PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN KERETA API DI BEBERAPA TEMPAT DI WILAYAH KOTAMADYA SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

  S K R I P S I

  I B N U C A N D R A I R A W A N PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAW ATAN KERETA API DI BEBERAPA TEM PAT DI W ILAYAH KOTAM ADYA SURABAYA

  ■ &

  1 1 1

  v n m v A i A A i

  a i m & a n m a ”

  • - m m f t s n A B

  S H A H T a I'dA

P F A K U L T A S H U K U M U N I V E R S I T A S A 1 R L A N G G A

  S U R A B A Y A 1 9 8 8

  PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN KERETA API DI BEBERAPA TEMPAT DI WILAYAH KOTAMADYA SURABAYA S K R I P S I OLEH

  I3NU CHANDRA IRAWAN 038211346 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA S U R A B A Y A 1988

  p s i t d i r i a : t

   3 a ;: g u : u : t s s c a r a l i a r

  

p e e d u d u k d i a t a s tai ta h iiax

  0L3I-: - p m g e l o l a a :: p e r u s a k a a I'I j a v / a t a i i k e r s t a a p i DI 3333RAPA 2SIIPA? DI ’.7ILAYAH KOTAL1ADYA SURABAYA S K R I P S I DIAJUKAjtf tftTTUK EELEIIGICAPI TUGAS DAH IvIELSEKUHi S YARAT-S YARAT UI-TTUK EECTCAPAI G3LAR SARJAIIA HUKUI.I

  0 L 3 H I 3 I J U C H A IT D R A IIL W /A IT 0 3 8 2 1 1 3 4 6

  P M G U J I / WISHU SUSANTO, S .H. F A K U M A S HUKUM UTTIVERSITAS 7AIRLANGGA S U R A B A Y A

  1988 Penyusunan skripsi ini sebagai syarat bagi setiap mahasiswa untuk mencapai’gelar sarjana hukum .telah. saya lakukan dengan usaha yang maksimal, dan dengan segala kekurangan yang ada pada saya.

  Pada kesempatan ihi pula perkenankanlah saya meng- ucapkan terima kasih disertai‘penghargaan yang setinggi- tingginya kepada : 1. bapak Sman, S.H., LI.S 0 selaku pembimbing dan seka- ligus sebagai penguji, yang dengan penuh kesabaran dan perhatian memberi petun^uk serta bimbingan se-

  I C A I A P E i 'T G A I I T A K Dengan mengucap syukur kepada Tuhan. Yang I.Iahaesa yang telah melimpahkan rahmat-ITya izepada saya, sehingga tercapailah sebagian dari cita-cita saya, yaitu menyele- saikan kuliah di Falcultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya.

  • hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini; 2.'bapak 7/isnu Susanto, S.Ko dan bapak Soedalhar, S.H selaku tim -penguji; 3. bapak-bapak s"erta ibu-ibu dosen Falcultas Eukun U- niversitas Airlangga yang telah membimbing saya selama kuliah; 4 . kakak-kakak serta saudara-saudara saya yang telah memberi dorongan selama saya kuliah; 5 . rekan-rekan saya yang lainnya, yang tidak dapat sa ya sebutkan satu-persatu yang telah banyak memberi
kail saran dan dorongan pada saat saya nienyslesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Ilahaesa aenbalas segala amal baik

bapak, ibu, dan saudara dengan keo^ikan pula* Sebagai aknir

kata semoga skripsi ini ada manfaatnya bagi para penbaca.

  Surabaya, Desember 1988 Penulis, Ibnu Chandra Irawan. . iv

  halam an

KATA PENGANTAR .................................... iii

DAFT AH IS I ........................................ v

B A B

  1. Hak-hak Atas Tanah Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 ..................

  1. Tanah-tanah Hak Pengelolaan Harus Didaftarkan.........................

  24

  21 B A B III KEWENANGAN YAiTG TUiEBUL BAGI PERUSAHAAN JAWATAN KERETA API SEBAGAI PEMEGANG HAK PENGELOLAAN ............................

  3. Hale Pengelolaan Perusahaan Jawatan Kereta Api ........................

  17

  

5

Tahun 19 6 0 .......... .

  2. Subyek Hak Atas Tanah Menurut Undang- undang ITomor

  13

  11

  X PENDAHULUAN ............................ .

  

II DASAR HUKUM PELIBERIAN HAK PENGELOLAAN

OLEH NEGARA KEPADA PERUSAHAAN J A 7/ATA2T KERETA API .. ..........................

  9 B A B

  6 6 . Pertanggungjav;aban Sistematika......

  5 5. Metodologi .........................

  5 4. Tujuan Penulisan ....................

  4 3. Alasan Pemilihan Judul „.............

  1 2 0 penjelasan Judul ....................

  1. Permasalahan t Latar Belakang dan Perumusarmya.............. .........

  1

  27 DAFTAR 131 v

  Demi Kelancaran Tugas-tugasnya ......... 31

  3. Kewenangan uptuk Menyerahkan Kepada Pihak K e t i g a ........................... 34 B A B 17 PEL AHGGARA1T ATAS TAITAH HAK P3I?G2L0LAAiT

  PSRUSAHAAN JAV/ATA1T KERETA A P I ............... 41

  1. Bentuk-bentuk Pelanggaran yang Ada Atas Tanah Hak Pengelolaan Perusahaan Jav/atan Kereta Api ............................. 41 2.-Dasar Hukum serta Upaya Penyelesaian untuk Henindak Pelanggaran Atas Tanah Hak Pengelolaan Perusahaan Jav/atan Kereta Api. 46.. B A B

