya fakt or int ernal berupa sist em imunit as t ubuh dan st ress yang berbeda pada masing-masing larva uji, sert a fakt or ekst ernal berupa adapt asi baik secara fisiologi dan anat om i dari larva uji yang dipakai dalam penelit ian (M ardalena, 2008).
Hasil penelit ian dari berbagai konsent rasi dari permet rin t erhadap kemat ian larva Aedes sp, juga dilakukan analisis st at ist ik, yait u analisis st at ist ik Kruskal-Walis, t erdapat perbedaan yang bermakna dari rerat a set iap kelompok- kelompok perlakuan yang dapat membunuh larva uji dengan p value 0,002 (p<0,05). Pada analisis post -hoc, kelom pok kont rol negat if dan kelompok perlakuan dengan konsent rasi t erendah yang dipakai (0,0025 mg/ l), t erdapat perbedaan yang bermakna, yait u dengan nilai p= 0,025 (p<0,05). Pada kont rol posit if dan permet rin dengan konsent rasi t ert inggi yang dipakai (0,04 mg/ l) secara st at ist ik t idak t erdapat perbedaan yang bermakna dalam membunuh larva uji dengan nilai p= 0,121 (p<0,05), sehingga dapat dikat akan bahw a perlakuan dengan konsent rasi t ert inggi yang dipakai t idak berbeda dengan kont rol posit if dalam membunuh larva uji. Hal ini didukung hasil dari perlakuan pada t iap-t iap ulangan, yait u pada ulangan ke-2, perlakuan dari konsent rasi t ert inggi dari permet rin (0,04 mg/ l) dapat membunuh larva uji sebesar 100%.
Nilai LC dari pengaruh permet rin t erhadap berbagai w akt u pengamat an
50
larva Aedes sp yang menimbulkan kemat ian pada larva uji adalah menit ke-180 sebesar 0,069 mg/ l, menit ke-240 sebesar 0,059 mg/ l, menit ke-300 sebesar 0,053 mg/ l dan menit ke-1440 sebesar 0,0207 mg/ l. Hasil Rerat a nilai LC dan
50 LC larut an permet rin pada berbagai w akt u pengamat an dapat dilihat pada
99 Tabel 2 . Rerat a nilai LC dan LC larut an permet rin pada berbagai w akt u
50
99 pengamat an.
No M enit Nilai LC 50 Nilai LC 99
1 180 0,069; ± 0,00582 0,1158; ± 0,0062
2 240 0,059; ± 0,0033 0,1059; ± 0,0059
3 300 0,053; ± 0,0025 0,1003; ± 0,0044
4 1440 0,0207; ± 0,0020 0,0675; ± 0,0036
Penelit ian yang dilakukan unt uk melihat efekt ifit as permet rin t erhadap larva Aedes sp ini, menggunakan M et ode yang sama yang dilakukan oleh Frieda dan Zulhasril (2006). Dalam percobaan t ersebut , Zulhasril dan Frieda mendapat kan LC sebesar 0,000257 mg/ l hal ini berbeda dengan penelit ian yang
50
didapat oleh penelit i yait u LC pada konsent rasi 0,0207mg/ l. Nilai LC yang
50
50
didapat oleh penelit i, hampir sama yang dilaporkan oleh M azzari dan Georghiou (1995), yait u sebesar 0,027 mg/ l.
Terlihat nya perbedaan ini disebabkan karena st rain larva yang dipakai berbeda dengan larva yang dipakai oleh penelit i, sehingga memberikan respon yang t idak sama. St rain yang dipakai oleh penelit i adalah larva st rain Bandar Lampung yang merupakan t empat daerah endemis DBD, sehingga kemungkinan larva yang dipakai oleh penelit i berasal dari nyamuk yang sering t erpapar oleh berbagai insekt isida. M enurut Fahrina (2006), Penggunaan insekt isida secara t erus-menerus dalam jangka w akt u yang lama mengakibat kan jumlah larva yang peka menjadi sedikit , hal ini dikarenakan nyamuk yang kebal ini, akan kaw in sat u dengan yang lainnya sehingga menghasilkan ket urunan yang kebal juga.
M enurut C. Brengues et al ( 2003 ) dosis diagnost ik unt uk mendet eksi adanya resist ensi larva Aedes sp t erhadap perm et rin yang t erpapar set elah 24 jam adalah 0,45 mg/ l, apabila LC 24 jam melebihi angka t ersebut , populasi larva
99 Aedes sp yang bersangkut an dinyat akan resist en. Dalam penelit ian ini, LC yang
99
diperoleh selama 24 jam sebesar 0,0675 mg/ l, hal ini masih jauh lebih kecil daripada 0,45 mg/ l. Oleh karena it u, dapat dikat akan bahw a larva Aedes sp St rain Bandar Lam pung masih rent an t erhadap permet rin.