  V PEKUTUP ....................................58

  1. Kesimpulan ..............................58 2. S a r a n ..... ............................. 60.

DAPTAR BACAAN ....................................... 62

  • •LAMPIRAN............................................ 63

  BAB I PENDAHULUAN 1• Permasalahan : Latar Belakang dan Perumusannya' a* Latar belakang Negara Kepublik Indonesia aaaiah suatu negara agra- rls, negara yang berlimpah ruah akan hasil alamnya, serta kebanyakan penduduknya berpenghasilan dari penggarapan ta- nah sebagai sumber; penghidupannya. Pada jaman kolonial, tanah-tanah di wilayah nusanta- ra dikuasai oleh peraturan hukum kaum penjajah yang pelak- sanaannya seringkali mengesampingkan keberadaan hukum adat. Peraturan-peraturan tersebut pada umumnya hanya ditujukan untuk kepentingan mereka sendiri, tanpa diiringi usaha un­ tuk melindungi kepentingan bangsa Indonesia, ...Setelah .Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, masalah. keagrariaan mulai diatur secara nasional, yaitu deagan di- berlakukannya Undang-undang Nomor 5 Tahun I960 tentang Po- kok-pokok Agraria. Dengan diberlakukannya Undang-undang ini, maka semua masalah yang menyangkut pertanahan telah diatur secara menyeluruh serta mempunyai tujuan tegas, ya­ itu untuk memeratakan keadilan dalam bidang pertanahan ba­ gi seluruh bangsa Indonesia. Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 5 Tahun I960 sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 2 ayat 1, bahwa: "Atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar dan hal-hal sebagai yang dimaksud dalam pasal 1,

  1

  2

  bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikua­ sai oleh Negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rak- yat". selain itu dalam pasal 2 ayat 2 menyatakan, bahwa : "Hak menguasai dari Negara termasuk dalam ayat 1 pasal ini memberi wewenang untuk : a* mengatur dan menyelenggarakan peruntukkan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut; b* menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air aan ruang angkasa;

  c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan. hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.'*' Dengan adanya peraturan yang mendasari kekuasaan Negara atas tanah tersebut, maka akan memungkinkan Negara untuk memberikan hak-hak keagrariaan kepada Badan-badan Negara tertentu guna kepentingan tugasnya, dimana hal ihi sesuai dengan yang tercantum pada Bagian II alinea 7 Pen- jelasan Umum Untflang-undang Nomor 5 Tahun I960, yang menya- takan,bahwa "Kekuasaan Negara tanah yang tidak dipunyai dengan suatu hak oleh seseorang atau pihak lainnya adalah lebih luas dan penuh". Dengan berpedoman pada tujuan yang ^Soedalhar, PUPA dan Landreform, Beberapa Undang- undang dan Peraturan Hukum Tanah, Karya Bhakti, Surabaya, 1 9 ^ , h.3.

  3

  disebutkan di atas, negara dapat memberikan tanah yang de- mikian itu kepada seseorang atau badan hukum aengan suatu hak menurut peruntukkan dan keperluannya, misainya : hak milik, hak guna usaha, hak pakai, dan sebagainya. Atau memberikannya dalam pengelolaan kepada suatu Badan Pengu- asa (Departemen, Jav/atan, atau Daereah Swatantra) untuk p dipergunakan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing. Perusahaan Jawatan Kereta Api sebagai suatu badan Penguasa, dengan adanya Penjelasan Umum bagian II alinea 7 tersebut, dapat mendapatkan sejumlah areal tanah yang ki­ ta kenal dengan istilah hak pengelolaan tanah Perusahaan Jav/atan Kereta Api. Sudah menjadi kewajiban Perusahaan Ja- Watan Kereta Api untuk mengslola tanah yang diterima ter­ sebut secara baik dan efisien. Diharapkan tanah-tanah ter­ sebut tidak akan ditelantarkan tanpa manfaat, sebab dengan adanya pehelantaran tanah tanpa manfaat akan dapat memberi peluang untuk dimanfaatkan oleh penduduk secara liar. Seperti telah kita ketahui, dewasa ini banyak ter­ dapat bangunan pemukiman yang didirikan secara liar oleh penduduk, baik yang terdapat di dalam wilayah Eksplotasi 9 Perusahaan Jawatan Kereta Api pada umumnya, maupun yang terdapat di dalam wilayah Perusahaan Jawatan Kereta Api di Kotamadya Surabaya pada khususnya. Pemerintah dapat me-

  2Purnadi purbacaraka dan A^Ridwan Halim, Sendi- sendi Hukum Agraria, Cet.I, Ghalia Indonesia, Jakarta, 198/+, h.77.

  mahami masalah tersebut, hal ini disebabkan oleh karena terbatasnya daerah yang dapat digunakan untuk mendirikan bangunan sebagai pemukiman penduduk, terutama pemukiman di kota sebesar Surabaya ini. Masalah ini menimbulkan permasalahan yang cukup rumit, baik ditinjau dari segi keindahan kota maupim dari segi ketertiban. Beranjak dari masalah-masalah tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan langkali-langkah kon- krit yang memadai dalam menyelesaikan pemukiman liar di wilayah Kotamadya Surabaya.

  • -1. Apakah dasar hukum pemeberian hale pengelolaan oleh negara kepada Perusahaan Jav/atan Kereta Api ? ;

  2. Kewenangan apakah yang akan timbul bagi pemegang hak pengelolaan tersebut ? ;

  3. Bagaimanakah bila terjadi pelanggaran terhadap pe­ laksanaan hak pengelolaan tersebut ?

  2. Pen.jelasan Judul Skripsi ini saya beri judul : "Pendirian Bangunan Pemukiman Secara Liar Oleh. Penduduk di Atas Tanah Hak Pe­ ngelolaan Perusahaan Jav/atan Kereta Api di Beberapa Tempat di Kotamadya Surabaya". Yang dimaksudkan dengan "hak pengelolaan" yaitu hak menguasai atas tanah negara sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pasal 28 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun

  5 1973 jo* l^asal 1 Peraturan Menteri Dalam ITegeri ITomor 1 Tahun 1977, yang memberi wev/enang kepada penegangnya untuk: a. merencanakan penggunaan tanah-tanah tersebut untuk keperluan tugasnya ; b. rnernp ergunakan tanah tersebut untuk keperluan tugas­ nya ; c. memberikan tanah dari bagian-bagian hak pengelola­ an kepada pihak ketiga dengan suatu hak.

  Sedangkan yang dimaksudkan dengan "pendirian bangun­

an pemukiman secara liar" adalah mendirikan bangunan yang

permanen atau tidak permanen untuk bertenpat tinggal tanpa

didasari suatu pemberian ijin dari pemegang hak tersebut*

  Yang dimaksudkan dengan "penduduk" adalah orang-<

orang yang beraaa di Indonesia dan menjadi warga negara

Indonesia.

  3. Alasan Penilihan Judul £ang mendorong saya untuk memilih judul skripsi ini

sebagai suatu topik pembehasan ialah agar r.iasalah yang me-

narik ini mendapat tanggapan yang positif dari kalangan

akademis agar dapat turut serta nemberikan altematif pe-

nyelesaian yang lebih memadax dalam menangani permasalahan

tersebut. A

  1. Untuk melengkapi tugas dan untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar sarjana hukum ;

  2. Untuk membahas macalah psndirian bangunan peir.ukim- an secara liar oleh penduduk di wilayah Xotair.adya Surabaya, atas tanah hak pengelolaan Perusahaan Jawatan Kereta Api*

  5. Iv'etcdologi Saya perlu menegaskan sebeluir^iya, bahv/a metodoicgi

yang saya uraikan ini adalah metodoicgi penuiisan skripsi,

sebagai suatu tulisan ilmiah secara keseluruhan. I£ulai da­

ri tahap pendekatan. masalah sampai x^enyajian datanya, ter-

masuk ruang lingkup permasalahannyao Bisamping itu, tulis­

an ini lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif. Oleh karena itu, saya tidak menonjolkan data kuantitatif

kendati data kuantitatif juga saya peroleh pada waktu me-

lakukan pengumpulan data. Data kualitatif yang saya pero­

leh, bermanfaat sebagai masukan yang kemudian diolah men-

jadi informasi, sehingga dalam penyajiannya data ini sudah

berbentuk informasi, dan buican lagi berbentuk data.

  Skripsi ini ditinjau dari segi analisa data dan pe- nyajiannya, merupakan tulisan deskriptif,analisis. Mak-

sudnya, data yang telah diperoleh diolah sedemikian rupa

sehingga menjadi infomiasi yang siap disajikan.

  Demikian hal-hal umum yang berkaitan dengan metodo-

logi penuiisan. Selanjutnya saya rnenguraikannya tahap demi

tahap dan satu persatu agar lebih jelas.

  7

  1. Ouyek : Semua uentuk bangunan untus pemukiman baik yang diaasari oleh suatu naK atas tanah tertentu mau pun yang didirikan secara liar, diatas tanah hak pe­ ngelolaan Perusahaan Jawatan Kereta Api*

  2. Ruang lingkup : Hak pengelolaan atas tanah yang demi- ifian oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api aan pelaksa­ naan peruntukannya baik untuk kepentingan tugasnya maupun untuk kepentingan pihak ketiga. 3# Pendekatan masalah :

  a. 3erdasarkan aspek praktis, bahwa tidak semua ba. 5 ngunan pemuiciman diatas tanah hak pengelolaan Pe­ rusahaan Jawatan Kereta Api itu didasari oleh suatu hak atas tanah tertentu, aKan tetapi adakalanya terdapat suatu bangunan pemukiman yang didirikan aecara liar.

  b. Berdasarkan aspek yuridis, yakni bahwasannya pe - laicsanaan peruntukan tanah hak pengelolaan Peru - sahaan Jawatan Kereta Api haruslah sesuai dengan diberikannya hak tersebut, menyimpang dari maksud tersebut adalah merupakan pelanggaran. Berdasarkan kedua aspek pendekatan tersebut saya me- lakukan " studi pendahuluan " berdasarkan dokumen bu_ ku-buku dan bahan tertulis lainnya, a k h i m y a saya ber pandangan bahwa masalah tersebut memungkinkan untuk diteliti dalam rangka penulisan ilmiah yang berben - tuk skripsi ini.