Pada saat dikakukan penelit ian, didapat kan efek dari beberapa kelompok perlakuan dim ulai pada menit ke-20 yang menyebabkan larva yang t adinya akt if menjadi non-akt if t et api belum menyebabkan kemat ian pada larva uji. Kemat ian pada larva uji ini dim ulai pada menit ke-180. Kem at ian pada larva ini disebabkan oleh efek t oksik dari permet rin. Permet rin bekerja sebagai racun kont ak dan racun perut dengan melakukan penet rasi ke dalam sist em saraf pusat , sehingga menyebabkan hiperekst asi, spasme dan paralisis dalam hit ungan menit (Gassner
et al ., 1997). Piret roid ini juga memberikan efek unt uk menurunkan konsumsi
oksigen, menghambat produksi ATP pada mit okondria dan merusak kanal Na / K (Vijverberg et al., 1990; Reddy et al., 1992 dalam Nurusshofa, 2005).
KESIM PULAN
sp st rain Bandar Lampung dengan LC (Let hal Concet rat ion 50) pada menit ke-
50 1440 set elah perlakuan adalah 0,0207 mg/ l.
UCAPAN TERIM A KASIH
Ucapan t erima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. dr. Efrida Warganegara, M .Kes., SpM K selaku ket ua Program St udi Pendidikan Dokt er Universit as Lampung, Seluruh st af Dinas Kesehat an Kot a Bandar Lampung yang t elah membant u dalam memberikan informasi t ent ang kejadian DBD di Bandar Lampung sert a penggunaan insekt isida dalam pengendalian DBD di Bandar lampung dan seluruh st af Laborat orium Parasit ologi Program St udi Pendidikan Dokt er Universit as Lampung yang t elah membant u t erlaksananya penelit ian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Brengues. C, N.J. Haw kes, F.Chandre, L.M cCarroll, S.Duchon, P.Guillet , S.manguin, J.C.M organ and J.Hemingw ay. 2003. Pyret hroid and DDT Cross- resist ance In Aedes aegypt i Is Correlat ed w it h Novel M ut at ions In The Volt age-Gat ed Sodium Channel Gene. M edical and Vet erinary Ent omolgy 17, 87-94.
a
Dinkes Kot a Bandar Lampung . 2010. Sit uasi Epidemiologi Kasus DBD Di Kot a Banda Lampung Tahun 2010 ( s/ d mei 2010). Bidang P2PL. Lampung. Fahrina R. 2006. Uji Kerent anan Nyamuk Aedes aegypt i L. Terhadap Insekt isida
Organophospat e dan Pyret hroid dengan M et ode Impregnat ed Paper Daer 8 W ilayah di Jabot abek . FM IPA Unila. Lampung.
Gassner, B., W. Andreas., S. Gunt er., and M . Solioz. 1997. The Pyret hroids Permet hrin and cyhalot hrin are pot ent inhibit ors of mit hochondrial complex 1. Journal Experiment Pharmacology. 281: 855-860.
Hoedojo, R. Zulhasril. 1998. Vekt or Penyakit Prot ozoa. Parasit ologi Kedokt eran Edisi ke-3 . Fakult as Kedokt eran Universit as Indonesia. Jakart a. Karl Harisson. 2002.Permet hrin. hht p:/ / w w w . Permet hrin @ 3Dchem.com.
Diakses pada t anggal 12 April 2010. Koest oni, T.M . 1985. Analisis Probit s: Pendugaan LD 50 dan LC 50 Sert a M et ode
Perhit ungannya . Kelompok Penelt it i Hama. Balai Penelit i Hort ikult ura
Lembang. Lembang. Hlm 24 M azzari M B and Georghiou GP. 1995. Charact errizat ion of Resist ance To Organophospat e, carbamat e, And Pyret hroid Insect icides In Field Populat ion Of Aedes aegypt i From Venezuela. J. Am. M osq. Assoc., 11 (3):315-22
M ei L. M ardalena. 2008. Penent uan LC 24 jam Ekst rak Air Daun Nimba
50 (Azadiracht a indica juss.) Terhadap Larva Aedes aegypt y Linn . FM IPA Unila. Lampung.
Upik Kesumaw at i Hadi, Susi Soviana. 2000. Ekt oparasit : Pengenalan, Diagnosis dan Pengendaliannya.
IPB.Bogor. WHO. 1984. Dat a Sheet On Pest icides No.51. Permet hrin. VBC/ DS/ 84.51p.
Dan M at Elekt rik ( Transflut rin 3 mg/ mat dan D-alet rin 40 mg/ mat ) Terhadap Nyamuk Vekt or Demam Berdarah Dengue Aedes Aegypt i .
Program St udi Pendidikan Dokt er Universit as Lam pung. Lampung. Zulhasril dan Frieda.2006. Penggunaan Piret roid Sint et ik (Permet rin) Dalam Pengendalian Larva Vekt or Demam Berdarah Dengue (Aedes Aegypt y).
Jurnal Kedokt eran Yarsi. Fakult as Kedokt eran Universit as Indonesia.
Jakart a.