  Sumber data :

  a. Jiahan kepustakaan yang aerupa dokumen, buku-bu&u, majalah, dan bahan-bahan ^ertulis lainnya yang ter dapat di perpustakaan Uni vers It as Airlangga Sura** baya maudlin koleksi pribadi.

  b. Informasi dari Prusahaan jawatan iiereta Api yang berupa bahan tulisan yang berhuDungan u.engan pe- laksanaan perun^ukan tanah hak pengeiolaan Peru- sahaan Jawatan Kereta Api. Cara pengumpulan data : a* Jenis penelitian : Tl Penelitian kasus " yakni me- lakukan penelitian terhadap beberapa bangunan pe- mukiman, baik yang didasari hak atas tanah terten tu maupun yang dibangun secara liar dibeberapa tempat di wilayah kecamatan Gubeng.

  b. Model pendekatan : " One Shoot Model " yaitu me- lakukan penelitian untuk pengumpulan data dengan satu kali pengumpulan pada penelitian yang samat c* Bahan-bahan bacaan, baik yang berbentuk buku, ma^ jalah ataupun bahan tertulis lainnya* Ditinjau dari isinya, bahan-bahan bacaan tersebut ada yang sudah berupa informasi dan aaa yang ma- sih berupa data, d...Tehnik atau metode :

  1. Observasi, yakni melakukan pengamatan dalam rangka meitfperoleh petunjuk kearah pemecahan.

  9

  2. Wawancara tidak berstruktur, yaitu melakukan wa­ wancara dengan beberapa penghuni bangunan pemu- kiman di areal tanah hak pengelolaan Ferusahaan Jawatan Kereta A p i # baik yang didasari oleh hak atas tanah tertentu maupun yang didirikan secara liar.

  6. Pengolahan dan analisa data : Data yang telah terkumpul selanjutnya saya pelajari dan saya olah sedemikian rupa sehingga menjadi infor- masi yang siap disajikan. Kemudian saya memaparkannya kembali dalam skripsi ini sekaligus menganalisanya.

  6. Pertanggung.iawaban Sistematlka Penulidan skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, sehingga penulisan ini diharapkan merupakan satu kebulatan uraian. Fendahuluan saya letakkan dalam bab I, karena di dalam pendahuluan diuraikan segala permasalahan, serta langkah- langkah yang akan dibahas dalara skripsi ini. Dasar hukum pemberian hak pengelolaan oleh negara kepada Perusahaan Jawatan Kereta Api, akan saya bahas da­ lam bab II, karena di dalam bab ini akan diuraikan terle- bih dahulu dasar-dasar hukum adanya pemberian hak penge­ lolaan oleh negara kepada Perusahaan Jawatan Kereta Api. Sedangkan di dalam bab III akan dibahas mengenai kewenangan yang timbul bagi Perusahaan Jawatan Kereta Api sebagai pemegang hak pengelolaan, karena di dalam bab ini

  10

  akan diuraikan tentang kewenangan-kewenangan yang timbul dengan adanya pemberian hak pengelolaan kepada Perusahaan Jawatan Kereta Api, aetelah dalam bab sebelumnya te-lah diuraikan mangenai dasar-dasar hukumnya. Selanjutnya di dalam bab IV akan dibahas tentang pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam prakteknya a- tas tanah hak pengelolaan tersebut, serta dibahas pula' mengenai dasar-dasar hukum dan upaya yang digunakan untuk menindak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Bab ini menguraikan tentang kenyataan dalam prakteknya, yaitu le- bih banyak mengemukakan data-data yang ada selama ini, khususnya yang raenyangkut tanah dengan hak pengelolaan Perusahaan Jawatan Kereta Api. Pada akhir penulisan skripsi ini, saya kemukakan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dimaksudkan untuk membe- rikan gambaran secara ringkas mengenai hasil penelitian serta penulisan, Sedangkan saran, dipandang■sangat bergu- na dalam rangka perkembangan dan pembentukan hukum nasio- nal dalam bidang keagrariaan, khususnya yang menyangkut hak pengelolaan.

BAB II DASAR HUKUK PSKBERIAN HAX PENGELOLAAN OLEH NEGARA KEPADA PERU3AHAAN JAWATAN K3RETA API Persoalan tentang tanah dan kehidupan manusia, mem-

  punyai arti yang sangat penting dan erat sekali hubungan- nya dengan manusia. Tanah merupakan sumber kehidupan bagi mereka yang mencari nafkah dalam bidang pertanian. Tanah disini dapat dinilai sebagai suatu harta yang bersifat permanen, dalam arti manusia tidak dapat dipisahkan dari tanah. Undang-Undang Dasar 194-5 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia, mengatur masalah pertanahan yang ter- tuang dalam pasal 33 ayat 3, yang berbunyi : "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemaknuran rak- yat"

  Pasal ini mengandung pengertian bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dalam tingkatan yang tertinggi dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sejak tanggal 24 September 1960, yaitu tanggal di- berlakukannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang ^Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-un­ dang Dasar ,~Pedoman Fenghayatan dan Pengamalan Pancasila, Ketetapan HPR No.II/MPR/19 7 8 , Cicero Indonesia, 1983, h.20.

  11

  12 P o k o k - p o k o k A g r a r i a , m a k a u n t u k p e r t a m a k a l i n y a t e r d a p a t

  s u a t u p e r a t u r a n y a n g b e r l a k u s e c a r a n a s i o n a l m e n g a t u r t e n t a n g k e a g r a r i a a n . D i m a n a u n d a n g - u n d a n g i n i m e r u p a k a n p e l a k s a n a a n d a r i i s i p a s a l 33 a y a t

  3 U n d a n g - u n d a n g 1945* N e g a r a s e b a g a i o r g a n i s a s i k e k u a s a a n d a r i s e l u r u h r a k y a t

I n d o n e s i a a k a n b e r t i n d a k s e b a g a i p e n g u a s a u n t u k m e l a k s a -

n a k a n u r u s a n p e r t a n a h a n s e s u a i d e n g a n p a n g k a l t o l a k p e n -

d i r i a n d a r i s e l u r u h b a n g s a I n d o n e s i a y a n g t e l a h d i a t u r d a l a m p a s a l 33 a y a t 3 U n d a n g - u n d a n g D a s a r 1945 t e r s e b u t .

  • k e k u a s a a n y a n g d i m a k s u d k a n , s e p e r t i y a n g s a y a u r a i k a n s e b e l u m n y a d a l a m b a b i n i j u g a , y a i t u m e n g e n a i s e m u a h a l y a i i g b e r h u b u n g a n d e n g a n b u m i , a i r , d a n r u a n g a n g k a s a . J a d i b i s a d i s i m p u l k a n m e n y a n g k u t s e m u a h a l y a n g b e r h u r » b u n g a n d e n g a n b u m i , a i r , r u a n g a n g k a s a d a n s e l u r u h k e ­ k a y a a n a l a m y a n g t e r d a p a t d i d a l a m n y a , b a i k y a n g s u d a h d i h a & i o l e h s e s e o r a n g m a u p u n y a n g t i d a i c * S e i c u a s a a n n e ­ g a r a m e n g e n a i t a n a h y a n g s u d a h d i p u n y a i o r a n g d e n g a n s u ­ a t u h a k , m a k a d i b a t a s i o l e h i s i h a k i t u , a r t i n y a s a m p a i s e b e r a p a n e g a r a m e m b e r i k e k u a s a a n k e p a d a y a n g m e m p u n y a i h a k u n t u k m e n g g u n a k a n h a m x y t t , s a m p a i d i s i t u l a h b a t a s -

    b a t a s m e n g e n a i k e k u a s a a n n e g a r a t e n t a n g b u m i , a i r , r u a n g

    a n g k a s a , d a n s e l u r u h k e k a y a a n a l a m y a n g t e r k a n d u n g d i -

  5 d a l a m n y a .

  ^ P u r n a d i P u r b a c a r a k a , a . R i d w a n H a l i m , S e n d i - s e n d i H u k u m ‘A g r a r i a , G e t . I , G h a l i a I n d o n e s i a , J a k a r t a , i y 8 4 , h 7 9 2 .

  13 Kekuasaan negara atas tanah yang tidak dipunyai dengan

  suatu hak oleh seseorang atau pihak lainnya, adalah le- bih luas dan penuh. Dengan berpedoman pada tujuan yang terdapat da­ lam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945* serta pe- laksanaan lebih lanjut oleh pasal 1 ayat 2, pasal 2 a- yat 1, dan pasal 2 ayat 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960, maka negara sebagai penguasa tertingg,i dapat raem- berikan tanah dengan hak tertentu menurut keperluan dan peruntukannya kepada seseorang atau badan hukum. Misal- nya : memberi hak pakai, hak milik, hak guna usaha, atau hak pengelolaan kepada badan penguasa (Departemen, Jawat­ an, atau Daerah Swatan-tra) untuk dipergunakan bagi ke- lancaran tugas-tugasnya

  1 . Hak-hak Atas Tanah Menurut Undang-undang Nomor 5

  Tahun 1960 Dengan adanya Undang-undang ini, maka semua hak- hak atas tanah hukum barat dan hukum adat dihapuskan, sekarang yang ada hanyalah hak-hak atas tanah menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960. Namun dengan adanya Un- dang-undang ini tidak berarti sifat dualisme dalam bidang keagrariaan di Indonesia benar-benar telah terhapus. Sifat dualisme itu masih ada, akan tetapi bukan merupakan sifat dualisme eksternal seperti yang terdapat adanya 6 Ibid., h.92.

  14 perbandingan antara hak atas uanah hukum barat dan hukum adat* Duaiisme itu bersifat internal, yaitu maoih oanyak terdapat hak-hak atas tanah yang diatur oleh hukum adat sexain uerlakunya hak-hak atas tanah menurut Undang-undang Nomor 5 Taftun ly60, namun hal ini tidak sampai mtsnimbul.tr kan masalah yang serius, Seperti kita ketahui bahwa Un dang-undang Jflomor 5 Tahun I960 adalah merupakan pelakao,- naan hukum adao dalam bidang pertanahan, sedangkan huKtim auat adalah merupakan perwujudan daripada pembencukan Undang-undang Nomor i> Tahun I960, Antara Undaug-and:m0 Nomor 5 ^ahun 19bw u.an hukum adat terdapat hubuugan secara fungsional. Di dalam pasal !? Undang-undang flomor 5 Tahun 1 % U berbunyi : Hukum Agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah hukum adat, sepanjang tidak bertentang- an dengan kepentingan nasional dan negara, yang ber- dasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan yang tercantum dalam Undang-undang ini dan dengan peraturan perundangan • lainnya, segala sesuatu dengan mengindanfran unsur- unsur yang bersandar pada hukum agama.7 oelain itu sebagai bu&ti bahwa nukum agraria adalah ber- dasarkan hukum adat, maka nal ini dapat juga kixa linat pada pasal 3 Undang-unucmg Nomor 5 Tahun I960, yang, ber­ bunyi : Dengan mengingat ketentuan-ketentuan pasal 1 dan 2 pelaicsanaan nak uikpy&t dan hak-hak serupa itu dari ma- syarakat huicam adat sepanjang menurut kenyataannya masih aua harus sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kepen­ tingan nasional dan negara, yang berdasarkan atas persa- ^ u m a d i Puroacaraka, A* Kidwan Halim, op. c i t .,

  15 tuan bangsa serta tidak boxeh bertentangan dengan undang- tuiaaiig uan peraturan lain yang lebih tinggx. Demikian bu- ngti pasal 3 Unuang-undang Nomor 5 Tahun iy6o yang dida- lamnya dapat kita simpuikan bahwa walaupun hak ulayat itu diatur menurut huKum adat, akan tetapi-*ol<=h Undang-undang Nomor b Tahun I960 masin diaicui keberadaannya, sepanjang nal ini tidak bertentangan dengan persatuan dan kesatuan bangsa. Menurut pasal 4 undang-undang Nomor 5 Tahun I960 yang berbunyi : Aoas dasar hak menguasai dari negara se­ bagai yang dxmaksud dalam pasal 2 ditentukan adanya hak ataa pGjrrankaan bumi, yang disebut tanah , yang dapat^di- diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain, serta badan-badan hukum. Sedangkan pasal *+ ayau 2 ber- bunjd : haK-hait atas tanah yang dimaicsud dalam ayat v1 )

  pasal ini memberi wewenang unuuk mempergunakan tanah yang oersangkutan, demikian pula i,uouh bumi dan air ser­ ta ruang angkasa yang ada diatasnya, stsKedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhuiiungan dengan peng- guna.au tanah itu dalam batas-batas menurut Undang-undang ini dan peraturan-peraturan hukum lain yang iebih ting- ®j?umaui Purbacax-aka, A. Ridwan HajLim, loo, oit.

  I S

  Dengan adanya pasal 4 ayat 1 dan pasal 4 ayat 2 Undang-undang J^omor 5 Tahun.:.!960, secara lebih terperin_ ci dan lebih jelas disebutkan dalam pasal 16 ayat 1 Undang-undang Womor 5 Tahun 19&0 tentang macam-macam hak atas tanah, yaltu sebagai berikut : a* Haic milik ;

  b. Hak guna usaha*,;

  c. Hak guna bangunan;; d* Hak pakai* ; e* Hak sewa-;

  /3

  f. hak membuka tanah;;

  g. Hak memungut hasil hutan ■;

  h. Skk-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak terse_ but di .atas yang akan -•dite&afjkan dengan Undang-undang serta-:.hak-hak yang sifatnya sementara sebagai yang disebutkan dalam pasal 53* jjemikianlah mac am-mac am hak atas tanah menurut Undang-undang Nomor 5 *£ahun 1960o Dengan adanya macam- mac am hak atas tanah menurut undang-undang~±ni maka §e- mua hak-hak atas tanah menurut hukum barat, seperi mi- salnya :

  1. Hak opstal; 2 0 Hak erpacht;

  3. Hak eigendom Sekarang sudah tidak ada lagi, karena sudah dikon- versi oleh undang-undang ini dan disesuaikan dengan

  17 m&cam-macam hale sepert-i yang oertuang dalam pasal 16 ayat 1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 196u. Demikian halnya dengan ha*. atas tanah menurut hukum adat, pelaicsanaan hak-hak mauam ini harus aelalu aesuai dengan persa^uan dan kesatuan bangsa Indonesia seperti yang termaksuu da- lam pasal 3 dan pasal 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun 19bO tersebut.

  2. Subyek H.ak Atas- T a nah M enurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1^60 Dengan berlakunya Undang-undang Womor 5 Tahun I960, ma£a yang dapao memiliki haic atas tanah hanyaiah. warga negara Indonesia saja, yang mana hal ini se»uai dengan azaz Kebangsaan yang terdapat dalam pasal 1 Un- dang-undang Nomor 5 Tahun I960 tersebut, yang berbunyi: 1. seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari seluruh rakyat Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia ; 2. seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk keka- yaan alam'yang terkandung di dalamnya dalam wilayah. Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah bumi, air dan ruang nagkasa bangsa Indo­ nesia dan merupakan kekayaan nasional ; 3. hubungan antara bangsa Indonesia dan bumi, air serta ruang angkasa termaksud dalam ayat (2) pasal ini adalah hubungan yang bersifat abadi ;

  18 4* dalam pengertian bumi, selain permukaan bumi, ter- masuk pula tubuh bumi di bawahnya serta yang berada ai bawah air ; 5. dalam pengertian air termasuk baik perairan pedalam- an. maupun laut wilayah Indonesia ; 6. yang dimaksud dengan ruang angkasa ialah ruang di a- tas bumi dan air tersebut pada a£at (4) dan (5) pa­ sal ini. T.enurut pasal 9 ayat 1 Undang-undang Uomor 5 Ta- nun I960, dalam bunyinya menyatakan bahwa hanya warga negara Indonesia yang dapat mempunyai hubungan sepe;;uh-- nya dengan bumi, air dan ruang angkasa, dalam batas-ba- tas ketentuan pasal 1 ayat 2. Sedangkan pasal 9 ayat 2 menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara Indonesia, baik laki-laKi maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh hak atas tanah serta untuk mendapat u*- mani'aat dan hasilnya baik bagi diri sendiri maupun ice- luargsnya. Suatu hal yang tidak boleh Kita lupakan dalam membahas tentang subyek hak atas tanah di Indonesia ialah banwasannya subyek hukum di Indonesia bukaniah hanya orang semata, akan tetapi tfadan-badan hukum yang didirikan menurut Hukum Indonesia dan berkedudukkan di- lndonesia juga termasuic di dalamnya. Subyeic hukum ai Indonesia selain orang adalah badan hukum .

  19 Hak dan kewajiban yang dimiliki oleh orang sebagai su-? byek nukum juga dimiliki oxen badan-badan hukum. ulen karena itu apabila orang; uianggap sebagai subyek hak axas tanah di Indonesia maka badan-badan hukum harus juga dianggap demikian. Sebagai bukti untuk menduitung f pendapat saya ini, maka bisa Kita lihax pada pasal 36 Undang-unaang Eomor 5 xahun I960 yang menyatakan bahwa yang dapat mempunyai hak guna bangunan ialah :

  a. warga negara Indonesia ;

  b. badah-badan hukum yang didirikan menurut hukum In­ donesia dan berkedudukkan di Indonesia. Sebagai bukti yang lain maka bisa kita lihat pa-» da pasal 30 Undang-undang Nomor 5 Tahun I960 yang me­ nyatakan bahwa yang dapat mempunyai hak guna usaha ia­ lah :

  a. warga negara Indonesia ;

  b. badan-badan hukum yang didirikan menurut hukum In­ donesia dan berkedudukkan di Indonesia. Beranjak dari pasal 9 ayat 1 dan ayat 2, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwasannya tanah-tanah yang terdapat di seluruh wilayah Negara Republik Indo­ nesia adalah untuk memsniiiiiii kebutuhan sialuruh bangsa dan rakyat Indonesia, serta dengan adanya pengakuan bahwa badan hukum merupakan subyek hak atas tanah maka sebagai konsekiaensi ialah apa yang term&ksud dari isi

  pasal 9 ayat 1 juga berlaku terhadap badan-badan hukum

  20

  yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukkan di Indonesia* menurut pasal 20 ayat 1, dikatakan bahwa haK mi- lik adalah meirupakan hak turun temurun, terkuat dan ter- penuh yang dapat dipunyai atas tanah. Sedangkan menuruc

  pasal 21 ayat ? oahwa hanya warga negara Indonesia yang_ ^apat mempunyai nak mil±k<> Jadi, beranjak dari pasal 20 ayat 1 JO pasal 21 ayat 1 dapat dikatakan bahwa hanya warga negara Indone­ sia saja yang dapat mempunyai hak milik atas tanah. Hal ini tidak berarti bahwa urang asing adalah dilarang sepenuhnya untuk menguasai tanah dengan hak-hak atas ta­ nah tertentu selain hak milik. Bagi orang asing terbuka kemungkinan untuk menguasai tanah dengan hak pakai atau hak sewa, yang merupakan hak atas tanah berjangKa waktu pendek dan wewenangnya terDatas. Dalam pasal 42 Undang- undang Nomor 5 Tahun 1^60 disebutkan bahwa yang dapat mempunyai hak pakai ialah :

  a. warga negara Indonesia ;

  b. orang asing yang berkedudukkan di Indonesia ; c . badan-badan hukum yang didirikan menurut hukum Indo­ nesia dan berkedudukkan di Indonesia ;

  d. badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indo­ nesia. Dari pasal 42 tersebut bisa kita lihat suatu kes* mungkinan bagi orang, asing untuk menguasai tanah dengan

  21 hak atas tanah tertentu selain hak milik, c&alam hai ini adalah hak pakai. Dalam pasal 45 disebutkan bahwa yang menjadi pemegang hak sewa ialah :

  a. warga negara Indonesia ;

  b. orang asing yang berkedudukkan di Indonesia ;

  c. badan-badan hukum yang didirikan menurut hukum Indo­ nesia dan berkedudukkan di Indonesia ;

  d. badan-badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di- Indonesia. Dari pasal 45 tersebut bisa kita lihat kemungkinan. orang asing menguasai tanah dengan hak atas tanan tertentu selain hak milik, dalam hal ini adalah hak sewat M e n u r u t *pasal 21 ayat 3 dikatakan bahwa orang asing yang mempunyai hak milik sesudah berlakunya Un - dang-undang Nomor 5 Tahun I960 ini wajib melepaskan hak tersebut dalam ^angka waktu 1 tanun, dan hal ini juga berlaku bagi warga negara Indonesia yang sesudah ber- laKunya undang-undang ini kenilangan kewarganegaraannya, jika sesuadah jangka waktu tersebut lampau, tanah'.ter­ sebut tidak dilepaskan, maka haic tersebut hapus dan ta^ nahnya menjadi tanah negara.

  3. Hak Pengeioiaan perusahaan oawatan Kereta Api Daiam perumusan mac am-mac am ha& yang tertuang da­ lam pasal 16 ayat 1 Undang-umdamg Nomor 5 Tahun I960 tidak disebutkan ataupun diainggung mengenai hak penge-

  22

  lolaan. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya pada bab ini 3uga, bahwa mengenai hak pengelolaan disinggung pa£a Penjel^san Umum Bagian II alinea 7 yang menyatakan bahwa Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan tertinggi dapat memberikan tanah dengan hak tertentu menurut keperluan dan peruntukannya kepada seseorang atau badan hukum atau memberikan hak pengelolaan kepada badan penguasa (Depar- temen, Jawatan, dan Daerah Swatantra) untuk dipergunakan bagi kelancaran tugas-tugasnya. Fenurut pasal 28 Peraturan Menteri Dalam Negeri No­ mor 5 Tahun 1973, disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan hak pengelolaan adalah hak atas tanah Negara seperti yang dimaksudkan Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965 - Menurut pasal 1 Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965 disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan hak atas ta­ nah Negara adalah hak penguasaan atas tanah Negara sebagai yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1953, yang diberikan kepada Departemen-departemen, Direk- torat-direktorat dan Daerah-daerah Swatantra sebelum ber- lakunya peraturan ini sepanjang tanah-tanah tersebut hanya dipergunakan untuk kepentingan instansi-instansi itu sen- diri dikonversi menjadi hak pakai, sebagai yang dimaksud dalam Undang-undang Pokok Agraria, yang berlangsung sela- ma tanah tersebut dipergunakan untuk keperluan itu oleh

  9 instansi yang bersangkutan. q ^Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia« Himpunan Peraturan-peraturan Hukum Tanah, Djambatan, Jakarta, 1986, h.378

  23 Menurut pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Ta­

  hun 1953 Tentang Peguasaan Tanah-tanah Negara, disebutkan:

  a. tanah Negara, ialah tanaia yang diicuasai penun olen Negara ;

  b. Jawatan, ialah Organisasi suatu jcementerian yang ber- diri aenairi, yebagai yang dimaicsud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tanun 1952."^ Menurut pasal 1 peraturan pemerintah Nomor 20 Tahun ly^2, disebutkan : Jawakan adalah suauu badan m i ­ lik Negara yang bertugas untilk melayani kepentingau so- sial. Sedangkan mengenai perusahaan Jawatan Kereta Api diatur dalaiii Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1959 Tentang : Nasionalisass Perusahaan milik Belanda. Menurut pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1959 disebutkan bahwa Perusahaan kereta api milik iielanda yang terdapat di dalam wilayah Kepublik Indonesia dike- nakan Nasionalisasi. Dengan adanya proses Sasionalisasi yang diatur oleh Peraturan Pemerintah tersebut maka keberadaan Pe­ rusahaan Jawatan Kereta Api di dalam wilayah Negara Ke­ publik Indonesia aaalan seperti yang dimaksudkan oleh penjelasan umum Bagian II alinea ke 7 undang-undang N o ­ mor 5 Tahun I960.

  1 a m d . , h . 1 1 7 . badan hukum. sebagai subyek hukum, hal ini mengandung kon- sekuensi bahv/a subyek hukum tersebut haruslah dianggap se* bagai penyar.dang hak dan kewajiban. Sedangkan pelalcsanaan

daripada hak dan kewajiban tersebut adalah berhubungan

dengan segenap aktivitasnya masing-masing.

  Dalam pasal 29 Peraturan I.Ienteri Dalam Negeri No-

  5

mor Tahun 1973 nenyatakan bahwa hak pengelolaan dapat

diberikan kepada :

  

I.Ienurut pasal 28 Peraturan lienteri Dalam Negeri Nomor 5

Taliun 1973 jo. pasal 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Ho­

mo r 1 Tahun 1977, bisa kita ttemukan mengenai tiga bentuk wewenang yang dimiliki oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api

atas sejumlah tanah-tanah negara yang telah dikuasainya,

yaitu : a. merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang bersangkutan; b. menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelak­ sanaan tugasnya;

  24

  25

  c. menyerahkan bagian-bagian daripada tanah itu kepada pihak ketiga menurut persyaratan yang ditentuican o- leh perusahaan pemegang hak .tersebut, yang meliputi segi-segi peruntukan, penggunaan, jangka waktu dan keuangannya, dengan ketentuan bahwa pemberian hak atas tanah kepada pihak ketiga yang bersangkutan di- lakukan oleh pejabat-pejabut yang berwenang, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. M e n g m g a t bentuK sir at kewenangan^yang dimdiiki oleh Perusahaan Jawatan nerexa Api, maka perluian kira«* nya kita seaikit meneiaah tentang oentuk aan sifat-sifat tanah yarig telaii aikuasai oleh Perusahaan Jawatan iiere- ta Api sebagai pemegang hak pengeloiaan tersebut. ae- dangkan tanan-tanan yang dikuasai oleh perusahaan da- watan Aereta Api terbagi dalam tiga golongan kategori yaitu : 1* tanah yang menyangkut bidang operasional, dajam hal ini yang dimaksud dengan tanah operasional adalah tanah yang sepenuhnya digunakan untuk kegiatan-kegi- atan tugas Perusahaan Jawatan Kereta Api, misalnya untuk pembangunan rel kereta api, pembangunan gedung untuk lcantor, dan lain-lain. 2. tan ail-tan ah penunjang operasional, misalnya tanan-; tanah yang digunakan unxuk areal perumahan bagi kar^ yawan dan karyawati Perusahaan Jawatan Kereca Apio

  26

  3. tanah-tanah untuk cadangan, uaik untuk cadangan ;jang- ka panjang maupun jangka pendek. Dengan adanya perincian mengenai bentuic uan si- fat-sifat tanah yang i;eiah dikuasai oleh Perusahaan Ja­ watan Kereta Api sebagai pemegang nan peng-l^laan, maka dapatlah kirtaiya kita mengnubungkan antara &ewenangan yang dimiiiKi olen Perusahaan J«»w.-.tan Kereua Api aepexti yang oer^uang daxum pas»l 28 Peraturan Mentex-i x/alam Ne- geri nomor 'd Tahun i97j Ju pa. al 1 ayat x PeraLurttu Men- teri Dalaai Ne^eri Nomor 1 rahun 1977 -engan sejiunlah ta- nan yang u i & u a s a m y a terseout untuic kemuaian axhubung- kan dengan permasalahiin yang konKriu, Dalam tdrti Dagai- mana piha& Perusanaan Jawatan Kereta Api menj aiamcaii Kewenangan atas sejumlah areal uanah-tanah yang texah aikuasainya, baik untuk kepentingan langsung dengan ke- lancaran tugas-tugasnya maupun yang akan diserahkan ke$- pada pihak ketiga, Beranjak dari perincian tentang kewenangan yang dimiliki oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api sebagai pe­ megang hak pengelolaan yang telah menguasai sejumlah areal tanah-tanah, maka dapatlah ki&a bedakan kewenang- an-kewenangan tersebut menjadi dua bagian, yaitu :

  1. Kewenangan untuk menggunakan sendiri, demi kelancaran tugas-tugasnya.

  27